Anda di halaman 1dari 21

OPTIMALISASI PEMANFAATAN DANA DESA UNTUK

MEWUJUDKAN DESA MANDIRI DI DESA NANGA MBALING


KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

PROPOSAL

OLEH
1. ZUFRIZAL A.K. BALIDO (2033210033)
2. MARIA YOSEFINA HOAR (2033211039)
3. SILVESTRA UDUK LEKI (2033211044)
4. MUHAMMAD A. MOLBANG (2033211057)
5. DELLABILLA ACHMAD (2033211127)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG
2023

i
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DANA DESA UNTUK
MEWUJUDKAN DESA MANDIRI DI DESA NANGA MBALING
KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

Oleh :

KELOMPOK 4

1. ZUFRIZAL A.K. BALIDO (2033210033)


2. MARIA YOSEFINA HOAR (2033211039)
3. SILVESTRA UDUK LEKI (2033211044)
4. MUHAMMAD A. MOLBANG (2033211057)
5. DELLABILLA ACHMAD (2033211127)

disetujui pada tanggal…………

Oleh

Pembimbing

Taslim Daeng M., SE, MM

ii
KATA PENGANTAR

Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, demikian kata untuk mewakili atas

segala karunia dan nikmat-NYA. Jiwa ini takkan henti bertauhid ata s anugerah pada

detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu, Sang Khaliq.

Proposal ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang

kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Demikian juga dalam penulisan

ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam

keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini

selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang

lingkup Fakultas Ekonomi terkhususnya Program Studi Manajemen Universitas

Muhammadiyah Kupang.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini.

Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terimah kasih kepada: Bapak Taslim Daeng.,

MM selaku Dosen Pembimbing sekaligus Dosen Pengampu mata kuliah Seminar

Manajemen Keuangan, dan Teman-teman Kelompok 4 yang Sudah berpartisipasi penuh

dalam penulisan Proposal ini.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan

kritikan dan saran dari berbagai pihak, yang bersifat membangun. Semoga proposal ini

dapat memberikan manfaat. Aamiin Yarabbal Alamin.

Kupang,Mei 2023

Kelompok 4

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................................

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................

C. Tujuan Penelitian......................................................................................................

D. Manfaat Penelitian....................................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1...................................................................................................................Kajian Teori
.....................................................................................................................................
A. Konsep Optimalisasi Pemanfaatan Dana Desa (DD)……………………4
B. Konsep Desa dan Perangkat Desa…………………………………. 5
C. Peringkat Desa (IDM)………………………………………………..6
D. Indikator masing-masing Indeks Ketahanan………………………..6
2.2.Penelitian Terdahulu…………………………………………………7
2.3.Kerangka Konsep…………………………………………………….9

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.........................................................................................................Lo
kasi danWaktu Penelitan.................................................................10

3.2.........................................................................................................Po
pulasi dan Sampel...........................................................................10

v
3.3.........................................................................................................Je
nis dan Sumber Data.......................................................................10

3.4.........................................................................................................Te
knik Pengumpulan Data..................................................................12

3.5.........................................................................................................Te
knik Analisis Data...........................................................................13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menjelaskan bahwa
Desa pada tahun 2015 akan mendapatkan kucuran dana sebesar 10% dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana yang masuk ke Desa
tersebut dinamakan Dana Desa. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2014 Tentang dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara sebagaiamana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 Tentang perubahan kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2014 Tenang dana Desa yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada pasal 1 ayat (2) disebutkan
bahwa dana desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang diperuntukan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat (Lutfhi Nur Fahri,
2017).
Desa dipandang masih jauh tertinggal dibandingkan dengan kota baik
dari segi ekonomi, kesejahteraan, pendidikan dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Pemerintah banyak melakukan program untuk mendorong percepatan
pembangunan pedesaan, tetapi hasilnya belum signifikan dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa. Salah satu faktor penyebab kegagalan
pembangunan desa karena adanya campur tangan pemerintah sehingga
berdampak pada terhambatnya kreativitas serta inovasi masyarakat desa dalam
pengelolaan dan perekonomian desa.
Budiono (2015) menjelaskan salah satu cara untuk mendorong
pembangunan di tingkat desa adalah pemerintah desa diberikan kewenangan
oleh pemerintah pusat mengelola secara mandiri lingkup desa melalui Lembaga-
lembaga ekonomi di tingkat desa.
Desa mandiri adalah desa yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
tanpa tergantung dari bantuan pemerintah. Beberapa faktor yang mempengaruhi
suatu desa menuju desa mandiri, adalah potensi sumber daya alam, potensi
pembeli (pasar), kelembagaan, dan budaya lokal. Konsep desa mandiri adalah
pola pengembangan pedesaan berbasis konsep terintegrasi mulai dari subsistem
input, subsistem produksi primer, subsistem pengolahan hasil, subsistem
pemasaran, dan subsistem layanan dukungan (Fatmawati, Lukman Hakim,
Mappamiring, 2020).
Pendapatan asli desa seharusnya dapat membiayai seluruh atau
Sebagian besar belanja desa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ferdian (2013), Pengaruh alokasi dana desa dan pendapatan
asli desa (PAD). Studi yang mengkaji tentang penggunaan dana desa telah
dilakukan oleh sejumlah peneliti terdahulu, misalnya penelitian yang
dilakukan oleh Baura (2014), Aljanna (2013), Hafide (2016), Tangkuhamat
(2017), Ridha (2014), Jamaluddin (2018), Afriliyanto (2017), Mahfudz
(2009), Faisaldan Nain (2017), dan Muslihah (2019). Studi ini melengkapi
penelitian seputar desa sebagaimana desa tersebut keharusannya. Penelitian
ini merupakan penelitian pertama yang mengkaji tentang Optimalisasi
Pemanfaatan Dana Desa Pada Desa Nanga Mabling Kecamatan Sambi
Rampas Kabupaten Manggarai Timur.
Desa Nanga Mbaling merupakan salah satu desa yang berada di
Kecamatan Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sama seperti halnya wilayah desa lain konsentrasi dalam proses
pembangunan pemanfaatan bantuan dana desa selalu diprioritaskan dalam
menunjang pemangunan social ekonomi pemberdayaaan dan kesejahteraan
masyarakat desa. Banyak dampak konsentrasi pembangunan yang diberikan
oleh pemerintah desa Nanga Mbaling. Sehubungan dengan apa yang
diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul “Optimalisasi Pemanfaatan Dana Desa Untuk Mewujudkan Desa
Mandiri Di Desa Nanga Mbaling Kabupaten Manggarai Timur”

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas, sehingga
penelitian ini mengkaji tentang pemanfaatan dana desa untuk pemberdayaan

2
masyarakat di desa Nanga Mbaling Kabupaten Manggarai Timur. Rumusan
permasalahan secara rinci sebagai berikut:
1. Bagaimana optimalisasi pemanfaatan dana desa (DD) dalam mewujudkan
desa nanga mbaling mandiri di tinjau dari indeks ketahanan social (IKS)
2. Bagaimana optimalisasi pemanfaatan dana desa (DD) dalam mewujudkan
desa nanga mbaling mandiri di tinjau dari indeks ketahanan ekonomi (IKE)
3. Bagaimana optimalisasi pemanfaatan dana desa (DD) dalam mewujudkan
desa nanga mbaling mandiri di tinjau dari indeks ketahanan lingkungan (IKL)
1.3.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pembahasan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui dampak optimalisasi pemanfaatan dana desa (DD) dalam
mewujudkan desa nanga mbaling mandiri di tinjau dari indeks ketahanan
social (IKS).
2. Untuk mengetahui dampak optimalisasi pemanfaatan dana desa (DD) dalam
mewujudkan desa nanga mbaling mandiri di tinjau dari indeks ketahanan
ekonomi (IKE).
3. Untuk mengetahui dampak optimalisasi pemanfaatan dana desa (DD) dalam
mewujudkan desa nanga mbaling mandiri di tinjau dari indeks ketahanan
lingkungan (IKE).
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menanmbah literatur Ilmiah berkaitan dengan pemanfaatan dana desa dan
juga pedalaman ilmu terkhususnya ilmu ekonomi.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukkan bagi pemerintah desa dalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat desa Nanga
Mbaling Kabupaten Manggarai Timur.
b. Sebagai pijakan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang mengkaji tentang
dana desa

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori

A. Konsep Optimalisasi Pemanfaatan Dana Desa (DD)


Optimalisasi berasal dari kata dasar optimal yang berarti yang terbaik.
Jadi Optimalisasi adalah proses pencapaian suatu pekerjaan dengan hasil dan
keuntungan yang besar tanpa harus mengurangi mutu dan kualitas dari suatu
pekerjaan. Pengertian optimalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah optimalisasi berasal dari kata optimal yang berarti terbaik, tertinggi jadi
optimalisasi adalah suatu proses meninggikan atau meningkatkan. Optimalisasi
dapat diartikan sebagai suatu bentuk mengoptimalkan sesuatu hal yang ada
ataupun merancang atau membuat sesuatu secara optimal. Menurut winardi
(1999:363) optimalisasi adalah ukuran yang menyebabkan tercapainya tujuan
sedangkan jika dipandang dari sudut usaha, Optimalisasi adalah usaha
memaksimalkan kegiatan sehingga mewujudkan keuntungan yang diinginkan
atau dikehendaki. Dari semua uraian tersebut diketahui bahwa optimalisasi
hanya dapat diwujudkan apabila dalam pewujudannya secara efektif dan
efesien (Desmon Mahamurah, Markus Kaunang & Sarah Sambiran, 2017).
Pemanfaatan merupakan turunan kata dari kata ‘manfaat’, yakni suatu
penghadapan yang semata-mata menunjukan kegiatan menerima. Penghadapan
tersebut pada umumnya mengarah pada perolehan atau pemakaian hal-hal yang
berguna baik di pergunakan secara langsung maupun tidak langsung agar dapat
bermnafaat. Sedangkan menurut Badudu (2009:23) dalam kamus umum
Bahasa Indonesia, mengatakan bahwa: “pemanfaatan adalah hal, cara, hasil
kerja dalam memanfaatkan sesuatu yang berguna”
Alokasi Dana Desa (ADD), adalah dana perimbangan yang di terima
kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan belanja daerah
kabupaten/kota setelah di kurangi Dana Alokasi Khusus. Pemerintah Daerah
kabupaten/kota mengalokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja
daerah kabupaten/kota setiap tahun anggaran. ADD paling sedikit 10% dari

4
dana perimbangan yang di terima kabupaten/kota dalam anggaran pendapatan
dan belanja daerah setelah dikurangi dana alokasi khusus (Desmon
Mahamurah, Markus Kaunang & Sarah Sambiran, 2017).
B. Konsep Desa dan Perangkat Desa
Pengertian Desa berasal dari Bahasa India swadesi yang berarti tempat
asal, tempat tinggal, negeri asal atau tanah leluhur yang merujuk pada suatu
kesatuan hidup dengan kesatuan hidup dengan kesatuan norma serta memiliki
batas yang jelas (Yayuk dan Mangku, 2003).
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Purbantara, Pemberdayaan
masyarakat desa menjelaskan bahwa, Pemberdayaan tidak mempunyai
pengertian model tungga, Pemberdayaan memahami sangat berbeda. Menurut
cara pandang orang maupun konteks kelembagaan, politik, dan sosial
budayanya. Ada yang memahami pemberdayaan sebagai proses
mengembangkan, memandirikan, memberdayakan, memperkuat posisi tawar
menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan penekan di segala
bidang dan sector kehidupan.
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Sururi (2015),
Pemberdayaan masyarakat melalui program pembangunan menjelaskan bahwa
Konsep pemberdayaan masyarakat mencakup pengertian pembangunan
masyarakat (community development) dan pembangunan yang bertumpu pada
masyarakat (community-based development) Chamber tahun 1995
(Kartasasmita, 1997). Pemberdayaan masyarakat pendekatan utama dalam
konsep pemberdayaan adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari
berbagai proyek pembangunan tetapi merupakan subjek dari upaya
pembangunannya sendiri.
Pada umumnya pengertian desa dikaitkan dengan pertanian yang
sebenarnya masih bisa didefinisikan lagi berdasarkan pada jenis dan
tingkatannya. Masyarakat desa yaitu masyarakat yang ruang lingkupnya berada
di desa dan cenderung hidup secara tradisional serta memegang adat istiadat.
Menurut P.H Landis terdapat tiga definisi tentang desa yaitu pertama desa itu
lingkungan yang penduduknya kurang dari 2.500 orang, kedua desa adalah
suatu lingkungan yang penduduknya mempunyai hubungan yang saling akrab

5
serta informal satu sama lain dan yang ketiga desa adalah suatu lingkungan
yang penduduknya hidup dari pertanian.
Sedangkan menurut Koentjaraningrat desa adalah suatu komunitas kecil
yang menetap secara tetap di suatu tempat (Rahardjo 2010: 29).
C. Peringkat Desa (IDM)
IDM dapat mengklasifikasi desa dalam lima (5) status yakni: (i) desa
sangat tertinggal; (ii) desa tertinggal; (iii) desa berkembang; (iv) desa maju;
(v) desa mandiri. Klasifikasi tersebut untuk menunjukan keragaman karakter
setiap desa dalam rentang skor 0,27-0,92 IDM. Klasifikasi dalam 5 status
tersebut juga untuk menajamnkan penetapan status perkembangan desa dan
sekaligus rekomendasi intervensi kebijakan yang diperlukan. Status desa
tertinggal, misalnya, dijelaskan dalam dua status desa tertinggal dan desa
sangat tertinggal di mana situasi dan kondisi setiap desa yang ada di dalamnya
membutuhkan pendekatan dan intervensi kebijakan yang berbeda. Menangani
desa sangat tertinggal akan berbeda tingkat afirmasi kebijakannya disbanding
dengan desa tertinggal (Kementrian Desa, Pembangunan Daerah tertinggal dan
Trasmigrasi, 2015).
D. Indikator masing-masing Indeks Ketahanan
Indeks Ketahanan Sosial dimaksud adalah modal social, Kesehatan,
Pendidikan, dan pemukiman.
a. Dimensi Modal Social
Memiliki solidaritas social, Memiliki teloransi, rasa aman
penduduk, kesejahteraan social.
b. Dimensi Kesehatan
Pelayanan Kesehatan, keberadaan masyarakat untuk Kesehatan,
jaminan Kesehatan.
c. Dimensi Pendidikan
Akses ke Pendidikan dasar dan menengah, akses ke Pendidikan non
formal, akses ke pengetahuan.
d. Dimensi Permukiman
Akses ke air bersih, akses ke sanitasi, akses ke listrik, akses ke
informasi dan komunikasi.

6
Indeks Ketahanan Ekonomi dimaksud adalah Dimensi-dimensi ekonomi
yang terkandung.
a. Keragaman produksi masyarakat deas
b. Tersedia pusat pelayanan perdagangan
c. Akses distribusi/logistic
d. Akses ke Lembaga keuangan dan perkreditan
e. Lembaga ekonomi
f. Keterbukaan wilayah
Indeks Ketahanan Ekologi dimaksudkan adalah seluruh dimensi yang
berkaitan dengan dimensi ekologi.
a. Kualitas lingkungan
b. Potensi rawan bencana dan tanggap bencana.
(Kementrian Desa, Pembangunan Daerah tertinggal dan Trasmigrasi, 2016).

2.2. Penelitian Terdahulu

No Nama/tahun Judul Metode Hasil


1 Novianti Analisis Kuliatitatif Secara keseluruhan
Ruru/2017 penerapan deskriptif yaitu Penerapan alokasi
Alokasi dana Data yang dana desa pada desa
Desa dalam dikumpulkan suwaan sudah berjalan
Upaya Berupa kata- Sesuai dengan
meningkatkan kata/ gambar peraturan.
pembangunan
Desa (studi
Kasus desa
Suwaan
kecamatan
kabupaten
minahasa utara)
2 M.Yusuf Analisis Jenis Penelitian yang Secara umun hasil dari
/2018 pengelolaan alokasi digunakan adalah tujuan alokasi dana desa
dana desa di penelitian Kualitatif sudah tercapai, namun
kecamatan mare deskriptif harus bertahap.
kabupaten bone

7
3 Risma Hafid/ Pemanfaatan dana Penelitian penelitian Dari hasil penelitian
2016 desa pembangunan yang digunakan pemanfaatan dana di
desa mangilu adalah kualitatif mangilu sangat
kecamatan bungoro menguntunkan
kecamatan pangkep masyarakat sekitar dan
dalam pengelolaannya
juga melibatkan
masyarakat di dalamnya

4 Dini/ 2010 Hubungan alokasi Metode yang Hasil penelitiannya


dana desa dengan digunakan adalah menunjukan alokasi
pembangunan desa metode kualitatif dana desa memiliki
di kecamatan stabat hubungan yang positif
kabupaten langkat dengan pembangunan
desa di kecamatan stabat
5 Nurliana/201 Pengelolaan Metode yang di Hasil penelitian
3 Alokasi dana gunakan Menunjukkan bahwa
Desa dalam adalah metode Ada proses
pembangunan kualitatif Perencanaan
Fisik di desa Pengelolaan alokasi
sukomulyo Dana desa dalam
kecamatan pembangunan desa di
sepaku Kecamatan sepaku,
pemerintah desa telah
melibatkan masyarakat
desa dalam menyusun
Perencanaan kegiatan
Dan menentukan
kebijakan penggunaan
alokasi dana desa.

8
2.3.Kerangka konsep

Dana desa merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam

peningkatan pembangunan infrastruktur di suatu desa. Dimana

infrastruktur dapat menunjang laju pertumbuhan ekonomi di daerah

tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis

efektifitas pemanfaatan dana desa dalam menunjang pembangunan

infrastruktur desa.

Maka dapat disusun kerangka fikir sebagai berikut:

Desa Nanga Mbaling

Dana Desa

Keterlibatan Masyarakat Optimalisasi Pemanfaatan


Desa Desa

Pembangunan infrastruktur

2.1 Gambar Kerangka konsep

9
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di desa Nanga Mbaling Kecamatan Sambi Rampas

Kabupaten Manggarai Timur. Alasan peneliti memilih desa ini karena desa

Nanga Mbaling merupakan salah satu desa di Kecamatan Sambi Rampas

Kabupaten Manggarai Timur yang sedang marak dilakukan pembangunan desa

dan pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan alokasi dana desa.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dimulai dari bulan Februari

sampai bulan April 2020.

3.2. Populasi dan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel (sampling) dengan

metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan pertimbangan

tertentu, seperti orang yang dianggap lebih mengetahui tentang fenomena yang

diteliti ataupun seorang dengan jabatan tertentu (Sugiyono, 2014:35). Adapun

yang menjadi sampel untuk mendapatkan informasi yaitu Sekretaris Kepala

Desa Nanga Mbaling, bendahara Nanga Mbaling, ketuan B U M G nanga

mbaling, masyarakat desa Nanga Mbaling penerima manfaat dana desa.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Untuk memperoleh data penulis memperoleh dari pengamatan, wawancara,

dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian ini. Sedangkan dalam

penelitian dibedakan atas dua jenis, berdasarkan sifatnya dan berdasarkan

10
sumbernya ;

1. Berdasarkan Jenisnya
 Data Kualitatif
Yaitu data yang berupa kata-kata dan lebih identik dengan sifat
atau karakteristik alih-alih variabel angka, data tersebut diperoleh
dengan menggunakan informan utama yang menjadi subyek
penelitian di desa Nanga Kabupaten Manggarai Timur.
 Data Kuantitatif
Yaitu jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung,
yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan
bilangan atau berbentuk angka, dalam penelitian ini tidak terdapat
data kuantitatif.
2. Berdasarkan sumbernya :
 Data Primer
Yaitu data yang dihasilkan melalui wawancara secara langsung
dengan informan terutama dengan informan kunci, informan
utama dan informan tambahan yang menjadi subjek penelitian di
desa Nanga Mbaling Kabupaten Manggarai Timur.
 Data Sekunder
Data sekunder yaitu data data yang diperoleh dari sumber kedua
yang merupakan perlengkapan meliputi media seperti internet,
jurnal, dan buku yang menjadi referensi dan berkaitan dengan
masalah

11
3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara memperoleh data data yang

diperlukan dalam penelitian antara lain sebagai berikut:

A. Observasi

Observasi merupakan aktivitas penelitian dalam rangka

mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui

proses pengamatan langsung di lapangan. Peneliti berada di tempat itu,

untuk mendapatkan bukti bukti yang valid dalam laporan yang akan

diajukan.

Dalam penelitian Alhamid (2012), Observasi adalah metode

pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana

yang mereka saksikan selama penelitian (Gulo, 2002).

Observasi ini dilakukan dengan cara peneliti mendatangi lokasi

penelitian selanjutnya melakukan pengamatan dan pencatatan tentang

fenomena fenomena yang diteliti di lokasi penelitian yaitu di desa Nanga

Mbaling Kabupaten Manggarai Timur. Dilakukan berulang ulang secara

informal sehingga mampu mengarahkan peneliti untuk sebanyak mungkin

mendapatkan informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian.

B. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan

dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong,

2010). Ciri utama wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka

12
antara pencari informasi dan sumber informasi.

Peneliti melakukan wawancara langsung terhadap informan yang

bersangkutan dengan masalah yang diteliti dan mengajukan beberapa

pertanyaan yang menjadi inti masalah penelitian kepada informan.

selanjutnya para informan ini memberikan jawaban menurut informan

masing masing. Hasil tanya jawab ini direkam dan dicatat untuk

mempermudah penulis dalam melakukan tabulasi data

C. Dokumentasi

Dokumentasi ini digunakan sebagai bukti yang mendukung dalam

pelaksanaan penelitian dokumentasi dalam bentuk foto, rekaman, maupun

catatan hasil wawancara pada saat melakukan penelitian dengan pihak

bersangkutan.

3.5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis


data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
bahan lainnya dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun ke dalam pola, dan membuat
kesimpulan sehingga dapat di pahami dengan mudah. Milen dan Hubermen
(1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif di
lakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas,
sehingga data yang di hasilakan bersifat jenuh. Berikut teknik metode yang
sering di gunakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif.
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data adalah proses perangkuman data dengan cara memilih hal-
hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan
demikian data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya.

13
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data adalah hasil reduksi data yang dapat berbentuk tabel,
grafik, phie card, program, dan sejenisnya yang tersusun secara
sistematis dalam pola hubungan sehingga mudah untuk di pahami.Dalam
penelitian kualitatif, penyajian data cenderum di lakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, dan hubungan antara kategori yang bersifat narasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Afrilianto. 2017. Analisis Dampak Alokasi Dana Desa Terhadap Pertumbuhan


Ekonom.Bogor: Jurnal Ekonomi Pembangunan.

Alfabeta. 2006. Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi dan strateginya).


Jakarta: Bumi Karsa

Annivelorita. 2015. Implementasi Alokasi Dana Desa (ADD) dalam Meningkatkan


Pembangunan Desa, Bandung: Journal Administrasi Negara.

Carwiaka. 2013. Pelaksanaan Otonomi Desa, Jakarta: Kencana.

Fahrul R, 2019.Analisis Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan Perekonomian


Masyarakat, Yogyakarta: Langsa.

Faisal, Nain. 2016. Analisis Implikasi Pelaksanaan Program Dana Desa Terhadap
Kohesi Sosial, Yogyakarta: PustakaPelajar.

Feiby. 2017. Dampak Program Dana Desa Terhadap Peningkatan Pembangunan Dan
Ekonomi, Minahasa: E-Jurnal Unsrat.

Gulo. 2002. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana Prenada

Haryanto. 2015. Studi Pengembangan Ekonomi Lokal Terkait Interaksi Kota- Desa,
Yogyakarta: Ghalia Indonesia.

Hidayat. 2015. Konsep Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Dana Desa,


Surakarta: Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan.

Jamaluddin. 2018. Analisis Dampak Pengelolaan dan Penggunaan Dana Desa


terhadap Pembangunan Daerah, Bandung: Jurnal Ekonomi dan Studi
Pembangunan.

Kartasasmita. 1997. Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta: Bumi Aksara.

Mahfudz. 2009. Analisis Dampak Alokasi Dana Desa (Add) Terhadap Pemberdayaan
Masyarakat Dan Kelembagaan Desa, Bandung: Jurnal Organisasi dan
Manajemen.

Mardikanto. 2010. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Dana Desa,


Yogyakarta: Jurnal Etika Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat

15
Muslihah. 2019. Dampak Dana Desa Terhadap Pembangunan Dan Kesejahteraan
Yogyakarta: Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan.

Moleong. 2008. Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja.


Nursalam, Suardi. 2016. Teori Sosiologi, Yogyakarta: Writing Revolution.
Purbantara. 2019. Pemberdayaan Masyarakat Desa,Yogyakarta: Jurnal Pemberdayaan
Masyarakat Madani.
Purwanto. 2011. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembangunan Desa.
Rahardja. 2010. Pembangunan dan Tata Ruang. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Silalahi, 2009. Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT. Refika Aditama.
Suyanto. 2005. Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana Prenada.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

16

Anda mungkin juga menyukai