Proposal Kel 4 (Revisi) 2
Proposal Kel 4 (Revisi) 2
PROPOSAL
OLEH
1. ZUFRIZAL A.K. BALIDO (2033210033)
2. MARIA YOSEFINA HOAR (2033211039)
3. SILVESTRA UDUK LEKI (2033211044)
4. MUHAMMAD A. MOLBANG (2033211057)
5. DELLABILLA ACHMAD (2033211127)
i
OPTIMALISASI PEMANFAATAN DANA DESA UNTUK
MEWUJUDKAN DESA MANDIRI DI DESA NANGA MBALING
KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
Oleh :
KELOMPOK 4
Oleh
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, demikian kata untuk mewakili atas
segala karunia dan nikmat-NYA. Jiwa ini takkan henti bertauhid ata s anugerah pada
detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu, Sang Khaliq.
kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Demikian juga dalam penulisan
ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam
keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini
selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang
Muhammadiyah Kupang.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini.
Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terimah kasih kepada: Bapak Taslim Daeng.,
kritikan dan saran dari berbagai pihak, yang bersifat membangun. Semoga proposal ini
Kupang,Mei 2023
Kelompok 4
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................
C. Tujuan Penelitian......................................................................................................
D. Manfaat Penelitian....................................................................................................
2.1...................................................................................................................Kajian Teori
.....................................................................................................................................
A. Konsep Optimalisasi Pemanfaatan Dana Desa (DD)……………………4
B. Konsep Desa dan Perangkat Desa…………………………………. 5
C. Peringkat Desa (IDM)………………………………………………..6
D. Indikator masing-masing Indeks Ketahanan………………………..6
2.2.Penelitian Terdahulu…………………………………………………7
2.3.Kerangka Konsep…………………………………………………….9
3.1.........................................................................................................Lo
kasi danWaktu Penelitan.................................................................10
3.2.........................................................................................................Po
pulasi dan Sampel...........................................................................10
v
3.3.........................................................................................................Je
nis dan Sumber Data.......................................................................10
3.4.........................................................................................................Te
knik Pengumpulan Data..................................................................12
3.5.........................................................................................................Te
knik Analisis Data...........................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menjelaskan bahwa
Desa pada tahun 2015 akan mendapatkan kucuran dana sebesar 10% dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana yang masuk ke Desa
tersebut dinamakan Dana Desa. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2014 Tentang dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara sebagaiamana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 Tentang perubahan kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2014 Tenang dana Desa yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada pasal 1 ayat (2) disebutkan
bahwa dana desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang diperuntukan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat (Lutfhi Nur Fahri,
2017).
Desa dipandang masih jauh tertinggal dibandingkan dengan kota baik
dari segi ekonomi, kesejahteraan, pendidikan dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Pemerintah banyak melakukan program untuk mendorong percepatan
pembangunan pedesaan, tetapi hasilnya belum signifikan dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa. Salah satu faktor penyebab kegagalan
pembangunan desa karena adanya campur tangan pemerintah sehingga
berdampak pada terhambatnya kreativitas serta inovasi masyarakat desa dalam
pengelolaan dan perekonomian desa.
Budiono (2015) menjelaskan salah satu cara untuk mendorong
pembangunan di tingkat desa adalah pemerintah desa diberikan kewenangan
oleh pemerintah pusat mengelola secara mandiri lingkup desa melalui Lembaga-
lembaga ekonomi di tingkat desa.
Desa mandiri adalah desa yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
tanpa tergantung dari bantuan pemerintah. Beberapa faktor yang mempengaruhi
suatu desa menuju desa mandiri, adalah potensi sumber daya alam, potensi
pembeli (pasar), kelembagaan, dan budaya lokal. Konsep desa mandiri adalah
pola pengembangan pedesaan berbasis konsep terintegrasi mulai dari subsistem
input, subsistem produksi primer, subsistem pengolahan hasil, subsistem
pemasaran, dan subsistem layanan dukungan (Fatmawati, Lukman Hakim,
Mappamiring, 2020).
Pendapatan asli desa seharusnya dapat membiayai seluruh atau
Sebagian besar belanja desa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ferdian (2013), Pengaruh alokasi dana desa dan pendapatan
asli desa (PAD). Studi yang mengkaji tentang penggunaan dana desa telah
dilakukan oleh sejumlah peneliti terdahulu, misalnya penelitian yang
dilakukan oleh Baura (2014), Aljanna (2013), Hafide (2016), Tangkuhamat
(2017), Ridha (2014), Jamaluddin (2018), Afriliyanto (2017), Mahfudz
(2009), Faisaldan Nain (2017), dan Muslihah (2019). Studi ini melengkapi
penelitian seputar desa sebagaimana desa tersebut keharusannya. Penelitian
ini merupakan penelitian pertama yang mengkaji tentang Optimalisasi
Pemanfaatan Dana Desa Pada Desa Nanga Mabling Kecamatan Sambi
Rampas Kabupaten Manggarai Timur.
Desa Nanga Mbaling merupakan salah satu desa yang berada di
Kecamatan Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sama seperti halnya wilayah desa lain konsentrasi dalam proses
pembangunan pemanfaatan bantuan dana desa selalu diprioritaskan dalam
menunjang pemangunan social ekonomi pemberdayaaan dan kesejahteraan
masyarakat desa. Banyak dampak konsentrasi pembangunan yang diberikan
oleh pemerintah desa Nanga Mbaling. Sehubungan dengan apa yang
diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul “Optimalisasi Pemanfaatan Dana Desa Untuk Mewujudkan Desa
Mandiri Di Desa Nanga Mbaling Kabupaten Manggarai Timur”
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas, sehingga
penelitian ini mengkaji tentang pemanfaatan dana desa untuk pemberdayaan
2
masyarakat di desa Nanga Mbaling Kabupaten Manggarai Timur. Rumusan
permasalahan secara rinci sebagai berikut:
1. Bagaimana optimalisasi pemanfaatan dana desa (DD) dalam mewujudkan
desa nanga mbaling mandiri di tinjau dari indeks ketahanan social (IKS)
2. Bagaimana optimalisasi pemanfaatan dana desa (DD) dalam mewujudkan
desa nanga mbaling mandiri di tinjau dari indeks ketahanan ekonomi (IKE)
3. Bagaimana optimalisasi pemanfaatan dana desa (DD) dalam mewujudkan
desa nanga mbaling mandiri di tinjau dari indeks ketahanan lingkungan (IKL)
1.3.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pembahasan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui dampak optimalisasi pemanfaatan dana desa (DD) dalam
mewujudkan desa nanga mbaling mandiri di tinjau dari indeks ketahanan
social (IKS).
2. Untuk mengetahui dampak optimalisasi pemanfaatan dana desa (DD) dalam
mewujudkan desa nanga mbaling mandiri di tinjau dari indeks ketahanan
ekonomi (IKE).
3. Untuk mengetahui dampak optimalisasi pemanfaatan dana desa (DD) dalam
mewujudkan desa nanga mbaling mandiri di tinjau dari indeks ketahanan
lingkungan (IKE).
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menanmbah literatur Ilmiah berkaitan dengan pemanfaatan dana desa dan
juga pedalaman ilmu terkhususnya ilmu ekonomi.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukkan bagi pemerintah desa dalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat desa Nanga
Mbaling Kabupaten Manggarai Timur.
b. Sebagai pijakan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang mengkaji tentang
dana desa
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
4
dana perimbangan yang di terima kabupaten/kota dalam anggaran pendapatan
dan belanja daerah setelah dikurangi dana alokasi khusus (Desmon
Mahamurah, Markus Kaunang & Sarah Sambiran, 2017).
B. Konsep Desa dan Perangkat Desa
Pengertian Desa berasal dari Bahasa India swadesi yang berarti tempat
asal, tempat tinggal, negeri asal atau tanah leluhur yang merujuk pada suatu
kesatuan hidup dengan kesatuan hidup dengan kesatuan norma serta memiliki
batas yang jelas (Yayuk dan Mangku, 2003).
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Purbantara, Pemberdayaan
masyarakat desa menjelaskan bahwa, Pemberdayaan tidak mempunyai
pengertian model tungga, Pemberdayaan memahami sangat berbeda. Menurut
cara pandang orang maupun konteks kelembagaan, politik, dan sosial
budayanya. Ada yang memahami pemberdayaan sebagai proses
mengembangkan, memandirikan, memberdayakan, memperkuat posisi tawar
menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan penekan di segala
bidang dan sector kehidupan.
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Sururi (2015),
Pemberdayaan masyarakat melalui program pembangunan menjelaskan bahwa
Konsep pemberdayaan masyarakat mencakup pengertian pembangunan
masyarakat (community development) dan pembangunan yang bertumpu pada
masyarakat (community-based development) Chamber tahun 1995
(Kartasasmita, 1997). Pemberdayaan masyarakat pendekatan utama dalam
konsep pemberdayaan adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari
berbagai proyek pembangunan tetapi merupakan subjek dari upaya
pembangunannya sendiri.
Pada umumnya pengertian desa dikaitkan dengan pertanian yang
sebenarnya masih bisa didefinisikan lagi berdasarkan pada jenis dan
tingkatannya. Masyarakat desa yaitu masyarakat yang ruang lingkupnya berada
di desa dan cenderung hidup secara tradisional serta memegang adat istiadat.
Menurut P.H Landis terdapat tiga definisi tentang desa yaitu pertama desa itu
lingkungan yang penduduknya kurang dari 2.500 orang, kedua desa adalah
suatu lingkungan yang penduduknya mempunyai hubungan yang saling akrab
5
serta informal satu sama lain dan yang ketiga desa adalah suatu lingkungan
yang penduduknya hidup dari pertanian.
Sedangkan menurut Koentjaraningrat desa adalah suatu komunitas kecil
yang menetap secara tetap di suatu tempat (Rahardjo 2010: 29).
C. Peringkat Desa (IDM)
IDM dapat mengklasifikasi desa dalam lima (5) status yakni: (i) desa
sangat tertinggal; (ii) desa tertinggal; (iii) desa berkembang; (iv) desa maju;
(v) desa mandiri. Klasifikasi tersebut untuk menunjukan keragaman karakter
setiap desa dalam rentang skor 0,27-0,92 IDM. Klasifikasi dalam 5 status
tersebut juga untuk menajamnkan penetapan status perkembangan desa dan
sekaligus rekomendasi intervensi kebijakan yang diperlukan. Status desa
tertinggal, misalnya, dijelaskan dalam dua status desa tertinggal dan desa
sangat tertinggal di mana situasi dan kondisi setiap desa yang ada di dalamnya
membutuhkan pendekatan dan intervensi kebijakan yang berbeda. Menangani
desa sangat tertinggal akan berbeda tingkat afirmasi kebijakannya disbanding
dengan desa tertinggal (Kementrian Desa, Pembangunan Daerah tertinggal dan
Trasmigrasi, 2015).
D. Indikator masing-masing Indeks Ketahanan
Indeks Ketahanan Sosial dimaksud adalah modal social, Kesehatan,
Pendidikan, dan pemukiman.
a. Dimensi Modal Social
Memiliki solidaritas social, Memiliki teloransi, rasa aman
penduduk, kesejahteraan social.
b. Dimensi Kesehatan
Pelayanan Kesehatan, keberadaan masyarakat untuk Kesehatan,
jaminan Kesehatan.
c. Dimensi Pendidikan
Akses ke Pendidikan dasar dan menengah, akses ke Pendidikan non
formal, akses ke pengetahuan.
d. Dimensi Permukiman
Akses ke air bersih, akses ke sanitasi, akses ke listrik, akses ke
informasi dan komunikasi.
6
Indeks Ketahanan Ekonomi dimaksud adalah Dimensi-dimensi ekonomi
yang terkandung.
a. Keragaman produksi masyarakat deas
b. Tersedia pusat pelayanan perdagangan
c. Akses distribusi/logistic
d. Akses ke Lembaga keuangan dan perkreditan
e. Lembaga ekonomi
f. Keterbukaan wilayah
Indeks Ketahanan Ekologi dimaksudkan adalah seluruh dimensi yang
berkaitan dengan dimensi ekologi.
a. Kualitas lingkungan
b. Potensi rawan bencana dan tanggap bencana.
(Kementrian Desa, Pembangunan Daerah tertinggal dan Trasmigrasi, 2016).
7
3 Risma Hafid/ Pemanfaatan dana Penelitian penelitian Dari hasil penelitian
2016 desa pembangunan yang digunakan pemanfaatan dana di
desa mangilu adalah kualitatif mangilu sangat
kecamatan bungoro menguntunkan
kecamatan pangkep masyarakat sekitar dan
dalam pengelolaannya
juga melibatkan
masyarakat di dalamnya
8
2.3.Kerangka konsep
tersebut.
infrastruktur desa.
Dana Desa
Pembangunan infrastruktur
9
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Kabupaten Manggarai Timur. Alasan peneliti memilih desa ini karena desa
2. Waktu Penelitian
tertentu, seperti orang yang dianggap lebih mengetahui tentang fenomena yang
10
sumbernya ;
1. Berdasarkan Jenisnya
Data Kualitatif
Yaitu data yang berupa kata-kata dan lebih identik dengan sifat
atau karakteristik alih-alih variabel angka, data tersebut diperoleh
dengan menggunakan informan utama yang menjadi subyek
penelitian di desa Nanga Kabupaten Manggarai Timur.
Data Kuantitatif
Yaitu jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung,
yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan
bilangan atau berbentuk angka, dalam penelitian ini tidak terdapat
data kuantitatif.
2. Berdasarkan sumbernya :
Data Primer
Yaitu data yang dihasilkan melalui wawancara secara langsung
dengan informan terutama dengan informan kunci, informan
utama dan informan tambahan yang menjadi subjek penelitian di
desa Nanga Mbaling Kabupaten Manggarai Timur.
Data Sekunder
Data sekunder yaitu data data yang diperoleh dari sumber kedua
yang merupakan perlengkapan meliputi media seperti internet,
jurnal, dan buku yang menjadi referensi dan berkaitan dengan
masalah
11
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara memperoleh data data yang
A. Observasi
untuk mendapatkan bukti bukti yang valid dalam laporan yang akan
diajukan.
B. Wawancara
2010). Ciri utama wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka
12
antara pencari informasi dan sumber informasi.
masing masing. Hasil tanya jawab ini direkam dan dicatat untuk
C. Dokumentasi
bersangkutan.
13
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data adalah hasil reduksi data yang dapat berbentuk tabel,
grafik, phie card, program, dan sejenisnya yang tersusun secara
sistematis dalam pola hubungan sehingga mudah untuk di pahami.Dalam
penelitian kualitatif, penyajian data cenderum di lakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, dan hubungan antara kategori yang bersifat narasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Faisal, Nain. 2016. Analisis Implikasi Pelaksanaan Program Dana Desa Terhadap
Kohesi Sosial, Yogyakarta: PustakaPelajar.
Feiby. 2017. Dampak Program Dana Desa Terhadap Peningkatan Pembangunan Dan
Ekonomi, Minahasa: E-Jurnal Unsrat.
Haryanto. 2015. Studi Pengembangan Ekonomi Lokal Terkait Interaksi Kota- Desa,
Yogyakarta: Ghalia Indonesia.
Mahfudz. 2009. Analisis Dampak Alokasi Dana Desa (Add) Terhadap Pemberdayaan
Masyarakat Dan Kelembagaan Desa, Bandung: Jurnal Organisasi dan
Manajemen.
15
Muslihah. 2019. Dampak Dana Desa Terhadap Pembangunan Dan Kesejahteraan
Yogyakarta: Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan.
16