Anda di halaman 1dari 10

Laporan Kuliah Magang Mahasiswa

Apotek Nusukan Periode 16 Juni – 15 Juli 2014

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI No. 35 Tahun 2014, yang

dimaksud dengan apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan

praktik kefarmasian oleh Apoteker.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1027 tahun 2004 tentang

standar pelayanan kefarmasian di apotek, yang dimaksud dengan apotek adalah

tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan

farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi adalah

obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah

semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan

upaya kesehatan.

Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

menyebutkan bahwa praktik kefarmasian meliputi pembuatan termasuk

pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan

pendistribusian Obat, pelayanan Obat atas Resep dokter, pelayanan informasi

Obat serta pengembangan Obat, bahan Obat dan Obat tradisional harus dilakukan

oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Program Studi D3 Farmasi


Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
136
137

Laporan Kuliah Magang Mahasiswa

Apotek Nusukan Periode 16 Juni – 15 Juli 2014

Selain dari definisi di atas, apotek juga sebagai usaha yang didirikan oleh

seseorang atau sekelompok guna mencari laba dan menjaga kelangsungan

usahanya.

Apotek juga berperan dalam melakukan pelayanan sediaan farmasi dimana

peran ini langsung dirasakan oleh pasien, bila pelayanan kepada pasien berjalan

dengan baik maka pasien akan puas dengan pelayanan apotek tersebut.

Pelayanan Apotek Nusukan dinilai sudah cukup baik dari aspek pelayanan

resep, kenyamanan tempat, maupun dari sikap karyawannya ketika melakukan

pekerjaan kefarmasian. Dari pelayanan obat resep, Apotek Nusukan memiliki alur

yaitu resep diterima oleh petugas dan dilakukan pemeriksaan skrining resep,

ketersediaan obat, dan penetapan harga. Setelah itu pasien harus melunasi

pembayaran sebelum obat dibuat, apabila mengalami kesulitan dari biaya, petugas

akan memberikan solusi obatnya ditebus sebagian atau menggantinya dengan obat

lain dengan khasiat yang sama atas izin dari pasien maupun dokter yang

bersangkutan. Resep yang sudah dilunasi akan diberi nomor urut agar

memudahkan dalam pengarsipan resep. Setelah itu resep diserahkan kepada

Asisten Apoteker dibantu juru racik melakukan peracikan baik dari penyiapan

obat, peracikan obat, pembuatan etiket, dan pembuatan salinan resep atau copy

resep yang digunakan untuk menebus obat kembali apabila ada obat yang belum

diambil atau dapat diulang pengambilannya. Untuk obat yang termasuk golongan

Narkotika maka diberi garis bawah berwarna merah. Untuk Narkotika dan

Psikotropika tidak boleh diulang dalam pembeliannya. Setelah itu Asisten

Apoteker akan mengecek ulang semua komponen obat dari jumlahnya dan

Program Studi D3 Farmasi


Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
138

Laporan Kuliah Magang Mahasiswa

Apotek Nusukan Periode 16 Juni – 15 Juli 2014

kesesuaian isi etiketnya seperti nama, umur, dan aturan pemakaiannya. Setelah itu

Asisten Apoteker menyerahkan obat kepada pasien di bilik penyerahan obat

sambil memberikan pelayanan informasi obat dan konseling mengenai obat dan

informasi lain untuk membantu penyembuhan pasien tersebut.

Kendala yang masih ada dalam pelayanan obat resep yaitu sistem

perhitungan masih menggunakan kalkulator sehingga kecepatan pelayanan masih

belum maksimal, seharusnya sudah dapat diaplikasikan sistem komputerisasi

untuk meningkatkan kecepatan pelayanan. Selain itu belum ada tempat khusus

yang digunakan untuk konseling, di apotek ini tempat konseling masih jadi satu

dengan tempat penyerahan obat sehingga saat apotek sedang ramai pasien maka

petugas akan kewalahan dalam penyerahan obat dan pemberian konseling.

Apotek Nusukan pernah beberapa kali menolak resep yang masuk

dikarenakan beberapa hal seperti obat yang diminta sedang kosong atau Apotek

tidak pernah melakukan pengadaan obat tersebut, resep tidak rasional seperti

penggunaan obat Psikotropika dan Narkotika yang terlalu banyak dalam jangka

waktu yang panjang.

Apotek Nusukan juga bekerja sama dengan BPJS (Badan Penyelenggaraan

Jaminan Sosial) dan ASKES sehingga banyak sekali resep-resep BPJS dan

ASKES yang masuk ke Apotek Nusukan, tetapi hanya regional dan dokter

tertentu yang ditanggung oleh BPJS dan ASKES yang diterima di Apotek

Nusukan. Selain itu Apotek ini juga memiliki praktek dokter bersama meliputi

praktek dokter umum, dokter kandungan, dan dokter gigi. Resep dari dokter

tersebut jarang sekali mengalami kekosongan obat dikarenakan apotek sudah

Program Studi D3 Farmasi


Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
139

Laporan Kuliah Magang Mahasiswa

Apotek Nusukan Periode 16 Juni – 15 Juli 2014

memiliki persiapan stok yang banyak dikarenakan seringnya nama obat yang

sama muncul dalam resep yang diberikan oleh dokter tersebut.

Apabila stok obat yang diminta pasien dalam resep sedang kosong, apotek

juga sering melakukan pembelian ke apotik lain atau nempil ke apotik terdekat

untuk mengurangi penolakan resep. Setelah itu, obat yang kosong tadi dicatat ke

daftar list obat kosong sehingga dalam pembelian selanjutnya dapat dipersiapkan

guna mengantisipasi kekosongan stok di masa mendatang. Ketika petugas apotek

melakukan nempil, pasien diperbolehkan menunggu atau pulang, apabila pasien

pulang maka obat akan diserahkan langsung ke rumah pasien yang bersangkutan

sehingga pasien tidak harus menunggu lama di apotek tersebut.

Pengadaan sediaan farmasi pada suatu apotek sangat penting untuk

menjaga agar perputaran obat dapat terjadi dengan lancar. Hal ini juga mencegah

terjadi kekosongan stok obat dan penimbunan stok obat yang berlebih. Pemesanan

atau perencanaan sediaan farmasi pada Apotek Nusukan berdasarkan metode

campuran (gabungan dari metode konsumsi dan epidemologi). Metode konsumsi

berdasarkan obat yang sering dibeli oleh konsumen dan obat yang sering

diresepkan oleh dokter. Obat yang laku keras (fast moving) biasanya akan dipesan

lebih banyak daripada obat yang kurang laku (slow moving). Metode epidemologi

berdasarkan penyakit yang terjadi per periode atau berdasarkan musim, misalnya

saat musim hujan biasanya banyak yang menderita batuk dan pilek sehingga

apotek akan memesan obat flu. Setiap perbekalan farmasi yang menipis atau

habis, maka petugas akan mengisi di buku defecta. Buku defecta ialah buku yang

Program Studi D3 Farmasi


Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
140

Laporan Kuliah Magang Mahasiswa

Apotek Nusukan Periode 16 Juni – 15 Juli 2014

digunakan untuk mencatat persediaan obat atau alkes yang persediannya sudah

habis atau stok menipis. Namun di Apotek Nusukan tidak tersedia buku khusus

untuk pencatatan defecta hanya berupa lembaran kertas. Selain itu apotek

Nusukan tidak menggunakan kartu stelling untuk mengetahui sisa obat yang ada

pada lemari obat, sehingga menyulitkan petugas dalam memeriksa sisa obat saat

akan memesan obat. Persediaan barang yang terlalu banyak di apotek mempunyai

resiko yang tinggi karena akan beresiko tidak laku, oleh karena itu di Apotek

Nusukan pesediaan barang tidak terlalu banyak jumlahnya untuk setiap item.

Pengadaan dan pembelian barang di Apotek Nusukan dilakukan setiap hari rabu,

jumat dan atau pada saat obat habis melalui telepon atau sms. Selain pembelian

secara kredit, pengadaan barang di Apotek Nusukan juga dilakukan dengan sistem

konsinyasi. Sistem konsinyasi ialah sistem dimana PBF atau pemasok lainnya

menitipkan produknya di apotek, jika produk laku maka apotek akan

mendapatkan komisi dari penjualan namun jika tidak laku maka produk

dikembalikan dan apotek tidak mengalami kerugian. Produk konsinyasi sebagian

besar berasal dari industri – industri kecil yang memproduksi produk seperti jamu,

madu, obat herbal dan sebagainya. Hal ini dikarenakan agar tidak ada PBF yang

datang setiap hari ke apotek sehingga memberikan kenyamanan bagi pasien dan

karyawan. Pemilihan PBF oleh apotek Nusukan juga sangat dipertimbangkan.

Mereka memprioritaskan PBF yang mempunyai jarak dekat, memberikan diskon

serta mempunyai kualitas yang baik.

Setelah barang diantarkan oleh PBF, tahap pertama yang harus dilakukan

ialah pemeriksaan kesesuaian barang yang datang dengan yang di pesan. Hal – hal

Program Studi D3 Farmasi


Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
141

Laporan Kuliah Magang Mahasiswa

Apotek Nusukan Periode 16 Juni – 15 Juli 2014

lain seperti kesesuaian nomor batch, tanggal kadaluarsa, jumlah barang, kondisi

barang juga harus dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan nomor batch sangat

penting karena nomor batch salah satu syarat suatu barang dapat direturn atau

tidak. Barang yang akan direturn harus mempunyai nomor batch di kemasan yang

sesuai dengan nomor batch yang ada di faktur. Selain itu pada saat penerimaan

barang harus memperhatikan tanggal kadaluarsa, dipilih barang yang memiliki

waktu kadaluarsa yang cukup panjang, ini bertujuan agar barang tidak cepat

kadaluarsa. Apabila pengiriman tidak sesuai dengan SP, maka akan dicatat di

buku ketidaksesuaian penerima barang dan dikembalikan (return) ke Pedagang

Besar Farmasi (PBF) yang bersangkutan. Tetapi jika sudah sesuai maka faktur

akan diparaf kemudian di stampel oleh petugas apotek yang menerima barang

saat itu. Faktur asli dan salinan faktur akan diserahkan pada pengirim barang

sebagai bukti untuk penagihan. Sedangkan satu salinan yang lain disimpan pada

petugas penerima barang untuk dijadikan arsip. Apabila barang yang datang tidak

sesuai dengan yang diminta maka harus dilaporkan ke Bisnis Manager (BM)

mengenai kesalahan tersebut. Tetapi apabila sudah sesuai maka faktur

ditandatangani dan distempel oleh petugas yang menerima barang tersebut. Faktur

asli dan salinan faktur akan diserahkan pada pengirim barang sebagai bukti untuk

penagihan. Sedangkan satu salinan yang lain disimpan pada petugas penerima

barang untuk dijadikan arsip.

Penyimpanan obat-obat di Apotek Nusukan diurutkan berdasarkan

kelompok tertentu seperti obat-obat generik, ASKES, obat bermerek dagang, obat

golongan psikotropika dan narkotika, obat yang disusun berdasarkan bentuk

Program Studi D3 Farmasi


Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
142

Laporan Kuliah Magang Mahasiswa

Apotek Nusukan Periode 16 Juni – 15 Juli 2014

sediaan (obat suntik, sediaan cair, obat tetes oral, mata, hidung, telinga, dan

inhaler), serta obat-obat yang stabilitasnya dipengaruhi suhu dan udara sehingga

harus disimpan di dalam lemari es (suppositoria, ovula, insulin dan sebagainya).

Semua kelompok obat tersebut disusun secara alfabetis untuk mempermudah

pencarian. Selain itu juga terdapat tempat khusus untuk penyimpanan alat-alat

kesehatan. Obat narkotika dan psikotropika disimpan pada tempat almari

penyimpanan khusus. Penyimpanan narkotik dalam peraturan perundang –

undangan yang berlaku disebutkan bahwa lemari narkotika berpintu dua dan

mempunyai 2 kunci. Tetapi narkotika di Apotek Nusukan tidak disimpan di lemari

khusus, hanya diletakkan di meja peracikan. Hal ini dilakukan karena di Apotek

Nusukan obat narkotika yang digunakan hanya kodein dan kodein sering

diresepkan oleh dokter sehingga dapat mempermudah dalam pengambilannya.

Apotek juga dapat menjamin tidak akan terjadi penyalahgunaan dari obat tersebut.

Penyimpanan obat psikotropika disimpan dalam lemari kaca tersendiri.

Sistem penyimpanan obat yang diterapkan di Apotek Nusukan yaitu

sistem FIFO (first in first out) dimana barang yang baru diterima disimpan di

belakang dari barang yang diterima sebelumnya atau barang yang masuk terlebih

dahulu keluar terlebih dahulu dan menggunakan sistem FEFO (first expired first

out) yaitu barang yang mendekati kadaluarsa atau kadaluarsnya sudah dekat

dibanding barang lain dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan

harapan agar stok obat yang ada tidak terjadi kadaluarsa. Apabila ada barang

rusak atau kadaluarsa maka akan diusahakan untuk diretur ke PBF yang

bersangkutan. Namun di Apotek Nusukan belum tersedia kartu stok yang berguna

Program Studi D3 Farmasi


Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
143

Laporan Kuliah Magang Mahasiswa

Apotek Nusukan Periode 16 Juni – 15 Juli 2014

untuk memudahkan pengontrolan masing – masing obat. Seharusnya setiap ada

obat yang masuk (berasal dari pembelian maupun dari apotek lain) dan keluar

(karena penjualan maupun droping ke apotek lain) harus dicatat di kartu stok

masing-masing dan di-entry ke komputer. Hal ini penting dilakukan untuk

mempermudah dalam pengontrolan stok obat dan kesesuaian antara jumlah fisik

obat dengan jumlah obat pada kartu stok.

Administrasi penjualan di Apotek Nusukan meliputi : pencatatan

penjualan obat resep maupun non resep, pembelian obat, penggunaan obat

narkotika dan psikotropika dan pengarsipan resep serta Neraca Akhir Tahun.

Kegiatan administrasi di apotek nusukan sebagian besar dilakukan secara manual.

Pencatatan penjualan obat resep dilakukan pada lembar yang berisi tanggal, no.

resep dan harga resep. Begitu juga dengan penjualan obat non R/ atau OTC.

Pencatatan dilakukan menggunakan buku besar yang berisi nomor, tanggal

incaso, nama PBF, jumlah obat, nama obat, nomor faktur, tanggal faktur, jumlah

harga yang dibayar, nama penerima barang yang datang, keterangan pembayaran

(tunai atau kredit). Tanggal incaso merupakan tanggal batas waktu pembayaran

jika pembayarannya dilakukan secara kredit. Pencatatan penggunaan narkotika

dan psikotropika dilakukan oleh salah satu asisten apoteker yang sudah diberi

wewenang oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA). Pencatatan dan pengecekan

stok obat dilakukan setiap hari. Pencatatannya meliputi : tanggal penggunaan,

nomor resep, nama pasien dan alamatnya, nama dokter, jumlah awal dan obat

yang keluar serta jumlah akhir obat. Sedangkan pelaporan pemasukan dan

penggunaan narkotik dan psikotropika dibuat satu bulan sekali.

Program Studi D3 Farmasi


Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
144

Laporan Kuliah Magang Mahasiswa

Apotek Nusukan Periode 16 Juni – 15 Juli 2014

Adapun macam-macam pajak yang harus ditanggung Apotek Nusukan

adalah Pajak Penghasilan Pribadi (PPh 25), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),

Pajak Penghasilan Perorangan (PPh 21), Pajak Pertambahan Nilai, Pajak

Reklame, Pajak Listrik dan PAM, Pajak Kendaraan serta Retribusi Sampah

sebesar Rp 15.000,00 setiap bulannya. Laporan keuangan yang dicatat dalam buku

besar apotek tiap bulannya akan dilaporkan ke APA untuk selanjutnya diperiksa

oleh APA. Jika ada kesalahan maka akan ditangani langsung oleh APA, jika tidak

ada permasalahan kemudian neraca disetujui oleh APA untuk kemudian

dilaporkan kepada PSA sebagai pertanggungjawaban keuangan apotek selama

satu tahun. Pengarsipan resep di Apotek Nusukan dilakukan setiap harinya. Resep

dibendel menjadi satu berdasarkan bulan dan disusun urut berdasarkan tanggal

resep dan nomor resep. Karena Apotek Nusukan juga merupakan apotek yang

melayani resep askes, maka untuk resep askes dibendel tersendiri sebagai arsip

dan bukti pelaporan untuk diklaimkan ke pihak askes. Sedangkan resep yang

mengandung obat narkotika atau yang diberi tanda garis merah dibendel terpisah

dari resep lain. Tujuannya adalah untuk memudahkan pencatatan dan

pelaporannya. Pengarsipan resep itu sendiri dilakukan selama 3 tahun, setelah itu

resep akan dimusnahkan.

Salah satu strategi Apotek Nusukan dalam mengatasi persaingan pasar

adalah dengan melakukan sistem Delivery Order bebas biaya untuk penebusan

resep konsumen yang rumahnya disekitar Apotek Nusukan. Fasilitas delivery

order ini bisa dilakukan melalui via telepon, biasanya pasien yang melakukan

delivery order adalah pasien yang mengambil obat kronis dan telah lama

Program Studi D3 Farmasi


Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
145

Laporan Kuliah Magang Mahasiswa

Apotek Nusukan Periode 16 Juni – 15 Juli 2014

berlangganan menebus di apotek. Strategi lain dari Apotek Nusukan dalam hal

pengembangan apotek yaitu dengan adanya praktek dokter yang ada di apotek

yaitu praktek dokter umum yang melayani pasien askes maupun non askes, dokter

spesialis kandungan dan kebidanan serta dokter gigi yang diharapkan dapat

menambah jumlah resep yang masuk.

Program Studi D3 Farmasi


Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

Anda mungkin juga menyukai