Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN
“SUMBER AJARAN ISLAM AL-HADIST”

DISUSUN OLEH :

NAMA : MESNIATI SHOLIHAH


NPM : 23075005

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PRODI PIAUD
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Dan harapan penyusun, semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Al-Islam
Kemuhammadiyahan semester ganjil dengan Dosen Pengempu Bapak
Dr. Jumahir, S.Ag.,M.Pd.. Kemudian tidak lupa penyusun menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Dosen Pengempu Mata Kuliah Al-Kemuhammadiyahan yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini dan Kedua
Orang Tua yang selalu mendukung kelancaran tugas penyusun.

Semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat. Karena keterbatasan


pengetahuan penyusun, masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu
penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan Makalah ini.

Semoga Allah Swt. memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua
untuk sekiranya dapat memahami maksud dan tujuan kami dalam pengolaan Makalah
ini.

Luwuk, 30 September 2023


Penyusun,

MESNIATI SHOLIHAH
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sumber Ajaran Islam adalah segala sesuatu yang dijadikan dasar,


acuan, atau pedoman syariat islam. Ajaran Islam adalah pengembangan agama
Islam. Agama Islam bersumber dari Al-Qur’an yang memuat wahyu Allah
dan al-Hadis yang memuat Sunnah Rasulullah. Komponen utama agama Islam
atau unsur utama ajaran agama Islam (akidah, syari’ah dan akhlak)
dikembangkan dengan rakyu atau akal pikiran manusia yang memenuhi syarat
runtuk mengembangkannya.
Mempelajari agama Islam merupakan fardhu ’ain , yakni kewajiban
pribadi setiap muslim dan muslimah, sedang mengkaji ajaran Islam terutama
yang dikembangkan oleh akal pikiran manusia, diwajibkan kepada masyarakat
atau kelompok masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa fungsi Al-hadist ?


2. Apa hubungan Al-qur’an dan Al-hadist ?
3. Apa yang membedakan antara Al-qur’an dengan Al-hadist ?

C. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :


1. Memaparkan dan menjelaskan ajaran agama islam tentang Al-hadist
2. Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan
BAB II
PEMBAHASAN

A. SUMBER-SUMBER ISLAM
1. Pengertian Al-hadist
Hadist disebut juga As-sunnah. Sunnah secara bahasa berarti “adat-
istiadat“ atau “kebiasaan“c(traditions). Sunnah adalah segala
perkataan,perbuatan,dan penetapan/persetujuan serta kebiasaan Nabi
Muhammad SAW.Penetapan ( taqrir ) adalah persetujuan atau diamnya
Nabu Muhammad SAW terhadap perkataan dan prilaku sahabat.
Menurut Etimologi Hadist adalah jalan/tradisi, kebiasaan ,adat-
istiadat, dapat juga berarti undang-undang yang berlaku.sedangkan
terminologi hadist ialah berita/kabar , segala perbuatan , perkataan dan
takrir (keizinan/pernyataan) Nabi Muhammad SAW. Kedudukan As-
sunnah sebagai sumber hukum dijelaskan Al-Qur’an dan sabda Nabi
Muhammad SAW. ”Demi Tuhanmu, mereka pada hakikatnya tidak
beriman sehingga mereka menjadikanmu (Muhammad ) sebagai hakim
terhadap perkara yang mereka perselisihkan lalu mereka tidak merasa berat
hati terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima sepenuh
hati”(Q.S.4:65).
“ Telah kutinggalkan untuk kalian dua perkara yang (selama kalian
berpegang teguh dengan keduanya) kalian tidak akan tersesat, yaitu
Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah-ku.” (HR. Hakim dan Daruquthni).
“Berpegang teguhlah kalian kepada Sunnahku dan kepada Sunnah
Khulafaur Rasyidin setelahku” (H.R. Abu Daud).
Sunnah merupakan “penafsir” sekaligus “juklak” (petunjuk
pelaksanaan) Al-Qur’an. Sebagai contoh, Al-Qur’an menegaskan tentang
kewajiban shalat dan berbicara tentang ruku’ dan sujud. Sunnah atau
Hadits Rasulullah-lah yang memberikan contoh langsung bagaimana shalat
itu dijalankan, mulai takbiratul ihram (bacaan “Allahu Akbar” sebagai
pembuka shalat), doa iftitah, bacaan Al-Fatihah, gerakan ruku, sujud,
hingga bacaan tahiyat dan salam.

2. Kedudukan Al-Hadist

Al-Hadist adalah sumber hukum islam yang kedua sesudah Al-


Qur’an. Al-hadist atau as-sunnah tidak berfungsi sebagai sumber
hukum.maka kaum muslimin akan mengalami kesulitan-kesulitan seperti :
1. Melaksanakan sholat, ibadah haji, mengeluarkan zakat dan lain
sebagainya, karena ayat Al-Qur’an dalam hal tersebut hanya berbicara
secara global dan umum, sedangkan yang menjelaskan secara adalah
as-sunnah/Hadist.
2. Menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, untuk menghindari penafsiran yang
subyektif dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
3. Mengikuti pola hidup Nabi adalah sunnah dalam perintah Al-Qur’an.
4. Menghadapi masalah kehidupan yamg bersifat teknis karena adanya
peraturan-peraturan yang diterangkan oleh as-sunnah / hadist yang tidak
ada dalam Al-Qur’an seperti kebolehan memakan bangkai ikan dan
belalang,sedangakan dalam Al-Qur’an menyatakan bahwa bangkai itu
haram.

Ada tiga peranan Al-Hadist disamping Al-Qur’an sebagai sumber


agama dan ajaran islam, yakni sebagai berikut :
1. Menegaskan lebih lanjut ketentuan yang terdapat dalam Al-Qur’an.
Misalnya dalam Al-Qur’an terdapat ayat tentang sholat tetapi mengenai
tata cara pelaksanaanya dijelaskan oleh Nabi.
2. Sebagai penjelasan isi Al-Qur’an. Didalam Al-Qur’an Allah SWT
memerintahkan manusia mendirikan sholat. Namun didalam Kitab Suci
tidak dijelaskan banyaknya rakaat, cara rukun dan syarat mendirikan
sholat. Nabilah yang menyebut sambil mencontohkan jumlah rakaat
setiap sholat, cara, rukun dan syarat mendirikan sholat.
3. Menambahkan atau mengembangkan sesuatu yang tidak ada atau samar-
samar ketentuannya di dalam Al-Qur’an. Sebagai contoh larangan Nabi
mengawini seorang perempuan dengan bibinya. Larangan ini terdapat
dalam larangan-larangan perkawinan di Surah An-Nisa (4) :23. Namun,
kalau di lihat hikmah larangan itu jelas bahwa larangan tersebut
mencegah rusak atau putusnya hubungan silaturahim antara dua kerabat
dekat yang tidak disukai oleh Agama Islam.

3. Hubungan Al-Hadist dengan Al-Qur’an

1. Sebagai Bayan (menerangkan ayat-ayat yang sangat umum ).


2. Sebagai Taqrir (memperkokoh dan memperkuat pernyataan Al-Qur’an ).
3. Sebagai Bayan Tawdih (menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ).

4. Perbedaan Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai sumber hokum

Sekalipun Al-Qur’an dan Al-hadist sama-sama sebagai sumber


hukum islam,Namun diantara keduanya terdapat perbedaan-pebedaan
yang cukup prinsipil, antara lain sebagai berikut :
1. Al-Qur’an bersifat Qath’i ( mutlak ) kebenarannya,sedangakan As-
sunnah bersifat Dzhanni (relatif) kecuali Hadist Mutawir.
2. Seluruhayat Al-Qur’an mesti dijadiakan sebagai pendoman hidup,
sedangakan tidak seluruh Hadist dapat dijadikan pendoman hidup
karena disamping ada Hadist Shahih, ada pula Hadist yang Dhaif.
3. Al-Qur’an sudah pasti autentik lafadz dan maknanya, sebaliknya Al-
Hadist belum tentu autentik lafadz dan maknanya.
4. Apabila Al-Qur’an bebicara tentang masalah-masalah aqidah atau hal-
hal yang ghaib, maka setiap muslim wajib mengimaninya, sedangkan
apabila as-sunnah/Hadist bebicara tentang masalah-masalah aqidah atau
hal-hal yang ghaib maka setiap muslim tidak diharuskan mengimaninya
seperti halnya mengimani Al-Qur’an.
5. Berdasarkan perbedaan tersebut,maka :
 Penerimaan seorang muslim terhadap Al-Qur’an hendaknya
didasarkan pada keyakinan yang kuat, sedangkan;
 Penerimaan seorang muslim terhadap Al-hadist harus didasarkan
atas keragu-raguan (dugaan-dugaan ) yang kuat. Hal ini bukan berarti
ragu kepada Nabi, tetapi ragu apakah Hadist itu benar-benar berasal
dari Nabi atau tidak karena adanya proses sejarah kodifikasi hadist
yang tidak cukup memberikan jaminan keyakinan.

5. Ditinjau Dari Bentuknya

1. Sunnah Qauliyah, yaitu semua perkataan Rasulullah


2. Sunnah Fi’liyah, yaitu semua perbuatan Rasulullah
3. Sunnah Taqririyah, yaitu penetapan dan pengakuan Raslullah
terhadap pernyataan ataupun perbuatan orang lain
4. Sunnah Hammiyah, yaitu sesuatu yang direncanakan akan dikerjakan
tapi tidak sampai dikerjakan
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Mempelajari agama islam merupakan fardhu ain,yakni kewajiban
pribadi setiap muslim dan muslimah,sedang mengkaji ajaran islam terutama
yang dikembangkan oleh akal pikiran manusia, diwajibakan kepada masyrakat
atau kelompok masyarakat.
Sumber-sumber hukum islam dapat kita simpulkan bahwa segala
sesuatu yang berkenaan dengan ibadah, muamalah dan sebagainya itu
berlandaskan Al-Qur’an yang merupakan Firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW secara mutawir (berturut-turut atau berurutan)
dan diturunkan melalui malaikat Jibril dan membacanya di nilai sebagai
ibadah, dan Al-hadist sebagi sumber hukum yang kedua yang mempunyai
fungsi untuk memperjelas isi kandungan Al-Qur’an dan lain sebagainya
B. SARAN
Marilah kita mengamalkan dan menjadikan Al-Qur’an dan Al-hadist
sebagai pendoman dalam kehidupan kita sehari-hari yang merupakan sumber
dari hukum agama islam dan sekaligus dapat membuat kita bahagia baik itu di
dunia maupun diakhirat nanti. Agar hidup yang kita jalani lebih sempurna dan
mempunyai tujuan hidup.
DAFTAR PUSTAKA

http://satriodatuak.com/makalah-sumber-sumber-ajaran-ajaran-agama-islam/

Anda mungkin juga menyukai