Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH DIKLAT PENGUATAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP

KINERJA KEPALA SEKOLAH


Makalah ini Di Susun Guna Memenuhi Tugsa Mata Kuliah Admimistrasi Pendidikan
DosenPengampu: Ibu Euis Ratna Dewi, M.A

Disusun Oleh:
Kelompok 8
Raja Arif Bijaksana
Siti Hanipah
Lailatul Qodri Syadiyah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM HAJI AGUS SALIM
CIKARANG
2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi Rabbil’alamin

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul “Pengaruh Diklat
Penguatan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Kepala Sekolah”. Sholawat serta salam semoga
tetap terlimpah curahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 24 Februari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................5
C. Tujuan.........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................6
A. Pengertian Pendidikan dan Latihan............................................................................6
B. Kompetensi Kepala Sekolah.......................................................................................6
C. Standar Nasional Pendidikan......................................................................................9
D. Penguatan Pendidikan Karakter..................................................................................11
E. Tujuan Pendidikan dan Latihan...................................................................................12
F. Kinerja Kepala Sekolah...............................................................................................12
G.Indikator Keberhasilan Pendidikan dan Latihan..........................................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Kepemimpinan dalam suatu organisasi formal maupun non formal memiliki peranan
sangat penting. Membahas mengenai kepemimpinan berarti membahas mengenai organisasi.
Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan suatu
organisasi, termasuk juga dalam organisasi pendidikan khususnya sekolah. Sumber daya
manusia dalam hal ini kepala sekolah, dapat menjadi penentu keberhasilan suatu
sekolah,sehingga banyak organisasi terus-menerus mengembangkan sumber daya yang
dimiliki. Ogoti dalam studinya menemukan bahwa sebagian besar kepala departemen tidak
memiliki pengetahuan yang memadai, kompetensi manajerial, keterampilan dan sikap yang
diperlukan untuk melakukan koordinasi manajemen departemen dan peran manajemen
manusia. Oleh karena itu, perlu diwujudkan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya yang
memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan emosional, sehingga
untuk mencetak sumber daya manusia Indonesia yang seutuhnya tersebut maka diperlukan
pendidikan yang bermutu. Pendidikan tambahan dan latihan-latihan yang memperkaya
jabatan pimpinannya, akan mempengaruhi kepemimpinan seseorang baik dari segi
kompetensi maupun kinerjanya. Perbaikan kinerja hanya dapat dilakukan dengan cara
memperbaiki ilmu pengetahuan, keterampilan, maupun sikap pegawai terhadapkinerjanya.
Dalam hal ini yaitu mengikuti pendidikan dan pelatihan. Begitu pun dengan Wahjosumidjo
bahwa program pelatihan kepala sekolah dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan para kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan perannya,
serta untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh para kepala sekolah, dalam
melaksanakan tugas-tugas pembinaan terhadap program pengajaran, pembinaan kesiswaan,
pembinaan staf, pembinaan sarana dan fasilitas sekolah, serta pembinaan hubungan kerja
sama antar masyarakat dengan sekolah.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh Pendidikan Dan Latihan terhadap Kinerja Kepala Sekolah?
2. Apa saja kompetensi Kepala sekolah, Standar Nasional Pendidikan dan Penguatan
Pendidikan Karakter
3. Indikator Keberhasilan Pendidikan dan Latihan dan Keberhasilan Kepala Sekolah

C. Tujuan
1. Pengaruh Pendidikan dan Latihan Terhadap Kinerja Kepala Sekolah.
2. Mengetahui dan memahami kompetensi Kepala sekolah, Standar Nasional
Pendidikan dan Penguatan Pendidikan Karakter.
3. Mengetahui Indikator Keberhasilan Pendidikan dan Latihan dan Keberhasilan
Kepala Sekolah.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan


Pendidikan dan pelatihan pada hakekatnya merupakan salah satu upaya untuk
mengembangkan sumber daya manusia (personal development). Pengembangan ini bertujuan
untuk perbaikan dan pertumbuhan kemampuan (abilities), sikap (attitude), keterampilan
(skill), dan pengetahuan anggota organisasi.Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pendidikan merupakan proses mengubah sikap dan usaha mendewasakan manusia.
Sedangkan pelatihan merupakan berasal dari kata latihan yang berarti belajar dan
membiasakan diri agar dapat malakukan sesuatu. Berdasarkan pengertian di atas, dapat
disimpulkan pendidikan dan pelatihan merupakan suatu proses pembinaan untuk
mengembangkan kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku).Kepala
sekolah mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk mengembangka kompetensinya sehingga
mampu melaksanakan tugas-tugas sebagai kepala sekolah.

B. Kompetensi Kepala Sekolah


Kompetensi menurut Spencer dan Spencer dalam Palan (2007:56) adalah sebagai
karakteristik dasar yang dimiliki oleh seorang individu yang berhubungan secara kausal
dalam memenuhi kriteria yang diperlukan dalam menduduki suatu jabatan. Kompetensi
terdiri dari 5 tipe karakteristik, yaitu: a) motif (kemauan konsisten sekaligus menjadi sebab
dari tindakan), b) faktor bawaan (karakter dan respon yang konsisten), c) konsep diri
(gambaran diri), d) pengetahuan (informasi dalam bidang tertentu) dan, d)keterampilan
(kemampuan untuk melaksanakan tugas).Hal ini sejalan dengan pendapat Becker and Ulrich
dalam Suparno (2005:24) bahwa competency refers to an individual’s knowledge, skill,
ability or personality characteristics that directly influence job performance. memiliki
pengertian bahwa kompetensi mengandung aspek-aspek pengetahuan, ketrampilan (keahlian)
dan kemampuan ataupun karakteristik kepribadian yang mempengaruhi kinerja.
Pernyataan di atas mengandung makna bahwa kompetensi adalah karakteristik seseorang
yang berkaitan dengan kinerja efektif dan atau unggul dalam situasi pekerjaan tertentu.
Kompetensi dikatakan sebagai karakteristik dasar (underlying characteristic) karena
karakteristik individu merupakan bagian yang mendalam dan melekat pada kepribadian
seseorang yang dapat dipergunakan untuk memprediksi berbagai situasi pekerjaan tertentu.

6
Kemudian dikatakan berkaitan antara perilaku dan kinerja karena kompetensi
menyebabkanatau dapat memprediksi perilaku dan kinerja.
Kompetensi kepala sekolah berdasarkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah yaitu: kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervise dan sosial.
Kompetensi kepribadian mencakup:
1. Berakhlak mulia,mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan
akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.
2. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
3. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah.
4. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
5. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala
sekolah/madrasah.
6. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan
Kompetensi manajerial diantaranya:
1. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.
2. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan
3. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/
madrasah secara optimal
4. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar
yang efektif
5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran peserta didik
6. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara
optimal
7. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam rangka pendayagunaan secara
optimal
8. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan
ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/ madrasah
9. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan
pengembangan kapasitas peserta didik
10. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan
tujuan pendidikan nasional

7
11. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang
akuntabel, transparan, dan efisien.
12. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan
sekolah/ madrasah
13. Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah
14. Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program
dan pengambilan keputusan.
15. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan
manajemen sekolah/madrasah
16. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/
madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya
Kompetensi Kewirausahaan
1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah
2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi
pembelajar yang efektif
3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pemimpin sekolah/madrasah
4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang
dihadapi sekolah/madrasah.
5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah
sebagai sumber belajar peserta didik.
Kompetensi Supervisi
1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan
teknik supervisi yang tepat
3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru
Kompetensi Sosial
1. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah
2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan
3. Memiliki kepekaan social terhadap orang atau kelompok lain .

8
C. Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdiri dari 8 standar yaitu:
1. Standard Isi
Standar yang pertama adalah standar isi. Yang diatur dalam standar isi mencakup komponen
materi dan tingkat kompetensi minimal yang dimiliki oleh siswa pada suatu jenjang
pendidikan. Standar isi memuat beberapa hal, yaitu kerangka dasar dan struktur kurikulum,
beban belajar, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan kalender akademik.
Dengan kata lain, standar isi merupakan standar yang mengatur materi dan kompetensi dari
suatu jenjang pendidikan demi terwujudnya lulusan yang kompeten.
2. Standar Proses
Standar proses ini berkaitan dengan proses pelaksanaan pembelajaran di masing-masing
jenjang pendidikan. Dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, setiap instansi
pendidikan harus melakukannya dengan interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan partisipatif
atau mengikutsertakan peserta didik dalam proses pembelajaran.
3. Standar Kompetensi Lulusan
Standar ini berkaitan erat dengan kriteria kemampuan lulusan dari suatu instansi pendidikan.
Setiap peserta didik yang lulus dari suatu jenjang pendidikan diharapkan memiliki
kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang memadai dan sesuai dengan standar
yang berlaku.
4.Standar Pendidik dan Tenaga Pendidikan
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang bertugas untuk mendidik, membimbing, mengajar,
menilai para peserta didik. Sedangkan tenaga kependidikan adalah semua orang yang terlibat
dalam suatu instansi pendidikan, mulai dari kepala sekolah, tenaga laboratorium, tenaga
administrasi dan tata usaha, pustakawan, pengawas sekolah, dan sebagainya.
Baik pendidik maupun tenaga kependidikan harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi yang sesuai agar tujuan pendidikan bisa tercapai. Kualifikasi akademik yang
dimaksud adalah syarat minimal pendidikan yang harus dimiliki. Tidak hanya kualifikasi
akademik, seorang pendidik juga harus menguasai kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
5. Standar Sarana Dan Prasarana
Demi berlangsungnya proses pembelajaran, setiap instansi pendidikan perlu memiliki sarana
dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses pembelajaran yang berkelanjutan,
teratur, dan juga nyaman. Dalam standar ini, diatur mengenai sarana dan prasarana yang
wajib dimiliki oleh setiap satuan pendidikan. Sarana pendidikan yang wajib dimiliki meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku atau sumber belajar lainnya,
9
perlengkapan habis pakai, dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang
proses pembelajaran. Prasarana pendidikan yang wajib dimiliki meliputi lahan, ruang kelas,
ruang pimpinan, ruang pendidik, ruang TU, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
kantin, tempat olahraga, tempat ibadah, dan ruangan lain yang diperlukan untuk kelancaran
proses pembelajaran.
6. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu standar pengelolaan oleh satuan
pendidikan, standar pengelolaan oleh pemerintah daerah, dan standar pengelolaan oleh
pemerintah. Hal-hal yang berkaitan dengan standar pengelolaan ini diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
7. Standar Pembiayaan
Proses pendidikan bisa terselenggara karena adanya pembiayaan yang berkelanjutan.
Peraturan yang mengatur lebih lanjut mengenai standar pembiayaan adalah Peraturan Menteri
No. 69 Tahun 2009. Pembiayaan dalam dunia pendidikan terdiri dari tiga komponen, yaitu :
Biaya investasi Yang termasuk biaya investasi adalah penyediaan sarana dan prasarana, biaya
untuk pengembangan sumber daya manusia, dan biaya untuk modal kerja tetap. Biaya
personal Yang dimaksud dengan biaya personal adalah biaya yang dibayarkan oleh peserta
didik agar bisa mengakses pendidikan secara berkelanjutan. Biaya operasi Yang termasuk
biaya operasi pendidikan adalah gaji serta tunjangan untuk pendidik dan tenaga
kependidikan, perlengkapan habis pakai, termasuk juga biaya listrik, air, koneksi internet, dan
sejenisnya.
8. Standar Penilaian Penidikan
Ini mengatur segala hal yang berkaitan dengan prosedur penilaian pada peserta didik.
Penilaian dilakukan untuk mengukur keberhasilan pemahaman peserta didik dan keberhasilan
proses pembelajaran selama ini. Penilaian pendidikan terdiri dari tiga bagian, yaitu penilaian
hasil belajar oleh pendidik, penilaian oleh satuan pendidikan (sekolah), dan penilaian oleh
pemerintah. Secara lebih lanjut, standar penilaian pendidikan ini diatur dalam Peraturan
Menteri No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian pendidikan.

10
D. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk
memperkuat karakter siswamelalui harmonisasi olah hati (etik),olah rasa (estetis),
olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan
kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.
DIMENSI PENGOLAHAN KARAKTER
Olah Hati (Etik)
Individu yang memiliki kerohanian mendalam, beriman dan bertakwa.
Olah Rasa (Estetis)
Individu yang memiliki integritas moral, rasa berkesenian dan berkebudayaan.
Olah Pikir (Literasi)
Individu yang memiliki keunggulan akademis sebagai hasil pembelajaran dan pembelajar
sepanjang hayat.
Olah Raga (Kinestetik)
Individu yang sehat dan mampu berpartisipasi aktif sebagai warga negara.
NILAI UTAMA KARAKTER PRIORITAS PPK
RELIGIUS
Mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
NASIONALIS
Menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya
GOTONG ROYONG
Mencerminkan tindakan menghargai semangatkerja sama dan bahu membahu
menyelesaikanpersoalan bersama
INTEGRITAS
Upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, danpekerjaan
MANDIRI
Tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan tenaga, pikiran, waktuuntuk
merealisasikan harapan,mimpi dan cita-cita.

Materi diklat penguatan kepala sekolah meliputi:


1) Manajerial meliputi
(a) Teknik Analisis Manajemen;
(b) Pengembangan RKS-RKAS,
(c) Pengelolaan Kurikulum,
11
(d) Pengelolaan Keuangan,
(e) Pengelolaan PTK,
(f) Pengelolaan Peserta Didik dan
(g) Pengelolaan Sarana Prasarana.
2) Kewirausahaan meliputi; Pengantar dan Konsep Kewirausahaan dan Pengembangan
Kewirausahaan.
3) Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan.
4) Kepemimpinan meliputi; Kepemimpinan Pembelajaran dan Kepemimpinan Perubahan.
5) Pengembangan Sekolah Berdasarkan 8 SNP, dan
6) melakukan perubahan pengetahuan, sikap, keterampilan dan implementasinya.

E. Tujuan Pelatihan dan Pendidikan


Secara umum untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah yaitu kompetensi
manajerial, kewirausahaan, supervise, kepemimpinan, kepribadian dan sosial, penguatan
pendidikan karakter dan pengembangan sekolah berdasarkan 8 Standar Nasional Pendidikan
sehingga diharapkan dapat mengembangkan sumber daya manusia yang ada di sekolah.

F. Kinerja Kepala Sekolah


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja merupakan sesuatu yang dicapai,
prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja. Kinerja adalah perilaku dalam pekerjaan
dan sebagai alat umpan balik proses pencapaian tujuan kinerja mencakup tiga unsur: indvidu
atau siapa, aktivitas dan tempat atau dimana. Intinya, kinerja meliputi dua perspektif yaitu
perspektif individu dan organisasi perspektif. Dalam perspektif organisasi, kinerja
didefinisikan sebagai nilai yang diciptakan oleh organisasi menggunakan aset produktifnya
untuk mencapainya apa yang diharapkan.
Dalam Perspektif individu, kinerjanya didefinisikan sebagai kemampuan / keterampilan
individu dalam melakukan pekerjaan yang secara formal diakui sebagai bagian dari pekerjaan
mereka.
Kinerja kepala sekolah dilihat dari aspek tugas, menurut Gorton dkk, meliputi enam hal,
yaitu:
a. Mendukung keberhasilan siswa dengan memfasilitasi pengembangan, artikulasi,
implementasi, dan pengelolaan sebuah visi pembelajaran yang dipahami dan didukung oleh
komunitas sekolah.

12
b. Mendukung keberhasilan siswa dengan advokasi, memelihara, dan mempertahankan
budaya sekolah dan program pengajaran yang kondusif untuk profesionalisasi belajar siswa
dan pengembangan staf profesional.
c. Mendukung keberhasilan siswa dengan memastikan manajemen organisasi, managemen
operasional, dan sumber daya yang mendukung, lingkungan pembelajaran yang aman,
efisien, dan efektif.
d. Mendukung keberhasilan siswa berkolaborasi keluarga dan anggota masyarakat,
menanggapi kepentingan dan kebutuhan masyarakat yang beragam, dan memobilisasi sumber
daya masyarakat.
e. Mendukung keberhasilan siswa bertindak dengan integritas, keadilan, dan cara yang etis.
f. Mendukung keberhasilan siswa dengan memahami, menanggapi, dan memengaruhi
konteks yang lebih luas politik, sosial, ekonomi, hukum, dan budaya.
Sedangkan hasil yang diharapkan pada akhir diklat penguatan kepala sekolah adalah,
meningkatnya kompetensi kepala sekolah sesuai tuntutan beban kerja kepala sekolah yang
diatur dalam PP nomor 19 tahun 2017 tentang Guru dan penilaian kinerja yang diatur dalam
Permendikbud No 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.

G. Indikator Keberhasilan Pendidikan dan Latihan


Indikator keberhasilan diklat ini peserta mampu : (1) menjelaskan pengelolaan Kurikulum,
(2) menjelaskan pengelolaan PTK, (3) menjelaskan pengelolaan Siswa, (4) menjelaskan
pengelolaan Sarpras, (5) menjelaskan pengelolaan keuangan, (6) mensimulasikan evaluasi
diri sekolah, (7) pengembangan RKS/RKAS, (8) mensimulasikan supervisi dan penilaian
kinerja guru, (9) menjelaskan penerapan kepemimpinan perubahan. (10 menjelaskan
pengembangan kewirausahaan, dan (11) menyusun program pengembangan sekolah berbasis
8 Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Keberhasilan Kepala Sekolah
Keberhasilan kepala sekolah ditentukan oleh: (1) mengambil peranan sebagai pemimpin
pembelajaran; (2) meningkatkan keterampilan profesional guru dan mengembangkan peluang
kepemimpinan; (3) mefokuskan pada pembangunan tim; (4) membangun kolaborasi sekolah
dengan masyarakat; dan (5) menampilkan mutu kepemimpinan di sekolahnya.
Keberhasilan kepala sekolah yaitu: mengetahui dirinya dan apa yang dapat dia lakukan;
mempelajari perkembangan situasi dengan cepat; melakukan kolaborasi dengan stakeholders
dalam mewujudkan visi belajar siswa, menciptakan iklim dan budaya sekolah yang kondusif;
memfasilitasi dan mengembangkan kurikulum, strategi pembelajaran, dan lingkungan belajar
13
siswa; menjadi pendengar yang baik; menggunakan sumber daya sekolah secara efektif dan
efisien; mewujudkan rasa memiliki sekolah bagi warga sekolah; melakukan diskusi
peningkatan mutu pembelajaran dengan guru, orang tua, dan stakeholders; mengantisipasi,
menyesuaikan diri, dan memenuhi kebutuhan orang tua, guru, dan siswa; melakukan
komunikasi efektif; memiliki fleksibelitas; menggunakan gaya kepemimpinan yang
mendukung pembelajaran.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terdapat Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Bagi Kinerja Kepala Sekolah.
Terdapat Pengaruh Kompetensi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja kepala sekolah.
untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah yaitu kompetensi manajerial, kewirausahaan,
supervise, kepemimpinan, kepribadian dan sosial, penguatan pendidikan karakter dan
pengembangan sekolah berdasarkan 8 Standar Nasional Pendidikan sehingga diharapkan
dapat mengembangkan sumber daya manusia yang ada di sekolah.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://core.ac.uk/download/pdf/322574907.pdf
http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/3279/1/WIWU%20ULANDARI.pdf
https://bogorkab.go.id/post/detail/sekilas-diklat-penguatan-kepala-sekolah
https://pskp.kemdikbud.go.id/standar_pendidikan/snp#:~:text=Cakupan%20SNP%20terdiri
%20dari%208,dan%20(viii)%20standar%20pembiayaan.
https://www.kemdikbud.go.id/main/files/download/7bdf2592741007e#:~:text=Penguatan
%20Pendidikan%20Karakter%20(PPK)%20adalah,sekolah%2C%20keluarga%2C%20dan
%20masyarakat.

16

Anda mungkin juga menyukai