Anda di halaman 1dari 30

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum

Assessment merupakan elemen penting dalam proses

penyusunan perencanaan program yang berkaitan dengan

pengembangan program Kesiapsiagaan bencana dan Tanggap darurat

bencana.

Assessment akan memberikan informasi informasi dasar dari

sebuah keputusan yang akan diambil. Kadangkala informasi yang baik

belum tentu menghasilkan program yang baik apalagi jika informasi

yang tersedia sangat terbatas, hampir dipastikan akan menghasilkan

program yang tidak dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan.

Jadi assessment adalah langkah-langkah strategis pertama yang

harus dilakukan sebelum mendisain sebuah program.

B. Maksud

Maksud disusunnya Panduan ini adalah untuk memberikan

pengetahuan dibidang Assesment bagi para staf dan relawan PMI

yang akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan kaidah-kaidah yang

ditetapkan dalam melaksanakan manajemen.

C. Tujuan Penulisan

o Meningkatkan kapasitas staf dan relawan PMI dalam bidang

assessment yang terfokus pada pengembangan program

Kesiapsiagaan Bencana dan operasi Tanggap Darurat Bencana.

1
2

o Meningkatkan kualitas pelayanan Kepalangmerahan umumnya dan

pelayanan pada Tanggap Darurat Bencana.

D. Sasaran Pembaca

o Relawan PMI (KSR, TSR)

o Staff PMI

o Pengurus PMI

o Mitra kerja PMI


3

BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Siklus Proyek

Assessment : adalah identifikasi dan analisa atas sebuah situasi

tertentu .

Siklus Assessment

RAPID ASSESSMENT
CONTINUAL ASSESSSMENT

BENCANA

DETAIL ASSESSMENT

B. Tujuan Asssessment

o Mengidentifikasi dampak suatu situasi

o Mengumpulkan informasi dasar

o Mengidentifikasi kelompok yang paling rentan

o Upaya mengobservasi situasi

o Mengidentifikasi kemampuan respons semua pihak yang terkait

(pada saat darurat).

o Mengidentifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan (pada saat darurat)

3
4

o Memperoleh data yang relevan, obyektif, akurat, dan komprehensif

tentang kondisi anak saat ini.

o Mengetahui profil anak secara utuh terutama permasalahan dan

hambatan belajar yang dihadapi, potensi yang dimiliki,

kebutuhankebutuhan khususnya, serta daya dukung lingkungan

yang dibutuhkan anak.

o Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi

kebutuhan-kebutuhan khususnya serta untuk memonitor

kemajuannya (Sunardi & Sunaryo,2006).

C. Fungsi Assessment

o Sebagai alat/bahan untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang

dihadapi seseorang saat itu.

o Sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya

dibutuhkan dalam pembelajaran siswa.

o Assessment digunakan untuk menemukan dan menetapkan di

mana letak masalah yang dihadapi serta apa yang menjadi

kebutuhan belajar seorang anak.

o Guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat

realistis dan obyektif > Sesuai dengan kesulitan yang dihadapi.

D. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Assessment

o Daftar pertanyaan

o Komposisi anggota tim yang baik

o Sarana transportasi yang baik


5

o Kerangka waktu yang jelas

o Menggunakan bahasa local

o Kebutuhan darurat harus dapat dibedakan dari masalah yang

memang telah ada

o Mempertimbangkan kesetaraan jender

o Tidak memberikan harapan

o Menghindari bias dalam membuat kesimpulan

o Membuat catatan

E. Metode Assessment

o Mengumpulkan dan mengobservasi data sekunder

o Observasi langsung di lapangan

o Menanyakan pendapat para ahli

o Mewawancarai lawan bicara yang kapabel

o Diskusi grup Survei

F. Periode Assessment

1. Saat Pra Bencana / Konflik

a. Pengumpulan Data Awal

1. Data Primer

a) Pengamatan Langsung

o Pengamatan langsung di lokasi bencana

o Lokasi vs wilayah

o Lakukan dengan lembar isian ASSESSMENT.


6

o Perhatikan hal hal seperti : Masyarakat,

pengungsian, air dan sanitasi sumber air,

pembuangan Gudang dan titik distribusi fasilitas

umum yang masih ada (RS, pasar, sekolah, tempat

ibadah, dll), kondisi keamanan, dan tempat tempat

lain.

b) Wawancara

Wawancara perorangan Informan utama adalah :

Orang yang mempunyai informasi yang berkaitan, Yang

mau diwawancarai, Orang yang memiliki pengetahuan

mengenai masalah yang terjadi. (Siapkan pertanyaan

sebelum melakukan wawancara).

c) Diskusi Kelompok

o Bentuk kelompok bisa beragam, ataupun yang

memiliki kesamaan

o Anggota 5 sampai 10 orang

o Siapkan bahan diskusi terlebih dahulu.

2. Data Sekunder

a) Sebelumnya cari informasi sebanyak banyaknya

mengenai lokasi, serta hal hal lain yang berkaitan

dengan bencana yang terjadi.

b) Di lokasi cari informasi yang berasal dari :

o Data pemerintah
7

o Data bencana sebelumnya

o Hasil sensus

o Laporan yang sudah ada Lain - lain (contoh : berita,

koran, dll).

2. Analisis Data :

o GIGO Garbage in Garbage Out Penyaringan hasil

assessment. Mana yang perlu, mana yang tidak perlu.

o Lengkapi data yang diperoleh berdasarkan wawancara, dengan

apa yang dilihat di lapangan (AWAS : BIAS !)

o Triangulasi data Cek silang data.

3. Beberapa hal yang dapat menghambat kegiatan Assessment :

o Keterbatasan waktu, dan perubahan situasi yang tiba tiba

o Kurangnya sumber daya manusia dan sumber daya lainnya

o Sulitnya berkoordinasi dengan lembaga lembaga lain

o Kesulitan untuk bekerjasama dengan banyak orang, banyak

pihak, dan situasi darurat.


8

BAB III
PROSES ASSESSMENT
A. Langkah 1: Sebelum ke Lapangan

1. Mengulas Informasi Sekunder

Informasi yang telah dikumpulkan, baik itu dari Gerakan Palang

Merah maupun organisasi lain. Data sekunder dapat berupa

informasi mengenai keadaan di waktu yang telah lalu maupun

keadaan saat ini. Data sekunder bisa dalam bentuk tulisan

(laporan, dll) ataupun lisan (diskusi, dll).

Buatlah ulasan dan analisa atas data sekunder yang ada untuk

membantu anda memutuskan apakah assessment perlu

dilaksanakan atau tidak. Periksa laporan media; hubungi agensi

kemanusiaan lainnya dan pemerintah; tanyakan kepada orang-

orang yang baru saja kembali dari lokasi yang terkena dampak.

Kemudian rumuskan:

o Kondisi alamiah dari bencana (atau cenderung akan terjadi

bencana)

o Keadaan yang mendesak

o Ketidakjelasan informasi

2. Apakah Assessment di Butuhkan ?

Anda bisa memutuskan untuk melakukan assessment dengan

beragam alasan sebagai berikut:

o Sebuah perubahan mendadak terjadi (contohnya gempa bumi,

banjir bandang/tanah longsor)

8
9

o Anda rasakan kondisi darurat akan terjadi dimasa yang akan

datang (contohnya meningkatnya ketidakstabilan politik,

kekeringan)

o Anda membutuhkan informasi lengkap kondisi darurat yang ada

Anda bahkan juga harus dapat memutuskan untuk tidak

melaksanakan assessment dengan beragam alasan seperti:

o Akses tidak memungkinkan ke lokasi bencana

o Informasi yang ada (berdasarkan laporan agensi lain dll) cukup

memuaskan, sehingga tidak perlu melaksanakan asessment

lagi.

o Banyak agensi sudah melaksanakan assessment dilokasi

bencana dan adanya kecenderungan kelelahan assessment

ditengah-tengah komunitas.

3. Persiapan Assessment

Jika kebutuhan akan assessment telah diputuskan, ada beberapa

hal yang perlu dilakukan sebelum turun ke lapangan.

a. Tentukan Objektif dan Kerangka Acuan

Mengapa anda ingin melaksanakan assessment? Uraikan

objektif secara menyeluruh, pertanyaan yang harus dijawab,

dan aktivitas yang harus dilakukan. Uraikan, apabila

memungkinkan hal yang spesifik, output yang diharapkan.

Harus realistis. Informasi sekecil apakah yang dibutuhkan untuk

meraih output yang diminta? Mengacu pada orang yang akan


10

menggunakan informasi tersebut dan kebutuhan informasi apa

yang diinginkan. Pengguna informasi tersebut -biasanya, seperti

yang tertera dibawah ini:

o Staff operasional dan program

o Pencari dana

o Departemen komunikasi dan media

o Pengurus

b. Tentukan Jenis Assessment

Tentukan tipe assessment yang akan digunakan (rapid, detailed

atau continual).

1) Rapid assessment

Dilakukan setelah terjadi perubahan besar, seperti gempa

bumi atau terjadi pengungsian mendadak, assessment

memberikan informasi tentang kebutuhan, jenis

intervensi/bantuan yang memungkinkan dan sumber daya

yang dibutuhkan. Rapid assessment biasanya hanya

berlangsung satu minggu atau kurang, yang kemudian

dilanjutkan dengan dengan detail assessment.

Informasi yang dibutuhkan: Lokasi, jumlah penduduk

sebelum bencana alam/konflik, jumlah korban (yang mati,

yang terluka, mengungsi), tingkat keparahan wilayah, pihak

terkait yang akan/sudah memberikan bantuan, situasi

keamanan dan keselamatan, kebutuhan yang paling


11

mendesak per lokasi, Fasilitas yang tersedia (misal: air

bersih, pengadaaan pangan) dan lokasinya, Contact person.

2) Detail Assessment

Detail assessment dilakukan berdasarkan beberapa alasan,

seperti berikut:

o Rapid assessment telah dilaksanakan, tetapi detail

informasi masih dibutuhkan.

o PMI mempertimbangkan untuk memulai operasi pada

sebuah wilayah dan membutuhkan informasi yang detail

untuk mengambil keputusan.

o PMI memperkirakan situasi akan cenderung berubah dan

membutuhkan informasi tambahan lain (contohnya

bencana kekeringan, banjir-curah hujan terus menerus).

o Secara umum detail assessment berlangsung satu bulan

atau kurang, tergantung luas wilayah dan masalah yang

dihadapi serta sumber daya yang tersedia.

3) Continual Assessment (Asesmen Lanjutan)

Hal ini dilakukan manakala PMI telah melakukan kegiatan

detail assessment dan sedang melakukan operasi.

Assessment lanjutan merupakan sebuah proses dimana

informasi terbaru dibutuhkan.

Assessment lanjutan yang efektif membantu anda untuk

mengidentifikasi perubahan secara cepat. Ketika perubahan


12

teridentifikasi, rapid atau detail assessment dapat dilakukan

kembali. Informasi dari assessment lanjutan digunakan

sebagai informasi sekunder selama rapid dan detail

assessment berlangsung.

c. Putuskan Apakah Perlu Melibatkan Mitra Luar Atau Tidak

Putuskan apakah assement akan dilakukan sendiri, atau

melibatkan mitra dari Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit

Merah, atau dengan mitra dari luar (assessment gabungan).

Memungkinkan terjadinya pelaksanaan assessment gabungan

dengan organisasi lain (pemerintah atau NGO). Kerjasama ini

memiliki manfaat sebagai berikut:

o Terciptanya kerjasama dan koordinasi dalam perencanaan

dan implementasi projek.

o Efisiensi sumberdaya (pembagian tugas, seperti logistik dan

jumlah orang yang dibutuhkan dalam assessment).

o Mengurangi kelelahan dalam assessment.

Ada berbagai cara dalam membagi tugas selama melakukan

assessment gabungan. Dua hal yang memungkinkan:

o Agensi yang memiliki spesialisasi tertentu akan membagi

tugasnya. Sebagai contoh, assessment lapangan dan

koordinasi tim (FACT) menilai persediaan air dan akses

kesehatan, sedangkan UNICEF menilai kebutuhan

pendidikan dari pengungsi anak-anak.


13

o Agensi dengan spesialisasi yang sama membagi wilayah

secara geografis. Sebagai contoh, ICRC dan WFP membagi

area assessment untuk ketahanan pangan.

Assessment gabungan akan sesuai seandainya:

o Setiap organisasi yang berpartisipasi berbagi hal tentang

nilai-nilai yang ada dan prinsip operasional.

o Setiap organisasi yang berpartisipasi menggunakan

metodologi yang sama atau sesuai.

Dalam kondisi bencana, beberapa hal akan menjadikan

assessment gabungan tidak berjalan dengan baik. Sebagai

contohnya:

o Assessment tersebut merupakan mandat khusus (contohnya

kunjungan tahanan ICRC).

o Nilai-nilai organisasi dan prinsip operasi tidak sama.

o Kolaborasi merusak prinsip-prinsip netralitas dan imparsial.

o Setiap organisasi atau bahkan individu merasakan adanya

kecurigaan.

Apabila memungkinkan, buatlah kesepakatan formal yang

menyatakan secara spesifik peran dan tanggungjawab setiap

organisasi ketika melaksanakan assessment. Jika hasil dari

assessment gabungan tidak sesuai, sangatlah penting untuk

mengetahui organisasi lain yang melaksanakan assessment.

Pengulangan assessment diwilayah yang sama tidak efisien


14

dan melelahkan dan berdampak negatif pada ketepatan dan

keamanan. Mengulas laporan assessment dari organisasi lain

bisa menjadi bagian yang berharga sebagai ulasan data

sekunder.

d. Kesimpulan Berkenaan Data Sekunder

Salah satu tugas Ketua Tim adalah mempelajari laporan dari

data sekunder; untuk mencari informasi tentang:

o Latar belakang informasi dari area yang dikunjungi.

o Informasi secara langsung berkaitan dengan pertanyaan

yang diajukan dalam kerangka acuan.

o Informasi tentang penyebab dan dampak dari bencana yang

terjadi.

Data sekunder membantu untuk membuat ide awal atas dugaan

permasalahan dan juga berguna saat merencanakan

wawancara untuk pertama kali di lapangan. Sebagai contoh, jika

lahan pertanian terkena dampak kekeringan, maka hendaknya

anda juga mendiskusikan kerugian tanam dengan petani.

Contoh data sekunder meliputi:

o Laporan assessment lapangan dari Palang Merah dan Bulan

Sabit Merah atau agensi lain.

o Laporan media.
15

o Laporan tentang kondisi sosial, ekonomi, politik dan sejarah

yang ada di pemerintah, sivitas akademika atau sekelompok

peneliti.

o Survey teknis yang dikerjakan pihak kementrian, sivitas

akademika, NGO, UN .

o Hasil VCA Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

o Data sensus penduduk.

o Data meterologi.

o Peta.

o Saksi mata (orang-orang yang baru kembali dari lapangan).

o Komunikasi verbal dengan para ahli dilapangan atau isu

teknis yang berkaitan.

e. Daftar Informasi Yang Dibutuhkan

Ini bergantung pada informasi yang telah ada (yang dapat

dipercaya) dan obyektif dari assessment.


16

f. Identifikasi Area Yang Akan Dikunjungi & Populasi Target

Wilayah

Area

Lokasi

Sangat jarang kemungkinan untuk bisa mendatangi

seluruh wilayah yang terkena dampak bencana dalam kondisi

darurat. Seharusnya memilih daerah yang bisa mewakili dari

lokasi yang terkena bencana. Metode statistik untuk melakukan

ini biasanya tidak layak karena alasan waktu dan akses.

Selanjutnya gunakan data sekunder untuk mengidentifikasi area

dan poplulasi yang cocok dengan kriteria dibawah.

o Prioritas 1: Area dan Populasi yang terkena dampak

langsung. Sebagai contoh adalah sebuah lokasi gempa atau

area konflik militer atau bahkan populasi yang secara

terpaksa meninggalkan rumahnya.

o Prioritas 2: Area dan populasi yang secara tidak langsung

terkena bencana. Sebagai contoh, sebuah wilayah yang


17

berdampak secara ekonomis dari konflik yang ditimbulkan

oleh wilayah sekitarnya.

o Prioritas 3: Area dan populasi yang tidak terkena dampak

atau berdampak kecil. Dimana kondisi darurat yang terjadi

tidak memiliki dampak nyata terhadap masyarakat dan

matapencaharian (sangat berguna sebagai perbandingan

dengan daerah yang terkena bencana).

Dalam rapid assessment, biasanya hanya memungkinkan

untuk mengunjungi suatu wilayah dan populasi dalam

‘prioritas 1’ sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya. Pada

detail atau assessment lanjutan, ketiga kategori proritas

tersebut seharusnya dilakukan. Terkadang pada saat

melaksanakan rapid assesment, tidak memungkinkan

memperoleh akses pada area di priroritas 1. Jika ini

masalahnya, cobalah untuk menggali informasi dan

bertanyalah dengan orang-orang yang baru saja

mengunjungi daerah tersebut.

g. Mengorganisir Data Yang Ada

Tim assessment menyusun sebuah checklist informasi dan

sumber daya yang dibutuhkan sebelum pergi kelapangan. Ini

merupakan bagian yang penting dari proses sebuah

assessment, yang berfungsi mengarahkan pada diskusi tim.


18

Checklist berkaitan dengan spesifik assessment. Sebuah

checklist standar tidak dibutuhkan karena:

o Setiap kondisi bencana berbeda.

o Proses membuat checklist sangat penting.

Checklist diubah setiap hari selama assessment berlangsung.

Perubahan dilakukan berdasarkan informasi baru yang diterima

dan analisa tim dari informasi tersebut.

Checklist persiapan seharusnya memasukkan informasi seperti

berikut:

o Pertanyaan yang diajukan.

o Metode pengumpulan informasi.

o Sumber (kelompok atau individu).

o Lokasi kunjungan.

o Tanggung jawab dari anggota tim (setiap anggota memiliki

tanggungjawab untuk sekian pertanyaan yang ada).

h. Mengumpulkan Sumber Daya

Tunjuk seseorang untuk menjadi ketua tim dan tentukan formasi

tim. Ini bisa mengikuti formasi berikut:

o Generalis. Satu orang atau lebih yang berpengalaman tetapi

tidak memiliki spesialisasi teknis tertentu.

o Spesialis. Satu orang atau lebih karena memiliki pengalaman

yang spesifik dan keahlian.


19

o Multi-disiplin. Sekelompok spesialis yang mewakili seluruh

sektor didalam tugas Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

(insinyur, pekerja kesehatan dll)

Pilihlah formasi tim yang sesuai berdasarkan situasi dan kondisi

yang ada di lapangan, terutama jenis informasi apa yang ingin

dikumpulkan. Setelah itu, pikirkan hal berikut:

o Jika memungkinkan, libatkan orang yang mampu berbahasa

setempat. Libatkan satu orang penterjemah untuk setiap

anggota tim yang tidak dapat berbahasa setempat.

o Usahakan untuk melibatkan pria dan wanita di dalam tim.

o Teradang sangat berguna jika melibatkan wakil dari populasi

yang berasal dari area yang terkena dampak.

o Semua orang bias; persepsi mereka berdasarkan latar

belakang budaya, pengalaman, pelatihan profesional dan

banyak lagi faktor lainnya. Waspada akan hal ini dan

cobalah untuk meyakinkan perspektif tiap individu dalam tim

untuk berimbang.

Apabila memungkinkan, sangatlah baik untuk melibatkan

staf yang berasal dari kantor setempat, di area yang akan

diassessment. Ini berarti bahwa assessment dapat dilakukan

lebih sering, hemat biaya (biaya perjalanan, dll.), dan

meningkatkan hubungan dalam melakukan assessment,

perencanaan proyek dan implementasi.


20

B. Langkah 2: Saat di Lapangan

a. Prinsip-Prinsip Kerja Di Lapangan

Prinsip-prinsip ini seharusnya diikuti selama kerja di lapangan:

o Konsultasi dengan masyarakat yang terkena bencana

merupakan hal yang penting.

o Perhatikan kebutuhan-kebutuhan yang mendesak dari

kelompok dan individu yang berbeda (laki-laki, perempuan,

orangtua, anak-anak dll)

o Perhatikan kejelasan informasi yang diterima.

o Bias.

o Carilah kelompok marjinal dan pastikan ketertarikan mereka.

o Carilah perubahan dan tren yang mempengaruhi

masyarakat.

o Perhatikan hal yang terjadi diluar dugaan. Siapkanlah

asumsi yang dibutuhkan.

o Perhatikan dampak dari isu-isu dalam masyarakat sebagai

suatu kesatuan. Sebagai contoh, HIV/AIDS bukanlah hanya

sebuah isu kesehatan.

o Melalui hasil assessment, pikirkanlah bagaimana informasi

ini digunakan.

o Pikirkan waktu yang dibutuhkan dalam kunjungan lapangan.


21

C. Langkah 3: Setelah Dari Lapangan

1. Analisa

Analisa merupakan sebuah proses dimana seluruh informasi yang

diperoleh dari segala sumber yang berbeda disatukan dan

dipelajari, hal ini dilakukan untuk memungkinkan anda menjawab

pertanyaan-pertanyaan dalam assessment:

o Apa masalah utamanya?

o Siapa yang terkena dampaknya?

o Apa kapasitas dari masyarakat yang terkena dampaknya?

Bagaimana mereka mengatasi masalahnya?

o Apakah ada bantuan yang tersedia?

o Apakah memerlukan intervensi Palang Merah Bulan Sabit

Merah? Jika ya, intervensi seperti apa yang diminta?

Catatan Kunci:

Anda harus menganalisa informasi secara terus menerus dari hasil

assessment. Jangan tinggalkan analisa sampai assessment

selesai.

2. Ketidaktepatan Informasi

Dalam setiap assessment anda akan menghadapi permasalahan

akan ketidaktepatan informasi. Ini terjadi manakala pemberi

informasi memberikan beragam jawaban terhadap pertanyaan yang

sama. Sebagai contoh:


22

o Seseorang mengatakan kepada anda bahwa sumber air kering

selama dua bulan dalam tahun ini, sedangkan orang lain

mengatakan tidak pernah kering.

o Seseorang mengatakan kepada anda bahwa ternak di desa

mati. Orang lain mengatakan sebagian ternak masih hidup dan

mencari rumput ditempat yang jauh.

Bagian ini memberikan langkah-langkah yang harus dilalui agar

supaya dapat mengurangi informasi yang tidak tepat.

Langkah pertama adalah pikirkanlah informasi yang anda peroleh.

Ini akan mengidentifikasi kesalahan. Tanyakan pada diri anda

pertanyaan berikut:

o Apakah informasi terbaru mendukung atau bertentangan

dengan data sekunder?

o Apakah informasi yang diperoleh dari sebuah sumber itu

mendukung atau bertentangan dengan yang lain?

o Apakah informasi yang diperoleh dari anggota tim assessment

yang berbeda?

o Apakah informasi tersebut ‘masuk akal’? Sebagai contoh, jika

seseorang mengatakan kepada anda bahwa hasil panen gagal,

sementara anda melihat dengan jelas jagung hasil panen di

desa, ini adalah kesalahan.

3. Pelaporan
23

Tim assessment tidak diharapkan membuat desain program

yang lengkap. Bagaimanapun ide dari tim sangatlah berguna untuk

merencanakan program. Ada tiga kemungkinan kesimpulan dari

assessment:

o Tidak ada kebutuhan untuk intervensi (kapasitas masyarakat

yang terkena dampak sanggup untuk mengatasinya).

o Disana ada kebutuhan untuk intervensi, tetapi Palang Merah

dan Bulan Sabit Merah bukanlah organisasi yang tepat untuk

melakukan intervensi.

o Disana ada kebutuhan untuk intervensi dan Palang Merah dan

Bulan Sabit Merah merupakan organisasi yang tepat.

a. Laporan Assessment

Bagian ini menghadirkan sebuah format untuk rapid dan

detail assessment. Untuk setiap assessment, susunlah sebuah

laporan berdasarkan dari informasi yang diberikan. Angka yang

detail dari setiap informasi akan bergantung dari keadaan yang

ada dari setiap assessment.

Penting untuk menghadirkan kesimpulan dari sebuah

assessment sejelas mungkin. Penggunaan format standar

membantu pembaca untuk mengetahui dengan cepat informasi

sebagaimana mereka terbiasa dengan tampilannya.


24

Catatan Kunci:

Buatlah laporan assessment sesingkat mungkin, tetapi pastikan

semua informasi penting tidak terlewatkan.

b. Kerangka Kerja Laporan

Rapid dan detail assessment

1) Bagian I

o Ringkasan

o Tanggal Laporan:

o Alasan melakukan assessment

o Tanggal dan jenis bencana

o Lokasi bencana

o Jumlah orang yang terkena dampak bencana:

Ringkasan dari kesimpulan assessment: berikan penjelasan

(1/2 halaman) ringkasan dari permasalahan dan populasi yang

terkena bencana. Apa kebutuhannya (jika ada)? Apakah

direkomendasikan Palang Merah Bulan Sabit Merah

melakukan intervensi? Jika ada, berikan garis besarnya.

Apakah direkomendasikan melakukan assessment lanjutan?

Jika ada, berikan detail dan waktunya.

2) Bagian II

o Latar belakang informasi

o Tim assessment : Nama, Organisasi, Profesi/keahlian/

jabatan setiap tim.


25

o Lokasi yang dikunjungi: Nama daerah dan jelaskan

kenapa dipilih.

o Perjalanan yang dilakukan: Lokasi yang dikunjungi setiap

harinya.

o Sumber informasi: Masyarakat dan wawancara kelompok

dalam setiap harinya.

o Sumber data sekunder: Detail dokumen dan pemberi

informasi yang dikonsultasikan.

o Hambatan. Apa hambatan yang dialami dalam

melakukan assessment (waktu, akses, keamanan dll.)?

3) Bagian III Detail

Narasi: Berikan penjelasan (1/2-1 halaman) dengan

menjelaskan:

o Penyebab bencana.

o Prakiraan ke depan

Garis besar (1-2 halaman) situasi keseluruhan dan dampak

bencana, berdasarkan informasi yang diperoleh melalui

wawancara kelompok umum (dan informasi yang relevan

lainnya):

o Struktur sosial

o Pergerakan masyarakat

o Mata pencaharian

o Lingkungan
26

BAB IV
TOOLS ASSESSMENT
A. Pengamatan

Pengamatan seringkali digolongkan hanya sebagai sumber

informasi. Banyak informasi yang dapat diperoleh dengan cepat

melalui pengamatan. Pentingnya, ini memberikan ‘rasa’ dari sebuah

situasi-suara dan aroma dan kesan yang dilihat. Hal-hal tersebut yang

menjadi alasan untuk turun ke lapangan.

o Ide yang baik untuk memulai assessment adalah dengan berjalan

di seputar lokasi. Selama assessment, lakukanlah pengamatan

sebanyak mungkin. Apabila anda mendiskusikan air, lihatlah

sumber air yang ada. Apabila masyarakat menjelaskan makanan

yang anda tidak tahu, tanyalah dan (cicipilah!). Anda dapat belajar

banyak dengan meluangkan waktu di tempat masyarakat

berkumpul (warung,dll). Lihat sekitar anda dan berbicaralah dengan

masyarakat.

o Pengamatan sangat berguna untuk pengecekan ulang. Sebagai

contoh, anda diberitahukan bahwa semua stok pangan telah hilang

karena kemarau. Kemudian anda melihat sekumpulan besar

kambing. Hal ini tidak sepenuhnya berlawanan dengan informasi

sebelumnya - banyak penjelasan yang memungkinkan - tetapi ini

memberikan dasar untuk pertanyaan berikutnya: ”Siapa yang

memiliki kambing-kambing tersebut?”, Bagaimana mereka bisa

bertahan di masa kemarau?” dan selanjutnya.

26
27

o Melakukan kunjungan ke lokasi bersama masyarakat setempat,

memudahkan untuk berdiskusi. Kondisinya tidak formal dan dapat

segera bertanya manakala melihat sesuatu. Hal ini lebih alamiah

ketimbang menggunakan check list pertanyaan. Sangatlah penting,

berjalan serta melakukan pengamatan adalah cara terbaik untuk

mendapatkan informasi yang tidak terduga. (masalah tidak dapat

diprediksi).

o Pengamatan merupakan cara yang paling mudah dilakukan untuk

menilai infrastruktur dan logistik. Berkendara disepanjang jalan juga

merupakan cara untuk mendapatkan informasi apabila akses dapat

dilalui (tetapi untuk daerah konflik, berhati-hatilah dengan ranjau

atau kondisi keamanan lainnya).

o Akhirnya, satu pesan untuk mengetahui seluruh hal: Cari tahulah!

B. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan menggali informasi dari seseorang

atau sekelompok orang melalui sebuah proses komunikasi dengan

tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Wawancara merupakan pendukung utama dalam melakukan

assessment lapangan. Setiap informasi yang ingin kita dapatkan

hendaknya dilihat dari berbagai aspek:

o Kepada siapa yang sebaiknya saya menanyakan informasi yang

diinginkan?
28

o Apakah saya harus bicara dengan perorangan atau dengan

kelompok?

o Bagaimana saya melakukankan wawancara?

C. PRA (Participatory Rural Appraisal)

PRA adalah suatu metode yang digunakan untuk pengkajian /

penilaian (keadaan) desa secara partisipatif dengan penduduk desa

yang bersangkutan.

Tujuannya adalah sebagai sarana dialog / komunikasi, mengumpulkan

data dan informasi, analisa situasi, alat dan metode untuk melakukan

assessment kerentanan dan kapasitas. Sasaran PRA adalah

masyarakat.

Kelebihan dari pembelajaran partisipatif ini adalah:

1. Partisipatoris dan visual

2. Pembalikan dari model konvensional:

a. Dari tertutup menjadi terbuka

b. Dari ditentukan lebih dulu menjadi proses

c. Dari individu menjadi kelompok

d. Dari verbal menjadi visual

e. Dari perhitungan menjadi perbandingan

f. Dari penentu menjadi katalisator/motivator

g. Dari rasa bosan menjadi menyenangkan

Prinsip-prinsip PRA:

o Pendekatan partisipatif
29

o Masyarakat sebagai subyek, bukan obyek

o Saling belajar dan menghargai perbedaan/berbagi pengalaman

dan info

o Mengkritisi kesadaran dan tanggung jawab diri sendiri

o Pembelajaran informal

o Belajar dari kesalahan

o Pemberdayaan kapasitas masyarakat

o Keberlanjutan
30

BAB V
PENUTUP
A. SARAN

B. KESIMPULAN

30

Anda mungkin juga menyukai