Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA

PESAWAT ATWOOD

Di susun oleh:
Yuliana Falconieri Hari Sogen
Nim: 221424001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2023
PESAWAT ATWOOD

I. Tujuan

1. Memperlihatkan berlakunya hukum Newton untuk menentukan kecepatan dan


percepatan
2. Menghitung momen inersial katrol

II. Alat-alat yang digunakan

1. Susunan Pesawat Atwood diperlihatkan pada gambar 1 terdiri dari :


a. Tiang berskala yang ujung atasnya terdapat katrol dengan jari-
jari R.
b. Tali penggantung yang massanya dapat diabaikan
c. Beban M1 dan M2 berbentuk silinder dengan massa yang sama
(=M) dan diikatkan pada ujung-ujung tali penggantung
d. Dua beban tambahan berbentuk lempeng dengan massa m 1 dan
m2
e. Statip yang dilengkapi dengan pegas, penahan beban B dan
penahan beban tambahan yang berlubang A
2. Stopwatch
3. Timbangan
4. Kertas millimeter
III. Dasar Teori

Bila suatu katrol hanya dapat berputar pada porosnya yang diam seperti terlihat pada gambar 2,
maka menurut hukum kesetimbangan

- T1 - mg - T2 + N = 0 (1)
T1 R - T 2 R = I α (2)

(3)

Dengan T1 & T2 = tegangan tali


m = massa katrol
N = Gaya normal pada katrol
I = momen inersial katrol
α = percepatan sudut katrol
a = percepatan tangensial tepi katrol, yang sama dengan percepatan tali penggantung yang
dililitkan pada katrol tanpa slip

Gambar 1

Bila M1 dan M2 yang sama digantungkan pada ujung-ujung tali, maka sistem akan bergerak
lurus beraturan atau diam (Hk. Newton I). Bila diatas M 2 diberi beban tambahan m1 (seperti
terlihat pada gambar 3), maka sistem akan bergerak dipercepat dengan percepatan :

( m1 + M 2 - M1 ) g
a =
I
m1 + M1 + M 2 + 2
R (4)

Bila percepatan telah diketahui, maka momen inersial katrol bisa dihitung dengan persamaan
(4)
Kecepatan ( V ) suatu benda yang bergerak lurus beraturan (GLB) dapat dihitung dengan
rumus :
X = Vt (5)

dengan X = jarak yang ditempuh dalam waktu t


Sedangkan percepatan (a) Suatu benda yang bergerak lurus berubah beraturan (GLBB) dapat
dihitung dengan rumus :

(6)

dengan V0 = kecepatan awal benda = 0

IV. Prosedur percobaan

1. Menimbang massa M1, M2, m1 dan m2


2. Memeriksa kesiapan pesawat Atwood dengan:
a. Memastikan bahwa tiang tidak miring, katrol dapat berputar bebas dan tali sejajar dengan tiang.
b. Memasang M1 pada statip G dan menambahkan beban m1 pada M2
Memastikan bahwa M2 bebas dapat melalui A tanpa terganggu dan beban tambahan
m1yangtertahan pada A
3. Mengukur jari-jari katrol yang digunakan
4. Memasang M1 pada G dan Menambahkan beban m 1 pada M2. Catat posisi A, B, dan C pada
keadaan ini. Melepaskan M1 dari statip G. Mencatat waktu beban M 2 menempuh jarak AB ( tAB)
setelah m1 tersangkut pada A
5. Mengulangi percobaan 4 dengan jarak AB (XAB ) yang berbeda-beda (minimal 6 data untuk tiap
beban)
6. Mengulangi percobaan 4 dan 5 dengan beban tambahan m2 dan / atau m1 + m2
7. Mengatur kedudukan A dan B (sebaiknya AB dekat) Memasang M 1 pada statip, dan
menambahkan beban m1 pada M2. Melepaskan M1 dari G dan mencatat waktu tAC (waktu yang
diperlukan beban ( M2 + m1) untuk berjarak dari C ke A)
8. Mengulangi percobaan 7 untuk beban tambahan yang berbeda-beda dan XCA yang berbeda-beda
V. DATA HASIL PERCOBAAN

Jari- jari katrol = 0,075 m


Posisi A = 1,1 m
Posisi B = 1,9 m
Posisi C = 0,78 m

N0 M1 M2 GLB GLBB
XAB tAB VAB XAC tAC aAC
1 0,1 kg 0,12 kg 0,8 m 0,74 s 1,08 m/s 0,32 m 3,71 s 0,046 m/s 2
2 0,1 kg 0,13 kg 0,8 m 0,59 s 1,35 m/s 0,32 m 1,8 s 0,197 m/s 2
3 0,1 kg 0,15 kg 0,8 m 0,41 s 1,95 m/s 0,32 m 1,64 s 0,237 m/s 2
4 0,1 kg 0,17 kg 0,8 m 0,23 s 3,47 m/s 0,32 m 1,08 s 0,548 m/s 2
5 0,1 kg 0,19 kg 0,8 m 0,12 s 6,66 m/s 0,32 m 1,07 s 0,559 m/s 2

 Contoh hasil perhitungan data pada eksperimen pesawat atwood sebagai berikut :

1. Perhitungan jarak, waktu, dan kecepatan pada posisi AB dengan menggunakan


persamaan Gerak Lurus Beraturan (GLB).
- Perhitungan XAB
Diketahui posisi A = 1,1 m
Posisi B = 1,9 m
Sehingga jarak yang ditempuh beban M 2 dan beban tambahan M2, dapat
diperoleh dengan melihat selisih jarak antara posisi A dan posisi B yaitu = 0,8
m.
- Perhitungan tAB
Untuk mencari waktu yang diperlukan saat beban M2 dan beban tambahan M2
melakukan GLB dapat diperoleh menggunakan stopwattch, seperti pada
contoh data 1 yaitu tAB = 0,74 s
- Perhitungan VAB
Untuk mencari kecepatan pada posisi AB, dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus :
V = X/t
Dengan mengambil salah satu contoh data kedua yaitu :
V = X/t
V = 0,8 m / 0,59 s
V = 1,35 m/s
2. Perhitungan jarak, waktu, dan percepatan pada posisi AC dengan menggunakan
persamaan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).
- Perhitungan XAC
Diketahui posisi A = 1,1 m
Posisi B = 0,78 m
Sehingga jarak yang ditempuh beban M 2 dan beban tambahan M2, dapat
diperoleh dengan melihat selisih jarak antara posisi A dan posisi C yaitu =
0,32 m.
- Perhitungan tAB
Untuk mencari waktu yang diperlukan saat beban M2 dan beban tambahan M2
melakukan GLBB dapat diperoleh menggunakan stopwattch, seperti pada
contoh data 1 yaitu tAC = 3,71 s
- Perhitungan aAC
Diketahui kecepatan awal (V0) = 0
Untuk mencari percepatan pada posisi AC dapat diperoleh menggunakan
persamaan berikut, dengan contoh perhitungan menggunakan data ketiga :

2X
a =
V 0t ¿¿

2(0 , 32)
a =
0+ ¿ ¿

0 ,64
a =
2,6896

a = 0,237 m/s 2

VI. Pembahasan

Pada eksperimen pesawat atwood yang sudah dilaksanakan, ada beberapa hal yang
harus dipersiapkan, dipahami dan dipraktekan. Alat-alat yang perlu disiapkan dari
eksperimen ini adalah pesawat atwood yang sudah digantungi katrol dengan dua tegangan
tali yang akan digantungi beban M1 dan M2, stopwattch, beban tambahan M2 dan lain
sebagainya seperti yang sudah dituliskan diatas. Pada eksperimen ini, saya mengambil
lima data. Sebelumnya terlebih dahulu menentukan posisi A, B, dan C. Kemudian
mengukur jari-jari katrol menggunakan mistar dengan memakai acuan panjang dari kedua
tegangan tali. Pada susunan pesawat atwood sudah dilengkapi dengan kertas meteran,
sehingga mudah mengetahui posisi A, B, dan C. Mulailah saya merancang dan
menyususn tegangan tali dan beban M1 dan M2 dalam posisi diam, agar mempermudah
beban M2 dan beban tambahan M2 dalam melakukan gerak gerak lurus beraturan (GLB)
pada posisi AB dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) pada posisi AC.
Selanjutnya, saya dapat memulai eksperimen dengan menambahkan beban tambahan
(0,02 kg) pada beban M2 yang sebelumnya beban M1=M2= 0,1 kg. Sehingga jumlah
beban tambahan pada M2 = 0,12 kg. Kemudian melepas tegangan tali pada beban M1
dan beban M2 dapat melakukan gerak kebawah dari posisi C ke A yang merupakan gerak
lurus berubah beraturan (GLBB) dan gerak kebawah dari posisi A ke B yaitu gerak lurus
beraturan (GLB). Dari hasil eksperimen yang sudah dilaksanakan, saya mengambil watu
sebanyak dua kali yaitu pada posisi C sampai posisi B dan pada posisi A sampai B. Dari
hasil waktu yang diperoleh saya dapat menentukan waktu pada posisi CA, dengan
mengurangkan waktu pada posisi CB dengan posisi AB, dan memperoleh seperti data
diatas. Selanjutnya saya dapat mengulangi percobaannya sebanyak lima kali, dengan
beban tambahan pada M2 semakin bertambah. Setelah eksperimen saya dapat
menentukan nilai kecepatan dengan menggunakan persamaan GLB dan percepatan pada
GLBB sesuai hasil data jarak dan waktu yang sudah diperoleh. Jika percepatan sudah
diketahui, maka saya dapat mencari momen inersia yang bekerja pada katrol, Saat beban
M1 dan M2 melakukan GLB maupun GLBB.
Pada eksperimen pesawat atwood, banyak hal yang saya pelajari diantaranya:
bagaimana merancang dan menyusun alat-alat agar dapat berjalan sesuai yang
diharapkan. Mengetahui beban M2 yang melakukan dua gerak sekaligus yaitu GLB pada
posisi AC dan GLBB pada posisi AB. Adapun kesulitan dalam eksperimen yaitu harus
berhati-hati dalam memasang beban tambahan pada M2 dan sebelumnya harus
memastikan apakah saat beban M2 melakukan gerak kebawah dapat berjalan dengan
baik/tidak. Dari eksperimen pesawat atwood dapat disimpulkan bahwa ketika beban
tambahan pada M2 semakin bertambah/besar maka jarak, waktu, dan kecepatan yang
ditembuh pun akan semakin cepat, singkat dan sebaliknya. Maka dari hasilnya tersebut
akan mempengaruhi momen inersia yang bekerja pada katrol.

VII. Tugas

1. Buat grafik antara XAB dan tAB untuk setiap beban tambahan carilah kecepatan M 2
dari grafik ini ! carilah ralatnya !
2. Samakah nilai kecepatan M2 untuk masing-masing beban tambahan . Jelaskan alasan
saudara.
3. Buat grafik antara X CA dan t CA untuk setiap beban tambahan. Carilah percepatan (M 2
+ beban tambahan ) dari grafik ini carilah ralatnya.
4. Hitung momen inersial katrol dengan menggunakan hasil dari tugas no. 3.

Jawab
1.

Grafik Hubungan Antara Jarak (XAB) Dan Waktu (tAB)


0.9
0.8
f(x) = 0.8
0.7 R² = 0
0.6
Jarak (m)

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
Waktu (s)

 Nilai kecepatan M2 dari grafik adalah:


- Data 1
V=X/t
V = 0,8 / 0,74
V = 1,08 m/s
- Data 2
V=X/t
V = 0,8 / 0,59
V = 1,35 m/s
- Data 3
V=X/t
V = 0,8 / 0,41
V = 1,95 m/s
- Data 4
V=X/t
V = 0,8 / 0,23
V = 3,47 m/s

- Data 5
V=X/t
V = 0,8 / 0,12
V = 1,08 m/s

 Menghitung ralat kecepatan (VAB) :

2. Menurut saya kecepatan pada M2 dan beban tambahan pada kelima data diatas berbeda.
Karena beban pada M2 terus ditambah beban saat eksperimen berlangsung. Maka ini
berpengaruh pada kecepatan tiap penambahan beban pada M2. Semakin besar beban
yang diberikan maka semakin cepat pula kecepatan yang dialami oleh beban pada M2,
ataupun sebalikknya.
3.

Grafik Hubungan Antara Jarak (XAC) Dan Waktu


(tAC)
0.35
0.3 f(x) = 0.32
R² = 0
0.25
Jarak (m)

0.2
0.15
0.1
0.05
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

Waktu (s)
 Menghitung percepatan M2 dan beban tambahan dari grafik adalah :

- Data 1

2X
a =
V 0t ¿¿

2(0 , 32)
a =
0+ ¿ ¿

0 ,64
a =
13,7641

a = 0,046 m/s 2

- Data 2
2X
a =
V 0t ¿¿

2(0 , 32)
a =
0+ ¿ ¿

0 , 64
a =
3 ,24

a = 0 , 197 m/s 2

- Data 3
2X
a =
V 0t ¿¿

2(0 , 32)
a =
0+ ¿ ¿

0 ,64
a =
2,6896

a = 0,237 m/s 2

- Data 4
2X
a =
V 0t ¿¿

2(0 , 32)
a =
0+ ¿ ¿

0 , 64
a =
1,1664
a = 0,548 m/s 2

- Data 5
2X
a =
V 0t ¿¿

2(0 , 32)
a =
0+ ¿ ¿

0 ,64
a =
1,1449

a = 0,559 m/s 2

 Menghitung ralat percepatan (aAC) :

4. Menghitung momen inersia katrol dari soal tugas no 3 :


Untuk mencari momen inersia pada katrol, dapat menggunakan persamaan (4) seperti
yang tertulis pada dasar teori diatas, dengan menggunakan salah satu contoh data pertama
yaitu:

( m1 + M 2 - M1 ) g
a =
I
m1 + M1 + M 2 + 2
R

I ( m 1+ M 2−M 1 ) g
=
R m1+ M 1+ M 2+ a
2
I ( 0 , 02+0 , 1−0 , 1 ) 9 , 8
=
(0,075) 0 ,02+ 0 ,1+0 , 1+0,046
2

I ( 0 , 02 ) 9 , 8
=
0,005625 0,266

I 1 ,96
=
0,005625 0,266

0,266 I =0,011025

0,011025
I=
0,266
2
I =0 , 04 kg m

VIII. Kesimpulan

1. Memperlihatkan berlakunya hukum newton untuk menentukan percepatan dan


kecepatan, dapat menggunakan persamaan (1), (2), dan (3) seperti pada dasar teori
diatas saat mencari percepatan sudut pada katrol, yang merupakan hasil bagi antara
percepatan dan jari-jari katrol, dimana percepatan merupakan hasil bagi antara
kecepatan dan selang waktu. Dari persamaan dibawah ini, dapat menentukan nilai
percepatan atau kecepatan jika nilai percepatan sudut diketahui.
- T1 - mg - T2 + N = 0 (1)
T1 R - T 2 R = I α (2)

(3)

0,046
α=
0,075
2
α =0 , 61 rad /s

2. Momen inersia katrol adalah :


Untuk menentukan momen inersia katrol, dengan menggunakan salah satu contoh
data yaitu pada data pertama.
Diketahui m1 = 0,02 kg
M1 = 0,1 kg
M2 = 0,1 kg
I = ½ (m1 + M 1+ M 2 ¿ R2
I = ½ (0,02 +0 , 1+0 , 1 ¿ 0,0752
I = ½ (0,02 +0 , 1+0 , 1 ¿ 0,005625
I = 0,00061875 kg m2
I = 0,0006 kg m2
IX. Daftar Pustaka
1. Sutrisno, 2001, Seri Fisika Dasar, Bandung, ITB.
2. Halliday Resnick, R, 1986, Fisika (terjemahan)
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai