Anda di halaman 1dari 52

Dr. dr. Raihan, Sp.

A (K)
Kepala Divisi Infeksi dan Penyakit Tropik
Bagian/KSM Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Syiah Kuala/RSUD dr. Zainoel Abidin

Pendidikan:
Pendidikan Dokter, FK Universitas Syiah Kuala Banda Aceh (1996)
Spesialis Anak, FK Universitas Airlangga Surabaya (2009)
Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropik, FK Universitas Indonesia Jakarta (2015)
Doktor, FK Universitas Padjadjaran Bandung (2020)

Organisasi:
Anggota Satgas Imunisasi IDAI
Anggota KOMDA KIPI Aceh
Anggota UKK Infeksi dan Penyakit Tropik IDAI
Penasehat IDAI Aceh
IMUNISASI UNTUK MELINDUNGI ANAK SEKOLAH
DARI CAMPAK-RUBELLA & KANKER LEHER RAHIM

Dr. dr. Raihan, SpA (K)


Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Aceh

Disampaikan pada Pertemuan Virtual Sosialisasi BIAS 2023 untuk Sekolah dan Guru SD/MI/Sederajat Kota Banda Aceh
Banda Aceh, 22 Agustus 2023
Outline
• Peran imunisasi
• Bahaya penyakit Campak, Rubella, dan Kanker Leher Rahim
• Imunisasi anak sekolah: MR, HPV
• Manfaat dan keamanan vaksin MR dan HPV
Imunisasi –
kematian anak – WHO

o Imunisasi: upaya pencegahan paling efektif


untuk mencegah penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I)

o 2-3 juta jiwa terselamatkan setiap tahun

o Penurunan angka kematian anak di bawah


usia 5 tahun
✓ 93 kematian per 1.000 kelahiran hidup
pada tahun 1990 → 39 kematian per 1.000
kelahiran hidup pada 2018

Slide: dr. Nina Dwi Putri, SpAK , Simposium & Workshop AAP-PP IDAI-IDAI Aceh April 2023
Anak usia SD/MI
Bayi usia 0-11 bulan Anak usia 12-24 bulan sederajat
Imunisasi dasar lengkap Imunisasi lanjutan Baduta Imunisasi lanjutan
• HB0 1 dosis • DPT-HB-Hib 1 dosis
• BCG 1 dosis • MR 1 dosis • Kelas 1 SD/sederajat:
• DPT-HB-Hib 3 dosis • PCV 1 dosis MR 1 dosis, DT 1 dosis
• Polio tetes (bOPV) 4 dosis • Kelas 2 dan kelas 5
• PCV 2 dosis SD/sederajat: Td 1 dosis
• RV 3 dosis* • Siswi kelas 5 dan 6
• Polio suntik (IPV) 1 dosis
• Campak Rubela 1 dosis SD/sederajat: HPV 1
dosis
Mengapa perlu BIAS

• Titer antibodi dari vaksin balita mulai menurun sehingga diperlukan


dosis penguat
• Sebagian anak belum mendapat vaksin lengkap saat balita
→mempunyai kesempatan untuk catch up immunization (imunisasi
kejar)
• Anak sekolah bisa menjadi sumber penularan bagi bayi, orang
dewasa, dan lansia
• Beberapa penyakit muncul/berisiko pada usia dewasa (HPV)
• Sekolah kelompok yang mudah dijangkau
Sasaran, Jenis, dan Jadwal Pemberian Imunisasi Anak Sekolah
CAMPAK (MORBILI, MEASLES)

Definisi: penyakit infeksi virus akut, sangat


menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu
stadium prodormal, erupsi dan penyembuhan

Penyebab : virus rubeola (measles), genus


Morbillivirus, famili Paramyxoviridae
Cara penularan : percikan ludah dan melalui
jalan napas.

Komplikasi berat : radang paru, radang otak,


https://jdc325.wordpress.com/2011/04/25/european-immunization-
diare, radang telinga, dehidrasi, kematian
week/

11
PATOGENESIS CAMPAK
• Virus campak berada di sekret nasofaring dan dalam darah, minimal
selama masa tunas dan dalam waktu yang singkat sesudah timbulnya
ruam
• Virus tetap aktif minimal 34 jam pada temperatur kamar, 15 minggu dalam
pengawetan beku, virus tidak aktif pada pH rendah
• Penularan campak terjadi secara droplet melalui udara sejak 1 – 2 hari
sebelum timbul gejala klinis hingga sampai 4 hari setelah timbul ruam
• Awal mula virus berdiam di jaringan limfatik lokal → menyebar ke
pembuluh darah → menimbulkan manifestasi klinis
GEJALA CAMPAK:

- Demam,
- Bercak kemerahan ,
- Batuk, pilek,
- Konjungtivitis (mata merah)
- Selanjutnya timbul ruam pada
muka dan leher, kemudian menyebar
ke tubuh dan tangan serta kaki.
BAHAYA DAN KOMPLIKASI PENYAKIT CAMPAK
Sakit berat
Infeksi paru → Pneumonia → kematian → kematian

Otitis media

Memperberat
penyakit Tb paru Radang otak
Kejang

Diare berat
RUBELLA (campak jerman)

Definisi:
penyakit infeksi virus akut, sangat menular yang biasanya berupa
penyakit ringan, bisa menyerang semua usia.

Penyebab : virus Rubella

Cara penularan: kontak langsung percikan ludah (droplet), masa


penularan 7 hari sebelum – 7 hari sesudah timbul ruam
Penularan lain: bisa terjadi ketika menggunakan alat makan yang
sama, melakukan kontak dengan mata, hidung, mulut, atau
menyentuh barang yang terkontaminasi oleh virus Rubella.

Masa inkubasi (sejak virus masuk hingga timbul gejala): 14-21 hari
Courtesy of PGPKT
SIAPA SAJA YANG BISA TERKENA RUBELLA?

Dewasa
Anak
Bayi Bayi

Ibu hamil
GEJALA RUBELLA

Gejala : Bila terjadi pada:

❖ Demam ringan, ❖ Anak sering hanya menimbulkan


❖ Bercak kemerahan/rash di kulit, gejala demam ringan atau
wajah, lengan dan kult kepala bahkan tanpa gejala sehingga
mirip campak biasa karenanya sering tidak terlaporkan,
sering disebut campak Jerman,
❖ Ruam hanya 2-3 hari dan hilang ❖ Wanita dewasa sering
sendiri (disebut campak 3 hari) menimbulkan arthritis atau
❖ Pembesaran kelenjar getah artharalgia
bening di belakang telinga, leher
belakang dan sub oksipital. ❖ Wanita hamil terutama trimester 1
dapat mengakibatkan abortus
atau bayi lahir dengan CRS

17
APA YANG TERJADI PADA JANIN
BILA IBU HAMIL TERKENA RUBELLA?
• Keguguran atau meninggal dalam
kandungan
• lahir dengan sakit rubella

• lahir dengan cacat


(SINDROMA RUBELA KONGENITAL)
• 1/3 akan hidup normal
• 1/3 hidup bergantung pada orangtua
• 1/3 akan menjadi tanggungan institusi/pemerintah
• Negara maju → terminasi kehamilan, untuk
mencegah CRS
KENAPA PENYAKIT RUBELLA MENJADI PERHATIAN ?
• Satu kasus rubella dapat menularkan kepada 5-6 orang yang tidak kebal
• 25-50% dari orang yang terinfeksi asimptomatik
• Infeksi Rubella pada Ibu hamil akan mempunyai risiko yang sangat besar

Outcome infeksi Rubella pada Ibu hamil

Lahir hidup Lahir mati Keguguran Diterminasi

1. Congenital Rubella Syndrome Infection during pregnancy


2. Congenital Rubella Infection – Weeks 1- 10 – 90% CRS*
– Weeks 11-12– 33%
3. Normal outcome – Weeks 13-14– 11%
– Weeks 15-16– 24%
– Weeks > 17– 0%

TUJUAN UTAMA ELIMINASI RUBELLA: MENGELIMINASI CRS


→ MENGHARUSKAN SEMUA WUS SUDAH IMUNISASI RUBELLA
APA ITU CONGENITAL RUBELLA SYNDROME (CRS)?

Definisi: sindrom kecacatan pada bayi baru


lahir yang meliputi kelainan pada jantung dan
mata, ketulian dan keterlambatan perkembangan

Penyebab : ibu hamil terutama trimestes 1


yang terinfeksi virus Rubella
Cara penularan : ibu hamil menulari janin
melalui placenta
➢ Ibu hamil terinfeksi di usia kehamilan <12
minggu risiko janin tertular 80-90%
➢ Jika infeksi di kehamilan 15-30 minggu, risiko
janin tertular 10-20%
CONGENITAL RUBELLA SYNDROME (CRS)
EKSKRESI VIRUS RUBELLA PADA BAYI DAN ANAK DENGAN CRS

Virus bisa ditemukan di sekret


nasofaring:
• Usia 1 bln : 80%
• Usia 1 – 4 bln : 62 %
• Usia 5 – 8 bln : 33 %
• Usia 9 – 12 bln : 11 %
• Usia > 12 bln : 3%

(Cooper 1967).

Bayi dengan CRS yang mengekskresikan virus rubela dapat


menularkan penyakitnya (bersifat infeksius) sehingga tindakan
pencegahan infeksi yang memadai harus selalu dilakukan
23
APA YANG AKAN DITANGGUNG KELUARGA AKIBAT ANAKNYA
MENDERITA SINDROMA KONGENITAL RUBELLA?
• Anak dapat lahir dengan berat badan rendah, tuli, buta, bocor jantung, pengecilan
otak dan ukuran kepala, tidak bisa bicara, keterlambatan pertumbuhan fisik dan
mental (gejala bervariasi di setiap anak).

• Katarak→operasi mata (tanam lensa): Rp.25.000.000


Kacamata: Rp 2-3 juta

• Tuli: alat bantu dengar Rp 8 – 40 juta, implant kokhlear: Rp. 300 – 500 juta
• Operasi jantung

• Fisioterapi → berdiri, berjalan, terapi bicara, mendengar, dll: 100 ribu/sesi


(minimal 3x seminggu)
• Alat-alat untuk fisioterapi di rumah: ratusan ribu - jutaan
• Beban psikis keluarga seumur hidup: tidak dapat dihitung dengan uang
Vaksin Measles Rubella (MR)
• Diberikan kelas 1 SD, bulan Agustus
• Suntikan subkutan, di lengan, 0.5 mL
• Kontraindikasi:
• Sakit → tunda
• Gizi buruk, dalam terapi rutin → konsul dokter yang menangani
• Sangat aman, efek samping sebagian besar ringan
• Bengkak, kemerahan, dan sakit di tempat suntikan → hilang sendiri 1-2
hari (<10%)
• Demam (muncul mulai hari ke5-7, lama 1-2 hari) 10%
• Rash kemerahan
HUMAN PAPILLOMA VIRUS
(HPV)

26
Bahaya Human Papilloma Virus (HPV)

• HPV merupakan penyebab dari berbagai macam kanker yang salah satunya
adalah kanker serviks/kanker leher rahim
• Kanker leher Rahim:
• Kanker tersering yang disebabkan oleh virus HPV.
• Di dunia: peringkat ke-2 penyebab kematian terbanyak pada wanita
setelah kanker payudara.
• Hal inilah yang semakin meningkatkan kebutuhan masyarakat akan
vaksinasi HPV.
• Infeksi HPV bisa terjadi pada semua kelompok usia:
• namun tertinggi pada remaja dan dewasa awal
• Risiko infeksi terus berlanjut pada usia dewasa dan tua
Beban penyakit kanker leher rahim
Infeksi HPV bisa terjadi pada semua kelompok umur
TERAPI KANKER LEHER RAHIM
FASILITAS RADIOTERAPI DI INDONESIA
VAKSINASI HPV DAN ANGKA
KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM
KOMPOSISI VAKSIN HPV KUADRIVALEN DOSIS & JADWAL PEMBERIAN VAKSIN
HPV KUADRIVALEN

• Efek samping (Prof Hindra Irawan Satari dkk, 2019):


• 500 anak perempuan SD kelas 6 dari 20 sekolah di
Jakarta, menerima dosis ke-2 qHPV
• Diamati reaksi local dan sistemik setelah imunisasi
pada 30 menit, 72 jam, hingga 28 hari
• KIPI ringan, paling banyak: nyeri dan kemerahan di
tempat suntikan
JADWAL IMUNISASI RUTIN DENGAN INTRODUKSI ANTIGEN BARU
Penyakit-penyakit berbahaya yang menimbulkan kecacatan & kematian →
menular ke banyak anak, bisa muncul berulangkali dan menimbulkan wabah

Difteri Tetanus anak/tetanus neonatorum-bayi

Rubela/Congenital Rubella Synd-CRS Kanker serviks/kanker leher rahim


Kesimpulan
• Banyak penyakit berbahaya yang menimbulkan kecacatan & kematian,
dapat menular ke banyak anak, bisa muncul berulangkali dan
menimbulkan wabah, yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi.
• Anak sekolah termasuk kelompok berisiko mengalami penyakit
berbahaya seperti campak, rubella, dan kanker leher rahim yang dapat
menimbulkan kecacatan bahkan kematian, namun dapat dicegah
dengan imunisasi.
• Imunisasi pada anak sekolah bertujuan mempertahankan tingkat
kekebalan dan untuk memperpanjang masa perlindungan anak yang
sudah mendapat imunisasi dasar
• Vaksin untuk BIAS terdiri dari vaksin DT, Td, MR, dan HPV yang sudah
terbukti aman.
TERIMA KASIH
KIPI
Reaksi lokal:
• Kemerahan pembengkakan dan nyeri di lokasi suntikan (25%)
• Timbul 1 hari setelah imunisasi, selama 1-3 hari.
• Reaksi sistemik: demam atau iritabiliti jangka pendek (jarang)
• Jika terdapat riwayat alergi berat dan kejang demam pada pemberian
imunisasi sebelumnya, maka anak tersebut dikonsulkan ke dokter ahli.
SKRINING KESEHATAN:
• Sebelum pelaksanaan imunisasi, perlu dilakukan skrining singkat tentang
kondisi kesehatan sasaran → apakah anak dapat diimunisasi, tunda
imunisasi, atau harus dikonsultasikan ke dokter ahli terlebih dahulu.
• dapat dilakukan 1 minggu sebelum imunisasi dan sesaat sebelum
imunisasi.
• Maksimal satu minggu sebelum imunisasi, anak diberikan format skrining
status kesehatan agar diisi oleh orang tua. Format skrining yang telah diisi
wajib dibawa pada saat pelaksanaan imunisasi.
Keterangan:

1. Jika kondisi anak sakit (demam,


batuk, pilek, diare atau sakit
lainnya), maka imunisasi dapat
ditunda sampai anak sehat
kembali.

2. Jika anak sedang meminum obat


dalam jangka waktu yang panjang;
atau menderita kanker/gangguan
ginjal/ gangguan jantung/ penyakit
gula; atau ada penyakit lain maka
sebaiknya anak dikonsultasikan
kepada dokter ahli terlebih dahulu
Umur Imunisasi

<24 jam Hepatitis B-O

1 bulan BCG, OPV-1

2 bulan DPT-HB-Hib 1, OPV 2 + PCV 1

3 bulan DPT-HB-Hib 2, OPV 3 + PCV 2

Program 4 bulan DPT-HB-Hib 3, OPV 4 + IPV-1

Imunisasi 9 bulan MR 1, IPV-2 (daerah ttt)

Nasional
10 bulan JE (Bali)

12 bulan PCV 3

18 bulan MR 2, DPT-HB-Hib 4
SD kl 1 DT, MR

SD kl 2 Td

SD kl 5 Td, HPV1
Imunisasi ganda
SD kl 6 HPV2
REKOMENDASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI
UN TUK MELENGKAPI IMUN ISASI A N AK
Vaksin DT, Td
• Diberikan bulan November
• DT untuk anak kelas 1 (usia ≤7 tahun)
• Td untuk anak kelas 2 dan 5 (usia ≥8 tahun)
• Td beda dgn DT:
• Td ini vaksin difterinya lebih sedikit, akan ditambahkan lagi Td di kelas 5
• Vaksin tetanus ini tetap banyak agar antibodi tetanus tetap tinggi sampai dewasa
• Ketika ibu melahirkan bayi baru lahir tdk terkena tetanus
• Kalau anak sampai dengan dewasa kalua terluka, masuk kuman tetanus tidak akan
sakit tetanus berat
• Intramuskuler di lengan, 0.5 mL
• Sangat aman, efek samping:
• Demam ringan dalam 1-2 hari (<10%)
• Bengkak, nyeri, kemerahan tempat suntikan (<10%)

Anda mungkin juga menyukai