Anda di halaman 1dari 19

PEMBAHASAN DEFINISI SHALAT,SYARAT SAH DAN RUKUN SHALAT,SHALAT

FARDLU,DALIL,WAKTU MELAKSANAKANNYA, SHALAT HAL-HAL YANG


MEMBATALKAN SHALAT DAN SHALAT JAMAAH

Dosen Pengampu: Dr.H.MUSLIHUN M.Ag

Oleh

Kelompok 3

 Imam Zaki Ibnu Sina (230502037)


 Sri Sopiani (230502040)
 Mutya Febiasti Yunanda (230502052)
 Pitriani (230502060)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah segala puji syukur hanya untuk allah yang telah mencurahkan rahmat seta
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dalam menyusun makalah ini yang
berjudul “shalat”.sholawat serta salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad SAW. dan
keluarganya dan sahabatnya serta para pengikutnya yang serta akhir zaman.

Makalah ini adalah makalah yang dapat memotivasi anda untuk memperdalam tentang
“shalat”.kami mencari isi yang tercantum dalam makalah ini dari sumber-sumber yang
terkemuka dan dari buku-buku yang membahas tentang hal yang bersangkutan.

Dalam menyusun makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dalam isi,bentuk
maupun susunan kalimatnya akan tetapi berkat bimbingan dan dorongan serta do’a dari
berbagai pihak maka kesulita-kesulitan yang kami hadapi ,Alhamdulillah dapat teratasi. namun
kami tetap menerima dan mengharapkan kritikn serta saran dari pembaca yang menuju kearah
kebaikan dan kesempurnaan dalam makalah ini semoga apa yang usahakan kami ini kiranya
dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca umumnya ,Aamiin.

Mataram,5 Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

PEMBAHASAN

A. Definisi Sholat
B. Syarat Sah Dan Rukun Shalat
C. Shalat Fardlu
D. Dalil Perintah Shalat Dalam Al-Qur’an
E. Waktu Melaksanakan Shalat
F. Hal-Hal Yang Membatalkan Shalat
G. Shalat Jamaah

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BIOGRAFI PENULIS
PENDAHULUAN
Shalat merupakan amal yang di hisap paling pertama di alam kubur dan merupakan amal
yang paling penting, sangat pentingnya shalat pada orang sakit pun harus melakukan shalat,
dalam keadaan apapun ataukah sedang sakit atau pun sedang sibuk. Pada saat seorang sedang
sakit seseorang harus shalat jika tidak bisa berdiri duduk dan jika tidak bisa duduk berbaring jika
masih tidak bisa berbaring cukup dengan mengedipkan mata. Betapa sangat pentingnya shalat
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Shalat juga sebagai tiang agama yang dimana untuk
membuat karakter akhlak kita untuk lebih baik lagi dan tidak mudah terjerumus dalam lubang
muslihat ataupun menuju jalan yang haram. Begitu pentingnnya arti sebuah tiang dalam suatu
bangunan yang bernama Islam, sehingga takkan mungkin ditinggalkan. Makna batin juga dapat
ditemukan dalam sholat yaitu: kehadiran hati, tafahhum (kefahaman terhadap makna
pembicaraan), ta’dzim (rasa hormat), mahabbah, raja’ (harap) dan haya (rasamalu), yang
keseluruhan itu ditujukan kapada Allah sabagai ilaah. Sesungguhnya shalat merupakan sistem
hidup, manhaj tarbiyah dan ta’lim yang sempurna, yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati.
Tubuh menjadi bersih dan bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi
bersih dan suci.

Sholat merupakan tathbiq ‘amalia (askep aplikatif) dari prinsip-prinsip islam baik dalam
aspek politik maupun sosial kemasyarakatan yang ideal yang membuka atap masjid menjadi
terus terbuka sehingga nilai persaudaraan, persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat
pula dalam shalat makna kaprajuritan orang-orang yang beriman, ketaatan yang paripurna dan
keteraturan yang indah. Karena itu semua masyarakat islam pada masa salafus shalih sangat
memperhatikan masalah sholat, sampai mereka menempatkan sholat itu sebagai 2 “mizan” atau
standart, yang dengan neraca itu ditimbanglah kadar kabaikan seseorang dan diukur kedudukan
dan derajatnya. Jika mereka ingin mengetahui agama seseorang sejauh mana istiqamahnya maka
mereka bertanya tentang sholatnya dan sejauh mana ia memelihara sholatnya, bagaimana ia
melakukannya dengan baik. Ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW:“Apabila kamu melihat
seseorang membiasakan ke masjid, maka saksikanlah untuknya dengan iman” (HR. Tirmidzi).
Dalam kitab jami’ ush shogir lima orang sahabat r.a. yaitu Tsauban, IbnuUmar, Salamah, Abu
Umamah Ubadah r.a telah meriwayatkan hadist ini:
“Sholatadalah sebaik-baik amalan yang ditetapkan Allah untuk hambanya”.
Begitu dengan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud dan Anas r.a.
Begitulah orang-orang yang beriman itu bukanlah orang yang melaksanakan
ritual dan gerakan-gerakan yang diperintahkan dalam sholat semata tetapi
dapat mengaplikasikannya dalam kesehariannya. Sholat sebagai salah satu
penjaga bagi orang-orang yang beriman yang benar-benar melaksanakannya
PEMBAHASAN

Menjelaskan Definisi Shalat,Syarat Sah Dan Rukun Shalat,Shalat


Fardlu,Dalil,Waktu Melaksanakannya, Shalat Hal-Hal Yang Membatalkan
Shalat Dan Shalat Jamaah

A. Definisi Shalat
Secara bahasa sholat bermakna do’a, sedangkan secara istilah, sholat
merupakan suatu ibadah wajib yang terdiri dari ucapan dan perbuatan yang
diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan rukun dan
persyaratan tertentu. Menurut hakekatnya, sholat ialah menghadapkan jiwa
kepada Allah SWT, yang bisa melahirkan rasa takut kepada Allah dan bisa
membangkitkan kesadaran yang dalam pada setiap jiwa terhadap kebesaran
dan kekuasaan Allah SWT.
Secara bahasa, khusyu’ berasal dari kata khasya’a yakhsya’ukhusyu’an, yang berarti
memusatkan penglihatan pada bumi dan memejamkan mata/meringankan suara ketika shalat.
Khusyu’ itu artinya lebih dekat dengan khudhu’ yakni tunduk dan takhasysyu’ yakni
membuat diri menjadi khusyu’. Khusyu’ ini bisa melalui suara, gerakan badan atau
pengelihatan. ketiganya itu menjadi tanda kekhusyu’an bagi seseorang dalam melaksanakan
shalat.Secara istilah syara’, khusyu’ ialah keadaan jiwa yang tenang dan tawadhu’, kemudian
khusyu’ dihati sangat berpengaruh dan akan tampak pada anggota tubuh lainnya. Menurut A.
Syafi’i khusyu’ berarti menyengaja, ikhlas, tunduk lahir batin; dengan menyempurnakan
keindahan bentuk ataupun sikap lahirnya (badan), serta memenuhinya dengan kehadiran
hati,kesadaran dan pemahaman segala ucapan maupun sikap lahiriyah tersebut.

B.Syarat sah dan rukun shalat


1. Syarat Sah Shalat
a. Mengetahui Waktu Masuk Sholat
Syarat yang pertama ialah mengetahui waktu sholat secara yakin. Karenanya, siapa saja
yang mengerjakan sholat tanpa tahu waktunya dianggap tidak sah.
Sebab, sholat harus dilakukan dengan keyakinan dan kepastian. Jika masuknya waktu
sholat diragukan, maka sholat tersebut dianggap tidak sah.
b. Suci
Syarat sah sholat selanjutnya adalah suci, baik itu dari hadats besar maupun kecil. Cara
bersuci bisa dengan melakukan wudhu, mandi, atau tayamum.
Dalam sebuah hadits, Nabi SAW bersabda:
"Allah tidak menerima sholat tanpa bersuci." (HR Al-Jama'ah kecuali Bukhari dan
Ibnu Umar RA)
Selain itu, makna suci juga merujuk pada berbagai najis yang tidak dimaafkan secara
syara', baik pada pakaian maupun badan.
c. Menutup Aurat
Menutup aurat juga termasuk ke dalam syarat sah sholat. Makna aurat sendiri ialah
sesuatu yang wajib disembunyikan dan diharamkan melihatnya.
Ketika sholat, seseorang diwajibkan menutup aurat. Begitu pula pada waktu-waktu
lainnya meski sedang sendirian, kecuali jika ia ingin mandi, buang air besar, dan lain
sebagainya.
d. Menghadap Kiblat
Para fuqaha sepakat mengatakan bahwa menghadap kiblat termasuk ke dalam syarat
sah sholat. Dalam surat Al Baqarah ayat 149-150, Allah SWT berfirman:
‫َوِم ْن َح ْيُث َخ َر ْج َت َفَو ِّل َو ْج َهَك َش ْطَر ٱْلَم ْس ِج ِد ٱْلَحَر اِم ۖ َوِإَّن ۥُه َلْلَح ُّق ِم ن َّرِّبَكۗ َو َم ا ٱُهَّلل ِبَٰغ ِفٍل َع َّم ا َتْع َم ُلوَن‬
Artinya: "Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke
arah Masjidil Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang
hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu
kerjakan." (QS Al Baqarah: 149)
‫ٱْلَم ْس ِج ِد ٱْلَحَر اِم ۚ َو َح ْيُث َم ا ُك نُتْم َفَو ُّلو۟ا ُوُجوَهُك ْم َش ْطَر ۥُه ِلَئاَّل َيُك وَن ِللَّناِس َع َلْيُك ْم‬ ‫َوِم ْن َح ْيُث َخ َر ْج َت َفَو ِّل َو ْج َهَك َش ْطَر‬
‫ٱَّلِذ يَن َظَلُم و۟ا ِم ْنُهْم َفاَل َتْخ َش ْو ُهْم َو ٱْخ َش ْو ِنى َو ُأِلِتَّم ِنْع َم ِتى َع َلْيُك ْم َو َلَع َّلُك ْم َتْهَتُد وَن‬ ‫ُحَّج ٌة ِإاَّل‬
Artinya: "Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah
Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka
palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas
kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah
kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-
sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk." (QS
Al Baqarah: 150)
e. Niat
Niat adalah syarat sah sholat seorang muslim, sebagaimana merujuk pada pendapat
ulama Hanafi dan Hambali. Sementara itu, mazhab Syafi'iyah dan sebagian ulama
Maliki menilai niat termasuk ke dalam fardhu sholat atau rukun.
f. Tertib dan Muwaalaat dalam Setiap Perbuatan
Syarat sah sholat yang selanjutnya adalah tertib ketika mengerjakannya serta
muwaalaat. Maksud muwaalaat adalah tidak terputus dan berturut-turut ketika sholat.
g. Meninggalkan Percakapan dan Perbuatan yang Tidak Berkaitan dengan Sholat
Sebagai ibadah untuk Allah SWT semata, dilarang berbicara sewaktu mengerjakan
sholat selain doa dan bacaan yang disyariatkan. Jika seorang muslim mengucapkan 2
huruf yang dapat dipahami, maka sholatnya batal meskipun untuk kepentingan sholat
seperti mengingatkan imam atau jemaah lain.
Begitupun dengan perbuatan di luar gerakkan sholat. Apabila seseoarng melakukan hal
tersebut, maka tidak sah sholatnya.
h. Tidak Makan dan Minum
Tidak makan dan minum termasuk ke dalam syarat sah sholat. Batal dan tidak sah
sholat seseorang jika ia mengerjakan dua perkara tersebut ketika beribadah.
2. Rukun Shalat
1. Niat
Mayoritas ulama mengatakan, niat masuk ke dalam rukun sholat. Hakikat niat sendiri
adalah kehendak hati yang bertepatan dengan pekerjaan untuk mencari keridhaan Allah
dan menuruti perintahNya.
2. Berdiri
Berdiri dalam sholat fardu wajib dilakukan bagi orang-orang yang sanggup berdiri. Hal
ini berdasarkan dalil Al-Qur'an, sunnah dan ijma' ulama. Jika seseorang tak sanggup
berdiri, maka diperbolehkan duduk, jika tak sanggup juga maka berbaring.
Dalam Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 238, Allah berfirman:
‫َٰح ِفُظو۟ا َع َلى ٱلَّص َلَٰو ِت َو ٱلَّص َلٰو ِة ٱْلُو ْس َطٰى َو ُقوُم و۟ا ِهَّلِل َٰق ِنِتيَن‬
Artinya: "Peliharalah segala sholat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah
karena Allah (dalam sholatmu) dengan khusyuk."
3. Takbiratul Ihram
Takbiratul ihram merupakan gerakan pertama yang dilakukan dalam sholat. Takbiratul
ihram harus diucapkan dengan bahasa Arab dengan lafadz Allaahu Akbar. Aturan ini
sesuai hadits Rasulullah SAW
‫ َو َتْح ِليُلَها الَّتْس ِليُم‬،‫ َو َتْح ِريُمَها الَّتْك ِبيُر‬،‫ِم ْفَتاُح الَّص اَل ِة الُّطُهوُر‬
Artinya: "Kunci shalat adalah bersuci, yang mengharamkannya adalah takbir, dan
yang menghalalkannya adalah salam." (HR Abu Daud).
4. Membaca Surat Al-Fatihah
Membaca surat Al-Fatihah merupakan rukun sholat. Rasulullah SAW membaca surat
Al-Fatihah di setiap rakaat sholat, baik yang wajib maupun sunnah. Beliau bersabda,"
Tidaklah sah sholat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab (surat Al fatihah) di
dalamnya.
Apabila seseorang belum menghafal surat Al fatihah, maka dia bisa membaca ayat yang
dihafalnya. Jika tak hafal ayat lainnya juga, maka bisa membaca :
‫ُسْبَح اَن ِهَّللا َو اْلَحْم ُد ِهَّلِل َو َال ِإَلَه ِإَّال ُهَّللا َو ُهَّللا َأْك َبُر‬
Subhanallah wal hamdulillaah walaa ilaaha illaallah wallaahu akbar
Artinya: Maha suci Allah dan segala puji hanya bagi Allah. Tiada Tuhan selain Allah
dan Allah Maha Besar.
5. Rukuk
Rukuk adalah rukun dalam sholat bagi orang yang mampu melakukannya. Hukum
wajib rukuk telah ditetapkan secara tegas.
6. I'tidal
I'tidal adalah gerakan bangkit berdiri tegak dari rukuk. Berdasarkan sunnah Rasulullah,
rukuk merupakan rukun dari sholat
7. Sujud Dua Kali
Sujud juga merupakan rukun sholat yang disepakati semua madzhab. Jadi, orang yang
sholat wajib untuk sujud dua kali dalam setiap rakaatnya.
8. Duduk di Antara Dua Sujud
Duduk di antara dua sujud dilakukan dengan dilakukan secara iftirasy atau seperti
duduk saat tasyahud awal. Ketiga imam, Syafi'i, dan hanbali sepakat bahwa orang yang
sholat wajib duduk di antara dua sujud.
9. Duduk Akhir
Mengutip buku Kitab Shalat Empat Mazhab oleh Syekh Abdurrahman Al-Jaziri, duduk
akhir merupakan salah satu rukun sholat yang disepakati semua madzhab. Hanya saja,
para imam berselisih dalam hal batasan duduk akhir.
10. Membaca Tasyahud Akhir
Rasulullah SAW duduk dalam rakaat terakhir dan membaca tasyahud di dalamya.
Menurut syafi'iyah, tasyahud akhir adalah fardhu.
11. Membaca Sholawat
Pembacaan tasyahud akhir juga disertai sholawat atas Nabi SAW. Menurut syafi'iyah,
sholawat setelah tasyahud akhir merupakan rukun sholat tersendiri.
12. Salam
Rasulullah SAW menetapkan salam sebagai rukun sholat. Difardukan hanya salam
pertama saja, sementara salam kedua adalah sunnah.
13. Tertib
Tertib maksudnya adalah melakukan rukun sholat secara berurutan, seperti berdiri
sebelum rukuk, rukuk sebelum sujud dan seterusnya sampai salam. Sehingga, orang
yang mendahulukan sujud dari rukuk atau mendahulukan sujud dari berdiri maka
sholatnya batal.

C. Shalat Fardlu

Menurut Syaikh Abdurrahman Al-Jauzairi dalam bukunya berjudul Fikih Empat


Madzhab, salat fardu terdiri dari lima waktu, yakni subuh, zuhur, asar, magrib, dan isya.
Salat lima waktu hukumnya adalah wajib.
Dalam Al-Qur'an, hal tersebut dijelaskan dalam Surat Al-Isra ayat: 78. Allah SWT
berfirman,
‫َأِقِم ٱلَّص َلٰو َة ِلُد ُلوِك ٱلَّش ْم ِس ِإَلٰى َغ َس ِق ٱَّلْيِل َو ُقْر َء اَن ٱْلَفْج ِرۖ ِإَّن ُقْر َء اَن ٱْلَفْج ِر َك اَن َم ْش ُهوًدا‬

Artinya: "Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula salat) subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh
malaikat)."
Salat fardu bisa dilaksanakan secara sendirian, tetapi lebih diutamakan untuk

dilakukan berjamaah. Setelah berwudu, salat dimulai dengan membaca niat

Berikut bacaan niat salat fardu:

1. Subuh

Bacaan Niat Salat Subuh


‫ُأَص ِّلىَفْر َض الُّص ْبح َر َكعَتْيِن ُم ْسَتْقِبَل اْلِقْبَلِة َأَداًء هلل َتَع اَلى‬

2. Zuhur
Bacaan Niat Salat Zuhur Sendirian
‫ُاَص ِّلْي َفْر َض الُّظْهِر َأْر َبَع َر َك عَاٍت ُم ْسَتْقِبَل اْلِقْبَلِة َأَداًء هلل َتَع اَلى‬
3. Asar
Bacaan Niat Salat Asar Sendirian
‫ُأَص ِّلى َفْر َض الَع ْص ِر َأْر َبَع َر َك عَاٍت ُم ْسَتْقِبَل اْلِقْبَلِة َأَداًء هلل َتَع اَلى‬
4. Magrib
Bacaan Niat Salat Magrib Sendiri
‫ُاَص ِّلى َفْر َض اْلَم ْغ ِر ِب َثَالَث َر َك َع اٍت ُم ْسَتْقِبَل اْلِقْبَلِة َاَداًء ِ ِهلل َتَع اَلى‬
5. Isya
Bacaan Niat Salat Isya Sendirian
‫ُأَص ِّلى َفْر َض الِع َش اءِ َأْر َبَع َر َك عَاٍت ُم ْسَتْقِبَل اْلِقْبَلِة َأَداًء هلل َتَع اَلى‬

D. Dalil Perintah Sholat dalam Al-Qur'an

1. Surat Al Isra Ayat 78

‫َأِقِم الَّص اَل َة ِلُد ُلوِك الَّش ْم ِس ِإَلٰى َغ َس ِق الَّلْيِل َو ُقْر آَن اْلَفْج ِر ۖ ِإَّن ُقْر آَن اْلَفْج ِر َك اَن َم ْش ُهوًدا‬

Artinya: "Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh
malaikat)." (QS. Al-Isra: 78)

2. Surat An Nisa Ayat 103


‫ِاَّن الَّص ٰل وَة َكاَنْت َع َلى اْلُم ْؤ ِمِنْيَن ِكٰت ًبا َّم ْو ُقْو ًتا‬

Artinya: "Sungguh, sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-
orang yang beriman." (QS. An Nisa: 103)

3. Surat Hud Ayat 114

‫َو َأِقِم الَّص اَل َة َطَر َفِي الَّنَهاِر َو ُزَلًفا ِم َن الَّلْيِل ۚ ِإَّن اْلَحَس َناِت ُيْذ ِهْبَن الَّسِّيَئاِتۚ َٰذ ِلَك ِذ ْك َر ٰى ِللَّذ اِك ِر يَن‬

Artinya: "Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang
baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah
peringatan bagi orang-orang yang ingat." (QS Hud: 114)

4. Surat Ar Rum Ayat 17-18

‫ َو َلُه اْلَحْم ُد ِفى الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِض َو َع ِش ًّيا َّو ِح ْيَن ُتْظِه ُرْو َن‬١٧ - ‫َفُسْبٰح َن ِهّٰللا ِح ْيَن ُتْم ُسْو َن َو ِح ْيَن ُتْص ِبُحْو َن‬

Artinya: "Maka bertasbihlah kepada Allah pada petang hari dan pada pagi hari (waktu
subuh), dan segala puji bagi-Nya baik di langit, di bumi, pada malam hari dan
pada waktu zuhur (tengah hari)." (QS. Ar-Rum: 17-18)

5. Surat Al Baqarah Ayat 110

‫َو َأِقيُم وا الَّص اَل َة َو آُتوا الَّز َك اَةۚ َو َم ا ُتَقِّد ُم وا َأِلْنُفِس ُك ْم ِم ْن َخْيٍر َتِج ُدوُه ِع ْنَد ِهَّللاۗ ِإَّن َهَّللا ِبَم ا َتْع َم ُلوَن َبِص يٌر‬

Artinya: "Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan." (QS. Al
Baqarah: 110)

E. Waktu Melaksanakan Shalat

1. Shubuh

Fajar terbagi menjadi dua, yaitu; fajar kadzib(dusta) dan fajar shadiq (benar). Fajar kadzib
yaitu cahaya putih yang panjang menjulang yang tampak di sisi langit, kemudian cahaya
tersebut menghilang yang diikuti dengan kegelapan. Sedangkan fajar shadiq yaitucahaya
putih panjang melintang yang muncul di ufuk Cahaya tersebut terus bertambah terang
hingga matahari terbit.
2. Zhuhur

Waktu shalat Zhuhur dimulai sejak tergelincirnya matahari hingga bayangan benda sama
panjang dengan benda tersebut. Akan tetapi dianjurkan untuk mengakhirkannya ketika
udara sangat panas, dengan tujuan untuk mendinginkan badan.

3. Ashar

Waktu shalat Ashar dimulai ketika bayangan benda sama panjang dengan benda tersebut
hingga menguningnya matahari di ufuk barat. Tidak dibenarkan mengakhirkan shalat
Ashar sampai menguning matahari di ufuk barat, kecuali bagi seorang yang dalam
keadaan.

4. Maghrib

Waktu shalat Maghrib dimulai sejak matahari terbenam hingga awan (mega) merah di ufuk
barat menghilang. Dianjurkan menyegerakan shalat Maghrib dan dimakruhkan untuk
mengakhirkannya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW “Umatku akan selalu berada
dalam kebaikan atau (selalu) di dalam fitrah selama mereka tidak mengakhrikan shalat
Maghrib hingga bintang-bintang terlihat gemerlapan.”

5. Isya‟

Waktu shalat Isya‟ dimulai sejak menghilangnya awan merah hingga tengah malam. Yang
dimaksud tengah malam adalah jarak antara waktu Maghrib sampai waktu Shubuh.
Dianjurkan mengakhirkan shalat Isya‟ selama tidak ada kesulitan dalam melakukannya.

F. Hal-Hal Yang Membatalkan Shalat

1. Dalam keadaan hadas besar atau kecil.


2. Sebagian aurat terbuka saat shalat.
3. Berbicara dengan sengaja. Berbicara dapat membatalkan shalat terutama apabila
dilakukan secara sengaja. Apabila tidak diengaja maka masih sah shalatnya.
4. Banyak bergerak. Melakukan gerakan diluar shalat yang dilakukan tiga kali secara
berturut – turut dapat membatalkan shalat
5. .Makan dan minum. Baik disengaja atau tidak, makan dan minum dapat membatalkan
puasa.
6. Meninggalkan salah satu rukun atau secara sengaja memutuskan rukun sebelum
sempurna.
7. Terdapat najis pada pakaian.
8. Mengurangi rukun shalat
9. Tertawa dengan keras, berdahak, atau batuk tanpa disengaja,
10. Memiliki niat membatalkan shalat.

G. Shalat jamaah

1. Pengertian Shalat Berjamaah


Salat berjamaah adalah salat yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih secara bersama-
sama dan salah seorang dari mereka menjadi imam, sedangkan yang lainnya menjadi
makmum.
Keutamaan salat berjamaah bila dibandingkan salat munfarid adalah dilipatkan 27 derajat.
Hadis Rasulullah saw.: “Dari Ibnu Umar r.a., Rasulullah saw. bersabda, “salat berjamaah
lebih utama dibandingkan salat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.”(H.R. Bukhari
dan Muslim)
Keistimewaan lain bagi orang yang rajin salat berjamaah adalah akan dibebaskan oleh
Allah Swt. dari api neraka. Perhatikan keterangan dari hadis berikut ini:
“Dari Anas bin Malik r.a., dari Nabi Muhammad saw., sesungguhnya beliau bersabda:
“Barang siapa salat di masjid dengan berjamaah selama empat puluh malam, dan tidak
pernah tertinggal pada rakaat pertama dari salat Isya, maka Allah akan membebaskan
baginya dari api neraka.” (H.R. Ibnu Majah).
2. Syarat Sah salat Berjamaah
Salat berjamaah sah apabila memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Ada imam.
b. Makmum berniat untuk mengikuti imam.
c. Salat dikerjakan dalam satu majelis.
d. Salat makmum sesuai dengan salat-nya imam.
e. Kedudukan imam dalam salat berjamaah sangat penting. Dia akan menjadi pemimpin
seluruh jamaah salat sehingga untuk menjadi imam ada syarat tersendiri. Syarat yang
dimaksud adalah :
 Mengetahui syarat dan rukun salat, serta perkara yang membatalkan salat,
 Fasih dalam membaca ayat-ayat al-Qur’an,
 Paling luas wawasan agamanya dibandingkan yang lain,
 Berakal sehat,
 Ballig,
 Berdiri pada posisi paling depan,
 Seorang laki-laki (perempuan juga boleh jadi imam kalau makmumnya
perempuan semua), dan
 Tidak sedang bermakmum kepada orang lain.
 Sedangkan syarat-syarat menjadi makmum adalah seperti berikut:
 Makmum berniat mengikuti imam,
 Mengetahui gerakan salat imam,
 Berada dalam satu tempat dengan imam,
 Posisinya di belakang imam, dan
 Hendaklah salat makmum sesuai dengan salat imam, misalnya imam salat Asar
makmum juga salat Asar.

3. Makmum Masbuq
Makmum Masbuq adalah makmum yang tidak sempat membaca surat al- Fatihah bersama
imam di rakaat pertama. Lawan katanya adalah makmum muwafiq, yakni makmum yang
dapat mengikuti seluruh rangkaian salat berjamaah bersama imam.
Jika kalian dalam kondisi ketinggalan berjamaah seperti ini, perlu kecermatan dalam tata
cara menghitung jumlah rakaat.

Untuk itu, perhatikan beberapa ilustrasi peristiwa berikut. Penjelasan ini sangat penting,
siapa tahu kalian mengalaminya:
4. Halangan salat Berjamaah
Salat berjamaah dapat ditinggalkan, kemudian melakukan salat sendirian (munfarid).
Faktor yang menjadi halangan itu adalah :
 Hujan yang mengakibatkan susah menuju ke tempat salat berjamaah,
 Angin kencang yang sangat membahayakan,
 Sakit yang mengakibatkan susah berjalan menuju ke tempat salat berjamaah,
 Sangat ingin buang air besar atau buang air kecil, dan
 Karena baru makan makanan yang baunya sukar dihilangkan, seperti bawang, petai,
dan jengkol.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara bahasa shalat berarti doa.sedangkan menurut istilah shalat adalah menyembah
allah dengan beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhram
dan diakhiri dengan salam serta wajib melakukannya pada waktu yang telah ditentukan

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini,yentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang ada hubungannya dengan
makalah ini. kami banyak berharap para pembaca memberikan kritik dsn saran yangt
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah
dikesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi kami para pembaca yang
budiman.

DAFTAR PUSTAKA

Ahnan, Mahtuh. Risalah Shalat Lengkap. Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2006.

Al-Hasani, Muhammad Alawi Al-Maliky. Kemuliaan Ummat Muhammad.

Jakarta: Cakrawala Publishing, 2006.

Almanshur, M. Djunaidi Ghony dan Fauzan. Metode Penelitian Kualitatif.


Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

Al-Khuli, Hilmi. Menyingkap Rahasia Gerakan-gerakan Shalat. Yogyakarta:

Diva Press, 2007.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi V .

akarta: Reneka Cipta, 2002.

Ar-Rahman, Yusuf Ahmad. Buku Pintar Shalat Lengkap Sesuai Al-Qur’an dan

Hadist. Jakarta: Alita Aksara Media, 2011.

Ash-Shiddieqy, Hasbi. Pedoman Shalat. Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2011.

Azwar, Saifudin. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar,

2001.

Baihaqi, Abu Yusuf. Buku Pintar Shalat. Jakarta: Jalamitra Media, 2009..

Darajat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.

BIOGRAFI PENULIS

Penulis, Sri sopiani lahir pada 05september 2005 di selebung, kecamatan janapria kabupaten
lombok tengah. merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, bapak sri gede dan ibu Hanani.
melalui pendidikan pada tahun 2011 disekolah dasar negeri 2 selebung. memperoleh ijazah pada
tahun 2017 kemudian melanjutkan ke sekolah SMP attohiriyah bodak,lulus pada tahun 2020,
meneruskan pendidikan ke SMA Attohiriyah bodak, selesai pada tahun 2023 kemudian
melajutkan S-1 di universitas islam negeri mataram fakultas ekonomi dan bisnis islam jurusan
perbankan syariah pada agustus 2023.

Penulis, Pitriani lahir pada 10 Oktober 2004 di Lendang nangka, Kecamatan Masbagik,
Kabupaten Lombok Timur. merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, bapak Mahli dan ibu
Hilmiah. melalui pendidikan pada tahun 2010 di SDN 1 Lendang nangka. memperoleh ijazah
pada tahun 2016 kemudian melanjutkan ke sekolah MTs Thohir yasin lendang nangka, lulus
pada tahun 2019, meneruskan pendidikan ke MA Banat Thohir yasin Lendang nangka, selesai
pada tahun 2022 kemudian melajutkan S-1 di universitas islam negeri mataram fakultas
ekonomi dan bisnis islam jurusan perbankan syariah pada agustus 2023.

Penulis,Imam Zaqi Ibnu sina lahir pada 9 July 2004 di Kediri, Kecamatan Kediri, Kabupaten
Lombok Barat . merupakan anak keempat dari empat bersaudara, bapak Munawar dan ibu
Maryam. melalui pendidikan pada tahun 2010 di SDN 1 Kediri. memperoleh ijazah pada tahun
2016 kemudian melanjutkan ke sekolah MTS PPNH pondok pesantren Nurul Hakim Kediri,
lulus pada tahun 2019, meneruskan pendidikan ke MA Nurul Hakim Kediri, selesai pada tahun
2022 kemudian melajutkan S-1 di universitas islam negeri mataram fakultas ekonomi dan bisnis
islam jurusan perbankan syariah pada agustus 2023.

Penulis,Mutya Febiasti Yunanda lahir pada 2 februari 2005 di Sintung Barat, Kecamatan
Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. merupakan anak pertama dari tiga bersaudara,
bapak Mahyun dan ibu Mustianah. melalui pendidikan pada tahun 2010 di SDN Karang
Sidemen. memperoleh ijazah pada tahun 2016 kemudian melanjutkan ke sekolah SMPN 2
Batukliang Utara, lulus pada tahun 2019, meneruskan pendidikan ke MA NW Narmada, selesai
pada tahun 2023 kemudian melajutkan S-1 di Universitas Islam Negeri Mataram Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan Syariah Pada Agustus 2023.

Anda mungkin juga menyukai