Makalah Pabb Kelompok 4 Fix
Makalah Pabb Kelompok 4 Fix
DOSEN PENGAMPU :
Dra. Zulmiyetri,
M.Pd Gaby Arnez,
M.Pd
DISUSUN OLEH :
A. Perkembangan Kognisi
Pada periode ini anak belajar melalui indra dan gerak serta
berinteraksi dengan lingkungan fisik. Melalui bergerak, meraba,
memukul, menggigit dan memanipulasi objek-objek secara fisik, anak
belajar mengenai sifat ruang, waktu, lokasi, ketetapan, dan sebab
2
akibat.
3
b. Tahap Praoperasional (4-7 tahun)
Pada tahapan ini yang dipikirkan oleh anak masih terbatas pada
benda-benda konkret yang dapat dilihat dan diraba. Benda-benda yang
tidak jelas, yang tidak tampak dalam kenyataan, masih sulit dipikirkan
oleh anak.
d. Tahap Formal Operasional (11 tahun atau lebih)
4
berbagai sumber seperti orangtua, guru, dan terapis, akan dievaluasi
secara sistematis. Hasil analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi
di mana
5
individu tersebut telah mencapai atau tertinggal dari standar
perkembangan yang berlaku untuk usia atau tahap perkembangan
mereka. Selain itu, analisis ini juga membantu dalam merancang
rencana intervensi yang sesuai untuk mendukung perkembangan
optimal individu tersebut, baik itu melalui program pendidikan khusus,
terapi, atau dukungan lainnya. Analisis hasil asesmen perkembangan
merupakan langkah penting dalam membantu individu mencapai
potensi perkembangannya yang penuh dan dalam merencanakan
tindakan yang tepat untuk mendukung perkembangan anak-anak atau
individu yang mengalami kesulitan dalam perkembangannya.
b. Langkah-Langkah
Adapun langkah-langkah dalam menganalisis hasil asesmen sebagai
berikut :
1. Analisis hasil asesmen perkembangan dimulai dengan
pengumpulan data asesmen yang relevan dan identifikasi tujuan
asesmen.
2. Data ini kemudian diorganisasi secara terstruktur, diperiksa
kualitasnya, dan dibandingkan dengan standar perkembangan
yang sesuai.
3. Dalam analisis, ditemukan kekuatan dan kelemahan individu,
serta identifikasi masalah atau tantangan yang mungkin
muncul.
4. Selanjutnya hasil tes atau pertanyaan khusus diperiksa secara
mendalam. Jika diperlukan, konsultasi dengan profesional
dapat dilakukan.
5. Hasil analisis kemudian dijelaskan dalam laporan yang jelas,
dilengkapi dengan rencana tindakan yang sesuai. Pemantauan
dan evaluasi berkelanjutan diperlukan untuk memastikan
efektivitas tindakan yang diambil.
6
C. Interpretasi Hasil Asesmen
7
holistik anak-anak tersebut.
8
D. Intervensi Gangguan Kognisi
9
merangkum data sehingga tampak dengan jelas gejala-gejala
atau keluhan-keluhan peserta didik.
3) Langkah Diagnosis adalah langkah menemukan atau
mengidentifikasi masalah. Langkah ini mencakup proses
interpretasi data dalam kaitannya dengan gejala-gejala
masalah, kekuatan dan kelemahan peserta didik. Dalam
proses penafsiran data dalam hubungannya dengan perkiraan
penyebab masalah, guru harus menentukan penyebab
masalah yang paling mendekati kebenaran atau
menghubungkan sebab akibat yang paling logis dan rasional.
4) Langkah Pragnosis yaitu langkah mengenai alternatif bantuan
yang dapat atau mungkin diberikan kepada peserta didik
sesuai dengan masalah yang dihadapi sebagaimana
ditemukan dalam langkah diagnosis.
5) Langkah Bimbingan adalah pemeliharaan yang berupa inti
dari pelaksanaan bimbingan yang meliputi berbagai bentuk
usaha, diantaranya menciptakan hubungan baik/kedekatan
(rapport) antara guru dengan peserta didik, menafsirkan data,
memberikan berbagai informasi, serta merencanakan
berbagai bentuk kegiatan bersama peserta didik.
6) Tindak lanjut adalah langkah membantu peserta didik
melakukan program kegiatan yang dikehendaki atau
membantu peserta didik kembali memecahkan masalah-
masalah baru yang berkaitan dengan masalahanya semula.
10
Dengan memberikan dorongan peserta didik visual
membuat banyak simbol dan gambar dalam catatan
mereka. Karena para peserta didik visual belajar saat
mereka mulai dengan gambaran keseluruhan,
melakukan tinjauan umum mengenai bahan pelajaran.
Membaca bahan secara sekilas, misalnya memberikan
gambaran umum mengenai bahan bacaan sebelum
mereka terjun ke dalam perinciannya.
11
3. Intervensi Melalui Pelibatan Orang Tua
Orang tua merupakan bagian yang paling mengambil
peranan besar dalam perkembangan anak khususnya peserta
didik sekolah dasar. Interaksi terbesar seorang anak adalah
dengan orang tuanya, sehingga pelibatan orang tua dalam
mengatasi segala hambatan pembelajaran menjadi langkah
strategis yang dapat dilakukan. langkah-langkah kegiatan
pelibatan orang tua dalam proses belajar peserta didik baik di
sekolah maupun di rumah diantaranya:
a. Kunjungan rumah, yaitu kegiatan untuk memperoleh
data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi
terlaksananya peserta didik melalui kunjungan ke
rumahnya.
b. Mengenali gaya belajar Anak, Gaya belajar anak ini
bisa pula menjadi salah satu faktor pemicu prestasi
anak. Sebab tidak semua anak memiliki minat dan bakat
terhadap seluruh pelajaran di sekolah. Misalnya, ada
anak yang memiliki minat bakat IPA, tapi ada juga yang
mengalami kesulitan. Cara untuk memudahkan
menangkap pelajaran dan juga mengasah minatnya
salah satunya dengan belajar sesuai dengan gaya belajar
anak. Secara umum, gaya belajar yang dikenal ada 3
macam:
1. Visual : Menggunakan ketajaman visual dalam
proses belajar, misalnya melalui slide, kartu,
gambar, film, tulisan, melihat mimik wajah guru,
mind mapping.
2. Auditory : Mengandalkan pendengaran dalam
belajar, yaitu dengan cara mendengarkan
penjelasan orang lain, belajar dengan suara yang
agak keras agar ia bisa mendengarkan suaranya
sendiri, menggunakan tape recorder, diskusi.
3. Kinestetik : Dalam belajar perlu banyak bergerak,
12
bekerja, dengan menyentuh.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan kognitif mengacu pada perkembangan anak dalam
berpikir dan kemampuan untuk memberikan alasan. Secara umum,
pengertian dari perkembangan kognitif adalah perubahan dalam
pemikiran, kecerdasan, dan bahasa anak. Menurut Piaget perkembangan
kognitif berdasarkan umur ada empat tahap yaitu; 1)Tahap Sensorimotor
(0-2 tahun), 2)Tahap Praoperasional (4-7 tahun), 3)Tahap Konkret
Operasional (7-11 tahun), 4)Tahap Formal Operasional (11 tahun atau
lebih).
Analisis hasil asesmen perkembangan merupakan proses evaluasi
dan penafsiran data yang diperoleh dari berbagai jenis penilaian untuk
memahami kemajuan perkembangan seseorang. Interpretasi hasil analisis
mengacu pada proses memahami dan memberikan makna pada data yang
diperoleh dari berbagai jenis asesmen/penilaian. Selanjutnya ada intervensi
gangguan kognisi yang merupakan tindakan atau campur tangan yang
dilakukan untuk meningkatkan fungsi kognitif seseorang yang mengalami
penurunan fungsi kognitif.
B. Saran
Kami merasa bahwa makalah yang kami kerjakan masih memiliki
banyak kekurangan, karena kurangnya referensi dan pengetahuan pada
saat pembuatan makalah ini, kami sebagai penulis tentunya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar kami dapat
belajar dari kesalahan yang kami lakukan dan Insya Allah dalam proses
pmbuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Demikian makalah ini kami buat untuk menambah pengetahuan
dan informasi yang benar guna mendapatkan apresiasi yang bisa
digunakan untuk perbaikan demi kepentingan bersama, sekian dan terima
kasih.
14
DAFTAR PUSTAKA
Maryani, I., Fatmawati, L., Erviana, V. Y., Wangid, M. N., & Mustadi, A. (2018).
Model intervensi gangguan kesulitan belajar. Ika Maryani.
Mukrimaa, S. S., Nurdyansyah, Fahyuni, E. F., YULIA CITRA, A., Schulz, N. D.,
Taniredja, T., Faridli, E. M., & Harmianto, S. (2016). In Jurnal Penelitian
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Vol. 6, Issue August).
11
online-pdf-no-copy.com