Makalah Teori Perkembangan Moral Kohlberg
Makalah Teori Perkembangan Moral Kohlberg
PENDAHULUAN
fundamental dalam bertingkah laku sosial yang selalu berkaitan dengan proses
dari mulai lahir sampai mati. Istilah moral itu sendiri berasal dari kata Latin
“mos” (Moris), yang berarti adat istiadat atau tata cara kehidupan. Moralitas
orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijungjung tinggi oleh
kelompok sosialnya.
1
Uraian diatas tentang perkembangan moral dalam kehidupan sosial individu,
Segala sesuatu yang hendak kita lakukan pasti memiliki maksud dan tujuan
hendak dicapai, begitu pula dengan penulisan makalah ini bertujuan untuk
mengetahui :
2
BAB II
Hartshorne (1987-2000) dan May dari Universitas Chicago antara tahun 1928-
1930 pada anak- anak mengenai mencuri, berbohong dan berbuat curang
menunjukkan bahwa :
yang sebenarnya.
Tidak selalu terdapat hubungan antara apa yang dikatakan seorang anak
3
secara interdisipliner. Antara perkembangan moral dan Pendidikan moral
dan sebagainya.
perkembangan:
individu yang berawal konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat
dengan sel telur dan berlangsung sampai ahir h angsung sampai ahir hayat yang
progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman
4
terjadi dari kematangan (kemampuan seseorang sesuai usia normal) dan
sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya. Mengandung arti bahwa
2.1.4 Perkembangan menurut Libert, Paulus dan Strauss (Singgih, 1990: 31)
Perkembangan menurut Libert, Paulus dan Strauss, ialah proses perubahan dalam
pertumbuhan pada suatu waktu sebagai sebagai fungsi kematangan dan interaksi
dalam lingkungan.
dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula
5
sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat
kumpulan peraturan baik lesan maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus
Moral selalu mengacu pada baik buruk manusia, sehingga moral adalah
bidang kehidupan manusia dilihat dari kebaikan manusia. Norma moral dipakai
6
2.3 Pengertian Perkembangan Moral
penalaran moralnya. moralnya. Perkembangan moral yang berhasil dapat dilihat dari
perilaku perilaku moral, sedangkan yang gagal dilihat dari perilaku amoral (perilaku
prinsip dasar hasil temuan Piaget. Perkembangan moral menurut Kohlberg lebih
dapat didefinisikan dalam bentuk reorganisasi kualitatif dari pola pikir seseorang
dibanding dengan mempelajari isi pemikiran yang baru. Teori Kohlberg menekankan
bahwa perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran penalaran moral dan
bentuk reorganisasi kualitatif dari pola pikir seseorang dibanding dengan mempelajari
isi pemikiran yang baru. Kohlberg mengatakan bahwa perkembangan moral anak-
anak dan remaja mengiringi kematangan kognisi. Anak muda mencapai kemajuan
dalam penilaian moral ketika mereka menekankan egosentrisme dan menjadi cakap
dalam pemikiran abstrak. Walaupun dengan demikian, pada masa dewasa, penilaian
demikian, pada masa dewasa, penilaian moral seringk moral seringkali menjadi lebih
7
2.4 Tahapan Perkembangan Moral
yang ia buat setelah terinspirasi hasil kerja Jean Piaget dan kekagumannya akan
reaksi anak-anak terhadap dilema moral Kohlberg melakukan wawancara yang unik
menghadapi dilema moral. Berikut salah satu contoh cerita dilema moral yang
khusus. Ada suatu obat yang menurut menurut dokter dapat menyelamatkannya.
apoteker di kota yang sama. Biaya membuat membuat obat ini sangat mahal, tetapi
sang apoteker apoteker menetapkan menetapkan harganya sepuluh kali lipat lebih
mahal dari pembuatan obat tersebut. Untuk pembuatan satu pembuatan satu dosis
kecil obat dosis kecil obat ia membayar 20 ia membayar 200 dolar 0 dolar dan
menjualnya dan menjualnya 2000 dolar. 2000 dolar. Suami pasien perempuan,
8
Heinz, pergi ke setiap orang yang ia kenal untuk meminjam uang, tetapi ia hanya
bisa mengumpulkan 1000 dolar atau hanya setengah dari harga obat tersebut. Ia
memberitahu apoteker bahwa istrinya sedang sakit dan memohon agar apoteker
setengahnya kemudian. Tetapi sang apoteker berkata, “Tidak, aku menemukan obat,
dan aku harus mendapatkan uang dari obat itu.” Heinz menjadi nekat dan
membongkar toko obat itu untuk mencuri obat bagi istrinya”. Masalah Heinz
moral. Dimulai pada tahun 1950-an, Kohlberg dan para koleganya menyampaikan
dilemma hipotesis seperti yang disebutkan diatas kepada 75 anak laki-laki berusia 10,
9
Penalaran Konvensional atau Prakonvensional adalah tingkat yang paling
konvensional menurut Kohlberg, dari penalaran moral umumnya ada pada anak-anak,
walaupun orang dewasa juga dapat menunjukkan penalaran dalam tahap ini. Pada
perintah untuk menghindari hukuman atau mendapatkan hadiah, atau bertindak diluar
kepentingan diri.
Pada tingkat ini anak sangat dipengaruhi oleh penilaian orang dewasa atau
orang yang lebih kuat dan berkuasa daripada dirinya sendiri. Penilaian baik-
jahay atau benar-salah dilihat dari sudut akibat fisik atau dari sudut enak-
tidaknya akibat (hukuman, ganjaran, dimarahi, disenangi) atau dari sudut ada
(hukuman atau ganjaran) yang diterimanya dari yang mempunyai otoritas (yang
membuat atutarn), baik orang tua atau orang dewasa. Anak mematuhi aturan
10
Anak tunduk pada kekuasaan dan menghindar hukuman, tanpa
mendasarinya dan yang didukung oleh hukuman dan otoritas seperti pada tahap 4.
Akibat fisik dari tindakannya menetukan baik-jahat atau benar-salah Tindakan itu,
Perbuatan yang benar adalah perbuatan yang merupakan cara atau alat
juga kebutuhan orang lain. orang lain. Hubungan antar manusia dipandang
dalam bentuk: “jika engkau menggaruk punggungku, nanti juga aku akan
2. Tingkat Konvensional
Pada tingkat ini, anak hanya menuruti harapan keluarga, kelompok atau
bangsa. Anak memandang bahwa hal tersebut bernilai bagi dirinya sendiri,
tanpa mengindahkan akibat yang segera dan nyata. Sikapnya bukan hanya
konformitas terhadap harapan pribadi dan tata tertib sosial, melainkan juga
11
loyal (setia) (setia) terhadapnya terhadapnya dan secara aktif
3. Tahap Orientasi Anak yang Baik/ orientasi masuk kelompok “anak baik, anak
manis”.
menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari orang-orang lain karena hal tersebut
tersebut mencoba menjadi seorang anak baik untuk memenuhi harapan tersebut,
karena telah mengetahui ada gunanya melakukan hal tersebut. Penalaran tahap 3
bentuk hubungan interpersonal, yang mulai menyertakan hal seperti rasa hormat,
rasa terimakasih, dan golden rule. Keinginan untuk mematuhi aturan dan otoritas ada
hanya untuk membantu peran sosial yang stereotip ini. Maksud dari suatu tindakan
memainkan peran yang lebih signifikan dalam penalaran di tahap ini, yaitu
bermaksud baik.
12
Dalam tahap keempat ini, anak mulai berfikir tentang pentingnya untuk
mematuhi hukum, dan konvensi sosial karena berguna dalam memelihara fungsi
dari masyarakat. Penalaran moral dalam tahap empat lebih dari sekedar kebutuhan
melebihi kebutuhan pribadi. Idealisme utama sering menentukan apa yang benar dan
apa yang salah, seperti dalam kasus yang benar dan apa yang salah, seperti dalam
mungkin orang lain juga akan begitu - sehingga ada kewajiban atau tugas untuk
mematuhi hukum dan aturan. Apabila seseorang melanggar hukum, maka dinyatakan
salah secara moral, sehingga celaan menjadi faktor yang signifikan dalam tahap ini
3. Tingkat Pasca-Konvensional
tingkat ini terdapat usaha yang jelas untuk merumuskan nilai-nilai dan prinsip -
prinsip moral yang memiliki memiliki keabsahan dan dapat diterapkan, terlepas dari
otoritas kelompok atau orang yang berpegang pada prinsip-prinsip itu dan terlepas
pula dari identifikasi individu sendiri dengan kelompok tersebut. Tingkatan ini
biasanya dicapai pada usia masa remaja awal, atau lebih umum lagi pada masa
13
Hak-hak masyarakat versus hak-hak individual (community rights versus
Kohlberg. Pada tahap ini, seseorang memahami bahwa nilai-nilai dan aturan-aturan
adalah bersifat relatif dan bahwa standar dapat berbeda dari satu orang ke orang lain.
Seseorang menyadari bahwa hukum penting bagi masyarakat, tetapi juga mengetahui
bahwa hukum dapat diubah. Seseorang percaya bahwa beberapa nilai, seperti
Prinsip-prinsip etis universal (universal ethical principles) ialah tahap keenam dan
tertinggi dalam teori perkembangan perkembangan moral Kohlberg. Pada tahap ini,
seseorang seseorang telah mengembangkan suatu standar moral yang didasarkan pada
hak-hak manusia yang universal. Apabila menghadapi konflik antara hukum dan
suara hati, seseorang akan mengikuti suara hati, walaupun keputusan itu mungkin
melibatkan resiko pribadi. Kohlberg yakin bahwa tahapan tahapan ini ada, namun
prinsip-prinsip etika yang dipilih sendiri, dengan berpedoman pada logika yang
14
prinsip ini bersifat abstrak dan etis (“hukum emas”, misalnya : “janganlah lakukan
pada orang lain apa yang anda sendiri tidak mau orang lain lakukan pada anda”,
“kasihanilah sesama manusia seperti dirimu sendiri”, “lebih baik memberi daripada
universal mengenai keadilan, Tindakan timbal balik dan kesamaan hak asasi manusia
serta penghormatan kepada martabat manusia sebagai pribadi dan berlaku untuk
2. Pada awal masa remaja, berpikir dengan cara-cara yang lebih konvensional.
3. Pada awal masa dewasa, sejumlah kecil orang berpikir dengan cara-cara yang
pascakonvensional.
seseorang, tidak cukup denga mengamati perilakunya sehari-hari saja dalam kurun
waktu yang singkat. Diperlukan waktu yang lama sekali seehingga menjadi sangat
sukar dilakukan dan tidak praktis. Akan tetapi bila orang itu ditanya mengapa suatu
Tindakan boleh atau tidak boleh, baik atau jahat dan alas an yang dikemukakannya
diteliti, maka hal ini dapat mencerminkan taraf perkembangan untuk melihat taraf
15
perkembangan moralnya. Bukan menjawab “boleh” atau “tidak boleh” saja, tetapi
yang paling penting untuk melihat taraf perkembangan moral adalah alasan yang
diberikan mengapa boleh atau tidak boleh. Misalnya bila seorang anak di Taman
boleh”. Seorang guru besar pun akan menjawab demikian. Kedua-duanya juga tidak
mencuri mangga waktu di observasi. Apakah perkembangan moral anak dan Guru
Besar itu sama? Kiranya tidak. Untuk mengetahui perkembangan moral pada mereka,
“mengapa tidak boleh (atau mengapa boleh, bila ada yang menjawab boleh) mencuri
mangga? “mungkin anak itu akan menjawab : “ tidak boleh , nanti dimarahi ibu”
(Tahap 1), atau “Kalau boleh, nanti barang saya juga dicur” (Tahap 2). Anak SD
mungkin menjawab: “anak manis tidak mencuri mangga” (Tahap 3). Orang dewasa ,
mudah-mudahan Guru Besar itu juga, mungkin menjawab: “Mencuri itu melanggar
peraturan, kalua orang-orang boleh mencuri, nanti masyarakat jadi kacau” (Tahap 4).
Orang pada tahap 5 mungkin menjawab: “Menurut hukum tidak boleh, tapi kadang-
kadang boleh bila untuk kepentingan masyarakat”. Orang pada tahap 6 mungkin akan
menjawab: “Tergantung suara hatimu, misalnya bila sudah kelaparan, boleh mencuri
untuk bertahan hidup, dimana pun ia berada, siapapun dia dan kapan saja. Kalau saya
tidak berada dirumah, makanan saya boleh juga dicuri orang itu bila dalama keadaaan
demikian. Keputusan itu harus tetap, konsisten, sudah dipertimbangkan baik-baik dan
16
Pada suatu investigasi longitudinal 20 tahun yang dilakukan Kohlberg,
2. Tahap empat, yang tidak muncul sama sekali dalam penalaran moral anak berusia
sepuluh tahun, tercermin dalam 62 persen penalaran moral manusia berusia 36 tahun.
3. Tahap lima tidak muncul sampai usia 20 hingga 22 tahun dan tidak pernah
dibayangkan semula oleh Kohberg, dan tahap-tahap yang lebih tinggi, khususnya
Orang tua adalah tokoh percontohan oleh anak-anak termasuk didalam aspek
oleh karena itu, akan lahir generasi baru yang bertindak tidak sesuai ajaran agama
17
Kebanyakan individu yang tinggal di kota besar menjalankan kehidupan yang
individu tersebut sanggup berbuat apa saja tanpa menghiraukan hal itu bertentangan
adanya perceraian atau pertengkaran orang tua yang menyebabkan individu tersebut
mempunyai waktu senggang yang banyak, jika waktu itu tidak dimanfaatkan sebaik-
baiknya, bisa menjadi hal yang buruk ketika berkenalan dengan hal-hal yang tidak
terutama pada anak dan remaja. Anak dan remaja adalah kelompok atau golongan
yang mudah atau golongan yang mudah dipengaruhi, karena anak dan remaja sedang
karena anak dan remaja sedang mencari identitas diri sehingga mudah untuk meniru
atau mencontoh apa yang di lihat, seperti pada film atau berita yang sifatnya
18
6. Perkembangan teknologi modern
dengan cepat, mudah dan tanpa batas juga memudahkan remaja atau anak untuk
mendapatkan hiburan untuk mendapatkan hiburan yang tidak yang tidak sesuai
dengan mereka.
yang benar dan salah, atau baik dan buruk oleh orangtua, guru atau orang lain. Di
samping itu, yang paling penting dalam pendidikan moral ini, adalah keteladanan dari
orang tua, guru atau orang lain dalam melakukan nilai-nilai moral.
tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya (seperti orang tua, guru, kiai,
3. Proses coba-coba (trial & error), yaitu dengan cara mengembangkan tingkah laku
moral secara coba-coba. Tingkah laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan
akan terus dikembangkan, sementara tingkah laku yang mendatangkan hukuman atau
19
BAB III
3.1 Kesimpulan
dapat dilihat dari perilaku moral, sedangkan yang gagal dilihat dari perilaku
amoral dan perilaku tidak bermoral. Dalam pandangan Kohlberg, setiap orang
pada dasarnya adalah moral philosopher , tidak peduli apakah ia masih anak-anak
yang setiap tingkatnya ditandai oleh dua tahap. Tahapan-tahapan tersebut yaitu :
1. Tingkat Prakonvensional
2. Tingkat Konvensional
20
3. Tingkat Pasca-Konvensionna
3.2 Saran
saran yang berkaitan dengan masalah maupun tema dalam makalah ini. Saran-
perkembangan moral individu. individu. Oleh karena itu, orang tua harus banyak
banyak memberikan rangsangan atau koreksi, baik itu dalam bentuk diskusi atau
pembimbing. Hal ini, dapat merangsang individu berprilaku kea rah yang
21
DAFTAR PUSTAKA
4. Kaplan, H.I. Sadock B.J. and Grebb, J.A. 2010. Sinopsis Psikiatri: Ilmu
7. Slavin. Robert E. 2008. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta: PT.
Indeks.
22
10. Puri, B.K., Laking, P.J., & Treasaden, I.H., 2011. Buku Ajar Psikiatri Edisi 2.
Jakarta: EGC
23