Anda di halaman 1dari 18

Beberapa Masukan RUU Pemilu:

Struktural, Fungsional, Behavioral


Memenuhi Undangan Rapat Dengar Pendapat Umum Dengan Pakar Pemilu
Badan Legislasi (BALEG)
DPR R.I.

Dr. Nur Hidayat Sardini, S.Sos., M.Si.


| Ketua BAWASLU R.I. 2008-2011 | Anggota DKPP R.I. 2012-2017 | Ketua Panwaslu Jawa Tengah Pemilu Tahun 2004 |
| Pengajar Pemilu pada Departemen Politik dan Pemerintahan Fisip Undip, Semarang |

Gedung Nusantara I DPR R.I., Selasa, 19 Januari 2021


I. Pokok Isu & Prinsip Perbaikan

Pokok Bahasan Prinsip Perbaikan Yang Saya Ajukan

-1- -2-
-3- 1. Pendekatan perbaikan pengaturan Pemilu:
Parliamentary Struktural, Fungsional, dan Behavioral;
Desain Ideal Penataan
Threshold
Keserentakan Kelembagaan 2. Sekuensi Pemilu/Pilkada: Belajar dari
Berjenjang:
Pemilu: Penyelenggara
nasional & Pemilu
Nasional, Pemilu/Pilkada sebelumnya;
Prov, 3. Mencenderungkan pluralisme politik,
lokal
Kab/Kota
menjauhkan dominasi dan singularisme
-4- -5-
politik;
-6- 4. Menjaga prinsip satu-kesatuan fungsi di
Presidential Surat Suara
Transparansi
Threshold Pilpres
Keuangan &
dalam sistem penyelenggaraan Pemilu;
20%: Tunggal: 5. Menguatkan Pemilu berasas Luber & Jurdil;
Pencegahan
Kemungkinan Gambar/
Calon Tunggal Kotak Kosong
Politik Uang. 6. Praktik keadilan Pemilu berkontribusi
terhadap terciptanya Pemilu berintegritas;
7. Menguatkan kapasitas dan posisi tawar
-7-
-8- pemilih; dan
Peradilan Khusus
Pemilu
Abuse of Power: Pilkada 8. Menguatkan desentralisasi politik dan unit-
unit politik di daerah untuk lebih otonom.
| Mobile phone 081319691969 | Email nhsardini@gmail.com|twitter @nurhidayatsardi | Instagram: nhsardini | YouTube: nhsardini | FaceBook: Nur Hidayat Sardini | Web: www.nurhidayatsardini.com |
II. Desain Keserentakan Pemilu (Put. MK No. 55/PUU-XVII/2019)
Model Pemilu Serentak Untuk Memilih Estimated impact
Presiden & DPRD ● Coattail effect, divided society,
Model I DPR RI DPD RI DPRD Prov party internal conflict.
Wapres Kab/Kota
● Coattail effect, divided society,
Presiden & Bupati & party internal conflict, political
Model II DPR RI DPD RI Gub & Wagub
Wapres Wabup segregation.
● Coattail effect, divided society,
Presiden & DPD Gub & Bupati & DPRD DPRD party internal conflict, political
Model III DPR RI
Wapres RI Wagub Wabup Prov Kab/K segregationà PP jadi victims?

Model IV Pemilu Nasional Presiden & Wapres DPR RI DPD RI ● “The winner takes it all” dalam
Pemilu Nasional, party internal
DPRD DPRD Gub/ Bup/ segregation & conflict Pemilu lokal,
Pemilu Lokal
Prov Kab/Kota Wagub Walikota High-cost elections.
● “The winner takes it all” dalam
Model V Pemilu Nasional Presiden & Wapres DPR RI DPD RI Pemilu Nasional, party internal
Pemilu Provinsi DPRD Prov Gub/Wagub segregation & conflict dalam Pemilu
lokal sangat menguat, High-cost
Pemilu Kab/Kota DPRD Kab/Kota Bupati/Walikota elections.
● “The winner takes it all” dalam
Pres& DPR DPD Sepanjang Menjaga Pemilu Nasional, party internal
Model VI Pemilu Nasional Keserentakan segregation & conflict.
Wapres RI RI
Source: Nur Hidayat Sardini (2020)

| Mobile phone 081319691969 | Email nhsardini@gmail.com|twitter @nurhidayatsardi | Instagram: nhsardini | YouTube: nhsardini | FaceBook: Nur Hidayat Sardini | Web: www.nurhidayatsardini.com |
● Mana Pilihan?

Model Waktu Kategori Jenis Pemilu Serentak Memilih

Model IV 2, 5 tahun (1) Pemilu Nasional Presiden & Wapres DPR RI DPD RI
DPRD DPRD Gubernur& Bupati & Wabupati/
2, 5 tahun (2) Pemilu Lokal
Provinsi Kab./Kota Wakil Gubernur Walikota/Walikota

Pertimbangan: Kelebihan: Kekurangan:

● Ini adalah pilihan yang tersedia ● Keterbelahan sosial mungkin saja ● Beratnya beban
dengan ‘mengawinkan’ antara Pemilu masih akan terjadi, namun sedikit Penyelenggara Pemilu—jika
nasional dan Pemilu lokal menurut berkurang oleh berkurangnya tidak belajar dan
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor gumpalan konsekuensi Pilpres dan mengantisipasi apa yang
55/PUU-XVII/2019 tanggal 26 Pemilu DPRD Kab./Kota, yang terjadi sebagaimana Pemilu
Februari 2020. terpecah konsentrasinya. Tahun 2019.

Rekomendasi:
● Model ini yang saya ajukan ini masih perlu disimulasikan secara matang dengan memertimbangkan aspek:
(i) Manajemen Pemilu; (ii) Kepentingan pemilih; (iii) Efektivitas pemerintahan; (iv) Efek keterbelahan
masyarakat; (v) Faidah nilai tambah coattail effect; dan (vi) Beban Penyelenggara Pemilu.

| Mobile phone 081319691969 | Email nhsardini@gmail.com|twitter @nurhidayatsardi | Instagram: nhsardini | YouTube: nhsardini | FaceBook: Nur Hidayat Sardini | Web: www.nurhidayatsardini.com |
III. Kelembagaan Penyelenggara Pemilu

LPP Fungsional Struktural Behavioral


• Mandat KPU dalam Pemilu tahun 2019
•Secara struktur organisasi KPU tidak • Perilaku mapan
sama dengan Pemilu tahun 2014, terdiri
bertambah, bakal semula hendak akibat mapannya
atas 7 butir tugas; 7 butir wewenang; dan
KPU 14 butir kewajiban (Jumlah mandat: 28).
dikurangi di level kabupaten/kota. struktur & fungsi;
• Yang bertambah di sekretariat • rezimentasi pola-pola
• Beberapa mandat KPU dilimpahkan ke
jenderal: penambahan 2 deputi. perilaku di tubuh KPU.
Bawaslu.

• Mandat Bawaslu dalam Pemilu tahun • • Menguatkan struktur dengan • Meningkatnya rasa
2019 lebih banyak dibanding Pemilu mengubah nomenklatur dan
BA tahun 2014, terdiri atas 7 butir tugas; 7 memermanenkan Bawaslu Kab/Kota; •
percaya diri jajaran
Bawaslu;
butir wewenang; dan 10 butir kewajiban
WAS (Jumlah mandat: 24).
Membentuk organ Pengawas Desa/Kel.; • Prestasi mediocre;
• Membentuk PTPS; • Menguatkan dan • Sebagian wajah ‘gegar
LU • Pola penguatan mandat Bawaslu:
membentuk deputi, biro, bagian, dan budaya’; dan
limpahan dari KPU, mandat baru, subag; dan• Menguatkan eselonisasi • “Drunk in authority?”
menguatkan mandat yang ada. prov, kab/kota, dan kecamatan.

• Mandat DKPP sdalam Pemilu tahun • Tantangan


•Melembagakan keberadaan Tim dayagunakan mandat;
2019 sedikit bertambah dibanding
Pemeriksa Daerah; • Tantangan
DKPP Pemilu tahun 2014, terdiri atas 2
•Memungkinkan pembentukan meninggikan nilai
butir tugas; 4 butir wewenang; dan 4 tambah sebagai
Majelis Kehormatan DKPP.
butir kewajiban (jumlah mandat: 10). “senior.”
| Mobile phone 081319691969 | Email nhsardini@gmail.com|twitter @nurhidayatsardi | Instagram: nhsardini | YouTube: nhsardini | FaceBook: Nur Hidayat Sardini | Web: www.nurhidayatsardini.com |
● Tujuh Mengontrol KPU

● Kepentingan ● Pemantauan
● Penegakan ketentuan tindak pidana Polri & Pemantau
Pemilu free & Pemilu
Pemilu Pemilu
SG fair elections. berasaskan
● Implementasi Sentra Gakkumdu. Luber & Jurdil.
● Fungsi pemantauan proses dan
● Pengawasan subject matter & object hasil Pemilu
matter
DKPP
● Pengawasan BAWASLU KPU Kemandirian,
subject matter Quality Administrator integritas, dan
& object matter assurance utama Pemilu kredibilitas jajaran
KPU & Bawaslu
● Penyelesaian
● Kode etik penyelenggara Pemilu
Sengketa
● Menegakkan kode etik
Proses Pemilu
penyelenggara Pemilu.
● Hak mengajukan dugaan Parpol & ● Mewakili kepentingan publik
pelanggaran Pemilih CSO/
dalam membangun proses-
CSI proses Pemilu.
● Penyelesaian Pelanggaran ● Kepentingan Pemilu
Administrasi Pemilu ● Hak partisipasi publik Pemilu
kompetitif. berintegritas.
| Mobile phone 081319691969 | Email nhsardini@gmail.com|twitter @nurhidayatsardi | Instagram: nhsardini | YouTube: nhsardini | FaceBook: Nur Hidayat Sardini | Web: www.nurhidayatsardini.com |
● Penataan Kelembagaan

● Mengintroduksi prinsip ➤ BAWASLU mengawasi secara objek matter & subject


yang mirip-mirip “separation matter kepada KPU
of power” dan “checks &
BAWASLU dapat mengoreksi keputusan jajaran
balances” di antara KPU, KPU melalui mekanisme penyelesaian sengketa
Bawaslu, dan DKPP; proses dan administrasi Pemilu BAWASLU
● Secara subject matter
Bawaslu mengawasi tahapan
KPU MK-
dan non-tahapan Pemilu;
DKPP
● Secara objek matter,
Bawaslu dapat mengajukan KPU dapat mengadukan DKPP
jajaran KPU ke DKPP; dan pelanggaran kode etik
Bawaslu ke DKPP
● KPU dimungkinkan
mengajukan pemeriksaan DKPP dimungkinkan Ketua dan Anggota DKPP dimungkinkan
jajaran Bawaslu ke DKPP. memecat anggota KPU diberhentikan berdasarkan Putusan Majelis
dan/atau Bawaslu. Kehormatan (MK-DKPP).

| Mobile phone 081319691969 | Email nhsardini@gmail.com|twitter @nurhidayatsardi | Instagram: nhsardini | YouTube: nhsardini | FaceBook: Nur Hidayat Sardini | Web: www.nurhidayatsardini.com |
● Penataan ...

● Model kelembagaan KPU, Bawaslu, dan DKPP ➤ Perbaikan Kelembagaan:


sebagai satu-kesatuan fungsi di dalam sistem
penyelenggaraan Pemilu, ada baiknya dipertahankan ● Jika jadwal waktu
dengan tugas, wewenang, dan kewajiban untuk penyerentakan Pemilu nasional
menyelesaikan seluruh permasalahan dalam Pemilu dan Pemilu lokal dirancang
(pendekatan struktural). setiap 2, 5 tahun sekali, tentu
berkonsekuensi terhadap masa
● Hal yang perlu diperbaiki adalah penataan pada
jabatan fungionaris LPP:
tugas, wewenang, dan kewajiban, melalui pemberian
kewenangan dan/pengalihan kewenangan baru o Ada jeda waktu yang perlu
(pendekatan fungsional); dipertimbangkan:
mungkinkah di-adhoc-kan di
● Beberapa permasalahan dalam hubungan asimetris
bawah provinsi?
di antara penyelenggara Pemilu lebih banyak terkait
o Bagaimana dengan sifat
dengan perilaku-perilaku yang belum memahami
nasional, tetap, dan mandiri
dasar-dasar filosofis penyelenggaraan Pemilu
menurut UUD 1945?
(pendekatan behavioral);

| Mobile phone 081319691969 | Email nhsardini@gmail.com|twitter @nurhidayatsardi | Instagram: nhsardini | YouTube: nhsardini | FaceBook: Nur Hidayat Sardini | Web: www.nurhidayatsardini.com |
● Penataan ...

➤ KPU
§ Komposisi jumlah anggota dalam jajaran KPU sebaiknya dikembalikan sebagaimana
format Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011;
§ Jikapun mekanisme rekruitmen memertahankan model Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017, perlu diperkuatkan visi desentralisasi termasuk merevisi model
rekruitmen sentralisme di tangan KPU RI dan BAWASLU RI;
§ Sama dengan untuk jajaran Bawaslu, seleksi calon jajaran KPU di Provinsi dan
Kabupaten/Kota menekankan:
• Bukan model mekanisme seperti sekarang (Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017),
namun oleh “Tim Profesional Independen”;
• Semata pertimbangan kapasitas, integritas, dan rekam jejak para calon; dan
• Meminimalisai praktik nepotisme dan favoritisme.
§ Membuka waktu cukup bagi masyarakat untuk membuka partisipasi atau uji publik
dalam setiap tahapan-tahapan seleksi.
| Mobile phone 081319691969 | Email nhsardini@gmail.com|twitter @nurhidayatsardi | Instagram: nhsardini | YouTube: nhsardini | FaceBook: Nur Hidayat Sardini | Web: www.nurhidayatsardini.com |
● Penataan ...

➤ BAWASLU ➤ Perihal keputusan/putusan kontroversial jajaran


BAWASLU Provinsi dan Kabupaten/Kota:
o Perlunya perubahan fomasi
keanggotaan jajaran Bawaslu o Kewenangan memutus sengketa proses dan
dengan komposisi: penyelesaian pelanggaran administrasi sebaiknya
tetap dipertahankan;
• Bawaslu RI: tetap 5 orang;
• Bawaslu Provinsi: 3 orang; o Perlu pengaturan eksplisit di UU, yang pada
• Bawaslu Kab/Kota: 3 orang; pokoknya mengunci jajaran Bawaslu, dengan pokok
• Panwascam: 3 orang; pengaturan:
• Panwas • Tidak adanya keputusan/putusan yang mengubah
Desa/Kel:Ditiadakan; calon/paslon setelah ditetapkan oleh jajaran KPU;
• Pengawas TPS: 1 orang di • Tidak adanya putusan/keputusan setelah hari
setiap TPS. pemungutan dan penghitungan suara;
v Efisiensi anggaran dan • Tidak adanya putusan/keputusan setelah diajukan
efektivitas pengambilan permohonan PHPU/D ke MK.
keputusan. v Demi kepastian tahapan awal & akhir Pemilu.
| Mobile phone 081319691969 | Email nhsardini@gmail.com|twitter @nurhidayatsardi | Instagram: nhsardini | YouTube: nhsardini | FaceBook: Nur Hidayat Sardini | Web: www.nurhidayatsardini.com |
● Penataan ...

➤ DKPP
● Model rekuitmen sebaiknya tetap dipertahankan seperti sekarang, melalui unsur
Pemerintah, DPR RI, serta unsur penyelenggara Pemilu;

● Hanya saja perlu adanya pengaturan menerima masukan publik setelah nama-nama
calon masing-masing unsur menunjuk dan mengumumkannya kepada publik;
● Perlunya pengaturan syarat calon anggota DKPP, seperti dalam frasa kalimat:
“Sekurang-kurangnya pernah berpengalaman selama 10 (sepuluh) tahun dalam
penyelenggaraan Pemilu, dan separuh di antaranya pernah menjabat dalam lembaga
penyelenggara Pemilu.”
● Demi mencegah benturan kepentingan, perlu dikunci frasa syarat sebagaimana kalimat:
“Bukan seseorang yang terlibat dalam seleksi calon anggota penyelenggara Pemilu
sekurang-kurangnya dalam 5 (lima) tahun terakhir.”

| Mobile phone 081319691969 | Email nhsardini@gmail.com|twitter @nurhidayatsardi | Instagram: nhsardini | YouTube: nhsardini | FaceBook: Nur Hidayat Sardini | Web: www.nurhidayatsardini.com |
IV. Parliamentary Threshold

➤ Kebijakan Ambang Batas Parlemen (ABP) relatif berhasil dalam


PT berlaku mengurangi jumlah partai di Indonesia:
berjenjang: § Tujuan populer dari penerapan ABP ini adalah untuk mencegah
kelompok-kelompok gurem dan radikal bertingkah secara
§ Nasional 5% ekstrem di badan perwakilan (parlemen);
§ Provinsi 4% § Reformasi partai politik dalam kaitannya dengan peranan partai
§ Kab/Kota 3% politik di parlemen terbukti efektif dalam fungsi DPR RI sebagai
instrumen pengambilan keputusan strategis nasional;

§ Pengambilan keputusan di parlemen, juga berhasil secara baik, karena misalnya, tidak
ada lagi drama seperti pada masa-masa pemerintahan SBY I;
§ Relasi presiden dan parlemen juga sangat stabil, dan hal ini secara langsung memberi
bobot menguatnya sistem presidensial di Indonesia.
v Kendatipun kebijakan PT ini mencenderungkan kebahayaan singlurasime politik.

| Mobile phone 081319691969 | Email nhsardini@gmail.com|twitter @nurhidayatsardi | Instagram: nhsardini | YouTube: nhsardini | FaceBook: Nur Hidayat Sardini | Web: www.nurhidayatsardini.com |
● Parliamentary ...

➤ Clumping of Political Power


• Mendorong koalisi di antara partai-partai menengah dan terlebih kecil, dan diam-diam
makin menggumpalkan partai-partai besar/kuat.
v ABP terbukti memubazirkan suara pemilih, mengingat basis
Suara penghitungan suara hanyalah partai memenuhi prosentase ABP.
Mubazir
• Pemilu 2009: 2, 5%, menghasilkan 9 ABP dari 38 partai
(Wasted
• Pemilu 2014: 3, 5%, menghasilkan 10 ABP dari 10 partai
vote). • Pemilu 2019: 4%, menghasilkan 9 ABP dari 16 partai.
Tabel Suara Sah dan Terbuang dalam Pileg v Pendapat:
Suara Suara
Pemilu § Jika hendak diterapkan, ikuti ABP Pemilu tahun
Sah Terbuang
2019 sebesar 4%
2009 104.048.118 19.047.481
§ Diterapkan hanya secara nasional (DPR RI).
2014 124.972.491 9.274.218
§ Alasan: penyederhanaan jumlah partai, dan
2019 139.971.260 13.594.842 pertimbangan efektivitas pengambilan keputusan.
Source: Calins: 2020 (data ini masih perlu dikonfirmasi)

| Mobile phone 081319691969 | Email nhsardini@gmail.com|twitter @nurhidayatsardi | Instagram: nhsardini | YouTube: nhsardini | FaceBook: Nur Hidayat Sardini | Web: www.nurhidayatsardini.com |
V. Presidential Threshold 20%

Presidential ● Sebaiknya PT tidak perlu diterapkan, atau paling tidak tidak


Threshold: setinggi itu, mengingat berbagai pertimbangan, yakni formasi
20% kekuatan dan potensi masa depan demokrasi di negeri tercinta.
• Terbukti formasi relasi antara parlemen hasil Pilpres The most powerful state
dan Pileg tahun 2019 membentuk dan akhirnya power
memutlakkan pengambilan keputusan strategis
kepada pemilik dominasi bahkan hegemonik serta
memutlakkan pengambilan keputusan di DPR RI;
• Efek politik: dominasi-mayoritas, anggap sepi suara
minoritas di DPR RI dan corak antipublik, seperti
dalam kasus RUU KPK, MD3, Minerba, Omnibus Law,
dan BPIP;
v Sebaiknya hindari potensi 2 (dua) kemungkinan:
• Kecenderungan ‘political plumping’; dan
• Kemungkinan calon tunggal dalam Pilpres.
Ø Bagi saya calon tunggal Pilpres: tragedi
demokrasi.
| Mobile phone 081319691969 | Email nhsardini@gmail.com|twitter @nurhidayatsardi | Instagram: nhsardini | YouTube: nhsardini | FaceBook: Nur Hidayat Sardini | Web: www.nurhidayatsardini.com |
VI. Transparansi & Politik Uang

Transparansi Keuangan Pengaturan Praktik Politik Uang:


Peserta Pemilu:
§ Cakupan pengaturan pencegahan dan
§ Cakupan pengaturan penindakan praktik politik uang, selama ini
keuangan partai politik sudah cukup memadai;
dan/atau peserta Pemilu
dan/atau Laporan Dana § Hanya saja, persoalan politik uang berakar pada
Kampanye. aspek-aspek lain: klientalisme politik.
§ Problem besarnya: tidak § Dalam hal-hal tertentu: Jajaran Bawaslu kurang
imperatifnya pengenaan optimal dan kurang kreativitas memanfaatkan
sanksi. strukturalitas dan fungsionalitasnya; dan
§ Usulan: bagi yang tidak
patuh, tempatkan sebagai § Dalam Pemilu tahun 2019, jajaran Bawaslu tidak
pelanggaran administrasi cerdas memanfaatkan kuatnya strukturalitas
dengan ancaman dicoret dan fungsionalitas Undang-Undang Nomor 7
dari peserta Pemilu. Tahun 2017.

| Mobile phone 081319691969 | Email nhsardini@gmail.com|twitter @nurhidayatsardi | Instagram: nhsardini | YouTube: nhsardini | FaceBook: Nur Hidayat Sardini | Web: www.nurhidayatsardini.com |
VII. Peradilan Khusus Pemilu
Beberapa pertimbangan:
● Sebaiknya formasi 3 lembaga Penyelenggara Pemilu (KPU, Bawaslu, dan DKPP), yang
terangkai dalam prinsip satu-kesatuan fungsi di dalam sistem penyelenggaraan Pemilu,
tetap dipertahankan. Biarlah urusan Pemilu diselesaikan oleh ketiga LPP tersebut;
● Membentuk lembaga baru, menurut pengalaman saya, selain hanya akan menyita
waktu untuk persiapan, inefisiensi keuangan negara, pula pada ujung-ujungnya sibuk
membentuk strukturalitas, namun akhirnya kedodoran saat seharusnya menjalankan
mandat fungsionalitasnya (tugas, wewenang, dan kewajiban).
● Saya mengajukan usul: lebih baik memanfaatkan LPP yang ada melalui cara
mentransformasikannya ke dalam dan/atau melalui penambahan fungsionalitasnya;
● Jika Bawaslu adalah pilihan, maka perlu penambahan fungsi atau dengan
mentransformasikannya sebagai “peradilan khusus Pemilu” dimaksud.
● Pengalaman Bawaslu RI serta jajaran Bawaslu di provinsi dan kabupaten/kota
membuktikan, mereka mahir melakukan fungsi-fungsi judisial dalam perkara sengketa
proses Pemilu, pelanggaran administrasi, dan pelanggaran administrasi TSM.
| Mobile phone 081319691969 | Email nhsardini@gmail.com|twitter @nurhidayatsardi | Instagram: nhsardini | YouTube: nhsardini | FaceBook: Nur Hidayat Sardini | Web: www.nurhidayatsardini.com |
VIII. Abuse of Power Dalam Pilkada

● Ketentuan Pasal 71 ayat (3) Beberapa pertimbangan:


Undang-Undang Nomor 10
● Bahwa banyak perkara terkait ini berlanjut ke PHPU/D ke
Tahun 2016: MK, saya rasa tidak bisa jadi ukuran.
“Gubernur atau Wakil Gubernur, ● Pelaksanaan kewenangan ini telah dijalankan dengan baik
Bupati atau Wakil Bupati, dan oleh jajaran Bawaslu. Sistem kontrol dari pimpinan Bawaslu
Walikota atau Wakil Walikota dalam perkara ini juga relatif dijalankan dengan baik.
dilarang menggunakan
kewenangan, program, dan ● Yang diperlukan hanyalah memerlebar kemungkinan
kegiatan yang menguntungkan menjerat subjek pelaku abuse of power, yakni tidak saja
atau merugikan salah satu petahana, melainkan subjek lain seperti pejabat pusat
pasangan calon baik di daerah dan/atau daerah, dalam suatu formula perbaikan:
sendiri maupun di daerah lain “Setiap orang yang berwenang terhadap pelaksanaan suatu
dalam waktu 6 (enam) bulan program....”
sebelum tanggal penetapan
pasangan calon sampai dengan ● Di luar itu, secara kelembagaan, saya ingin konsisten
penetapan pasangan calon bahwa kewenangan Bawaslu sebaiknya dipertahankan
terpilih.” sebagaimana existing conditions (UU No. 10 Tahun 2016).

| Mobile phone 081319691969 | Email nhsardini@gmail.com|twitter @nurhidayatsardi | Instagram: nhsardini | YouTube: nhsardini | FaceBook: Nur Hidayat Sardini | Web: www.nurhidayatsardini.com |
Note:
Materi ini pendapat pribadi berdasarkan pengalaman dan keahlian
saya dalam penyelenggaraan Pemilu.
Silakan mengutip materi ini dengan menyebut sumber
penyusunnya.

18

Anda mungkin juga menyukai