7
7
BCA melakukan efisiensi proses operasional dengan menggunakan teknologi seperti Robotic Process
Automation (RPA), Optical Character Recognition (OCR), Natural Language Processing (NLP),
Augmented Reality (AR), Artificial Intellgence (AI), Machine Learning (ML), Video Surveillance dan
API. Pengimplementasian kombinasi teknologi tersebut memberikan beragam otomasi proses pada
internal BCA, sehingga memberikan nilai tambah dari sisi peningkatan produktivitas dan kualitas
yang dihasilkan. Untuk mendukung productivity & security, BCA mengembangkan dan
menyempurnakan proses kerja yang lebih fleksibel dan berbasis digital melalui prosedur Work From
Anywhere (WFA) dikombinasikan dengan penggunaan Collaboration Tools & Security Tools. BCA juga
mengembangkan aplikasi existing di bidang dana, kredit, proteksi, transaksi dan perencanaan
keuangan guna terus mendukung pertumbuhan bisnis Bank. BCA juga membangun Center of
Excellence (CoE) dengan melakukan otomasi untuk mengurangi human error pada proses
infrastruktur dan pengembangan aplikasi dengan tetap memperhatikan keamanan.
BCA mengembangkan arsitektur dan infrastruktur berbasis High Availability System dan Cloud
Technology. High Availability System memastikan setiap sistem di BCA di-backup oleh multiple data
center yang secara otomatis dapat melakukan pembagian beban (automatic load balance) transaksi,
guna mengantisipasi kondisi peak transaction maupun jika terjadi isu di salah satu data center yang
ada. Redundancy system dan perangkat pendukung lainnya tersedia untuk memitigasi risiko single
point of failure. Cloud Technology meningkatkan fleksibilitas pengembangan sistem, memudahkan
penambahan kapasitas, serta mengoptimalisasi biaya infrastruktur sehingga seluruh layanan di BCA
selalu tersedia untuk nasabah dengan aman dan nyaman (Always On)
BCA melanjutkan pembangunan New Data Center untuk mengantisipasi peningkatan transaksi dan
integrasi dengan anak perusahaan. BCA menjalin sinergi dengan anak perusahaan untuk memastikan
standar layanan yang tinggi, baik dari service level, kualitas dan keamanan, serta memenuhi
ketentuan regulator dengan melengkapi perizinan Penyedia Jasa Teknologi Informasi (PJTI) terkait.
Modernisasi infrastruktur juga dilakukan dengan melakukan upgrade atas sistem infrastruktur
mainframe dan memperkuat keamanan jaringan (network security). BCA melakukan modernisasi
terhadap infrastruktur TI secara berkala untuk menjaga ketersediaan, keandalan, dan keamanan dari
sistem yang digunakan oleh nasabah BCA.
BCA terus mengembangkan channel myBCA guna memberikan seamless experience bagi nasabah.
BCA juga melakukan pengembangan lebih lanjut Campaign Management Platform untuk
memberikan produk atau layanan yang tepat sesuai kebutuhan nasabah. BCA mengeksplorasi
penggunaan berbagai jenis teknologi seperti Blockchain, Metaverse, Face Payment, Robotic, dan
Natural Language Processing untuk meningkatkan pengalaman dan kenyamanan nasabah.
Detail Pengembangan teknologi yang dilakukan:
Merespon Tantangan dalam Strategi Keberlanjutan, BCA memahami perkembangan teknologi digital
dan kebutuhan tatap muka yang semakin berkurang menimbulkan kebutuhan layanan perbankan
yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja serta mudah dan cepat. Perubahan model bisnis
tersebut menimbulkan potensi risiko perlindungan data nasabah dan juga risiko serangan siber. Oleh
karena itu penguatan Security Monitoring Center dan manajemen risiko keamanan siber sudah
menjadi bagian dari komitmen BCA.
Berkaitan dengan hal tersebut, BCA mempertahankan kepercayaan nasabah melalui perlindungan
data pribadi dan privasi nasabah. Keamanan data dan privasi dikelola melalui sistem Teknologi
Informasi (TI) yang memadai. Kebijakan perlindungan data pribadi berlaku dalam seluruh kegiatan
operasional Bank, termasuk kerja sama dengan mitra bisnis/pemasok/vendor. Keamanan data dan
privasi nasabah merupakan bentuk komitmen BCA dalam menghormati HAM. Dampak dari
lemahnya sistem keamanan di antaranya potensi terjadinya kebocoran data, scam, fraud,
pengelabuan (phishing), dan cybercrime, sehingga BCA akan terus mengupayakan menjalankan
sistem pengamanan yang mampu melindungi privasi seluruh nasabahnya.
Upaya BCA untuk berkontribusi pada penurunan emisi karbon dilakukan dalam solusi sistem
kerja internal antar lini bisnis yang lebih ramah lingkungan. Secara ringkas, solusi tersebut
mencakup sistem digital approval/esign, implementasi IT HUB, sharing desk, dan e-branch.
Selain itu, internal bank juga melakukan modernisasi infrastruktur tempat kerja untuk
mendukung konsumsi listrik yang lebih rendah, termasuk melakukan server upgrade, storage
upgrade, dan menggunakan green software.
3) Teknologi pada Digital Payment
Untuk memberikan kemudahan bagi nasabah BCA dalam bertransaksi maupun berinvestasi,
banyak dilakukan inisiatif ke arah digitalisasi khususnya dalam bidang payment. Dengan
digitalisasi payment seperti QRIS, BI Fast, dan Virtual Card, nasabah dapat melakukan transaksi
dengan lebih aman dan lebih mudah. Proses pembukaan rekening untuk menunjang proses
digital payment, saat ini sudah bisa dilakukan secara online. Proses ini berdampak positif pada
berkurangnya penggunaan formulir yang perlu dicetak. Hal ini membantu menghilangkan jejak
karbon yang sebelumnya berasal dari transaksi secara fisik menjadi digital.
PROCUREMENT
Secara sederhana, procurement dapat diartikan sebagai aktivitas pengadaan dan pembelian barang
ataupun jasa sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Aktivitas ini dilakukan dari proses analisis
kebutuhan perusahaan, mencari vendor, negosiasi, proses pembelian & pembayaran, hingga
pencatatan riwayat pengadaan, seperti invoice, bukti pembayaran dan lainnya.
a) Kebijakan Pengadaan
Untuk mendukung kegiatan usaha perbankan, BCA membutuhkan pengadaan barang dan jasa.
Kebutuhan tersebut mendorong BCA untuk memiliki pedoman pengadaan agar BCA dapat
memperoleh barang dan/atau jasa dengan kualitas yang diharapkan sesuai ketentuan yang
berlaku dan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Kebijakan pengadaan di BCA
meliputi kebijakan pengadaan barang dan/ atau jasa logistik dan gedung serta pengadaan terkait
dengan teknologi informasi.
Kebijakan pengadaan barang dan/atau jasa logistik dan gedung berisi syarat dan wewenang
pengadaan, sistem pengadaan sentralisasi dan desentralisasi, jenis barang dan/ atau jasa,
penanganan masalah pengadaan, pengelompokan aktivitas, dokumen pendukung, proses/alur
pengadaan, dan seleksi vendor. Kebijakan pengadaan terkait dengan teknologi informasi
mencakup tentang pengadaan, kegiatan uji coba dan end user computing, rekomendasi dan
persetujuan pengadaan, wewenang rekomendasi dan persetujuan pengadaan, penerapan multi
principal/multi vendor/multi brand serta tentang petunjuk pelaksanaan pengadaan. Dalam
kebijakan pengadaan tersebut juga diatur mengenai mekanisme untuk mencari dan memilih
calon vendor dengan mempertimbangkan faktorfaktor seperti biaya atas barang/jasa yang
ditawarkan, profesionalisme dan kredibilitas vendor (Annual Report BCA 2022, Halaman 327)
b) Contoh Pengadaan
- Pada bisnis Cash Management, BCA akan memperluas kolaborasi melalui digital strategic
partnership, sebagai salah satu bentuk value-added services, untuk menciptakan seamless
ecosystem yang akan menjamin kenyamanan dan kemudahan bagi nasabah dalam bertransaksi.
BCA juga akan meningkatkan penetrasi payroll BCA melalui pengembangan integrasi fitur payroll
BCA dengan platform digital strategic partner serta pengadaan program benefit payroll bagi
perusahaan dan karyawan payroll BCA. (Annual Report BCA 2022, Halaman 129)
- BCA juga menerapkan manajemen risiko siber pihak ketiga (third party cyber risk management)
melalui pengadaan TI dengan due diligence keamanan siber untuk pihak-pihak yang terkait
dengan aset informasi kritikal dalam Bank. (Lap.Berkelanjutan BCA 2022, Halaman 52)
Due Diligence
HAM BCA senantiasa berupaya untuk meminimalkan risiko pelanggaran HAM. Pada
tahun 2021, BCA telah mengadakan uji tuntas (due diligence) HAM terhadap para
vendor dalam rantai pasokan Bank melalui wawancara langsung. Kemudian pada tahun
2022, BCA mengadakan due dilligence HAM kepada pekerja.
BCA memastikan untuk bekerja sama hanya dengan vendor yang menghormati prinsip-
prinsip HAM di dalam kegiatan operasionalnya. Dalam menyeleksi calon vendor, BCA
meminta kepada para vendor untuk mematuhi prinsip HAM.
BCA mendorong mitra kerja atau rantai pasok untuk menghormati HAM dalam kegiatan
kerja sama, antara lain dengan cara:
• Menyusun dan menjalankan kebijakan maupun prosedur yang memperhatikan HAM
ketika menyeleksi ataupun bekerja sama dengan mitra kerja dan/atau rantai pasok;
• Mendorong setiap rekanan BCA untuk memberikan pernyataan kepatuhan terkait
penerapan K3, nihil tenaga kerja anak dan tenaga kerja paksa;
• Mengawasi mitra kerja dan/atau rantai pasok guna memastikan tidak adanya insiden
HAM;
• Merespons dampak negatif yang terjadi jika terdapat insiden HAM signifikan yang
dilakukan oleh mitra kerja dan/atau rantai pasok. (Lap.Berkelanjutan BCA 2022,
Halaman 81)
- Pengadaan terkait CSR.