Anda di halaman 1dari 4

Nama : Febrina Aulia

Nim : 1912142010031

Putusnya Perkawinan Menurut Hukum Islam

Dalam perkara putusnya perkawian istilah yang paling netral memang “Perceraian”,
namun sulit pula digunakan istilah tersebut sebagai pengganti “Putusnya Perkawinan”, karena
perceraian itu adalah salah satu bentuk dari putusnya perkawinan. Untuk tidak terjebak dalam
istilah tersebut, kita dapat saja menggunakan “Putusnya Perkawinan”, namun dalam arti yang
tidak sama dengan istilah ba-in yang digunakan dalam fiqh, atau ia dipandang sebagai sinonim
dari istilah furqah yang terdapat dalam kitab fiqh.

Putusnya perkawinan itu ada dalam beberapa bentuk tergantung dari segi siapa sebenarnya yang
berkehendak untuk putusnya perkawinan itu. Dalam hal ini ada 4 kemungkinan:

1. Putusnya perkawinan atas kehendak Allah SWT

2. Putusnya perkawinan atas kehendak suami

3. Putusnya perkawinan atas kehendak isteri

4. Putusnya perkawinan atas kehendak hakim

Thalaq

Thalaq secara bahasa berarti: melepas ikatan, baik bersifat indrawi, seperti melepas kuda,
maupun bersifat ma'nawi seperti melepas nikah yang mengikat hasil di antara suami isteri.
Thalaq secara istilah: isim yang bermakna melepas ikatan nikah dengan syarat melepaskannya.

Firman Allah dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 229

Artinya:

"Thalaq itu (yang dapat diruju’) ada dua kali, maka setelah itu boleh diruju’ lagi dengan cara
yang baik atau lepaskan dengan yang baik pula…" (QS. al-Baqarah, 2:229)

Hadits Nabi Muhammad:

Artinya:

"Dari Muharib berkata: Rasulullah bersabda: Suatu hal yang dihalalkan Allah dan dibencinya
adalah Thalaq ".
Macam-macam Thalaq

Thalaq itu terbagi 2 (dua) yaitu:

 Thalaq Raj'i:

 Thalaq Bai'in:

Fasakh

Fasakh menurut bahasa ialah rusak atau putus. Fasakh berarti memutuskan pernikahan,
perkara ini hanya diputuskan apabila pihak isteri membuat pengaduan kepada Mahkamah
dan hakim.

Ada 2 (dua) macam fasakh ditinjau dari penyebabnya yaitu:

 Fasakh (batalnya perkawinan) karena syarat-syarat yang tidak terpenuhi ketika akad
nikah

 Fasakh karena hal-hal yang datang setelah akad

Fasakh juga bisa terjadi oleh sebab-sebab berikut:

 Perkawinan yang dilakukan oleh wali yang bukan jodohnya.

 Suami tidak mampu memulangakan isterinya, dan tidak pula memberikan belanja
sedangkan isterinya itu tidak rela.

 Suami miskin, setelah jelas kemiskinannya yang diketahui oleh beberapa orang saksi
yang dapat dipercaya.

Khulu’

Khulu’’ menurut etimologi berasal dari kata yang berarti menanggalkan/


melepaskan pakaian, sedangkan menurut terminologi Fiqih ialah tuntutan cerai yang
diajukan isteri dengan pembayaran ganti rugi darinya, atau dengan kata lain isteri
memisahkan diri dari suaminya dengan ganti rugi kepadanya.

Adapun syarat khulu’’ menurut Abdur Rahman al-Juzairi ada 3, yaitu:

 Disyaratkan pada tiap-tiap orang yang wajib atasnya ’iwad.

 ’Iwad khulu’, ada beberapa syarat, di antaranya ’iwad-nya adalah harta yang berharga,

 Tidak dapat khulu’’ tanpa sighat, tidak sah khulu’’ dengan cara pemberian.
Adapun syarat khulu’’ menurut Abi Yahya al-Ansari ada 5, yaitu:

 Disyaratkan suami dalam kondisi sehat bila menjatuhkan thalaq.

 Syarat orang yang berkewajiban menebus dapat diterima tebusannya untuk menasarufkan
harta.

 Kemaluan yang dimiliki suami.

 Sah tebusan walaupun khulu’’nya dengan barang yang tidak tahan lama atau barang bisa
rusak.

 Syarat sighat .

Li’an

Li’an merupakan ucapan tertentu yang digunakan untuk menuduh isteri yang telah
melakukan perbuatan yang mengotori dirinya (berzina) yang kemudian menjadi alasan
suami untuk menolak anak. Suami melakukan li’an apabila telah menuduh berzina,
tuduhan berat ini pembuktiannya harus mengemukakan empat orang saksi laki-laki

li’an dapat dibedakan menjadi tiga macam:

 Suami menuduh isterinya berzina, tetapi ia tidak punya empat orang saksi .

 Suami tidak mengakui kehamilan isterinya sebagai hasil dari benihnya.

 Suami menuduhkan kedua-duanya kepada isterinya

Para jumhur ulama mengemukakan empat rukun li’an, yaitu:

a. Suami yang melakukan li’an

b. Isteri yang dili’an

c. Sebab li’an

d. Lafal li’an

Anda mungkin juga menyukai