Teori Dan Konsep Keperawatan
Teori Dan Konsep Keperawatan
OLEH:
NASRIANI(BT2301013)
TINGKAT 1A
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat dan karunianya makalah
yang berjudul “Model Dan Konsep Teori Keperawatan ” ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Keberhasilan kami dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yng telah
membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahawa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangan yng masih perlu diperbaiki,untuk itu kami mengharapkan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini,sehingga dapat bermanfaat bagi
siapapun yang membacanya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………….……………….……………………i
KATA PENGANTAR…………………………………..……………..………………….…..ii
DAFTAR ISI……………………………………………………….…………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………………..………………..
C. Soal Pilihan Ganda……………………………………………………………………..
D. Kunci Jawaban………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbol - simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide
untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori ini sendiri merupakan
sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang
menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta - fakta yang telah
diobservasi, tetapi kurang absolut ( kurang adanya bukti ) secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan, sehingga
model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang
memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat di tempat mereka bekerja
dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam
menentukan model praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat
perawat tersebut bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen
dasar seperti; adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek
yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan
semua pasien, serta adanya pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan pasien.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari Teori dan Model Keperawatan yang
telah ada, sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan praktek serta profesi
keperawatan di Indonesia. Pada kesempatan kali ini penulis mencoba memaparkan “Teori dan
Model Keperawatan”, sekaligus untuk memenuhi tugas matakuliah Konsep Dasar Keperawatan
B. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengertian teori dan model konsep keperawatan serta tujuan dari teori
dan model keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
Teori dan konsep dasar dalam keperawatan adalah elemen-elemen inti yang membentuk
landasan bagi praktik keperawatan yang efektif. Teori keperawatan adalah kerangka konseptual
yang digunakan dalam praktik keperawatan untuk memahami, menganalisis, dan mengembangkan
perawatan kesehatan. Ini mencakup pandangan tentang bagaimana perawatan kesehatan diberikan,
interaksi antara perawat dan pasien, serta faktor-faktor yang memengaruhi keputusan perawatan.
Konsep dasar keperawatan adalah ide-ide pokok yang menjadi dasar dalam praktik keperawatan.
Beberapa konsep dasar keperawatan meliputi:
1. Perawatan Berbasis Pasien: Fokus pada kebutuhan, preferensi, dan nilai-nilai pasien dalam
perencanaan dan pelaksanaan perawatan.
2. Keprofesionalan: Prinsip-prinsip etika, tanggung jawab, dan standar praktik yang diterapkan oleh
perawat dalam memberikan perawatan
3. Kepastian: Menyediakan perawatan yang aman dan efektif dengan meminimalkan risiko
kesalahan.
4. Kolaborasi: Bekerja sama dengan anggota tim perawatan kesehatan lainnya untuk mencapai hasil
perawatan yang optimal.
5. Pengajaran dan Pendidikan: Membantu pasien dan keluarga untuk memahami kondisi kesehatan
mereka dan mengambil keputusan yang informasi.
6. Evaluasi dan Pengembangan Praktik: Menggunakan bukti ilmiah untuk menilai dan meningkatkan
praktik keperawatan
7. Adaptasi: Mengatasi perubahan kondisi pasien dan lingkungan dalam memberikan perawatan
yang tepat.
8. Komunikasi Efektif: Kemampuan untuk berkomunikasi dengan pasien, keluarga, dan rekan kerja
dengan jelas dan empati.
Torre (1985) dan Chin dan Ycob (1983), secara jelas menegaskan karakteristik dasar teori
keperawatan. Menurut mereka, ada lima karakteristik dasar teori keperawatan, yaitu:
a. Teori keperawatan mengidentifikasi dan didefenisikan sebagai hubungan yang spesifik dari
konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, keperawatan
dan konsep lingkungan
b. Teori keperawat harus bersifat ilmiah. Artinya teori keperawatan digunakan dengan alas an atau
rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis.
c. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya teori keperawatan dapat digunakan
pada masalah yang sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi
praktik keperawatan.
d. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang dilakukan
melalui penelitian.
e. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktik
keperawatan.
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui
filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan
dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang
sakit yang dikenal dengan teori lingkungannya. Selain Florence juga membuat standar pada
pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efesien.Beliau juga
membedakan praktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan perawatan pada orang yang
sakit dengan yang sehat.
b. Kebudayaan
c. Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori keperawatan.
Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum keperawatan yang jelas,
akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem pendidikan keperawatan yang terarah
sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-teori keperawatan juga berkembang dengan
orientasi pada pelayanan keperawatan
Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu keperawatan dasar
menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunitas yang merupakan cabang ilmu
keperawatan yang terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan pada tahun-tahun yang akan
datang akan selalu ada cabang ilmu keperawatan yang khusus atau subspesialisasi yang diakui
sebagai bagian ilmu keperawatan sehingga teori-teori keperawatan dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan atau lingkup bidang ilmu keperawatan.
Teori keperawatan pada dasarnya terdiri atas empat konsep yang berpengaruh dan menentukan
kualitas praktik keperawatan, yaitu konsep manusia, keperawatan, konsep sehat-sakit dan konsep
lingkungan. Meskipun keempat konsep digunakan pada setiap teori keperawatan, akan tetapi
pengertian dan hubungan antara konsep ini berbeda anatar teori yang satu dengan teori yang lain.
Berikut ini diuraikan beberapa teori keperawatan:
Sister Calista Roy mengembangkan model adaptasi keperawatan pada tahun 1964. Model ini
banyak digunakan sebagai falsafah dasar dan model konsep dalam pendidikan keperawatan. Model
adaptasi Roy adalah sistem model yang esensial dalam keperawatan. Asumsi dasar model ini adalah:
a. Individu adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh. Seseorang dikatakan
sehat jika mampu berfungsi untuk memenehi kebutuhan biologis, psikologis dan sosial.
b. Setiap orang selalu menggunakan koping, baik yang bersifat positif maupun negative untuk dapat
beradaptasi. Kemampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu penyebab
utama terjadinya perubahan, kondisi dan situasi yang ada serta keyakinan dan pengalaman dalam
beradaptasi.
c. Setiap individu berespons terhadap kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang positif,
kemampuan untuk hidup mandiri atau kemandirian serta kebutuhan akan kemampuan melakukan
peran dan fungsi secara optimal utnuk memelihara integritas diri.
d. Individu selalu berada pada rentang sehat sakit, yang berhubungan erat dengan keefektifan
koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan beradaptasi. Singkatnya Roy menegaskan
bahwa individu adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan utuh yang memiliki mekanisme
koping untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Roy mendefenisikan lingkungan sebagai
semua yang ada disekeliling kita dan berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Sehat adalah
suatu keadaan atau proses dalam menjaga integritas diri. Menurutnya, peran perawat adalah
membantu pasien beradaptasi terhadap perubahan yang ada.
2. Teori Martha E. Roger
Teori Roger didasarkan pada pengetahuan tentang asal usul manusia dan alam semesta
seperti antropologi, sosiologi, astronomi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori
ini berfokus pada proses kehidupan manusia. Menurutnya kehidupan seseorang dipengaruhi alam
sebagai lingkungan hisup manusia dan pula pertumbuhna dan perkembangan seseorang. Asumsi
dasar teori Roger tentang manusia adalah:
a. Manusia adalah kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.
c. Kehidupan setiap manusia adalah sesuatu yang unik. Jalan hidup seseorang berbeda dengan orang
lain.
e. Manusia diciptakan sebagai karakteristik dan keunikan tersendiri. Misalnya dalam hal sifat dan
emosi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa teori Roger berfokus pada manusia sebagai satu
kesatuan yang utuh dalam siklus kehidupannya. Menurutnya, lingkungan adalah segala hal yang
beredar di luar diri individu.
Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang
mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi
kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraannya. Oleh karena itu teori ini dikenal
sebagai Self Care atau Self Care Defisit Teori. Ada 3 prinsip dalam keperawatan diri sendiri atau
perawatan mandiri. Pertama, perawatan mandiri yang dilakukan bersifat holistic meliputi kebutuhan
oksigen, air makanan, eliminasi, aktifitas dan istirahat, mencegah trauma serta kebutuhan hidup
lainnya. Kedua, perawatan mandiri yang dilakukan harus sesuai dengan tumbuh kembang manusia.
Ketiga, perawatan mandiri dilakukan karena adanya masalah kesehatan atau penyakit untuk
pencegahan dan peningkatan kesehatan.
Menurut Orem, perawat dibutuhkan ketika seseorang membutuhkan asuhan keperawatan
karena ketidakmampuan untuk merawat diri sendiri. Menurutnya, area kerja perawat adalah
membina dan mempertahankan hubungan terapeutik antara perawat dan pasien, menentukan
kapan seseorang membutuhkan bantuan atau pertolongan, memperhatikan respon pasien, memberi
pertolongan langsung kepada individu dan keluarga serta bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat ketergantungan atau
kebutuhan dna kemampuan pasien. Oleh karena itu terdapat 3 angkatan dalam asuhan keperawatan
mandiri. Pertama, perawat memberi perawatan total ketika pertama kali asuhan keperawatan
dilakukan karena tingkat ketergantungan pasien yang tinggi. Kedua, perawat dan pasien saling
berkolaborasi dalam melakukan tindakan keperawatan. Ketiga, pasien merawat diri sendiri dengan
bimbingan perawat.
Model Neuman berfokus pada individu dan respon atau reaksi individu terhadap stres
termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya dan kemampuan adapatasi pasien. Menurut
Neuman manusia merupakan system terbuka yang saling berinteraksi dengan lingkungan internal
maupun eksternal yang dapat merupakan penyebab stress (stresor). Dalam kehidupan seharihari
individu selalu berusaha mempertahankan dan memenuhi kebutuhan biologi, psikologi dan sosial
cultural. Adanya stressor seperti penyakit misalnya, menyebabkan seseorang bereaksi untuk
mempertahankan kesehatannya melalui mekanisme pemecahan masalah atau koping tertentu.
Penyebab stressor dapat berasal pada diri sendiri, dari luar individu atau karena interaksi dengan
orang lain. Pengaruh stressor pada seseorang tergantung pada tingkatan stresor, lamanya stresor
serta kemampuan dan keefektifan koping yang digunakan.
Menurut Neuman asuhan keperawatan dilakukan untuk mencegah atau mengurangi reaksi
tubuh akibat adanya stresor. Peran ini disebut pencegahan penyakit yang terdiri dari pencegahan
primer, sekunder dan tersier. Pencegahan primer meliputi tindakan keperawatan untuk
mengidentifikasi adanya stresor, mencegah terjadinya reaksi tubuh karena adanya stresor serta
mendukung koping pasien yang konstruktif. Pencegahan sekunder seperti tindakan keperawatan
untuk mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit atau reaksi tubuh lainnya karena adanya
stresor. Sedangkan pencegahan tersier meliputi pengobatan rutin dan teratur serta pencegahan
kerusakan lebih lanjut atau komplikasi dari suatu penyakit. Kerangka ini dikenal sebagai kerangka
sistem terbuka. Asumsi yang mendasari kerangka ini adalah:
a. Asuhan keperawatan berfokus pada manusia termasuk berbagai hal yang mempengaruhi
kesehatan seseorang.
b. Tujuan asuhan keperawatan adalah kesehatan bagi individu, kelompok, dan masyarakat.
c. Manusia selalu berinteraksi secara konstan terhadap lingkungan. Dalam kerangka konsep ini
terdapat 3 sistem yang saling berinteraksi dan saling berhubungan erat.
6. Teori Henderson..
2) Manusia Menurut pandangan teori Hendrison manusia terdiri dari beberapa komponen
meliputi komponen biologi, psikologi, social dan spiritual, hal itu tercermin dalam 14 aktifitas sebagai
berikut :a) Bernafas secara normal) Makan dan minum secara kuat c) Eliminasi hasil buangan)
Bergerak dan mempertahankan postur tubuh yang diinginkan) Tidur dan istirahat cukup) Memilih
pakaian, berpakaian dan membuka pakaian) Mempertahankan temperatur tubuh dalam batas
normal Konsep, Model, & Teori Keperawatan ( Memelihara kebersihan tubuh ) Menghindari bahaya
lingkungan dan menghindari kecelakaan) Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekpresikan
emosi , ketakutan, kebutuhan dan pendapat) Beribadah menurut kepercayaan ) Bekerja dalam
berbagai cara dan memperhatikan apa yang di capai) Bemain atau berpartisipasi dalam berbagai
bentuk reaksi) Belajar, mengeksplorasi, guna memenuhi kepuasan dan keingintahuan.
Sejarahnya sebagai pionir keperawatan jiwa modern ditandai dengan publikasinya pada
tahun 1952 yang berjudul “Interpersonal Relations in Nursing”. Paradigma keperawatan dikeluarkan
berkaitan dengan publikasinya dalam bidang ini. Awalnya buku “Interpersonal Relationsin Nursing”
tidak begitu laku dipasaran. Baru setelahcetakan kedua tahun 1988 buku ini mulai dikenal dan
diterjemahkan kedalam enam bahasa (Alligood, 2014 ; Smith & Parker, 2015).Perjalanan karirnya
semakin berkembang setelah Peplau ikut bergabung di sekolah militer neuropsikiatrik di Inggris yang
mengenalkannya pada permasalahan kejiwaan yang dihadapi para tentara perang duniaII. Peplau
dianugerahi 11 gelar terhormat pada tahun 1994, dan dilantik sebagai salah satu pengurus
AmericanAcademy of Nursing (ANA). Tahun 1995, Peplau termasukmasuk dalam daftar 50 wanita
paling berpengaruh di Amerika oleh Marquis Who’s Who. Peplau meninggal pada bulan maret tahun
1999 di rumahnya di Oaks, California (Alligood, 2014 ; Smith & Parker, 2015).Didalam teori
keperawatannya yang diberi nama Interpersonal Relations, Peplau menjelaskan hubungan antara
pasien dan perawat, dimana Peplau mendefinisikan keperawatan sebagai suatu yang
berkarakteristik signifikan, terapetik, memiliki proses interpersonal. Peplau mengatakan bahwa
keperawatan merupakan sesuatu yang tidak dapat terlepas dari hubungan antara pasien dan
perawat. Perawat merupakan seseorang yang memiliki peran sebagai individu yang profesional yang
memiliki pengetahuan dalam sebuah hubungan keperawatan dan pasien. Peplau memiliki keyakinan
LILIS LESTARI, S.KEP., NERS. M.KEP. RAMADHANIYATI, S.KEP., NERS., M.KEP., SP.Anproses
pengetahuan (intelektual, interpersonal dan keterampilan sosial) yang dimiliki perawat tidak
terlepas dari rutinitasnya dalam merawat dan menyelesaikan permasalahan yang muncul selama
interaksi antara perawat dan pasien. Perawat dituntut untuk memahami dan mampu membantu
menyelesaikan permasalahan kejiwaan pasien (Smith & Parker, 2015).Peplau menjelaskan empat
komponen utama dalam teori keperawatan Nurse-Patient relationship yaitu individu,keperawatan,
nilai-nilai keprofesionalan, dan kebutuhan pasien. tujuan dari teori ini adalah menjelaskan hubungan
perawat-pasien untuk pengembangan kondisi personal pasien. Peplau mengkondisikan perawat dan
pasien merupakan dua orang asing yang saling berinteraksi dan menjadi sahabat. Pasien adalah
seorang yang membutuhkan bantuan dan tanggung jawab. Perawat berperan menerima pasien
seutuhnya dan berinteraksi dengannya berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya(Smith & Parker,
2015).
8. TEORI KING
Tujuan yang ingin dicapai dari teori Imogene King (1971, 1981, 1987) berfokus pad interaksi
tiga sistem: sistem personal, sistem interpersonal, dan sistem sosial. Ketiganya membektuk
hubungan personal antara perawat dan klien. Hubungan perawat dan klien merupakan sarana dalam
pemberian asuhan keperawatan, dimana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh
perawat dan klien dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem
asuhan kesehatan yang berlaku (king, 1971, 1981). Tujuan perawat adalah memanfaatkan
komunikasi untuk membantu klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif
terhadap lingkungan.
9. TEORI WATSON
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang
kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan
untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan
ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan
istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial, (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal
(kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya
mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual
karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai
keadaan tersebut keperawatan harus berperan dan meningkatkan status kesehatan, mencegah
terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
MODEL ROY
1. Menurut model adaptasi Roy, apa yang dimaksud dengan "stresor" dalam konteks
keperawatan?
2. Teori adaptasi Roy mengemukakan bahwa individu akan mencoba untuk mencapai
keseimbangan dalam menghadapi stresor. Apa yang disebut sebagai "keseimbangan" dalam teori
ini?
c. Mekanisme penanganan adalah strategi yang digunakan individu untuk mengatasi stressor
5. Apa yang dimaksud dengan "sistem adaptasi" dalam konteks model adaptasi Roy?
1. Apa yang menjadi dasar dari teori Martha E. Rogers tentang keperawatan?
c. Konsep psikologis
d. Konsep sosial
2. Menurut teori Rogers, apa yang merupakan fungsi utama dari seorang perawat?
3. Konsep penyembuhan alamiah dalam teori Martha E. Rogers mengacu pada apa?
d. Efek placebo
5. Konsep "pola manusia" adalah bagian integral dari teori Rogers. Apa yang dimaksud dengan
"pola manusia"?
1. Menurut Dorothy E. Johnson, apa yang dimaksud dengan "behavior system" (sistem perilaku)
dalam teorinya?
a. Organ-organ tubuh
b. Keluarga pasien
3. Konsep "self-regulation" adalah elemen kunci dalam teori Dorothy E. Johnson. Apa yang
dimaksud dengan "self-regulation" dalam konteks ini?
4. Teori Johnson memandang pasien sebagai apa dalam hubungannya dengan perawat?
5. Apa yang dianggap sebagai elemen kunci dalam "behavioral system model" (model sistem
perilaku) oleh Dorothy E. Johnson?
a. Komunikasi verbal
d. Faktor lingkungan
1. Menurut Dorothea Orem, apa yang dimaksud dengan konsep "self-care" dalam teorinya?
2. Konsep "self-care deficit" adalah pusat dalam teori Orem. Apa yang dimaksud dengan "self-care
deficit"?
3. Teori Orem mengidentifikasi tiga tingkatan dukungan perawatan yang diperlukan. Apa
tingkatan dukungan perawatan tersebut?
4. Apa yang dimaksud dengan "sistem perawatan" dalam teori Dorothea Orem?
b. Keluarga pasien
5. Menurut teori Orem, apa yang harus dilakukan perawat jika seorang pasien mengalami "self-
care deficit"?
d. Mengabaikan pasien
1. Menurut teori Betty Neuman, apa yang dimaksud dengan "model sistem kompleks"?
2. Konsep "garis keseimbangan" adalah elemen kunci dalam teori Neuman. Apa yang dimaksud
dengan "garis keseimbangan" ini?
3. Teori Neuman mengidentifikasi lima variabel yang mempengaruhi respons terhadap stresor.
Apa saja variabel-variabel ini?
4. Konsep "rekonfigurasi" adalah elemen penting dalam teori Neuman. Apa yang dimaksud
dengan "rekonfigurasi" dalam konteks ini?
5, Menurut model Betty Neuman, apa yang harus dilakukan perawat untuk membantu pasien
dalam mengatasi stresor?
MODEL HENDERSON
1. Menurut Virginia Henderson, apa yang dimaksud dengan peran utama perawat dalam
keperawatan?
b. Membantu pasien dengan semua aktivitas yang tidak dapat dilakukan sendiri
2. Konsep "kebutuhan dasar" adalah pusat dalam teori Virginia Henderson. Apa yang dimaksud
dengan "kebutuhan dasar" dalam konteks ini?
d. Kebutuhan social
b. Menyediakan obat-obatan
4. Konsep "independensi pasien" adalah bagian integral dalam teori Henderson. Apa yang
dimaksud dengan independensi pasien dalam konteks ini?
5. Menurut Virginia Henderson, apa yang harus menjadi tujuan akhir perawatan?
a. Pengobatan penyakit
MODEL PEPLAU
1. Menurut Hildegard Peplau, apa yang dimaksud dengan peran "facilitator" (fasilitator) dalam
hubungan perawat-pasien?
2. Konsep "orientation phase" (fase orientasi) dalam model Peplau mengacu pada apa?
d. Fase pasca-operasi
3. Menurut Peplau, apa yang merupakan tujuan utama dari interaksi perawat-pasien?
4. Konsep "identification" (identifikasi) adalah elemen penting dalam teori Peplau. Apa yang
dimaksud dengan "identification" dalam konteks ini?
MODEL KING
1. Dalam teori Imogene King, apa yang dimaksud dengan "sistem interpersonal"?
2. Menurut teori Imogene King, apa yang merupakan komponen utama dalam pencapaian tujuan
dalam perawatan?
3. Dalam model teori Imogene King, apa yang dimaksud dengan "perubahan" dalam konteks
perawatan?
4. Konsep "transaksional" adalah bagian integral dalam teori King. Apa yang dimaksud dengan
"transaksional" dalam konteks ini?
5. Apa yang harus dicapai menurut teori Imogene King untuk mencapai tujuan perawatan?
a. Pemahaman perawat tentang diagnosis medis pasien.
b. Kesepakatan antara perawat dan pasien tentang tujuan perawatan.
c. Kelengkapan catatan medis pasien.
d. Kecepatan perawatan pasien di rumah sakit.
MODEL WATSON
1. Dalam teori Jean Watson, apa yang dimaksud dengan "caring consciousness"?
a. Kesadaran perawat tentang tugas-tugas klinisnya.
b. Kesadaran perawat tentang kebijakan rumah sakit.
c. Kesadaran perawat tentang pentingnya perawatan yang berbasis pada empati dan kasih
sayang.
d. Kesadaran perawat tentang peralatan medis.
2. Konsep "transpersonal caring" adalah elemen kunci dalam teori Watson. Apa yang dimaksud
dengan "transpersonal caring"?
a. Perawatan yang diberikan oleh banyak perawat secara bersamaan.
b. Perawatan yang dilakukan melalui teknologi canggih.
c. Perawatan yang melibatkan kedalaman dan hubungan antarmanusia.
d. Perawatan yang dilakukan melalui telemedicine.
3. Menurut Watson, perawat seharusnya menjadi apa dalam hubungan perawatan?
a. Ahli medis yang tegas.
b. Pendengar pasif.
c. Mitra dalam perawatan.
d. Administrator prosedur medis.
4. Dalam teori Watson, apa yang dianggap sebagai elemen penting dari "caring moment" (moment
kasih sayang)?
a. Efisiensi waktu dalam perawatan medis
. b. Pemberian obat yang benar.
c. Kedalaman dan kualitas hubungan perawat-pasien.
d. Pencatatan data medis.
5. Apa yang dianggap sebagai "kualitas tertinggi perawatan" menurut Jean Watson?
a. Pemberian obat yang efektif.
MODEL ROY
1.B
2. C
3.C
4.A
5.D
1.A
2.C
3. C
4. C
5.D
1. D
2.C
3. A
4. B
5. C
1. B
2. C
3. A
4. B
5. C
1. C
2. C
3. A
4.B
5. C
MODEL HENDERSON
1. B
2. C
3. D
4. D
5. C
MODEL PEPLAU
1. D
2. C
3. C
4. C
5. D
MODEL KING
1. B
2. B
3. A
4. B
5.B
1. C
2. C
3. C
4. C
5. D
DAFTAR PUSTAKA