08 Naskah Publikasi
08 Naskah Publikasi
Abstract: Deformation is a structural change due to the forces from the outside or inside. This research is intended
to analyze the deformation occurring on the ground barrier wall of the Overpass Project Simpang Paringin Sta.
250-275 Balangan PT. Adaro Indonesia due to external load using finite element method. Analysis of stability of
the retaining wall was calculated mathematically and to analyze the deformation, it uses a plaxis program by
modeling the slope that provide external loads. This is to know the behavior of deformation that occurs on the
retaining wall. So, with this research is expected to obtain the information of retaining wall condition due to
deformation happened. The result of slope modeling shows that the maximum deformation occurs on D-D pieces,
where the D-D piece shows the structure of that retaining wall. The maximum deformation value of the horizontal
direction due to the light weight of the vehicle without earthquake is 0,0117 m and with the earthquake load is
0,025 m, the medium vehicle load without an earthquake is 0,149 m and the earthquake is 0,244 m, and the heavy
vehicle load without earthquake is 0,272 m and with an earthquake is 0,319 m. The deformation happened can be
said to be relatively safe because the movement of retaining wall before landslide according to Look (2007) is 20-
40 cm.
1. PENDAHULUAN
Dinding penahan tanah adalah bangunan Adapun tujuan dari penelitian ini untuk
yang digunakan untuk menahan tekanan tanah mengetahui nilai faktor keamanan stabilitas
lateral yang ditimbulkan oleh tanah urug atau dinding penahan tanah dan menganalisis
tanah asli yang labil. Perencanaan overpass perilaku deformasi yang terjadi pada massa
paringin terdiri dari tiga bagian yang salah tanah dinding penahan tanah Overpass Simpang
satunya adalah bagian pendekat yang Paringin Sta. 250-275 Balangan PT. Adaro
menggunakan timbunan serta perkuatan struktur Indonesia pada saat operasional. Selain itu,
dinding penahan tanah. Pada penelitian ini penelitian ini juga untuk mengetahui deformasi
dimaksudkan untuk menganalisis deformasi maksimum yang terjadi pada massa dinding
maksimum yang terjadi pada dinding penahan penahan tanah Overpass Simpang Paringin Sta.
tanah proyek Overpass Simpang Paringin Sta. 250-275 Balangan PT. Adaro Indonesia. Apabila
250-275 Balangan PT. Adaro Indonesia akibat diketahui nilai yang didapatkan tidak aman,
beban eksternal. Pada penelitian ini untuk memberikan rekomendasi perbaikan dinding
menganalisis melakukan perhitungan manual penahan tanah.
dan digunakan program Plaxis sebagai program Untuk membatasi penelitian yang
pengkajian. dilakukan, diberikan batasan-batasan masalah
dalam penelitian diantaranya lokasi penelitian pula untuk geogrid dan floating piles. Beban
dinding penahan tanah hanya di Overpass kendaraan sebagai beban titik (point load)
Simpang Paringin Sta. 250-275 Balangan PT. sebesar 20 kN/m, 40 kN/m dan 60 kN/m.
Adaro Indonesia. Selain itu beban yang Simulasi yang dilakukan secara bertahap
diperhitungkan adalah beban eksternal, yaitu menyerupai kondisi pelaksanaan konstruksi di
beban lalu lintas, beban akibat tanah timbunan, lapangan yaitu staged construction. Penerapan
dan beban gempa. Untuk beban gempa mengacu beban kendaraan akan menambah deformasi
pada peta zonasi gempa dari Kementrian geogrid, hal ini nampak pada perpindahan
Pekerjaan Umum Tahun 2010. Untuk analisis vertikal geogrid pada beban kendaraan terbesar
digunakan program plaxis dan perhitungan (beban 60 kN/m). Pada pembebanan dengan
manual untuk menghitung stabilitas dari dinding durasi pembebanan jangka panjang dimana
penahan tanah. excess pore water pressure sudah sangat kecil,
nilai perpindahan vertikal geogrid sebesar
2. TINJAUAN PUSTAKA 0,5062 m untuk rigid embankment dan sebesar
Penelitian tentang analisis perilaku gerakan 0,6568 m untuk interface embankment.
massa tanah telah banyak dilakukan seperti yang Perbedaan ini terjadi karena terjadi slip
dilakukan Abdurrozak (2012), selain itu Noor (2012) (gelincir) pada bidang kontak antara geogrid dan
juga melakukan penelitian pengaruh beban tanah sehingga terjadi penambahan jumlah
kendaraan sebagai beban titik dan beban merata
massa tanah yang ditahan oleh geogrid, yang
terhadap deformasi geogrid.
Abdurrozak (2012) melakukan penelitian mengakibatkan defleksi pada geogrid juga
menganalisis gerakan massa tanah di lokasi bertambah. Noor (2012) melakukan penelitian
abutmen jembatan susukan jalan tol Semarang- pengaruh beban kendaraan sebagai beban titik
Solo seksi II. Dalam penelitian tersebut terhadap deformasi geogrid sebagai perkuatan
bertujuan mengetahui penyebab utama embankment di atas tanah lunak. Deformasi
deformasi, perilaku lereng, serta deformasi geogrid dianalisis menggunakan Plaxis versi 7.2
maksimum yang dapat terjadi pada abutmen dengan pemodelan plain strain untuk model
jembatan susukan. Metode yang digunakan tanah embankment dan tanah dasarnya begitu
adalah Program Plaxis yang disimulasikan pula untuk geogrid dan floating piles. Beban
dengan idealisasi lereng menjadi model 2-D kendaraan sebagai beban titik (point load)
plain strain. Dari penelitian yang dilakukan, sebesar 20 kN/m, 40 kN/m dan 60 kN/m.
hasil penelitian menunjukkan gerakan horisontal Simulasi yang dilakukan secara bertahap
maksimum abutmen yakni 55,597 cm terhitung menyerupai kondisi pelaksanaan konstruksi di
sejak abutmen selesai dibangun. Selain itu, lapangan yaitu staged construction. Penerapan
gerakan massa tanah pada lereng abutmen dipicu beban kendaraan akan menambah deformasi
adanya pekerjaan konstruksi abutmen yang geogrid, hal ini nampak pada perpindahan
mereduksi kekuatan tanah penyusun lereng, vertikal geogrid pada beban kendaraan terbesar
serta akibat galian di kaki lereng, sehingga (beban 60 kN/m). Pada pembebanan dengan
mengurangi massa tanah yang berfungsi sebagai durasi pembebanan jangka panjang dimana
penahan. excess pore water pressure sudah sangat kecil,
Noor (2012) melakukan penelitian nilai perpindahan vertikal geogrid sebesar
pengaruh beban kendaraan sebagai beban titik 0,5062 m untuk rigid embankment dan sebesar
terhadap deformasi geogrid sebagai perkuatan 0,6568 m untuk interface embankment.
embankment di atas tanah lunak. Deformasi Perbedaan ini terjadi karena terjadi slip
geogrid dianalisis menggunakan Plaxis versi 7.2 (gelincir) pada bidang kontak antara geogrid dan
dengan pemodelan plain strain untuk model tanah sehingga terjadi penambahan jumlah
tanah embankment dan tanah dasarnya begitu massa tanah yang ditahan oleh geogrid, yang
mengakibatkan defleksi pada geogrid juga
bertambah.
Selain itu, Noor (2012) juga melakukan
penelitian pengaruh beban kendaraan sebagai
beban terbagi rata terhadap deformasi geogrid
sebagai perkuatan embankment. Dimana
perpindahan vertikal akhir yang terjadi pada
geogrid akibat beban embankment dan beban
kendaraan sebesar 50 kPa untuk durasi
pembebanan jangka panjang dimana excess pore
Gambar 3.1 Gaya-gaya yang Bekerja Pada
water pressure sudah sangat kecil adalah sebesar
Dinding Penahan Tanah
-0,9062 m pada rigid embankment dan sebesar -
(Sumber: Hardiyatmo, 2014)
1,4206 m pada interface embankment.
Perbedaan ini terjadi karena slip (gelincir) pada
Analisis stabilitas dinding penahan tanah
bidang kontak antara geogrid dan tanah
ditinjau terhadap hal-hal sebagai berikut:
Mengakibatkan penambahan jumlah massa
1. Faktor aman terhadap penggeseran dan
tanah yang ditahan oleh geogrid, sehingga
penggulingan harus mencukupi.
defleksi pada geogrid juga bertambah.
2. Tekanan yang terjadi pada tanah dasar
Selanjutnya dilakukan penelitian tentang
fondasi harus tidak boleh melebihi kapasitas
analisis perilaku gerakan massa tanah pada
dukung tanah ijin.
dinding penahan tanah Overpass Simpang
3. Stabilitas lereng secara keseluruhan harus
Paringin Sta. 250-275 Balangan PT. Adaro
memenuhi syarat
Indonesia dengan memodelkan menggunakan
4. Jika tanah dasar mudah mampat, penurunan
software plaxis dengan diperoleh perilaku
tak seragam yang terjadi tidak boleh
deformasi massa tanah dengan grafik antara
berlebihan.
horizontal displacement dan kedalaman.
Rh = W f
= W tan b ; dengan b
4. METODOLOGI PENELITIAN .
Dalam metode penelitian yang akan dilakukan Gambar 5.1 Potongan Melintang Struktur
diantaranya pada analisis perhitungan manual untuk Dinding Penahan Tanah
menghitung stabilitas terhadap penggulingan,
stabilitas terhadap penggeseran, dan stabilitas
Parameter tanah input yang digunakan
dalam simulasi pemodelan plaxis dapat dilihat
pada Tabel 5.1.
O
Gambar 5.2 Diagram Gaya Yang Bekerja
Pada Dinding Penahan Tanah
1.5
0.5
0
BKR BKRG BKS BKSG BKB BKBG
SF Eksisting SF Perbaikan
Gambar 5.10b Horizontal Displacement
Keterangan: Potongan A-A Akibat Beban Kendaraan dan
BKR : Beban Kendaraan Ringan Beban Gempa
BKRG : Beban Kendarangan Ringan dan Beban
Gempa
BKS : Beban Kendaraan Sedang
BKSG : Beban Kendaraan Sedang dan Beban
Gempa
BKB : Beban Kendaraan Berat
BKBG : Beban Kendaraan Berat dan Beban
Gempa
Gambar 5.9 Perbandingan Nilai SF Kondisi
Eksisting dan Kondisi Setelah Diperbaiki
A B C D
A B C D
Gambar 5.10a Potongan Yang Akan Gambar 5.10c Horizontal Displacement
Ditinjau Displacement Tiap-tiap Potongan B-B Akibat Beban Kendaraan dan
Pembebanan Beban Gempa
Bedasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan, masing-masing nilai total
displacement untuk kondisi eksisting untuk
beban kendaraan ringan tanpa beban gempa
adalah 0,028 m dan dengan beban gempa adalah
0,028 m. Untuk beban kendaraan sedang tanpa
beban gempa adalah 0,172 m dan dengan beban
gempa adalah 0,249 m. Untuk beban kendaraan
berat tanpa beban gempa adalah 0,272 m dan
dengan beban gempa adalah 0,319 m. Dimana
dinding penahan tanah masih relatif aman
karena dalam Look (2007) mengatakan toleransi
displacement dinding penahan tanah kecil
sampai dengan besar adalah sebesar 20-40 cm.
Untuk nilai total displacement setelah diperbaiki
untuk beban kendaraan ringan tanpa beban
gempa adalah 0,026 m dan dengan beban gempa
adalah 0,025 m. Untuk beban kendaraan sedang
tanpa beban gempa adalah 0,109 m dan dengan
beban gempa adalah 0,125 m. Untuk beban
Gambar 5.10d Horizontal Displacement kendaraan berat tanpa beban gempa adalah
Potongan C-C Akibat Beban Kendaraan dan 0,157 m dan dengan beban gempa adalah 0,179
Beban Gempa m. Untuk nilai displacement setelah diperbaiki
didapatkan nilai yang aman menurut Look
(2007) karena nilai displacement yang terjadi
kurang dari 20-40 cm.
Selain itu, berdasarkan hasil analisis yang
telah dilakukan, deformasi maksimum yang
terjadi pada tiap-tiap pembebanan terletak pada
potongan D-D, dimana potongan D-D diambil
dari pemotongan dinding penahan tanah yang
dimodelkan pada plaxis dari bidang gambar
potongan melintang pada analisis program
plaxis. Nilai deformasi maksimum arah
horisontal pada potongan D-D akibat beban
kendaraan ringan tanpa beban gempa adalah
sebesar 0,0117 m dan dengan beban gempa
adalah sebesar 0,025 m. Untuk beban kendaraan
sedang tanpa beban gempa adalah sebesar 0,148
m dan dengan beban gempa adalah sebesar
0,244 m. untuk beban kendaraan berat tanpa
beban gempa adalah sebesar 0,272 m dan
Gambar 5.10e Horizontal Displacement dengan beban gempa adalah sebesar 0,319 m.
Potongan D-D Akibat Beban Kendaraan dan Bentuk deformasi yang dihasilkan dari
Beban Gempa pemodelan program plaxis masih relatif aman
karena pergerakan dinding penahan tanah
sebelum longsor menurut Look (2007) adalah Tabel 4.9 Hasil Analisis Perhitungan
sebesar 20-40 cm. Program Plaxis Kondisi Setelah Diperbaiki
Hasil pembahasan di atas dapat Tanpa Beban Gempa
disimpulkan bahwa untuk nilai faktor aman Hasil Analisis
Parameter Satuan
BKR BKS BKB
belum memenuhi syarat secara keseluruhan Effective Stresses kN/m2 -285,87 -329,21 -379,97
untuk perhitungan manual untuk kondisi lereng Safety Factor 1,972 1,415 1,324
Syarat - 1,3 1,3 1,3
asli. Selain itu, nilai faktor aman untuk yang Keterangan Aman Aman Aman
dilewati kendaraan sedang dan berat Total Displacement m 0,026 0,109 0,157
Maksimum Horizontal
menyebabkan kondisi struktur dinding penahan Displacement:
tanah mengalami kondisi kritis karena nilai - Potongan A-A
m
0,0052 0,028 0,042
- Porongan B-B 0,0072 0,030 0,048
angka aman tersebut kurang dari yang - Potongan C-C 0,0107 0,056 0,091
disyaratkan adalah 1,5. Dalam tinjauan lain, nilai - Potongan D-D 0,0106 0,058 0,088
deformasi yang diakibatkan beban kendaraan
sedang dan berat dengan beban gempa dan tanpa Tabel 4.10 Hasil Analisis Perhitungan
beban gempa juga mengakibatkan kondisi kritis Program Plaxis Kondisi Setelah Diperbaiki
pada struktur dinding penahan tanah. Oleh Tanpa Beban Gempa
Hasil Analisis
karena itu, perlunya rekomendasi perbaikan Parameter Satuan
BKR BKS BKB
pada struktur dinding penahan tanah tersebut. Effective Stresses kN/m2 -267,05 -343,33 -396,43
Dari hasil keseluruhan, direkapitulasi pada Safety Factor 1,803 1,317 1,326
Syarat - 1,3 1,3 1,3
Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 Keterangan Aman Aman Aman
Total Displacement m 0,025 0,125 0,179
Maksimum Horizontal
Tabel 4.7 Hasil Analisis Perhitungan Displacement:
Program Plaxis Kondisi Eksisting Tanpa - Potongan A-A
m
0,013 0,046 0,045
- Porongan B-B 0,019 0,056 0,059
Beban Gempa - Potongan C-C 0,022 0,086 0,112
Hasil Analisis - Potongan D-D 0,021 0,086 0,116
Parameter Satuan
BKR BKS BKB
Effective Stresses kN/m2 -286,79 -507,32 -642,28
Safety Factor 1,8245 1,3054 1,2146 Tabel 4.11 Hasil Analisis Perhitungan
Syarat - 1,3 1,3 1,3
Keterangan Aman Aman Tidak Aman
Manual Kondisi Eksisting
Kondisi
Total Displacement m 0,028 0,172 0,296 Parameter Satuan
Nilai Syarat Keterangan
Maksimum Horizontal
Displacement: SF Geser - 1,49 1,5 Tidak Aman
- Potongan A-A 0,0063 0,045 0,077 SF Guling - 2,52 1,5 Aman
m Daya Dukung Tanah
- Porongan B-B 0,0055 0,066 0,128
- Potongan C-C 0,0085 0,108 0,159 - qmaks T/m2 28,97 < qall = 21,93 Tidak Aman
- Potongan D-D 0,00117 0,148 0,272 - qmin T/m2 3,06 >0 Aman
Tabel 4.8 Hasil Analisis Perhitungan Tabel 4.12 Hasil Analisis Perhitungan Manual
Kondisi Setelah Diperbaiki
Program Plaxis Kondisi Eksisting Dengan Kondisi
Beban Gempa Parameter Satuan Nilai Syarat Keterangan
Hasil Analisis
Parameter Satuan SF Geser - 1,69 1,5 Aman
BKR BKS BKB
Effective Stresses kN/m 2
-283,11 -571,73 -665,46 SF Guling - 3,64 1,5 Aman
Safety Factor 1,6799 1,2184 1,2145 Daya Dukung Tanah
Syarat - 1,3 1,3 1,3 qmaks T/m2
-
Keterangan Aman Tidak Aman Tidak Aman 18,03 < qall = 29,22 Aman
- qmin T/m2
Total Displacement m 0,028 0,249 0,344 11,02 >0 Aman
Maksimum Horizontal
Displacement:
- Potongan A-A 0,015 0,077 0,088
- Porongan B-B
m
0,017 0,119 0,134 6. KESIMPULAN DAN SARAN
- Potongan C-C 0,024 0,185 0,194 6.1 Kesimpulan
- Potongan D-D 0,025 0,244 0,319 Berdasarkan hasil studi kasus dan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, dapat disimpulkan adalah sebagai adalah 0,157 m dan dengan beban gempa
berikut. adalah 0,179 m.
1. Nilai faktor keamanan stabilitas dinding 3. Deformasi maksimum yang terjadi pada
penahan tanah Overpass Simpang massa tanah dinding penahan tanah
Paringin Sta. 250-275 Balangan PT. Adaro Overpass Simpang Paringin Sta. 250-275
Indonesia sebelum operasional kondisi Balangan PT. Adaro Indonesia terjadi
eksisting didapat nilai angka aman pada potongan D-D, dimana potongan D-
stabilitas terhadap penggeseran adalah D menunjukkan pemotongan pada dinding
1,49 < 1,5 (tidak aman), nilai angka aman penahan tanah pada pemodelan program
stabilitas terhadap penggulingan adalah plaxis. Nilai deformasi maksimum arah
2,52 > 1,5 (aman), nilai angka aman horisontal akibat beban kendaraan ringan
stabilitas terhadap keruntuhan kapasitas tanpa gempa sebesar 0,0117 m dan dengan
dukung tanah adalah qmaks = 28,97 T/m2 > beban gempa sebesar 0,025 m, beban
qall = 21,93 T/m2 (tidak aman) dan qmin = kendaraan sedang tanpa gempa sebesar
3,06 T/m2 > 0 T/m2 (aman). Untuk kondisi 0,148 m dan dengan gempa sebesar 0,244
setelah diperbaiki nilai angka aman m, dan untuk beban kendaraan berat tanpa
stabilitas terhadap penggeseran adalah gempa sebesar 0,272 m dan dengan beban
1,69 > 1,5 (aman), nilai angka aman gempa sebesar 0,319 m. Deformasi yang
stabilitas terhadap penggulingan adalah terjadi dapat dikatakan masih relatif aman.
3,64 > 1,5 (aman), nilai angka aman 4. Rekomendasi perbaikan yang diberikan
stabilitas terhadap kapasitas dukung tanah adalah dengan memperbesar lebar fondasi
adalah qmaks = 18,03 T/m2 < qall = 29,22 dari dinding penahan tanah tersebut.
T/m2 (aman) dan qmin = 11,02 T/m2 > 0 Untuk itu, rekomendasi yang diberikan
T/m2 (aman). adalah untuk kondisi eksisting dengan
2. Perilaku deformasi yang terjadi pada lebar 6,5 m diperbesar menjadi 8 m untuk
massa tanah dinding penahan tanah perbaikan.
Overpass Simpang Paringin Sta. 250-275
Balangan PT. Adaro Indonesia saat 6.2 Saran
operasional didapat dari nilai total Berdasarkan hasil studi kasus dan
displacement yang dianalisis pembahasan yang telah diuraikan pada bab
menggunakan plaxis. Untuk kondisi sebelumnya, penulis memberikan saran adalah
eksisting pada beban kendaraan ringan sebagai berikut.
tanpa beban gempa adalah 0,028 m dan 1. Beban diatas dinding penahan tanah
dengan beban gempa adalah 0,028 m, sebaiknya semua dianalisis agar beban
beban kendaraan sedang tanpa beban tersebut dapat dipergunakan dalam
gempa adalah 0,172 m dan dengan beban keperluan perencanaan dinding penahan
gempa adalah 0,249 m, beban kendaraan tanah dan memenuhi syarat secara
berat tanpa beban gempa adalah 0,296 m keseluruhan dalam perencanaan dinding
dan dengan beban gempa adalah 0,319 m. penahan tanah.
Untuk kondisi setelah diperbaiki pada 2. Penelitian selanjutnya diperlukan
beban kendaraan ringan tanpa beban bangunan perkuatan untuk lebih
gempa adalah 0,026 m dan dengan beban memperkuat dinding penahan tanah yang
gempa adalah 0,025 m, beban kendaraan telah ada akibat gaya atau beban yang
sedang tanpa beban gempa adalah 0,109 m terjadi diatasnya dengan kokoh dan
dan dengan beban gempa adalah 0,125 m, ekonomis.
beban kendaraan berat tanpa beban gempa
DAFTAR PUSTAKA Geogrid sebagai Perkuatan Embankment
(Jurnal). Universitas Jenderal Soedirman.
Abdurrozak, M.R. 2012. Analisis Perilaku Purwokerto
Gerakan Massa Tanah di Lokasi Abutmen
(ABT II) Jembatan Susukan Jalan Tol PT. Wijaya Karya, 2015. Data Penyelidikan
Semarang Solo Seksi II Gedawang Tanah (Soil Investigation).
Penggarong Menggunakan Program
Plaxis (Tesis). Universitas Gajah Mada Rahardjo, Salim dan Widjaja. 2002. Manual
(Tidak Diterbitkan). Yogyakarta. Kestabilan Lereng. Geotechnical
Engineering Center Universitas Katolok
Bowles, J.E. 1986. Analisis dan Desain Pondasi Parahyangan. Bandung.
Jilid 2. Erlangga. Jakarta
Sosrodarsono dan Nakazawa. 2002. Mekanika
Fitri, R. 2016. Analisis Pengaruh Muka Air Tanah dan Teknik Pondasi. Pradnya
Tanah Terhadap Safety Factor Lereng Paramita. Jakarta.
dengan Perkuatan Bored Pile
Menggunakan Program Plaxis 8.2 (Tugas Standar Nasional Indonesia. 2004. Perencanaan
Akhir). Universitas Islam Indonesia (Tidak Struktur Beton Untuk Jembatan.
Diterbitkan). Yogyakarta
Wibowo, N.A. 2016. Pengaruh Kondisi Ekstrim
Hardiyatmo, H.C. 2014. Analisis dan Terhadap Stabilitas Internal dan
Perancangan Fondasi I Edisi Ketiga. Eksternal Dinding Penahan Tanah
Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Menggunakan Program Plaxis 8.2 (Tugas
Akhir). Universitas Islam Indonesia (Tidak
Hardiyatmo, H.C. 2003. Mekanika Tanah I Edisi Diterbitkan). Yogyakarta.
Ketiga. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta. Yulianto, D. 2013. Analisis Dinding Penahan
Tanah dan Stabilitas Lereng dengan
Hardiyatmo, H.C. 2010. Mekanika Tanah II Struktur Counter Weight Menggunakan
Edisi Kelima. Gajah Mada University Program Plaxis 8.5 (Tugas Akhir).
Press. Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia (Tidak
Diterbitkan). Yogyakarta.
Kementerian Pekerjaan Umum. 2010. Peta
Zonasi Gempa Indonesia 2010. Jakarta.