Anda di halaman 1dari 6

KHUTBAH

Khutbah Jumat: Iri dan Dengki, Pembunuh Rasa Syukur


Rabu, 23 Agustus 2023 | 11:00 WIB

Muhammad Faizin
Penulis
Materi khutbah Jumat kali ini mengingatkan setiap individu khususnya umat Islam untuk
menjauhi sifat iri dan dengki yang merupakan pembunuh rasa syukur. Sifat iri akan
menjadikan seseorang tidak mensyukuri nikmat yang telah dianugerahkan Allah karena
akan dihilangkan dengan melihat dan menilai nikmat yang telah diberikan Allah kepada
orang lain.
Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul: “Iri dan Dengki, Pembunuh Rasa Syukur”. Untuk
mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau
bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
ADVERTISEMENT
Iklan

Bebas biaya transaksi 60x loh


Cuma Tabungan OCTO Savers yang bebas biaya tarik tunai,
transfer antarbank, topup e-wallet
CIMB Niaga BUKA

Khutbah I
‫لا‬ ‫ ى ِف لْ َأ اَ ِ َو‬ ‫ّس َل‬ ‫ّد‬ ‫ِر دل‬ ‫ُن‬ ‫َو‬ َ‫لِ ب‬
‫ َن ِب ّي نِ َا حْْمَ ُد‬، ‫ِ ولاَ ّصلَ َاُة ولاَ َ اُم عَلَ أشَ َْر ا ْن ِب ي ء لا مُْْر سلَ ِْيَن‬،‫َ ِب ِه ن َستْ عَ يِ ْ ع لَىَأ مُ ُْو ا ُّْن َي ا ولاَ يِْن‬،ْ‫ل ِهر ّ ِاْل عاَ مَل ِين‬
‫َى ْو ْي َأ ْش ُد َأ ْن َل ٰلَه َّل َو ْح َد‬ ‫َس‬ ‫ْح‬ ‫ْم‬ ‫َع‬ ‫ْي َن َو َم ْن َت‬ ‫َو‬ ‫َح‬ ‫ُم َحَّم َص َّل ُه َع َل َو َس َّل َم َو َع َل ٰا َو َأ ْص‬
‫ا ِإ ِإ ا الله ه‬ ‫ َه‬، ‫ِب ُه ِب ِإ اٍن ِإ ل َي ِم الِّد ِن‬ ‫اِب ِه الَّتاِبِع‬ ‫ى ِلِه‬ ‫ٍد ى الل ْيِه‬
َ‫ن مَ ب ْعَ اَ َأ اَلا‬. ِ‫دا قِ َو لْ ي‬ َ‫أ َّ ِّي ُم َح َّ ْب ر‬ ‫َس‬ ‫ُد‬ ِ‫َح ُ ُمل ي‬ ‫يِ َك ُ ْل‬
‫ن و أَ َ شَْه نَ دنَ اَ ـم ًداَع دُُهو سَ ُْو ُل ُهص ُ اْل عِْدا َأ م ْ أ َ ّا دُف يَ ّيُه َشر‬.ْ ‫ْ ل هَ ا َم لُِكا ْل قّ ْا ب‬
‫ َو ِا ْن َتُعُّد ْو ا ِنْعَم َة الّٰلِه َلا ُت ْحُصْو َهاۗ ِا َّن الّٰلَه‬: ‫ َفَقاَل اللُه َتَعاَلى‬. ‫ ِا َّتُقوا اللَه َحَّق ُتَقاِتِه َو َلا َت ُمْو ُتَّن َّلا َو َأ ْن ُت ْم ُم ْس ِل ُمْو َن‬. ‫اْلَحا ُر ْو َن‬
‫ِإ‬ ‫ِض‬
‫َلَغُفْو ٌر َّر ِح ْي ٌم‬

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,

Baca Juga
Khutbah Jumat: Kejayaan di Dunia

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha
Pemurah. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang semakin kompleks ini, marilah kita
bersama-sama merenungkan betapa besar nikmat-nikmat yang telah diberikan Allah
kepada kita. Nikmat kesehatan, nikmat keluarga, nikmat rezeki, dan nikmat iman yang
mengantarkan kita pada kebenaran-Nya. Sungguh, setiap detik kehidupan adalah
anugerah yang sepatutnya kita syukuri.
Selain itu, mari kita tetap merutinkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai
bukti cinta dan penghormatan kita terhadap beliau yang telah membawa cahaya Islam
kepada dunia. Shalawat bukan hanya sekadar doa, tetapi juga sarana mendekatkan diri
kepada Allah serta mengundang rahmat-Nya. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits
riwayat Imam Muslim:
‫َل ْش‬ ‫َد ًة َّل‬ ‫َّل َل‬
‫َم ْن َص ى َع َّى َو اِح َص ى الَّلُه َع ْيِه َع ًر ا‬
ADVERTISEMENT
Iklan

Bebas biaya transaksi 60x loh


Cuma Tabungan OCTO Savers yang bebas biaya tarik tunai,
transfer antarbank, topup e-wallet
CIMB Niaga BUKA

Artinya, “Siapa saja yang bershalawat kepadaku sekali, niscaya Allah bershalawat
kepadanya sepuluh kali,” (HR Muslim)."
Baca Juga
Khutbah Jumat: Cara-cara Allah Memberikan Rezeki pada Manusia

Dalam kesempatan ini, khatib mengingatkan kepada jamaah, bahwa untuk perjalanan
menuju ketakwaan yang lebih baik, kita perlu senantiasa memperbaiki diri. Takwa adalah
pondasi utama yang menjaga kita dari godaan dunia yang sementara dan membimbing
kita pada kebahagiaan abadi di akhirat. Kita harus senantiasa mengingat bahwa Allah
Maha Melihat dan Maha Mendengar, sehingga setiap tindakan dan niat kita menjadi
bahan pertimbangan di hadapan-Nya. Mari perkuat komitmen ketakwaan dengan
menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,
Di antara larangan dari Allah yang harus kita jauhi adalah sifat iri dan dengki yang
merupakan sifat perusak batin dan jiwa kita. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-
Nisa' ayat 32:
‫َبْع‬ ‫ٰل‬ ‫ۗ َو َلا َت َت َمَّنْو ا َم ا َفَّض َل الّٰلُه ٖه َبْعَضُكْم َع‬
‫ى ٍض‬ ‫ِب‬

Artinya: “Janganlah kamu iri hati terhadap apa yang telah dilebihkan Allah kepada
sebagian kamu atas sebagian yang lain.”
Rasulullah saw. juga mengingatkan umatnya untuk menjauhi sifat ini dengan sabdanya
yang diriwayatkan Imam Muslim:
‫ َوُكْو ُنْو ا ْخَو اًن ا َك َم ا َأ َم َرُكُم الّٰلُه‬،‫َلا َتَقا َطُعْو ا َو َلا َتَد اَبُر ْو ا َو َلا َت َبا َغُضْو ا َو َلا َت َح اَس ُد ْو ا‬
‫ِإ‬

Artinya: "Janganlah kalian saling memboikot, saling membelakangi, saling membenci,


dan saling menghasud, namun jadilah kalian orang-orang yang bersaudara sebagaimana
diperintahkan Allah. "
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,
Sifat iri dan dengki merupakan penyakit hati yang dapat merusak hubungan sosial,
memicu konflik, serta menghambat perkembangan diri dan lingkungan. Iri hati timbul
akibat merasa tidak puas dengan pemberian Allah kepada orang lain, sedangkan dengki
adalah rasa benci terhadap kebahagiaan atau nikmat yang diberikan Allah kepada orang
lain. Kedua sifat ini sangatlah berbahaya, karena selain merugikan diri sendiri, juga
merusak harmoni dalam masyarakat.
Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk menjauhi sifat-sifat buruk ini dan
menggantikannya dengan sifat-sifat yang lebih mulia. Sebagai gantinya, mari kita
tingkatkan rasa syukur kepada Allah atas segala yang telah Ia berikan kepada kita. Kita
harus belajar untuk merasa bahagia atas kesuksesan dan keberuntungan orang lain
tanpa merasa iri atau dengki. Kita harus berusaha untuk membantu dan mendukung
saudara kita dalam kebaikan, bukannya menghalangi atau merendahkan mereka.
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,
Dalam rangka menghindari sifat iri dan dengki, kita perlu memahami bahwa setiap
individu telah mendapatkan takdir dan pemberian dari Allah yang berbeda-beda sesuai
kadarnya masing-masing. Dengan memahami ini, kita dapat merasa lebih tenang dan
puas dengan apa yang telah Allah berikan kepada kita. Jika iri dan dengki tetap bercokol
dalam diri kita, maka lambat laun sikap syukur akan pupus karena iri dengki merupakan
pembunuh rasa syukur.
Contoh kecil saja saat seseorang tiba-tiba memberi kita uang Rp100 ribu di saat kita
memang membutuhkannya. Apa yang akan kita rasakan? Pastilah kita akan merasa
senang dan bersyukur. Namun, apa yang selanjutnya akan terjadi ketika di waktu yang
sama orang tersebut memberikan Rp500 ribu kepada orang lain? Jika iri dan dengki
bersemayam lebih kuat dalam diri kita, maka rasa bahagia dan syukur karena telah
mendapatkan Rp100 ribu pun akan cepat pupus. Sekali lagi, iri dan dengki adalah
pembunuh rasa syukur sehingga sudah seharusnya harus kita hilangkan.
Imam Al-Ghazali, menyebut bahwa iri dan dengki memiliki 3 tahap yaitu pertama, tahap
menginginkan agar kenikmatan orang lain itu hilang dan ia dapat menggantikannya.
Tahap kedua adalah menginginkan kenikmatan orang lain itu hilang, walaupun ia tak
dapat menggantikan nikmat tersebut dengan merasakan mustahil untuk
mendapatkannya. Dengan kata lain, ia merasa gembira dengan melihat kejatuhan orang
lain. Iri dan dengki ini menurut Imam Ghazali lebih jahat dari yang pertama. Dan yang
ketiga adalah tahap merasa tidak ingin jika kenikmatan orang lain hilang, tetapi ia benci
jika orang lain mendapat nikmat lebih darinya. Ini juga terlarang karena ia tidak ridha atas
kurnia Allah Swt.
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,
Agar terhindar dari sifat iri, perlu kesadaran hati untuk tidak membanding-bandingkan
apa yang dimiliki orang lain dengan apa yang dimiliki oleh kita. Kita perlu menyadari,
Allah telah menentukan rezeki bagi setiap makhluknya sebagaimana ditegaskan dalam
Al-Qur’an surat At-Thalaq 3:
‫ُك َش َق ْد‬ ‫ُغ َا َق ْد َل‬ ‫َّن‬ ‫َف‬ ‫َّك ْل َل‬ ‫ُث َل َي َت ُۗب‬ ‫ُز ْق‬
‫َّو َيْر ُه ِم ْن َح ْي ا ْح ِس َو َم ْن َّي َتَو َع ى الّٰلِه ُهَو َح ْسُبٗه ۗ ِا الّٰلَه َب اِل ْم ِر ٖۗه َجَع الّٰلُه ِل ِّل ْي ٍء ًر ا‬

Artinya: “Dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa
yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.
Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat
ketentuan bagi setiap sesuatu.”
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,
Agar kita terhindar dari sifat iri dan dengki orang lain, Imam Abdul Wahab As-Sya’rani
dalam Kitab Tanbihul Mughtarrin menuliskan sebuah doa yang redaksinya berbunyi:
‫ُن ُس‬ َ‫ل‬ ُ‫يَل و‬ َ‫َة م‬ ُ‫مَ و‬ ‫َن ا‬ ِ‫ْم َم‬
ّ ُ‫ْ و وَ ِ اتَّ َسَع تْ ُفْو همُ َْل ْم ي قَ َُعْو الاّلهٰم‬،‫َ ْغاِف ْر لَِحسادِ ِْي َناف إَ نِ َّهُ ل اِع ندْهَ ُم ِْم ضل ّيَ قْ ِ ل اََيْح ت ِل نْ َُر ْؤَي لا ّن عِ ِ اَّلِت ي عَ نْ َ اد نْهَُم‬
‫َن‬
‫ِفي َح َس ِد ا‬

Artinya, “Ya Allah, ampunilah para pendengki kami karena mereka dalam kesempitan
hatinya tidak kuat melihat nikmat-nikmat yang dianugerahkan pada kami, bukan pada
mereka. Andai berhati lapang, mereka tentu takkan iri dengki kepada kami".
Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat iri dan dengki yang dapat menjerumuskan kita
kepada golongan orang-orang yang tidak bersyukur dan semoga kita terhindar dari
orang-orang yang iri dan dengki kepada kita. Amin.
‫َا َت‬ ‫َّل‬ ‫ْك ْل‬ ‫ْا آ‬ ‫آ‬ ‫َل‬ ‫َك‬
، ‫ َو َتَقَب اللُه ِم ِّن ْي َو ِم ْنُكْم ِت ل َو ُه‬، ‫ َو َنَفَعِن ْي َو ِإ َّي اُكْم ِب َما ِف ْيِه ِم َن ل َي اِت َو الِّذ ِر ا َحِكْي‬، ‫َب اَر اللُه ِل ْي َو ُكْم ِفي اْلُقْر ِن اْلَعِظْي‬
‫ِم‬ ‫َت‬ ‫َو‬‫ِم‬ ‫ْو‬
ُ‫و‬ ‫ه‬ ْ‫ت‬
‫ َأ قُ ُل ق وَ ِْل ْي ذَ َ ا أَْس ْغِفُرا لل هَ اْل عَِظْيَمل يِ ْ لَ َُك و لَ َِس ئارِ ِ مُْسِل ِم ْي َن و لمْ ُْسِل َم تا ِ فاَ س َْغِفُرْوُه إ نِ ّ َِإّن‬، ‫ه ُ وُ َا سل َّمْيُِع ا ْل عَِلْيُم‬
َ‫ا‬ ‫ْم‬
‫ُه‬ ‫ا ْل‬ ‫و‬ ‫ه‬ َ‫ه‬
‫اْلَغُفْو ُر الّر ِح ْي‬
‫ِم‬

Khutbah II
‫َم ْي َأ ْش ُد َأ ْن َا َل َه َّا ُه َو ْح َد ُه َاَش ْي َك َل ُه َّي ُه ُد َو َّي ُا‬ ‫َص‬ ‫َا ْل ْم ُد َّل ْي َأ َم َر َن ْا َح َو ْا‬
‫‪ِ ،‬إ ا َنْعُب ِإ ه‬ ‫ل ِر‬ ‫ا ِب لِا ِّت اِد لِا ْعِت اِم ِب َحْبِل اللِه اْل ِت ِن ‪َ .‬ه ل ِإ ِإ ل الل‬ ‫َح ِلَّلِه ا ِذ‬
‫َن ُم َّم َل آ َأ ْص َأ‬ ‫َل‬ ‫ًة َل َا‬ ‫ُث‬ ‫ُل َا‬ ‫ُد‬ ‫َن ْي ُن َو َأ ْش ُد َأ َّن ُم‬
‫َحَّمًد ا َعْب ُه َو َر ُسْو ُه ‪ْ ،‬لَم ْبُعْو َر ْح َم ِلْلَعا ِم ْي َن ‪ .‬لَّلُهَّم َص ِّل َع ى َسِّيِد ا َح ٍد َو َع ى ِلِه َو َح اِب ِه ْج َمِعْي َن ‪.‬‬ ‫ْسَتِع ‪َ .‬ه‬
‫ا يِ ء َ‬ ‫ا بَ‬ ‫ُه صُ‬ ‫ ‪ .‬و َ‬ ‫ِف‬ ‫اَ‬
‫ ا للاَه مَا اْس تطَ َعُْتْمو سَ ِر عوُ اْ ِإ َل ى مَْغ رَِة ر بَِّ ا لعْ لاَ َميِنَْ ِإ ّن َ الهل َمَلَا ئكِ تَ َ ي لَُّ ونْ َ لَعىَ لّن ِيِّي ‪،‬اَ ُّاه َ َّل ذ ْن اَ َمُن واْ َص ّلوُ ْاِا َّتُق و‬
‫يَأ‬
‫َع َل ْيِه َو َس ِّل ُمْو ا َتْس ِل ْيًم ا‪َ .‬و َص َّلى الله َع َلى َسِّيَد َن ا َو َمْو َلاَن ا ُم َحَّم ٍد َو َع َلى آ ِلِه َو َص ْحِبِه َو َس َّل َم‬

‫َو اْلُمْؤ َنا َو اْلُم ْس ْي َن َو اْلُم ْس َم ا َا لَاْح َيا ْن ُهْم َو اْلَا ْمَو اْت َّن َك َس ٌع َق ُم ْي َّد‬ ‫َا لَّلُهَّم اْغِفْر ْل ُمْؤ ِنْي َن‬
‫ِم ْي ِر ْيٌب ِج ُب ال َعَو اِت‬ ‫ِإ‬ ‫ِء ِم‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِل ِم‬ ‫ِم ِت‬ ‫ِل ِم‬
‫َر ْح َمِتَك َي ا َا ْر َح َم الَّر ِح ْي َن‬ ‫َج‬ ‫َو َي َق َي ْل‬
‫ِم‬ ‫ِب‬ ‫ِت‬ ‫ا‬ ‫َحا‬ ‫ا اِض ا‬

‫ُذ َك‬ ‫ُذ َك‬ ‫َذ‬ ‫ُذ َك‬ ‫َّن‬ ‫َذ‬ ‫َّن ُذ َك‬
‫الَّلُهَّم ِإ ا َنُعو ِب ِم ْن َع اِب َج َه َم َو َنُعو ِب ِم ْن َع اِب اْلَقْب ِر َو َنُعو ِب ِم ْن ِف ْتَنِة اْلَم ِسيِح الَّد َّج اِل َو َنُعو ِب ِم ْن ِف ْتَنِة‬
‫َو ْلَك َس َو ُذ َك ْن ْل ْب َو ْل‬ ‫اْلَم ْحَيا َو اْلَم َم اِت ‪ ،‬الَّلُهَّم َّن ا َنُعوُذ َك ِم ْن اْلَه َو اْلَحَز َو َنُعوُذ َك ِم ْن‬
‫ِل‬‫ُبْخ‬ ‫ا‬ ‫ِن‬ ‫ُج‬ ‫ا‬ ‫ِم‬ ‫ِب‬ ‫َنُعو‬ ‫ِل‬ ‫ا‬ ‫ِز‬‫ْلَعْج‬ ‫ا‬ ‫ِب‬ ‫ِن‬ ‫ِّم‬ ‫ِب‬ ‫ِإ‬
‫الَّنا‬ ‫َو َنُعوُذ َك ِم ْن َغَل َبِة الَّد ْي َو َق ْه ال َج ا َر َّب َنا آ ِت َنا الُّد ْن َيا َح َسَنًة َو الآِخ َر ِة َح َسَنًة َو ِق َنا َع َذ اَب‬
‫ِر‬ ‫ِف ي‬ ‫ِفي‬ ‫ِن ِر ِّر ِل‬ ‫ِب‬
‫ْأ‬
‫ِعَباَد اللِه ‪َّ ،‬ن اللَه َي ُم ُرُكْم اْلَعْد َو ْا ل ْح َس اِن َو ي َتآ ِذ اْلُقْر َبى َو َي ْنَه ى َع اْلَفْحَش آ ِء َو اْلُم نَك َو اْل َبْغ َيِعُظُكْم َلَعَّل ُكْم‬
‫ِي‬ ‫ِر‬ ‫ِن‬ ‫ِإ ِئ ي‬ ‫ِب ِل ِإ‬ ‫ِإ‬
‫َأ‬ ‫َت‬ ‫ْذ‬
‫َت َذ َّك ُر ْو َن ‪َ .‬ف اْذُك ُر وا اللَه اْلَعِظْي َم َي ُك ْرُكْم َو اْد ُعْو ُه َيْس ِج ْب َل ُكْم َو َل ِذ ْك ُر اللِه ْكَب ُر‬

‫‪H Muhammad Faizin, Ketua Bidang Humas Data dan Informasi Badan Kesejahteraan‬‬
‫‪Masjid (BKM) Provinsi Lampung.‬‬
‫‪Editor: Muhammad Aiz Luthfi‬‬
‫‪Penulis: Muhammad Faizin‬‬
‫‪Tags‬‬
‫‪Khutbah Jumat‬‬ ‫‪Iri Dengki‬‬

Anda mungkin juga menyukai