Anda di halaman 1dari 103

MODUL 1

UNSUR DAN REAKSI KIMIA


Dr. Ir. Tara Tiba Nikolaus, M.Sc.

I. Pendahuluan

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi/benda, komposisinya,


struktur, sifat-sifat, dan perubahan benda menjadi benda lain dan energi yang menyertai
perubahan tersebut. Materi atau benda merupakan segala sesuatu yang menempati ruang dan
memilki massa.

Benda dapat dikelompokkan menurut bentuk dan jenisnya. Menurut bentuknya benda
dapat diklasifikasikan menjadi benda padat, cair dan gas yang dapat diilustrasikan secara baik
oleh es, air, dan uap. Setiap bentuk dapat dicirikan oleh kemampuan benda tersebut untuk
mempertahankan bentuknya dan mempunyai volume tertentu. Olek karena itu, benda padat
dicirikan oleh bentunya tetap dan volumenya juga tetap. Benda cair mempunyai bentuk yang
berubah sesuai wadahnya sedangkan volumenya tetap. Benda gas mempunyai bentuk dan
volumenya berubah sesuai wadahnya.

Menurut jenisnya benda dapat dikelompokkan menjadi unsur, senyawa, dan


campuran. Unsur dan senyawa merupakan bahan (substance) murni sedangkan campuran
bukan bahan murni. Campuran terdiri dari dua atau lebih bahan murni (senyawa) dengan
proporsi yang dapat berbeda-beda.

Reaksi kimia merupakan transformasi/ perubahan dalam struktur molekul. Reaksi ini
bisa menghasilkan penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar,
pembelahan molekul menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil, atau penataulangan
atom-atom dalam molekul. Reaksi kimia dapat pula didefinisikan sebagai peristiwa
perubahan kimia di mana zat-zat yang bereaksi (reaktan) berubah menjadi zat-zat hasil reaksi
(produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat baru dengan komposisi dan sifat-sifat yang
baru sehingga sifat dan komposisi reaktan berbeda dengan sifat dan komposisi produk.

Setelah mempelajari modul ini anda diharapkan :


Mampu menjelaskan tentang unsur, senyawa, dan campuran
Mampu menjelaskan tentang atom dan bagian-bagiannya

1
Mampu menjelaskan tentang tabel sistem periodik unsur
Memahami konsep mol
Mampu menjelaskan persamaan kimia
Mampu menyetarakan reaksi kimia

II. MATERI

2.1. Unsur, Senyawa, dan Campuran.

Unsur

Unsur adalah bahan murni yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi bahan murni yang
lebih sederhana. Diantara unsur-unsur yang sudah dikenal misalnya aluminium, emas,
natrium, kalium, dan hidrogen serta oksigen. Air bukan unsur karena masih dapat diuraikan
lagi menjadi dua unsur yaitu hidrogen dan oksigen.

Holum (1994) melaporkan bahwa terdapat 109 unsur seperti yang ditunjukkan dalam
tabel sistem periodik yang dicantumkan dalam bukunya. Namun dalam tabel sistem periodik
yang dikeluarkan oleh WebElements (http;//www.webelements.com/) terdapat 118 unsur. Hal
ini berarti telah telah terjadi penemuan 9 unsur baru. Holum (1994) melaporkan pula bahwa
99 % tubuh manusia tersusun dari hanya 4 unsur yaitu karbon, nitrogen, hidrogen, dan
oksigen. Sisanya tersusun dari kemungkinan 24 unsur, namun semua unsur sangat penting.

Diketahui bahwa 99 unsur terjadi secara alamiah sedangkan sisanya dibuat oleh para
ilmuan menggunakan peralatan khusus. Unsur-unsur sintetis dan beberapa unsu yang terjadi
secara alamiah bersifat radiaktif. Pada temperatur kamar, 2 unsur bersifat cair, 11 unsur
bersifat gas dan sisanya bersifat padat. Sekitar 20 unsur bersifat logam. Logam mempunyai
permukaan yang mengkilap jika digosok dan dapat dibuat menjadi lempengan-lempengan
atau kawat dan merupakan penghantar panas dan listrik yang baik.

Dua atau lebih logam dapat dicairkan kemudian dicampur lalu didinginkan . Campuran
logam padat disebut alloy. Baja (steel) merupakan contoh alloy. Baja kromium dan nikel
sangat kuat dan tahan terhadap karat. Beberapa alloy digunakan untuk menggantikan tulang
atau untuk memperkuatnya.

Beberapa unsur padat seperti karbon dan sulfur dan semua unsur gas bersifat nonlogam.
Nonlogam tidak dibuat menjadi lempengan atau kawat dan tidak menghantar panas atau

2
lirtrik. Logam dan nonlogam mempunyai sifat kimia yang berlawanan, namun sejumlah besar
senyawa dibuat melalui penggabungan logam dan nonlogam seperti garam dapur.

2.2. Senyawa

Senyawa kimia adalah substansi murni yang dibuat dari dua unsur atau lebih dan selalu
dikombinasi dalam perbandingan massa tertentu dan unik. Pada saat air diuraikan menjadi
hidrogen dan oksigen, kedua unsur ini diperoleh dalam perbandingan massa 2 gram hidrogen
dengan 16 gram oksigen. Namun air bukan hanya penggabungan hidrogen dan oksigen dalam
perbandingan massa tertentu tersebut, tetapi penggabungan dalam keadaan gas pada
temperatur kamar dan sangat tidak stabil lalu meledak dan air terbentuk. Hal ini menunjukkan
bahwa senyawa kimia merupakan kombinasi antara 2 unsur atau lebih dalam perbandingan
massa tertentu dan unik.
Vitamin C, asam sitrat, dan gula buah adalah senyawa kimia. Unsur pembentuk
senyawa-senyawa tersebut adalah karbon, hidrogen, dan oksigen namun dengan proporsi
yang berbeda-beda.
Ahli kimia menggunakan simbol khusus untuk senyawa yang disebut rumus kimia
(rumus molekul) yang menjelaskan secara sepintas unsur mana yang bergabung dalam
senyawa dan rasionya atau jumlahnya. Sebagai contoh senyawa H 20 menunjukkan bahwa
unsur yang bergabung adalah H dan O dengan perbandingan antara unsur H dan O adalah 2 :
1 atau jumlah atom hidrogen sebanyak 2 unsur sedangkan oksigen sebanyak 1 unsur. Di
samping itu, ahli kima juga menggunakan rumus empiris. Rumus empiris adalah rumus yang
menyatakan perbandingan terkecil atom-atom yang menyusun senyawa. Glukosa, sebagai
contoh, rumus molekulnya adalah C6H12O6 dan rumus empirisnya adalah CH2O. Etana rumus
molekulnya adalah C2H6 dan rumus empirisnya CH. Asam sulfat rumus molekulnya adalah
H2SO4 dan rumus empirisnya H2SO4.

Rumus empiris sebuah senyawa dapat diperoleh menggunakan perhitungan mol unsur
yang menghasilkan perbandingan jumlah atom dalam molekul. Sebagai contoh suatu
senyawa organik tersusun dari 40% karbon, 6,6 % hidrogen, dan sisanya adalah oksigen. Jika
mr = 90 maka rumus empiris dan rumus molekulnya adalah sebagai berikut.
Persen oksigen dalam senyawa adalah 100 % - 40 % - 6,6 % = 53,4 %.
Mol C : mol H : mol O = 40/12 : 6,6/1 : 53,4/16 = 3,3 : 6,6 : 3,3 = 1:2:1.

Jadi rumus empirisnya adalah CH2O.

3
(CH2O)n = 90 (1. 12 + 2. 1 + 1.16)n = 90 30 n = 90

Jadi n = 3 sehingga rumus molekulnya adalah C3H6O3.

2.3. Campuran

Campuran terdiri dari dua atau lebih subtansi murni dengan perbandingan yang dapat
berbeda-beda. Setiap substansi murni menyumbang sesuatu kepada sifat-sifat keseluruhan
dari campuran. Jus jeruk misalnya terdiri dari air, vitamin C, gula buah, asam sitrat, dan
substan lainnya.

2.4. Atom dan Sistem Periodik

Atom

Kata atom berasal dari bahasa Yunani (Greek) “atomos” yang bearti tidak dapat diurai
(dipotong) “ not cut”. John Dalton, seorang ilmuan Inggris, menjelaskan bahwa benda pasti
disusun oleh partikel-partikel yang sangat kecil. Setiap partikel merupakan unit yang tidak
dapat dipecahkan lagi. Dalton mengemukakan teori atomnya. Beberapa postulat utama teori
atom Dalton adalah 1) Benda terdiri dari partikel tertentu yang disebut atom, 2) Atom tidak
dapat diuraikan lagi, 3) Atom dari unsur tertentu mempunyai massa yang sama, 4) Atom dari
unsur berbeda mempunyai massa yang berbeda, dan 5) Atom- atom bergabung membentuk
senyawa dalam rasio tertentu. Dalton menjelaskan bahwa senyawa dibentuk oleh atom dalam
perbandingan tertentu dan juga tentang hukum kekekalan massa.

Setiap unsur telah diberi simbol kimia tertentu yang terdiri dari satu atau dua huruf.
Nama dan simbol beberapa unsur (atom) dapat dilihat pada Tabel 1. Daftar lengkap simbol
atom dapat dilihat pada tabel sistem periodik.

Tabel 1. Nama dan simbol Unsur

C Karbon Al Aluminium Ag Perak (argentum)

H Hidrogen Ba Barium Cu Tembaga (kuprum)

O Oksigen Br Bromin Fe Besi (ferum)

4
N Nitrogen Ca Kalsium Pb plumbum

S Sulfur Li Litium Hg Merkuri (hidragirum)

P Fosfor Mg Magnesium K Kalium (potasium)

I Yodium Zn Zink Na Natrium (sodium)

F Florin Cr Kromium Au Emas (aurum)

Postulat Dalton yang menyatakan bahwa atom tidak dapat dibagi lagi ternyata tidak
benar, karena atom masih dapat diuraikan lagi menjadi proton, elektron, dan neutron. Jumlah
proton dari sebuah unsur sama dengan nomor atom unsur. Nomor atom oksigen adalah 8,
sehingga jumlah proton atom oksigen adalah 8. Nomor atom karbon 6 maka jumlah proton
karbon adalah 6. Pada Atom netral maka jumlah proton sama dengan jumlah elektron.
Proton bermuatan positip, neutron tidak bermuatan sedangkan elektron bermuatan
negatip. Jika sebuah atom atau unsur memiliki jumlah proton yang lebih banyak dari jumlah
elektron maka atom atau unsur tersebut bermuatan positip atau ion positip (kation).
Sebaliknya apabila Jika sebuah atom atau unsur memiliki jumlah elektron yang lebih banyak
dari jumlah proton maka atom atau unsur tersebut bermuatan negatip atau ion negatip (anion)
Massa sebuah atom ditentukan oleh massa proton dan netron. Elektron dianggap tidak
memiliki massa. Massa sebuah atom terdapat pada bagian bawah dari sebuah atom dalam
sistem periodik sedangkan bagian atasnya adalah nomor atom.

Berdasarkan nomor massa dan nomor atom atau jumlah partikel dasar penyusun atom
maka dikenal 1) isotop yaitu unsur-unsur sejenis dengan nomor atom sama dan nomor massa
berbeda atau atom-atom sejenis yang jumlah protonnya sama, 2) isobar yaitu unsur-unsur
yang jenisnya berbeda dengan nomor massa yang sama dan nomor atom berbeda atau atom
yang jumlah nukleonnya (proton + netron) sama, dan 3) isoton yaitu atom-atom yang jumlah
netronnya sama.

Massa Atom dan Molekul

Massa atom suatu unsur adalah harga rata-rata massa atom relatif dari isotop-isotop
menurut kelimpahannya berdasarkan atas nuklida karbon 12 yang mempunyai massa tepat

5
12g. Massa 12 g atom karbon sama dengan 1 mol karbon, sehingga 1 mol C = 12 g. Jadi 1
mol Cl = 35, 45 g.

Massa molekul suatu senyawa sama dengan jumlah massa atom-atom penyusunnya.
Jadi massa NaCl sama dengan jumlah massa Na ditambah massa Cl. Massa 1 atom Na = 23 g
dan massa 1 atom Cl = 35,5 g sehingga massa NaCl = 23 + 35,5 g = 58,5 g. Jadi 1 mol NaCl
sama dengan 58,5 g.

Sistem Periodik

Apabila setiap unsur dari 118 unsur tidak memiliki kesamaan satu dengan lainnya
maka kimia akan menjadi sangat kompleks. Beruntung bahwa unsur-unsur dapat
dikelompokkan dalam beberapa famili di mana setiap unsur dalam famili yang sama
mempunyai beberapa sifat yang sama. Apabila unsur-unsur disusun dalam urutan nomor
atom yang meningkat beberapa sifat berulang secara periodik. Dimitri Mendeleev, ilmuwan
Rusia, mengamati bahwa sifat-sifat kimia dan fisika unsur-unsur yang diketahui saat itu
tampaknya berulang apabila disusun dari nomor massa yang terkecil (nomor atom belum
diketahui pada saat itu). Titik didih unsur- unsur berfluktuasi naik turun. Fluktuasinya tidak
sempurna tetapi selalu naik turun. Fluktuasinya makin sempurna apabila unsur-unsur tersebut
menurut nomor atomnya dibandingkan nomor massanya. Energi ionisasi unsur-unsur
menunjukkan nilai yang naik turun secara periodik jika unsur-unsur tersebut disusun menurut
nomor atomnya.
Mendeleev menyusun unsur-unsur tersebut dalam sebuah tabel yang dikenal dengan
nama tabel periodik. Bentuk modern tabel periodik seperti tampak pada tabel sistem periodik
dalam modul ini. Setiap baris dalam tabel periodik disebut periode dan setiap kolom disebut
kelompok (group). Periode dalam tabel periodik tidak semuanya sama panjang, beberapa
dipecah. Hal ini perlu dilakukan karena yang diutamakan adalah kesamaan kimia unsur-unsur
dalam kolom (group). Periode 1 sangat pendek mengandung hanya unsur hidrogen dan
helium.hanya unsur hidrogen dan helium, dan dua periode berikutnya dipisahkan dalam dua
bagian.
Kelompok mempunyai nomor dan huruf. Beberapa kelompok mempunyai angka
romawi dan diikuti oleh huruf A, misalnya IA, IIA, IIIA, dan seterusnya hingga VIIA.
Kelompok ini bersama kelompok 0 disebut unsur representatif. Kelompok lain diklaster
mendekati bagian tengah tabel periodik menggunakan angka romawi diikuti huruf B (kecuali
untuk klaster bagian tengah ditandai sebagai VIII). Serie B ditambah kelompok VIII disebut

6
unsur transisi. Terdapat 10 unsur pada periode 4, 5, dan 6. Dua baris unsur ditempatkan diluar
tabel adalah unsur transisi dalam (inner tramsition elemets). Unsur 58 hingga 71 membentuk
serie lantanida, dinamai setelah unsur 57 yaitu lantanum. Serie unsur 90 hingga 103 adalah
serie aktanida dinamai setelah aktinium unsur 89. Masing-masing dua serie ini mempunyai
14 unsur.

Beberapa kelompok diantara unsur representatif juga mempunyai nama. Kecuali


hidrogen, unsur-unsur dalam kelompok IA disebut logam alkali, karena unsur-unsur tersebut
bereaksi dengan air menghasilkan larutan basa. Unsur-unsur pada kelompok IIA disebut
logam alkali tanah, karena unsur-unsur tersebut umumnya ditemukan Pada bahan tanah.
Unsur-unsur pada kelompok VIIA disebut unsur halogen, sebuah kata latin yang berarti
kemapuan membentuk garam. Klorin dari kelompok VIIA berada dalam bentuk kombinasi
secara kimia dalam garam meja, NaCl. Unsur-unsur pada kelompok 0 semuanya berbentuk
gas, kecuali beberapa senyawa dimana Xenon dan krypton bersenyawa dengan florin dan
oksigen. Karena alasan tersebut maka unsur-unsur tersebut disebut gas mulia (noble gases).
Kelompok unsur representatif lain dinamai setelah unsur pertamanya. Kelompok boron untuk
grup IIIA, kelompok karbon untuk grup IVA, kelompok nitrogen untuk grup VA, dan
kelompok oksigen untuk grup VIA.
Logam dan non logam dipisahkan dalam tabel periodik. Sebagian besar unsur adalah
logam, kecuali hidrogen, yang terletak dibagian kiri dalam tabel periodik. Unsur non logam
semuanya diklaster pada sudut kanan atas pada tabel periodik. Beberapa unsur terletak
sepanjang garis batas antara unsur logam dan non logam disebut metalloid. Unsur-unsur
tersebut mempunyai sifat sebagian logam dan sebagian non logam.
Sifat periodik unsur merupakan sifat-sifat yang berubah secara periodik dalam tabel
periodik unsur. Adapun sifat-sifat periodik tersebut adalah jari-jari atom, energi ionisasi,
afinitas elektron, elektronegsativitas. Jari-jari atom didefinisikan sebagai setengah jarak
antara inti dua atom yang terikat oleh ikatan kovalen tunggal. Jari-jari atom umumnya lebih
besar daripada jari-jari ion positip (kation), namun lebih kecil daripada jari-jari ion negatip
(anion). Oleh karena itu, dari atas ke bawah dalam satu golongan pada sistem periodik jari-
jari atom bertambah besar sedangkan sepanjang periode yang sama dari kiri ke kanan jari-
jari atom bertambah kecil karena pengaruh perkerutan disebabkan kulit elektronnya sama dan
muatan inti bertambah. Jari-jari atom logam transisi sepanjang periode yang sama hampir
sama besarnya.

7
Energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan elektron yang tidak erat terikat pada
atom, dalam keadaan gas, disebut energi ionisasi pertama. Energi inonisasi ke dua adalah
energi minimum untuk melepaskan elektron ke dua yaitu dari ion yang bermuatan positip
satu. Demikian pula energi inonisasi ke tiga dan seterusnya. Makin besar energi ionisasi
makin besar bagi atom untuk melepas elektron. Sepanjang periode (makin ke kanan) dalam
tabel periodik energi ionisasi bertambah sedangkan dalam satu golongan makin ke bawah
letak unsurnya energi ionisasi berkurang.

Energi yang dibebaskan dalam proses pembentukan ion negatip disebut afinitas elektron.
Afinitas elektron pertama suatu unsur ialah energi yang dilepaskan jika atom dalam keadaan
gas menerima sebuah elektron. Dalam satu periode makin ke kanan harga afinitas elektron
makin besar sedangkan dalam satu golongan dari atas ke bawah harga afinitas elektron
semakin kecil.

Keeletronegatifan suatu unsur adalah kemampuan relatif suatu atom untuk menarik
elektron ke dekatnya dalam suatu ikatan kimia. Ini berbeda dengan istilah energi ionisasi dan
afinitas elektron, karena keduanya mengacu pada atom terisolasi (tidak dalam bentuk ikatan).
Dalam suatu periode dari kiri ke kanan harga keelektronegatifan makin besar dan dalam suatu
golongan dari atas ke bawah harga keelektronegatifan makin kecil. Menurut skala Pauling
harga keelektronegatifan terbesar diberikan untuk F yaitu 4 dan harga terkecil untuk Fr yaitu
0,7.

Konfigurasi Elektron

Penyusunan elektron pada orbital dalam atom disebut struktur elektronik atau konfigurasi
elektron . Aturan Aufbau menyatakan bahwa elektron akan selalu menempati orbital-orbital
dengan energi terndah. Oleh karena itu pengisian elektron dimulai dari orbital dengan tingkat
energi terendah. Penyusunan konfigurasi elektron juga harus memperhatikan dua aturan lain
yaitu azas larangan Pauli dan Hund.

Azas larangan Pauli atau yang lebih dikenal sebagai prinsip eksklusi Pauli menyatakan
bahwa dalam suatu sistem, baik atom atau molekul, tidak terdapat dua elektron yang
mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Hal ini berarti bahwa tiap orbital hanya
ditempati maksimal dua elektron. Secara fisis prinsiop ini dapat dinyatakan sebagai berikut :
jika dua elektron mempunyai parameter yang identik, maka kedua elektron itu berada
ditempat yang sama pada waktu yang sama.

8
Aturan Hund merupakan aturan tentang kelipatan maksimum, dan yang didasarkan atas
data spektroskopi. Jika terdapat orbital-orbital dengan energi yang sama, elektron
menempatinya sendiri-sendiri, sebelum ia menempatinya secara berpasangan. Akibatnya
atom cenderung mempunyai sebanyak mungkin elektron tak berpasangan. Sifat ini dapat
diterima karena semua elektron membawa muatan listrik yang sama, sehingga mereka
mencari orbital kosong yang energinya sama sebelum berpasangan dengan elektron yang
telah mengisi orbital setengah terisi. Sebagai contoh nitrogen nomor atom 7 merupakan unsur
penting diantara kimia bilogis. Nitrogen juga menggambarkan aturan Hund.

N 1s22s22px12py12pz1

F 1s22s22px22py22pz1

Konfigurasi elektron suatu unsur harus menggambarkan sifat unsur tersebut. Hasil
eksperimen menunjukkan bahwa orbital yang terisi penuh dan orbital terisi setengah penuh
merupakan struktur yang relatif lebih stabil. Berdasarkan hasil eksperimen di atas maka unsur
sodium lebih stabil dibandingkan dengan fluor.

2.5. Ikatan Kimia

Ikatan kimia dapat didefinisikan sebagai tarikan antara atom-atom yang ada di dalam
senyawa. Apabila ikatan kimia merupakan interaksi bagian luar atom maka dalam
pembentukan ikatan peranan elektron sangat penting. Struktur elektronik atom akan
menentukan jenis ikatan kimia yang terbentuk oleh atom.

Secara garis besar atom-atom dapat saling terikat dengan cara :

perpindahan elektron dari satu atom ke atom lainnya. Misalnya atom natrium melepaskan
elektron membentuk ion positip. Atom klor menerima elektron membentuk ion negatrif.
Kedua ini yang muatannya berlawanan saling tarik menarik secara elektrostatik dalam kisi
ion. Ikatan ini disebut ikatan ion. Ikatan ion adalah gaya tarik menarik antara dua ion yang
berlawanan muatan yang terbentuk melalui perpindahan elektron. Ikatan ion disebut pula
ikatan elektrovalen.

Pemakaian bersama elektron antara dua atom. Dalam hal ini kulit elektron terluar kedua atom
bertindihan dan terbentuk pasangan elektron ikatan yang digunakan bersama oleh kedua
atom. Ikatan ini disebut ikatan kovalen. Ikatan kovalen adalah gaya tarik menarik antara dua
atom sebagai akibat pemakaian bersama pasangan elektron.

9
Perbedaan sifat senyawa ion (natrium klorida) dan senyawa kovalen (Tetraklorometana)
ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Perbedaan sifat senyawa ion dsan senyawa kovalen

No Natrium klorida (NaCl) Tetraklorometana (CCl4)

1 Terdiri dari ion Na+ dan Cl- dalam Terdiri dari molekul CCl4 dengan gaya antar
kristal ion molekul yang lemah. Padatannya terdiri atas
kristal molekul

2 Larutannya dalam air menghantar Tidak menghant ar listrik


listrik

3 Padatan keras dan getas pada suhu Pada suhu kamar berupa cairan dan
kamar padatannya lunak

4 Titik leleh 8030C Titik leleh -280C

5 Titik didih 14300C Titik didih 770C

6 Larut dalam air Tidak larut dalam air

7 Tidak larut dalam benzena Larut dalam benzena

Selsain ikatan ion dan ikatan kovalen dikenal juga ikatan logam, ikatan hidrogen, dan gaya
Van der Waals. Pada ikatan logam atom-atom saling terikat dengan cara pemakaian bersama
elektron oleh semua atom dsalam kisi. Ikatan logam adalah gaya tarik menarik anatara dua
ion logam yang positip dan elektron-elektron terdelokalisasi diantara ion-ion tersebut.

Pada ikatan hidrogen, atom hidrogen menjembatani dua atom yang


keelektronegatifannya besar. Meskipun ikatan ini sangat lemah jika dibandingkan dengan
ikatan kovalen namun ikatan ini sangat penting.

Gaya tarik menarik antara partikel-partikel tak bermuatan yang kulit elektronnya penuh
disebut gaya Van der Waals. Misalnya padatan neon dan argon sangat lunak. Pada kisi atom
padatsn gas mulia bekerja gaya Van der Waals.

10
2.5. Reaksi Kimia

Perrsamaan reaksi menggunakan rumus –rumus untuk menggambarkan reaksi. Persamaan


reaksi menjelaskan secara kualitatif peristiwa yang terjadi jika dua pereaksi atau lebih
bergabung dan secara kuantitatif menyatakan jumlah zat yang bereaksi serta jumlah produk
reaksi. Dalam menuliskan persamaan reaksi harus diketehui dengan benar rumus pereaksi dan
rumus produk reaksi, sebelum persamaan reaksi itu disetarakan.

Arti persamaan reaksi

N2 + 3 H2 2 NH2

Persamaan tersebut menjelaskan bahwa 1 molekul nitrogen dan 3 molekul hidrogen


menghasilkan 2 molekul amonia. Setiap jumlah nitrogen dan hidrogen dengan perbandingan
1 : 3 menghasilkan amonia sebanyak 2 kali molekul nitrogen yang bereaksi. Jika kedua ruas
persamaan reaksi dikalikan dengan 6 x 1023 (tetapaisien n Avogadro) maka persamaan reaksi
dapat dibaca 1 mol nitrogen bereaksi dengan 3 mol hidrogen menghsasilkan 2 mol amonia.
Perbandingan molekul atau mol yang terlibat dalam suatu reaksi kimia ditentukan oleh
koefisien persamaan reaksi.

Penyetaraan Persamaan Reaksi

Langkah-langkah dalam penyetaraan persamaan reaksi adalah sebagai berikut :

Hitunglah jumlah atom setiap atom atau ion pada bagian reaktan dan pada bagian produk

Tentukan atom yang perlu diseimbangkan

Pilih salah satu unsur yang harus diseimbangkan (yang paling umum dimulai dari unsur
logam atau unsur yang memiliki subskrip; H, O dan poliatomik umumnya kemudian)

Mulai menyeimbangkan salah satu unsur dengan menempatkan koefisien di depan senyawa
yang mengandung unsur tersebut (subskrip tidak boleh dirubah).

Perhatikan dengan seksama apakah reaksi telsah seimbang. Koefisien sebaiknya angka bulat/
bukan pecahan agar memudahkan.

Contoh :

Setarakan persamaan reaksi yang belum setara, jika oktana terbakar sempurna.

11
Tuliskan persamaan reaksi yang belum setara

C8H18 + O2 CO2 + H2O

Pemerikasaan sekilas menunjukkan bahwa CO2 dan H2O perlu diberi koefisien untuk
disetarakan dengan memberi angka 8 di depan CO 2 dan hidrogen dapat disetarakan dengan
memberi angka 9 di depan H2O

C8H18 + O2 8 CO2 + 9 H2O


Kemudian periksa oksigen, dimana di ruas kanan terdapat 25 O {(8 x 2) + (9x1) =
25}. Jadi di depan O2 di ruas kiri perlu diberi angka 12½.
C8H18 + 12½ O2 8 CO2 + 9 H2O
Akhirnya pecahan di ruas kiri dihilangkan dengan cara mengalihkan semua koefisien
dengan 2
2 C8H18 + 25 O2 16 CO2 + 18 H2O

2.5. Rangkuman

Benda atau materi tadalah segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.
Benda dapat dikelompokkan menurut bentuk dan jenisnya. Menurut bentuknya benda dapat
diklasifikasikan menjadi benda padat, cair dan gas. Menurut jenisnya benda diklasifikasikan
menjadi unsur, senyawa dan campuran.

Unsur adalah bahan murni yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi bahan murni yang
lebih sederhana, contohnya adalah natrium, kaliun, dan oksigen. Senyawa kimia adalah
substansi murni yang dibuat dari dua unsur atau lebih dan selalu dikombinasi dalam
perbandingan massa tertentu dan unik, contohnya air. Campuran terdiri dari dua atau lebih
subtansi murni dengan perbandingan yang dapat berbeda-beda, contohnya jus jeruk.

Benda terdiri dari partikel tertentu yang disebut atom. Atom masih dapat diuraikan lagi
menjadi proton, elektron, dan neutron. Proton bermuatan positip, neutron tidak bermuatan
sedangkan elektron bermuatan negatip. Massa sebuah atom ditentukan oleh massa proton dan
netron.

Apabila unsur-unsur disusun dalam urutan nomor atom yang meningkat beberapa sifat
berulang secara periodik. Adapun sifat-sifat periodik tersebut adalah jari-jari atom, energi
ionisasi, afinitas elektron, dan elektronegsativitas. Jari-jari atom umumnya lebih besar
daripada jari-jari ion positip (kation), namun lebih kecil daripada jari-jari ion negatip (anion).

12
Jari-jari atom bertambah besar dari atas ke bawah dalam satu golongan pada sistem periodik
sedangkan sepanjang periode yang sama dari kiri ke kanan jari-jari atom bertambah kecil.

Penyusunan elektron pada orbital dalam atom disebut struktur elektronik atau konfigurasi
elektron . Aturan Aufbau menyatakan bahwa elektron akan selalu menempati orbital-orbital
dengan energi terndah. Azas larangan Pauli menyatakan bahwa tidak terdapat dua elektron
yang mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Hal ini berarti bahwa tiap orbital
hanya ditempati maksimal dua elektron.

Ikatan kimia dapat didefinisikan sebagai tarikan antara atom-atom yang ada di dalam
senyawa. Ikatan kimia dapat berbentuk ikatan ion dan ikatan kovalen dikenal juga ikatan
logam, ikatan hidrogen, dan gaya Van der Waals.

Persamaan reaksi menjelaskan secara kualitatif peristiwa yang terjadi jika dua pereaksi
atau lebih bergabung dan secara kuantitatif menyatakan jumlah zat yang bereaksi serta
jumlah produk reaksi. Dalam menuliskan persamaan reaksi harus diketehui dengan benar
rumus pereaksi dan rumus produk reaksi, sebelum persamaan reaksi itu disetarakan.

III. PENUTUP

3.1. Test Formatif

1. Hukum kombinasi kimia apa yang membedakan senyawa dan campuran

2. Tuliskan konfogurasi elektron unsur magnesium dengan nomor atom 12

3. Besi Fe dapat bereaksi dengan oksigen O 2 membentuk besi oksida Fe2O3. Seimbangkan
reaksi tersebut.

Fe + O2 Fe2O3

4. Berapa mol oksigen dibutuhkan untuk berkombinasi dengan 0,5 mol hidrogen dalam reaksi
yang menghasilkan air dengan persamaan sebagai berikut :

H2 + O2 H2O

3.2. Kunci Jawaban Test Formatif

1. Hukum perbandingan tetap

13
2. 1s22s22p63s2 atau 1s22s22px22py22pz23s2

3. 4Fe + 3O2 2Fe2O3

4. 0,25 mol

IV. DAFTAR PUSTAKA

LP3. 2011. Bahan ajar matrikulasi kimia. Lembaga Pembinaan dan Pengembangan
Pembelajaran Universitas Nusa Cendana, Kupang

Holum, J.R. 1994. Fundamentals of general, organic, and biological chemestry. John Wiley
and Sons, Inc., New York, USA.

WebElements (http;//www.webelements.com/)

14
MODUL 2
LARUTAN
Ir. Sabarta Sembiring, M.Sc.

I. PENDAHULUAN
Modul ini mempelajari larutan dengan materi diawali pengertian larutan, zat terlarut
dan pelarut, pembentukan larutan, kelarutan dan kejenuhan, konsentrasi larutan, molaritas
dan pengenceran.

Larutan sebagai bagian materi bahan ajar mata kuliah kimia penting dikuasai oleh
mahasiswa karena erat kaitannya dengan makhluk hidup seperti hewan ternak. Larutan yang
didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua zat atau lebih yang mana antara zat
terlarut dan pelarutnya sudah tidak dapat dibedakan lagi, terdiri atas solut (zat terlarut) dan
solven (pelarut).

Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa larutan mempunyai sistem yang homogen
atau tidak memiliki batasan fisik, campuran yang berkomponen berbeda/bervariasi dan terdiri
atas zat terlarut dan zat pelarut. Modul kimia ini akan mempelajari zat terlarut sebagai
komponen utama dalam suatu larutan dan pelarut sebagai komponen ikutannya. Larutan
jenuh sebagai bagian dari larutan dimana jumlah zat terlarut baik molekul maupun ion telah
maksimum pada suhu tertentu akan dibahas tersendiri karena berkaitan erat dengan
konsentrasi larutan dengan berbagai macam satuan seperti molaritas dan molalitas

KOMPETENSI KHUSUS :

Setelah mengikuti materi larutan ini maka mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan larutan, solut (zat terlarut) dan solven (pelarut)

2. Menjelaskan pembentukan larutan, kelarutan dan kejenuhan

3. Menjelaskan konsentrasi larutan, molaritas dan pengenceran.

15
II. MATERI

2.1. Pengertian Larutan

Larutan merupakan campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun
ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat
berubah. Disebut homogen karena tersusun sedemikian sama/ seragam sehingga tidak dapat
diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun.

Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara.
Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair
misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan alkohol dalam air. Komponen larutan terdiri dari
pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute).

Pelarut (solvent) cair umumnya adalah air. Pelarut cair yang lain misalnya bensena,
kloroform, eter, dan alkohol. Jika pelarutnya bukan air, maka nama pelarutnya disebutkan.
Misalnya larutan garam dalam alkohol disebut larutan garam dalam alkohol (alkohol
disebutkan), tetapi larutan garam dalam air disebut larutan garam (air tidak disebutkan). Zat
terlarut dapat berupa zat padat, gas atau cair. Zat padat terlarut dalam air misalnya gula dan
garam. Gas terlarut dalam air misalnya amonia, karbon dioksida, dan oksigen. Zat cair
terlarut dalam air misalnya alkohol dan cuka. Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut. Larutan 40 % alkohol dengan 60 % air disebut larutan
alkohol. Larutan 60 % alkohol dengan 40 % air disebut larutan air dalam alkohol. Larutan 60
% gula dengan 40 % air disebut larutan gula karena dalam larutan itu air terlihat tidak
berubah sedangkan gula berubah dari padatan (kristal) menjadi terlarut (menyerupai air).
Contoh larutan, koloid dan suspensi.

Larutan Koloid Suspensi

Larutan gula Santan Air sungai yang keruh

Larutan garam Asap Campuran air dengan pasir

Larutan Cuka Kabut Campuran kopi dengan air

Spiritus Susu Campuran minyak dengan air

16
Sifat Koloid:

Sifatnya Heterogen namun terihat Homogen dari luar


Ukurannya antara1 nm (10-9) sampai100 nm (10-7)
Ada2 fasa (padat, cair, atau gas)
Dapatdisaringdenganpenyaringultra
Kurangstabil
Sifat Larutan:

Sifatnya Homogen
Ukurannya kurang dari1 nm (10 pangkat-9)
Hanya ada1 fasa
Tidak dapat disaring
Sangat stabil
Sifat Suspensi:

Sifatnya Heterogen
Ukurannya lebih besar dari 100 nm (10 pangkat-7)
Ada2 fasa
Dapat disaring hanya dengan penyaring biasa
Tidak stabil

17
CARA MEMBUAT LARUTAN

1.Tentukan konsentrasi dan volum yang ingin dibuat

2.Hitung mol larutan yg ingin dibuat

3.Cari massa absolut

4.Timbang solut

5.Tuangdalam beaker glass dan tambahkan akuades secukupnya untuk melarutkan solut

6.Pindah kedalam labutakar yang sesuaidenganvolumyg kita inginkan

7.Tambahkan akuades hingga tandabatas padala butakar, dikocok sampai homogen

2.2. Kelarutan

Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul gula. Jika
kristal gula itu dimasukkan ke dalam air, maka molekul-molekul gula akan memisah dari
permukaan kristal gula menuju ke dalam air (disebut melarut). Molekul gula itu bergerak
secara acak seperti gerakan molekul air, sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain. Sebagian molekul gula akan terikat
kembali dengan kristalnya atau saling bergabung dengan molekul gula yang lain sehingga
kembali membentuk kristal (mengkristal ulang). Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang, maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan larutannya disebut
jenuh.

Kristal gula + air ⇔ larutan gula

Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang
diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara solute yang terlarut dan yang tak terlarut.
Banyaknya solute yang melarut dalam pelarut yang banyaknya tertentu untuk menghasilkan
suatu larutan jenuh disebut kelarutan (solubility) zat itu. Kelarutan umumnya dinyatakan
dalam gram zat terlarut per 100 mL pelarut, atau per 100 gram pelarut pada temperatur yang
tertentu. Jika kelarutan zat kurang dari 0,01 gram per 100 gram pelarut, maka zat itu
dikatakan tak larut (insoluble).

Jika jumlah solute yang terlarut kurang dari kelarutannya, maka larutannya disebut tak
jenuh (unsaturated). Larutan tak jenuh lebih encer (kurang pekat) dibandingkan dengan
larutan jenuh. Jika jumlah solute yang terlarut lebih banyak dari kelarutannya,

18
maka larutannya disebut lewat jenuh (supersaturated). Larutan lewat jenuh lebih pekat
daripada larutan jenuh. Larutan lewat jenuh biasanya dibuat dengan cara membuat larutan
jenuh pada temperatur yang lebih tinggi. Pada cara ini zat terlarut harus mempunyai kelarutan
yang lebih besar dalam pelarut panas daripada dalam pelarut dingin. Jika dalam larutan yang
panas itu masih tersisa zat terlarut yang sudah tak dapat melarut lagi, maka sisa itu harus
disingkirkan dan tidak boleh ada zat lain yang masuk. Kemudian larutan itu didinginkan hati-
hati dengan cara didiamkan untuk menghindari pengkristalan. Jika tidak ada solute yang
memisahkan diri (mengkristal kembali) selama pendinginan, maka larutan dingin yang
diperoleh bersifat lewat jenuh. Larutan lewat jenuh yang dapat dibuat dengan cara ini
misalnya larutan dari sukrosa, natrium asetat dan natrium tiosulfat (hipo). Larutan lewat
jenuh merupakan suatu sistem metastabil. Larutan ini dapat diubah menjadi larutan jenuh
dengan menambahkan kristal yang kecil (kristal inti/bibit) umumnya kristal dari solute.
Kelebihan molekul solute akan terikat pada kristal inti dan akan mengkristal kembali. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain jenis zat terlarut, jenis pelarut, temperatur,
dan tekanan.

a. Pengaruh Jenis Zat pada Kelarutan

Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan
baik, sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling
bercampur (like dissolves like). Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut
polar, sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar. Contohnya
alkohol dan air bercampur sempurna (completely miscible), air dan eter bercampur sebagian
(partially miscible), sedangkan minyak dan air tidak bercampur (completely immiscible).

b. Pengaruh Temperatur pada Kelarutan

Kelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi. Misalnya jika
air dipanaskan, maka timbul gelembung-gelembung gas yang keluar dari dalam air, sehingga
gas yang terlarut dalam air tersebut menjadi berkurang. Kebanyakan zat padat kelarutannya
lebih besar pada temperatur yang lebih tinggi. Ada beberapa zat padat yang kelarutannya
berkurang pada temperatur yang lebih tinggi, misalnya natrium sulfat dan serium sulfat. Pada
larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara proses pelarutan dan proses pengkristalan
kembali. Jika salah satu proses bersifat endoterm, maka proses sebaliknya bersifat eksoterm.
Jika temperatur dinaikkan, maka sesuai dengan azas Le Chatelier (Henri Louis Le Chatelier:
1850-1936) kesetimbangan itu bergeser ke arah proses endoterm. Jadi jika proses pelarutan

19
bersifat endoterm, maka kelarutannya bertambah pada temperatur yang lebih tinggi.
Sebaliknya jika proses pelarutan bersifat eksoterm, maka kelarutannya berkurang pada suhu
yang lebih tinggi.

c. Pengaruh tekanan pada kelarutan

Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau padat.
Perubahan tekanan sebesar 500 atm hanya merubah kelarutan NaCl sekitar 2,3 % dan NH 4Cl

sekitar 5,1 %. Kelarutan gas sebanding dengan tekanan partial gas itu. Menurut hukum
Henry (William Henry: 1774-1836) massa gas yang melarut dalam sejumlah tertentu cairan
(pelarutnya) berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu (tekanan partial),
yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan itu. Contohnya kelarutan oksigen dalam air
bertambah menjadi 5 kali jika tekanan partial-nya dinaikkan 5 kali. Hukum ini tidak berlaku
untuk gas yang bereaksi dengan pelarut, misalnya HCl atau NH3 dalam air.

2.3. Konsentrasi Larutan

Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam sejumlah tertentu


larutan. Secara fisika konsentrasi dapat dinyatakan dalam % (persen) atau ppm (part per
million) = bpj (bagian per juta). Dalam kimia konsentrasi larutan dinyatakan dalam molar
(M), molal (m) atau normal (N).

a. Molaritas (M)

Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan.

M = molaritas(mol/l)

n = mol

v = volumlarutan(L)

G = massapadatan(gram)

Mr= massamolekulrelatif(g/mol)

mol zat terlarut

20
M = ______________________ = mol/L = mol/ml X 1000 ml/L

vol larutan

Contoh soal:

Sebanyak30 g urea (Mr= 60 g/mol) dilarutkankedalam100 ml air. Hitunglah molaritas


larutan.

Jawab:

n = 30 / 60 = 0,5 mol

v = 100 ml = 0,1 L

M = n / v = 0,5 / 0,1 = 5 M

Sebanyak30 g urea (Mr= 60 g/mol) dilarutkan kedalam100 ml air. Hitunglah molaritas


larutan.

Jawab:

n = 30 / 60 = 0,5 mol

v = 100 ml = 0,1 L

M = n / v = 0,5 / 0,1 = 5 M

21
Contoh

2. Berapa gram NaC lyang harus dilarutkan dalam 500 ml air untuk menghasilkan larutan
0,15 M? Jawab:

-Cari mol terlebih dahulu dengan memasukkan data dalam rumus molaritas:

-n NaOH= M x V = 0,15 mol/L x 0,5 L= 0,075 mol

-m NaOH= n x MrNaOH= 0,075 mol x 40 g/mol

=3g

b. Molalitas (m)

Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap kilo gram (1 000 gram)
pelarut.

mol zat terlarut

m = ______________________ = mol zat terlarut/g pelarut X 1000 g/kg

kg pelarut

c. Normalitas (N) dan Berat Ekuivalen (BE)

adalah banyaknya gram atau beratekivalen (BE) zat yang terlarut dalam1000 mLlarutan.

Rumus normalitas:

N = massa

BE x volum

dimana: massa(g); BE (g/mol); volum(L)

atau dapat ditulis : Normalitas menyatakan jumlah ekuivalen zat terlarut dalam setiap liter
larutan.

ekuivalen sasolute

N = __________________ = massa solute/massa ekuivalen

22
Liter

L larutan

g/MR

= _________ = n x g/MR = n mol/L = n X M

L L

Massa ekuivalen adalah massa zat yang diperlukan untuk menangkap atau melepaskan 1 mol
elektron dalam reaksi (reaksi redoks).

Contoh soal:
Sebanyak 1,11 g CuCl2 dilarutkan ke dalam 100 g air. Jika massa jenis air 1 g/mL, massa

atom relatif Cu = 40 dan massa atom relatif Cl = 35,5, maka hitunglah konsentrasi larutan
tersebut dalam:
a. Molar

b. Molal

c. Normal

Jawab:

Massa molar CuCl2 = 40 + (2 x 35,5) = 111 g/mol

Volume air = massa : massa jenis = 100 g : 1 g/mL = 100 mL

Mol CuCl2 = massa : massa molar = 1,11 g : 111 g/mol = 0,01 mol

Jika volume larutan = volume air, maka

a. M CuCl2 = (mol : mL) x 1000 mL/L = (0,01 mol : 100 mL) x 1000 mL/L = 0,1 M

b. m CuCl2 = (mol : g) x 1000 g/kg = (0,01 mol : 100 g) x 1000 g/kg = 0,1 m

23
c. CuCl2 (aq) ⎯→ Cu 2+(aq) + 2 Cl− (aq)

Cu 2+(aq) + 2 e ⎯→ Cu (s)

2 mol elektron ekuivalen dengan 1 mol CuCl2. Jadi n = 2 ek/mol.

N CuCl2 = n x mol : L = 2 ek/mol x 0,001 mol : 0,1 L = 0,2 N

Satuan Konsentrasi larutan menurut Sundarti (2013) adalah dirincikan sebagai berikut:

Persentase (%) : jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 gram larutan.
Fraksi mol (X) : perbandingan jumlah mol suatu zat dalam larutan terhadap jumlah mol
seluruh zat dalam larutan.
Kemolaran (M) : jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Kemolalan (m) : jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1000 gram pelarut.
Kenormalan (N) : jumlah grek zat terlarut dalam tiap liter larutan.

2.4. Daya Hantar Listrik Larutan

Selain dari ikatannya, terdapat cara lain untuk mengelompokan senyawa yakni
didasarkan pada daya hantar listrik. Jika suatu senyawa dilarutkan dalam air dapat
menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit, dan sebaliknya jika larutan tersebut tidak
dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan nonelektrolit. Glukosa (C6H12O6), etanol
(C2H5OH), gula tebu (C12H22O11), larutan urea (CO(NH2)2) merupakan beberapa contoh
senyawa yang dalam bentuk padatan, lelehan maupun larutan tidak dapat menghantarkan arus
listrik.
Pada larutan elektrolit, yang menghantarkan arus listrik adalah ion-ion yang terdapat di dalam
larutan tersebut. Pada elektroda negatif (katoda) ion positip menangkap elektron (terjadi
reaksi reduksi), sedangkan pada elektroda positip (anoda) ion negatif melepaskan elektron
(terjadi reaksi oksidasi). Jika di dalam larutan tidak terdapat ion, maka larutan tersebut tidak
dapat menghantarkan arus listrik.

Senyawa elektrolit adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air akan terion (atau
terionisasi). Senyawa elektrolit dapat dibedakan menjadi senyawa elektrolit kuat dan senyawa

24
elektrolit lemah. Senyawa elektrolit kuat adalah senyawa yang di dalam air terion sempurna
atau mendekati sempurna, sehingga senyawa tersebut semuanya atau hampir semua berubah
menjadi ion. Senyawa yang termasuk senyawa elektrolit kuat adalah:

a. Asam kuat, contohnya: HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3, HCLO4

b. Basa kuat, contohnya: NaOH, KOH, Ba(OH)2, Sr(OH)2

c. Garam, misalnya: NaCl, KCl, MgCl2, KNO3, MgSO4

Partikel-partikel yang ada di dalam larutan elektrolit kuat adalah ion-ion yang
bergabung dengan molekul air, sehingga larutan tersebut daya hantar listriknya kuat. Hal ini
disebabkan karena tidak ada molekul atau partikel lain yang menghalangi gerakan ion-ion
untuk menghantarkan arus listrik, sementara molekul-molekul air adalah sebagai media untuk
pergerakan ion. Misalnya HCl dilarutkan ke dalam air, maka semua HCl akan bereaksi
dengan air dan berubah menjadi ion-ion dengan persamaan reaksi berikut:

HCl (g) + H2O ( l ) ⎯→ H3O+(aq) + Cl− (aq)

Reaksi ini biasa dituliskan:

HCl (aq) ⎯→ H+(aq) + Cl− (aq)

Senyawa elektrolit lemah adalah senyawa yang di dalam air terion sebagian atau
senyawa tersebut hanya sebagian saja yang berubah menjadi ion dan sebagian yang lainnya
masih sebagai molekul senyawa yang terlarut. Larutan yang terbentuk daya hantar listriknya
lemah atau kurang kuat karena molekul-molekul senyawa dalam larutan tidak dapat
menghantarkan listrik, sehingga menghalangi ion-ion yang akan menghantarkan listrik.
Senyawa yang termasuk senyawa elektrolit lemah adalah:

a. Asam lemah, contohnya: HF, H2S, HCN, H2CO3, HCOOH, CH3COOH

b. Basa lemah, contohnya: Fe(OH)3 , Cu(OH)2 , NH3, N2H4, CH3NH2, (CH3)2NH

25
Misalnya CH3COOH dilarutkan ke dalam air, maka sebagian CH 3COOH akan terion

dengan persamaan reaksi seperti berikut:

CH3COOH (s) + H2O ( l ) ⎯→ H3O+ (aq) + CH3COO− (aq)

CH3COOH yang terion reaksinya biasa dituliskan:

CH3COOH (aq) ⎯→ H+ (aq) + CH3COO− (aq)

Ion-ion yang telah terbentuk sebagian bereaksi kembali membentuk CH 3COOH, sehingga

dikatakan CH3COOH yang terion hanya sebagian. Reaksinya dapat dituliskan:

CH3COOH (aq) ⇔ H+ (aq) + CH3COO− (aq)6

26
Partikel-partikel yang ada di dalam larutan adalah molekul-molekul senyawa

CH3COOH yang terlarut dan ion-ion H+ dan CH3COO−. Molekul senyawa CH3COOH

tidak dapat menghantarkan arus listrik, sehinggga akan menjadi penghambat bagi ion-ion H +

dan CH3COO− untuk menghantarkan arus listrik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

larutan elektrolit lemah daya hantar listriknya kurang kuat.

Senyawa nonelektrolit adalah senyawa yang di dalam air tidak terion, sehingga partikel-
partikel yang ada di dalam larutan adalah molekul-molekul senyawa yang terlarut. Dalam
larutan tidak terdapat ion, sehingga larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Kecuali asam atau basa, senyawa kovalen adalah senyawa nonelektrolit, misalnya:
C6H12O6, CO(NH2)2, CH4, C3H8, C13H10O.

Perubahan suatu senyawa menjadi ion-ion dalam suatu larutan disebut proses
ionisasi. Proses ionisasi merupakan salah satu cara menunjukan pembentukan ion-ion,
umumnya ditulis tanpa melibatkan molekul air atau pelarut, namun terkadang molekul air
dituliskan juga. Misalnya HCl yang dilarutkan dalam air dapat ditulis dalam dua persamaan:
HCl H+ + Cl–
HCl + H2O H3O+ + Cl–
CH3COOH H+ + CH3COO–
CH3COOH + H2O H3O+ + CH3COO–
Ketika diberi beda potensial, Ion yang bermuatan negatif bergerak menuju anoda (+)
sedangkan ion yang bermuatan positif bergerak menuju katoda (-) karena adanya perbedaan
muatan. Aliran ion inilah yang menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus
listrik.
Senyawa seperti glukosa, etanol, gula tebu dan larutan urea dalam bentuk padatan,
lelehan maupun larutan tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak mengalami
ionisasi atau tetap dalam bentuk molekul.

Sumber Ion Dalam Larutan Elektrolit


Ion-ion yang timbul dalam larutan elektrolit terdiri dari dua sumber yaitu senyawa
ionik dan senyawa kovalen polar.

27
Senyawa Ionik
Senyawa ionik tersusun atas ion-ion sekalipun dalam dalam bentuk padat atau kering.
Misalnya NaCl dan NaOH. NaCl tersusun dari ion Na+ dan ion Cl¯ sedangkan NaOH
tersusun dari ion Na+ dan ion OH–. Senyawa-senyawa ionik dalam keadaan padat tidak dapat
menghantarkan arus listrik karena ion-ion yang terikata dengan kuat, sehingga tidak ion-ion
tersebut tidak mengalami mobilisasi ketika diberi beda potensial. Namun apabila senyawa
ionik dilarutkan dalam pelarut polar misalnya air, maka senyawa ionik adalah suatu elektrolit.
Hal ini disebabkan ion-ion yang awalnya terikat kuat pada kisi terlepas kemudian segera
masuk dan menyebar dengan air sebagai medium untuk bergerak.
Perlu diketahui bahwa semua senyawa ionik yang yang dapat larut dalam pelarut polar seperti
air dan lelehan senyawa ionik merupakan suatu elektrolit. Tetapi lelehan senyawa ionik
memiliki daya hantar listrik yang lebih baik dibanding larutannya.

Senyawa kovalen polar


Senyawa-senyawa kovalen baik kovalen polar maupun nonpolar dalam keadaan
murni tidak dapat menghantarkan arus listrik. Tetapi senyawa kovalen polar dapat
menghantarkan arus listrik jika dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Hal ini disebabkan
senyawa kovalen polar dalam pelarut yang sesuai mampu membentuk ion-ion. Misalnya
senyawa kovalen polar mampu membentuk ion di dalam air sehingga dapat menghantar arus
listrik. Tetapi senyawa kovalen polar tidak mampu membentuk ion di dalam benzena
sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik. HCl, NH3 dan CH3COOH merupakan
beberapa contoh senyawa kovalen polar.

Sifat Koligatif Larutan

Terdapat empat sifat fisika yang penting yang besarnya bergantung pada banyaknya
partikel zat terlarut tetapi tidak bergantung pada jenis zat terlarutnya. Keempat sifat ini
dikenal dengan sifat koligatif larutan. Sifat ini besarnya berbanding lurus dengan jumlah
partikel zat terlarut. Sifat koligatif tersebut adalah tekanan uap, titik didih, titik beku, dan
tekanan osmosis. Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik
didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya
berbanding langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut. Larutan yang bisa memenuhi

28
hukum sifat koligatif ini disebut larutan ideal. Kebanyakan larutan mendekati ideal hanya jika
sangat encer.

a. Tekanan Uap Larutan

Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarut murninya. Pada larutan
ideal, menurut hukum Raoult, tiap komponen dalam suatu larutan melakukan tekanan yang
sama dengan fraksi mol kali tekanan uap dari pelarut murni.

PA = XA . P0A

PA = tekanan uap yang dilakukan oleh komponen A dalam larutan.

XA = fraksi mol komponen A.

P0A = tekanan uap zat murni A.

Dalam larutan yang mengandung zat terlarut yang tidak mudah menguap (tak-atsiri
atau nonvolatile), tekanan uap hanya disebabkan oleh pelarut, sehingga P A dapat dianggap

sebagai tekanan uap pelarut maupun tekanan uap larutan.

Contoh soal:

Pada suhu 30°C tekanan uap air murni adalah 31,82 mmHg. Hitunglah tekanan uap larutan
sukrosa 2 m pada suhu 30°C.

Jawab:

Jika dimisalkan pelarutnya 1 000 g, maka:

Mol sukrosa = 2 mol

Mol air = 1 000 g : 18 g/mol = 55,6 mol

Tekanan uap larutan = tekanan uap pelarut = PA = XA . P0A

= [55,6 mol : (55,6 + 2) mol] x 31,82 mmHg

29
= 30,7 mmHg

30
b. Titik Didih Larutan

Titik didih larutan bergantung pada kemudahan zat terlarutnya menguap. Jika zat
terlarutnya lebih mudah menguap daripada pelarutnya (titik didih zat terlarut lebih rendah),
maka titik didih larutan menjadi lebih rendah dari titik didih pelarutnya atau dikatakan titik
didih larutan turun. Contohnya larutan etil alkohol dalam air titik didihnya lebih rendah dari
100 °C tetapi lebih tinggi dari 78,3 °C (titik didih etil alkohol 78,3 °C dan titik didih air 100
°C). Jika zat terlarutnya tidak mudah menguap (tak-atsiri atau nonvolatile) daripada
pelarutnya (titik didih zat terlarut lebih tinggi), maka titik didih larutan menjadi lebih tinggi
dari titik didih pelarutnya atau dikatakan titik didih larutan naik. Pada contoh larutan etil
alkohol dalam air tersebut, jika dianggap pelarutnya adalah etil alkohol, maka titik didih
larutan juga naik. Kenaikan titik didih larutan disebabkan oleh turunnya tekanan uap larutan.
Berdasar hukum sifat koligatif larutan, kenaikan titik didih larutan dari titik didih pelarut
murninya berbanding lurus dengan molalitas larutan.

Δtb = kb . m

Δtb = kenaikan titik didih larutan.

kb = kenaikan titik didih molal pelarut.

m = konsentrasi larutan dalam molal.

Contoh soal:

Hitunglah titik didih larutan glukosa 0,1 m jika kenaikan titik didih molal air 0,512 °C /m !

Jawab:

Δtb = kb . m = 0,512 °C /m x 0,1 m = 0,0512 °C

Jadi tb larutan = tb air + Δtb = 100 °C + 0,0512 °C = 100,0512 °C

c. Titik Beku Larutan

Penurunan tekanan uap larutan menyebabkan titik beku larutan menjadi lebih rendah
dari titik beku pelarut murninya. Hukum sifat koligatif untuk penurunan titik beku larutan

31
berlaku pada larutan dengan zat terlarut atsiri (volatile) maupun tak-atsiri (nonvolatile).
Berdasar hukum tersebut, penurunan titik beku larutan dari titik beku pelarut murninya
berbanding lurus dengan molalitas larutan.

Δtf = kf . m

Δtf = penurunan titik beku larutan.

kf = penurunan titik beku molal pelarut.

m = konsentrasi larutan dalam molal.

Contoh soal:

Hitunglah titik beku larutan glukosa 0,1 m jika penuruan titik beku molal air 1,86 °C /m !

Jawab:

Δtf = kf . m = 1,86 °C /m x 0,1 m = 0,186 °C

Jadi tf larutan = tf air – Δtf = 0 °C – 0,186 °C = – 0,186 °C

Tekanan Osmose Larutan Peristiwa lewatnya molekul pelarut menembus membran


semipermeabel dan masuk ke dalam larutan disebut osmose. Tekanan osmose larutan adalah
tekanan yang harus diberikan pada larutan untuk mencegah terjadinya osmose (pada tekanan
1 atm) ke dalam larutan tersebut. Hampir mirip dengan tekanan pada gas ideal, pada larutan
ideal, besarnya tekanan osmose berbanding lurus dengan konsentrasi zat terlarut.

TRMVTRn....==π

π = tekanan osmose (atm).

n = jumlah mol zat terlarut (mol).

R = tetapan gas ideal = 0,08206 L.atm/mol.K

T = suhu larutan (K).

V = volume larutan (L).

M = molaritas (M = mol/L).

32
Jika tekanan yang diberikan pada larutan lebih besar dari tekanan osmose, maka
pelarut murni akan keluar dari larutan melewati membran semipermeabel. Peristiwa ini
disebut osmose balik (reverse osmosis), misalnya pada proses pengolahan untuk memperoleh
air tawar dari air laut.

Contoh soal:

Hitunglah berapa tekanan osmose yang harus diberikan pada 1 liter larutan gula 0,1 M pada
suhu 27 °C supaya air tidak dapat menembus membran semipermeabel masuk ke dalam
larutan tersebut !

Jawab:

π = (n.R.T) : V = M.R.T

= 0,1 M x 0,08206 L.atm/mol.K x (27 + 273) K

= 2,46 atm

2.5. Rangkuman

Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih yang mana antara zat
terlarut dan pelarutnya tidak dapat dibedakan, yang terdiri atas solut (zat terlarut) dan solven
(pelarut). Dengan kata lain bahwa larutan mempunyai sistem yang homogen atau tidak
memiliki batasan fisik, terdiri atas campuran yang berkomponen berbeda/bervariasi dan
terdapat zat terlarut dan zat pelarut. Zat terlarut sebagai komponen utama dalam suatu larutan
dan pelarut sebagai komponen ikutannya. Larutan jenuh sebagai bagian dari larutan dimana
jumlah zat terlarut baik molekul maupun ion telah maksimum pada suhu tertentu adalah
berkaitan erat dengan konsentrasi larutan dengan berbagai macam satuan seperti molaritas,
molalitas dan normalitas.

III. PENUTUP

3.1. Test Formatif

Sebanyak 1,11 g CuCl2 dilarutkan ke dalam 100 g air. Jika massa jenis air 1 g/mL, massa

atom relatif Cu = 40 dan massa atom relatif Cl = 35,5, maka hitunglah konsentrasi larutan
tersebut dalam:

33
a. Molar

b. Molal

c. Normal

Jawab:

Massa molar CuCl2 = 40 + (2 x 35,5) = 111 g/mol

Volume air = massa : massa jenis = 100 g : 1 g/mL = 100 mL

Mol CuCl2 = massa : massa molar = 1,11 g : 111 g/mol = 0,01 mol

Jika volume larutan = volume air, maka

a. M CuCl2 = (mol : mL) x 1000 mL/L = (0,01 mol : 100 mL) x 1000 mL/L = 0,1 M

b. m CuCl2 = (mol : g) x 1000 g/kg = (0,01 mol : 100 g) x 1000 g/kg = 0,1 m

c. CuCl2 (aq) ⎯→ Cu 2+(aq) + 2 Cl− (aq)

Cu 2+(aq) + 2 e ⎯→ Cu (s)

2 mol elektron ekuivalen dengan 1 mol CuCl2. Jadi n = 2 ek/mol.

N CuCl2 = n x mol : L = 2 ek/mol x 0,001 mol : 0,1 L = 0,2 N

IV. DAFTAR PUSTAKA

Holum, J. R., 1994. Fundamentals of General, Organic and Biological Chemistry. Fifth-Ed.
John Wiley & Sons, Inc. New York

Melati, R. R., 2012. Kamus Kimia. Penerbit Aksarra Sinergi Media, Surakarta.

34
Skoog, D. A., West, D. M., and Holler, F. J., 1992. Fundamentals of Analytical Chemistry.
Sixth Ed. Saunders College Publishing, USA.

Sundarti, L. W., 2013. Koloid. Unduh tgl. 22 Oktober 2015.

35
Modul 3
Hidrokarbon
Ir. Johanis Ly, MSc.

I. PENDAHULUAN

Hidrokarbon adalah molekul atau senyawa yang terbentuk dari atom hidrogen (H) dan
karbon (C). Nama hidrokarbon merupakan gabungan dari nama 2 unsur hidro (gen) dan
Karbon. Semua hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom hidrogen yang berikatan
dengan rantai tersebut. Terminologi ini digunakan juga sebagai pengertian dari senyawa
hidrokarbon alifatik. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon paling sederhana
karena hanyha tersusun dari 2 atao, yakni H dan C. Senyawa hidrokarbon juga dapat
membentuk ikatan dengan atom lain untuk membentuk senyawa organik. Dengan
kemampuan tersebut enyawa hidrokarbon menjadi senyawa dasar bagi terbentuknya senyawa
organik dimana karbon menjadi kerangka dasar bagi semua jenis senyawa organik. Karena
itu kedudukan atom C dalam senyawa hidrokarbon sangat penting dan kedudukan tersebut
sangat menentukan jenis senyawa hidrokarbon yang dibentuk dan senyawa hisrokarbon
kadang-kadang disebut juga senayawa karbon.

Dalam senyawa hidrokarbon, kedudukan atom karbon dapat dibedakan sebagai


berikut :
1. Atom C primer : atom C yang mengikat langsung 1 atom C yang lain
2. Atom C sekunder : atom C yang mengikat langsung 2 atom C yang lain
3. Atom C tersier : atom C yang mengikat langsung 3 atom C yang lain
4. Atom C kuarterner : atom C yang mengikat langsung 4 atom C yang lain.

36
Dua contoh senyawa hidrokarbon di alam adalah : metana (gas rawa), yakni senyawa
hidrokarbon yang terbentuk dari satu atom karbon dan empat atom hidrogen (CH4); Etana
yang terbentuk dari dua atom karbon dengan sebuah ikatan tunggal pada masing-masing tiga
atom karbon (C2H6). Kedua contoh tersebut merupakan golongan hidrokarbon paling
sederhana, yakni alkana.

II. MATERI

2.1. Klasifikasi Hidrokarbon

Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa hidrokarbon dibagi


dalam golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon
alifatik adalah golongan hidrokarbon dengan rantai C terbuka di mana memungkinkan rantai
C itu bercabang. Berdasarkan jenis ikatan antaratom karbon, senyawa hidrokarbon alifatik
dibagi menjadi alifatik jenuh dan tidak jenuh. Senyawa hidrokarbon aromatik adalah senyawa
hidrokarbon dengan 6 atom C yang membentuk rantai benzena. _ Hidrokarbon aromatik
merupakan senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar (cincin) dengan ikatan antar atom
C tunggal dan rangkap secara selang-seling / bergantian ( konjugasi ).

Klasifikasi hidrokarbon menurut tatanama organik (IUPAC) adalah:


Hidrokarbon jenuh/saturated hydrocarbon (alkana) adalah kelompok hidrokarbon paling
sederhana. Jenis hidrokarbon ini memiliki ikatan tunggal antara ataom C dengan H. Rumus
umum kelompok hidrokarbon jenuh adalah CnH2n+2. Jenis hidrokarbon ini ditemukan dalam
berbagai bentuk dengan rumus umum berbeda:
Senyawa hidrokarbon rantai lurus dengan rumus umum C nH2n + 2 , kerangka karbon
membentuk rantai lurus tanpa ada cabang.

Senyawa hidrokarbon rantai bercabang dengan rumus umum C nH2n+2, n> 3, kerangka karbon
utamanya mempunyai cabang-cabang

Senyawa hidrokarbon rantai siklik dengan rumus umum CnH2n, n> 2, dimana ujung-ujung
kerangka karbonnya bertemu sehingga membentuk suatu siklus.
Di alam hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama bahan bakar fosil dalam bentuk
rantai lurus dan bercabang. Jenis hidrokarbon ini ditemukan dalam rumus molekul sama tapi
rumus strukturnya berbeda sehingga disebut isomer struktur.

37
Hidrokarbon tak jenuh/unsaturated hydrocarbon adalah kelompok hidrokarbon dengan satu
atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun rangkap tiga. Hidrokarbon dengan ikatan
rangkap dua disebut alkena, dengan rumus umum CnH2n. Hidrokarbon dengan ikatan rangkap
tiga disebut alkuna, dengan rumus umum CnH2n-2.
Sikloalkana adalah kelompok hidrokarbon dengan satu atau lebih cincin karbon, dengan
rumus umum untuk hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin adalah CnH2n.
Hidrokarbon aromatik, atau dikenal juga sebagai arena, adalah kelompok hidrokarbon yang
memiliki minimal satu cincin aromatik.

Di alam, hidrokarbon dapat ditemukan dalam bentuk gas (al. metana dan propana), cairan
(misalnya heksana dan benzena), lilin atau padatan dengan titik didih rendah (seperti paraffin
wax dan naftalena), atau polimaer (contohnya: polietilena, polipropilena dan polistirena)

2.2. Ciri-ciri umum Hidrokarbon

Senyawa hidrokarbon dapat memiliki struktur molekul berbeda, sehingga rumus


empiris dan jumlah karbon antara hidrokarbon pun juga berbeda-beda. Jumlah hidrokarbon
yang diikat pada alkena dan alkuna lebih sedikit karena atom karbonnya memiliki rangkap
sehingga rumus empirisnya berbeda pula.

Senyawa hidrokarbon memiliki kemapuan untuk berikatan dengan dirinya sendiri


yang disebut katenasi, dan senyawa lainnya sehingga menyebabkan hidrokarbon bisa
membentuk senyawa-senyawa yang lebih kompleks. Senyawa-senyawa yang dapat terbentuk
adalah seperti sikloheksana (jenis sikloalkana) atau benzena (jenis arena). Kemampuan ini
terbentuk karena karakteristik ikatan diantara atom karbon bersifat non-polar.

Berdasarkan aturan Teori Ikatan Valensi, atom C memiliki valensi 4 sehingga harus
memenuhi aturan “4-hidrogen” yang menyatakan jumlah atom maksimum yang dapat
berikatan dengan sebuah atom C. Karena memiliki valensi 4, maka atom memiliki 4 elektron
yang dapat membentuk ikatan kovalen.

Senyawa hidrokarbon bersifat hidrofobik dan termasuk dalam lipid.

Beberapa hidrokarbon tersedia melimpah di tata surya. Misi Cassini-Huygens melaporkan


bahwa telah ditemukan danau berisi metana dan etana cair pada Titan, yakni satelit alam
terbesar Saturnus.

38
2.3.Hidrokarbon sederhana dan variasinya

Kelompok senyawa hidrokarbon sederhana mempunyai variasi menurut jumlah atom


C, ikatan dan strukturnya. Jenis dan variasi senyawa hidrokarbon sederhana diperlihatkan
pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis senyawa hidrokarbon dan variasinya (*)

Jumlah atom alkana alkuna


alkena2 ikatan) sikloalkana alkadiena
C (1 ikatan) (3 ikatan)

1 Metana Metena Metuna – –

2 Etana Etena (etilena) Etuna (asetilena) – –

Propena(propile Propuna(metilasetile Siklopropan Propadien


3 Propana
na) na) a a(alena)

Butena(butilena
4 Butana Butuna Siklobutana Butadiena
)

Pentadien
Siklopentan
5 Pentana Pentena Pentuna a(piperyle
a
ne)

Sikloheksan Heksadien
6 Heksana Heksena Heksuna
a a

Sikloheptan Heptadien
7 Heptana Heptena Heptuna
a a

8 Oktana Oktena Oktuna Siklooktana Oktadiena

Siklononan Nonadien
9 Nonana Nonena Nonuna
a a

Siklodekan
10 Dekana Dekena Dekuna Dekadiena
a
(*)
Sumber: http://www.mystupidtheory.com/2014/09/pengertian-senyawa-hidrokarbon-
dan.html

39
2.4. Penggunaan Senyawa hidrokarbon

Pada zaman dahulu senyawa hidrokarbon juga pernah digunakan untuk pembuatan
klorofluorokarbon, zat yang digunakan sebagai propelan pada semprotan nyamuk. Saat ini
klorofluorokarbon tidak lagi digunakan karena memiliki efek buruk terhadap lapisan ozon.

Hidrokarbon adalah salah satu sumber energi paling penting di bumi. Penggunaan yang
utama adalah sebagai sumber bahan bakar. Dalam bentuk padat, hidrokarbon adalah salah
satu komposisi pembentuk aspal.

Metana dan etana berbentuk gas dalam suhu ruangan dan tidak mudah dicairkan dengan
tekanan begitu saja. Propana lebih mudah untuk dicairkan, dan biasanya dijual di tabung-
tabung dalam bentuk cair. Butana sangat mudah dicairkan, sehingga lebih aman dan sering
digunakan untuk pemantik rokok. Pentana berbentuk cairan bening pada suhu ruangan,
biasanya digunakan di industri sebagai pelarut wax dan gemuk. Heksanabiasanya juga
digunakan sebagai pelarut kimia dan termasuk dalam komposisi bensin.

Heksana, heptana, oktana, nonana, dekana, termasuk dengan alkena dan beberapa sikloalkana
merupakan komponen penting pada bensin, nafta, bahan bakar jet, dan pelarut industri.
Dengan bertambahnya atom karbon, maka hidrokarbon yang berbentuk linear akan memiliki
sifat viskositas dan titik didih lebih tinggi, dengan warna lebih gelap.

2.5. Alkana

Alkana-disebut juga dengan parafin-adalah golongan senyawa hidrokarbon jenuh asiklis dan
termasuk senyawa alifatik. Alkana adalah sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan
tunggal. Rumus umum untuk alkana adalah C nH2n+2. Alkana yang paling sederhana adalah
metana dengan rumus CH4. Dalam golongan alkana tidak ada batasan jumlah karbon yang
dapat terikat bersama. Beberapa jenis minyak dan wax adalah contoh alkana dengan atom
jumlah atom karbon yang besar, dapat > 10 atom karbon.

Setiap atom karbon mempunyai 4 ikatan (baik ikatan C-H atau ikatan C-C), dan setiap atom
hidrogen mesti berikatan dengan atom karbon (ikatan H-C). Sebuah kumpulan dari atom
karbon yang terangkai disebut juga dengan rumus kerangka. Secara umum, jumlah atom
karbon digunakan untuk mengukur berapa besar ukuran alkana tersebut (contohnya: C 2-
alkana).

40
Senyawa hidrokarbon ketika kehilangan salah satu atom hidrogen akan membentuk gugus
alkil-yg biasanya disingkat dengan simbol R, adalah gugus fungsional, yang seperti alkana,
terdiri dari ikatan karbon tunggal dan atom hidrogen, contohnya adalah metil atau gugus etil.

6.Keisomeran

C4-alkana dan -sikloalkana yang berbeda-beda (kiri ke kanan): n-butana dan isobutana adalah
2 isomer C4H10; siklobutana dan metilsiklopropana adalah 2 isomer C4H8.Bisiklo (1.1.0)
butana (C4H6) tidak mempunyai isomer; tetrahedrana (tidak terlihat) (C4H4) juga tidak
mempunyai isomer.
Alkana dengan 3 atom karbon atau lebih dapat disusun dalam berbagai cara, membentuk
isomer struktur yang berbeda-beda. Sebuah isomer, sebagai sebuah bagian, mirip dengan
anagram kimia, tapi berbeda dengan anagram, isomer dapat berisi jumlah komponen dan
atom yang berbeda-beda, sehingga sebuah senyawa kimia dapat disusun berbeda-beda
strukturnya membentuk kombinasi dan permutasi yang beraneka ragam. Isomer paling
sederhana dari sebuah alkana adalah ketika atom karbonnya terpasang pada rantai tunggal
tanpa ada cabang. Isomer ini disebut dengan n-isomer (n untuk “normal”, penulisannya
kadang-kadang tidak dibutuhkan). Meskipun begitu, rantai karbon dapat juga bercabang di
banyak letak. Kemungkinan jumlah isomer akan meningkat tajam ketika jumlah atom
karbonnya semakin besar.Beberapa contoh seperti berikut:
C1: tidak memiliki isomer: metana

C2: tidak memiliki isomer: etana

C3: tidak memiliki isomer: propana

C4: 2 isomer: n-butana & isobutana

41
C5: 3 isomer: pentana, isopentana, neopentana

C6: 5 isomer: heksana, 2-Metilpentana, 3-Metilpentana, 2,3-Dimetilbutana & 2,2-


Dimetilbutana

C12: 355 isomer

C32: 27.711.253.769 isomer

C60: 22.158.734.535.770.411.074.184 isomer, banyak diantaranya tidak stabil.

7.Tata nama

Tata nama IUPAC untuk alkana didasarkan dari identifikasi rantai hidrokarbon. Rantai
hidrokarbon tersaturasi, tidak bercabang maka dinamai sistematis dengan akhiran “-ana”.

Rantai karbon lurus

Alkana rantai karbon lurus biasanya dikenali dengan awalan n-(singkatan dari normal) ketika
tidak ada isomer. Meskipun tidak diwajibkan, tapi penamaan ini penting karena alkana rantai
lurus dan rantai bercabang memiliki sifat yang berbeda. Misalnya n-heksanaatau 2- atau 3-
metilpentana.
Anggota dari rantai lurus ini adalah:
Metana, CH4 – 1 karbon dan 4 hidrogen

Etana, C2H6 – 2 karbon dan 6 hidrogen

Propana, C3H8 – 3 karbon dan 8 hidrogen

Butana, C4H10 – 4 karbon dan 10 hidrogen

pentana, C5H12 – 5 karbon dan 12 hidrogen

heksana, C6H14 – 6 carbon dan 14 hidrogen

Mulai dengan jumlah karbon mulai dari lima diberi nama dengan imbuhan jumlah yang
ditentukan IUPAC diakhiri dengan -ana. Contohnya antara lain adalah pentana,
heksana,heptana, dan oktana.

42
Rantai karbon bercabang

Model dari isopentana (nama umum) atau 2-metilbutana (nama sistematik IUPAC)
Penamaan Senyawa berantai cabang golongan alakana
1. Pilih/tentukan rantai lurus C terpanjang dan jadikan sebagai nama alakana induk
2. Tentukan nama cabang alkil
3. Nomori rantai induk dimulai dari ujung cabang terdekat dan tandai lokasi dari tiap gugus
samping pada rantai induk
4. Jika terdapat 2 atau lebih cabang; nomori dan namai masing-masing secara alpabetik
dengan nama alkil. Untuk cabang ygang identik gunakan istilah: di, tri, tetera dst, untuk
menunjukkan penggandaan cabang sejenis.

Contoh :

CH3

CH3---CH---CH2---CH2---CH3  2-metil1pentana
1 2 3 4 5  penomoran rantai induk yang benar
5 4 3 2 1  penomoran rantai induk yang tidak benar

CH2CH3 --grup etil

CH3---CH2---CH2--CH---CH3---CH3  3-etil-2-metilheksana

CH3

6 5 4 3 2 1  penomoran rantai induk yg benar dari kanan ke kiri


memberikan nomor terendah pada gugus samping

Perbedaan tatanama untuk 3 isomer C5H12


nama umum/trivial n-pentana isopentana neopentana
nama IUPAC pentana 2-metilbutana 2,2-dimetilpentana

43
struktur

Alkana siklik

Sikloalkana adalah hidrokarbon yang seperti alkana, tapi rantai karbonnya membentuk cincin.
Sikloalkana sederhana mempunyai awalan “siklo-” untuk membendakannya dari alkana.
Penamaan sikloalkana dilihat dari berapa banyak atom karbon yang dikandungnya, misalnya
siklopentana (C5H10) adalah sikloalkana dengan 5 atom karbon seperti pentana (C5H12),
namun pada siklopentana kelima atom karbonnya membentuk cincin. Hal yang sama berlaku
untuk propana dan siklopropana, butana dan siklobutana, dll.
Sikloalkana substitusi dinamai mirip dengan alkana substitusi – cincin sikloalkananya tetap
ada, dan substituennya dinamai sesuai dengan posisi mereka pada cincin tersebut, pemberian
nomornya mengikuti aturan Cahn-Ingold-Prelog.

Nama-nama trivial

Nama trivial (non-IUPAC) dari alkana adalah “parafin.” Nama trivial dari senyawa-senyawa
ini biasanya diambil dari artefak-artefak sejarah. Nama trivial digunakan sebelum ada nama
sistematik, dan sampai saat ini masih digunakan karena penggunaannya familier di industri.

Dapat hampir dipastikan kalau nama parafin diambil dari industri petrokimia. Alkana rantai
bercabang disebut isoparafin. Penggunaan kata “paraffin” untuk sebutan secara umum dan
seringkali tidak membedakan antara senyawa murni dan campuran isomerdengan rumus
kimia yang sama.

Namun demikan, IUPAC masih memperrtahankan nama-nama beberapa Alkana, sepertki:

Isobutana untuk 2-metilpropana

Isopentana untuk 2-metilbutana

Isooktana untuk 2,2,4-trimetilpentana

Neopentana untuk 2,2-dimetilpropana

Ciri-ciri fisik

44
Tabel alkana

Titik didih Titik lebur Massa jenis [g·cm3]


Alkana Rumus
[°C] [°C] (20°C)

Metana CH4 -162 -183 gas

Etana C2H6 -89 -172 gas

Propana C3H8 -42 -188 gas

Butana C4H10 0 -138 gas

Pentana C5H12 36 -130 0.626 (cairan)

Heksana C6H14 69 -95 0.659 (cairan)

Heptana C7H16 98 -91 0.684 (cairan)

Oktana C8H18 126 -57 0.703 (cairan)

Nonana C9H20 151 -54 0.718 (cairan)

Dekana C10H22 174 -30 0.730 (cairan)

Undekana C11H24 196 -26 0.740 (cairan)

Dodekana C12H26 216 -10 0.749 (cairan)

Ikosana C20H42 343 37 padat

Triakontana C30H62 450 66 padat

Tetrakontana C40H82 525 82 padat

Pentakontana C50H102 575 91 padat

Heksakontana C60H122 625 100 padat

ALKENA

Alkena atau olefin dalam kimia organik adalah hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan
rangkap dua antara atom karbon. Alkena asiklik yang paling sederhana, yang membentuk
satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, maka akan
membentuk suatu kelompok hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n.

45
Alkena yang paling sederhana adalah etena atau etilena (C2H4) Senyawa aromatikseringkali
juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi struktur dan ciri-ciri mereka berbeda sehingga
tidak dianggap sebagai alkena

Tatanama IUPAC

Untuk mengikuti tatanama IUPAC, maka seluruh alkena memiliki nama yang diakhiri -ena.
Pada dasarnya, nama alkena diambil dari nama alkana dengan menggantikan akhiran -
ana dengan -ena. C2H6 adalah alkana bernama etana sehingga C2H4 diberi namaetena.

Pada alkena yang memiliki kemungkinan ikatan rangkap di beberapa tempat, digunakan
penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan tersebut sehingga atom karbon
pada ikatan rangkap bernomor sekecil mungkin untuk membedakan isomernya. Contohnya
adalah 1-heksena dan 2-heksena. Penamaan cabang sama dengan alkana.

Pada alkena yang lebih tinggi, dimana terdapat isomer yang letaknya berbeda dengan letak
ikatan rangkap, maka sistem penomoran berikut ini dipakai:

Penomoran rantai karbon terpanjang dilihat dari ujung yang terdekat dengan ikatan rangkap,
sehingga atom karbon pada ikatan rangkap tersebut mempunyai nomor sekecil mungkin.

Ketahui letak ikatan rangkap dengan letak karbon rangkap pertamanya.

Penamaan rantai alkena itu mirip dengan alkana.

Beri nomor pada atom karbon, ketahui letak lokasi dan nama gugusnya, ketahui letak ikatan
rangkap, lalu terakhir namai rantai utamanya.

Berbagai contoh penamaan isomer 1-heksena. Gambar kiri: 1-heksena, gambar tengah: 4-
metil-1-heksena, gambar kanan: 4-etil-2-metil-1-heksena.

Notasi Cis-Trans

46
Dalam sebuah kasus khusus pada alkena dimana 2 atom karbon mempunyai 2 gugus yang
sejenis, maka notasi cis-trans dapat dipakai. Jika gugus sejenis terletak pada tempat yang
sama dari ikatan rangkap, maka disebut sebagai (cis-). Jika gugus sejenis terletak
berseberangan, maka disebut sebagai (trans-).

Perbedaan antara isomer cis- dan trans-. Kiri: cis-2-butena, kanan: trans-2-butena.

2.6. Alkuna

Alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga (C≡C–). Secara
umum, rumus kimianya CnH2n-2. Sifat kimianya sama dengan alkena namun lebih reaktif.
Alkuna-alkuna suku rendah pada suhu kamar berwujud gas, sedangkan yang mengandung
lima atau lebih atom karbon berwujud gas. Memiliki massa jenis lebih kecil dari air. Tidak
larut dalam air tetapi larut dalam pelarut-pelarut organik yang non polar seperti eter, benzena,
dan karbon tetraklorida. Titik didih alkuna makin tinggi seiring bertambahnya jumlah atom
karbon, tetapi makin rendah apabila terdapat rantai samping atau makin banyak percabangan.
Titik didih alkuna sedikit lebih tinggi dari alkana dan alkuna yang berat molekulnya hampir
sama. Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi
adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran. Salah satu golongan alkuna yang terkenal
adalah etuna atau asetilen digunakan sebagai: bahan pengelasan (dapat menghasilkan suhu
30000C), dalam bentuk terklorinasi asetilen digunakan sebagai pelarut asetilen klorida untuk
bahan pembuat provinil klorida (PVC) dan ploiakrilorinitril, karbonil alkuna juga merupakan
nukleofil yang dapat digunakan menyerang senyawa karbonil dan alkil halide untuk
melangsungkan reaksi edisi yang memungkin rantai senyawa organik bertambah pabjang;
sebagai bahan penerangan dan sintesis senyawa lain. Rumus struktur alkuna adalah sebagai
berikut:

47
Tata Nama

Semua anggota alkuna berakhiran -una dan menurut IUPAC.

Rantai karbon lurus

Untuk alkuna rantai lurus, dinamakan sesuai dengan alkana dengan jumlah atom karbon yang
sama, namun diakhiri dengan –una. Berikut adalah alkuna dengan jumlah atom karbon 2-10.

Rantai karbon bercabang

Untuk memberikan nama alkuna dengan rantai bercabang sama mirip dengan alkana rantai
bercabang. Namun “rantai utama” pada proses penamaan haruslah melalui ikatan rangkap 3,
dan prioritas penomoran dimulai dari ujung yang terdekat ke ikatan rangkap 3.

48
IV. DAFTAR PUSTAKA

Clayden, J., Greeves, N., Warren S and Wothers P. (2001) Organic Chemistry Oxford ISBN
0-19-850346-6 p. 21

Materi Hidrokarbon. http://idpengertian.com/2015/05/pengertian-hidrokarbon-dan-


contohnya.html

McMurry, J. (2000). Organic Chemistry 5th ed. Brooks/Cole: Thomson Learning. ISBN 0-
495-11837-0 pp. 75–81

What is Hydrocarbon? - Definition, Formula & Compounds.


http://study.com/academy/lesson/what-is-hydrocarbon-definition-formula-
compounds.html

49
Modul 4
KARBOHIDRAT
Ir. Luh Sri Enawati, MP

I. PENDAHULUAN

Karbohidrat atau sering dikenal sebagai hidrat arang merupakan suatu zat gizi yang
fungsi utamanya sebagai penghasil energi. Meskipun lemak menghasilkan energi lebih besar,
namun karbohidrat lebih banyak dikonsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan pokok,
terutama pada negara sedang berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80 % dari total
kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin dapat mencapai 90 %. Sedangkan pada negara
maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60 %. Hal ini disebabkan karena bahan
makanan yang mengandung karbohidrat lebih murah harganya dibanding sumber makanan
yang kaya lemak maupun protein. Karbohidrat banyak ditemukan pada bahan makanan
berupa serealia ( beras, gandum, jagung, kentang, ubi kayu, ubi jalar, dll) serta pada biji-
bijian yang tersebar luas di alam. Karbohidrat termasuk penyusun sel, karena sel terdiri dari
molekul organik, yakni molekul yang mengandung atom karbon (C), Hidrogen (H) serta
Oksigen (O). Secara biologis karbohidrat memiliki fungsi sebagai bahan baku sumber energi
baik pada hewan, manusia maupun pada tumbuhan. Sumber karbohidrat nabai berada dalam
bentuk glikogen, hanya dijumpai pada otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa
hanya dijumpai didalam susu. Pada tumbuh-tumbuhan karbohidrat dibentuk dari proses
fotosintesa didalam sel-sel tumbuhan- yang mengandung zat hijau daun (klorofil).

Setelah mempelajari materi kuliah diharapkan mahasiswa dapat :


Mendefinisikan dan menuliskan rumus umum senyawa karbohidrat
Menyebutkan dan Menjelaskan sifat kimia senyawa karbohidrat
menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis senyawa karbohidrat
Menuliskan struktur kimia senyawa monosakarida, disakarida dan polisakarida
Menjelaskan keberadaan senyawa karbohidrat (monosakarisa, disakarida dan polisakarida)

50
II. MATERI

2.1. Defnisi Karbohidrat

Karbohidrat berasal dari kata karbo yang berarti unsur karbon (C) dan hidrat yang
berarti air (H2O), jadi karbohidrat berarti unsur C yang mengikat molekul H2O.

Karbohidrat merupakan senyawa organik yang tersusun atas molekul karbon, hidrogen dan
oksigen.

Rumus umumnya dikenal dengan Cx(H2O)n atau (CH2O)n

Secara struktur karbohidrat memiliki 4 gugus , yaitu gugus hidrogen (-H), gugus hidroksil (-
OH), gugus keton (C=O) dan gugus aldehid (-CHO).

Karbohidrat didefinisikan pula sebagai polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton.


Polihidroksi aldehida yaitu struktur karbohidrat yang tersusun atas banyak gugus hidroksi
dan gugus karbonilnya berada diujung rantai . monosakarida ini sering diberi nama aldosa,
sedangkan polihidroksi keton yaitu struktur karbohidrat yang tersusun atas banyak gugus
hidroksi dan gugus karbonilnya berada pada selain ujung ranta, jenis karbohidrat ini sering
dinamakan ketosa. (lihat gambar 1 dibawah ini)

Gambar 1. Struktur aldehid dan keton dari senyawa gula triosa

2.2. Klasifikasi Karbohidrat

51
Klasifikasi karbohidrat secara umum berdasarkan jumlah sakarida penyususnnya
dapat digolongkan menjadi : Monosakarida, disakarida dan polisakarida.

2.2.1. MONOSAKARIDA
Merupakan satuan karbohidrat yang paling sederhana dengan rumus :
CnH2nOn, dimana n = 2 – 6. Hal ini akan berpengaruh terhadap penamaan senyawa
tersebut. Moosakarida yang disebut sebagai gula sederhana (simple sugars) adalah
karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi.
Molekulnya hanya terdiri dari beberapa atom karbon saja. Monosakarida dapat
dikelompokkan berdasarkan kandungan atom karbonnya, yakni triosa, tetrosa, pentosa,
heksosa ataupun heptosa. Akhiran yang menunjukkan suatu gula adalah –osa , biasanya
digunakan untuk disakarida (sukrosa, glukosa, fruktosa) meskipun ada diantaranya yang tidak
menggunakan akhiran –osa (glikogen, amilum).

Triosa (C3H6O3):

Senyawa ini merupakan zat antara yang penting dalam lintasa metabolik fotosintesa
dan respirasi sel, termasuk kedalam golongan ini adalah gliseraldehid dan dihidroksi
aseton.

Tetrosa (C4H8O4)

Jenis monosakarida ini tidak banyak ditemui, walaupun dalam beberapa bentuk
berperan dalam proses fotosintesa dan respirasi.

Pentosa (C5H10O4)

Senyawa ini sangat penting dalam fotosintesis dan respirasi. Dua jenis pentosa (ribosa
dan dioksiribosa) juga membentuk unsur pembangun utama untuk asam nukleat, yang
penting bagi semua kehidupan.

Heksosa (C6H12O4)

Gula ini sering ikut serta dalam tahap respirasi dan foto sintesis dan menjadi bangun
utama dari sejumlah karbohidrat lain termasuk pati dan selulosa. Kunci dari heksosa
adalah glukosa dan fruktosa. ) (lihat gambar.2)

52
Monosakarida atau gula sederhana hanya terdiri dari satu unit polihidroksi aldehid
atau keton dan terdiri dari satu molekul disakarida. Kerangka monosakarida adalah rantai
karbon berikatan tunggal yang tidak bercabang. Satu diantara atom karbon berikatan ganda
terhadap suatu atom oksigen membentuk gugus karbonil, masing-masing atom karbon
lainnya berikatan dengan gugus hidroksil. Jika gugus karbonil berada pada rantai karbon
maka monosakarida tersebut adalah suatu aldosa. Dan jika gugus karbonil berada pada posisi
lain, maka monosakarida tersebut adalah suatu ketosa.

Gambar 2. Beberapa monosakarida berdasarkan jumlah atom C

2.2.2. TATANAMA SENYAWA MONOSAKARIDA

Monosakarida diberi nama D jika gugus –OH pada atom C* yang letaknya paling jauh dari
gugus, terletak disebelah kanan.

Monosakarida diberi nama L, jika gugus –OH pada atom C* tersebut berada disebelah kiri.
(contoh pada gambar 3)

Gambar 3. Bentuk D dan L dari monosakarida

53
2.2.3. DISAKARIDA

Senyawa disakarida merupakan bagian paling banyak terdapat di alam dari


oligosakarida. Oligosakarida berasal dari bahasa yunani yaitu oligos= beberapa, sedikit dan
saccharum = gula. Oligosakarida umumnya mengandung paling sedikit dua unit
monosakarida dan tidak lebih dari 8 (delapan unit monosakarida. Jika hanya mengandung 2
(dua) unit monosakarida maka disebut disakarida, jika 3 (tiga) unit monosakarida dinamakan
trisakarida dan seterusnya. Disakarida merupakan karbohidrat yang tersusun atas 2 molekul
monosakarida yang berikatan kovalen dengan sesamanya. Pada kebanyakan disakarida,
ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida disebut ikatan glikosida. Ikatan
glikosida antara atom C1 suatu monosakarida dengan atom O dari OH monosakarida lain
ataukah ikatan tersebut terjadi antara karmon anomerik pada suatu monosakarida dan gugus
hidroksil pada monosakarida lainnya. Ikatan glikosida segera terhidrolisa oleh asam, tetapi
tahan terhadap basa.

Jadi disakarida dapat dihidrolisa menghasilkan komponen monosakarida bebasnya


dengan perebusan oleh asam encer. Hidrolisis 1 mol disakarida akan menghasilkan 2 mol
monosakarida. Berikut dicontohkan beberapa disakarida yang banyak terdapat dialam
diantaranya : maltosa (gula gandum), sukrosa (gula tebu), dan laktosa (gula susu). Sesuai
namanya , tiap molekul gula tersebut diatas terdiri dari dua satuan monosakarida.

Maltosa

Maltosa adalah suatu disakarida yang paling sederhana dan merupakan hasil
dari hidrolisis tepung (amilum) dengan asam maupun enzim, mengandung dua
residu D-glukosa yang dihubungkan oleh suatu ikatan glikosida diantara atom
karbon 1 (karbon anomer) dari residu glukosa yang pertama dan atom karbon 4 dari
glokosa yang kedua. Konfigurasi karbon anomer dalam ikatan glikosida diantara
kedua residu d-glukosa adalah bentuk α, dan ikatan ini dilambangkan sebagai α(1-4).
Unit monosakarida yang mengandung karbon anomer ditunjukkan oleh no pertama
atau lekukan pada lambang ini. Kedua residu glukosa pada maltosa berada dalam
bentuk piranosa.
Maltosa adalah gula pereduksi karena gula ini memiliki gugus karbonil yang
berpotensi bebas, yang dapat dioksidasi. Residu glukosa dari maltosa dapat berada
dalam bentuk α maupun β, dimana bentuk α dibentuk oleh kerja enzim saliva

54
(amilase) terhadap pati. Maltosa dihidrolasi menjadi dua molekul D-glukosa oleh
enzim usus maltosa, yang bersifat spesifik terhadap ikatan α(1-4). Disakarida
selobiosa juga mengandung dua residu D-glukosa, tetapi senyawa ini dihubungkan
dengan ikatan β (1-4). Pada maltosa, sebuah molekul glukosa dihubungkan dengan
ikatan glikosida melalui atom karbonnya yang pertama dengan gugus hidroksil atom
karbon yang keempat pada molekul glukosa lainnya.

Gambar.5. Ikatan α(1-4)


Dari struktus maltosa, terlihat bahwa gugus-O- sebagai penghubung antar unit
yaitu menghubungkan atom karbon 1 dari α –D-Glukosa dengan atom karbon 4 dari
α –D-Glukosa. Maltosa merupakan gula pereduksi karena gula ini memiliki gugus
karbonil yang berpotensi bebas yang dapat dioksidasi. Sato molekul maltosa dapat
dihodrolisis menjadi dua molekul D-Glukosa oleh enzim usus maltase yang bersifat
spesifik bagi ikatan α(1-4).

Sukrosa

Sukrosa termasuk disakarida yang tersusun oleh glukosa dan fruktosa. Gula ini
banyak terdapat pada tanaman. Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit.
Dalam kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal sebagai gula pasir. Sukrosa tersusun
oleh moleku glukosa dan fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,2-α. Sukrosa
tidak dijumpai pada hewan tingkat tinggi, berbeda dengan laktosa dan maltosa
sukrosa tidak mengandung atom karbon anomer bebas., karena karbon anomer

55
kedua komponen unit monosakarida pada sukrosa berikatan satu dengan yang lain,
karena alasan inilah maka sukrosa bukanlah termasuk gula pereduksi.

Gambar.6. Strutur sukrosa( α-D glukopiranosil-β-D-glukofuranosida)

Atom-atom isomer unit glukosa dan fruktosa berikatan dengan konfigurasi


ikatan glikosidik yakni α untuk glukosa dan β untuk fruktosa. Dengan sendirinya,
sukrosa tidak mempunyai gugus pereduksi bebas (ujung aldehid atau keton).
Sukrosa memiliki alat pemutar cahaya terpolarisasi kekanan. Hidrolisis sukrosa
menjadi gukosa dan fruktosa dikatalisis oleh enzim sukrase (disebut juga invertase
karena merubah aktivitas optik dari putaran kekanan menjadi kekiri).

Laktosa

Laktose merupakan komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu
sapi. Laktosa tersususn dari molekul β-D-galaktosa dan β-D –glukosa yang
dihubungkan oleh ikatan 1-4-β.

Gambar.7. struktur laktosa

56
Karena laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu
glukosa, maka laktosa termasuk disakarida pereduksi. Hidrolisisw laktosa dengan
bantuan enzim galaktase yang dihasilkan dari pencernaan, akan memberikan jumlah
ekivalen yang sama dari α-D-glukosa dan β-D-galaktosa. Apabila enzim ini kurang
ataupun terganggu, bayi tidak dapat mencerna susu. Keadaan ini dikenal dengan
penyakit galaktosemia yang biasa menyerang bayi.

Selubiosa

Selubiosa adalah disakarida yang terbentuk dari hidrolisis dari sebagian


selulosa. Seperti halnya maltosa, selubiosa terdiri dari dua unit glukosa. Mata rantai
yang menghubungkan kedua unit glukosa tersebut adalah ikatan β-glikosidik , lebih
baik daripada ikatan α-glikosidik dari maltosa. Mata rantai dalam selubiosa disebut
mata rantai β, suatu mata rantai β,1-4’.
Seperti pada maltosa, unit glukosa dari selubiosa dapat berupa alfa atau beta.
Sebagai akibatnya dapat berada sebagai anomer α atau anomer β. Selubiosa
merupakan gula pereduksi dan dapat dihidrolisis menjadi glukosa. Reaksi ini dapat
dikatalisis oleh asam atau emulsin, suatu preparat enzim yang mengandung β-
glukosidase yang diperoleh dari almond. Selubiosa tidak dapat diuraikan oleh
maltase, suatu α-glukosidase. Manusia tidak memiliki enzim yang dapat
menguraikan mata rantai β dari selubiosa. Oleh karena itu manusia tidak dapat
menggunakan sakarida ini untuk makanan.

2.2.4. POLISAKARIDA

Polisakarida terdiri atas rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit
monosakarida yang membentuk rantai polimer dengan ikatan glikosidik. Amilum dan
glikogen terbentuk dari mata rantai α molekul glukosa, dan selulosa terbentuk dari mata
rantai β-glukosa. Kitin, merupakan polisakarida dari otot luar serangga dan siput
dibentuk dari unit mata rantai β-N-asetil-D-glukosamina.

Amilum

57
Amilum adalah gudang energi karbohidrat yang utama dalam tanaman.
Amilum adalah homopolimer (suatu polimer yang hanya dibentuk oleh satu macam
unit monomer) dari glukosa yang digabung oleh mata rantai α, mata rantai yang sama
dengan maltosa. Terdapat dua jenis amilum yang utama berupa amilosa dan
amilopektin.Kedua jenis amilum ini tersimpan dalam benih, akar dan umbi dari
tanaman dan dapat menempati sampai 30% dari berat keseluruhan tanaman. Amilosa
dapat dipisahkan dari amilopektin dengan cara menambahkan 1-pentanol kedalam
larutan amilum dalam air. Amilosa kurang larut dibandingkan amilopektin sehingga
tidak dapat larut ketika ditambahkan alkohol, sedangkan amilopektin larut. Apabila
dilarutkan dalam air panas, amilosa dapat larut sedangkan amilopektin tidak

Amilosa terdiri dari rantai tidak bercabang yang panjang dari glukosa terikat
bersama oleh ikatan α-1-4. Apabila dilarutkan dalam air amilosa berbentuk misel
(miceles). Amilosa dalam misel ada dalam bentuk konformasi helisal, yang dapat
menangkap yodium dan dapat memberikan warna biru yang khas. Dari glukosa yang
mempunyai mata rantai

Amilopektin, seperti halnya amilosa, adalah suatu polimere dari glukosa yang
memiliki mata rantai α-1-4. Tidak seperti amilosa, amilopektin adalah polimer
bercabang, yang menjadi cabang rantai utama dengan mata rantai α, 1-6. Suatu
cabang terdapat pada setiap 20-30 unit glukosa sepanjang rantai amilopektin. Panjang
dari tiap cabang adalah 20-25 unit glukosa. Panjang dari rantai utama sampai 400.000
unit.

Apabila dilarutkan dalam air amilopektin berinteraksi dengan yodium


memberikan warna merah-ungu, bukan biru tua seperti pada amilosa. Hidrolisis
sebagian dari amilopektin menghasilkan campuran dua sakarida maltosa dan
isomaltosa.

Glikogen

Glikogen adalah yang menjadi gudang energi pada hewan. Glikogen disimpan
di hati ( mencapai 10 % dari berat badan) dan di jaringan otot. Glikogen dipecah
oleh hewan menjadi glukosa untuk memelihara kadar gula darah dan untuk memberi
energi pada aktivitas otot.
Glikogen memiliki struktur yang sama dengan amilopektin. Glikogen adalah
polimer dari glukosa mata rantai α, 1-4’ dengan cabang α,1-6’. Glikogen memiliki

58
lebih banyak cabang dari amilopektin, dimana cabang terjadi pada setiap 8 sampai
12 unit glukosa pada rantai utama. Panjang dari rantai cabang berkisar antara 8
sampai 10 unit glukosa, lebih pendek dari amilopektin. Molekul glikogen
mempunyai berat formula yang sangat berbeda, mulai dari 270.000 sampai dengan
100.000.000.

Gambar.8. Struktur glikogen

Selulosa

Selulosa adalah struktur polisakarida utama pada tanaman. Katun terdiri dari
sekitar 90 % selulosa. Kayu mengandung campuran selulosa dan lignin, terdiri dari
polimer yang terbentuk dari hasil oksidasi koniferil alkohol (konifera) atau dari hasil
oksidasi campuran konifera alkohol dan sringenin (tumbuhan meranggas).
Polimer selulosa terdiri dari rantai glukosa tidak bercabang dari mata rantai β,
1-4’. Polimer merupakan campuran dari bermacam rumus berat.
Hewan tingkat tinggi tidak memiliki enzim yang dapat masuk ke mata rantai β
dari glukosa, sebagai akibatnya, mereka tidak dapat mencerna selolusa. Hewan
ruminansia seperti sapi atau rusa dapat makan rumput dan dapat menggunakan
selulosa sebagai makanan karena mikroorganisme yang terdapat pada saluran
pencernaannya menghasilkan secara biosintesis enzim selulase , yang dapat
memecah mata rantai β dalam selulosa dan membebaskan glukosa yang terikat.

59
Gambar.9. Struktur selolosa

Kitin

Serangga dan siput memiliki otot luar yang tersususn dari kitin dan bukan
selulosa. Struktur kitin sama dengan selulosa dalam molekul polisakarida yang diikat
bersama oleh mata rantai β, 1-4’. Perbedaan utama antara kitin dan selulosa adalah :
kitin terbentuk dari N-asetilglukosamina sedangkan selulosa terdiri dari glukosa.

Gambar.10. Struktur kitin

Polisakarida dibedakan menjadi homopolisakarida dan heteropolisakarida.


Termasuk kedalam homopolisakarida adalah amilum, sedangkan yang termasuk kedalam
heteropolisakarida adalah asam hialuronat.

60
Gambar 11.Struktur homopolisakarida

Gambar 12. struktur heteropolisakarida

2.3.. SIFAT SENYAWA KARBOHIDRAT

a.Glukosa

Glukosa dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas dialam dalam
jumlah sedikit di dalam sayur, buah, sirup jagung, dan berada bersama froktosa dalam madu.
Glukosa merupakan hasil akhir dari pencernaan pati, sukrosa, maltosa dan laktosa pada
hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang
beredar di dalam tubuh dan didalam sel serta merupakan sumber energi.

b. Fruktosa

Fruktosa dinamakan juga levulosa atau gula buah yang paling manis, dimana fruktosa
ini memiliki rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6, namun memiliki struktur yang
berbeda.

61
Gambar.13. Struktur D- Fruktosa

c. Galaktosa

Galaktosa tidak terdapat bebas dialam seperti halnya glukosa dan fruktosa, akan tetapi
terdapat dalam tubuh sebagai hasil dari pencernaan laktosa. Jenis gula ini tidak ditemukan
tersendiri dalam sistem bhiologis, namun merupakan bagian dari disakarida laktosa.

Beberapa sifat dari polisakarida diantaranya:

Polisakarida tidak mempunyai rasa manis.

Tidak memiliki struktur kristal, kalaupun dapat larut, maka polisakarida hanya mempunyai
larutan koloidal dan tidak dapat bereduksi.

Polisakarida tidak dapat diragikan.

Daya kelarutan dan daya reaksinya jauh lebih kecil kemungkinannya dibandingkan dengan
jenis gula lainnya.

Polimer tepung (amilum), glikogen, dan selulosa semua terdiri atas komponen D-glikosa,
tetapi sifat kimianya, fisika dan biologisnya berlainan, ini tidak ditentukan oleh komponen-
komponen alamiahnya yang sama, melainkan oleh strukturnya.

2.4. Ringkasan

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida dan keton, atau merupakan turunan dari
senyawa ini. Karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida yang mengandung satu
unit gula. Monosakarida sendiri digolongkan sebagai aldosa atau ketosa, tergantung pada

62
gugus utamanya, dan sebagai triosa, tetrosa,pentosa, heksosa dan seterusnya tergantung
jumlah atom karbonnya. Istilah penggolongan dapat digabungkan, misalnya aldoheksosa.

Monosakarida mengandung satu atau lebih kiral dan dapat berada sebagai sepasang
enansiomer atau diastereoisomer). Kebanyakan monosakarida yang terdapat dialam termasuk
kedalam golongan D, dengan dengan gugus hidroksil pada atom kiral terakhir diproyeksikan
kekanan dalam proyeksi fischer.. Beberapa monosakarida dari golongan L (hidroksi disebelah
kiri) juga ada. Diastereoisomer yang berada dalam konfigurasi dari hanya satu atom kiral
disebut epimer.

Cincin monosakarida enam anggota disebut cincin piranosa, sedangkan cincin lima
anggota disebut cincim furanosa. Pada siklisasi, karbon karbonil yang asli menjadi kiral. Dua
produk yang timbul kiralitas ini disebut anomer α dan β. Karbon karbonil asli dinamakan
karbon anomer.

Monosakarida dapat dihidrolisa menjadi asam aldonat, asam aldarat,atau asam aronat.
Suatu monosakarida atau oligosakarida dengan gugus aldehid atau gugus 2-keto mudah
teroksidasi disebut sebagai gula pereduksi. Monosakarida dapat juga direduksi menjadi
senyawa polihidroksi yang disebut alditol. Gugus hidroksil dari monosakarida siklik dapat
dirubah menjadi gugus ester.

Disakarida adalah glukosida yang terbentuk dari dua unit monosakarida

Maltosa ; glukosa α, 1 4’ + glukosa

Selubiosa ; glukosa β, 1 4’ + glukosa

Sukrosa ; glukosa 1 1’ α + β-fruktosa

Laktosa; galaktosa β, 1 4’ + glukosa

Polisakarida adalah polimer glikosida yang berasal dari unit monosakarida yang
banyak jum lahnya.

Amilosa : glukosa α, 1 4’
Amilum
Amilopektin : glukosa α, 1 4’ dg cabang α, 1 4’

Glikogen : glukosa α, 1 4 dengan cabang α, 1 6’

63
Selulosa : glukosa β, 1 4’

III. PENUTUP

3.1. Test Formatif

1. Definisikan istilah berikut dan berikan contoh (rumus struktur) dari setiap senyawa
berikut :
Karbohidrat
Disakarida
D. Monosakarida
Monosakarida
Aldoheksosa
L-monosakarida
Piranosa
Firanosa

2. Sebutkan nama monosakarida yang membentuk setiap disakarida atau polisakarida


berikut :
Laktosa
Selulosa
maltosa
Selubiosa
Amilosa
Sukrosa
Amilopektin
3. Dalam kehidupan sehari-hari pada pakan apa saja dapat ditemukannya senyawa
karbohidrat, dan termasuk golongan yang mana dari karbohidrat.
4. Tuliskan cuntoh senyara kmonosakarida berdasarkan jumlah atom C yang yang
menyususnnya.
5. Manakah yang memiliki rasa paling paling diantara gula yang ada pada penggolongan
karbohidrat.

64
IV. DAFTAR PUSTAKA
1. Ralpf J. Fessenden & Joan S. Fessenden (2010). Dasar-Dasar Kimia Organik.
Terjemahan. Syarifudin dan Yayan Wulandari Editor. Bina Aksara Publisher.
Tangerang, Jakarta.
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrat. diakses 20 oktober 2015.
3.https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome- instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-
8#q=kimia%20karbohidrat . diakses 20 oktober 2015.
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Amilum. diakses 20 oktober 2015

65
Modul 5
LIPIDA
Ir. Ahmad Saleh, MP

I. PENDAHULUAN

Lipid didefinisikan sebagai senyawa yang tidak larut dalam air yang diekstraksi dari
makhuk hidup dengan menggunakan pelarut non polar, istilah lipid mencakup golongan
senyawa dengan keanekaragaman struktur, definisi di atas berdasarkan sifat fisik yang
berlawanan dengan definisi protein, karbohidrat maupun asam nukleat yang berdasarkan
struktur kimianya, untuk itu diharapkan setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa dapat :
 Mahasiswa dapat mendeskripsikan peranan dan pembagian lipid
 Mahasiswa dapat menjelaskan Asam Lemak dan Sintesis Asam Lemak
 Mahasiswa dapat mendeskripsikan peranan Prostaglandin
 Mahasiswa dapat mendeskripsikan peranan Malam (fraksi non minyak)
 Mahasiswa dapat menjelaskan Fosfolipid, Sfingolipid dan Pigmen
 Mahasiswa dapat mendeskripsikan peranan Glikolipid, Steroid dan Terpena

II. MATERI
2.1. Rumus Struktur dan Nama Lemak
Kita sering mendengar kata minyak dan lemak. Lemak dan minyak tergolong
senyawa trigiserida atau triasilgliserol yang berarti triester dari gliserol. Tiga -OH dari
gliserol dapat diganti dengan sejenis sisa asam atau berbagai jenis sisa asam.
Rumus struktur dari lemak atau minyak adalah

O
CH2 – O – C

R1

O CH
–O–C
R2

66
CH2 – O – C

R3

R1 = R2 = R3 atau R1 ≠ R2 ≠ R3

R1/R2/R3 adalah sisa asam dari asam lemak jenuh atau tidak jenuh.

Lemak dan minyak seringkali diberi nama sesuai dengan asam lemak
pembentuknya.
Contoh: tristearin dari gliserol dan tristearat
tripalmitin dari gliserol dan tripalmitat
Minyak dan lemak dapat juga diberi nama dengan cara yang biasa dipakai untuk
penamaan suatu ester.
Contoh: gliseril tristearat dan gliseril tripalmitat

Kebanyakan lemak dan minyak yang terdapat di alam merupakan


trigliserida campuran, artinya ketiga bagian asam lemak dari gliserida itu tidaklah sama.
Hampir semua asam lemak yang terdapat dalam alam mempunyai jumlah atom karbon yang
genap, karena asam ini dibiosintesis dari gugus asetil berkarbon dua dalam asetil kooenzim
A.

67
68
Tabel di bawah adalah daftar asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh.
Tabel 1. Asam lemak pilihan dan sumbernya

Nama asam Struktur Sumber


Jenuh:
butirat CH3(CH2)2COO
palmitat H lemak susu

CH3(CH2)14COO lemak hewani dan


stearat nabati
H
lemak hewani dan
nabati
CH3(CH2)16COO
Tak
H
Jenuh:
palmitoleat lemak hewani dan
nabati
CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7CO
oleat lemak hewani dan
OH
linoleat nabati
linolenat CH 3 (CH )
27 CH=CH(CH )
27 CO
Lipida adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun
jaringan tumbuhan dan hewan. Lipida merupakan golongan senyawa organik kedua yang
menjadi sumber makanan, merupakan kira-kira 40% dari makanan yang dimakan setiap
hari. Lipida mempunyai sifat umum sebagai berikut:
· lidak larut dalam air
· larut dalam pelarut organik seperti benzena, eter, aseton, kloroform, dan
karbontetraklorida
· mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, kadang-kadang juga
mengandung nitrogen dan fosfor
· bila dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak
· berperan pada metabolisme tumbuhan dan hewan.
Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipida bukan suatu polimer, tidak
mempunyai satuan yang berulang. Pembagian yang didasarkan atas hasil hidrolisisnya,
lipida digolongkan menjadi lipida sederhana, lipida majemuk, dan sterol.

69
A. Lipida Sederhana

Minyak dan lemak termasuk dalam golongan lipida sederhana. Minyak dan lemak
yang telah dipisahkan dari jaringan asalnya mengandung sejumlah kecil komponen selain
trigliserida, yaitu: lipida kompleks (lesitin, sephalin, fosfatida lainnya, glikolipida), sterol
yang berada dalam keadaan bebas atau terikat dengan asam lemak, asam lemak bebas, lilin,
pigmen yang larut dalam lemak, dan hidrokarbon. Komponen tersebut mempengaruhi
warna dan flavor produk.
Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran, yang merupakan ester dari
gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak nabati terdapat dalam buah-buahan,
kacang-kacangan, biji-bijian, akar tanaman, dan sayur-sayuran. Dalam jaringan hewan
lemak terdapat di seluruh badan, tetapi jumlah terbanyak terdapat dalam jaringan adipose
dan sumsum tulang.
Secara kimia yang diartikan dengan lemak adalah trigliserida dari gliserol dan asam
lemak. Berdasarkan bentuk strukturnya trigliserida dapat dipandang sebagai hasil
kondensasi ester dari satu molekul gliseril dengan tiga molekul asam lemak, sehingga
senyawa ini sering juga disebut sebagai triasilgliserol. Jika ketiga asam lemak penyusun
lemak itu sama disebut trigliserida paling sederhana. Tetapi jika ketiga asam lemak tersebut
tidak sama disebut dengan trigliserida campuran. Pada umumnya trigliserida alam
mengandung lebih dari satu jenis asam lemak. Trigliserida jika dihidrolisis akan
menghasilkan 3 molekul asam lemak rantai panjang dan 1 molekul gliserol. Reaksi
hidrolisis trigliserida dapat digambarkan sebagai berikut:

Lemak yang sebagian besar tersusun dari gliserida asam lemak jenuh akan
berwujud padat pada suhu kamar. Kebanyakan lemak hewan tersusun atas asam lemak
jenuh berupa zat padat. Lemak yang sebagian besar tersusun dari gliserida asam lemak

70
tidak jenuh berupa zat cair pada suhu kamar, contoh minyak tumbuhan. Lemak jika
dikenakan pada jari akan terasa licin, dan pada kertas akan membentuk titik transparan.
B. Lipida Majemuk

Lipida majemuk jika dihidrolisis akan menghasilkan gliserol , asam lemak dan zat
lain. Secara umum lipida komplekss dikelompokkan menjadi dua, yaitu fosfolipida dan
glikolipida. Fosfolipida adalah suatu lipida yang jika dihidrolisis akan menghasilkan asam
lemak, gliserol, asam fosfat serta senyawa nitrogen. Contoh senyawa yang termasuk dalam
golongan ini adalah lesitin dan sephalin.
Glikolipida adalah suatu lipida kompleks yang mengandung karbohidrat. Salah satu
contoh senyawa yang termasuk dalam golongan ini adalah serebrosida. Serebrosida
terutama terbentuk dalam jaringan otak, senyawa ini merupakan penyusun kurang lebih 7
% berat kering otak, dan pada jaringan syaraf.

C. Sterol

Sterol sering ditemukan bersama-sama dengan lemak. Sterol dapat dipisahkan dari
lemak setelah penyabunan. Oleh karena sterol tidak tersabunkan maka senyawa ini terdapat
dalam residu. Lebih dari 30 jenis sterol telah dijumpai di alam, terdapat pada jaringan
binatang dan tumbuhan, ragi, jamur, tetapi jarang pada bakteri.
Persenyawaan sterol yang terdapat dalam minyak terdiri dari kolesterol dan
fitostrerol. Senyawa kolesterol umumnya terdapat dalam lemak hewani, sedangkan
fitosterol terdapat dalam minyak nabati.

71
Kolesterol merupakan penyusun utama batu empedu. Kolesterol berfungsi membantu
absorbsi asam lemak dari usus kecil, juga merupakan prazat (precursor) bagi pembentukan
asam empedu, hormon steroid, dan vitamin D (Harper, 1979).
Lipid adalah zat yang termasuk senyawa heterogen yang terdapat dalam jaringan
tanaman dan hewan, mempunyai sifat tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut
organik seperti ether, kloroform dan benzena. Salah satu keol mpok yang berperan
penting dalam nutrisi adalah lemak dan minyak. Lemak tersimpan dalam tubuh hewan,
sedangkan minyak tersimpan dalam jaringan tanaman sebagai cadangan energi.

2.2. Fungsi Umum Lipid


1. Lipid adalah sebagai sumber energi metabolik yang sangat penting dalam
pembentukkan ATP. Lipid adalah kelompok nutrien yang sangat kaya energi.
Perbandingan nilai energi lipid dengan zat-zat gizi adalah sebagai berikut :
Lipid 9,5 kkal/g Protein 5,6 kkal/g Karbohidrat 4,1 kkal/g
Berdasarkan hal tersebut, lipid dapat digunakan untuk pertumbuhan, karena dalam
keadaan tertentu, trigliserida (fat dan oil) dapat diubah menjadi asam lemak bebas
sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi metabolik dalam otot ternak,
khususnya unggas dan monogastrik.
2. Lipid adalah komponen esensial dalam membran sel dan membran sub sel. Lipid
yang termasuk dalam kelompok ini adalah asam lemak polyunsaturated/PUFA yang
mengandung fosfolipid dan ester sterol.
3. Lipid dapat berguna sebagai penyerap dan pembawa vitamin A, D, E dan K.
4. Lipid adalah sebagai sumber asam lemak esensial, yang bersifat sebagai pemelihara dan
integritas membran sel, mengoptimalkan transpor lipid (karena keterbatasan
fosfolipid sebagai agen pengemulsi)
5. Sebagai prekursor hormon sex seperti prostagtandin, endrogen, estrogen.
6. Lipid berfungsi sebagai pelindung organ tubuh yang vital.

72
7. Lipid sebagai sumber steroid, yang sifatnya meningkatkan fungsi-fungsi biologis
yang penting. Contoh : Sterol (kolesterol) dilibatkan dalam sistem pemeliharaan
membran, untuk transpor lipid dan sebagai prekursor vitamin D3 asam empedu dan,
adrenal dan kortikosteroid).
8. Dari aspek teknologi makanan, lipid bertindak sebagai pelicin makanan yang
berbentuk pellet, sebagai zat yang mereduksi kotoran dalam makanan dan berperan
dalam kelezatan makanan.

2.3. Klasifikasi Lipid


Lipid dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok berdasarkan ada
tidaknya gliserol, atau bisa tidaknya tersabunkan (dapat tidaknya disaponifikasi).
Berdasarkan sifat saponifikasi, lipid dapat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu :
1. Saponifiable : a. Sederhana : Fats (lemak) dan waxes (lilin)
b. Compouund (campuran) : Glikolipid dan fosfolipid
2. Nonsaponifiable : Terpena, Steroid, prostaglandin
Berdasarkan ada tidaknya alkohol gliserol, lipid dibagi ke dalam :

LIPID

Gliserol Non Gliserol


Lilin
Serebsida
Steroid
Terpena
SederhanaN Campuran
A

Glikolipid Fosfolipid

Fats & Oil Glukolipid Galaktolipid Lesitin Safalin

73
2.4. LEMAK DAN MINYAK
2.1. Lemak dan Minyak (Fat dan Oil)
Dalam analisis proksimat Weende, yang disebut lipida atau dalam kepentingan
nutrisi disebut lemak kasar (ether extract) adalah semua bahan (baik makanan ataupun
jaringan) yang dapat diekstraksi dengan eter. Ekstrak eter yang selanjutnya disebut
lemak, sekarang lazim disebut trigliserida atau ester lemak murni dari gliserol.
Perbedaan lemak dan minyak adalah minyak dalam suhu kamar berbentuk cair
sedangkan lemak berbentuk semi padat. Lemak nabati (biji-bijian) dan lemak hewan
kebanyakan merupakan lemak netral. Meskipun demikian bahan-bahan nabati selain
biji-bijian umumnya mengandung banyak sekali lipida kompleks dan pigmen-pigmen
yang dapat diekstraksi dengan eter, tetapi tidak menghasilkan energi (Llyod, dkk, 1978).
Seperti diketahui sebelumnya, bahan bakar atau energi yang disimpan dalam
jaringan tanaman adalah pati, sedangkan dalam jaringan hewan adalah glikogen. Baik
pada tanaman maupun hewan, cadangan energi dapat pula disimpan dalam bentuk
lemak atau minyak. Dalam tanaman, lemak dan minyak dibuat d a r i karbohidrat
(misalnya buah-buahan yang masak patinya akan menurun dan lemaknya meningkat).
Pada tubuh hewan pun, lemak dibuat dari karbohidrat (contoh : seekor babi yang
kegemukan karena makan makanan yang sebagian besar tersusun dari karbohidrat).
Namun, berbeda dengan tanaman, hewan juga bisa menyimpan lemak dalam tubuhnya
dalam bentuk “lemak ingested”.

2.2. Komposisi Lemak dan Minyak


Pada umumnya lemak dan minyak yang terdapat dalam bahan makanan
(tanaman) dan dalam cadangan lemak hewan berbentuk gliserida, yaitu esterisasi dari
asam lemak dan gliserol.
CH2OH R.COOH CH2.O.COR
| |
CH.OH + R.COOH CH.O.C.OR + 3H20
| |
CH2OH R.COOH CH2O.COR

Gliserol 3 asam lemak trigliserida Air


(fat and oil)

74
Lemak dan minyak didefinisikan sebagai esterisasi dari campuarn
trihidroksialkohol (gliserol) dan tiga molekul (R1, R2 dan R3 ) asam lemak (trigliserida)
CH2.O.COR1
CH.O.COR2
CH2.O.CO.R3
(campuran trigliserida)

Lemak dan minyak merupakan bahan bakar atau energi yang tersimpan dalam
hewan tanaman. Disamping lemak dan minyak, cadangan energi yang tersimpan
dalam bentuk bentuk pati dan glikogen. Minyak tanaman dibuat dari karbohidrat, hal ini
dapat dilihat dari fakta bahwa tanaman yang berbuah masak kandungan patinya akan
menurun sedangkan lemaknya meningkat. Demikian pula lemak hewan dapat dibuat
dari karbohidrat (contoh seekor babi yang kegemukan karena makan makanan yang
sebagian besar tersusun dari karbohidrat). Berbeda dengan tanaman, hewan juga bisa
menyimpan lemak dalam tubuhnya dalam bentuk “lemak ingested”. Perbedaan lemak dan
minyak adalah minyak dalam suhu kamar berbentuk cair sedangkan lemak
berbentuk semi padat.

2.5. Asam Lemak


2.3.1. Klasifikasi dan Struktur Asam Lemak
Asam lemak adalah penyusun sebagian besar lipid. Walaupun lebih dari 100
asam lemak diketahui terdapat di alam, namun yang berperan dalam nutrisi terutama
dalam bentuk lemak (fat).
Asam-asam lemak terdiri dari sebuah gugusan tunggal COOH dan sebuah rantai
karbon lurus tidak bercabang dengan formula umum CH3(CH2)nCOOH , misalnya :
n = 0 adalah asam asetat
n = 1 adalah asam propionat
n = 2 adalah asam butirat dan seterusnya sampai n = 24; dan dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu :
1. Asam lemak saturated (jenuh) yaitu asam lemak ikatan tunggal atau tidak ada ikatan
rangkap. Penamaannya memakai sufiks -anoic atau - anoat
Formula dapat disederhanakan menjadi : CnH2nO2

75
2. Asam lemak unsaturated (tak jenuh) yang mengandung ikatan rangkap, terdiri dari :
a. Ikatan rangkap tunggal yang disebut dengan asam lemak mono unsaturated.
. Penamaannya memakai sufiks -dienoic atau - dienoat.
b.Lebih dari satu ikatan rangkap yang yang disebut aasm lemak
polyunsaturated (PUFA). Penamaannya memakai sufiks -trienoic (3 ikatan
rangkap) atau - trienoat, dsb.
Tingkat kejenuhan berpengaruh terhadap sifat-sifat fisik dan susunan lemak,
biasanya asam lemak unsaturated adalah lebih reaktif dan mempunyai titik cair lebih
rendah dibandingkan asam lemak saturated.
Lokasi ikatan rangkap pada rantai karbon dari asam lemak unsaturated
menyebabkan perbedaan besar bagaimana asam lemak tersebut dimetabolisme. Pada
dasarnya kelompok asam lemak polyunsaturated (PUFA) dapat dibagi kedalam 3
kelompok besar yaitu seri oleic ( -9), seri linoleic ( -6) dan seri linolenic ( -3), ketiga
jenis asam lemak tersebut merupakan anggota kelompok dengan rantai terpendek,
sedangkan jenis asam lemak yang lain diturunkan dari ketiga kelompok tersebut. -9
artinya ikatan rangkapnya terletak pada C ke-9 dan kelipatannya. Untuk lebih jelasnya
contoh dari asam lemak saturated dan unsaturated serta penulisannya disajikan dalam
Tabel 2.

76
Tabel 2. Asam Lemak yang Banyak Ditemukan dalam Lipid
Asam Formula Simbol Titik cair
Saturated
Butirat (butanoic) C4H8O2 C4:0 -4,3
Caproic (hexanoic) C6H12O2 C6:0 -2
Caprilat (octanoic) C8H16O2 C8:0 16,5
Caprat (decanoic) 31,4
C10H20O2 C10:0
Laurat (dodecanoic) 44
C12H24O2 C12:0
Myristat (tetradecanoic) 58
C14H28O2 C14:0
Palmitat (hexadecanoic) 63
Stearat (octadecanoic) C16H32O2 C16:0 71,5
C18H36O2 C18:0
Ket : C4 : 0 : 4 atom C, tanpa ikatan rangkap
W : ikatan rangkap dihitung dari gugus metil terminal Posisi w yang sama,
famili sama, contoh C 20 : 4w6 dapat disintesis dari C 18 : 2w6

Beberapa asam lemak jenuh dan tak jenuh terdapat pada tabel berikut :

Tabel 3. Asam lemak jenuh dan tak jenuh, struktur dan sumbernya
Nama asam Struktur Sumber

Lemak Jenuh :

Butirat CH3(CH2)2COOH Lemak susu

Palmitat CH3(CH2)14COOH Lemak hewani dan nabati

Stearat CH3(CH2)16COOH Lemak hewani dan nabati

Lemak Tak Jenuh

Palmitoleat CH3(CH2)5CH=CH(CH2)COOH Lemak hewani dan nabati

Oleat CH3(CH2)7CH=CH(CH2)COOH Lemak hewani dan nabati

2.3.2. Asam Lemak Esensial


Ilmu nutrisi menggolongkan asam lemak ke-dalam dua kelompok, yaitu asam

77
lemak esensial dan nonesensial. Asam lemak esensial (EFA) adalah asam lemak yang ini
harus disediakan dalam makanan, karena hewan tidak mampu untuk mensintesisnya. Asam
lemak tersebut berasal dari asam lemak seri linoleic (seri -6) dan linolenic (-3).
Perbedaan EFA pada pakan hewan dan ikan adalah :
a) Pada hewan, -6 (linoleat) mempunyai aktivitas asam lemak essensial (EFA) yang
sangat penting, sedangkan -3 (lenolenic) hanya mempunyai aktivitas EFA yang
parsial. Karena itu asam lemak PUFA (polyunsaturated fatty acid) yang dominan
dalam jaringan hewan adalah seri linoleic, yaitu asam linoleic (asam linoleat) 18:2
-6 dan asam arakidonat 20:4 -6.
b) Pada jaringan ternak unggas, PUFA yang dominan adalah linoleic ( -6).
konsentrasi PUFA -3 dalam jaringan daging unggas umumnya rendah walaupun
dilaporkan ada yang berlevel tinggi pada spesies ikan tertentu.

2.4. Fosfolipid

Fosfolipid merupakan komponen lipid terbesar kedua setelah trigliserida lemak dan
minyak pada tubuh hewan. Fosfolipid berbentuk lemak padat yang berwarna kuning
dan sifatnya larut dalam pelarut lemak (pelarut organik) selain aseton.

2.4.1. Struktur dan Fungsi Phospholipid

Seperti lemak dan minyak, fosfolipid adalah ester dari asam lemak dan gliserol.
Pada lemak sederhana dan minyak, trihidroksi alkohol (gliserol) diesterifikasi dengan 3
asam lemak, sedangkan pada fosfolipid hanya 2 grup alkohol dari gliserol yang
diesterifikasi dengan asam lemak. Grup yang tersisa dari gliserol diesterifikasi dengan
asam fosfolipid dan nitrogen dasar.
Berdasarkan komponen nitrogen yang tersedia, fosfolipid dapat dibagi dalam 2
kelompok yaitu lesitin (nitrogen dasarnya adalah cholin) dan sefalin (nitrogen dasarnya
adalah etanolamin). Tidak seperti asam lemak, fungsi ionik dari fospfolipid adalah
sangat penting dalam meningkatkan ketersediaan asam fosforik dan nitrogen dasar,
yang menghasilkan gabungan molekul yang sama yaitu hidrofilik dan hidrophobik
(rantai asam lemak). Karena keunikan itu fospfolipid bersifat aktif; dalam
hubungannya dengan protein, membentuk lipoprotein yang merupakan struktur dasar dari

78
membran biologis.
Asam lemak fospfolipid hewan (R1R2) adalah lebih tidak jenuh (unsaturated)
dibandingkan dengan asam lemak dari trigliserida (lemak dan minyak). Peningkatan
ketidakjenuhan dari asam fospfolipid adalah penting karena peningkatan level C20 ke
C22 dari PUFA, hanya berbatasan selisih 2 posisi. Secara khusus asam lemak 20:5 -3
(EPA) dan 22:6 -3 (DHA) dapat mengendalikan 80 persen dari total asam lemak yang
ditemukan pada 2 posisi. Karena itu selama kekurangan EFA, pengujian fosfolipid
dalam jaringan menunjukkan tersedianya PUFA level tinggi yang berasal dari asam
oleic dan palmitoleic. Pada keadaan biasa, PUFA yang berasal dari asam linolenat yang
dominan.
Fospfolipid berperan penting sebagai pengemulsi dalam sistem biologis dan
secara khusus dilibatkan dalam transportasi lemak dalam tubuh. Fospfolipid berperan
dalam pengemulsian lipid dalam saluran pencernaan dan sebagai unsur lipoprotein
dengan kecepatan yang tinggi dari transpor lipid dalam tubuh (Kanazawa, Teshima dan
Sakamoto, 1985). Makanan yang kaya sebagai sumber phospholipid adalah telur dan
minyak kedelai.

2.5. Glikolipida
Seperti halnya fosfolipid, glikolipid disusun dari gliserol dan mempunyai dua
gugus alkohol yang diesterifikasi oleh asam lemak, tetapi perbedaannya adalah bahwa
gugus ketiga dari glikolipid bergabung dengan residu gula.

2.6. Waxes

Waxes (malam) adalah ester dari asam lemak dengan alkohol monohidrat
bermolekul tinggi. Seperti lemak, waxes di alam ditemukan dalam bentuk campuran
dari ester yang berbeda dan bersifat padat pada suhu kamar. Waxes tersebar luas baik
dalam tubuh hewan maupun tanaman, dan berperan sebagai pelindung. Contoh, waxes
terdapat dalam kutikula daun dan buah yang berfungsi meminimumkan kehilangan air
karena transpirasi. Sedangkan pada hewan, wool dan bulu selalu dilindungi oleh zat
alami hidrofobik yang mengandung wax untuk melawan air. Diantara waxes hewan
yang diketahui adalah lanolin (ditemukan dalam wool), beeswax (sekresi insekta/lebah)
spermaceti dari sperma ternak, khususnya unggas dan monogastrik paus.

79
Pada beberapa hewan, waxes dapat menggantikan trigliserida untuk beberapa
keperluan. Pada beberapa ternak wax membentuk sebagian besar komponen deposit
lemak. Meskipun waxes tidak dapat dihidrolisis oleh hewan dan juga tidak mempunyai
nilai nutrisi yang nyata, namun hewan memiliki enzim lipase yang dapat memecah dan
membuat ester wax dapat dicerna. Namun demikian, karena komponen asam lemak
dari ester wax ini biasanya jenuh saturated dan defisien akan PUFA berantai panjang,
maka hanya digunakan sebagai sumber energi dan tidak dapat digunakan untuk tujuan
struktural.

2.7. Steroid
Steroid adalah zat yang sangat penting dan tersebar luas dalam tubuh hewan.
Steroid meliputi sterol, asam empedu, hormon adrenal, dan hormon sex. Steroid
mempunyai sifat yang sangat luas didalam tubuh dan mempunyai unit struktur dasar inti
phenanthrene yang bergabung dengan cincin siklopentana. Masing-masing senyawa
berbeda dalam jumlah dan posisi ikatan rangkapnya dan biasanya terdapat pada sisi
cincin atom karbon ke-17.

2.7.1. Kolesterol
Kolesterol adalah steroid yang tersebar luas dalam tubuh hewan, terutama
banyak terdapat pada otak dan jaringan saraf, darah, empedu, hati dan kulit. Di dalam
tubuh, kolesterol dapat berbentuk bebas (misalnya kolesterol sebagai komponen penting
dari batu empedu) atau dalam bentuk yang telah diesterifikasi dengan asam lemak dan
asam organik lainnya.
Fungsi kolesterol dalam tubuh :
(1) Merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem membran dari
spesies hewan eukariotik, bersama dengan phospholipid dan protein. Jumlah
kolesterol dalam jarngan hewan ekuivalen dengan sistem membran.
(2) Prekursor senyawa sterol penting yang terdapat dalam tubuh. seperti asam
empedu, hormon-hormon steroid (meliputi androgen, estrogen dan
corticosteroid) dan vitamin D3.
(3) Kolesterol juga berperanan penting dalam pengnyerapan lemak dalam usus
halus dan dalam transportasi lebih lanjut ke sistem peredaran darah atau
haemolymph. Disini kolesterol bergabung dengan asam lemak untuk

80
membentuk ester kolesterol yang sangat larut dan lebih emulsif daripada
molekul asam lemak bebas.

2.7.2. Asam Empedu


Asam empedu dibentuk oleh kombinasi asam amino glisin atau taurin dengan asam
kholik (derivat kolesterol). Asam empedu dibentuk dan dipekatkan dalam hati dan
dikeluarkan oleh hati ke dalam empedu melalui saluran gastro-intestinal lewat
saluran empedu. Asam empedu bertindak sebagai emulsi biologi yang sangat penting
dan membantu melarutkan lemak globular dari makanan sehingga dapat larut dalam air
atau enzim lipase ,dan bereaksi dengan molekul lemak sehingga dapat melancarkan
penyerapan lemak. Asam empedu juga melancarkan sebagian besar pengeluaran
kolesterol.

81
2.8. Rangkuman

Lipid adalah senyawa heterogen yang terdapat dalam jaringan tanaman dan
hewan, mempunyai sifat tidak l a r u t dalam air dan larut dalam pelarut organik. Salah
satu kelompok yang berperan penting dalam nutrisi adalah lemak dan minyak. Lemak
tersimpan dalam tubuh hewan, sedangkan minyak tersimpan dalam jaringan tanaman.
Lipid dapat digunakan sebagai pengganti protein yang sangat berharga untuk
pertumbuhan, karena dalam keadaan tertentu, trigliserida (fat dan oil) dapat diubah
menjadi asam lemak bebas sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi metabolik
dalam otot unggas dan monogastrik. Lipid dapat berguna sebagai penyerap dan
pembawa vitamin A, D, E dan K.
Fungsi lipid:
1) Lipid berfungsi sebagai sumber asam lemak esensial,
2) bersifat sebagai pemelihara dan integritas membran sel,
3) sebagai prekursor hormon-hormon sex seperti prostagtandin, hormon endrogen
dan estrogen,
4) berfungsi sebagai pelindung organ tubuh yang vital,
5) sebagai sumber steroid, yang sifatnya meningkatkan fungsi-fungsi biologis
yang penting,
6) bertindak sebagai pelicin makanan yang berbentuk pellet, sebagai zat
yang mereduksi kotoran dalam makanan dan berperan dalam kelezatan makanan.
Pada umumnya lemak dan minyak yang terdapat dalam bahan makanan
(tanaman) dan dalam cadangan lemak hewan berbentuk gliserida, yaitu esterisasi dari
asam lemak dan gliserol. Lemak dan minyak merupakan bahan bakar atau energi yang
tersimpan dalam hewan dan tanaman. Disamping lemak dan minyak, cadangan energi
tersimpan dalam bentuk pati dan glikogen. Minyak tanaman dibuat dari karbohidrat, hal
ini dapat dilihat dari fakta bahwa tanaman yang berbuah masak kandungan patinya akan
menurun sedangkan lemaknya meningkat. Demikian pula lemak hewan dapat dibuat
dari karbohidrat. Berbeda dengan tanaman, hewan juga bisa menyimpan lemak dalam
tubuhnya dalam bentuk “lemak ingested”. Perbedaan lemak dan minyak adalah minyak
dalam suhu kamar berbentuk cair sedangkan lemak berbentuk semi padat.
Fosfolipid adalah ester dari asam lemak dan gliserol. Berdasarkan komponen
nitrogen yang tersedia, fosfolipid dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu lesitin (nitrogen

82
dasarnya adalah cholin) dan sefalin (nitrogen dasarnya adalah etanolamin). Fospfolipid
berperan penting sebagai pengemulsi dalam sistem biologis dan secara khusus
dilibatkan dalam transportasi lemak dalam tubuh. Fospfolipid berperan dalam
pengemulsian lipid dalam saluran pencernaan dan sebagai unsur lipoprotein. Makanan
yang kaya sebagai sumber phospholipid adalah telur dan minyak kedelai.
Glikolipid disusun dari gliserol dan mempunyai dua gugus alkohol yang
diesterifikasi oleh asam lemak, tetapi perbedaannya adalah bahwa gugus ketiga dari
glikolipid bergabung dengan residu gula. Adapun waxes (malam) adalah ester dari
asam lemak dengan alkohol monohidrat bermolekul tinggi, sedangkan steroid adalah zat
yang sangat penting dan tersebar luas dalam tubuh hewan.
Kolesterol adalah steroid yang tersebar luas dalam tubuh hewan, terutama
banyak terdapat pada otak dan jaringan saraf, darah, empedu, hati dan kulit. Di dalam
tubuh, kolesterol dapat berbentuk bebas (misalnya kolesterol sebagai komponen penting
dari batu empedu) atau dalam bentuk yang telah diesterifikasi dengan asam lemak dan
asam organik lainnya. Adapun asam empedu dibentuk dan dipekatkan dalam hati dan
dikeluarkan oleh hati ke dalam empedu melalui saluran gastro-intestinal lewat saluran
empedu. Asam empedu bertindak sebagai emulsi biologi yang sangat penting dan
membantu melarutkan lemak globular dari makanan sehingga dapat larut dalam air atau
enzim lipase, dan bereaksi dengan molekul lemak sehingga dapat melancarkan
penyerapan lemak.

III. PENUTUP

3.1. Test Formatif

1. Jelaskan pengertian dari lemak! (10 poin)


2. Sebutkan contoh makanan yang merupakan sumber lemak! (5 poin)
3. Bagaimanakah sifat lemak? (15 poin)
4. Jelaskan peranan lemak dalam susunan bahan makanan tentang asam-asam lemak
esensial! (20)
5. Jelaskan fungsi kolesterol dalam tubuh (20)

83
3.2. Jawaban Test Formatif

1. Lemak adalah campuran trigliserida. Trigliserida terdiri atas satu molekul gliserol
yang berikatan dengan tiga molekul asam lemak. Lemak merujuk pada sekelompok
besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam
lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid,
terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain.
2. Daging domba, daging sapi, susu, yogurt, alpukat, udang, kerang, minyak, mentega,
margarin, dan sebagainya.
3. Lemak tidak larut dalam air, kebanyakan lemak mencair pada suhu 30°C-40°C,
kebanyakan lemak mulai berasap pada suhu di atas 200°C, lemak memiliki plastisitas,
lemak dapat rusak (mengalami ketengikan), lemak dapat dihidrolisis oleh enzim
lipase, berdasarkan tingkat kejenuhannya lemak dibedakan menjadi 2 yaitu asam
lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh.
4. Asam-asam Lemak Esensial
Beberapa asam lemak mutlak diperlukan oleh tubuh manusia agar berfungsi normal.
Senyawa ini harus tersedia pada lemak dalam susunan makanan, karena senyawa-
senyawa itu tidak dapat disintesis dalam tubuh. Asam-asam lemak esensial tersebut
meliputi asam linoleat, linolenat, dan arakidonat, yang pernah disebut sebagai vitamin
F. Waktu itu, dengan percobaan pemberian makanan bahan tersebut sudah dikenal
peranannya dalam diet, tetapi keadaan alami yang pasti dari substansi ini belumlah
diketahui. Kemungkinan hanya asam linoleatlah satu-satunya asam lemak esensial
yang sesungguhnya, karena penelitian memberikan petunjuk bahwa asam-asam
linolenat dan arakidonat dapat dibentuk dalam tubuh dari asam linoleat.

5. Fungsi kolesterol dalam tubuh :


(1) Merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem membran dari
spesies hewan eukariotik, bersama dengan phospholipid dan protein. Jumlah
kolesterol dalam jarngan hewan ekuivalen dengan sistem membran.
(2) Prekursor senyawa sterol penting yang terdapat dalam tubuh. seperti asam
empedu, hormon-hormon steroid.

84
(3) Kolesterol juga berperanan penting dalam pengnyerapan lemak dalam usus
halus dan dalam transportasi lebih lanjut ke sistem peredaran darah atau
haemolymph. Disini kolesterol bergabung dengan asam lemak untuk membentuk
ester kolesterol yang sangat larut dan lebih emulsif daripada molekul asam lemak
bebas

IV. DAFTAR PUSTAKA

Close, W. and K.H. Menke. 1986. Manual Selected Tropics in Animal Nutrition.
nd
2 Edition. The Institute of Animal Nutrition, University of Hohenhelm.

Delvin, M. Thomas. (1992). Textbook of Biochemistry, with Clinical Correlation. New


York:Willey-Liss

Edelman, J. and J.M. Chapman. 1981. Basic Biochemistry. Third Edition. Morrison
and Gibb Ltd., London.

Ensminger, M.E.B. 1980. Poultry Science. Second Edition. The Interstate, Printers &
Publishers, Inc., Danville, Illinois.

Harper, H.A. (1980). Review of Physiological Chemistry, diterjemahkan oleh Martin


Muliawan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Ketaren, S. (1986). Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI-Press.

Llyod, L.E., B.E. Mc. Donald, and E.W. Crampton. 1978. Fundamental of Nutrition.W.H.
Freeman and Company, San Fransisco.

Lovell, R.T. 1989. Nutrition and Feeding. An AVI Book, Van Nostrand.
Reinhord.Auburn University, New York.

Linder, C. Maria. (1985). Nutritional Biochemistry and Metabolism. With Clinical


Application. New york: Elsevier.

85
Mathews, K. C., K. E. van Holde. (1991). Biochemistry. New York: The
Benjamin/Cummings Company.

Maynard, L.A., J.K. Loosli, H.F. Hintz, and R.G. Warner. 1979. Animal Nutrition.
Seventh Edition McGraw-Hill Book Company.

Ranjhan, S.K. 1980. Animal Nutrition in the Tropics. Vikas Publishing House P&T Ltd.,
New Delhi.

Ratledge, C. 1994. Biochemistry of Microbial Degradation. Kluwer Academic


Publishers, London.

The Merck Index. 2001. The Merck Index of Chemicals and Drugs, an Encyclopedia for
th
the Chemist, Pharmacist, Phisycian and Allied Proffession. 6 Ed. Rahway Merck
and Co. N.J.

86
MODUL 6
PROTEIN DAN ASAM AMINO
Ir. I Gusti N. Jelantik, MSc., PhD.

I. PENDAHULUAN

Protein adalah makromolekul yang paling banyak ditemukan di dalam sel mahluk
hidup. Protein dapat diisolasi dari seluruh sel dalam tubuh dan dari tiap-tiap bagian sel.
Terdapat berbagai jenis protein yang dapat diisolasi dari satu macam sel. Protein
menyumbang hampir setengah dari masa bahan keiring tubuh ternak. Peranan biologis
protein sangatlah beragam antara lain sebagai pempentuk, transportasi, katalisator dalam
reaksi biokimia, hormone, racun dan masih banyak lagi lainnya. Protein memberikan
kekuatan dan elastisitas kulit dan pembuluh darah. Protein mempertkuat gigi dan tulang sama
seperti besi baja dalam memperkuat beton. Protein dalam antibodi dan berbagai jenis
albumin dan globulin dalam darah memberikan perlindungan bagi tubuh ternak. Protein juga
merupakan bagian dari jaringan komunikasi dari sistem syaraf. Hampir semua enzym,
hormon dan neurotransmiter serta reseptor adalah protein. Tidak ada senyawa yang terlibat
dalam bergitu banyak fungsi yang semuanya esensial bagi kehidupan ternak. Protein itu
sendiri berasal dari bahasa Yunani “proteios” yang artinya urutan pertama yang menunjukkan
bahwa betapa pentingnya protein bagi tubuh mahluk hidup.

Protein pada umumnya tersusun dari senyawa yang relatif sederhana yaitu asam
amino yang mempunyai peranan dan jenisnya yang sangat beragam. Seluruh protein yang
diisolasi dari bakteri maupun sel hewan tingkat tinggi dibangun oleh 20 macam asam amino
yang sama. Asam-asam amino ini dihubungkan satu sama lainnya melalui ikatan kovalen
yaitu ikatan peptida dengan urutan yang spesifik.

Dalam modul ini akan dibahas tentang sifat-sifat asam amino pembentuk protein
disamping juga dibahas peptida dan protein. Peptida merupakan rantai pendek dari dua atau
lebih asam amino yang berikatan secara kovalen. Dair 20 macam asam amino ini, sel dapat
membentuk beraneka ragam protein seperti enzim, hormon, protein lesa mata, protein kulit,
protein air susu, antibiotik, racun dan banyak lagi protein yang mempunyai aktivitas biologis
tertentu.

87
II. MATERI

2.1. Struktur Dasar Protein

Struktur protein jauh lebih kompleks dibandingkan dengan karbohidrat atau lemak
dan setiap aspek dari struktur tersebut sangat vital bagi kehidupan pada tingkat sel. Struktur
protein mencakup empat tingkatan kompleksitas. Struktur primer yang merupakan struktur
pertama dan paling dasar dari struktur protein menyangkut urutan-urutan asam amino di
dalam rangkaian polipeptida. Ikatan peptida menghubungkan satu asam amino dengan asam
amino untuk membentuk dipetida, oligo peptida dan akhirnya polipeptida. Sebagai contoh
bagaimana glisin (disingkat Gly) dan alanin (Ala) membentuk menjadi Glycylalanin (Gly-
Ala) yang merupakan dipeptida. Susunan asam-asam amino dalam ikatan-ikatan peptida
tersebut mempunyai urutan-urutan yang teratur yang kemudian menentukan struktur tiga
dimensi protein dan kemudian juga fungsinya.

Tingkatan berikut adalah struktur sekunder (secondary structure) yang juga masih
menyangkut individu polipeptida yang dengan gaya noncovalen terutama ikatan hidrogen dan
menyangkut bagaimana benang polipeptida tersebut melipat dari sebelumnya beraturan
seperti α-heliks atau betha sheet (lipatan betha). Dalam struktur sekunder selain adanya ikatan
kovalen antar asam amino dan ikatan disulfida pada gugus ssistein juga terdapat ikatan-ikatan
hidrogen dari gugus polar pada residu asam amino.

Struktur tersier merupakan struktur 3 dimensi yang sederhana dari rantai polipeptida.
Dengan struktur ini polipeptida disamping melipat juga terdapat interaksi-interaksi non-
kovalen lain seperti interaksi van der Waals, dan interaksi gugus non-polar yang mendorong
terjadinya lipatan yang tepat dari suatu polipeptida.

Struktur tertinggi adalah struktur kuartener. Dalam struktur ini molekul protein
merupakan molekul protein yang tidak terbatas hanya terdiri dari satu rantai polipeptida tetapi
mungkin mengandung beberapa rantai polipeptida. Jadi pada struktur ini di samping sudah
mempunyai ikatan hidrogen, interaksi van der Waals, maupun interaksi-interaksi gugus non-
polar rantai polipeptida yang satu dengan yang lainnya dapat berinteraksi satu sama lainnya
baik interaksi polar, non-polat maupun interaksi Van der Waals. Contoh dari protein dengan
struktur kuartener adalah molekul hemoglobin yang terdiri dari 4 subunit rantai polipeptida.

88
3. Sifat-Sifat Umum Protein

Seperti disampaikan sebelumnya protein merupakan penyusun sel yang mempunyai


jenis dan bentuk serta fungsinya yang sangat bervariasi. Namun demikian protein pada
umumnya mempunyai sifat-sifat kimia yang hampir sama yaitu mempunyai gugus fungsional
yang sama. Oleh karena itu protein mempunyai ciri-ciri atau sifat-sifat yang sama sebagai
berikut.

a. Pencernaan Protein adalah Hidrolisis

Pencernaan protein tidak lebih dari hidrólisis ikatan peptida untuk menghasilkan
berbagai jenis asam amino. Terdapat berbagai jenis enzym pencernaan ( semua dalam
keluarga protease) memecah ikatan peptida menurut rantai samping yang ada didekatnya.

b. Denaturasi Protein adalah Hilangnya Bentuk Protein

Ikatan peptida tidak dihidrolisis ketika protein mengalami denaturasi. Yang terjadi
adalah terganggunya struktur sekunder atau struktur yang lebih kompleks. Denaturasi adalah
rusaknya bentuk molekul secara keseluruhan. Hal ini dapat terjadi ketika rusaknya lipatan
dan bentuk melingkar atau terpisahnya sub-unit polipeptida yang membentuk protein. Oleh
karena secara alamiah bentuk dan struktur protein tersebut terjadi pada lingkungan berair,
maka kehilangan air akan dapat menyebabkan denaturasi banyak protein.

Pada umumnya denaturasi dibarengi oleh hilangnya solubilitas protein di dalam air.
Sebagai contoh, ketika telur dipanaskan molekul albumin menjadi lurus dan menjadi tidak
larut dalam air dan tidak lagi tembus cahaya.

Secara umum terdapat beberapa reagen atau tekanan fisik yang dapat menyebabkan
denaturasi protein seperti ditampilkan pada tabel berikut.

Agen Denaturasi Bagaimana agen denaturasi menyebabkan kerusakan protein

Panas Mengganggu interaksi hidropobik dan ikatan hidrogen dengan


membuat molekul protein bergetar dan menghasilkan koagulasi

89
seperti pada telur yang digoreng.

Radiasi mikrowave Menyebabkan getaran tak terkendali pada molekul protein yang
merusak ikatan hidrogen dan interaksi hidropobik

Radiasi ultraviolet Mungkin beroperasi sama dengan cara kerja panas (contohnya
ketika protein dipanaskan di bawah sinar matahari)

Pengocokan atau Menyebabkan molekul yang sebelumnya berbentuk bulat menjadi


menggoyang lebih panjang dan terceraiberai. Contohnya, mengocok telur.

Sabun Mungkin mempengaruhi ikatan hidrogen dan jembatan garam

Pelarut organik Mempengaruhi ikatan hidrogen karena pelarut ini dapat juga
(ethanol, aceton, 2- membentuk ikatan hidrogen dan merusak interaksi hidropobik.
propanol) Sangat cepat mendenaturasi protein bakteri dan membunuhnya.
(contoh efek disinfektan oleh 70% ethanol).

Asam dan basa Merusak ikatan hidrogen dan kjembatan garam. Jika lama
kuat akanmenyebabkan hidrólisis ikatan peptida.

Garam dari heavy Kation menggabungkan gugus SH dan membentuk endapan. Garam
metals (Hg2+, Ag+ ini semuanya beracun.
dan Pb+)

2.3. Peptida

Peptida merupakan gabungan dari dua atau lebih molekul asam amino yang
dihubungkan melalui ikatan peptida. Ikatan peptida dibentuk melalui penghilangan molekul
air (H2O) dair penggabungan gugus karboksilat dari suatu asam amino dengan gugus amino
dari asam amino lainnya. Bila dua asam amino bergabung melalui ikatan peptida maka
molekul yang terbentuk dinamakan dipeptida. Apabila terbentuk dari banyak molekul asam
amino dinamakan polipeptida. Dengan demikian peptida mempunyai panjang molekul yang
bervariasi dan biasanya terbentuk dari hidrólisis parsial dari molekul protein. Bagian ujung

90
dari peptida mempunyai gugus nH2 bebas, biasa dinamakan terminal amino, sedangkan
ujung lainya mempunyai gugus karboksilat bebas dan biasa dinamakan terminal karboksilat.

Molekul peptida dapat dipisahkan dari campourannya didasarkan pada sifat


ionisasinya. Oleh karena setiap peptida mempunyai satu gugus amino dan satu gugus
karboksilat bebas, maka gugus-gugus ini akan mengion pada kondisi-kondisi tertentu seperti
halnya dengan asam amino. Sementara itu seluruh gugus amino dan karboksilat yang
terikatan pada ikatan kovalen tidak akan mengion sehingga tidak akan memberikan
kontribusi pada sifat asam basa dari suatu peptida. Dengan demikian total sifat asam basa
dapat diperkirakan dari gusus amino dan karboksilat terminal dan sifat-sifat dari gugus R
asam amino pembentuknya. Seperti halnya asam amino, peptida juga mempunyai kurva
titrasi dan pH isoelektrik tertentu.

Terlepas dari jumlah molekul peptida yang sangat banyak. Campuran peptida dapat
dipisahkan atu dengan yang lainnya dengan cara elektroforesis atau kromatografi penukar ion
atau gabungan diantara keduanya. Pemisahan ini didaarkan atas perbedaan sifat asam absa
dan polaritas pada nilai pH tertentu.

Molekul peptida juga mengalami reaksi-reaksi kimia yang sifatnya sangat khas.
Terdapat dua reaksi spesifik dari peptida yaitu pertama, ikatan-ikatan peptida dapat
dihidrolisis dengan pemanasan pada suasana asam atau basa kuat dan menghasilkan asam-
asam amino bebas. Hidrólisis dari ikatan peptida ini penting untuk menentukan komposisi
dan urutan asam amino dalam protein. Ikatan peotida dapat dihidrolisis dengan bantuan
enzim-enzim tertentu seperti tripsin atau kemotripsin. Hidrólisis dengan asam basa dapat
memutuskan sleuruh ikatan peptida sementara hidrólisis menggunakan enzym bersifat
selektif.

2.4. Struktur Asam Amino

Asam amino adalah molekul sederhana yang diperoleh ketika protein dipanaskan
dalam suasan asam maupun basa kuat karena ikatan-ikatan kovalennya terputus. Asam amino
yang pertama kali diisolasi adalah aspargin yang ditemukan pertama kali pada tahun 1806.
sedangkan asam amino yang paling akhir diisoloasi adalah treonin yang baru ditemukan pada
tahun 1939. Semua asam amino mempunyai struktur dasar seperti ditampilkan pada gambar
2.

91
Gambar 2. Struktur umum molekul asam amino

Semua asam amino pada umumnya mempunyai nama umum yang sama. Biasanya
diambil dari pertama kali protein tersebut ditemukan. Sebagai contoh, aspargin diisolasi
pertama kali dari asparagus, asam glutamat pertama kali diisolasi dari gandum, glisin berasal
dari bahasa Yunani yang artinya manis.

Semua asam amino pembentuk molekul protein mempunyai struktur yang hampir
mirip yaitu mempunyai gugus karboksilat dan gugus amino yang berikatan pada atom karbon
yang sama. Sementara itu perbedaan asam amino tertentu dengan asam amino lainnya
terletak pada gugus rantai samping atau biasa diberikan nama gusus R. Terdapat variasi yang
sangat besar dari segi struktur, ukuran, muatan listrik maupun kelarutan setiap gugus R ini.
Keduapuluh asam amino ini telah diberi nama standar yang terdiri dari tiga huruf dan satu
simbol seperti ditampilkan pada tabel 1.

Tabel 1. Penamaan dan simbol asam amino

Nama asam amino Simbol 3 huruf Simbol 1 huruf

Alanin Ala A

Arginin Arg R

Asparagin Asn N

Asam Aspartat Asp D

92
Asam Glutamat Glu E

Fenilalanin Phe F

Glutamin Gln Q

Glisin Gly G

Histidin His H

Isoleusin Ile I

Leusin Leu L

Lisin Lys K

Metionin Met M

Prolin Pro P

Sistein Cys C

Serin Ser S

Treonin Thr T

Triptofan Trp W

Tirosin Tyr Y

Valin Val V

Ciri lainnya dari asam amino adalah mereka pada umumnya mempunyai atom
Carbon asimetris yaitu atom carbon keempat tangannya mengikat atom atau gugus yang
berbeda-beda. Namun hal ini tidak berlaku untuk glisin. Atom karbon asimetris dalam asam
amino yaitu karbon-α mengikat empat macam gugus antara lain :

a. Gugus karboksilat

b. Gugus amino

93
c. Atom hidrogen

d. Gugus R.

atom karbon asimetris ini juga disebut pusat khiral. Senyawa-senyawa dengan pusat khiral
pada umumnya mempunyai 2 bentuk isomer yang sifat fisik dan kimianya identik satu
dengan lainnya kecuali perbedaan arah kemampuan untuk memutar bidang sinar yang
terpolarisasi. Kecuali glisin semua asam amino merupakan senyawa optis aktif yaitu dapat
memutar bidang sinar yang terpolarisasi ke satu arah tertentu. Kerena bentuk ruang dari atom
C yang keempat tangannya mengikat empat atom atau gugus adalah tetrahedral sehingga
kedua isomer yang mungkin merupakan banyangan cermin satu dengan lainnya. Bila larutan
dari asam amino dapat memutar bidang sinar terpolarisasi ke kiri maka disebut isomer
Levatory (L) (-). Sedangkan bila sebaliknya disebut dextrorotary (D) (+). Campuran ekimolar
dari bentuk (+) dan (-) tidak memutar bidang sinar terpolarisasi. Karena semua asam amino
kecuali glisin bila berdisosiao dari protein dapat memutar bidang sinar terpolarisasi,
menunjukkan bahwa asam amino dalam protein terjadi hanya dalam bentuk satu
stereoisomer.

2.5 .Klasifikasi Asam Amino

Asam-asam amino yang terdapat di dalam protein dapat diklasifikasikan berdasarkan


persamaan dan perbedaan gugus R-nya terutama yang menyangkut polaritas dari gugus
tersebut. Berdasarkan polaritas dari gugus R tersebut asam amino dapat dikelompokkan
menjadi empat yaitu :

a. Asam amino dengan gugus R non-polar.

b. Asam amino dengan gugus R polar tidak bermuatan

c. Asam amino dengan gugus R polar dan bermuatan positif

d. Asam amino dengan gugus R polar bermuatan negatif.

Asam amino dengan gugus R non Polar

94
Pada jenis asam amino terdapat dua jenis gugus R yaitu asam amino dengan gugus R
yang terdiri dari hanya senyawa hidrokarbon dan asam amino dengan gugus R aromatik.
Asam amino dengan gugus R hidrokarbon antara lain alanin, valin, leusin, isoleusin, dan
prolin. Asam amino dengan gugus R aromatik antara lain fenilalanin dan triptofan. Pada jenis
asam amino ini juga terdapat metionin yang merupakan asam amino yang mengandung sulfur
dan prolin yang mempunyai gugus amino yang tersubstitusi oleh gugus R sehingga
membentuk struktur lingkar.

Asam Amino dengan Gugus R Polar Tidak Bermuatan

Jenis asam amino ini mempunyai gugus R yang bersifat polar tidak bermuatan
sehingga relatif mudah larut dalam air atau lebih bersifat hidrofobik dibandingkan dengan
jenis asam amino dengan gugus R non-polar. Kemampuan ini diperoleh karena gugus R-nya
mengandung guus fungsional yang dapat membentuk ikatan hidrogen di dalam air. Asam
amino yang termasuk dalam kelompok ini adalah glisin, serin, treonin, sistein, tirosin,
aspargin dan glutamin. Sifat polaritas dari serin,treonin, dan tirosin disebabkan oleh adanya
gugus hidroksil. Sementara itu sifat yang sama dari asparagin dan glutamin disebabkan oleh
adanya gugus amida dan pada sistein karea adanya gugus sulfidril. Gugus R pada glisin
merupakan satu atom hidrogen sehingga terlalu kecil untuk mempengaruhi derajat polaritas
dari gugus amino dan karboksilat.

Asparagin dan glutamin merupakan bentuk amida dari asam amino lain yang juga
sebagai pembentuk rpotein yaitu asam aspartat dan asam glutamat. Asaparagin dan glutamin
mudah terhidrolisis dalam suasana asam atau basa kuat. Sistein dan tirosin memunyai gugus
R yang mudah terdisosiasi oleh ion H+ tetapi gugus sulfidril dari sistein dan fenol dari tirosin
hanya sedikit mengion pada pH 7,0.

Sistein dalam molekul protein dapat mempunyai dua bentuk yaitu dalam bentuk
sistein atau sistin. Sistin merupakan gabungan dua molekul sistein melalui ikatan sulfida.
Sistein mempunyai peranan khusus dalam membentuk struktur protein seperti pada insulin,
aminoglukolin, atau antibody. Dalam protein-protein tersebut dua molekul sistin
menggabungkan dua rantai peptida yang membentuk ikatan silang yang tidak biasa ditemui
dalam protein intraselluler tetapi biasa terdapat dalam protein yang disekresikan ke luar dan
berfungsi dalam cairan ekstraseluler.

95
Asam Amino dengan Gugus R Bermuatan Positif

Asam amino yang termasuk jenis ini termasuk diantaranya adalah lisin, arginin dan
histidin. Asam amino tersebut bermuatan positif pada pH 7. lisin merupakan asam amino
dengan dua gugus amino, satu terdapat pada posisi E rantai alifatik. Sedangkan arginin
bermuatan positif dari gugus guadino. Histidin mengandung gugus imidazol yang terionisasi
lemah.

Asam amino dengan gugus R polar bermuatan negatif

Pada kelompok ini, asam amino mempunyai gugus R yang bermuatan negatif pada
pH 7,0. asam amino yang termasuk dalam golongan ini adalah asam aspartat dan asam
glutamat. Kedua jenis asam amino ini memunyai gugus karboksilat. Kedua asam amino ini
mempunyai struktur yang mirip dengan asparagin dan glutamin.

Asam Amino Pembentuk Protein Lainnya

Selain ke duapuluh asam amino esensial yang dibahas sebelumnya, dalam protein
masih terdapat asam amino lainnya yang dijumpai pada protein-protein tertentu. Asam mino
tersebut pada umumnya merupakan turunan dari asam amino esensial. Sebagai contoh 4-
hidroksiprolin merupakan turunan prolin dan 5-hidroksilisin merupakan turunan lisin. Kedua
asam amino tersebut dapat diisolasi dari protein kolagen pada jaringan pengikat. Asam amino
laiinya yang ditemukan adalah N-metil-lisin yang ditemukan pada protein otot (miosin) yang
berfungsi untuk kontraksi otot. Terdapat juga asam karboksilatglutamat yang ditemukan pada
protombin yang berperan dalam pembekuan darah atau protein lain yang dapat mengikat Ca 2+
dalm fungsi biologisnya. Asam amino desmiosin yang ditemukan pada protein serat elastin
merupakan turunan dari lisin.

Asam Amino dalam Air

96
Upaya untuk mengetahui sifat-sifat protein dapat dilakukan dengan melarutkan asam
amino di dalam air. Derajat ionisasi dan sifat asam basa dari larutan asam amino merupakan
informasi yang sangat penting. Upaya pemisahan, identifikasi dan kuantifikasi dari asam
amino yang berbeda yang diperlukan untuk penentuan komponen-komponen asam amino dan
urutannya dalam molekul protein pada umumnya didasarkan pada karakter asam-basanya.

Asam-asam amino yang mempunyai satu gugus amino dan satu gugus karboksilat
mengkristal pada larutan netral yang terionisasi sempurna biasa disebut dipolar. Walaupun
ion dipolar merupakan senyawa netral secara listrik dan tidak bergerak dalam bentuk listrik,
mereka mempunyai muatan yang berlawanan kutubunya dengan kekuatan yang sama besar.
Keadaan dipolar ini disarankan dari faktor kristal asam amino yang mempunyai titik leleh
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan titik leleh senyawa organik lainnya yang berukuran
sama tetapi tidak berbuatan. Kristal asam amino diduga berikatan satu sama lainnya dengan
gaya elektrostatik yang cukup besar. Ikatan ini diduga berasal dari gugus fungsional yang
bermuatan posistif dan negatif membentuk kristal yang stabil seperti pada kristal NaCL.
Untuk memisahkan interaksi tersebut diperlukan energi yang cukup besar dan hal ini dapat
dilakukan jika temperatur dinaikkan.

Bila kristal asam amino dilarutkan dalam air akan terjadi ion dipolar yang bersifat
sebagai donor asam (donor proton) atau basa (akseptor proton). Senyawa dengan dua sifat ini
biasa dinamakan senyawa amfoter atau amfolit.

Kurva Titrasi Asam Amino

Kurva tritasi asam amino sangat khas seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.5.
kurva titrasi menunjukkan dua keadaan yang berbeda. Pertama menunjukkan titrasi atom H
dari gugus karboksilat dan kedua titrasi ion H+ dari gugus amonium. Sebagai contoh asam
amino alanin (NH2-HCCH2-COO-) dalam suasana asam pH=1 berupa ion dengan rumus
molekul +NH3-HCCH2-COOH. Bila alanin dalam bentuk ini dititrasi dengan suatu basa
maka ion H+ dari gugus COOH akas beraksi sebagai basa titrasi terlebih dahulu.

Pada titik tengah keadaan titrasi pertama dimana sebagian gugus karboksilat telah
kehilangan atom H sedemikian rupa sehingga konsentrasi proton donor (+NH3-HCH2-
COOH) dan proton akseptor (+NH3-HCCH2-COO-) sama besar. Pada keadaan ini nilai pH
sama dengan pK’ dari gugus karboksilat dari alanin yaitu 2,34. jika titrasi diteruskan akan

97
ditemui keadaan yang cukup pentik yaitu keadaan dimana semua proton pada titrasi keadaan
pertama telah hilang semua hal ini dicapa pada pH 6,2. keadaan pada pH ini merupakan titik
isoelektrik dari alanin dimana seluruh molekul alanin dalam keadaan ion dipolar.

Pada keadaan titrasi kedua, terjadi penghilangan proton daru gugus amonium (+NH3).
Titik tengah dari titrasi kedua ini terjadi bila konsentrasi kedua bentuk ion +NH3-HCCH2-
COO-) dan NH2-HCCH2-COO- sama besar. Nilai pH pada keadaan ini sekitar 9,69 dan pH
ini sama dengan pK dari gugus amonium. Bila titrasi diteruskan maka akan selesai pada pH
sekitar 12 dimana seluruh alanin ada pada keadaan NH2-HCCH2-COO.

Dari kurva titrasi di atas dapat diperoleh beberapa informasi sbb;

a. pK dari gugus-gugus yang terionkan dari alanin dapat ditentukan secara kuantitatif.
Sebagai catatan gugus karboksilat dari alanin ternyata terdisosiasi 100 kali lebih tinggi
dengan gugus karboksilat asam asetat yang mempunyai pK 4,76. peningkatan derajat
disosiasi dari gugus karboksilat alanin mungkin disebabkan oleh tolakan elektromagnetik dari
proton gugus karboksilat oleh muatan positif yang ada didekatnya dari gugus amonium
(+NH3). Tolakan inilah yang memudahkan atom H pada gugus –COOH untuk lepas.

b. Titrasi menunjukkan adanya daerah buffer yaitu pada daerah pH 2,34 dan pH 9,6. hal ini
menunjukkan alanin tidak membuffer baik pada cairan intraselular atau darah yang
mempunyai pH 7,4.

c. Hubungan muatan listrik asam amino dengan pH larutan. Pada pH 6,02 yaitu pada titik
isielektrik dari alanin, menunjukkan alanin dalam bentuk ion dipolar atau zwiterrion. Molekul
alanin dalam keadaan ini menunjukkan sefat molekul netral, tidak tertarik oleh medan listrik.
Titik isoelektrik merupakan rata-rata dari pK gugus karboksilat dan pK gugus amonium.

pHI = 0,5 (pK1 + pK2)

untuk alanin :

98
pHI = 0,5 (2,34 + 9,56) = 6,02

pada pH di atas pH titik isoelektrik alanin akan bermuatan negatif dan bergerak ke
arah elektroda positif (anoda) bila ditempatkan pada medan listrik. Sebaliknya pada pH di
bawah titik isoelektrik alanin mempunyai muatan negatif sehingga bila ditempatkan pada
medan listrik akan bergerak ke arah katoda (elektroda negatif). Semakin jauh pH larutan
alanin dari pH titik isoelektrik akan semakin besar muatan rata-rata dari populasi molekul
alanin. Sebagai contoh pada pH 1 larutan alanin semua dalam bentuk +NH3-HCCH2-COOH
mempunyai muatan positif 1. sedangkan pada pH 2,34 (pK gugus karboksilat) muatan rata-
rata alanin adalah positif 0,5. demikian seterusnya kita dapat memperkirakan muatan alanin
pada pH tertentu.

Informasi ini mempunyai kepentingan praktis karena kita dapat menisahkan asam-
asam amni yang berbeda satu dengan lainnya didasarkan dari arah dan kecepatan migrasi
relatif tiap larutan yang ditempatkan pada medan listrik dan pH yang diketahui.

2.6. Sifat Asam Basa dari Asam Amino

Semua asam amino mempunyai satu gugus amino, satu gugus karboksilat dan satu
gugus R. Kelompok asam amino yang mempunyai gugus R yang tidak mengion mempunyai
beberapa kesamaan walaupun tidak identik yaitu nilai pK1 antara 2,0-3,0 dan untuk pK2
antara 9,0-10,0 (lihat tabel 2). Semua kelompok asam amino ini mempunyai sifat seperti
alanin.

Tabel 2. Nilai pK dari ionisasi gugus-gugus asam amino pada suhu 25oC

Asam Amino pK1 –COOH pK2 –NH3+ pKR gugus R

Glisin 2,4 9,5

Alanin 2,34 9,697

99
Leusin 2,36 9,60

Serin 2,21 9,15

Tronin 2,63 10,43

Glutamin 2,17 9,13

Asam aspartat 2,09 9,82 3,86

Asam glutamat 2,19 9,67 4,25

Histidin 1,82 9,17 6,0

Sistein 1,71 10,78 8,33

Tirosin 2,20 9,11 10,07

Lisin 2,18 8,95 10,53

Arginin 2,17 9,04 12,48

Asam amino yang mempunyai gugus R yang dapat mengion mempunyai kurva titrasi
yang laebih kompleks. Untuk asam amino ini mempunyai tiga keadaan titrasi yang
berhubungan dengan 3 langkah penghilangan ion H+ sehingga senyawa ini mempunyai 3
nilai pK. Keadaan titrasi ketiga yaitu titrasi dari gugus R. kurva titrasi dari golongan ini ada
dua macam diman R membawa gugus amino atau gugus karboksilat. Sebagai contoh adalah
kurva titrasi dari asam glutamat dan histidin. Titik isoelektrik dari golongan asam amino ini
mencerminkan tipe ionisasi gugus R yang ada. Sebagai contoh untuk asam glutamat yang
mempunyai dua gugus karboksilat dan atu gugus amino, mempunyai titik isoelektrik 3,22
(merupakan rata-rata dari pK kedua gugus karboksilat). Hal yang sama pada lisin titik
isoelektrik merupakan harga rata-rata kedua gugus amino yaitu titik isoelektrik dari 20 asam
amino.

Untuk kepentingan praktis hanya histidin yang mempunyai kekuatan membuffer yang
baik. Hal ini desebakan gugus R pada histidin mempunyai nilai pK 6,0 yang memberikan
efek buffer pada pH 7 yang merupakn pH cairan tubuh dan darah.

100
2.7. Rangkuman

Protein adalah makromolekul yang sangat penting bagi tubuh ternak, i.e. berasal dari
bahasa Yunani “proteios” yang artinya urutan pertama, yang mencakup lebih dari setengah
masa tubuh ternak. Terdapat empat struktur dasar protein yang terdiri dari struktur primer,
sekunder, tertier dan kuarter. Protein tersusun atas asam amino dengan ikatan peptida.
Melalui ikatan peptida dua asam amino dibentuk menjadi dipeptida, tiga asam amino menjadi
tripeptida dan seterusnya menjadi oligo dan akhirnya polipeptida. Urutan-urutan asam amino
tersebut merupakan penentu struktur dan fungsi protein di dalam rubuh. Terdapat 20 jenis
asam amino penyusun protein. Asam-asam amino yang terdapat di dalam protein dapat
diklasifikasikan berdasarkan persamaan dan perbedaan gugus R-nya terutama yang
menyangkut polaritas dari gugus tersebut. Berdasarkan polaritas dari gugus R tersebut asam
amino dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu : asam amino dengan gugus R non-polar,
Asam amino dengan gugus R polar tidak bermuatan, asam amino dengan gugus R polar dan
bermuatan positif, dan asam amino dengan gugus R polar bermuatan negatif.

III. PENUTUP

3.1. Test Formatif

1. Sebutkan 4 agen denaturasi protein !

2. Gambarkan struktur umum asam amino !

3. Tulis simbol tiga huruf dari asam amino berikut :

a. Alanin

b. Asam aspartat

c. Fenilalanin

d. Glisin

e. Isoleusin

f. Metionin

101
4. Berdasarkan polaritas gugus R, asam amino dapat dikelompokkan menjadi berapa
kelompok ? Sebutkan !

3.2. Jawaban Test Formatif

1. Panas, radiasi mikrowave, radiasi ultraviolet, pengocokan, sabun, pelarut organik, asam
dan basa kuat dan garam dari heavy metal

2. Asam amino memiliki satu gugus amina dan satu gugus karboksil, atom hidrogen dan
rantai samping (R)

3. a. Ala

b. Asp

c. Phe

d. Gly

e. Ile

f. Met

4. Berdasarkan polaritas dari gugus R tersebut asam amino dapat dikelompokkan menjadi
empat yaitu :

102
a. Asam amino dengan gugus R non-polar.

b. Asam amino dengan gugus R polar tidak bermuatan

c. Asam amino dengan gugus R polar dan bermuatan positif

d. Asam amino dengan gugus R polar bermuatan negatif.

IV. Daftar Pustaka

D’Mello J.P.F. (1994) Amino Acids in Farm Animal Nutrition. Typeset by Colset Ptc

Ltd, Singapore.

Harper H.A., Rodwell and Mayes P.A. (1982) Biokimia. Diterjemahkan oleh Martin

Muliawan.Los altos, California 94022.

Holum, J.R. 1994. Fundamentals of general, organic, and biological chemestry. John Wiley
and Sons, Inc., New York, USA.

103

Anda mungkin juga menyukai