Baiq Muthmainnah 1502111331
Baiq Muthmainnah 1502111331
Oleh
BAIQ MUTHMAINNAH
NIM. 150.211.1331
JURUSAN MUAMALAH
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2019
2
iii
3
iv
5
6
MOTTO:
ْ ي ا أ ي ا ال ين آم ن وا َ ت أ ْك ل وا أ ْم و ال ك ْم ب يْ ن ك ْم ب الْ اط ل إ َ أ
ت ك و ت ج ا ً ع ْن ت ر اض م نْ ك ْم َ ت قْ ت ل وا أ نْ ف س ك ْم إ اَ كا
ب ك ْم ح ي ً ا
vii
7
PERSEMBAHAN
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT dan atas dukungan dan do’a
dari orang-orang tecinta, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan penuh rasa syukur dan terimakasih
1. Kedua orangtua ku tercinta (Lalu Thuhur dan Baiq Maesum) yang selalu
sabar dan terus mendo’akan serta memberikan dorongan moril dan materil
2. Keluarga besar Lalu Thuhur , Sepupu dan ponakan yang rela direpotin, Dian,
Sintia,Fani,Adwa , naela, yang selalu setia dan siap di repotin kapanpun, yang
Indah Puji Rahayu, Elly Kurniatun, Ika Riski Asmita, teman dirantauan yang
tidak bisa saya deskripsikan, yang siap diributin dan direpotin kapanpun
memeberi motivasi dan doa yang sangat luar biasa sehingga tidak ada kata
Terlambat lulus atau lulus tidak tepat waktu bukanlah sebuah aib,
viii
8
yang paling cepat lulus, Bukankah sebaik baik skripsi adalah skripsi yang
selesai ? baik itu selesai tepat waktu ataupun tidak sama sekali.
ix
9
KATA PENGANTAR
2. SAPRUDIN. Msi. sebagai ketua jurusan dan Dr. Gazali, S.H.M.H sebagai
4. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah
memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan member bimbingan
x
10
5. Para dosen di lingkungan fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Mataram yang
6. Para responden yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, terima kasih atas
dalam penulisan skripsi ini mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT,
tercapai hasil yang semaksimal pula. Namun penulis menyadari bahwa dalam
skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena, itu kritik saran
yang konstruktif sangat penulis harapkan demi skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin
YaRabbalAlamin.
Mataram, 2019
Peneliti,
BAIQ MUTHMAINNAH
xi
11
OLEH:
BAIQ MUTHMAINNAH
NIM: 1502111331
ABSTRAK
Jual beli ialah suatu perjanjian tukar-menukar barang atau benda yang
mempunyai nilai secara suka rela di antara kedua belah pihak, yang satu
menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau
ketentuan yang dibenarkan syara’ dan telah disepakati. Yang dimaksud dengan
ketentuan hukum ialah memenuhi persyaratan-persyaratan, rukun-rukun, dan hal-
hal lain yang ada kaitannya dengan jual beli sehingga syarat-syarat dan rukun-
rukunnya terpenuhi berarti sesuai dengan kehendak syara.
Namun, jual beli yang dilakukan di Desa Teruwai berbeda dari jual beli
yang biasanya, dimana mereka memilih membeli sepeda motor bekas atau second
yang tidak memiliki dokumen lengkap atau dikenal dengan istilah sepeda motor
bodong. Sepeda motor yang tidak memiliki dokumen atau surat-surat lengkap atau
sepeda motor bodong tersebut asal-muasalnya tidak memiliki kejelasan atau samar
karena barang tersebut bisa jadi dihasilkan dari kejahatan pencurian, atau
dokumen surat-surat tersebut hilang. Jual beli sepeda motor bodong tersebut
rupanya menjadi kebiasaan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskritif. Dengan
menggunakan metode teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
a. Praktik jual beli sepeda motor bodong dikatakan sah apabila penjual pada saat
terjadinya akad jual beli sudah menjelaskan tentang asal usul motor tersebut,
Namun jika motor tersebut terbukti memang dari hasil pencurian yang
diperjual belikan maka jual beli tersebut tidak sah.
b. Tinjauan fiqih muamalah menjelaskan bahwa jual beli dikatakan sah apabila
memenuhi rukun dan syarat, salah satu syarat jual beli yang dijelaskan adalah
harus milik sendiri dan terhindar dari gharar. Jika didalam jual beli masih
terdapat unsur gharar maka jual beli tersebut dikatakan tidak sah/fasid.
xii
12
DAFTAR ISI
xiii
13
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
dan Teknologi) sangat cepat, sehingga mampu menghapus sosial budaya yang
semula masih kental dengan budaya lokal seperti tradisi dan lain sebaginya.
Dengan model atau sistem muamalah (ekonomi bisnis) yang semakin hari
semakin terlihat begitu penuh dengan pengaruh budaya luar, dengan instan
kita bisa melakukan hubungan jual beli, sewa menyewa dan lain sebaginya
melalui handpone, apapun bisa kita dapatkan dalam genggaman kita secepat
mungkin.
begitu rentan dengan kekeliruan yang dapat terjadi dalam ruang lingkup
menjadi permasalahan yang cukup berarti bagi para pelaku ekonomi dalam
masih berfikir primitif mencari jalan pintas yang terkadang tidak semestinya
sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar menukar keperluan
dalam segala urusan kepentingan hidup masing-masing, baik dengan jalan jual
1
2
perusahaan lain, baik dalam urusan kepentingan sendiri seperti shalat, puasa,
dan haji dapat disebut sebagai muamalah1. Kerena itu, masalah perdata dan
menjadi dua garis besar yaitu munakahat (perkawinan), jinayat (pidana), dan
muamalah dalam arti khusus yang hanya berkaitan dengan dalam bidang
ekonomi dalam islam termasuk jual beli yang merupakan salah satu objek
muamalah.2
Jual beli ialah suatu perjanjian tukar-menukar barang atau benda yang
mempunyai nilai secara suka rela di antara kedua belah pihak, yang satu
atau ketentuan yang dibenarkan syara’ dan telah disepakati. Yang dimaksud
rukun, dan hal-hal lain yang ada kaitannya dengan jual beli sehingga syarat-
Jual beli dalam fiqh muamalah sudah diatur dalam beberapa rukun,
salah satunya objek akad itu sendiri harus jelas. Apabila objek jual beli
tersebut tidak jelas maka, jual beli tersebut di anggap tidak sah. objek akad
1
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Hukum Fiqih Islam),cet. 80, Bandung (Sinar Baru
Algensindo:2017), hlm. 278.
2
Qamarul Huda, Fiqh Muamalah,cet.1, (Teras Depok Sleman Yogyakarta), hlm.2.
3
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (PT Raja Grafindo Persada, 2016), hlm.69.
3
membeli sepeda motor bekas atau second yang tidak memiliki dokumen
lengkap atau dikenal dengan istilah sepeda motor bodong 4. Sepeda motor yang
tidak memiliki dokumen atau surat-surat lengkap atau sepeda motor bodong
tersebut bisa jadi dihasilkan dari kejahatan pencurian, atau dokumen surat-
Desa Teruwai Kecamatan Pujut Lombok Tengah telah melakukan praktik jual
beli sepeda motor bodong tersebut, sebagian besar pembeli berprofesi sebagai
petani dan pedagang. Faktor atau alasan yang membuat masyarakat lebih
masyarakat di sana merasa terbantu dengan adanya jual beli sepeda motor
bodong karena memudahkan aktifitas jual beli dan bertani mereka. Salah satu
contoh dalam hal bertani, petani merasa terbantu ketika masa panen tiba
4
Observasi, Tanggal 6 April 2019.
5
H. Hijrah, Wawancara, Desa Teruwai, 16 Maret 2019.
4
membeli sepeda motor bodong tersebut yaitu tidak dapat menjual kembali
motor tersebut karena tidak memiliki kelengkapan surat atau dokumen dari
kejelasan sepeda motor tersebut, asalkan harga yang diperoleh sangat murah
tema penelitian yang akan dijadikan sebaga karya tulis dengan tema
J. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
sebelumnya yaitu :
6
Suparlan, Wawancara,Desa Teruwai, 16 Maret 2019.
5
2. Manfaat Penelitian
a. ManfaatTeoritis
b. Manfaat Praktis
muamalah.
2) Penelitian ini juga dapat menjadi bahan masukan tentang jual beli
adalah jual beli motor bodong Desa Teruwai Kecamatan Pujut Lombok
2. Setting Penelitian
meihat dalam praktik jual beli motor bodong tersebut banyak hal-hal
yang menyimpang dari aturan jual beli. Alasan lainnya kenapa peneliti
berbeda dengan jual beli motor yang lainnya, sebagaimana jual beli
M. Telaah Pustaka
sebagai pedoman penelitian yang lebih lanjut dan untuk mendapatkan data
yang valid, serta untuk menghindari duplikasi, plagiasi, dan repetisi, dan
Dalam telaah pustaka ini, adapun yang menjadi acuan peneliti dari
Praktik Jual Beli Motor Bekas Yang Belum Lunas (Studi Kasus di Desa
dilakukan oleh peneliti terdahulu adalah bagaimana praktik jual beli motor
Lombok Tengah).
membahas tentang jual beli motor yang belum lunas, Ini jelas berbeda
dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu membahas tentang jual beli
Tengah dan bagaimana tanggapan para Tokoh Agama tentang praktik jual
7
Bq.Ekaermayanti, “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Motor Bekas
Yang Belum Lunas study kasus di Desa Sintung keamatan Pringgarata Lombok Tengah (skripsi
fakultas Syariah dan Ekonomi Islam UIN Mataram , Mataram 2017).
8
Beli Onderdil Motor Bekas” (Studi Kasus Di Kelurahan Kebon Jeruk Kota
bekas ditoko onderdil motor bekas dikelurahan Kebon Jeruk Kota Bandar
Lampung .
tentang Jual Beli. Namun yang menjadi perbedaan dalam penelitian ini
adalah objek kajiannya, pada peneliti terdahulu membahas tentang jual beli
Onderdil, (onderdil itu sendiri adalah suku cadang dar mesin yang
lakukan yaitu membahas tentang praktik jual beli motor bodong berlokasi
8
Apriyanto, dengan judul skripsi “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Onderdil
Motor Bekas” (Studi Kasus Di Kelurahan Kebon Jeruk Kota Bandar Lampung), Skripsi Fakultas
Syariah dan Ilmu Hukum UIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2017
9
Tri Nurhidayat, dengan judul skripsinya “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli
Motor Kredit Dengan Pengalihan Pembayaran” ( studi kasus di Desa Panekan Kecamatan Panekan
Kabupaten Magetan), Skripsi fakultas Syariah IAIN Ponorogo, 2017.
9
tinjauan hukum islam terhadap akad jual beli motor kredit dengan
objek kajian dari peneliti sebelumnya dengan peneliti saat ini yaitu peneliti
saat ini membahas tentang praktik jual beli motor bodong berlokasi di
peneliti melihat terdapat kesamaan antara peneliti aat ini dengan peneliti
N. Kerangka Teori
mengambil pengertian bahwa jual beli itu suatu proses tukar menukar
batasan. Sehingga jelas bagi kita apa itu jual beli, baik secara bahasa
10
dan menukar (sesuatu dengan sesuatu yang lain). Kata, ال يعdalam bahasa
arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya, yaitu kata الش اء
(beli). Dengan demikian kata ال يعberarti kata “jual” dan sekaligus berarti
yaitu tukar menukar harta dengan harta pula dalam bentuk pemindahan
Ekonomi Syariah, Bai’ adalah jual beli antara benda dengan benda, atau
harta dengn harta atas dasar saling merelakan, atau memindahkan milik
Pada dasarnya ada beberapa macam jual beli , salah satunya jual
beli motor bodong. Jual beli motor bodong adalah jual beli motor yang
10
Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003), hlm. 113.
11
PPHMI, Kompilasi hukum Ekonomi Syariah, Edisi Revisi, ( Jakarta: Kencana Pranada
Media,2017), hlm.15.
12
Abdul Rahman Ghazaly, dkk, Fiqh Muamalah,( Jakarta: Kencana Pranada Media,
2011), hlm. 67 .
11
beli motor pada umumnya. Jual beli sepeda motor seperti ini pada
2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan bahwa setiap kendaraan
(TNKB)14.
sudah dipenuhi, seperti sudah memenuhi syarat dan rukun dari jual beli itu
sendiri. Jual beli yang dilarang oleh hukum syara’ yakni jual beli yang
tidak memenuhi syarat dan rukunnya. Praktik jual beli yang belum jelas
rukun dan syarat dari obyek jual beli merupakan sesuatu yang bersifat
terdapat gharar yang membuat manusia memakan harta orang lain secara
13
Himpunan Peraturan Perundang-undangan, Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Jakarta:Fokus Media,2009), hlm 44.
14
Himpunan Peraturan Perundang-undangan, Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Jakarta:Fokus Media,2009), hlm 44.
12
beli yang dilarang tersebut salah satu diantaranya terdapat Jual beli
gharar.15 Jual beli yang disertai tipuan juga termasuk dalam salah satu dari
beberapa jual beli yang sah tetapi dilarang, baik dari pihak pembeli
maupun penjual.16
sunnah, dan ijma, para ulama.17 Dilihat dari aspek hukum jual beli
hukumnya mubah kecuali jual beli yang dilarang oleh syara’, adapun dasar
15
Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, Ghalia Indonesia,
Bogor,2012, hlm.
16
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Hukum Fiqih Islam),cet. 80, Bandung (Sinar Baru
Algensindo:2017), hlm.
17
Ahmad Wardi Mushlich, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Amzah, 2015) hlm.177
18
Dapertemen Agama RI, “Al-Qur’an dan Terjemahannya” (Bandung: jabal raudhatul
jannah, 2010),hlm. 83 .
19
Abu Hasan Muslim bin al-Hajjaj, Shahih Muslim, (Riyadh: Darul Tayyibah Linnasyr
Wat Tauzi, 2006) Jil. III, hlm. 707.
13
Artinya : Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi
Syaibah telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Idris dan
Yahya bin Sa'id serta Abu Usamah dari Ubaidillah. Dan
diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku Zuhair
bin Harb sedangkan lafazh darinya, telah menceritakan kepada
kami Yahya bin Sa'id dari 'Ubaidillah telah menceritakan
kepadaku Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah dia
berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang jual
beli dengan cara hashah (yaitu: jual beli dengan melempar
kerikil) dan cara lain yang mengandung unsur penipuan.20
Rukun jual beli menurut ulama hanafiyah hanya satu, yaitu ijab
dan qabul. Menurut mereka, yang menjadi rukun dalam jual beli itu
transaksi jual beli. Akan tetapi, karena unsur kerelaan itu merupakan
barang dan harga barang.21 Adapun rukun jual beli secara garis besar
meliputi :
20
Abu Hasan Muslim bin al-Hajjaj, Ensiklopedia Hadits versi Dekstop: Shahih Muslim,
terj. Lembaga Ilmu dan Dakwah serta Publikasi Sarana Keagamaan, (Jakarta: Lidwa Pusaka,
2015) no. 2783.
21
Abdul Rahman Ghazaly, dkk, Fiqh Muamalah, Fiqh Muamalah,( Jakarta: Kencana
Pranada Media, 2011), hlm. 71
14
Apabila salah satu pihak tidak berakal maka jual beli yang
ا ْكس ْوه ْم ق ْو ًا جعل ه ل ْم قي ًم ا ْ ق ْواه ْم ق ْول ْوال ْ ف ْي ا ت ْ ت ْوا السف ء ال
ًم ْع ْ ف
salah satu pihak tidak melakukan atau paksaan atas pihak lain,
Nisa : 29
22
Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Sinar Grafika, Jakarta, 2000, hlm.130
23
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, CV. Penerbit Diponegoro,
Bandung, 2005, hlm. 61
24
Suhrawardi K. Lubis,op.cit,hlm.130
15
dan tidak sah yang masih dibawah umur 15 tahun, yang tidak
2. Sighat akad, yaitu ijab qabul : serah terima dari penjual dan
pembeli
25
Departemen Agama RI,op.cit, hlm. 65
26
Suhrawardi K. Lubis, op. cit., hlm. 131
16
qabul adalah:
mengikat.29
27
Ahmad Muhammad Al-Assal, Dr.Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem, Prinsip dan
Tujuan Ekonomi Islam, Pustaka Setia, 1999, hlm. 213
28
Hamzah Ya'kub, Kode Etik Dagang Menurut Islam, CV. Diponegoro, Bandung, 1992,
hlm.72
29
Abdurrahman al-Jaziri, Fiqih Empat Mazhab, terj, M. Zuhri dan A. Ghozali, (Semarang
: asy-Syifa, 1994), jilid III, hlm. 304.
17
tampak. Rukun akad, adalah ijab dan qabul. Ijab dan qabul
bersangkutan.31
dengan ijab dari segala segi. Apabila qabul menyalahi ijab, maka
lima ratus, maka teranglah akadnya tidak sah, karena tidak ada
30
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003.hlm. 120.
31
Teungku Muhmmd Hasbi Ash Shidieqy, Pengantar Fiqh Mu'amalah, PT. Pustaka
Rizki Putra, Semarang, 1997, hlm. 29.
18
syarat:
ada manfaatnya.
pemilik sah barang tersebut dan atau telah dapat izin dari
batal.
d. Keadaan barang itu dapat diserah terimakan dan tidak sah jual
pihak penjual dan pihak pembeli. Apabila dalam suatu jual beli
perjanjian jual beli itu tidak sah, sebab bisa jadi perjanjian tersebut
32
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Hukum Fiqih Islam),cet. 80, Bandung (Sinar Baru
Algensindo:2017), hlm.
19
dijelaskan pada pasal 24 ayat 2 bahwa objek akad jual beli harus
Didalam pasal 58 juga dijelaskan bahwa objek jual beli terdiri atas
33
Suhrawardi K. Lubis, op. cit., hlm.146
34
PPHIMM ,Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (Edisi Revisi), (jakarta, Kencana, 2009),
hlm.22.
35
Ibid., hlm.31.
20
a) Imam Syafii
peraturan jual beli, perbuatan dan barang hasil jual beli yang
pencurian.36
b) Imam Maliki
Didalam rukun dan syarat jual beli yang dijelaskan oleh Imam
36
Ibnu Mas’ud-Zainal Abidin, Fiqih Mazhab Syafi’i (edisi lengkap) Buku 2:
Muamalat,Munakahat,Jinayat, (Bandung, CV Pustaka Setia,2007), hlm.22.
21
c) Imam Hanafi
d) Imam Hanabillah
objek akad harus berupa mal (harta), objek akad harus dimiliki
37
Ahmad wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (jakarta, Amzah,2015) hlm.196.
38
Ibid.,hlm.199
22
Suatu jual beli tidak sah apabila tidak terpenuhi dalam suatu
1) Saling rela antara kedua belah pihak. Kerelaan antara kedua belah
orang yang telah baligh, berakal, dan mengerti. Maka, akad yang
dilakukan oleh anak yang dibawah umur, orang gila, atau idiot
bernilai rendah seperti membeli kembang gula, korek api dan lain-
lain.
kedua belah pihak. Maka, tidak sah jual beli barang yang belum
Saw
39
Mardani,fiqh ekonomi Syariah, (jakarta; prenadamedia group,2012) hlm.104
40
Muhammad bin Yazid bin Majah al Qazwini, Sunan Ibnu Majah, (Beirut: Dar el-
Marefah, 1996), Jilid 3, hlm. 30
23
sah jual beli mobil hilang, burung diangkasa karena tidak dapat
diserahterimakan.
5) Objek jual beli diketahui oleh kedua belah pihak saat akad. Maka
barang tersebut..
Secara global akad jual beli harus terhindar dari enam perkara ‘aib,
diantaranya42 :
a. Ketidajelasan (jahalah).
b. Pemaksaan..
e. kemudharatan.
O. Metode Penelitian
41
Muhammad bin Yazid bin Majah al Qazwini, Ensiklopedia Hadits versi Dekstop: Sunan
Ibnu Majah, terj. Lembaga Ilmu dan Dakwah serta Publikasi Sarana Keagamaan, (Jakarta:
Lidwa Pusaka, 2015), no. 2178.
42
Ahmad wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (jakarta, Amzah,2015) hlm.196.
24
hukum yang dikonsepkan sebagai norma atau kaidah yang berlaku dalam
berikut:
43
Laurensius Arliman S,”Peranan Metodologi Penelitian Hukum Di Dalam
perkembangan Ilmu Hukum Di Indonesia”, Vol. 1, Nomor 1, Desember 2018, hlm. 120.
44
RA. Granita Ramadhani,”Analisis Aspek Legalitas Transaksi Efek Short-selling Pada
Masa Krisis Keuangan Studi Kasus Penghentian Sementara Perdagangan Bursa Efek Indonesia
Tanggal 8-10 Oktober 2008 Disebabkan Penurunan Harga Secara Tajam Terkait Indikasi Short-
Selling”, (Skripsi, FAKULTAS HUKUM Universitas Indonesia, Depok, 2009), hlm. 57.
45
Lexy, J . Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000), hlm. 3.
25
data tersebut;
secara ilmiah.
2. Kehadiran Peneliti
dengan tujuan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Oleh sebab itu
3. Lokasi Penelitian
26
tersebut adalah:
sepeda motor salah satunya jual beli sepeda motor bodong, dan praktik
yang selama ini masih dilakukan oleh masyarakat dalam jual beli terjadi
kontra diktif terhadap literatur yang pernah peneliti baca. Oleh sebab itu
praktik yang dilakukan oleh masyarakat dalam jual beli motor bodong
atau dari lapangan, dan kepustakaan. Sumber data dalam penelitian ini
adalah:
1) Data Primer
Tengah.
2) Data Sekunder
bukan dari sumber atau responden tetapi, data yang diperoleh adalah
a. wawancara
46
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), hlm. 31.
28
terlalu melebar. Selain itu juga digunakan sebagai patokan umum dan
Tengah.
b. Observasi
47
Ibid., hlm. 138.
48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002, Cet.XII), hlm. 149.
29
c. Dokumentasi
adalah cara mencari data mengenai hal-hal yang fariabel yang berupa
sumber yang terkait dengan tema penelitian. Adapun data yang ingin
6. Analisis Data
data kedalam pola. Kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
49
Ibid.
50
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hlm. 31.
30
untuk menarik kesimpulan terhadap hal-hal peristiwa dari data yang telah
dan digeneralisasikan.51
7. Validitas Data
a. Triangulasi
informasi dari informan atau sumber lain yang berbeda. Hal tersebut
51
Sutrisnoh Hadi, Metode Research (Jakarta:Pen Offset, 2000), hlm. 42.
31
masalah penelitian.
P. Sistematika Penulisan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penetilian,
penulisan.
Bab Kedua Berupa paparan dan temuan bab ini peneliti akan
Tengah
Bab ketiga Bab ini akan peneliti uraikan tentang hasil analisis peneliti.
Dalam bab ini menjawab semua pertanyaan yang ada dalam fokus penelitian
tentang praktik jual beli sepeda motor bodong dan bagaimana pandangan
masyarkat terkait jual beli sepeda motor bodong di Desa Teruwai Kecamatan
hasil penelitian. Kesimpulan ini merupakan ringkasan dari semua materi dan
yang diteliti. Sedangkan pada bagian akhir ini peneliti mencantumkan daftar
pustaka dan lampiran-lampiran berupa surat izin penelitian dan daftar riwayat
hidup.
33
BAB II
Desa Teruwai adalah salah satu desa dari 16 (enam belas) yang ada di
Kecamatan Pujut. Desa ini sebelumnya merupakan bagian dari Desa Pujut
yang waktu itu masih bernama Pembantu Kepala Desa Pujut Timur.
Mengingat jumlah penduduk yang cukup banyak dan luas wilayah sudah
Teruwai yang pada waktu itu dipimpin oleh HAJI LALU HARUN. Masa
kepemimpinan HAJI LALU HARUN selama 2 tahun dan pada Tahun 1958
BAKIR sampai dengan Tahun 1959 HAJI LALU BAKIR diganti oleh
terbentuklah desa baru di Teruwai dengan nama Desa Teruwai dengan Kepala
Teruwai juga meliputi wilayah desa Pengengat dan Desa Mertak , dan pada
Bangket Parak sehingga sampai saat ini wilayah Desa Teruwai meliputi batas-
Sebelah Utara : Desa Gapura dan Desa Segala Anyar Kecamatan Pujut
Sebelah Barat : Desa Suke Dane dan Desa Sengkol Kecamatan Pujut
37
34
peneliti pada kegiatan pencarian data untuk penulisan skripsi ini, untuk
kondisi sosial ekonomi, dan kondisi sosial keagamaan dari Desa Teruwai,
yang peneliti dapatkan dari lokasi penelitian sebagai objek dari penelitian ini,
1. Letak Geografis
Dari letak geografis sebagai salah satu kawasan luar lingkaran BIL yangt
52
Profil Desa Teruwai, dikutip pada tanggal 21 Januari 2019.
35
Desa Teruwai adalah salah satu Desa dari 16 (enam belas) Desa yang
Pujut. Desa Teruwai mempunyai luas wilayah seluas 2.932,34 Ha. Dilihat
dari topografi dan kontur tanah, Desa Teruwai Kecamatan Pujut secara
antara 90 Ms/d 100 Mdi atas permukaan laut dengan suhu rata-rata
berkisar antara 290 s/d 320 Celcius. Orbitasi dan waktu tempuh dari
ibukota kecamatan 6 km2 dengan waktu tempuh 15 menit dan dari ibukota
- Sebelah Utara : Desa Gapura dan Desa Segale Anyar Kec. Pujut
Dusun Sapak, Dusun Mangkung, Dusun Sepang, Dusun Tego Bat, Dusun
Tego, Dusun Monyel, Dusun Guci, Dusun Surak, Dusun Teruwai, Dusun
53
Peta Desa Teruwai, dikutip tanggal 21 Januari 2019.
36
yang terdiri dari 20904 laki-laki dan 3156 perempuan dengan jumlah
(Gakin) 658 KK dengan persentase 32,80% dari jumlah yang ada di Desa
2. Tata Pemeritahan
oleh seorang Kepala Desa dibantu oleh Sekretaris Desa (SEKDES) serta
54
Monografi Desa Teruwai, dikutiptanggal 21 Januari 2019.
55
Dokumentasi Desa Teruwai 2016(Sturuktur Organisasi), dikutip tanggal 21 Januari
2019.
37
SEKRETARIS DESA
KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI
PEMERINTAHAN KESEJAHTERAAN PELAYANAN
KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN
SELEMANG SAPAK TEGO BAT TERAP GUCI BUNKELOK KAMPIH
KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN
JEROBUNUT MANGKUNG TEGO SURAK SELANDAK SEWAR
KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN KEPALA DUSUN
KETANGAN SEPANG MONYEL TERUWAI BANTEN GERINTUK
besar masyarakat Desa Teruwai beprofesi sebagai buruh tani dan menjadi
Tabel.1
Teruwai selain sebagai buruh tani dan petani juga sebagian kecil sebagai
lainnya. Potensi yang ada di Desa ini yaitu komuditas pertanian yang
Suara, Tui Jati, Suka Maju I, Suka Maju II, Suka Maju III, Sinar Harapan
56
Profil Desa Teruwai, dikutip tanggal 21 Januari 2019.
39
I, Sinar Harapan II, Plamboyan, Sila Karya, Pade Pacu, Pade Ngase, Dui
Monyan, Bun Penimbak, Butuh Genah, Surtal Jaya, Tiu Payung. Dalam
sangat tinggi dikarenakan dari tahun ke tahun tidak pernah terjadi masalah
peritikain diantara dusun satu dengan dusun yang lainnya maupun luar dari
wilayah.
hal ini masyarakat sangat antusias dalam kegiatan adat, misalnya dalam
sangat antusias itu terlihat ketika masyrakat saling membantu dalam hal
diundang oleh keluarga duka karna itu adalah salah satu tradisi yang
Usaha bengkel tempat penelitian peneliti ini berdiri sejak tahun 2011.
Awalnya bengkel tersebut hanya menerima service motor, bengkel las dan
bengkel las semakin meningkat, banyak bengkel las baru yang muncul ,
40
motor yang masih layak digunakan dengan harga yang relatif murah. Dilihat
dari kondisi ekonomi dan kebutuhan masyarakat sekitar akan kebutuhan alat
menjual motor yang mudah dan gampang dibeli oleh masyarakat luas. Sampai
saat ini bengkel melakukan pemasaran dengan cara menunggu pembeli dari
diperjual belikan juga masih banyak yang tidak dilengkapi dengan surat-surat
sehingga harga jual dari motor tersebut juga relatif lebih murah dari motor
yang dilengkapi dengan surat-surat. Dilihat dari kondisi sosial ekonomi besar
harga yang saling banting demi kelangsungan dan kelancaran dalam usaha.
Desa Teruwai, Kec. Pujut, Kab. Lombok Tengah menjadi menarik untuk
dilihat, karena hal tersebut didasarkan pada data-data yang peneliti dapatkan di
Pada dasarnya perlu kita ketahui terlebih dahulu tentang pendapat dari
beberapa pembeli dan masyarakat sekitar tentang apa yang mereka ketahui
tentang motor bodong itu sendiri, dari bebrapa hasil wawancara yang peneliti
Sak aran motor bodong jek motor bontor sak tejual secare
monang-monang elek bengkel, mok ye malik tejual lek dengan sak mele
meli motor dengan harge sak murak.57 (Terjemahan : yang namanya motor
bodong adalah motor yang dijual secara diam diam dibengkel kemudian
dijual kemvbali kepada orang dnegan harga yang murah).
57
Aq.Serun, Wawancara, Teruwai, 7 juni 2019.
58
Aq.Lenap, Wawancara, Teruwai, 7 juni 2019
42
tidak asing lagi, sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti dapatkan
“ yang saya tahu motor bodong itu termasuk motor ilegal, karena
motor bodong ini tidak jelas asal usulnya, surat-surat yang dinyatakan
hilang atau tekena dampak bencana banjir atau kebakaran dan yang
lainnya, biasanya di lombok khususnya diwilayah sekitar sini, motor
bodong ini menjadi hal yang lumrah dilaksanakan, karena banyak dari
masyarakat yang tidak terlalu memperdulikan tentang surat-surat
kendaraannya.59
Berkaitan dengan hal tersebut, penyusun menyederhanakan
pembahasan secara muamalah yaitu tujuan, proses transaksi dan dampak yang
menyatakan bahwa:
“tujuank jek ak bantu dengan dengan eto sak ndek bedoe kepeng
sikn meli montor baru, arak jkn kadu jok bangket atau peken, pojak
59
Sartana, Wawancara, Teruwai, 7 juni 2019.
60
Aq.Kahar, Wawancara, Teruwai, 7 juni 2019.
43
keuntungan, soaln munt beli montor bodong tebengt harga murak, sak lek
girang bait montor yak, jarik mut jual lek dengan baut petaek harge, misal
tebeng 3 jt muk jual 5 atau 6 jt tergantung merk montor dait keadaan
montor”.61 (Terjemahan : Tujuan saya mau membantu masyarakat yang
tidak mempunyai uang untuk membeli motor baru yang dipakai untuk
pergi ke sawah atau pasar. Mencari keuntungan , karena ketika kita
membeli motor bodong dikasih harga murah oleh orang tempat saya
ngambil motor itu, jadinya saya jual ke orang dengan harga yang lebih
tinggi, misalnya saya dikasih harga 3 jt saya jual 5 atau 6 jt, sesuai merk
motor dan keadaan motor).
Berbeda dengan tujuan yang disampaikan para pembeli yangn
menyatakan bahwa :
“ tujuank beli montor jek aden arak sikt bekelampan, lek sak
empah-empah ini, soaln mut yak ngekes atau ngeredit jek ndet mampu,
malik endah mun montor edak suratn meriak kance bayok , jek ndekt takut
jaukn lalo ngawis, lek gunung lalo nerabas”. 62 (Terjemahan : tujuan saya
membeli motor bodong iyalah agar dapat berpergian di tempat yang dekat,
karena kalau untuk kes atau kredit tidak mampu, apalagi kalau motor itu
tidak mempunyai surat dan jelek , saya tidak takut untuk bawa pergi
menyabit rumput dan ke gunung untuk membersihkan lahan disana).
Hal senada juga disamaikan oleh Aq. Jumar yang memaparkan
bahwa : “ tujuan meli montor bengkok jek sikt ndet bedoe kepeng munt
yak beli montor solat, dit mut kadun juk bangkek lalo nerabas doang” 63.
(Terjemahan : tujuan saya membeli motor bodong karena tidak
mempunyai uang untuk membeli motor bagus/baru, karena saya pakai buat
pergi ke sawah untuk menyabit rumput).
2. Proses transaksi jual beli
akad yang terjadi masih dilakukan secara lisan sesuai dengan pernyataan
penjual :
“mut jual beli montor jek pade marak jual beli biase, ndekt kadu
kwitansi, marak inde maeh yak beli montor, beng montor langsung
terimak kepeng. Malik mun arak dengan mele ye lait pemojakn, sengak sin
lebih murah mun bengkok”. (Terjemahan : jual beli botor disini sama
seperti jual beli biasa, tidak pakai kwitansi, seandainya ada yang beli
61
H.Hijrah, Wawancara, Teruwai, 7 juni 2019.
62
Inq.Sri, Wawancara, Teruwai, 7 juni 2019.
63
Aq. Jumar, Wawancara, Teruwai, 7 juni 2019
44
motor, motor diserahkan langsung terima uang, seandainya ada yang cari
motor baru kita carikan karena motor bengkok lebih murah).64
“Past Transaksi jual beli motor eto jek secare lisan tant , ndekn
marak lek deler-deler ini, ndekt kadu Kwitansi Mun aku laguk, ndek naon
laguk bengkel sak lain atau penjual sak lain, Mun ite ine jak serah terima
biase doang, arak barang arak kepeng. (Terjemahan : Pada saat kita
melakukan transaksi jual beli, ijab qobul atau akad yang digunakan yaitu
akad secara lisan, yang dimana tidak terdapat kwitansi ataupun perjanjian
tertulis, serah terima uang dan motor juga dilakukan seperti jual beli pada
umumnya bedanya hanya tidak mendapatkan kwitansi namanya juga
motor bodong ya apa adanya).66
kedua belah pihak telah berikrar adanya jual beli (ijab qabul). Tetapi
dan segala hal yang berkaitan dengan transaksi jual beli motor bodong
64
H.Hijrah, Wawancara, Teruwai, 7 Juni 2019
65
Aq. Kahar, Wawancara, Teruwai, 7 Juni 2019.
66
Aq.Subhan, Wawancara,, Teruwai, 7 Juni 2019.
45
tersebut. Hal ini sesuai dengan pengertian jual beli secara istilah, yaitu:
suatu tindakan hukum yang dilakukan antara penjual dan pembeli, dimana
langsung maupun tidak langsung sebagai imbalan atau ganti atas barang
“ mukt barakn montor yak ndekn bedoe surat, jarin mun arak
risiko murian jek ndekn tanggung jawab ite, jarin terserah pembeli un
mele meli atau ndek.67 (kita sudah menginformasikan dari awal mengenai
motor yang tidak mempunyai surat-surat, jadi terserah mereka mau beli
atau tidak).
bahwa:
“mun montor jekn biasen motor bekas, arakn jek murakn , untung-
untungan biasen arak sak mauk montor bengkok,arak sak mauk montor
bagus, laguk biasen loekan sak tejual sih montor bagus, tergantung jujur
atau ndek taokt meli. Soaln aku endah pas meli yak nyengke kesusu, jarin
mauk motor bengkok”.69 (kalau motor ya biasanya motor bekas, namanya
juga murah , sesuai keberuntungan biasanya ada yang dapat motor curian
ada yang dapt motor bagus tetapi kebanyakan motor bagus tergantung
67
H.Hijrah, Wawancara,Teruwai, 7 Juni 2019.
68
Aq.Lenap, Wawancara, Teruwai, 7 Juni 2019.
69
Inq.Sri, Wawancara, Teruwai, 7 juni 2019.
46
jujur atau tidaknya pihak penjual, soalnya saya ketika itu beli waktunya
terburuburu jadinya dapat motor curian).
yang mengatakan bahwa motor yang didapatkan biasanya dari hasil motor
yang digadaikan namun tidak bisa di tebus oleh pemilik aslinya, terkait
motor yang diperjual belikan adalah motor curian biasanya didapatkan dari
Praktik jual beli motor bodong memang ada sisi positif dan
negatifnya. Sisi positifnya itu dapat dirasakan oleh konsumen yang kurang
“Mun masalah beli motor bodong jek arak untungn arak ndek,
sengak marak aku jek lancurk wah jauk lek praye mok arak razia jarin
ndet tao lolos lek polisi, jarin montork tebait, laguk untung jek mut bayok
merk motor mut beli jek nggakn isit lek bangket, kebon let kadun atau lalo
ngerau lek gunung, dait endah murak ajin mun ndek lengkap suratn ”.70
(Terjemahan : “Kalau masalah beli motor bodong ada untung ada tidak,
seperti saya pernah membawa motor ke praya terus ada razia jadi tidak
bisa lolos dari polisi, jadi ya motor diambil, tai untungnya kalo motor yang
kita beli motor jelek bisa kita pakai ke sawah kebun, atau pergi naik
gunung, harganya juga murah kalau suratnya tidak lengkap).
70
Serun, Wawancara, Teruwai, 7 Juni 2019
47
pengalaman negatif pada saat berpergian , yaitu motor bodong yang dibeli
adalah motor bodong hasil curian, dimana pada saat itu pemilik motor
di awal akad bahwa motor yang diperjual belikan tidak dilengkapi dengan
71
Sartana, Wawancara, Teruwai, 7 Juni 2019.
72
Inq.Sri, Wawancara, Teruwai, 7 Juni 2019.
48
BAB III
PEMBAHASAN
Pada dasarnya jual beli merupakan salah satu hal yang sudah
yang terjadi sudah mulai beragam, salah satunya adalah praktik jual beli yang
terjadi di Desa Teruwai, yaitu praktik jual beli motor bodong. Berdasarkan
hasil wawancara peneliti dengan beberapa penjual dan pembeli praktik jual
beli motor yang terjadi di Desa Teruwai merupakan salah satu contoh jual
Namun, ada beberapa hal yang perlu peneliti analisis sesuai dengan
praktik yang terjadi di Desa Teruwai, yang dimana peneliti rangkum menjadi
a. Mendapat keuntungan
memikirkan asal usul dan kejelasan dari motor tersebut sehingga akan
merupakan motor hasil curian akan bermasalah kepada pemilik asli dan
pihak kepolisian.
55
49
b. Alat transportasi
terbantu dengan adanya transaksi jual beli motor bodong tersebut, selain
tersendiri bagi pihak pembeli yang tidak memikirkan resiko yang terjadi
kedepannya. Hal ini menjadi hal yang lumrah bagi kalangan masyarakat
2. Proses transaksi
Terkait dengan proses transaksi bahwa proses jual beli yang terjadi
masih sama sama mengunakan uang sabagai alat transaksi. Namun, yang
ada kwitansi yang mengikat jika suatu saat terjadi resiko yang akan
merugikan pihak pembeli. Pada saat terjadi akad pihak penjual selalu
menjelaskan terlebih dahulu bahwa motor yang mereka jual adalah motor
mengatakan hal yang demikian , motor yang mereka beli hanya digunakan
selalu tidak mau tahu apa saja dan dari mana asal usul dan kejelasan dari
objek jual beli yang mereka jual belikan. Berbeda hal nya dengan teknik
yang akan terjadi di kemudian hari, mereka akan melihat secara detail
halal dan haramnya objek yang mereka jual belikan. Terkait informasi
terjadi melalui perorangan. Akad jual beli yang terjadi Desa Teruwai
biasanya dilakukan secara lisan, tidak ada bukti pembelian ataupun bukti
tertulis.
bahwa akad jual beli harusnya dilakukan disertai dnegan bukti tertulis
tidak mengalami kerugian atas transaksi jual beli yang dilakukan , karena
jika pihak pembeli sudah menyetujui segala hal yang diinformasikan pada
saat akad maka konsekuensi atau resiko bukan lagi tanggung jawab dari
Pujut Lombok Tengah adalah motor bodong. Secara sepintas sudah jelas
bahwa objek yang diperjual belikan adalah motor bekas atau motor
harus dipesan terlebih dahulu jika stok yang dibengkel memang sudah
tidak ada. Tetapi pada saat negoisasi sudah jelas pilihan motor yang
kedua. Pada dasarnya tidak semua motor bodong atau motor bekas tidak
semuanya orisinil,baik itu kerangka luar ataupun dalam. Hal inilah yang
juga menjadi permasalahan pada saat terjadinya jual beli motor bodong
tersebut, entah penjual sendiri yang mengubah atau memang sudah diubah
oleh pemilik asli dari motor tersebut, karena seperti yang peneliti katakan
Terkait dampak yang terjadi bisa kita lihat seuai dengan data di
menjual kembali dnegan harga yang jauh lebih murah dengan harga
dari pihak penjual adalah mencari motor bekas dengan harga lebih
menerima segala resiko yang ada jika dikemudian hari terjadi resiko yang
tidak diinginkan, seperti yang sudah dijelaskan diawal akad bahwa pihak
telah terjadinya suatu transaksi akan merugikan salah satu pihak jika
berhati hati dalam pembelian motor bodong , jika dilihat dari segi resiko
yang akan terjadi dikemudian hari. Sesuai dengan hasil wawancara dari
pihak penjual bahwa pihak penjual sudah menjelaskan secara rinci bahwa
motor yang akan dibeli adalah motor kosong tanpa dokumen atau surat-
jual beli tersebut. Dilihat dari tujuan penjual yang hanya ingin
atau resiko dikemudian hari akan menjadi tanggung jawab pihak pembeli.
53
peraturan yang dibuat harus bertujuan untuk kemaslahatan umum, tidak ada
tipu daya dalam hukum sehingga tidak merugikan pihak lain dan inilah agama
untuk dijadikan dasar guna kepentingan hidup. Manusia sangat dinamis dan
tetap bergerak mencari kemajuan yang tidak terbatas. Dalam hukum alam,
manusia tidak akan terlepas dari kelompok manusia lainnya. Agama Islam
adalah petunjuk jalan dan perintis kebahagiaan. Agama Islam bukan agama
yang kaku, agama Islam pun mempunyai hukum, pada hal ini hukum Islam
manusia. Oleh karena itu Allah selaku sang penguasa alam semesta ini
muamalah yang dilakukan oleh manusia. Hal ini dilakukan agar manusia tidak
mengambil hak-hak yang dimiliki oleh orang lain dengan cara-cara yang tidak
aturan-aturan agama, serta hak yang dimiliki manusia tidak akan sia-sia dan
tidak mudah hilang begitu saja, juga dengan kehadiran landasan hukum yang
manfaat yang ada diantara mereka melalui jalan yang terbaik dan diridhoi
Allah. Sebagaimana firman Allah SWT yang termaktub dalam surat an-Nisa
ayat 29 :
jual beli yang dilakukan secara bathil, melanggar ketentuan yang terdapat
syari’at Islam. Dan selain itu pula Islam dalam pedomannya yakni al-Qur’an
dan al-Hadits, memerintahkan kepada kaum muslim yang beriman untuk tidak
mencari kekayaan dengan cara yang tidak benar, baik bisnis ataupun
pihak).
dengan aspek ibadah maupun mengenai aspek muamalah dalam hal membuat
akad (perkiraan / perjanjian) ada yang sudak sah dan ada yang belum
73
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, CV. Penerbit Diponegoro,
Bandung, 2000.
55
memenuhi syarat, sehingga menjadi rusak. Menurut Prof. Dr. H. Rahmat, MA,
akad yang sah adalah yang memenuhi semua rukun dan syarat-syarat akad,
sedangkan akad yang tidak sah ialah akad yang tidak memenuhi semua syarat
Tentang sah atau tidak dan batal atau tidaknya sebuah akad dilihat dari
ketentuan hukum Islam dalam menentukan hukum, baik itu termasuk haram
dan halal dalam melakukan transaksi, sedang kaitannya dalam praktek jual
beli ini terdapat kemungkinan dalam praktek jual belinya bertentangan dengan
hukum syara. Oleh karena itu dalam skripsi ini penulis meninjau kasus jual
beli terebut dengan menganalisa hukum Islam dalam prakteknya dan tinjauan
praktek jual beli motor bodong dengan melihat dari sisi rukun dan syarat
tentang sahnya jual beli. Apakah sudah memenuhi atau belum semua
dan rukun jual beli. Sebagaimana penulis uraikan panjang lebar dalam
kerangka teori, yang secara umum bahwa rukun jual beli adalah : pertama,
adalah subyek akad / aqid (penjual dan pembeli), kedua adalah sighot akad
yaitu ijab dan qobul sedang yang ketiga adalah ma’qud alaih, yaitu uang
benda atau barang. Untuk melihat atau menganalisa praktek jual beli motor
74
Rahmat, Fiqih Muamalah, Pustaka Setia, Bandung 2006 hlm. 76
56
bodong di Desa Teruwai, sebagaimana tergambar dalam BAB II, maka secara
akad dalam jual beli harus memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi
oleh kedua belah pihak. Diantaranya adalah atas kehendak sendiri, tidak
berada dalam tekanan atau paksaan orang lain, sehat akalnya, tidak gila,
baligh (dewasa) atau bagi anak-anak yang mendapat ijin dari walinya.
prinsip jual beli adalah suka sama suka tanpa ada paksaan antara si
penjual dan si pembeli. Maka jika perilaku tersebut tidak tercapai, jual beli
itu tidak sah, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisa‟ ayat
29 yang artinya:
bathil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka
Jual beli tersebut dilakukan oleh seorang subyek atas dasar kehendak
tersebut, begitu pula mereka telah dewasa dan tidak gila, menurut
57
sekalipun. Oleh karena itu dilihat dari segi syarat-syarat akid (orang yang
Akad yang ada dalam jual beli disebut dengan ijab qabul. Adapun
bersangkutan75
Dalam masalah akad jual beli motor bodong tidak ada persoalan,
artinya telah sesuai dengan ketentuan akad yakni dilakukan oleh kedua
belah pihak dengan akad yang salin berhubungan langsung antara pihak
yang satu dengan pihak yang lainnya. Pelaksanaan transaksi jual beli
jual beli di bengkel atau showroom sepeda motor bekas pada umumnya.
75
Teungku Muhammad Hasby Ash Shidieqi, Pengantar Fiqh Muamalah, PT. Pustaka
Rizki Putra, Semarang, 1997 hlm. 27
58
kondisi fisik motor tersebut, atau mengatakan bagus dan baik. Jika
Fuqaha yaitu:
76
Aq lenap, wawancara, Teruwai, 7 juni 2019
77
Hamzah Ya'kub, Kode Etik Dagang Menurut Islam, CV. Diponegoro, Bandung, 1992,
hlm.72
59
suka rela dari kedua belah pihak sehingga dalam jual beli motor bodong
tersebut, jika dilihat dari sisi sighot yang dilakukan oleh kedua belah pihak
sudah sesuai dengan kaidah yang ada dalam hukum (fiqh) Islam.
e. Harus milik sendiri, telah dimiliki atau milik orang lain yang sudah
hukum ekonomi Islam adalah barang yang akan diperjual belikan harus
beli di Desa Teruwai tersebut berupa motor bekas dan uang sebagai alat
terpenuhi syarat sahnya jual beli, yaitu barangnya jelas zatnya, bentuk,
kadar atau ukuran dan sifatnya serta manfaatnya, juga diketahui oleh
kedua belah pihak, dan barang yang diperjual belikan milik sendiri.
78
Nazar Bakry, Problematika Pelaksanaan Fiqh Islam, Pt. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 1994, hlm. 59
60
motor ini memiliki banyak fungsi, salah satunya sebagai alat transportasi
dilakukan di tempat penulis teliti tersebut selain akad yang telah dilakukan
Meskipun dalam jual beli motor bodong ini sebagaimana dijelaskan dalam
kerangka teori tergolong sah akad jual belinya, namun sahnya jual beli
bukan berarti halal hukum jual belinya. Dijelaskan bahwa ada tiga bentuk
rumusan dalam hukum jual beli mengenai sah dan tidaknya akad. Pertama,
jual beli yang sah. Kedua, jual beli yang tidak sah. Ketiga, jual beli sah
ini penulis akan menganalisa apakah praktek jual beli motor bodong ini
yang menjadi persoalan dalam hal ini adalah tentang praktek dan sistem
jual beli atau barang yang diperjualbelikan oleh penjual, dan ini menjadi
(menurut Islam).
Untuk barang yang berupa motor secara hukum sah dan halal untuk
sistem tersebut maka hukumnya menjadi tidak jelas, apakah barang (motor
bodong) ini haram ataukah halal untuk diperjualbelikan, dan apakah ini
anjing, darah dan lain-lain. Sedang benda yang termasuk dalam pengertian
barang yang diperjualbelikan dalam hal ini adalah barang yang tidak
dilarang, adapun yang dilarang adalah sistem dan praktek yang dilakukan.
Sehingga hukum jual belinya sah atau halal tetapi praktek dan sistemnya
pedagang atau penjual yang berlaku tidak jujur, dan tidak terang-terangan
79
Rudi Siswoyo, Masalah Halal, Haram, dan Subhat dalam Http://Rudisiswoyo89.Blogsp
ot.Com/2013/11/Masalah-Halal Diakses Tanggal 16 Juli 2019, Pukul 19.05.
62
tidak dikatakan terus terang dan dilakukan begitu saja), atau tentang asal
usul dan kejelasan dari motor tersebut. Sehingga bagi konsumen yang
tidak mengetahui dan tidak mau tahu dengan hal itu benar atau tidaknya
merasa kecewa dan tertipu. Jika dalam jual beli terdapat unsur penipuan
dan kecurangan, maka hukum jual beli adalah haram. Dan untuk
.يْل ْل طففيْن
80
Departemen Agama RI,Al-Qur’an hlm. 470
81
Muhammad bin Yazid bin Majah al Qazwini, Bukhari Muslim, (Beirut: Dar el-Marefah,
1996), Jilid 3.
63
dinyatakan hilang dan pihak penjual berani menjamin tidak ada resiko atau
wan prestasi dikemudian hari maka jual beli tersebut sah.
64
BAB IV
PENUTUP
C. Kesimpulan
1. Praktik jual beli motor bodong di Desa Teruwai Kecamatan Pujut Lombok
Tengah yaitu dengan cara calon pembeli mencari informasi terlebih dahulu
kepada orang-orang yang mereka kenal apakah ada yang mau menjual
motor. Dan ada pula penjual yang menawarkan langsung kepada calon
terlebih dahulu kondisi fisik sepeda motor tersebut yang kemudian penjual
uang sebagai alat tukar dalam transaksi tersebut. Ijab qabul dalam
pihak pemilik tidak dapat menebus membayar kembali. Namun ada juga
menjeaskan bahwa Sesuai dengan Syarat sah jual beli yang salah satunya
65
65
adalah terhindar dari penipuan (gharar). Jual beli tersebut tidak sah apabila
diduga dari hasil kejahatan pencurian, meskipun jual beli tersebut sah dan
legal secara hakikatnya atau telah memenuhi rukun yaitu Ijab qabul dan
Syarat-syarat yang telah ditentukan, akan tetapi dari segi sifat benda
tersebut tidak sah, dan tidak berkenaan oleh syariat Islam.82 Orang Muslim
jalan yang tidak hak. Membeli barang ini berarti kerja sama untuk berbuat
dosa dan permusuhan.83 Jual beli tersebut Shahih dan boleh secara fiqih
muamalah dengan catatan motor tersebut adalah milik sendiri dan sesuai
dengan syarat dan rukun jual beli, dan bukan hasil dari motor curian yang
dokumen atau surat-suratnya hilang atau biasa juga dijual tidak dengan
tersebut.
D. Saran
Masyarakat untuk berperan dan berkerja sama dengan aparat setempat guna
82
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (jakarta, Amzah, 2015), hlm.190
83
Sayyid Sabiq, fikih Sunnah 12, (Bandung, PT Alma’rif, 1987), hlm.78.
66
motor yang memang sesuai dnegan Syariat Islam dan hokum positif, kepada
mana asal motor tersebut, dan pihak pembeli hendaknya terlebih dahulu cek
nomor mesin dan juga kelengkapan dan keaslian dari motor tersebut.
67
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Ghazaly, dkk, Fiqh Muamalah, Jakarta: Kencana Pranada Media,
2011.
Abu Hasan Muslim bin al-Hajjaj, Shahih Muslim, Riyadh: Darul Tayyibah
Linnasyr Wat Tauzi, 2006 Jil. III.
Abu Hasan Muslim bin al-Hajjaj, Ensiklopedia Hadits versi Dekstop: Shahih
Muslim, terj. Lembaga Ilmu dan Dakwah serta Publikasi Sarana
Keagamaan, Jakarta: Lidwa Pusaka, 2015 no. 2783.
Ahmad Muhammad Al-Assal, Dr.Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem, Prinsip dan
Tujuan Ekonomi Islam, Pustaka Setia, 1999.
Al GhoZali, Halal, Haram dan Subhat, yang diterjemahkan oleh abdul hamid
Zahwan, Pustaka Mentuq Ikapi, 1945.
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: Rineka Cipta,
2002.
Arliman Laurensius ,”Peranan Metodologi Penelitian Hukum Di Dalam
perkembangan Ilmu Hukum Di Indonesia”, Vol. 1, Nomor 1, Desember
2018.
Ash Shidieqy Hasbi Muhammad Teungku Pengantar Fiqh Mu'amalah, PT.
Rasjid Sulaiman, Fiqh Islam (Hukum Fiqih Islam, Bandung; Sinar Baru
Algensindo, 2017.
Rudi Siswoyo, Masalah Halal, Haram, dan Subhat dalam Http://Rudisiswoyo89.B
logspot.Com/2013/11/Masalah-Halal diakses Tanggal 16 Juli 2019, Pukul
19.05.
Syafe’i Rachmat, Fiqih Muamalah, Bandung; Pustaka Setia, 2001.
Suhendi Hendi, Fiqh Muamalah, PT Raja Grafindo Persada, 2016.
Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Sinar Grafika, Jakarta, 2000.
69
LAMPIRAN-LAMPIRAN
70
PEDOMAN WAWANCARA
Motor
78
79