Anda di halaman 1dari 28

Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja

Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PROSES PELATIHAN


KERJA

ENTERPRISE ARCHITECTURE DESIGNS OF VOCATIONAL TRAINING PROCESS

Dewi Herawati1 dan Yudi Satria Gondokaryono2


1
Kejuruan Teknologi Informasi dan Komunikasi, BBPLKDN Bandung, Kemnakertrans RI, Jl. Jend. Gatot Subroto no. 170
Bandung 40275 Jawa Barat – Indonesia, Telp.: 022-7312564, fax.: 022-7330587
2
Program Studi Teknik Elektro Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha no. 10
Bandung 40132 Jawa Barat – Indonesia, Telp./ Fax : 022-2502260
e-mail: dewi.hw@gmail.com1, e-mail: ygondokaryono@stei.itb.ac.id2

Naskah diterima tanggal 18 September 2014, direvisi tanggal 22 Oktober 2014, disetujui tanggal 11 November 2014

Abstract
One of the components of enterprise architecture (EA) is information architecture (IA), which has three elements, those are
people, process, and technology. The research was conducted using the variables on the process elements involving people
and technology elements. This research discusses the designing of information architecture model of vocational training
process at the Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri (BBPLKDN) Bandung. Stages of the research
are using qualitative approach method. COBIT 5 and TOGAF framework are used as the references during the analysis
and designing. The analysis tool used is the consolidation of BSC and CSF. Validation of the research result is done by
triangulation method to the theory, vocational training regulatory/policy, and the BBPLKDN Bandung need. The conclusion
from this research is that the information architecture model of vocational training process in BBPLKDN Bandung is affected
by elements of people, process, and technology in the scope of enterprise architecture, with reference to the results of BSC
and CSF consolidation.

Keywords: Enterprise Architecture, Information Architecture, Vocational Training Process

Abstrak
Salah satu komponen enterprise architecture (EA) adalah arsitektur informasi (AI), yang memiliki tiga elemen, yaitu people,
process, dan technology. Penelitian dilakukan menggunakan variabel-variabel pada elemen process dengan melibatkan elemen
people dan technology. Penelitian ini membahas perancangan model arsitektur informasi proses pelatihan kerja di Balai
Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri (BBPLKDN) Bandung. Tahapan penelitian menggunakan pendekatan
qualitative method. COBIT 5 dan framework TOGAF digunakan sebagai acuan pada saat analisis dan perancangan. Alat
bantu analisis yang digunakan adalah konsolidasi BSC dan CSF. Validasi hasil rancangan penelitian ini dilakukan dengan
metode triangulasi terhadap teori, regulasi/kebijakan pelatihan kerja, dan kebutuhan BBPLKDN Bandung. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah bahwa model arsitektur informasi proses pelatihan kerja di BBPLKDN Bandung dipengaruhi unsur atau
elemen people, process, dan technology dalam kerangka enterprise architecture dengan mengacu pada hasil konsolidasi BSC
dan CSF.

Kata Kunci: Enterprise Architecture, Arsitektur Informasi, Proses Pelatihan Kerja

169
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196

PENDAHULUAN Sebagai responnya, terdapat jurnal


penelitian dengan pendekatan yang digunakan
adalah untuk mendapatkan EA framework
yang sesuai dengan paradigma enterprise
Menurut data yang dirilis Badan Pusat [J. Sembiring, E. T. Nuryatno, & Y. S.
Statistik (BPS) bahwa hingga akhir semester I Gondokaryono, 2011]. Dari hasil analisis
2009, angka pengangguran masih 8,14 persen kesenjangan menggunakan grounded theory
dari jumlah angkatan kerja Indonesia, disebabkan pada penelitian kualitatif tersebut, telah
masih rendahnya kompetensi tenaga kerja menemukan informasi tentang persyaratan
[Finesso, 2009]. Oleh karena itu, Balai Besar minimum (unsur dari masing-masing komponen
Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri EA: arsitektur informasi, arsitektur organisasi
(BBPLKDN) Bandung yang merupakan unit TI, arsitektur proses bisnis, dan arsitektur
pelaksana teknis Kemnakertrans RI, berupaya TI) dan indikator kinerja (variabel masing-
untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja masing elemen) berdasarkan kebutuhan setiap
melalui pelatihan berbasis kompetensi (PBK) komponen utama EA. Adapun komponen
bagi masyarakat secara gratis. AI memiliki elemen-elemen yaitu people,
Agar dapat memberikan layanan process, dan technology. Selain itu, disebutkan
pelatihan kerja secara maksimal bagi pula metodologi EA yang bisa digunakan
masyarakat berbasis good governance, untuk lembaga pemerintah dengan tingkat
Kemnakertrans RI telah menggunakan Sistem keterbatasan tertentu adalah TOGAF.
Informasi/ Teknologi Informasi (SI/ TI) yang Oleh karena itu, untuk merancang AI
diwujudkan berupa Information Technology proses pelatihan kerja yang sesuai dengan
Strategic Plan/ Master Plan (ITSP/ITMP). paradigma enterprise pada Balai Latihan Kerja
Namun ITSP/ ITMP ini belum dimanfaatkan (BLK) pemerintah Indonesia, framework EA
secara maksimal oleh BBPLKDN Bandung tidak dapat diadopsi secara langsung sehingga
sebagai unit pelaksana teknis Kemnakertrans perlu dilakukan kajian untuk merancangnya.
RI di bidang pelatihan kerja, sehingga Suatu rancangan AI dapat dihasilkan dengan
diperlukan keselarasan antara ITSP/ ITMP membangun metamodelnya [TOGAF, 2009]
tersebut dengan strategi bisnisnya. Untuk terlebih dahulu agar diketahui bagaimana
menyelaraskan strategi bisnis dan ITSP/ ITMP, model AI proses pelatihan kerja di BBPLKDN
EA merupakan sebuah alat untuk menciptakan Bandung sebagai salah satu BLK pemerintah .
kondisi tersebut. Selain itu, EA juga merupakan Informasi-informasi pelatihan kerja
pemain utama dalam mendefinisikan the to- merupakan aset penting untuk mencapai standar
be business process dan informasi dalam kompetensi kerja sesuai dengan Peraturan
suatu enterprise [Benson, Bugnitz & Walton, Pemerintah No. 31 Tahun 2006 tentang
2004]. Tetapi, EA framework yang sering Sistem Pelatihan Kerja Nasional [Peraturan
digunakan seperti Zachman, Gartner, TOGAF, Pemerintah No. 31 Tahun 2006 tentang Sistem
dan FEA, belum tentu dapat diadopsi secara Pelatihan Kerja Nasional, 2012]. Tetapi
langsung pada organisasi pemerintah karena kondisi tersebut belum bisa tercapai, salah
framework yang telah ada tersebut dibuat satunya dikarenakan belum adanya AI yang
sesuai dengan paradigma nilai kreasi yang dapat mengelola informasi pelatihan kerja.
berbeda [J. Sembiring, E. T. Nuryatno,
& Y. S. Gondokaryono, 2011]. Sehingga Penelitian ini dilakukan guna merancang
framework-framework tersebut pun tidak dapat metamodel AI proses pelatihan kerja, sehingga
diadopsi secara langsung untuk membangun diketahui bagaimana dan dengan apa model
suatu metamodel dari AI pelatihan kerja di AI proses pelatihan kerja di BBPLKDN
BBPLKDN Bandung. Bandung akan digambarkan dalam sebuah

170
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono

struktur sehingga tercapai keselarasan tujuan pengelolaan informasi pelatihan kerja; dan
TI dan bisnis. Perancangan model AI tersebut studi kasus dibatasi pada perancangan model AI
dilakukan dalam kerangka EA dengan proses pelatihan kerja dengan sistem pelatihan
memperhatikan elemen people, process, dan berbasis kompetensi (PBK) di BBPLKDN
technology yang berperan dalam pengelolaan Bandung sebagai BLK milik pemerintah.
informasi pelatihan kerja. Dalam penelitian ini landasan konseptual
Berdasarkan kondisi tersebut, yang digunakan adalah Enterprise Architecture
pertanyaan yang muncul pada penelitian ini (EA) dan Arsitektur Informasi (AI). Enterprise
adalah apakah pengelolaan informasi pelatihan Architecture (EA), diposisikan sebagai
kerja di BBPLKDN Bandung dapat mendorong instrumen untuk mengartikulasikan arah masa
perancangan model AI dalam kerangka EA depan perusahaan, sebagai koordinasi dan
untuk mencapai keselarasan tujuan TI dan mekanisme kemudi terhadap transformasi
bisnis. Sedangkan hipotesis yang mendukung aktual suatu enterprise [D.Greefhorst and
pertanyaan penelitian tersebut adalah model AI E. Proper, 2011]. Dalam mengartikulasikan
proses pelatihan kerja dihasilkan dari analisis arah masa depan suatu enterprise, pendekatan
elemen people dan process menggunakan RACI multiperspektif yang merupakan tipikal EA
chart, dan elemen technology dapat diidentifikasi memungkinkan tercapainya kohesi organisasi
menggunakan framework TOGAF. dan integrasi.
Penelitian dibatasi pada perancangan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
metamodel AI menggunakan tahapan dilakukan Sembiring dkk [J. Sembiring, E.
kebutuhan perancangan AI pada framework T. Nuryatno, & Y. S. Gondokaryono, 2011],
TOGAF; perancangan model AI dalam lingkup terdapat empat komponen utama EA yang
EA dengan memperhatikan elemen people, terdiri dari (Gambar 1): arsitektur informasi,
process, dan technology yang berperan dalam arsitektur organisasi TI, arsitektur proses
bisnis, dan arsitektur TI.

Elemen Variabel Komponen

Gambar 1. Komponen utama EA


(Sumber: Sembiring, Jaka.,et al, Analyzing the indicators and requirements in main components of enterprise architecture
methodology development using grounded theory in qualitative methods, Econometric & Statistical Methods – Special
Topics e-Journal, Vol. 4, No. 48, 2011)

171
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196

Arsitektur Informasi (AI), AI store/ menyimpan, use/ menggunakan, dan


merupakan kumpulan kebutuhan bisnis disseminate/ diseminasi.
perusahaan, informasi, satuan proses dan Dalam lingkup penelitian ini, proses
penyatuan yang mengendalikan bisnis serta adalah pengelolaan informasi. Marchand et al.
aturan untuk memilih, membangun dan memandang bahwa dalam praktik pengelolaan
memelihara informasi tersebut [Surendro, informasi merupakan siklus penggunaan
2009]. Kerangka AI menyediakan struktur informasi secara efektif, yaitu mendefinisikan,
untuk mendokumentasikan detail informasi mengumpulkan, mengorganisir, memroses
yang penting bagi organisasi, termasuk dasar dan memelihara informasi [Ward Peppard,
dan target konsep (istilah dan definisi umum) 2002]. Sehingga pengelolaan informasi
serta dasar untuk target logik dan fisik. Detail dapat diartikan sebagai suatu process yang
yang tercatat dalam AI memperjelas hubungan terdiri dari mendefinisikan, mengumpulkan,
bisnis dan meningkatkan pemahaman aturan mengorganisir, memroses, dan memelihara
bisnis yang telah digunakan oleh perusahaan. informasi. Sedangkan Strassmann memandang
Pemahaman ini membentuk dasar untuk bahwa pengelolaan informasi adalah suatu
menjelajahi dan melaksanakan perubahan proses.
dalam menjalankan bisnis, dan aturan bisnis
yang akan digunakan oleh perusahaan tersebut. Menurut Turban, informasi adalah data
yang telah diorganisasikan dengan cara tertentu
Menurut Sembiring dkk [J. Sembiring, yang dapat memberikan arti bagi penerima,
E. T. Nuryatno, & Y. S. Gondokaryono, 2011], dapat mendukung sesuatu yang telah diketahui
AI adalah sebuah diagram hubungan entitas penerima, atau memberikan nilai tak terduga
yang menggambarkan elemen-elemen AI dengan menyajikan sesuatu yang belum
sebuah enterprise sesuai kebutuhannya, yaitu: diketahui [Turban, 2007].
• People Pentingnya peran informasi di dalam
Adalah suatu kebutuhan yang membangun nilai bisnis, membutuhkan
menggambarkan variabel-variabel dari elemen pengelolaan yang optimal [Ward & Peppard,
people sebagai indikator kinerja, seperti 2002]. Hal ini dilakukan dengan menggunakan
perilaku organisasi, budaya organisasi, aset sumber daya organisasi, yang salah satunya
organisasi, dan kompetensi dasar. Setiap orang adalah proses. Identifikasi elemen proses serta
akan bertanggung jawab untuk memenuhi variabelnya perlu dilakukan untuk mengetahui
kebutuhan informasi mereka sendiri, dan siapa saja yang berperan dalam pengelolaan
secara keseluruhan organisasi diperlukan informasi pelatihan kerja di BBPLKDN
untuk memiliki visi yang terpadu dan AI, Bandung sehingga memenuhi kriteria informasi
dan meninggalkan pandangan sempit akan yang berkualitas.
informasi dan peranannya (Ward & Peppard, Pada penelitian ini, akan digunakan
2002). Kemerdekaan informasi yang benar tabel RACI untuk mengidentifikasi elemen
dicapai bila tidak ada hubungan antara people yang berperan dalam variabel process
bagaimana atau di mana informasi disimpan di BBPLKDN Bandung [ISACA, COBIT 5:
dan bagaimana diakses dan diterapkan oleh Enabling Process, 2012].
pengguna yang berbeda.
• Technology
• Process
Adalah suatu kebutuhan yang
Adalah suatu kebutuhan yang menggambarkan variabel-variabel dari elemen
menggambarkan variabel-variabel dari elemen teknologi sebagai indikator kinerja, seperti
proses sebagai indikator kinerja, seperti collect/ standar, layanan, service level management,
mengumpulkan, processing/ memroses, dan quality of service.

172
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono

Elemen teknologi perlu diperhatikan SI didukung secara langsung oleh sebuah


dalam merancang AI, tidak hanya elemen aplikasi maupun beberapa aplikasi. Aplikasi
orang (people) dan proses (process). Tetapi, tersebut merupakan sistem yang berkembang
teknologi yang dimaksud adalah teknologi dan terkonfigurasi. Dan sebaliknya, komponen
yang digunakan di dalam menyampaikan aplikasi akan menyediakan layanan SI terkait.
informasi yang berasal dari orang yang telah Penelitian EA yang dilakukan Sembiring
melalui suatu proses serta bagaimana teknologi dkk [J. Sembiring, E. T. Nuryatno, & Y. S.
memberikan layanan yang terbaik agar Gondokaryono, 2011], salah satu variabel dari
informasi yang disampaikan dapat diterima elemen teknologi adalah service atau layanan,
dengan baik. yaitu layanan apa saja yang dapat diberikan
Di dalam TOGAF yang merupakan salah dari sisi teknologinya (otomatisasi) atau
satu framework untuk merancang EA dalam disebut dengan layanan SI seperti yang telah
suatu enterprise, AI memiliki entitas metamodel digambarkan pada Gambar 2. Dalam penelitian
yang diturunkan dari layanan bisnisnya, yaitu ini, akan dilakukan identifikasi teknologi
entitas data, layanan SI (Sistem Informasi), dan otomatisasi atau layanan SI yang dibutuhkan
komponen aplikasi (ditunjukkan pada Gambar pada AI proses pelatihan kerja berdasarkan
2) [TOGAF, 2009]. Layanan SI adalah elemen hasil analisis menggunakan konsolidasi BSC
yang diotomatisasi dari layanan bisnis yang dan CSF. Sedangkan variabel lain seperti
tentunya mendukung sebagian maupun semua standar, service level management, dan quality
layanan bisnis yang disediakan. Layanan SI of service dari elemen teknologi tidak akan
ini merupakan kegiatan bisnis yang terdefinisi dibahas dalam penelitian ini, karena dibatasi
dengan antarmuka yang terukur dan memiliki pada proses pengelolaan informasi.
kontrak dengan penerima layanannya. Layanan

Gambar 2. Entitas Metamodel yang Diturunkan dari Layanan Bisnis


pada Framework TOGAF

173
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196

Pada aspek pengelolaan Informasi, data dan memelihara informasi (Ward & Peppard,
adalah sebuah fakta atau pengamatan yang 2002). Oleh karena itu, pengelolaan informasi
merupakan bahan baku sebuah informasi. dapat diartikan sebagai suatu proses yang
Sedangkan informasi digambarkan sebagai terdiri dari mendefinisikan, mengumpulkan,
data yang telah diberikan makna tertentu. mengorganisir, memproses, dan memelihara
Dalam pengelolaannya, dimaksudkan untuk informasi.
mewujudkan kebijakan, ketentuan organisasi Informasi yang berkualitas adalah
dan seperangkat kegiatan komprehensif yang informasi yang memiliki sekumpulan
terkait dengan pengembangan dan pengelolaan informasi yang benar, tersedia pada waktunya,
sumber daya informasi (Ward & Peppard, digunakan oleh orang yang tepat untuk
2002). Efektivitas pengelolaan informasi mengambil keputusan, menjalankan bisnis,
bergantung pada pelaksanaan kebijakan yang melayani pelanggan, dan mencapai tujuan
koheren dengan tujuan untuk memberikan organisasi (McGilvray, 2008). Keputusan dan
informasi yang relevan dan cukup berkualitas, aksi bisnis yang efektif hanya dapat dihasilkan
akurasi dan tepat waktu dengan biaya yang dari informasi yang berkualitas.
tepat, bersama-sama dengan fasilitas akses
yang sesuai dengan kebutuhan pengguna yang COBIT 5 mendeskripsikan kriteria
berwenang. informasi yang berkualitas menjadi tujuh aspek
utama, yaitu (ISACA, Cobit 5, 2012) :
Sasaran utama dari pengelolaan
informasi adalah untuk memenuhi permintaan 1. effectiveness, berarti bahwa informasi
akan informasi, sehingga dapat memberikan yang dihasilkan relevan dan dapat
nilai bagi bisnis. Permintaan ini berupa memenuhi kebutuhan proses bisnis
informasi apa saja yang dibutuhkan dalam terkait serta tersedia secara tepat waktu,
sebuah aplikasi, serta berupa akses informasi akurat, konsisten dan dapat dengan
dan pelayanan atas penyampaian dari informasi mudah digunakan;
tersebut yang dibutuhkan oleh pengguna. Nilai 2. efficiency, berarti bahwa penyediaan
bisnis dapat diperoleh dengan : informasi melalui penggunaan sumber
1. pengambilan keputusan yang tepat; daya secara optimal (produktif dan
ekonomis);
2. peningkatan efektivitas proses dan hasil;
3. penyediaan informasi kinerja yang tepat 3. confidentiality, yaitu perlindungan
waktu dan terfokus; keamanan terhadap informasi yang
bersifat rahasia, terutama dari pihak-
4. pemeliharaan memori organisasi; pihak yang tidak berhak mengetahuinya;
5. peningkatan produktivitas dan efektivitas
4. integrity, berhubungan dengan ketepatan
manajer dan staf.
dan kelengkapan informasi;
Pengelolaan informasi erat 5. availability, berarti bahwa informasi
kaitannya dengan bagaimana mengartikan, tersedia ketika dibutuhkan oleh proses
mengumpulkan, mengorganisir, memroses, bisnis saat ini dan di masa yang akan
mengomunikasikan, dan menggunakan datang;
informasi. Strassmann memandang bahwa
pengelolaan informasi adalah suatu proses. 6. compliance, berarti bahwa
Sedangkan Marchand et al. memandang informasi yang dimiliki harus dapat
bahwa dalam praktik pengelolaan informasi dipertanggungjawabkan kebenarannya
merupakan siklus penggunaan informasi dan mengacu pada hukum maupun
secara efektif, yaitu mendefinisikan, regulasi yang berlaku, termasuk
mengumpulkan, mengorganisir, memroses mengikuti standar nasional atau
internasional yang ada;

174
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono

7. reliability, yaitu informasi yang mengategorikan dan menyimpan


dihasilkan harus terjamin kehandalannya keluaran aktivitas-aktivitas arsitektur
sehingga tidak menyesatkan para dalam sebuah enterprise.
pengambil keputusan yang menggunakan 4. TOGAF Reference Models, menyediakan
informasi tersebut. sebuah pilihan model referensi arsitektur,
TOGAF adalah sebuah framework yang termasuk arsitektur dasar TOGAF, dan
merupakan metode terperinci dan seperangkat model referensi infrastruktur informasi
tools yang mendukung untuk pengembangan terintegrasi (III-RM).
EA [TOGAF, 2009]. Semua bagian pada 5. Architecture Capability Framework,
framework TOGAF secara keseluruhan saling membahas kebutuhan organisasi, proses,
terkait dan merupakan satu kesatuan, tetapi keterampilan, peran, dan tanggung jawab
bagian-bagian tertentu masih dapat diadopsi untuk membangun dan mengoperasikan
sementara dengan mengabaikan bagian yang sebuah fungsi arsitektur dalam sebuah
lain. Secara garis besar, terdapat 5 (lima) enterprise.
bagian yang dibahas secara terperinci pada
framework TOGAF, yaitu : TOGAF merupakan salah satu kerangka
kerja arsitektur yang mendeskripsikan sebuah
1. ADM (Architecture Development metode untuk melakukan sebuah desain
Method), atau disebut dengan metode keadaan target dari suatu enterprise, atau
pengembangan arsitektur, yang perangkat yang disebut dengan building blocks.
membahas langkah-langkah pendekatan
untuk pengembangan EA. Dalam penelitian ini BBPLKDN
Bandung adalah lembaga pelatihan kerja yang
2. Architecture Content Framework, berisi berada di bawah naungan Ditjen Binalattas
kumpulan panduan dan cara yang dapat Kemnakertrans RI. Tugas pokok, visi dan misi
digunakan untuk mengaplikasikan BBPLKDN adalah seperti yang tertuang pada
TOGAF dan TOGAF ADM. gambar berikut [Rencana Strategi Bisnis (RSB)
3. Enterprise Continuum dan Tools, Tahun 2011-2015 Badan Layanan Umum
membahas taksonomi atau aturan (BLU) Balai Besar Pengembangan Latihan
pengelompokan dan tools untuk Kerja Dalam Negeri, 2008].

Gambar 3. Tugas Pokok, Visi, dan Misi BBPLKDN Bandung

175
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196

Dari Gambar 3 data alur ketenagakerjaan adalah BBPLKDN Bandung [Master Plan
berikut ini, terlihat bahwa aplikasi pada Sistem Informasi Ketenagakerjaan dan
proses pelatihan ini berada di lingkungan Ketransmigrasian 2008-2012, 2008]. Tetapi
lembaga pelatihan atau disebut dengan BLK aplikasi pada proses pelatihan ini belum dapat
yang bernaung di bawah unit kerja Direktorat direalisasikan di BBPLKDN Bandung.
Jenderal (Ditjen) Binalattas, salah satunya

Gambar 4. Alur Data Ketenagakerjaan


(Sumber: “Master Plan Sistem Informasi Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian 2008-2012,” Kemnakertrans RI, Jakarta,
2008)

Pada penelitian ini, dibatasi pada value penyelenggaraan pelatihan di berbagai bidang,
chain pelatihan yang merupakan proses inti sektor, instansi dan penyelenggaraan pelatihan
dari proses bisnis yang berjalan di BBPLKDN dalam melakukan kegiatannya sehingga tujuan
Bandung. pelatihan nasional dapat dicapai secara efisien
Dalam melihat Sistem Pelatihan Kerja dan efektif.
Nasional, regulasi terkait adalah Peraturan Pelatihan kerja merupakan keseluruhan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 kegiatan untuk memberi, memperoleh,
Tahun 2006 yang memuat tentang Sistem meningkatkan, serta pengembangan
Pelatihan Kerja Nasional (Sislatkernas) kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,
[Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2006 sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan
tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional, dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang
2012]. Dalam peraturan pemerintah tersebut dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Oleh
dinyatakan bahwa Sistem Pelatihan Kerja karena itu, pelatihan kerja merupakan salah
Nasional merupakan panduan arah kebijakan satu jalur untuk meningkatkan kualitas serta
umum bagi terselenggaranya pelatihan mengembangkan karir tenaga kerja.
secara terarah, sistematis, dan sinergis dalam

176
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono

Paradigma baru peningkatan kualitas 4. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia


tenaga kerja bertempuh pada tiga pilar utama, (KKNI),
yaitu standar kompetensi kerja, pelatihan 5. Standar Kompetensi Kerja Nasional
berbasis kompetensi (PBK) serta sertifikasi Indonesia (SKKNI),
kompetensi oleh lembaga yang independen.
Standar kompetensi kerja perlu disusun dan 6. Penyelenggaraan pelatihan kerja,
dikembangkan di berbagai sektor atau bidang 7. Peserta pelatihan kerja,
profesi, dengan mengacu pada kebutuhan 8. Sertifikasi, dan
industri atau perusahaan. Hal ini penting,
9. Sistem Informasi.
agar standar kompetensi kerja dapat diterima
di dunia kerja atau pasar kerja, baik secara Penelitian ini menggunakan Balanced
nasional maupun internasional. Scorecard (BSC) dan Critical Success Factor
(CSF) sebagai satuan analisisnya. BSC adalah
Standar kompetensi sebagaimana
sebuah alat untuk mengelola kinerja suatu
dimaksud di atas akan menjadi acuan dalam
organisasi dan pengembangan strateginya.
mengembangkan program pelatihan. Untuk
BSC yang dikembangkan oleh Kaplan dan
keperluan pengembangan PBK seperti ini,
Norton mengacu pada empat perspektif yang
perlu ditata dan dikembangkan keseluruhan
berhubungan dengan setiap perspektif tersebut
unsurnya dalam satu kesatuan sistem PBK.
digunakan untuk menjawab pertanyaan-
Untuk mengetahui sejauh mana lulusan
pertanyaan yang spesifik, yaitu:
pelatihan telah memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan, perlu dilakukan sertifikasi 1. financial perspective, bagaimana cara
kompetensi melalui uji kompetensi. memandang para pemegang saham
dan orang-orang yang berkepentingan
Sertifikasi kompetensi tersebut di
terhadap finansial organisasi?
atas dilakukan oleh lembaga sertifikasi
kompetensi yang independen. Hal ini penting, 2. internal business perspective, apa yang
agar tidak terjadi konflik kepentingan antara harus diunggulkan untuk memenuhi
penyelenggara pelatihan sebagai produsen dan harapan dari para karyawan dan mitra
lembaga sertifikasi sebagai penjamin mutu dagang?
lulusan. 3. customer perspective, bagaimana
Ketiga pilar pengembangan kualitas pelanggan memandang organisasi dalam
tenaga kerja sebagaimana dimaksud diatas, hal produk, layanan, hubungan dan nilai
perlu disinergikan ke dalam suatu sistem tambah?
pelatihan kerja nasional (Sislatkernas). 4. innovation and learning perspective,
Peraturan pemerintah yang memuat tentang untuk mencapai visi masa depan,
sislatkernas ini terdiri dari beberapa bagian, bagaimana untuk terus meningkatkan
antara lain: dan menciptakan nilai di masa depan
1. Tujuan Sislatkernas, bagi para stakeholder?
2. Prinsip dasar pelatihan kerja, Setiap perspektif harus diterjemahkan ke
dalam objectives dan measures untuk menilai
3. Program pelatihan kerja,
kinerja organisasi (Gambar 5).

177
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196

Gambar 5. Balanced Scorecard


(Sumber : Ward, John. & Peppard, John., Strategic Planning for Information System. 3rd. Cranfield, Bedfordshire, UK: John
Wiley & Sons Ltd., 2002)

Menurut Ward and Peppard (Ward & Penentuan CSF hanya dapat dilakukan
Peppard, 2002), CSF adalah teknik yang apabila objectives sudah diidentifikasi. Tahap
populer dan banyak digunakan tidak hanya pertama adalah mengidentifikasi CSF terhadap
untuk pengembangan strategi TI, tetapi juga masing-masing objectives, tahap selanjutnya
untuk pengembangan strategi bisnis. CSF adalah mengkonsolidasikan objectives tersebut,
dapat digunakan untuk tujuan interpretasi seperti yang diperlihatkan pada Gambar 6.
tujuan bisnis (Business Objectives) dalam
menentukan action yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan bisnisnya.

Gambar 6. Proses Dasar CSF


(Sumber : Ward, John. & Peppard, John., Strategic Planning for Information System. 3rd. Cranfield, Bedfordshire, UK : John
Wiley & Sons Ltd., 2002)

178
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono

Keluaran dari analisis BSC dan analisis dapat menganalisis kebutuhan SI dari strategi
CSF dapat dikombinasikan untuk mendapatkan bisnis saat ini. Hal ini berkembang dari adanya
kebutuhan Sistem Informasi yang lebih hubungan antara data, informasi dan hasil bisnis
komprehensif. BSC menghubungkan measures yang diilustrasikan ke dalam sebuah model
dengan business objectives, sedangkan analisis yang disebut dengan model DIKAR (Data,
CSF mengidentifikasi apa yang kritis untuk Information, Knowledge, Action, Results) dari
mencapai hasil yang diinginkan. Dengan Venkatraman (Gambar 7).
mengkonsolidasi BSC dan CSF bersama-sama,

Gambar 7. Model DIKAR


(Sumber : Ward, John. & Peppard, John., Strategic Planning for Information System. 3rd. Cranfield, Bedfordshire, UK : John
Wiley & Sons Ltd., 2002)

Dari Gambar 7, ditunjukkan bahwa BSC BSC perspectives


mengidentifikasi informasi yang diperlukan Objectives Measure(s) Action (CSF) IS Needs
untuk mengukur kinerja terhadap tujuan bisnis.
Di sisi lain, analisis CSF mengidentifikasi apa
Gambar 8. Matriks Keluaran Konsolidasi BSC
yang harus dilakukan, atau diubah, dalam
dan CSF
rangka mencapai tujuan, termasuk informasi
baru dan/atau sistem yang dibutuhkan. Dalam
kombinasinya, BSC dan CSF menyediakan Pada penelitian ini, digunakan hasil
cara untuk mendapatkan kesepakatan analisis konsolidasi BSC dan CSF untuk
mengenai prioritas investasi sistem informasi mencapai kinerja yang diinginkan sesuai
yang relevan untuk mencapai tujuan bisnis objectives/ sasaran organisasi (to-be/ target).
yang eksplisit untuk 6-12 bulan mendatang. Pada penelitian ini, sesuai dengan yang telah
Keluaran dari konsolidasi BSC dan CSF diuraikan, menggunakan pendekatan filosofi
digambarkan dengan matriks yang ditunjukkan interpretivist [Creswell, 2003]. Hal tersebut
pada Gambar 8. dapat disimpulkan seperti Gambar 9 berikut
ini.

179
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196

Gambar 9. Knowledge Claims, Strategy of Inquiry, dan Metode yang Mendasari Pendekatan dan Proses
Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, digunakan metode desain, validasi, dan evaluasi. Kerangka kerja
penelitian kualitatif yang terdiri dari beberapa penelitian dideskripsikan seperti pada Gambar
tahapan. Pada penelitian ini, dibagi lima 10 berikut ini.
tahapan kerja yaitu tahapan diagnosis, analisis,

Gambar 10. Kerangka Kerja Penelitian

180
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono

Kerangka kerja penelitian ini terdiri dari berperan atas informasi pelatihan kerja
tahapan-tahapan metode penelitian yang secara menggunakan tabel RACI. Selain itu,
kualitatif dilakukan dan dibagi menjadi lima ditentukan juga pihak yang berperan
tahapan kerja seperti berikut ini. mulai dari pengumpulan sampai
dengan diseminasi data terhadap proses
1. Diagnosis
yang berlangsung tersebut (collect,
Pada tahapan ini dilakukan identifikasi processing, store, use, disseminate).
terhadap masalah yang terjadi di Setelah itu, menganalisis layanan dari
BBPLKDN Bandung sebagai salah elemen technology menggunakan
satu organisasi pemerintah yang framework TOGAF. Kemudian
menyelenggarakan pelatihan kerja, dilakukan perancangan building block
termasuk faktor-faktor yang terkait dan metamodel menggunakan framework
sehingga dapat dilakukan penelitian TOGAF, sehingga dapat dirancang
terhadapnya. Sebagai tindak lanjutnya, model AI proses pelatihan kerja.
diperlukan studi literatur untuk 4. Validasi
mengembangkan suatu solusi pemecahan
Tahapan validasi ini dilakukan dengan
masalah yang terjadi.
model triangulasi terhadap teori, regulasi/
2. Analisis kebijakan pelatihan kerja, dan kebutuhan
Pada tahapan ini, dilakukan pengumpulan organisasi BBPLKDN Bandung.
data dan mengidentifikasinya sebagai 5. Evaluasi
langkah awal untuk menganalisis kondisi
Tahapan terakhir yang dilakukan adalah
internal organisasi. Analisis internal
dengan mengambil kesimpulan dari
organisasi saat ini (as-is) akan dilakukan
penelitian yang telah dilakukan, serta
menggunakan analisis value chain.
memberikan saran untuk penelitian
Selain itu, dilakukan juga asesmen
selanjutnya.
terhadap kondisi EA menggunakan
COBIT 5 Self-assessment pada proses
APO3, yaitu pengelolaan EA. Adapun
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mengetahui kebutuhan target Pada penelitian ini, dibatasi pada value
atau yang akan datang (to-be), akan chain pelatihan yang merupakan proses inti
dilakukan analisis menggunakan analisis dari proses bisnis yang berjalan di BBPLKDN
konsolidasi BSC dan CSF. Bandung saat ini. Secara rinci, pelayanan
3. Desain pelatihan kerja yang diberikan untuk
Sebelum memulai perancangan, akan masyarakat dapat dilihat pada value chain pada
ditentukan siapa saja pihak yang Gambar 11.

Gambar 11. Value Chain Pelatihan Kerja di BBPLKDN Bandung

181
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196

Gambar 12. Diagram Organisasi yang Memfokuskan pada Value Chain Pelatihan Kerja

Dari diagram organisasi Gambar 12, terselenggara oleh beberapa bagian/bidang/


dapat dilihat bahwa masukan dari sebuah kelompok. Masing-masing fungsi bisnis dalam
proses suatu pelatihan kerja terdiri dari organisasi BBPLKDN Bandung secara hierarki
sumber daya manusia (SDM), anggaran, diturunkan juga kepada unit kapabilitas bisnis
infrastuktur dan teknologi pendukung, serta di bawahnya. Tiap-tiap fungsi bisnis memiliki
adanya peran dari para stakeholder Lembaga layanan bisnis (business service) yang di
Sertifikasi Profesi (LSP) yang telah terdaftar dalamnya memiliki entitas data sesuai fungsi
resmi di Badan Nasional Sertifikasi Profesi bisnis yang dijalaninya.
(BNSP). Selain itu, sebagai keluarannya atau Dari keseluruhan fungsi bisnis yang
produk pelatihan kerja yaitu tenaga kerja yang terselenggara di BBPLKDN Bandung, yang
kompeten di bidangnya dan siap ditempatkan berkaitan dengan value chain pelatihan kerja
di perusahaan/ industri. dapat digambarkan seperti pada Gambar 13
Sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja sebagai berikut.
dan Transmigrasi RI Nomor Per.07/MEN/
IV/2011 Tahun 2011, fungsi bisnis BBPLKDN

182
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono

Gambar 13. Fungsi Bisnis dan Layanannya pada Value Chain Pelatihan Kerja di BBPLKDN

Analisis dilakukan terhadap setiap setiap elemen AI yang dibutuhkan sehingga


elemen pada komponen AI, yaitu elemen menghasilkan model AI proses pelatihan
people, process, dan technology pada kerja berdasarkan kegiatan-kegiatan yang
pengelolaan informasi pelatihan kerja di telah dianalisis sebelumnya menggunakan
BBPLKDN Bandung. Selain itu, dilakukan konsolidasi BSC dan CSF.
pula analisis kebutuhan untuk merancang AI
Berikut adalah tabel yang menunjukkan
menggunakan framework TOGAF.
layanan bisnis tersebut yang dipetakan dari
Analisis yang pertama dilakukan adalah aktor/orang dari pelaku kegiatan dan fungsi
analisis layanan bisnis pelatihan kerja di bisnis yang dimilikinya, sehingga didapatkan
BBPLKDN Bandung, sehingga dapat dianalisis layanan bisnis terkait.

Tabel 1. Analisis Layanan Bisnis pada Pengelolaan Pelatihan Kerja

No. Kegiatan Aktor/ Orang Fungsi Bisnis Layanan Bisnis

1. Penataan dan pengembangan Kasie Program dan Penyusunan - Penyusunan rencana program
pengelolaan pelatihan kerja dan Pengembangan Program dan pelatihan kerja
sumber daya pelatihan kerja(software, pengembangan - Penyusunan kebutuhan sumber
hardware, dan brainware) pelatihan daya pelatihan kerja
2. Sosialisasi informasi pelatihan kerja Kasie Pemberdayaan Pengella sistem Penyediaan informasi pelaksanaan
kepada masyarakat Pelatihan rekrutmen peserta program pelatihan kerja dan
pelatihan persyaratannya mengikuti pelatihan
terkait.
3. Rekrutmen peserta pelatihan kerja Kasie Pemberdayaan Pengelola calon Penerimaan peserta pelatihan kerja
Pelatihan peserta pelatihan
4. Orientasi peserta pelatihan kerja Kasie Penyelenggaraan Penyelenggara Penyelenggaraan pelatihan kerja
Pelatihan pelatihan kerja berbasis kompetensi

183
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196

No. Kegiatan Aktor/ Orang Fungsi Bisnis Layanan Bisnis

5. Mengidentifikasi penyebab atas Kasie Pemberdayaan Promosi pelatihan Pelayanan informasi pelatihan kepada
keterlambatan jawaban Pelatihan kerja masyarakat
6. Menginformasikan kepada pelanggan Kasie Pemberdayaan Promosi pelatihan Pelayanan informasi pelatihan kepada
tentang masalah yang berkembang Pelatihan masyarakat

7. Menelusuri setiap pertanyaan Kasie Pemberdayaan Promosi pelatihan Pelayanan informasi pelatihan kepada
pelanggan dan progresnya setiap hari Pelatihan masyarakat

8. Melakukan benchmarking dengan Kasie Evaluasi dan Evaluasi layanan Evaluasi layanan pelatihan kerja
lembaga pelatihan lain Pelaporan pelatihan terhadap penerima layanan pelanggan

9. Evaluasi dan monitoring layanan Kasie Evaluasi dan Evaluasi layanan Evaluasi layanan pelatihan kerja
terhadap pelanggan Pelaporan pelatihan terhadap penerima layanan pelanggan

10.. Penetapan paket pelatihan kerja yang Kasie Program dan Penyusunan Penyusunan rencana program
akan diselenggarakan berdasarkan Pengembangan program dan pelatihan kerja
DIPA pengembangan
pelatihan

11. Penyusunan program pelatihan kerja Kasie Program dan Penyusunan Penyusunan program pelatihan kerja
Pengembangan program dan
pengembangan
pelatihan

12. Pembuatan jadwal dan durasi pelatihan Kasie Penyelenggaraan Penyelenggara Pengelolaan administrasi
untuk setiap program pelatihan kerja Pelatihan pelatihan kerja penyelenggaraan pelatihan kerja

13. Sosialisasi paket dan program pelatihan Kasie Penyelenggaraan Penyelenggara Penyebaran informasi
kerja yang akan diselenggarakan Pelatihan pelatihan kerja penyelenggaraan program pelatihan
kerja kepada pihak internal

14. Penyelesaian administrasi pelatihan Kasie Penyelenggaraan Penyelenggara Pengelolaan administrasi


kerja Pelatihan pelatihan kerja penyelenggaraan pelatihan kerja

15. Pembaruan dan pengolahan data digital Kasie Pemberdayaan Pengelola lulusan Pengelolaan administrasi dan lulusan
lulusan pelatihan kerja Pelatihan pelatihan kerja pelatihan kerja

16. Sidang kelulusan peserta pelatihan Kasie Penyelenggaraan Penyelenggara Penyebaran informasi sidang
kerja Pelatihan pelatihan kerja kelulusan peserta pelatihan kerja
kepada pihak internal
Pengelolaan administrasi sertifikasi
peserta pelatihan kerja

17. Penyusunan prosedur standar Kasie Penyelenggaraan Penyelenggara Pengelolaan administrasi


penyelenggaraan pelatihan kerja Pelatihan pelatihan kerja penyelenggaraan pelatihan kerja

18. Perbaikan proses penyelenggaraan Kasie Penyelenggaraan Penyelenggara Penyelenggaraan pelatihan kerja
pelatihan kerja Pelatihan pelatihan kerja

19. Perawatan renovasi sarana prasarana Kasubbag Kepegawaian Penyiapan Pengelolaan sarana dan prasarana
dan fasilitas pelatihan kerja dan Umum perlengkapan pelatihan
pelatihan
20. Penyusunan materi pembelajaran Kasie Program dan Penyusunan Penyusunan media pembelajaran
dengan metode yang interaktif dan Pengembangan program dan Penyusunan program pelatihan kerja
berbasis kompetensi pengembangan
pelatihan
21. Penyusunan materi pembelajaran Kasie Program dan Penyusunan Penyusunan media pembelajaran
dengan memperhatikan faktor sikap, Pengembangan program dan Penyusunan program pelatihan kerja
pengetahuan, dan keterampilan pengembangan
pelatihan

184
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono

No. Kegiatan Aktor/ Orang Fungsi Bisnis Layanan Bisnis

22. Penyusunan materi pembelajaran Kasie Program dan Penyusunan Penyusunan media pembelajaran
dengan menggunakan fasilitas Pengembangan program dan Penyusunan program pelatihan kerja
pelatihan yang mirip dengan yang pengembangan
digunakan di industri/ perusahaan pelatihan

23. Mengidentifikasi faktor keterlambatan Kasie Penyelenggaraan Penyelenggara Pengelolaan administrasi


penelusuran Pelatihan pelatihan kerja Penyelenggaraan pelatihan kerja

24. Melakukan pencatatan terhadap Kasie Penyelenggaraan Penyelenggara Pengelolaan administrasi


dokumen yang masuk dan keluar Pelatihan pelatihan kerja Penyelenggaraan pelatihan kerja

25. Melakukan penomoran/ pengodean Kasie Penyelenggaraan Penyelenggara Pengelolaan administrasi


terhadap semua dokumen Pelatihan pelatihan kerja Penyelenggaraan pelatihan kerja

26. Dokumentasi laporan Kasie Penyelenggaraan Penyelenggara Pengelolaan administrasi


pertanggungjawaban keuangan Pelatihan pelatihan kerja Penyelenggaraan pelatihan kerja

27. Penyusunan laporan kegiatan Kasie Penyelenggaraan Penyelenggara Pengelolaan administrasi


Penyelenggaraan pelatihan kerja Pelatihan pelatihan kerja Penyelenggaraan pelatihan kerja

28. Evaluasi pelaksanaan kegiatan Kasie Evaluasi dan Evaluasi layanan Evaluasi layanan pelatihan kerja
Penyelenggaraan pelatihan kerja Pelaporan pelatihan terhadap penerima layanan/ pelanggan

29. Koordinasi dan monitoring pembinaan Kasie Pemberdayaan Pemberdayaan Pembinaan tenaga kepelatihan/
tenaga kepelatihan/ instruktur Pelatihan tenaga kepelatihan/ instruktur
instruktur
30. Penilaian Daftar Usulan Penilaian Kasubbag Kepegawaian Pelaksana urusan Penilaian DUPAK jabatan fungsional
Angka Kredit (DUPAK) jabatan dan Umum kepegawaian tenaga kepelatihan/ instruktur
fungsional tenaga kepelatihan/
instruktur secara online

31. Koordinasi antara industri dan lembaga Kasie Pemberdayaan Pemberdayaan Kerja sama kelembagaan
pelatihan terkait kompetensi tenaga Pelatihan lulusan pelatihan
kerja

32. Penyusunan program pelatihan kerja Kasie Program dan Penyusunan Penyusunan program pelatihan
sesuai kebutuhan pasar Pengembangan program dan
pengembangan
pelatihan

33. Validasi modul dengan menghadirkan Kasie Program dan Penyusun program Penyusunan media pembelajaran
pihak industri Pengembangan dan pengembangan
pelatihan

34. Pelatihan penyusunan program Kasie Program dan Penyusun program Penyusunan program pelatihan kerja
pelatihan dan modul Pengembangan dan pengembangan Penyusunan media pembelajaran
pelatihan
35. Pengelolaan usulan kompetensi tenaga Kasie Program dan Penyusun program Penyusunan kebutuhan pelatihan akan
kerja sesuai kebutuhan Pengembangan dan pengembangan kompetensi tenaga kerja (SKKNI)
pelatihan
36. Evaluasi kesesuaian SKKNI dengan Kasie Program dan Penyusun program Penyusunan kebutuhan pelatihan akan
program pelatihan kerja Pengembangan dan pengembangan kompetensi tenaga kerja (SKKNI)
pelatihan

185
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196

Hasil analisis layanan bisnis pada perlu dilakukan analisis aktor yang terlibat
pengelolaan pelatihan kerja, diperoleh layanan dalam layanan bisnis (elemen people)
bisnis yang dapat direalisasikan pada teknologi dan proses yang dijalankannya (elemen
atau diotomatisasi, yaitu: process), serta layanan SI apa saja yang dapat
1. Penerimaan peserta pelatihan kerja; merealisasikan layanan bisnis tersebut (elemen
technology).
2. Pengelolaan administrasi
penyelenggaraan pelatihan kerja; Berdasarkan hasil analisis pengelolaan
informasi pelatihan kerja dan analisis
3. Evaluasi layanan pelatihan kerja terhadap kebutuhan perancangan AI menggunakan
penerima layanan/pelanggan; framework TOGAF, berikut adalah kesimpulan
4. Sertifikasi pelatihan kerja. hasil analisis kebutuhan perancangan AI yang
Setelah menentukan layanan bisnis telah disesuaikan dengan kebutuhannya pada
yang dapat diotomatisasi, untuk dilakukan pengelolaan informasi pelatihan kerja di
perancangan AI proses pelatihan kerja maka BBPLKDN Bandung.

Tabel 2. Simpulan Hasil Analisis Kebutuhan Perancangan AI di BBPLKDN Bandung

Kebutuhan Komponen

Sudut pandang pemodelan arsitektur Stakeholder view


Katalog building block Entitas data
People :
1. Kasie Evaluasi dan Pelaporan
2. Kasubag Kepegawaian dan Umum
3. Kasie Penyelenggaraan Pelatihan
4. Kasie Pemberdayaan Pelatihan
5. Instruktur
Process (Collect, processing, store, use, disseminate)
Technology (Service)
Matriks Matriks entitas data/fungsi bisnis
Matriks aplikasi/data
Diagram Diagram konseptual data
Diagram data logic
Diagram diseminasi data
Tipe requirement Kebutuhan fungsional
Kebutuhan non fungsional
Asumsi
Kendala
Kebijakan
Standard
Guideline
Spesifikasi

Tulisan yang dicetak tebal pada Tabel Menurut framework TOGAF (TOGAF,
2 merupakan enhancement yang disesuaikan 2009), building block adalah salah satu tipe
dengan kebutuhan pengelolaan informasi dari keluaran yang terkait dengan arsitektur
pelatihan kerja di BBPLKDN Bandung (belum mewakili sebuah komponen bisnis, TI,
ada di framework TOGAF). atau architectural capability, yang dapat
dikombinasikan dengan building block lainnya

186
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono

untuk memberikan arsitektur dan solusi-solusi. BBPLKDN Bandung. Blok-blok pada gambar
AI merupakan salah satu komponen EA yang diperoleh dari hasil analisis terhadap kebutuhan
menggambarkan elemen-elemennya sebagai perancangan AI menggunakan framework
kebutuhan. Elemen AI terdiri dari people, TOGAF dengan adanya enhancement karena
process, dan technology. framework TOGAF tidak mengakomodir hal
Gambar 14 berikut ini merupakan tersebut [J. Sembiring, E. T. Nuryatno, & Y. S.
building block dari AI proses pelatihan kerja di Gondokaryono, 2011] [TOGAF, 2009] .

Gambar 14. Building Block AI Proses Pelatihan Kerja di BBPLKDN Bandung

Menurut TOGAF, metamodel adalah Bandung diperlukan entitas-entitas yang telah


model yang mendefinisikan bagaimana dan digambarkan pada building block seperti yang
dengan apa arsitektur akan digambarkan ditunjukkan pada Gambar 14. Gambaran umum
dalam sebuah struktur [TOGAF, 2009]. metamodel tersebut ditunjukkan pada Gambar
Untuk menggambarkan metamodel AI 15 yang menunjukkan entitas metamodel dan
proses pelatihan kerja di BBPLKDN hubungannya.

187
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196

Gambar 15. Entitas Metamodel dan Hubungannya pada Framework TOGAF

Penjelasan dari metamodel tersebut pelanggan, yang terbatas oleh fungsi


adalah sebagai berikut. bisnisnya yaitu evaluasi layanan
1. Unit organisasi dalam hal ini adalah pelatihan;
BBPLKDN Bandung memiliki aktor d. Sertifikasi pelatihan kerja yang
atau pihak-pihak yang berperan (people) terbatas oleh fungsi bisnisnya yaitu
untuk melakukan aktivitas-aktivitas penyelenggara pelatihan kerja.
bisnisnya (proses/ process) untuk 3. Fungsi bisnis sebagai pelaksana pelatihan
dikelola . kerja direalisasikan pada proses yang
2. BBPLKDN Bandung menjalankan merupakan suatu rangkaian layanan
layanan bisnis pada proses pelatihan bisnis yang melibatkan pengolahan
kerja, yang terdiri dari: terhadap data, yaitu mulai dari collect,
processing, store, use, dan disseminate
a. Penerimaan peserta pelatihan kerja,
data pelatihan kerja.
yang terbatas oleh fungsi bisnisnya
yaitu pengelola calon peserta 4. Proses atau kegiatan yang dilakukan,
pelatihan kerja; dapat direalisasikan pada satu atau
beberapa layanan (service) yang
b. Pengelolaan administrasi
disediakan oleh suatu aplikasi/ SI (elemen
penyelenggaraan pelatihan kerja,
teknologi) yang dapat memberikan data/
yang terbatas oleh fungsi bisnisnya
informasi setelah melalui tahapan proses
yaitu penyelenggara pelatihan kerja;
pengelolaannya.
c. Evaluasi layanan pelatihan kerja
5. Orang yang merupakan pelaku kegiatan
terhadap penerima layanan/
bisnis, menggunakan entitas data

188
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono

yang merupakan bagian dari proses memperhatikan elemen proses, yaitu proses
pengelolaan data itu sendiri, yaitu : pengelolaan informasi pelatihan kerja mulai
a Entitas data Penyelenggaraan dari collect, processing, store, use sampai
Pelatihan dengan disseminate; elemen orang sebagai
- Penyelenggaraan Pelatihan pengelola informasi; dan elemen teknologi
atau layanannya [J. Sembiring, E. T. Nuryatno,
- Sertifikasi Pelatihan Kerja & Y. S. Gondokaryono, 2011].
b. Entitas data Pemberdayaan Pelatihan
Selanjutnya adalah merancang struktur
- Rekrutmen Peserta Pelatihan tersebut, yaitu model AI proses pelatihan
c. Entitas data Evaluasi dan Pelaporan kerja di BBPLKDN Bandung dengan
- Evaluasi Layanan Pelatihan memperhatikan elemen process, yaitu proses
pengelolaan informasi pelatihan kerja,
Setelah dibuat metamodel AI target,
elemen people sebagai pengelola informasi,
selanjutnya adalah merancang model AI.
dan elemen technology yaitu layanannya
Berikut adalah katalog metamodel AI target
yang disediakan untuk mengelola informasi
proses pelatihan kerja, yang digambarkan
tersebut. Berikut adalah rancangan model AI
dalam rancangan model AI proses pelatihan
pada proses pelatihan kerja.
kerja di BBPLKDN Bandung dengan

Tabel 3. Katalog Metamodel AI Target Proses Pelatihan Kerja

No. Layanan Bisnis Fungsi Bisnis SI Orang Entitas Data

1. Penerimaan peserta Pengelolaan Rekrutmen peserta 1. Kasie Pemberdayaan Rekrutmen peserta


pelatihan kerja peserta pelatihan pelatihan kerja Pelatihan pelatihan kerja
kerja
2. Kasie Penyelenggaraan
Pelatihan
3. Instruktur
2. Pengelolaan administrasi Penyelenggaraan Administrasi 1. Kasie Penyelenggaraan penyelenggaraan
penyelenggaraan pelatihan pelatihan kerja penyelenggaraan Pelatihan pelatihan
kerja pelatihan kerja
2. Kasie Pemberdayaan
Pelatihan
3. Instruktur
3. Evaluasi layanan pelatihan Evaluasi layanan Evaluasi layanan 1. Kasie Evaluasi Evaluasi layanan
kerja terhadap penerima pelatihan pelatihan Pelaporan pelatihan
layanan pelanggan
2. Kasubbag Kepegawaian
dan Umum
3. Kasie Penyelenggaraan
Pelatihan
4. Kasie Pemberdayaan
Pelatihan
5. Instruktur
4. Sertifikasi pelatihan kerja Penyelenggara Sertifikasi pelatihan 1. Kasie Penyelenggaraan Sertifikasi pelatihan
pelatihan kerja kerja Pelatihan kerja
2. Instruktur

189
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196

Gambar 16. Model Arsitektur Informasi Rekrutmen Peserta Pelatihan Kerja.

190
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono

Gambar 17. Arsitektur Informasi Administrasi Penyelenggaraan Pelatihan Kerja

191
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196

Gambar 18. Model Arsitektur Informasi Evaluasi Layanan Pelatihan

192
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono

Gambar 19. Model Arsitektur Informasi Sertifikasi Pelatihan Kerja

Validasi hasil rancangan dilakukan menggunakan atau membandingkannya untuk


untuk memeriksa keabsahan data dan menilai meningkatkan akurasi penelitian (Creswell,
hasil rancangan terhadap kebutuhan arsitektur 2003).
informasi proses pelatihan kerja di BBPLKDN Validasi dilakukan dengan cara
Bandung. Validasi dilakukan dengan teknik melakukan triangulasi terhadap teori, regulasi/
triangulasi. Triangulasi adalah salah satu teknik kebijakan pelatihan kerja, dan kebutuhan
validasi pada penelitian kualitatif dengan organisasi BBPLKDN Bandung. Model
memanfaatkan sumber-sumber data yang validasi tersebut ditunjukkan pada gambar
berbeda untuk memeriksa bukti-bukti yang berikut ini.
berasal dari sumber-sumber data tersebut dan

193
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196

Kebutuhan BBPLKDN
Bandung

Teori Regulasi/kebijakan
pelatihan kerja

Gambar 20. Model Validasi Triangulasi

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

Benson, Bugnitz, & Walton. (2004). From business


Perancangan model AI ini merupakan strategy to it action: right decisions for a
bagian dari perwujudan keselarasan strategi TI better bottom line. United States of America:
dan strategi bisnis Kemnakertrans RI dalam hal John Wiley & Sons.Inc.
penyelenggaraan layanan pelatihan kerja bagi
Creswell. (2003). Research design : qualitative,
masyarakat, yang secara teknis dilaksanakan
quantitative, and mixed methods approaches
oleh BBPLKDN Bandung. Setelah melakukan
(Second Edition ed.). United States of
penelitian ini, hal-hal yang dapat disimpulkan
America: Sage Publication, Inc.
adalah: AI framework TOGAF menyediakan
kebutuhan untuk mengidentifikasi variabel D.Greefhorst, & E. Proper. (2011). Architecture
layanan pada elemen teknologi, tetapi belum principles the cornerstones of enterprise
mengakomodir bagaimana mengidentifikasi architecture. Verlag Berlin Heidelberg:
pengelolaan informasi di dalam arsitekturnya Springer.
tersebut. RACI chart pada Cobit 5 digunakan Finesso, G. M. (2009). Retrieved August 15, 2012,
untuk memahami kondisi pengelolaan from KOMPAS.com: nasional.kompas.com/
informasi, sehingga dapat mengidentifikasi read/2009/12/08/21032286
elemen people dan variable process, yang
ISACA. (2012). Cobit 5. United States of America:
menghasilkan 5 peran yang terlibat dalam 36
IT Governance Institute.
kegiatan pengelolaan informasi pelatihan kerja
yang dikelompokkan ke dalam 4 layanan bisnis ISACA. (2012). COBIT 5: Enabling Process.
yang dapat direalisasikan pada teknologi. Rolling Meadows: ISACA.
Dengan memahami kondisi pengelolaan Sembiring, J., Nuryatno, E.T., & Gondokaryono,
informasi pelatihan kerja, maka pertanyaan Y.S. (2011). Analyzing the Indicators
penelitian ini dapat terjawab yaitu pengelolaan and Requirements in Main Components
informasi pelatihan kerja di BBPLKDN of Enterprise Architecture Methodology
Bandung dapat mendorong perancangan Development using Grounded Theory
model AI dalam kerangka EA untuk mencapai in Qualitative Methods. Society of
keselarasan tujuan TI dan bisnis. Interdisciplinary Business Research
Conference .

194
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono

Kemnakertrans RI. (2008). Master Plan Surendro, K. (2009). Pengembangan rencana induk
Sistem Informasi Ketenagakerjaan dan sistem informasi. Bandung: Informatika
Ketransmigrasian 2008-2012, Jakarta. Bandung.
McGilvray, D. (2008). Executing data quality TOGAF. (2009). The open group architecture
projects: ten steps to quality data and trusted framework version 9: evaluation copy. The
information. Morgan Kaufmann. Open Group.
Kemnakertrans RI. (2012). Peraturan Pemerintah Turban, et. al. (2007). Information technology for
No. 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan management: transforming organization in
Kerja Nasional. Retrieved from Peraturan the digital economy (6th Edition ed.). New
Pemerintah No. 31 Tahun 2006 tentang York: John Wiley & Sons. Inc.
Sistem Pelatihan Kerja Nasional. Diakses Ward, J., & Peppard, J. (2002). Strategic planning
pada tanggal 15 Februari 2012. Available: for information system (3rd ed.). Cranfield,
http://ngada.org/pp31-2006.htm: http:// Bedfordshire, UK: John Wiley & Sons Ltd.
ngada.org/pp31-2006.htm
BBPLKDN. (2008). Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Tahun 2011-2015 Badan Layanan Umum
(BLU) Balai Besar Pengembangan Latihan
Kerja Dalam Negeri, Bandung.

195
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196

196

Anda mungkin juga menyukai