Resume Separasi
Resume Separasi
PHANTOM
Instruktur Pembimbing :
drg. Ariyati Retno Pratiwi, M. Kes
2
3. Komplikasi Ekstraksi dengan Separasi
- Fraktur Tulang Alveolar
Fraktur tulang alveolar dapat terjadi karena terjepitnya tulang alveolar secara tidak
disengaja di antara ujung tang pencabut gigi atau konfigurasi dari akar gigi itu
sendiri, bentuk dari tulang alveolar, atau adanya perubahan patologis dalam tulang
itu sendiri. Pencabutan gigi kaninus terkadang disertai komplikasi fraktur tulang
sebelah labial.
- Fraktur Tuber Maksila
Fraktur tuber maksila terjadi biasanya berhubungan dengan dekatnya letak
tuberositas terhadap sinus, yang biasa terjadi bila terdapat gigi molar atas yang
terisolasi, khususnya bila gigi memanjang/ turun. Geminasi patologis antara gigi
molar kedua atas yang telah erupsi dengan gigi molal ketiga atas tidak erupsi bisa
menjadi predisposisi.
- Masuknya Fragmen Akar ke dalam Sinus
Komplikasi ini bisa terjadi jika ujung akar dekat dengan sinus atau rongga sinus
yang besar, dan ujung akar yang bengkok. Biasanya terjadi pada akar gigi
premolar dan molar atas, dan yang sering akar palatal. Pada kasus seperti ini
pemakaian elevator dengan tenaga yang besar harus dihindari.
- Perdarahan yang berlebihan
Perdarahan yang berlebihan terjadi jika pembuluh darah terpotong. Hal ini dapat
terjadi karena trauma yang besar pada saat pencabutan dimana tulang yang
terangkat mengoyak jaringan lunak sekitarnya. Juga dapat terjadi karena
penggunaan bor yang mengenai kanalis mandibularis.
- Trauma pada Nervus Alveolaris, Nervus Mentalis dan Lingualis Trauma pada
nervus ini bisa menimbulkan parestesi. Nervus lingualis dapat rusak oleh
pencabutan traumatik gigi molar bawah dimana jaringan lunak lingual terjebak
pada ujung tang, atau terkena bur selama pembuangan tulang. Nervus alveolaris
atau mentalis dapat terkena trauma pada saat pembuatan flap atau pemakaian bur
yang terlalu dalam dan tidak terkontrol, atau ujung akar bengkok mengenai
kanalis mandibularis.
- Hematoma
- Trismus
- Infeksi, dry socket, dan Osteomyelitis
3
4. Prosedur Tindakan
a. Persiapan operator
- Operator melaukan universal precaution yaitu dengan mencuci
tangan 6 langkah sesuai anjuran WHO dan menggunakan APD
lengkap
- Posisi operator dan pasien:
Rahang atas: operator berada di kanan depan pasien, pasien
didudukkan semi supine dengan kepala pasien setinggi bahu
operator
Rahang bawah: operator berada di kanan depan pasien, pasien
diposisikan semi supine dan kepala pasien setinggi siku
operator
b. Persiapan alat
- Set diagnostic
- Tray
- Klem lurus
- Bein
- Tang sisa akar
- Mikromotor
- Bur round dan fissure
- Syringe
c. Persiapan bahan
- Larutan Anestesi
- Larutan antiseptic
- Tampon
- Cotton pellet
d. Isolasi area kerja
e. Disinfeksi area kerja dengan larutan povidone iodine 10% dengan arah
memutar dari dalam keluar
f. Anestesi
1. Mempersiapkan syringe
4
- Mengeratkan jarum pada barrel terlebih dahulu sebelum membuka
pembungkusnya dengan memutar hub searah jarum jam.
- Mendorong handle pada syringe hingga plunger menyentuh ujung
barrel
- Membuka pembungkus syringe dari sisi yang bebas
5
- Menusukkan jarum dengan bevel menghadap ke tulang pada mukosa di atas foramen
palatinus majus yang secara klinis terletak di antara gigi molar kedua dan ketiga
rahang atas sejauh kira-kira 10 mm dari gingival marginal bagian palatal gigi tersebut.
- Setelah jarum masuk, dilakukan aspirasi, dengan cara tangan kiri memegang tabung
syringe untuk fiksasi dan tangan kanan menarik sedikit handle pada syringe untuk
memastikan jarum tidak masuk ke pembuluh darah.
- Menginjeksikan cairan anestesi sekitar 0,25 - 0,5 ml secara perlahan- lahan.
- Setelah 5 menit, menanyakan kepada pasien apakah sudah terasa tebal, kebas,
kesemutan pada daerah yang dianastesi
- Melakukan pengecekan apakah obat anastesi sudah bekerja, menggunakan instrumen
tumpul pada: mukoperiosteum dan mukosa palatal 2/3 posterior palatum durum,
pertengahan kaninus hingga batas posterior palatum durum.
2. Paraperiosteal
- Setelah injeksi pada inferior alveolar nerve block maka dilanjutkan dengan injeksi
lingual nerve block.
- Menarik jarum sejauh kira-kira 10 mm dari posisi terakhir inferior alveolar nerve
block.
- Dilakukan aspirasi untuk memastikan tidak masuk pembuluh darah, kemudian larutan
anestesi diinjeksikan secara perlahan-lahan sebanyak 0,5 ml.
- Setelah 5 menit, melakukan pengecekan dengan menanyakan kepada pasien apakah
sudah terasa tebal, kebas, kesemutan pada daerah yang dianastesi serta memastikan
dengan palpasi dengan alat tumpul pada area yang teranestesi.
2. Paraperiosteal
7
Tindakan Separasi Gigi Rahang Atas
8
(Peterson, 2003)
5. Resep obat:
R/ Amoxicillin 500 mg tab No. XV
S 3 dd 1 p. c (habiskan)
R/ Asam Mefenamat 500 mg tab No. X
S 3 dd 1 tab p.c.p.r.n
10
- Kontrol H+1, H+3 dan H+7
11
REFERENSI
Bonanthaya, K., Panneerselvam, E., Manuel, S., Kumar, V.V. and Rai, A. (2021). Oral and
Maxillofacial Surgery for the Clinician. Springer Nature
Dym H., Ogle OE. 2001. Atlas of Minor Oral Surgery. Philadelphia, W.B. Saunders:
Company .
Hupp, J. R., Tucker, M. R., & Ellis, E. (2018). Contemporary Oral and maxillofacial surgery.
Elsevier health sciences.
Pedlar, J. and Frame, J. W. 2007. Oral and Maxillofacial Surgery. 2nd ed. Philadelphia:
Elsevier Health Sciences.
th
Peterson LJ. 2003. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery, 4 ed. St Louis :
12