Anda di halaman 1dari 23

MANFAAT ALPUKAT UNTUK KESEHATAN

DISUSUN OLEH:
1. Armiani Naura
2. Baiq Heni Rahma

SMA NEGERI 1 SIKUR


TAHUN AJARAN 2021/2022

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Karya Tulis
“Manfaat Alpukat Untuk Kesehatan”

Disahkan oleh:

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

KEPALA SEKOLAH
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga Proposal penelitian tentang “Manfaat Alpukat Untuk Kesehatan” ini
dapat digunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga hasil penelitian ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi proposal ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.

Proposal ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang.
Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
membangun kesempurnaan makalah ini.

Sikur, Maret 2018

Penyusun:
1.Armiani Naura
2.Baiq Heni Rahma

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suhu dan konsentrasi kitosan terhadap perubahan
fisiologis dan biokimia buah selama penyimpanan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
dengan 2 faktor yaitu variasi suhu penyimpanan (5oC, 15°C, 25°C) dan variasi konsentrasi kitosan (0%, 2%,
3%, 4%) dengan tiga ulangan. Buah alpukat setelah diberi pengobatan diamati selama 1 bulan. Data
perubahan karakter fisiologis dan fisiologis yang diamati yaitu susut, laju respirasi, dan penerimaan
konsumen diamati setiap minggu selama 1 bulan. Kadar etilen, pigmen buah, kandungan gizi, dan
kandungan vitamin C buah telah dilakukan pengamatan pada minggu pertama (hari ke-7) penelitian. Data
yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Varian (Anava) dan jika ada beda nyata antar perlakuan
dilanjutkan dengan uji Duncan's Multiple Range Test (DMRT) pada taraf uji 95%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan konsentrasi kitosan dan variasi suhu penyimpanan menunjukkan
pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap masa simpan buah alpukat. Perlakuan suhu 15°C dan 5 °C
merupakan perlakuan yang paling efektif dalam memperpanjang masa simpan buah alpukat. Perlakuan
tersebut mampu mengurangi kadar susut berat buah, menurunkan kadar etilen dan laju respirasi,
mempertahankan kadar klorofil dan karotenoid tetap tinggi, mempertahankan kandungan gizi buah,
mempertahankan kadar vitamin C tetap tinggi, dan dapat diterima konsumen sampai minggu ke-4 HSP. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan konsentrasi kitosan dan variasi suhu penyimpanan
menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap masa simpan buah alpukat. Perlakuan suhu 15°C
dan 5 °C merupakan perlakuan yang paling efektif dalam memperpanjang masa simpan buah alpukat.
Perlakuan tersebut mampu mengurangi kadar susut berat buah, menurunkan kadar etilen dan laju respirasi,
mempertahankan kadar klorofil dan karotenoid tetap tinggi, mempertahankan kandungan gizi buah,
mempertahankan kadar vitamin C tetap tinggi, dan dapat diterima konsumen sampai minggu ke-4 HSP. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan konsentrasi kitosan dan variasi suhu penyimpanan
menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap masa simpan buah alpukat. Perlakuan suhu 15°C
dan 5 °C merupakan perlakuan yang paling efektif dalam memperpanjang masa simpan buah alpukat.
Perlakuan tersebut mampu mengurangi kadar susut berat buah, menurunkan kadar etilen dan laju respirasi,
mempertahankan kadar klorofil dan karotenoid tetap tinggi, mempertahankan kandungan gizi buah,
mempertahankan kadar vitamin C tetap tinggi, dan dapat diterima konsumen sampai minggu ke-4 HSP.
Daftar isi
HALAMAN JUDUL …………………………………………….......... i
KATA PENGANTAR .................................................................... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………….. iii

BAB I : PENDAHULUAN …………………………………….......... iv

1.1 Latar Belakang ………………………………………….... 1


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………….. 2
1.3 Tujuan ………………………………………..................... 3
1.4 Manfaat ………………………………………................... 4

BAB II : KAJIAN TEORI ………………………………………......... v

BAB III : METODE PENELITIAN .................................................. vi

BAB IV : PEMBAHASAN .............................................................. vii

BAB V : SIMPULAN ...................................................................... viii

Daftar pustaka ........................................................................ ix

BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Alpukat merupakan tanaman yang dapat tumbuh subur di daerah tropis seperti
Indonesia. Buah alpukat merupakan salah satu jenis buah yang digemari banyak orang
karena selain rasanya yang enak, buah alpukat juga kaya antioksidasi dan zat gizi seperti
lemak yaitu 9,8 g/100 g daging buah (Afrianti, 2010). Alpukat (Persea americana Mill)
adalah salah satu komoditi hortikultura yang sangat dikenal masyarakat. Namun jenis
lemak yang terdapat pada buah alpukat merupakan lemak nabati yang dibutuhkan oleh
tubuh (Anonim, 2005). Tingginya lemak dalam buah alpukat mengakibatkan potensi
oksidasi besar untuk menghasilkan radikal bebas. Manfaat daging buah alpukat untuk
kesehatan yaitu untuk mencegah penyakit jantung dan stroke. Daging buah alpukat
mengandung lemak yang sehat yaitu omega-9asam oleat yang memperlihatkan
kemampuan mempengaruhi ketersediaan kolestrol plasma darah (Retnasari, 2000). Asam
lemak pembentuk lemak dapat dibedakan menjadi dua yaitu asam lemak jenuh dan asam
lemak tidak jenuh. Salah satu asam lemak tak jenuh yang terdapat dalam daging buah
alpukat yaitu asam oleat. Asam oleat merupakan salah satu asam lemak esensial yang
tidak dapat disintesis oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari luar tubuh (Yuliarti, 2009).
Senyawa antioksidan memiliki peran yang sangat penting dalam kesehatan. Karakter
utama senyawa antioksidasi adalah kemampuannya untuk menangkap radikal bebas.
Senyawa antioksidan yang dihasilkan dari tumbuhan antara lain vitamin C, vitamin E,
karoten, golongan fenol terutama polifenol, dan flavonoid diketahui berpotensi
mengurangi risiko penyakit degeneratif yang diakibatkan oleh radikal bebas (Prakash et
al, 2001). Antioksidan dapat menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan
elektron yang dimiliki radikal bebas , dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari
pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stres oksidatif (Anonim, 2007).
Antioksidan alami banyak terdapat dalam sayuran seperti brokoli, kubis, lobak, dll.juga
terdapat pada buah seperti anggur, alpukat, jeruk, kiwi, semangka, dll. Antioksidan juga
terdapat dalam tanaman lainnya seperti:teh, ubi jalar, kedelai, kentang, labu kuning, pete
cina, dan lidah buaya ( Barus, 2009). Senyawa yang bersifat sebagai antioksidan salah
satunya adalah fenol. Fenolik merupakan golongan senyawa yang mempunyai cincin
aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksil. Senyawa fenolik yang tersebar luas
dalam tumbuhan cenderung larut dalam air karena kebanyakan lebih sering berkombinasi
dengan gula membentuk glikosida dan kebanyakan terdapat dalam vakuola sel. Beberapa
fenolik berada dalam bentuk polifenol dalam tumbuhan, seperti lignin, melanin, dan
tannin. Senyawa-senyawa tersebut terikat dengan protein, alkaloida, dan terpenoid.

1.2 Rumusan masalah


1.Apakah alpukat bisa bermanfaat bagi kesehatan?
2.Manfaat alpukat selain untuk kesehatan

1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai manfaat alpukat baik untuk
Kesehatan maupun manfaat yang lainnya.

1.4 Manfaat
Dari penelitian ini diharapkan dapat:

1.manfaat alpukat bagi kesehatan


2.dapat memberikan informasi tentang kandungan yang ada dalam alpukat

BAB II
KAJIAN TEORI
Tanaman alpukat (persea americana mill) berasal dari Amerika Tengah yang

beriklim tropis dan telah menyebar hampir ke seluruh negara sub-tropis dan
tropis termasuk Indonesia. Hampir semua orang mengenal dan menyukai buah
alpukat, buah alpukat mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Di samping
daging buahnya, biji alpukat juga memiliki potensi karena proteinnya tinggi
(Prasetyowati dkk, 2010).
Bagian tanaman alpukat yang banyak dimanfaatkan adalah buahnya, yaitu
sebagai bahan dasar kosmetik. Buah alpukat dapat dimanfaatkan sebagai masker
untuk wajah karena mengandung vitamin A dan E yang sangat bagus untuk
mmenghaluskan kulit, menghilangkan kerutan, serta membuat kulit kenyal,
terlihat muda dan segar (Paramawati, 2016).
Buah alpukat juga dimanfaatkan untuk mengatasi sariawan dan antibakteri
karena mengandung zat antibakteri seperti flovonoid, saponin, alkaloid, dan tanin
(Lenny. 2016).
Taksonomi buah alpukat (Persea americana Mill) Menurut (Herawati,
2014) sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Spesies : Persea americana mill
Flavonoid merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol yang efektif

menghambat pertumbuhan virus, bakteri, dan jamur (Kurniawan, et al.; 2013).


Tanin memiliki kemampuan sebagai antibakteri yang dapat merusak
membran pada sel bakteri. Tanin menyebabkan sel bakteri mengkerut sehingga
menyebabkan permeabilitas sel bakteri. Akibatnya, metabolisme bakteri terganggu dan
akhirnya lisis dan mati (Damayanti, 2014).
Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri yang dapat
mengganggu komponen penyususn peptidoglikan pada bakteri, sehingga lapisan
dinding sel tidak terbentuk utuh dan menyebabkan kematian sel. Mekanisme kerja
alkoloid yaitu melalui penghambatan sistem dinding sel yang akan menyebabkan
lisis pada sel sehingga sel akan mati (Husna, 2015).
Saponin memiliki sifat sebagai antibakteri yang dapat meningkatkan
permeabilitas membran sel bakteri sehingga dapat mengubah struktur, fungsi
membran dan menyebabkan membran sel bakteri rusak dan lisis (Rahmawati,
2014).
Buah alpukat selama ini lebih banyak dimanfaatkan sebagai jus pelepas
dahaga saja, kurang mendapat perhatian untuk dimanfaatkan sebagai sediaan
kosmetik yang lebih bernilai. Padahal bila melihat dari kandungan gizinya yang
mengandung vitamin, seperti vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan vitamin E.
Kandungan lain yang terdapat dalam buah alpukat adalah lemak, karbohidrat,
asam folat, dan protein. Buah alpukat mempunyai potensi besar untuk
dimanfaatkan sebagai moisturizing gel di kulit agar dapat menjaga kelembaban
kulit, mengurangi kerut dan kekeringan, menghaluskan dan melunakkan kulit
(dengan penambahan humektan), serta untuk mengantarkan zat lain seperti tabir
surya, yang bermanfaat untuk kulit (Iyan dkk, 2009).
Staphylocccus aureus merupakan bakteri patogen bagi manusia. Hampir
semua orang pernah mengalami infeksi S. aureus dengan derajat keparahan yang
beragam, dari keracunan makanan atau infeksi kulit ringan hingga infeksi berat
yang mengancam jiwa. (Leka, 2017).
Infeksi S. aureus menjadi lebih berbahaya dan susah untuk diobati, selama
20 tahun terakhir peningkatan prevalensi resistensi antimikroba. Darikekhawatiran
yang cukup besar adalah Multi Drug ResistantS. aureus (Jessica dkk, 2014). Multi
Drug Resistance (MDR) menyebabkan semakin sulit dalam memilih antibiotika
untuk pasien yang mengalami infeksi. Akibat sulitnya pemilihan antibiotika, bisa
terjadi perpanjangan masa rawat di Rumah Sakit dan menyebabkan kemunduran
dalam dunia medis, sosial dan ekonomi secara tidak terduga (Novilla dkk,2010).
Menurut Syahrurahman (2010), klasifikasi S. aureus sebagai berikut:
Domain : Bacteria
Kingdom : Eubacteria
Ordo : Eubacteriales
Famili : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus bersifat non-motil, nonspora, anaerob fakultatif,
katalase positif dan oksidase negatif. S. aureus tumbuh pada suhu 6,5-46º C dan
pada pH 4,2-9,3. Koloni tumbuh dalam waktu 24 jam dengan diameter mencapai
4 mm. Koloni pada perbenihan padat berbentuk bundar, halus, menonjol dan
berkilau. S. aureus membentuk koloni berwarna abu-abu sampai kuning emas tua.
S. aureu smembentuk pigmen lipochrom yang menyebabkan koloni tampak
berwarna kuning keemasan dan kuning jeruk. Pigmen kuning tersebut
membedakannya dari Staphylococcus epidermidisyang menghasilkan pigmen
putih. Pigmen kuning keemasan timbul pada pertumbuhan selama 18-24 jam pada
suhu 37º C, tetapi membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar (20-25º C).
Pigmen tidak dihasilkan pada biak anaerobik atau pada kaldu. S.aureus mudah
tumbuh pada banyak pembenihan bakteri. Berbagai tingkat hemolisis dihasilkan
oleh S. aureusdan kadang-kadang oleh spesies bakteri lain(Amalia, 2013)
Sebagai bakteri Staphylococcus aureus merupakan flora normal pada kulit,
saluran pernafasan, dan saluran pencernaan makanan pada manusia. Bakteri in
jugaditemukan di udara dan lingkungan sekitar. S. aureus yang patogen bersifat
invasif, menyebabkan hemolisis, membentuk koagulase, dan mampu meragikan
manitol(Fitri, 2009).
Infeksi oleh S. aureus ditandai dengan kerusakan jaringan yang disertai
abses bernanah. Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh S. aureus adalah
bisul, jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Infeksi yang lebih berat diantarany
apneumonia, mastitis, plebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis,
dan endokarditis. S. aureus juga merupakan penyebab utama infeksi
nosokomial,keracunan makanan, dan sindroma syok toksik (Fitri, 2009). Infeksi
S. aureus dapat juga berasa; dari kontaminasi langsung dari luka, misalnya infeksi
pasca operasi atau infeksi yang menyertai trauma. S. aureus merupakan bakteri
kedua terbesar penyebab infeksi pada rongga mulut setelah bakteri Streptococcus
alpha (Lenny, 2016). .
Ekstraksi adalah proses pemisahan dua zat atau lebih dengan pelarut yang
tidak saling campur bisa dari zat cair ke zat cair dan dari zat padat ke zat cair.
Ekstraksi biasaanya dilakukan untuk mengisolasi suatu senyawa alam dari
jaringan asli tumbuh-tumbuhan yang sudah dikeringkan (Kusnaeni, 2008).
Sokhletasi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
mendapatkan ekstrak dengan cara pemanasan. Pada proses sokhletasi, sampel
dibungkus dengan kertas saring yang dimasukkan kedalam alat sokhletasi. Bagian
atas alat dihubungkan dengan pendingin balik sedangkan bagian bawah terdapat
labu alas bulat sebagai tempat pelarut. Adanya pemanasan menyebabkan pelarut
menguap ke atas mengalami proses pendinginan sehingga pelarut menetes pada
bahan yang diekstraksi dan menarik keluar bahan yang diekstrak dan berkumpul
didalam ruang sokhletasi, setelah mencapai tinggi maksimal secara otomatis hasil
ekstraksi masuk kedalam labu (Risyad,2016).
Keuntungan dari metode sokhletasi adalah sampel diekstraksi dengan
sempurna karena dilakukan berulang-ulang, pelarut yang digunakan dapat
menarik senyawa zat aktif dalam bahan berulang kali, jumlah pelarut dan sampel
yang digunakan lebih sedikit, serta proses ekstraksi berlangsung cepat dan waktu
yang digunakan lebih efisien dibandingkan dengan metode maserasi atau
perkolasi (Bernad et al., 2012).
Freeze dryer/pengeringan beku adalah suatu metode pengeringan yang
menggunakan suhu relatif rendah. Hasil freeze drying memiliki kualitas yang
lebih baik dibandingkan netode pengeringan jenis lain karena freeze drying dapat
mempertahankan kandungan zat menjadi tidak mudah rusak (Nuraina, 2015).
Prinsip kerja Freeze drying adalah mengubah fase padat/es/freeze menjadi
fase gas (uap). Proses pengeringan beku berlangsung selama 18-24 jam. Dapat
meninggalkan kadar air sampai 1%. Hasil dari pengeringan tidak merubah tekstur
dari produk perasan dan cepat kembali kebentuk awalnya dengan penambahan air.
Suhu yang digunakan untuk mengeringkan ekstrak perasan bahan alami cukup
rendah. Sehingga pengeringan beku lebih aman terhadap resiko terjadinya
degradasi senyawa dalam ekstrak/perasan (Nuraina, 2015).
Anti mikrobia merupakan agen yang memeiliki efek untuk membunuh
mikroorganisme atau menekan perkembangbiakan atau pertumbuhannya(Dianna,
2016). Karena setiap zat anti mikrobia mempunyai sasaran yang spesifik dari aktivitasnya
yaitu merusak bagian tertentu mikrobia yang dituju. Anti mikrobia
diujikan untuk mengetahui sensitifitas kuman terhadap anti mikrobia tersebut.
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi menjadi lima
kelompok : (1) yang mengganggu metabolisme sel mikroba, (2) yang
menghambat sintesis dinding sel mikroba, (3) yang mengganggu membran sel
mikroba, (4) yang menghambat sintesis protein sel mikroba, dan (5) yang
menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba.
Antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel mikroba. Obat yang
termasuk dalam kelompok ini yaitu penisilin, sefalosporin, basitrasin, dan
sikloserin. Dinding sel bakteri, terdiri dari peptidoglikan yaitu suatu kompleks
polimer mukopeptida (glikopeptida). Sikloserin menghambat reaksi yang paling
dini dalam proses sintesis dinding sel, diikuti berturut-turut basitrasin, vankomisin
dan diakhiri oleh penisilin dan sefalosporin, yang menghambat reaksi terakhir
(transpeptidasi) dalam rangkaian reaksi tersebut. Oleh karena itu tekanan osmotik
dalam sel kuman lebih tinggi dari pada di luar sel maka kerusakan dinding sel
kuman akan menyebabkan terjadinya lisis, yang merupakan dasar efek bakterisidal pada
kuman yang peka (Martin, 2014).

BAB III
METODE PENELITIAN
deskriptif suatu metode penelitian yang menggambarkan karakteristik atau fenomena yang sedang
diteliti. Sehingga metode penelitian satu ini fokus utamanya adalah menjelaskan objek
penelitiannya. Sehingga menjawab apa peristiwa atau apa fenomena yang terjadi.
Metode penelitian ini kemudian berbeda dengan metode lain yang cenderung lebih fokus pada
pembahasan suatu peristiwa atau fenomena yang terjadi. Dimana peristiwa dan fenomena yang disini
adalah objek penelitian. Hasil penelitiannya tentu saja akan menggambarkan objek penelitian dengan
detail. Masih bingung untuk memahaminya? Mungkin bisa lebih jelas sedikit dengan mendengarkan
pendapat para ahli mengenai definisi atau pengertian dari metode penelitian tersebut. beberapa
diantaranya adalah:

1. Etna Widodo Muchtar


Definisi pertama yang disampaikan oleh Etna Widodo Muchtar (2000) yang menyampaikan bahwa
penelitian dengan metode deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk menjelaskan gejala
sosial melalui berbagai variabel penelitian yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya.

Etna juga menambahkan, bahwa dalam penelitian yang dilakukan secara deskriptif pihak peneliti tidak
perlu mengajukan hipotesis. Mengapa? Sebab kegiatan yang dilakukan untuk proses pengujian dan
penulisan hasilnya baru dilakukan setelah terjun langsung di lapangan.

2. Hidayat
Pendapat berikutnya datang dari Hidayat (2010) yang menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah
sebuah penelitian yang lebih luas dalam penggunaan data-datanya. Maksud “luas” dalam hal ini artinya
lebih condong pada analisa yang panjang dari ujung awal sampai akhir.

Peneliti yang memutuskan untuk melakukan penelitian dengan metode deskriptif kemudian untuk
memiliki komitmen yang kuat. Yaitu dari segi teori maupun ketika sudah terjun langsung di
lapangan. Sebab seperti yang dijelaskan di awal, menurut Hidayat metode penelitian ini butuh analisa
yang panjang.

3. Punaji
Punaji juga menyampaikan pendapatnya dalam mendefinisikan metode deskriptif. Menurutnya
penelitian deskriptif adalah metode riset yang bertujuan untuk menjelaskan secara spesifik peristiwa
sosial dan alam. Penjelasan secara spesifik ini kemudian membuat penjelasan hasil penelitian lebih
kompleks.

Data di dalam metode deskriptif ini lebih variatif, yakni bisa berupa angka dan juga bisa berupa kata-
kata. Sehingga jenis data yang bisa digunakan untuk memakai angka yang umum digunakan dalam
penelitian kuantitatif dan kata-kata pada penelitian kualitatif.
4. Sukmadinata
Melalui bukunya, Sukmadinata (2006) menjelaskan bahwa definisi dari penelitian dengan metode
deskriptif adalah karakteristik penelitian yang mengungkapkan secara spesifik berbagai fenomena sosial
dan alam yang ada dalam kehidupan masyarakat.

Kata spesifik dalam definisinya, download untuk menyebutkan pada aspek hubungan, dampak, dan
penyelesaian dari kegiatan penelitian. Sehingga peneliti bisa memilih salah satu untuk dijadikan fokus
dan kemudian dijelaskan secara spesifik dalam laporan penelitian.

5. Sugiyono
Selanjutnya ada pendapat dari Sugiyono yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan
penelitian dengan metode untuk menggambarkan suatu hasil penelitian. Namun oleh SUgiyono juga
dijelaskan, bahwa penggambaran ini tidak digunakan untuk menyusun kesimpulan penelitian secara
umum.
Sedangkan jika melihat definisi deskriptif dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) maka perlu
mengartikan dua kata, yakni kata “penelitian” dan kata “deskriptif”.
Sesuai KBBI, kata penelitian diartikan sebagai pengumpulan, analisis, dan juga penyajian data yang
dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu masalah atau menguji hipotesis untuk
mengembangkan prinsip-prinsip umum.

Sedangkan kata deskriptif sendiri di dalam KBBI diartikan sebagai sifat deskripsi dan tanpa adanya
apapun. Sehingga ketika digabungkan maka metode deskriptif dalam penelitian bisa diartikan sebagai
metode penelitian yang dilakukan dengan cara menggambarkan objek penelitian apa adanya.

Kriteria Penelitian Deskriptif


Sebagai bentuk penelitian yang tujuan utamanya adalah menjelaskan dan menggambarkan suatu
fenomena atau peristiwa dengan teliti. Maka deskriptif metode dalam kegiatan penelitian kemudian
memiliki sejumlah kriteria. Kriteria tersebut antara lain:

1. Masalah yang Harus Dirumuskan Harus Layak


Kriteria pertama adalah mengenai masalah penelitian yang tentu menjadi topik dalam penelitian
tersebut dimana wajib layak untuk diangkat. Sehingga peneliti dalam menggunakan metode penelitian
ini tidak bisa asal dalam memilih atau merumuskan masalah penelitian.

Perlu dikaji dulu apakah rumusan masalah tersebut memang layak untuk diangkat atau tidak. Selain itu
rumusan masalah tersebut juga mengandung nilai ilmiah. Sehingga tidak semua topik nantinya dapat
diangkat menjadi penelitian yang bersifat deskriptif. Sebab bisa jadi topik tertentu untuk peneliti
menjelaskannya.

2. Tujuan Penelitian Tidak Boleh Terlalu Luas


Dalam setiap kegiatan yang dijamin akan dirumuskan tujuan penelitian. Khusus untuk penelitian yang
dilakukan dengan metode deskriptif nantinya tidak boleh terlalu luas. Perlu dipersempit dan sangat
spesifik, sehingga isi laporan penelitian lebih fokus.
Hal ini lumrah, karena penelitian dengan metode deskriptif akan menggambarkan dan menjelaskan
objek penelitian dengan detail. Jika tujuan penelitiannya kurang spesifik atau terlalu luas. Tentu
penjelasan ini akan terlalu banyak, dan kemungkinan pembahasannya menjadi terlalu luas dan tidak
terfokus.

3. Data Adalah Fakta


Sama seperti penelitian dengan metode lainnya, penelitian deskriptif juga memiliki kriteria bahwa data
yang digunakan merupakan fakta. Jadi, meskipun penelitian ini adalah menggambarkan objek
penelitian tentu tidak bisa hanya didasarkan pada apa yang disampaikan referensi, baik itu buku,
video, maupun referensi bentuk lainnya.
Peneliti harus terjun langsung di lapangan, untuk melihat sendiri dan mendata sendiri data-data
penelitian. Sehingga benar-benar sesuai dengan fakta dan kemudian memudahkan peneliti untuk
menuangkannya dalam laporan penelitian yang mendetail. Sebab paham betul data penelitian dan bisa
dijelaskan dengan bahasa sendiri.

4. Pembanding Harus Memiliki Validasi


Penelitian dengan metode deskriptif tentunya akan memiliki standar yang digunakan sebagai
pembanding. Standar pembanding ini kemudian penting untuk memiliki validasi, sehingga jelas dan
tentunya tidak perlu diragukan melainkan fakta.

5. Tempat dan Waktu Penelitian Jelas


Penelitian dengan metode deskriptif kemudian juga mewajibkan penelitian tempat dan waktu dengan
jelas. Sehingga ada kewajiban untuk memberikan keterangan, tidak hanya lokasi atau tempat
penelitian. Sebagaimana yang dilakukan pada penelitian dengan metode lain.

6. Hasil Penelitian Dijelaskan Mendetail


Berhubung peneliti menggunakan metode deskriptif maka hasil penelitian atau laporan hasil penelitian
perlu dijelaskan mendetail. Objek penelitian kemudian dijelaskan atau digambarkan secara lengkap,
selengkap mungkin dan sejelas mungkin. Sehingga hasil penelitian juga memiliki gambaran terhadap
objek penelitian.

Ciri Penelitian Deskriptif


Selain kriteria, penelitian deskriptif juga memiliki ciri khas yang dibuat berbeda dengan metode
penelitian lainnya. Adapun ciri-ciri yang dimiliki metode penelitian ini antara lain:
1. Mendeskripsikan Variabel
Ciri-ciri yang pertama adalah mengenai variabel utama dalam metode penelitian yang kemudian
dideskripsikan secara mendetail. Sehingga peneliti yang menggunakan metode ini perlu mendeskripsikan
mengenai umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status nikah, dan variabel utama lainnya
dengan detail.

2. Terdapat Hubungan Akibat


Ciri berikutnya adalah hubungan sebab akibat yang kemudian oleh peneliti disajikan secara mendetail.
3. Hasil Penelitian Disajikan Sesuai Data
Penelitian dengan metode deskriptif kemudian menyajikan hasil penelitian dengan data yang sesuai
dengan fakta. Sehingga data ini murni didapatkan langsung dari lapangan (lokasi penelitian). Kemudian
oleh peneliti tadi dikembangkan untuk dapat digambarkan sejelas dan sedetail mungkin.

4. Data Dikumpulkan pada Periode Tertentu


Penelitian secara deskriptif kemudian menentukan waktu tertentu untuk melakukan pengamatan. Sebab
data dari metode penelitian ini penting untuk dikumpulkan pada periode tertentu. Sebab suatu fenomena
kadang akan lebih mudah diamati pada periode waktu tertentu dan tentunya untuk memastikan hasil
penelitian akurat.

5. Wilayah Penelitian Fleksibel


Pada penelitian dengan metode deskriptif, maka wilayah ditentukan sebagai lokasi penelitian
fleksibel. Jadi peneliti bisa membatasi lokasi penelitian hanya pada satu desa, satu kecamatan saja, dan
sebagainya. Selain itu juga bisa lebih luas misal dalam satu negara

Contoh Penelitian Deskriptif


Secara sederhana penelitian dengan metode deskriptif memiliki tujuan untuk menggambarkan suatu
fenomena sosial sebagai objek penelitian. Sehingga contoh dari metode penelitian ini beragam
sebagaimana halnya beragam fenomena sosial yang ada di sekitar kita.

Karakter khas dari penelitian dengan metode penelitian ini dimulai dengan pertanyaan “apa”. Adapun
beberapa contohnya adalah:

1 Apa yang memotivasi A (informan) untuk memutuskan bergabung dalam komunitas B?

2 Apa yang menjadi motivasi anak muda di era sekarang untuk menjangkau keluar kota dan keluar
negeri?

3 Apa yang menjadi faktor pendorong munculnya wirausaha di kalangan pelajar dan mahasiswa

4 Apa yang menjadi faktor penentu ketika seseorang memutuskan untuk menjadi seorang
vegetarian?

5 Apa kira-kira dampak sosial teknologi nuklir di Indonesia?

6 Apa yang bisa membantu masyarakat tetap tenang di masa pandemi?

7 Apa yang dilakukan masyarakat yang wabah dari segi ekonomi?

8 Apa saja upaya yang dilakukan pemerintah untuk dampak pandemi?

9 Apa saja dampak sosial dari penerapan kebijakan work from home ?

10 Apa yang mendorong masyarakat untuk merintis usaha di masa pandemi?

Cara Menuliskan Penelitian Deskriptif


Sebagaimana dengan metode penelitian lain, penelitian deskriptif juga akan disusun menjadi
laporan. Sehingga ketika kamu meneliti dengan metode ini wajib tahu bagaimana tata cara
menuliskannya menjadi laporan penelitian yang baik dan benar. Sebagai bahan rujukan, berikut detail
panduannya:
11 melakukan penelitian pada suatu masalah khususnya fenomena sosial yang layak diteliti dengan
metode deskriptif.

12 Menentukan perumusan masalah.

13 Menentukan tujuan dan juga manfaat dari penelitian yang dilakukan.

14 Pahami dulu masalah yang akan diteliti, misalnya dengan mengkaji studi pustaka dan banyak
dengan orang lebih ahli.

15 kerangka berpikir, agar lebih mudah disesuaikan dengan pertanyaan yang menjadi dasar
penelitian.

16 Terjun langsung ke lapangan atau lokasi untuk mengumpulkan, mengorganisir, dan menganalisis
data agar sesuai dengan fakta.

17 Memberikan interpretasi terhadap data yang didapatkan saat terjun ke lapangan.

18 Memberikan generalisasi terhadap data yang didapatkan tadi.

19 laporan penelitian yang disesuaikan dengan standar penulisan laporan penelitian.

Metode dalam Penelitian Deskriptif


Pada saat memilih metode deskriptif untuk penelitian yang dilakukan maka akan menemukan beberapa
pilihan metode lagi. Metode ini berhubungan dengan proses pengambilan atau analisis dan
mengorganisasi data penelitian. Metode yang beragam ini bisa dipilih salah satunya, dan adapun
beberapa metode yang dimaksud adalah:

1. Metode Pengawasan
Metode pertama adalah metode survei dimana peneliti akan berinteraksi langsung dengan subjek
penelitian atau subjek uji. Misalnya dengan menggunakan teknik kuesioner yang wajib diisi subjek dan
juga melakukan jajak pendapat.

2. Metode Deskriptif Kesinambungan


Metode kedua adalah metode kesinambungan, yang merupakan metode penelitian deskriptif dengan
melakukan pengamatan dan pengumpulan data secara berkelanjutan atau terus menerus. Sehingga data
penelitian sifatnya lebih detail dan menyeluruh.
3. Penelitian Studi Kasus
Selanjutnya adalah metode studi kasus dimana penelitian dilakukan dengan cara berfokus pada suatu
objek penelitian. Pada metode peneliti ini bisa terlibat langsung maupun tidak langsung dengan subjek
uji.

4. Penelitian Analisis Pekerjaan dan Aktivitas


Dalam metode deskriptif juga terdapat proses pengumpulan data dengan metode analisis pekerjaan dan
aktivitas. Sehingga peneliti akan melakukan pengkajian terhadap pekerjaan dan aktivitas dari subjek
uji. Tujuannya adalah untuk mengetahui aktivitas dan pekerjaan manusia secara terperinci.
5. Penelitian Tindakan
Metode dari penelitian secara deskriptif yang fokus utamanya adalah bertujuan meningkatkan mutu dan
bisa juga bertujuan untuk memecahkan suatu masalah.

6. Penelitian Perpustakaan
Sedangkan untuk metode penelitian perpustakaan adalah pengumpulan dan analisis data dengan cara
melakukan pengamatan terhadap hasil-hasil yang berhubungan dengan masalah yang diteliti atau
berhubungan dengan objek penelitian.

7. Penelitian Komparatif
Metode berikutnya di dalam penelitian deskriptif adalah metode penelitian komparatif. Sesuai dengan
namanya, pada metode ini peneliti akan melakukan perbandingan dari setiap data yang diperoleh di
lapangan.

Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Deskriptif


Penelitian secara deskriptif sudah seperti tidak ada gading yang tak retak, memang di beberapa sisi
tampak sempurna untuk dipilih. Namun di sisi lain metode penelitian satu ini juga memiliki
kekurangan. Dua hal ini tentu wajib diketahui dan dijangkau untuk menimbang apakah metode ini tepat
untuk digunakan atau perlu beralih ke metode lainnya.

Secara umum penelitian secara deskriptif memiliki kelebihan yang cukup beragam dan menarik,
seperti:

20 Sangat sesuai untuk topik penelitian yang tidak mendukung untuk dijelaskan dengan bentuk
angka, sehingga hasil analisisnya tetap maksimal dan mudah dijangkau.

21 Metode ini mampu memudahkan peneliti melakukan pengamatan pada kondisi apa adanya dan
tidak sesuka hati oleh peneliti.

22 Bisa mengkombinasikan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif.

Sebagaimana yang dijelaskan sekilas tadi, bahwa penelitian dengan metode deskriptif juga punya
kekurangan. Antara lain:

1 Sifatnya tidak signifikan.

2 Rentan terhadap bias sebagai proses penelitian sendiri sifatnya cenderung subyektif.

3 Sulit untuk melakukan pengujian ulang, karena pengamatan langsung dan waktu tertentu yang
tentu saja kondisi dan situasinya tidak dapat diulang.

Sebenarnya penelitian deskriptif sama seperti metode penelitian lain, tetap punya kelebihan dan
kekurangan. Sehingga sebagai peneliti kamu harus cermat menentukan metode terbaik sesuai karakter
topik dan tingkat kesulitannya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Banyaknya nutrisi yang terkandung dalam buah alpukat tentunya mampu membantu memenuhi
kebutuhan nutrisi harian tubuh. Bahkan, buah dengan rasa unik ini juga punya beragam manfaat untuk
kesehatan lho, berikut ini beberapa di antaranya:

 Membantu Menjaga Berat Badan


Buah alpukat mengandung serat dan karbohidrat, sehingga mengonsumsinya bisa membuat
kamu merasa kenyang lebih lama. Meski mengandung lemak, tetapi buah alpukat tidak mengakibatkan
kenaikan berat badan karena lemak yang terkandung dalam buah ini adalah lemak baik.

Meski begitu, kamu tetap dianjurkan untuk tidak mengonsumsi buah alpukat secara berlebihan. Ini
karena kandungan kalori dalam buah alpukat yang bisa dikatakan cukup tinggi, antara 150 sampai 200
kalori pada satu buahnya. Tak hanya itu, guna membantu mendapatkan berat badan ideal, kamu juga
disarankan untuk berolahraga secara rutin selain mengonsumsi buah alpukat.

 Mencegah Sembelit

Sembelit atau konstipasi terjadi karena kamu kurang asupan serat atau tidak terpenuhinya
asupan cairan harian tubuh. Jadi, guna mengatasi kondisi tersebut, kamu bisa memenuhi asupan serat
dan minum setidaknya dua liter setiap hari. Nah, asupan serat ini bisa kamu dapatkan dari buah
alpukat.

 Membantu Mengendalikan Tekanan Darah

Selain serat dan lemak yang baik, buah alpukat juga kaya akan kandungan kaliumnya. Jenis
mineral satu ini sangat bermanfaat untuk membantu mengendalikan tekanan darah dan mencegah
terjadinya tekanan darah tinggi. Tak hanya itu, kalium juga sangat baik untuk membantu mengatur
detak jantung agar tetap normal.

 Membantu Menjaga Kesehatan Mata

Manfaat buah alpukat lainnya adalah membantu menjaga kesehatan mata. Ini karena
kandungan kandungan antioksidan jenis zeaxanthin dan lutein di dalamnya. Berdasarkan
sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Investigative Ophthalmology and Visual
Science, kedua jenis antioksidan tersebut sangat penting untuk menunjang kesehatan mata.
artinya, rutin mengonsumsi buah alpukat dalam jumlah yang tidak berlebihan bisa membantu
menurunkan risiko masalah kesehatan penglihatan pada usia senja. Studi tersebut menyebutkan
bahwa, baik zeaxanthin maupun lutein bisa membantu mencegah mata mengalami degenerasi
makula dan katarak.

 Membantu Menjaga Kesehatan Jantung


 Alpukat menjadi salah satu buah yang kaya nutrisi dan sangat menyehatkan. Kandungan
mineral, protein, serat, lemak sehat, juga vitamin di dalamnya sangat baik untuk menjaga
kesehatan jantung. Membiasakan mengonsumsi buah dan sayuran, tak terkecuali buah alpukat
bisa membantu menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL di dalam tubuh.
 Perlu diketahui bahwa kadar kolesterol jahat atau LDL yang terlalu tinggi tentu tidak baik
karena dapat mengakibatkan terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah di jantung,
sehingga meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan jantung. Inilah mengapa, buah
alpukat dianjurkan menjadi buah dalam menu sehat pengidap masalah kardiovaskular.
BAB V
SIMPULAN
Kesimpulan yang ada didalam skripsi yang berjudul “MANFAAT
ALPUKAT UNTUK KESEHATAN” adalah:
• Alpukat merupakan tanaman yang dapat tumbuh subur di daerah tropis seperti Indonesia.
Buah alpukat merupakan salah satu jenis buah yang digemari banyak orang karena selain
rasanya yang enak, buah alpukat juga kaya antioksidasi dan zat gizi seperti lemak yaitu 9,8
g/100 g daging buah
• Adapun manfaat buah alpukat yaitu untuk mencegah penyakit jantung dan stroke. Daging
buah alpukat mengandung lemak yang sehat yaitu omega-9asam oleat yang
memperlihatkan kemampuan mempengaruhi ketersediaan kolestrol plasma darah.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
q=latar+belakang+manfaat+alpukat&oq=latar+belakang+ma&aqs=chrome.1.
69i57j35i39j0i433i512l2j0i512l2j0i433i512j0i512l2.8882j0j4&client=ms-
android-xiaomi-rev1&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8
https://www.google.com/search?
q=metode+penelitian+manfaat+alpukat+untuk+kesehatan&client=ms-
android-xiaomi-rev1&sxsrf=APq-WBsw3jShQFW8gpr5lc1duQYpWs5xFw
%3A1645755032303&ei=mDoYYr7vEa-
orgSRjbmQCA&oq=metode+penelitian+manfaat+alpukat+untuk+&gs_lcp=Ch
Ntb2JpbGUtZ3dzLXdpei1zZXJwEAEYADIFCCEQoAEyBQghEKABMgUIIRCgATIFC
CEQoAE6BwgjELADECc6BwgAEEcQsAM6BAgjECc6BQgAEIAEOgcIIxCwAhAnOg
QIABANOggIABAIEAcQHjoECB4QCjoECCEQCjoICCEQFhAdEB46BAghEBU6Bwg
hEAoQoAFKBAhBGABQ1u8EWLGnBWCPrQVoA3ABeAGAAZICiAG4I5IBBjUuM
zIuMZgBAKABAcgBCcABAQ&sclient=mobile-gws-wiz-serp

Anda mungkin juga menyukai