Anda di halaman 1dari 31

BAHASA INDONESIA

RAGAM ILMIAH
Implementasi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah
BAHASA INDONESIA
RAGAM ILMIAH
Implementasi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah

Penulis:
Muh. Jaelani Al-Pansori
Herman Wijaya
Moh. Irfan

UNIVERSITAS HAMZANWADI PRESS


TAHUN 2021
BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH
Implementasi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah

Penulis
Muh. Jaelani Al-Pansori
Herman Wijaya
Moh. Irfan

Editor
Dr. Khirjan Nahdi, M.Hum.

Desain Sampul dan Tata Letak


Qodri Mursidin

Cetakan Pertama, Agustus 2021

ISBN: 978-623-96408-5-9
16 cm x 24 cm
viii-220 halaman

Diterbitkan Oleh Universitas Hamzanwadi Press.


Jl. TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid No. 132 Pancor, Selong,
Lombok Timur Nusa Tenggara Barat
Email: perpustakaan@hamzanwadi.ac.id
Anggota IKAPI

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Pada Penulis


Prakata Edisi Pertama

B
uku Ajar “Bahasa Indonesia Ragam Ilmaih: Implementasi Bahasa
Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah” ini diperuntukkan
sebagai buku ajar Mata Kuliah Dasar Umum (MDKU) Bahasa
Indonesia di Perguruan Tinggi yang telah di sesuaikan dengan UU No. 12
tahun 2012 sebagai mata kuliah wajib dalam pengembangan karakter baik
yang terintegrasi maupun individu. Selain itu, buku ini dapat digunakan
oleh semua kalangan sebagai bahan untuk mempelajarai Implementasi
konsep bahasa Indonesia dalam penulisan Karya Ilmiah.
Mata Kuliah Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang
mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar, karena penguasaan atas bahasa Indonesia dapat
dijadikan ukuran nasionalisme seseorang sebagai bangsa Indonesia.
Selain itu, mata kuliah ini juga bertujuan mengembangkan kemampuan
mahasiswa dalam mengorganisir ide-ide atau konsep- konsep untuk
dikomunikasikan kepada pihak lain sehingga terjalin interaksi antaride
yang berkesinambungan dan menghasilkan proses transfer ilmu dan
pengelolaan yang berjalan efektif.
Oleh karena itu, pembahasan dalam buku ini difokuskan pada
implementasi konsep bahasa Indonesia dalam penulisan karya ilmiah,
yakni ragam dan fungsi bahasa, ejaan dan tanda baca, kalimat efektif,
pengembangan paragraf, notasi penulisan ilmiah, ragam ilmiah, dan
sistematika karya ilmiah, dan etika penulisan karya ilmiahDisamping itu,
buku ini telah dilengkapi dengan contoh-contoh ragam karya ilmiah yang
diambil dari berbagai sumber ilmiah dan latihan mandiri.
Penulis berharap kritik dan saran yang berguna untuk penyempurnaan
buku ini. Semoga kehadiran buku ini dapat berguna dalam memahami
dan mengimplementasikan prinsip-prinsip penulisan karya ilmiah sesuai
dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Selong, 17 Agustus 2021

Tim Penulis

Implementasi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah v


DAFTAR ISI

PRAKATA EDISI PERTAMA............................................................... v


DAFTAR ISI............................................................................................ vi

BAB 1 - RAGAM DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA........... 1


A.. Seluk Beluk Bahasa.................................................................. 1
B.. Kedudukan dan Fungsi Bahasa.............................................. 6
C.. Ragam Bahasa.......................................................................... 13
D.. Laras Bahasa............................................................................. 22
»» Rangkuman....................................................................... 23
»» Latihan dan Tugas Mandiri............................................. 24

BAB II - EJAAN DAN TANDA BACA......................................... 26


A.. Pemakaian Huruf..................................................................... 27
B.. Penulisan Kata ......................................................................... 36
C.. Pemakaian Tanda Baca............................................................ 46
D.. Penulisan Unsur Serapan........................................................ 65
»» Rangkuman....................................................................... 72
»» Latihan dan tugas mandiri.............................................. 72

BAB III - KALIMAT EFEKTIF.................................................... 75


A.. Pengertian Kalimat Efektif...................................................... 75
B.. Ciri-Ciri Kalimat Efektif......................................................... 78
C.. Kesalahan kalimat dalam karya ilmiah................................. 81
»» Rangkuman....................................................................... 87
»» Latihan dan Tugas Mandiri............................................. 87

vi BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH


BAB IV - PENGEMBANGAN PARAGRAF................................. 89
A.. Pengertian Paragraf................................................................. 89
B.. Paragraf yang Baik................................................................... 93
C.. Jenis-Jenis Paragraf ................................................................. 114
D.. Pengembangan Paragraf ......................................................... 131
»» Rangkuman....................................................................... 140
»» Latihan dan Tugas Mandiri............................................. 140

BAB V - NOTASI PENULISAN ILMIAH.................................... 141


A.. Kutipan dan Rujukan.............................................................. 141
B.. Daftar Pustaka.......................................................................... 150
»» Rangkuman....................................................................... 161
»» Latihan dan Tugas Mandiri............................................. 161

BAB VI - RAGAM DAN SISTEMATIKA KARYA ILMIAH....... 162


A.. Pengertian Karya Ilmiah........................................................... 162
B.. Ciri-Ciri Karya Ilmiah.............................................................. 164
C.. Ragam Karya Ilmiah.................................................................. 167
»» Rangkuman....................................................................... 196
»» Latihan dan Tugas Mandiri............................................. 196

BAB VII - ETIKA PENULISAN KARYA ILMIAH...................... 197


A.. Etika Penulisan Karya Ilmiah................................................. 197
B.. Sifat Etika Penulisan Ilmiah ................................................... 198
C.. Pelanggaran dalam Penulisan Karya Ilmiah........................ 200
D..Plagiarisme................................................................................ 203
»» Rangkuman....................................................................... 213
»» Latihan dan Tugas Mandiri............................................. 213

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 214


BIOGRAFI PENULIS............................................................................ 219

Implementasi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah vii


BAB VII
ETIKA PENULISAN KARYA ILMIAH

Indikator Pembelajaran
Capaian Pembelajaran;
1. Mengetahui dan memahami etika dalam menulis karya ilmiah
2. Memahami beragam sifat etika penulisan karya ilmiah
3. Mampu menganalisis berbagai pelanggaran penulisan karya ilmiah
4. Mengetahui dan menganalisis plagiarisme dalam penulisan karya
ilmiah

A. Etika Penulisan Karya Ilmiah

S
etiap penulis memiliki gagasan dan hasil pikirannya yang
diungkapkan dalam berbagai pernyataan atau kalimat. Berbagai
pernyataan dari gagasan dan hasil pikirannya tersebut harus bisa
dihormati dan dihargai sebagai miliknya. Etika penulisan ilmiah adalah
norma atau standar aturan perilaku yang harus dilakukan (dan yang
tidak boleh dilakukan) oleh penulis tentang baik (dan buruknya) cara
penulisan ilmiah. Dalam hal ini, yang dinilai bukanlah benar (true) dan
salahnya (false) suatu karya tulis ilmiah, melainkan baik (dan buruknya)
cara penulisan ilmiahnya serta penulis yakin tahu baik (buruk) baginya.
Seorang penulis bisa saja telah menulis dengan benar suatu karya tulis
ilmiah, tetapi tetap ada risiko bisa melanggar etika penulisan ilmiah.
Oleh karena itu, etika penulisan ilmiah bertujuan agar penulis dapat
mengetahui bahwa walaupun ia memiliki kebebasan dan bisa bertindak
secara mandiri (otonom) dalam menulis karya tulis ilmiah, penulis harus

Implementasi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah 197


mampu mempertanggungjawabkan apa yang ditulisnya sehingga (1)
standar kualitas karya tulis ilmiah dapat terpelihara dan terjaga serta (2)
masyarakat terlindungi dan terjaga kepentingannya masing-masing dan
terlindungi dari kemungkinan dampak negatifnya. Dengan demikian,
penulis, di samping memiliki hak kebebasan untuk mengungkapkan
pemikirannya sehingga dihormati dan dihargai orang lain, juga memiliki
kewajiban mempertanggungjawabkan apa yang ditulisnya (Santoso, 2020:
92).

B. Sifat Etika Penulisan Ilmiah


Ada beberapa etika penulisan ilmiah yang di paparkan oleh Azahari
(2019: 26) (terdiri atas kejujuran (honesty), bebas dari plagiarisme,
menjunjung hak cipta, keabsahan (validity), serta keterandalan (reliability:
accuracy and consistency).
1. Kejujuran (Honesty)
Kejujuran adalah sifat dan syarat dasar yang harus dimiliki oleh
penulis. Penulis yang mengungkapkan hasil dari suatu metode ilmiah
atau aplikasi ilmiah harus bebas dari berbagai pengaruh dan tekanan
mana pun. Penulis dituntut untuk mengungkapkan apa adanya secara
baik agar tidak menyimpang dari kaidah yang sudah baku sehingga
tulisannya dapat lebih mudah dapat dipertanggungjawabkannya.
2. Bebas dari Plagiarisme
Sifat berikutnya adalah bebas dari plagiarisme. Penyusunan karya tulis
ilmiah harus bebas dari plagiarisme, yaitu penggunaan suatu gagasan,
hasil, pernyataan, ataupun kalimat orang lain yang diakui sebagai karya
tulisnya tanpa menyebutkan sumbernya. Pencantuman sumber itu
sangat penting guna memberikan penghargaan kepada penulisnya
berupa pengakuan yang semestinya atas tulisan tersebut. Pengakuan
tersebut dapat dengan menyebutkan sumber kutipannya, seperti nama
penulis, tahun terbitan, dan halaman yang dikutip. Suatu pengertian
plagiat yang dapat diacu sebagai berikut;
“Perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau
mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah dengan

198 BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH


mengutip sebagian atau seluruh karya atau karya ilmiah orang lain, tanpa
menyatakan sumber secara tepat dan memadai (Permendiknas Nomor 17
Tahun 2010, Pasal 1 ayat 1)”.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa plagiat lebih


mengutamakan pada pencantuman sumbernya sehingga jenis plagiat
tersebut dapat berupa (1) pengambilan kutipan langsung penulis
lain secara keseluruhan gagasan atau hasil pemikiran penulis lain
tanpa menyebutkan sumbernya; (2) pengambilan kutipan langsung
penulis lain hanya sebagian dari pernyataan atau kalimatnya tanpa
menyebutkan sumbernya; serta dapat juga (3) pengambilan kutipan
tidak langsung yang diuraikan dengan menggunakan kata-kata atau
kalimat penulis sendiri tanpa menyebutkan sumbernya. Dalam hal
ini, pengertian kutipan dapat yang sudah dipublikasikan ataupun yang
tidak dipublikasikan dan pengertian sumber adalah dapat berasal dari
penulis orang lain dan dapat juga berasal dari penulis itu sendiri.
3. Menjunjung Hak Cipta
Hak cipta berkaitan erat dengan hak atas keaslian hasil temuan
ilmu dan pengetahuan. Maka itu, hak cipta adalah hak penemu
atas keaslian hasil temuannya dalam ilmu dan pengetahuan serta
hak untuk mengumumkan atau memperbanyak hasil temuannya,
seperti yang dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (2002). Hak cipta adalah
hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan
atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Keabsahan (Validity)
Sifat berikutnya yang harus dimiliki oleh penulis adalah keabsahan
(validity). Suatu karya tulis ilmiah memiliki sifat keabsahan. Keabsahan
terkait dengan konsep atau gagasan yang diungkapkan. Setiap penulis
karya tulis ilmiah harus mampu mengungkapkan konsep atau gagasan
yang diuraikannya secara baik bahwa gagasannya adalah sebenar-benar
gagasan yang menjadi dasar uraiannya.

Implementasi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah 199


C. Pelanggaran dalam Penulisan Karya Ilmiah
Lembaga yang peduli dengan kelahiran karya ilmiah yang baik sudah
banyak mencantumkan kode etik penelitian kode etik dosen setiap lembaga.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) nomor 06/E/2013 mengatur
dengan tegas bahwa kode etik penelitian. Adapun lampiran LIPI tersebut
diperjelas dengan konsep perilaku tidak jujur. Adapun macam-macam
kode etik tersebut yaitu;
1. Pemalsuan Hasil Penelitian
LIPI (2013) membuat rumusan bahwa pemalsuan hasil penelitian
“mengarang, mencatat, mengumpulkan hasil penelitian tanpa
membuktikan telah melakukan proses penelitian. Tugas menulis
karya ilmiah sebagai tugas akhir memilki potensi munculnya karya
pemalsuan apabila tidak ada monitoring yang ketat, bertahap, dan
sistematis.
2. Pemalsuan Data Penelitian
Pemalsuan data penelitian yaitu memanipulasi bahan penelitian,
peralatan, atau proses mengubah atau tidak mencantumkan data atau
hasil sedemikian rupa sehingga penelitian itu tidak disajikan secara
akurat dalam mencatat penelitian (LIPI, 2013).
3. Plagiarisme
Menurut LIPI (2013) adalah pencurian proses, objektif atau hasil
dalam mengajukan usul penelitian, melaksanakannya, memulainya,
dan dalam melaporkan hasil-hasil suatu penelitian, seperti pencurian
gagasan, pemikiran, usulan rencana penelitian dan naskah orang lain
tanpa menyatakan penghargaan/mencantumkan sumber/penulisnya.
4. Eksploitasi
Eksploitasi dalam karya ilmiah adalah pemerasan tenaga peneliti
dan bantuan peneliti. Peneliti senior memeras tenaga peneliti junior
dan pembantuan penelitian untuk mencari keuntungan, kepentingan
pribadi atau mendapat pengakuan atas kerja pihak orang lain.

200 BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH


5. Perilaku Tidak Adil
Menurut LIPI (2013) perilaku tidak adil adalah perbuatan tidak adil
sesama peneliti dalam pemberian hak kepengarangan dengan cara
tidak mencantumkan nama pengarang.
6. Duplikasi
Menurut LIPI (2013) merupakan temuan-temuan sebagai asli dalam
lebih dari satu saluran, tanpa ada penyempurnaan, pembaruan isi, data,
dan tidak merujuk publikasi sebelumnya.

Adapun menurut Tim sosialisasi Anjani Ristekdikti (2019) ada 6


Ragam Penyimpangan Karya Ilmiah yaitu;
1. Fabrikasi
Fabrikasi merupakan perbuatan merekayasa secara tidak sah atau
memanipulasi data hasil penelitian dan/atau informasi ke dalam karya
ilmiah.
2. Falsifikasi
Falsifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf b
angka 2 merupakan perbuatan memalsukan data penelitian dan/atau
informasi ke dalam karya ilmiah.
3. Plagiat
Plagiat merupakan perbuatan:
a. merujuk dan/atau mengutip frasa dan/atau kalimat yang bersifat
tidak umum tanpa menyebutkan sumber karya sendiri atau orang
lain dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber
sesuai dengan pengacuan dan/atau pengutipan dalam tata tulis
ilmiah;
b. menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, data, dan/
atau teori tanpa menyatakan sumber karya sendiri atau orang lain
sesuai dengan pengacuan dan/atau pengutipan dalam tata tulis
ilmiah;

Implementasi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah 201


c. merumuskan dengan kalimat sendiri dari sumber kalimat, data,
atau teori tanpa menyatakan sumber karya sendiri atau orang lain
sesuai dengan pengacuan dan/atau pengutipan tata tulis ilmiah;
d. menerjemahkan tulisan dari suatu sumber karya sendiri atau orang
lain secara keseluruhan atau sebagian yang diakui sebagai karya
ilmiahnya; dan/atau
e. mengakui suatu karya yang dihasilkan oleh pihak lain sebagai
karya ilmiahnya.
4. Kepengarangan Tidak Sah
Kepengarangan yang tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 ayat (1) huruf b angka 4 merupakan perbuatan: 1. menggabungkan
diri secara sukarela atau dengan paksaan sebagai pengarang bersama
tanpa berkontribusi dalam karya ilmiah yang dipublikasikan; 2.
menghilangkan nama seseorang yang berkontribusi dalam karya
ilmiah yang dipublikasikan; dan/atau 3. menyuruh orang lain untuk
membuat karya ilmiah sebagai karya ilmiahnya tanpa ada kontribusi;
4. Kontribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa gagasan,
pendapat, atau peran serta aktif yang berhubungan dengan bidang
keilmuan dan tidak dapat dibuktikan.
5. Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
huruf b angka 5 merupakan perbuatan menghasilkan karya ilmiah
mengikuti keinginan pihak yang memberi atau mendapat keuntungan
tanpa melakukan penelitian sesuai dengan kaidah dan etika ilmiah.

6. Pengajuan Jamak
Pengajuan jamak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf b
angka 6 merupakan perbuatan mengajukan naskah karya ilmiah yang
sama dan diterbitkan pada lebih dari satu jurnal dan/atau penerbit.

202 BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH


D. Plagiarisme

1. Pengertian Plagiarisme
Plagiarisme atau plagiat adalah suatu perbuatan menjiplak ide, gagasan
atau karya orang lain yang selanjutnya diakui sebagai karya sendiri atau
menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya sehingga
menimbulkan asumsi yang salah atau keliru mengenai asal muasal dari
suatu ide, gagasan atau karya. Jadi plagiarisme atau plagiat adalah tindakan
mencuri (gagasan/karya intelektual) orang lain dan mengklaim atau
mengumumkannya sebagai miliknya (Putra, 2011: 34). Sedangkan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2010 (Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia, 2010) dikatakan:
“Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh
atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah,
dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah
pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber
secara tepat dan memadai”

Senada dengan pendapat di atas, di bawah ini ada beberapa pendapat


yang menyatakan pengertian plagiarisme yaitu;
Berikut definisi dan pengertian plagiarisme dari beberapa sumber
buku:
1. Menurut Lindsey dalam (Soelistyo, 2011: 45) plagiat adalah tindakan
menjiplak ide, gagasan atau karya orang lain untuk diakui sebagai
karya sendiri atau menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan
sumbernya sehingga menimbulkan asumsi yang salah atau keliru
mengenai asal muasal dari suatu ide, gagasan atau karya).
2. Menurut Suyanto dan Jihad (2011: 30), plagiarisme adalah mencuri
gagasan, kata-kata, kalimat, atau hasil penelitian orang lain dan
menyajikannya seolah-olah sebagai karya sendiri.
3. Menurut Ridhatillah (2003: 12), plagiarisme adalah tindakan
penyalahgunaan, pencurian atau perampasan, penerbitan, pernyataan
atau menyatakan sebagai milik sendiri sebuah pikiran, ide, tulisan, atau
ciptaan yang sebenarnya milik orang lain.

Implementasi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah 203


4. Plagiarisme atau plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan kerangan,
pendapat orang lain dan menjadikan seolah-olah karangan sendiri.
(Sunardi, A. Yudhana, 2017: 21).

Mardiko dan Kurniawan (2006: 23) mengemukakan bahwa beberapa


elemen penting yang membatasi definisi plagiarisme yaitu:(1) publication:
penyajian materi, pekerjaan atau ide orang lain. (2) content: isi atau
bahan yang dijadikan objek plagiarisme. (3) appropriation: mengklaim
pekerjaan orang lain sebagai hasil karya sendiri (4) lack of credit given:
tidak mempedulikan pencantuman identitas pembuat karya.
Plagiasi merupakan jiplakan pada karya orang yang sering terjadi
pada mahasiswa dan siswa/pelajar dengan kepentingan untuk memenuhi
tugasnya misalkan dalam membuat makalah, laporan, esai, dan karya
ilmiah lainnya. Tindakan plagiasi merupakan tindakan tidak terpuji
bahkan dapat dikatakan sebagai pencurian intelektual yang dilakukan
secara sengaja atau tidak dengan mengutip hasil karya orang lain tanpa
mencantumkan sumber aslinya (Evida, 2016: 34). Sedangkan menurut
Aji (2018: 8) menyatakan bahwa plagiarisme merupakan bentuk tindakan
menyalahgunakan hak an kekayaan intelektual milik orang lain, di mana
karya tersebut dipresentasikan dan diakui secara tidak sah sebagai karya
pribadi. Pelanggaran plagiarisme sering terjadi di lingkungan akademisi
yang sangat tidak terpuji, seperti yang dinyatakan oleh Suganda (2006:4)
di bawah ini;
“Plagiarisme merupakan tindakan ketidakjujuran akademik (academic
dishonesty) yang sangat tidak terpuji untuk dilakukan oleh akademisi
dan peneliti. Plagiarisme di kalangan akademisi dan peneliti sedikit
banyak disebabkan karena ketidaktahuan dalam menyajikan informasi
yang diperoleh dari kepustakaan. Pemaparan singkat di atas diharapkan
menjadi semacam titik awal untuk mengurangi dan mencegah praktik
plagiarisme di kalangan akademisi dan peneliti di Indonesia”.

Pada umumnya mahasiswa tidak menyadari bahwa sering melakukan


tindakan plagiarisme pada saat membuat karya ilmiah yang dibuktikan
dengan tindakan mengambil pendapat dan isi karangan atau tulisan
orang lain tanpa menyebutkan sumbernya. Hal ini bisanya terjadi karena

204 BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH


mahasiswa malas membuat tugasnya atau tidak memiliki referensi untuk
menyusun tulisannya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa plagiasi adalah
tindakan mengambil atau menjiplak karya orang lain dan menjadikan karya
tersebut sebagai karyanya atau miliknya. Tindakan plagiasi ini merupakan
tindakan terlarang dalam penulisan karya ilmiah atau kegiatan yang
sejenis. Orang yang melakukan plagiasi tentu memiliki hukuman karena
tindakannya baik secara sengaja atau tidak sengaja.

2. Bentuk dan Jenis Plagiarisme


Menurut Soelistyo (2011: 23), plagiarisme atau plagiat dapat
diklasifikasikan dalam beberapa tipe, bentuk dan jenis, yaitu:

1). Plagiat Berdasarkan Aspek yang Dicuri


Berdasarkan aspek yang dicuri, plagiat terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
a. Plagiat Ide. Tipe plagiat ini relatif sulit dibuktikan karena ide atau
gagasan bersifat abstrak dan kemungkinan memiliki persamaan
dengan ide orang lain. Atau, ada kemungkinan terjadi adanya dua
ide yang sama pada dua orang pencipta yang berbeda.
b. Plagiat Kata demi Kata. Tipe ini serupa dengan slavish copy,
yaitu mengutip karya orang lain secara kata demi kata tanpa
menyebutkan sumbernya. Plagiasi dianggap terjadi karena skala
pengutipannya sangat substansial sehingga seluruh ide atau
gagasan penulisannya benar-benar terambil. Plagiasi seperti ini
banyak dilakukan pada karya tulis.
c. Plagiat Sumber. Plagiat tipe ini memiliki kesalahan yang fatal
karena tidak menyebutkan secara lengkap selengkap-lengkapnya
referensi yang dirujuk dalam kutipan. Jika sumber kutipan itu
merujuk seseorang sebagai penulis yang terkait dengan kutipan,
maka nama penulis tersebut harus turut serta disebut. Ini tentu
sikap yang fair dan tidak merugikan kepentingan penulis tersebut
serta kontributor-kontributor lainnya.
d. Plagiat Kepengarangan. Tulis karya tulis yang disusun oleh
orang lain. Tindakan ini terjadi atas dasar kesadaran dan motif

Implementasi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah 205


kesengajaan untuk membohongi publik. Misalnya mengganti
kover buku atau sampul karya tulis orang lain dengan kover atas
namanya tanpa izin.

2). Plagiat Berdasarkan Kesengajaan


Berdasarkan faktor kesengajaan, plagiat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Plagiat Sengaja. Plagiat sengaja adalah plagiat yang secara sadar
melakukan tindakan dengan menggunakan, meminjam, menjiplak
karya orang lain baik berupa ide, gagasan, kalimat, dan teori tanpa
mencantumkan sumber referensi.
b. Plagiat Tidak Sengaja. Plagiat tidak sengaja adalah plagiat
yang dilakukan oleh seseorang karena ketidak-sengajaan, yaitu
kurangnya pengetahuan dan pemahaman orang tersebut dalam
mengutip.

3). Plagiat Berdasarkan Proporsi yang Dibajak


Berdasarkan proporsi atau jumlah persentase yang dibajak, plagiat
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Plagiat Ringan. Plagiat ringan manakala dalam sebuah karya tulis
ilmiah yang dibuat oleh seseorang kurang dari 30%.
b. Plagiat Sedang. Plagiat sedang mempunyai persentase 30%-70%
dalam sebuah karya tulis yang dibuat.
c. Plagiat Total. Plagiat total berarti lebih dari 70% isi karya tulis
ilmiahnya merupakan plagiat dari karya orang lain. Plagiat ini
tidak bisa ditolerir dan karya tersebut harus direvisi ataupun tak
diakui.

4). Plagiat Berdasarkan Pola


Berdasarkan pola yang dibajak, plagiat terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
a. Plagiarisme total. Tindakan plagiasi yang dilakukan seorang
penulis dengan cara menjiplak atau mencuri hasil karya orang
lain seluruhnya dan mengklaim sebagai karyanya. Biasanya, dalam
plagiasi ini seorang penulis hanya mengganti nama penulis dan
instansi penulis aslinya dengan nama dan instansinya sendiri.

206 BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH


Lalu, penulis mengubah sedikit judul artikel hasil jiplak, kemudian
juga mengubah abstrak, kata-kata kunci tertentu (keywords), sub
judul artikel, kata dan kalimat tertentu dalam bagian tulisan dan
kesimpulan dengan kata-kata atau kalimat tertentu agar terlihat
berbeda dengan artikel aslinya.
b. Plagiarisme parsial. Tindakan plagiasi yang dilakukan seseorang
penulis dengan cara menjiplak sebagian hasil karya orang lain
untuk menjadi hasil karyanya sendiri. sendiri. Biasanya, dalam
plagiasi jenis ini seorang penulis mengambil pernyataan, landasan
teori, sampel, metode analisis, pembahasan dan atau kesimpulan
tertentu dari hasil karya orang lain menjadi karyanya tanpa
menyebutkan sumber aslinya.
c. Auto-plagiasi (self-plagiarisme). Yaitu plagiasi yang dilakukan
seorang penulis terhadap karyanya sendiri, baik sebagian maupun
seluruhnya. Misalnya, ketika menulis suatu artikel ilmiah seorang
penulis menduplikasi bagian-bagian tertentu dari hasil karyanya
dalam suatu buku yang sudah diterbitkan tanpa menyebut
sumbernya.
d. Plagiarisme antar bahasa Yaitu plagiasi yang dilakukan seorang
penulis dengan cara menerjemahkan suatu karya tulis yang
berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Kemudian, penulis
menjadikan hasil terjemahan tersebut sebagai hasil karyanya tanpa
menyebut sumbernya.

5). Plagiat Berdasarkan Penyajian


Berdasarkan cara penyajiannya, plagiat terdiri dari beberapa jenis,
yaitu:
a. Plagiarisme Verbatim. Plagiarisme Verbatim merupakan tindakan
plagiasi dengan menjiplak karya orang lain apa adanya dan
memberi kesan bahwa karya tersebut merupakan hasil karya
ciptaannya sendiri.
b. Plagiarisme Kain Perca. Plagiarisme Kain Perca atau lebih
dikenal dengan patchwork merupakan tindakan plagiasi dengan
mengambil karya milik orang lain dari berbagai sumber tanpa

Implementasi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah 207


menyebutkan rujukan dan menyusunnya menjadi satu kesatuan
yang utuh, sehingga terkesan sebagai karyanya sendiri.
c. Plagiarisme Parafrasa. Plagiarisme parafrasa merupakan tindakan
plagiasi dengan mengubah kalimat dari penulis asli dengan
kalimatnya sendiri dan tidak mencantumkan referensi ataupun
kutipan.
d. Plagiarisme Kata Kunci atau Frasa Kunci. Plagiarisme kata kunci
atau frasa kunci merupakan tindakan plagiasi dengan mengambil
sejumlah kata kunci dari penulis asli dan memparafrasekannya
lagi dengan kata-katanya sendiri.
e. Plagiarisme Struktur Gagasan. Plagiarisme struktur gagasan
merupakan tindakan plagiasi dengan mengambil struktur gagasan
orang lain, kemudian dituangkan lagi agar terlihat berbeda.

3. Faktor Identifikasi Plagiarisme


Menurut Novanta (2009: 34), terdapat beberapa faktor yang dapat
digunakan dalam mengidentifikasi plagiarisme, yaitu:
a. Penggunaan kosakata. Menganalisis kosakata yang digunakan
dalam suatu tugas terhadap penggunaan kosakata sebelumnya
dapat membantu menentukan apakah mahasiswa benar-benar
telah menulis teks tersebut. Dengan menemukan suatu kosakata
baru dalam jumlah yang besar (terutama kosa kata lanjut) dapat
menentukan apakah mahasiswa menulis teks tanpa melakukan
plagiarisme.
b. Perubahan kosa kata. Apabila penggunaan kosa kata berubah
secara signifikan dalam suatu teks, hal ini dapat mengindikasikan
plagiarisme dengan cara copy and paste.
c. Teks yang membingungkan. Apabila alur dari suatu teks tidak
halus dan tidak konsisten, hal ini mengindikasikan penulis tidak
menulis menggunakan pemikirannya sendiri atau beberapa bagian
dari tulisannya bukanlah hasil karyanya.
d. Penggunaan tanda baca. Tidak wajar apabila dua orang penulis
menggunakan tanda baca yang persis sama dalam membuat suatu
karya tulis.

208 BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH


e. Jumlah kemiripan teks. Pasti ada beberapa kemiripan antara
beberapa teks yang menulis dengan topik yang sama seperti
nama-nama, istilah-istilah dan sebagainya. Bagaimanapun, tidak
wajar bila beberapa teks yang berbeda memiliki kesamaan atau
kemiripan teks dalam jumlah yang besar.
f. Kesalahan ejaan yang sama. Merupakan hal yang biasa terjadi
bagi seseorang penulis dalam membuat suatu karya tulis. Menjadi
tidak wajar bila beberapa teks yang berbeda memiliki kesalahan-
kesalahan yang sama dalam pengejaan atau jumlah ejaan salah
yang sama.
g. Distribusi kata-kata. Tidak wajar apabila distribusi penggunaan
kata dalam teks yang berbeda memiliki kesamaan. Sebagai contoh,
suatu teks memiliki parameter yang sama untuk suatu distribusi
statistik yang digunakan untuk menjelaskan penggunaan istilah.
h. Struktur sintaksis teks. Hal ini menunjukkan plagiarisme mungkin
saja telah terjadi jika dua teks secara jelas memiliki kesamaan
struktur sintaksis. Hal yang wajar bila penggunaan struktur
sintaksis yang digunakan oleh beberapa penulis akan berbeda.
i. Rangkaian-rangkaian panjang kata yang sama. Tidak wajar apabila
suatu teks yang berbeda (bahkan yang menggunakan judul yang
sama) memiliki rangkaian/urutan karakter yang sama.
j. Orde kemiripan antar teks. Hal ini bisa mengindikasikan
plagiarisme apabila orde kecocokan kata atau frasa antar dua teks
sama. Meskipun diajarkan untuk menyajikan fakta-fakta dalam
suatu aturan (contohnya pendahuluan, isi, kemudian kesimpulan),
kurang wajar jika fakta-fakta yang sama dilaporkan dalam orde
yang sama.
k. Ketergantungan pada kata atau frase tertentu. Seorang penulis
mungkin memilih penggunaan suatu kata atau frase tertentu.
Kekonsistenan penggunaan kata-kata tersebut dalam suatu teks
yang ditulis oleh orang lain dengan menggunakan kata yang
berbeda dapat mengindikasikan plagiarisme.

Implementasi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah 209


l. Frekuensi kata. Tidak wajar apabila kata-kata dari dua teks yang
berbeda digunakan dengan frekuensi yang sama.
m. Keputusan untuk menggunakan kalimat panjang atau kalimat
pendek. Tanpa sepengetahuan kita, para penulis tentu memiliki
keputusan penggunaan panjang kalimat yang tidak biasa
dikombinasikan dengan fitur-fitur lain.
n. Teks yang dapat dibaca. Penggunaan metrik/ukuran seperti index
Gunning FOG, Flesch Reading Ease Formula atau SMOG dapat
membantu menentukan suatu skor kemampuan. Tidak wajar
apabila penulis yang berbeda akan memiliki skor yang sama.
o. Referensi yang tidak jelas. Apabila referensi yang muncul dalam
suatu teks tetapi tidak terdapat pada daftar pustaka, hal ini dapat
mengindikasikan plagiarisme cut and paste, dimana penulis tidak
menyalin referensinya secara lengkap.

4. Sanksi Pelanggaran Plagiarisme


Perbuatan plagiasi harus ditinggalkan oleh civitas akademik atau orang
yang berkecimpung dalam dunia menulis. Hal ini jelas perilaku yang tidak
terpuji dan menyimpang yang harus dicegah bersama-sama secara massif.
Oleh karena itu, bagi pelaku plagiasi (plagiator) harus diberikan sanksi
secara tegas dan jelas sesuai dengan tindakan yang dilakukan. Hal ini
bertujuan untuk pemberian efek jera kepada pelaku plagiasi sekaligus
pelajaran bagi para akademisi dan penulis. Dalam undang-undang
pemerintah melalui peraturan menteri pendidikan nasional no. 17 tahun
2010 pada pasal 12 menyatakan bahwa pelaku plagiasi harus diberikan
sanksi tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku, baik bagi dose, guru,
peneliti, mahasiswa, siswa atau semua tenaga kependidikan. Adapun sanksi
yang diberikan sesuai dengan undang-undang di atas sebagai berikut:
1. Sanksi bagi mahasiswa:
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. penundaan pemberian hak sebagai mahasiswa;
d. pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh;

210 BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH


e. pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa;
f. pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
atau;
g. pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu
program.

2. Sanksi bagi dosen, peneliti, dan tenaga kependidikan;


1. teguran;
2. peringatan tertulis;
3. penundaan pemberian hak dosen/peneliti/tenaga kependidikan;
4. penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional;
5. pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/profesor/ahli
peneliti utama bagi yang memenuhi syarat;
6. pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/
tenaga kependidikan;
7. pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai dosen/
peneliti/tenaga kependidikan;
8. pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang
bersangkutan.

Sedangkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional pasal 25 ayat 2 dan pasal 70 mengatur sanksi bagi
masyarakat yang melakukan plagiat, khususnya yang terjadi di lingkungan
akademik. Sanksi tersebut adalah sebagai berikut:
(Pasal 25) ayat 2:

“Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk


memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi terbukti merupakan
jiplakan dicabut gelarnya.”

(Pasal 70)

“Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar


akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Ayat
(2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling

Implementasi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah 211


lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah).”

5. Strategi Menghindari Plagiarisme


Untuk menghindari plagiasi dan sanksinya, maka perbuatan plagiasi
harus dihindari. Santoso dkk (2020: 98) memberikan cara atau solusi agar
terhindari dari plagiasi. Adapun cara sebagai berikut:
1. Niat yang benar
Seorang akademisi baik dosen, peneliti, guru dan mahasiswa harus
memiliki niat yang benar bahwa ia tidak akan melakukan plagiat karya
orang lain atau dirinya sendiri. Niat yang benar terbentuk dari karakter
yang baik.
2. Memiliki siasat mengutip dari buku
Ketika mengutip tulisan dari buku, baik buku orang lain atau buku
karya sendiri, apakah itu kata-kata, frasa, ungkapan, kalimat, dan
paragraph maka harus mencantumkan daftar rujukan/referensinya
yang meliputi nama penulis, tahun, halaman, judul buku, kota penerbit,
dan nama penerbit.
3. Trik mengutip dari jurnal cetak
Pada saat mengutip tulisan dari jurnal yang dicetak baik kata-kata, frasa,
ungkapan, kalimat, dan paragraph harus mencantumkan referensinya
meliputi nama penulis, tahun, halaman, judul artikel, dan nama jurnal.
4. Trik mengutip dari jurnal elektronik
Pada saat mengutip tulisan dari jurnal yang dicetak elektronik baik kata-
kata, frasa, ungkapan, kalimat, dan paragraph harus mencantumkan
referensinya meliputi nama penulis, tahun, halaman, judul artikel,
dan nama jurnal, alamat situs jurnal (website), dan tanggal dan tahun
mengunduh.
5. Adapun trik mengutip dari skripsi, tesis, disertasi, makalah yang
diseminarkan atau sejenisnya bisa mempelajari cara pengutipannya
pada sub bab teknik mengutip karya ilmiah.

212 BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH


Rangkuman
Etika akademik harus dikedepankan dalam karya ilmiah. Hal ini perlu
dilakukan untuk membentuk kejujuran dan membangun karakter yang
baik pada para akademisi. Etika dalam menulis karya ilmiah harus melekat
pada setiap orang yang terlibat dalam dunia pendidikan. Etika tersebut
berupa kewajiban yang harus ditaati dalam aturan akademis. Salah satu hal
yang harus dihindari oleh para akademisi adalah menghindari perbautan
plagiarisme. Plagiasi adalah perbuatan yang terlarang dalam akademis baik
dilakukan dengan sengaja atau tidak dalam memperoleh keuntungan atau
nilai dalam karya ilmiah dengan cara mengutip sebagian atau keseluruhan
karya orang lain tanpa mencantumkan sumbernya secara tepat dan
memadai. Dalam konteks pendidikan indonesia, wajah pendidikan di
indonesia masih buram, khususnya pada plagiasi. Hal ini masih terjadi di
mana-mana dari berbagai level, baik dosen, peneliti, guru, mahasiswa, dan
para penulis. Dalam mengambil atau mengutip pendapat orang lain harus
mencantumkan sumbernya sesuai dengan cara penulisan yang berlaku.
Siapapun yang memiliki tulisan harus dihormati oleh orang lain.

Latihan dan Tugas Mandiri


Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang materi di atas, silakan
kerjakan latihan berikut!
1. Apa yang Anda ketahui tentang etika akademik?
2. Mengapa harus ada etika dalam dunia menulis?
3. Mengapa masih banyak orang melakukan pelanggaran dalam menulis
ilmiah?
4. Apa yang Anda ketahui tentang plagiarisme?
5. Mengapa dalam menulis harus mencantumkan sumber secara tepat
dan memadai?

Implementasi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah 213


DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan et al. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Alwi, Hasan (Ed.). 2001. Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia: Paragraf.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Anak Yatim Piatu Korban COVID-19 di NTB Dapat Jaminan Pemerintah
(viva.co.id) https://www.viva.co.id/berita/nasional/1398652-
anak-yatim-piatu-korban-covid-19-di-ntb-dapat-jaminan-
pemerintah?page=all&utm_medium=all-page (diakses tanggal
17 Agustus 2021)
Arifi E. Zaenal & Tasai S. Amran.2010. Cermat Berbahasa Indonesia: Untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademikia Presindo.
Azahar, Azril. 2019. Teknik Penulisan Ilmiah (Edisi Ketiga). Tenggerang.
Universitas Terbuka Press.
Barnawi & M. Arifin. 2017. Teknik penulisan karya ilmiah. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Chaer, Abdul. 2011. Kesantunan Berbahasa Jakarta: Rineka Cipta.
Chaplen, Frank. 1974. Paragraf Writing. London: Oxford University Press.
Damayanti, Rini & Tri Indrayanti. 2015. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi. Surabaya: Victory Inti Cipta.
Depdikbud. 2000. Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman umum Pembentukan Istilah.
Bandung: Pustaka Setia.
Dwilika, Bambang. 2005. Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Rineka
Cipta.

214 BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH


Ginting, A. (2018). Analisis Menulis Unsur Serapan Oleh Mahasiswa
PGSD Semester IV Kelas II. School Education Journal PGSD
FIP UNIMED, 8(1), 25–34.
Gunawan, Heri Indra. 2020. Bahasa Indonesia: Lingua Franca Pencetak
Karakter Negeri. Banyumas: Pena Pesasa.
Heaton, J.B. 1975.Writing English Language Test (USA: Longman
Handbook, 1975)
Herniti, E. (2006). Serapan Bahasa Asing dalam Bahasa Indonesia. Dalam
Jurnal SOSIO-RELIGIA, 5(4).
Hoerudin, Cecep Wahyu. 2017. Mata Kuliah Umum Pengembangan
Karakter: Bahasa Indonesia. Bandung: Semiotika.
Jovanovich. Widyamartaya, A. 1990. Seni Menggayakan Kalimat.
Yogyakarta: Kanisius.
Kemendikbud. 2013. Materi Kuliah Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia 2013.
Keraf, Gorys. 2001. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
Keraf, Gorys. 1982. Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: Gramedia.
Kuntarto, Eko. 2020. Modul: Keterampilan Berbahasa Indonesia (Materi
Kuliah bahasa Indonesia Untuk Perguruan tinggi). Jakarta.
Kosasih, E. dan Hermawan, Wawan. 2012. Bahasa Indonesia Berbasis
Kepenulisan Karya Ilmiah dan Jurnal. Bandung: Thursina.
Mardiko, Rahmatri dan Kurniawan, Albert. 2006. Ringkasan Jurnal:
Plagiarism by Academics: More Complex Than It Seems, (online)16
(http://bebas.vlsm.org/v06/Kuliah/Seminar-MIS/2006/166/166-
11-Plagiarism.pdf, Diakses tanggal 18 September 2021.
Mengenal Kata Serapan Beserta Jenis dan Contohnya Halaman 4 | merdeka.
com https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-kata-serapan-
beserta-jenis-dan-contohnya-kln.html?page=4 (diakes tanggal
17 Agustus 2021)
McCrimmon, James M. 1984. Writing with A Purpose. Boston: Houghton
Mifflin Company

Implementasi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah 215


Muhammad dan Fatimah. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Makassar:
universitas negeri Makassar.
Ningrum, V. S. (2019). Penggunaan Kata Baku Dan Tidak Baku Di Kalangan
Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta. Jurnal Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia.
Novanta, A. 2009. Pendeteksian Plagiarisme Pada Dokumen Teks dengan
Menggunakan Algoritma Smith-Waterman. Medan: Universitas
Sumatera Utara.
Nurdjan, Sukirman. 2014. DasarDasar Memahami Bahasa Indonesia.
Palopo: Read Institute Press.
Nusucha, Yakub dkk. 2014. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis
Ilmiah. Yogyakarta: Media Perakasa.
Pengertian Kata Serapan, Sejarah, Ciri, Macam, dan Contoh
(gurupendidikan.co.id) https://www.gurupendidikan.co.id/
pengertian-kata-serapan/ (diakes tanggal 17 Agustus 2021)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Plagiat
Di Perguruan Tinggi.
Peraturan Kepala lembaga ilmu pengetahuan indonesia 06/E/2013 tentang
kode Etik Peneliti.
Pradopo, Rachmat Djoko. 1997. “Ragam Bahasa Sastra”. Humaniora.
Nomor IV. Universitas Gajah Mada.
Putra, R.M.S. 2011. Kiat Menghindari Plagiat. Jakarta: Indeks.
Putrayasa, Ida bagus. 2010. Kalimat Efektif (Diski, struktur, dan logika).
Bandung: Refika Aditama
Ramlan, M. 1993. Paragraf: Alur Pikiran dan Perpaduannya dalam Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset.
Ridhatillah, Ardini. 2003. Dealing with Plagiarism in the Information
Sistem Research Community: A Look at F Actors That Drive
Plagiarism and Ways to Address Them, MIS Quarterly; Volume:
27, Nomor: 4, December 2003.

216 BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH


Rohmadi, M dkk. 2008. Teori dan Aplikasi Bahasa Indonesia di Perguruan
Tinggi. Surakarta. UNS Press.
Santoso, Anang dkk. 2020. Bahasa Indonesia. Banten: Universitas terbuka
Sofyan, Agus Nero dkk. 2007. Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya
Ilmiah. Bandng: Universitas Widiyatama Bandung Press.
Soelistyo, Henry. 2011. Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika.
Yogyakarta: Kanisius.
Sugihastuti, Siti Saudah. 2018. Buku Ajar Bahasa Indonesia Akademik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyanto dan Jihad, Asep. 2011. Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah.
Yogyakarta: Multi Solusindo.
Sunardi, A. Yudhana, I. M. (2017). Perancangan Aplikasi Deteksi Plagiarisme
Karya Ilmiah Menggunakan Algoritma Winnowing. PROSIDING
SNSebatik 2017 (Seminar Nasional Serba Informatika 2017), 1(1),
27–32.
Suganda, T. (2006). Perihal Plagiarisme dalam Artikel Ilmiah. Agrikultura,
17 (3), 161–164.
Suladi. 2014. Paragraf. Jakarta. Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud.
Sakri, Adjat. 1992. Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit
ITB.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Jakarta: Angkasa.
Tim Pengembang Pedoaman bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan
pembinaan bahasa Kemenddikbud.
TIM Sosialisasi ANJANI RISTEKDIKTI. 2019. ANJANI (Anjungan
Integritas Akademik Indonesia) Kolaborasi Nasional
Meningkatkan Integritas Akademik. https://s.id/anjani-IA-2019.
(diaskses September 2021).

Implementasi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah 217


Umar, zhar. 2017. Sumber Belajar Penunjang Plpg 2017 Mata Pelajaran/Paket
Keahlian Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan.
Undang-Undang Hak Cipta, yaitu UU No. 19 Tahun 2002 Hak Cipta
Tentang Perangkat Lunak.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 25 ayat 2 dan pasal 70 tentang plagiasi.
Widjono. 2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.
Winkler, Anthony C. dan Jo Ray McCuen. 1981. Rhetoric Made Plain. New
York: Harcourt Barce
Widyamartaya, A. 1990. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius.
Widyamartaya, A. 1991. Kreatif Mengarang. Yogyakarta: Kanisius.

218 BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH


BIOGRAFI PENULIS

Muh. Jaelani Al-Pansori, M.Pd., lahir di Penyenggir


7 Maret 1988. Lulus Sarjana Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia pada tahun 2011 di STKIP
Hamzanwadi Selong/Univ. Hamzanwadi. Lulus
Magister Pendidikan Bahasa Indonesia tahun 2013
di Universitas Sebelas Maret. Saat ini penulis sedang
menempuh studi Doktor penerima Beasiswa
Unggulan Dosen Indonesia (BUDI) LPDP di
alfanazki@gmail,com Universitas Sebelas Maret. Penulis merupakan

pengajar di Universitas Hamzanwadi. Selain mengajar, penulis aktif dalam


berbagai Asosiasi Akademik dan Non Akademik, yakni Ketua Asosiasi
Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI) Perwakilan NTB, Editor
Jurnal SeBaSa Universitas Hamzanwadi, Reviewer JAMAIKA: Jurnal Abdi
Masyarakat Universitas Pamulang, Jurnal Pengabdian Pengurus Masyarakat
Linguistik Indonesia (MLI) Cabang Universitas Hamzanwadi, Pengurus
Lembaga Al-Fikru Global Institut, Penerbit dan Percetakan AGI Lombok.
Selain itu, aktif dalam berbagai kegiatan seminar dan publikasi ilmiah.

Herman Wijaya, M.Pd. Lahir di Pancor Kopong


(Lombok Timur, NTB). Aktif sebagai dosen
Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia, universitas Hamzanwadi Selong
Lombok Timur. Gelar Serjana Pendidikan
diperoleh pada Program Pendidikan Bahasa Dan
Sastra (PBSI) STKIP Hamzanwadi Selong pada
tahun 2011. Pada tahun yang sama melanjutkan

Implementasi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah 219


Studi S2 di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS)
Surakarta dan meraih gelar Serjana Magister tahun 2013. Penulis juga Aktif
dalam Asosiasi Dosen Bahasa & Sastra Indonesia (ADOBSI), sebagai
penguru Lembaga Global Alfikru Institut. Adapun buku yang pernah
diitulis 1) “Kosep Dasar Sastra: Teori dan Aplikasi, 2). Sosiokultural
Masyarakat Sasak dalam Persspektif Sastra, 2) Media Pembelajaran Bahasa:
Kreasi Permainan Sasak sebagai Media Inovatif, 3) Belajar dan Pembelajaran.
Selain menulis buku, penulis juga aktif menulis artikel ilmiah tingkat
nasional dan internasional.

Moh. Irfan, M.Pd. Lahir di Lendang Bedurik Selong,


31 Desember 1967. Aktif sebagai Dosen Program
Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia,
Universitas Hamzanwadi Selong Lombok Timur.
Gelar Serjana Pendidikan di Universitas Mataram
tahun 1999, gelar Magister di peroleh di Universitas
Ganesha bidang Pendidikan Bahasa Tahun 2006.
Penulis juga Aktif dalam Asosiasi Dosen Bahasa &
Sastra Indonesia (ADOBSI), Masyarakat Linguistik
Indonesia (MLI), dan Direktur Lembaga Global Alfikru Institut. Adapun
buku yang pernah diitulis 1) Kritik Sastra, 2) Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di SD/MI, 3) Sastra Anak. Selain menulis buku, penulis juga
aktif menulis artikel ilmiah tingkat nasional dan internasional serta sebagai
narasumber dalam pelatihan pembelajaran Bahasa dan Sastra.

220 BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH

Anda mungkin juga menyukai