Diskusi Pertemuan 3-4 - Fauzan Bin Eylidarson
Diskusi Pertemuan 3-4 - Fauzan Bin Eylidarson
Oleh kelompok 6 :
1. Apa pengertian dari beberapa istilah dalam fisika kuantum berikut serta tuliskan
symbol atau bentuk persamaannya :
a. Fungsi keadaan
Dalam fisika kuantum, Keadaan kuantum adalah kondisi di mana sistem
fisik ada, biasanya dijelaskan dengan fungsi gelombang atau sekumpulan bilangan
kuantum. Keadaan kuantum berisi informasi statistik tentang sistem kuantum.
Secara matematis ini diwakili oleh sebuah vektor – vektor keadaan. Keadaan
kuantum hanya mewakili pengetahuan atau informasi tentang beberapa aspek
realitas dan hanya ditentukan oleh vektor di ruang Hilbert.
Sebuah keadaan pada dasarnya adalah probabilitas; dengan demikian ini
tidak secara langsung menggambarkan besaran fisik seperti massa atau kepadatan
muatan. Pilihan ruang Hilbert bergantung pada tujuannya, tetapi dalam teori
informasi kuantum, paling sering adalah ℂn. Suatu keadaan dapat dicirikan oleh
penugasan nilai harapan ke kuantitas fisik. Tugas ini harus linear. Artinya, jika satu
besaran fisik merupakan kombinasi linier dari yang lain, nilai harapan yang sesuai
berada dalam hubungan yang sama. Satu set lengkap nilai ekspektasi tersebut setara
dengan spesifikasi probabilistik untuk hasil dari semua percobaan yang dapat
dilakukan pada sistem. Dua besaran fisik dikatakan kompatibel jika ada satu
besaran yang menghasilkan nilai untuk keduanya; ini terkait dengan operator yang
bolak balik, yaitu operator AA dan BB sehingga AB= BAAB = BA.
b. Probabilitas
Probabilitas klasik bersifat dapat direduksi (pengurangan). Jika kita melempar dadu
dan mengatakan bahwa keluarnya nilai tertentu dari mata dadu bersifat
probabilistik
Teori Kuantum bersifat non-determininistik. Probabilitas masuk lewat postulat
dan melibatkan pengamat. Salah satu postulat menyatakan bahwa sebuah sistem
kuantum yang berada dalam keadaan tertentu akan meloncat menuju ke salah satu
keadaan-eigen secara probabilistik dan hal ini terjadi atas aksi pengamat terhadap
sistem. Pengamat tidak bisa dipisahkan dari sistem. Pengamat tidak mungkin lagi
mendapatkan informasi tentang keadaan sistem tanpa pengamat. Keadaan sistem
tanpa pengamat tidak mempunyai arti dalam Teori Kuantum.
Probabilitas dalam Kuantum bersifat fundamental dan tidak bisa direduksi.
Perlu dicatat di sini bahwa ada beberapa interpretasi dalam Teori Kuantum.
Relativitas seperti halnya teori-teori klasik lainnya tidak mempunyai masalah
dalam interpretasi. Relativitas disebut sebagai bagian dari Fisika Modern hanya
karena munculnya adalah pada abad 20, sedangkan pada hakikatnya dia adalah
teori klasik.
c. Nilai harap
Dalam mekanika kuantum , yang nilai ekspektasi adalah probabilistik nilai
yang diharapkan dari hasil (pengukuran) dari sebuah eksperimen. Ini dapat
dianggap sebagai rata-rata dari semua hasil yang mungkin dari suatu pengukuran
sebagai tertimbang oleh kemungkinannya, dan karena itu, ini bukan nilai
pengukuran yang paling mungkin; memang nilai ekspektasi mungkin memiliki
probabilitas nol untuk terjadi (misalnya pengukuran yang hanya dapat
menghasilkan nilai integer mungkin memiliki mean non-integer). Ini adalah konsep
fundamental di semua bidang fisika kuantum.
Pertimbangkan operator A. nilai harapan kemudian ⟨ A ⟩=⟨ ψ∣A∣ψ ⟩ Dalam
notasi Dirac dengan∣ψ∣sebuah normalisasi vektor .
d. Ketidakpastian
Ketidakpastian menunjukkan seberapa dekat hasil pengukuran mendekati nilai
sebenarnya. Semakin kecil nilainya maka semakin dekat hasil pengukuran dengan
nilai sebenarnya. Salah satu asas yang dihasilkan fisika kuantum adalah Asas
Ketakpastian Heisenberg. Asas ini menyatakan bahwa pengukuran serempak
terhadap posisi dan momentum linear tidak mungkin dapat dilakukan dengan
ketelitian mutlak. Ketelitian terbaik yang mungkin dicapai adalah Δ x Δ p=ћ/
2 dengan Δ x dan Δ p berurutan menyatakan ketakpastian posisi dan ketakpastian
momentum linear. Asas ketakpastian ini biasanya dinyatakan dengan ungkapan
Δ x Δ p≥ћ/ 2.
e. Operator
Operator pada dasarnya merupakan perangkat matematika yang digunakan untuk
memanipulasi bilangan dan atau fungsi. Jadi penjumlah (+), pengurang (-), dan
penderivatif (d/dx) merupakan beberapa contoh operator.
ℂontoh operator :
1)
Operator identitas ( Ι^ )
2)
Operator nol ( Ο^ )
Y^ Ψ ( r ,t )= yΨ (r ,t )
^Z Ψ (r , t )= zΨ (r , t )
2. Operator momentum
^p =−iħ h d
d
=
x
dx i dx
d hd
^p =−iħ =
y
dy i dy
d hd
^p =−iħ =
z
dz i dz
3. Operator energy
^ −ħ2 2
H= ∇ +V
2m
c. Untuk fungsi Ψ (x,t) = e-i(kx-ωt) , tentukanlah posisi, momentum serta
energi dengan mengerjakan operator pada soal (b) pada fungsi tersebut.
Ψ (x,t) = A cos kx e-iωt
Ψ (x,t) = A e-(ikx-ωt)
Ψ (x,t) = e-i(kx-ωt)
2π h
k= p= λ
λ
k = 2 πp
h
p
= h/ 2 π
p
=
ћ
ω = 2πν E = hν
2 πE
ω= h
E
= h
p x - E t)
Ψ (x,t) = e-i (
ћ h
Â Ψ (x,t) = a Ψ (x,t)
 = operator eigen
= nilai eigen
^P e-i ( p x - E t) = p e-i (
p x - E t)
ћ h ћ h
ћ d -i ( p x - E t) p x - E t)
e = p e-i (
i dx ћ h ћ h
ћ p -i ( p x - E t ) p x - E t)
e = p e-i (
i ћ ћ h ћ h
^P= - ћx i d
i i dx
^P = -iћ
^P x = -iћ P^ y= -I dћ d
d d d
d P^ z= -I ћ d
x d y z
x
p E p x - E t)
e-i ( x - t) = E e-i (
ћ h ћ h
ћ d -i ( p x - E t)
e =E
i dt ћ h
d
^dE= ћ = ^E= -iћ
i dt dt
OPERATOR POSISI ( ^X )
X n ≡x
4. Berdasarkan operator posisi dan operator momentum tentukanlah bentuk
a. Operator energi kinetik
Operator Momentum
Tinjau fungsi gelombang bagi partikel beban dengan V(x) = 0;
φ ( x ,t )= A e i(kx−ωt )
∂φ
= i k A e i (kx−ωt )
∂x
∂φ
= i k φ................................(1) , k = Bilangan gelombang
∂x
Note :
h 2π
P= k= λ
λ
hk
h
P= 2π = = ħk , ħ=Tetapan Planck tereduksi
k 2π
p
k=
ħ
T = −ħ ∂ x2 )
2m (
−ħ2
T = 2
2m ∂
∂ x2
b. Operator energi potensial pegas
V^ =V^ (⃗P)
^P = - iħ V´
Energi potensial yang diturunkan dari hukum hooke untuk pegas tersebut adalah
V (x) = - ∫ F dx
1 2
V (x) = k X
2 f
1
V (x) = m w 2 X 2
2 o
Energi total kita hanya tinggal menambahkan operator energi kinetik dengan
operator energi potensial ( Helmitian) yaitu dengan :
H = T^ + V (x)
−ħ2 ∂2 1 2 2
2 + 2 m wo X
= ∂x
2m
[ ^L X , ^L y
]=iħ ^L [
z
^L ^L
y , z
]=iħ ^L [
x
^L L^
z ,
^
x ]=iħ L y
Operator ^Lz
Nilai eigen dan fungsi eigen operator L^ z dapat ditetapkan seperti berikut. Misalnya
¿ exp ( i Lz φ exp L
ħ) (i 2 π
z ħ)
φ π
Jadi, exp ( i L π
)=cos i 2 L i2L )=1 , artinya:
z ( )+ i (
ħ
sin z z
π ħ ħ
2 L =0 ,± 2 π , ± 4 π ,…
zħ
⌊ ^A , B^ ⌋= ^A ^B−B^ ^A
Dari defenisi di atas maka dapat diturunkan identitas-identitas berikut:
⌊ ^A , B^ ⌋=−⌊ ^B , ^A ⌋
⌊ ^A , B^ C^ ⌋=⌊ ^A , B^ ⌋ C^ + B^ ⌊ A^,C^ ⌋
⌊ ^A B^, C^ ⌋=⌊ ^A , C^ ⌋ B^ + ^A ⌊ B^,C^ ⌋
⌊ ^A , ⌊ ^B ,C^ ⌋ ⌋ + ⌊ B^, ⌊ C^ , ^A ⌋ ⌋+ ⌊ C^ , ⌊ ^A , ^B ⌋ ⌋ =0
Apabila ⌊ ^A , B^ ⌋=0 maka dikatakan bahwa ^A dan B^ bersifat komut. Nilai
observabelnya dapat diukur secara serentak dan pasti serta mempunyai
swafungsi simultan (klasik). Sedangkan apabila ⌊ ^A , B^ ⌋ ≠ 0 dikatakan ^A
dan ^B tidak komut, dan pengukuran observabelnya tidak bisa dilakukan secara
serentak dan pasti
2) Komutasi
Hubungan komutasi adalah kuantisasi dari selisih akibat pembalikan urutan
operasi dari dua buah operator kuantum.
2) [ ^A , ^A ]=0
[ ^A , ^A ]= AA −AA
[ ^A , ^A ]=0
[ ^A , ^A ]=0 (terbukti)
5) [ ^A , B^ C^ ]=[ ^A , B^
]C^ + B^ [ ^A , C^ ] [ ^A ,
B^ C^ ]= ABC−BCA
¿ ABC−BCA+ BAC −BAC
¿ ABC−BAC +BAC −BCA
¿ ( AB−BA )C + B ( AC −CA )
¿ [ ^A , B^ ]C^ + B^ [ ^A , C^ ]
[ ^A , B^ C^ ]=[ ^A , B^ ]C^ + B^ [ ^A , C^ ](terbukti )
6) [ ^A B^,C^ ]=[ ^A , C^ ] B^
+ ^A [B^, C^ ] [ ^A B^,C^
]= ABC−CAB
¿ ABC−CAB+ ACB− ACB
¿ ACB−CAB+ ABC− ACB
¿ ( AC−CA ) B+ A( BC −CB)
¿ [ ^A , C^ ] B^ + ^A [B^, C^ ]
[ ^A B^,C^ ]=[ ^A , C^ ]B^ + ^A [B^, C^ ]( terbukti)
[ ^z , ^p Z ]=( z^ , ^p Z −^pZ ^z ) φ
∂ ∂
¿ Z (−i h ) − −i h z φ
{ ( ) }
∂ ∂
z z
∂φ ∂
¿−ih Z ( )− ( zφ )
{ ∂z ∂z }
∂φ ∂φ
z
¿−ih
∂ ( )+ ih z
∂z
¿−ih ∂φ
z +i ∂∂φ z
h φ+ z ( z φ )
( ∂z ) ( ∂z ∂z )
∂ ∂φ
¿−ih
z ∂φ ∂z ( φ ) + x
+i h φ+i
h
( ∂z ) (∂ ∂z )
z
∂z
∂ ∂φ
( )
∂
φ z φ+i h z
¿−ih z ∂ +i h ∂z
z ∂
z
∂z
(
φ=i h φ
¿−ih )
z ∂
^p x ] [ ^y , ^p x ] φ=[ ^y ,
^p x ] φ
¿ ( ^y , ^p x − p^x y^ )
φ y φ
}
∂
¿ y (−i h)
∂
{
∂ (
− −ih
∂x )
x
∂φ ∂
¿−ih y ( )− ( yφ )
{ ∂x ∂x }
∂φ ∂
¿−ih y− +i h ( y φ)
∂x ∂x
∂φ ∂y ∂φ
¿−ih y +i h φ+ih y
∂x ∂x ∂x
¿−ih ∂
( )
( ∂yx ) φ=ih 0 φ=0
Lx = y pz – z py
Ly = z px– x pz
Lz = x py – y px
= [(y pz – z py) (z px – x pz) - (z px – x pz) (y pz – z py)]
= [(y pz z px - y pz x pz - z py z px + z py x pz) – (z px x pz - z px z py –
x pz y pz - x pz z py)]
= [y pz z px - x pz z py]
dz dz
= [y (-iħ) p - x(-iħ) p]
x y
dz dz
= (-iħ) (y px - x py)
= iħ (x py – y px)
= iħ Lz
dengan hal serupa berlaku untuk komponen lain. Menggunakan cara yang sama,
dapat ditemukan
LxLy–LyLx = iħLz,
LyLz–LzLy = iħLx,
LzLx–LxLz = iħLy
6. Tinjau partikel yang berada dalam kotak potensial pejal tak hingga
satu dimensi yang panjangnya L
a. Tentukan persamaan umum ψ (x,t), untuk n = 1 dan n = 2
Solusi :
Diketahui suatu pertikel dengan suatu potensial V dalam sumur potensial tak
hingga (kotak satu dimensi), yang memenuhi persamaan Schrodinger dengan
fungsi gelombang ψ (x,t), maka persamaan fungsi gelombangnya adalah :
H´ =T´ +V´
H´ ψ ( x ,t )=T´ ψ ( x ,t ) +V´ ψ ( x ,t )
dψ ( x , t ) p2
ιħ = ψ ( x ,t ) +Vψ ( x , t )
dt 2m
2
Iħd
dψ ( x , ( t ) ) ψ ( x ,t ) +Vψ ( x , t )
ιħ
dx =
dt 2m
dψ ( x , t ) 2 d 2 ψ ( x ,t )
ιħ =−ħ
dt 2 +Vψ ( x , t )
2 mdx
d ( X ,T ) d2( X , T )
2
ιħ =−ħ
dt 2 +Vψ ( x , t )
2 m dx
d (T ) 2 d2( X )
ιħX =−ħ T
dt 2 +Vψ ( x , t )
2 m dx
d (T )
ιħ
=−ħ T
2 d (X)
2
dt +V
2mX dx2
d (T )
ιħ
=−ħ T
2 d (X)
2
dt
+V = E
2mX dx2
d (T )
iħ T dt =E
d (T )
=−iET / ħ
dt
iE
( D + )T =0
ħ
𝑇 = 𝜓 (𝑡) = 𝑒𝑥𝑝
2 d2( X )
−ħ 2 +V =E
2mX dx
2 d2( X )
−ħ =E
2mX dx 2
d2( X )
= −2 mE
dx2 2 X
ħ
d2( X )
+ 2 mE
dx2 2 X=0
ħ
(
2 2
D
mE + 2 X =0
ħ
)
√
2mE
D 1, D 2=±i
2
ħ
) √ )
2 mE 2mE
2 x + Bexp −i 2 x
ψ (x )=Aexp i ħ ħ
( √
2 mE 2 mE
ψ ( x)=A cos ħ x + Bsin ħ x
2 2
√ √
Pemasukkan syarat batas
Syarat pertama adalah : Tidak ada partikel saat batas x=0, karena tidak ada
partikel yang dapat menembus dinding
2 mE 2 mE
ψ (x =0)=0= A cos x+ B sin x
√ 2 √ 2
ħ ħ
0=A +0
Dari rumusan ini akan didapatkan bahwa nilai A akan = 0, agar penyelesaiannya
memenuhi syarat batas.
Syarat kedua adalah: Tidak ada partikel saat batas x=L, karena tidak ada partikel
yang dapat menembus dinding
2 mE 2 mE
ψ (x =L)=0=A cos x +B sin x
√ 2 √ 2
ħ ħ
√
2 mE
0=0+ B sin L
2
ħ
Dari rumusan diatas, maka diharuskan nilai dari sinus adalah suatu nilai yang
harus bernilai nol
√ 2 mE
2
L=nπ ; n=1,2,3
ħ
2 2
nE= π
2 2m
ħ2
L
2 mE 2 mE 2 mE
ψ (x )=A cos x +B sin x=B sin x
√ 2 √ 2 √
ħ ħ 2
ħ
𝜓(x) = B sin
√
2 2
nħ2 π
2m
2 m L2 x
ħ
√
2 2
𝜓(x) = B sin nħ2 π x = B sin kx
2m
2 m L2
ħ
dalam keadaan dasar (ground state), dan jika n > m dikatakan dalam keadaan
tereksitasi tingkat m.
Untuk mencari nilai B, maka dilakukan normalisasi, yaitu dengan cara
⟨ψ 𝗏ψ ⟩=1
⟨ x^ ⟩= ⟨ ψ ∣^x∣ψ ⟩ =∫ d3 r ψ (r )+ x^ ψ (r ); x^ =1
⟨ ψ∣ψ ⟩=B2∫ dx ¿ ¿
L
B2∫ dx ¿¿
0
L
∫ dx ¿¿
0
cos2x + sin2x = 1
Maka
sin2 x=¿¿
L
∫ ¿¿¿
0
L
L
1 1
∫ dx −∫ cos 2 kx dx= 2
0 0 2 B
L
L 2 nπx 1
−∫cos dx= 2
0 2 L B
L 1
2 −0=
2 B
2
B= L √
Oleh karena itu, fungsi gelombang partikel yang dinormalisasi
2 nπ x
ψ (x , t )= sin ; n=1,2,3 , …
√ L L
Untuk n = 1
2 nπx
ψ (x , t )= sin ; n=1
√L L
ψ (x , t )=
2 (1) πx
sin ; n=1
√L L
2 πx L L
ψ (x , t )= sin ; n=1
√
Untuk n = 2
L L
2 nπx
ψ (x , t )= sin ; n=2
√
2 2 πx
ψ (x , t )= sin ; n=2
√L L
Gambar fungsi gelombang dan kerapatan probabilitas partikel tak terbatas pada
kotak dengan dinding kaku
Ψ ( x )=¿
L=lebar sumur
Persamaannya adalah
∞
⟨ x ⟩= ∫ Ψ ¿ x Ψ dx
−∞
∞ L ∞
⟨ x ⟩= ∫ Ψ x Ψ dx+∫ Ψ x Ψ dx +∫ Ψ ¿ x Ψ dx
¿ ¿
−∞ 0 L
L
⟨ x ⟩=0+∫ ( √2 / L sin ( nπx / L)) x ( √ 2/ Lsin (nπx / L)) dx +0
0
2 L
⟨ x ⟩=
∫ xsi n2(nπx / L) dx
L0
2 L2 L
⟨ x ⟩= x
L =
4 2
Dan
∞
⟨ x ⟩= ∫ Ψ ¿ x 2 Ψ dx
2
−∞
2 ∞
⟨ x 2 ⟩=
∫ x2sin2( nπx / L) dx
L −∞
1 1
⟨ x 2 ⟩=L2−
( 3 2 n2 )
π2
Sehingga diperoleh
∆ x= √ ⟨ x 2 ⟩−⟨ x ⟩
1 1
∆ x=L −
√ 12
2 n2
π2
Ketidakpastian momentum yaitu
⟨ p ⟩= ∞ Ψ ¿
−iħ Ψ dx
d ∫ ( )
−∞
dx
L
−iħnπ 2 2 nπx
⟨ p ⟩= ∫ sin ( dx
L L 0 L )
⟨ p ⟩=0
Dan
∞ 2
⟨ p ⟩ =∫ Ψ ¿
2 d Ψ
( d x2 ) dx
−ħ2
⟨ p2 ⟩ = L
ħ2n2 π2 2 ∫sin2(nππ / L) dx
2 L
L 0
⟨ p2 ⟩ = 2 2 2
ħ n π
2
L
2
∆ p=√ ⟨ p2 ⟩−⟨ p ⟩
nπħ
∆ p= L
Maka ∆ x ∆ p adalah
∆ x ∆ p= L 1 1
( −
) nπħ
2n π L )
( 2 2
√ 12
1 1
∆ x ∆ p=nπħ −
12 √ 2 n2 π 2
2 2 1
n π
∆x∆ −
√ 12
p=ħ
2
Untuk n=1
n2 π 2 1
∆x∆ √ 12 −
p=ħ
2
∆x∆ −
p=ħ 1 12
2
π2 21
√
√
∆ x ∆ π2 1
−
p=ħ 12 2
ħ=6,634 ×10−34 J . s
π=3,14 ; π2=9,85
Maka,
9,85 1
∆ x ∆ p=6,634 ×10−34 −
√ 12 2
∆ x ∆ p=3,75 x 10−34
2
Ψ ( x )=f ( x )= √ L sin(nπ / L),𝖠0 ≤ x ≤ L
{ 0 ,𝖠x ≤0 atau x≥ L
Untuk menghitung nilai harap, maka:
∞
⟨ x ⟩= ∫ Ψ ¿ xΨdx
−∞
0 a ∞
¿ ∫ Ψ xΨdx +∫ Ψ xΨdx +∫Ψ ¿ xΨdx
¿ ¿
−∞ 0 a
2 nπx 2 L nπx
¿ 0+∫ sin ( )) x (√ sin ( )) dx +0
(√
0 L L L L
L
2 2 L2 L
¿ ∫ x sin (nπx / L )dx=
2
=
xL 0 4 2
L
dan
⟨ x 2 ⟩= ∞ Ψ ¿
x 2 Ψdx= ∞
( )
1 1
2 ∫ ∫ x 2 sin 2 (nπx / L) dx=L2 3 − 2 n2 π2
−∞
−∞
L
sehingga diperoleh:
2 1 1
Δx =√ ⟨ x2 ⟩ −⟨ x ⟩ =L −
√12 2n 2 π2
Untuk ketidakpastian momentum <p>, persamaannya:
⟨ p ⟩=∞∫ Ψ ¿ L
(−iħ Ψdx= −iħnπ 2 ∫sin 2
d ) ( ) dx=0
nπx
−∞ dx L L0 L
Untuk <p2> maka:
⟨ p2 ⟩ =∫∞Ψ ¿ −ħ2 L
)
(
d
2 −ħ2 n2 π 2 nπ ) dx= ħ2 n2 π2
2
d 2 2 ∫ sin ( π
− Ψdx= L2
∞
x 2 a L0
L
Sehingga didapatkanlah ketidakpastian momentum:
∆ p=√ ⟨ p2 ⟩ −⟨ p ⟩ =
2 nπħ
L
Sehingga Δx Δp adalah:
1 1 n2 π 2 1
∆x∆ √ 12 −
√ −
p=nπħ
Untuk n = 12
2 2
=ħ2, 2 n π 2
maka: n2 π 2 1
√
−
12 2
∆ x ∆ p=ħ 34 ( 2)2 (3.14)2 1
¿ (6.634 x ) √ −
10− 12
2
−33
¿ 1.1 x 10