Anda di halaman 1dari 3

PROPOSAL

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu
Mata kuliah : Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu : Boby Nurmagandi,M.Kep.,Sp.Kep.I

Oleh :
WULANDARI : B0221017

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2023/2024
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biasanya, obesitas muncul akibat gaya makan yang tidak teratur. Banyaknya pilihan
makanan instan yang dapat dinikmati kapan saja dengan cepat, telah membuat kebiasaan
makan yang mudah menjadi favorit di kalangan remaja. Ini dapat menyebabkan masalah
kelebihan berat badan atau bahkan mencapai tingkat obesitas yang paling ekstrem.
Menurut National Health and Nutrition Examination Survey pada tahun 2011-2014 di
Amerika, persentase obesitas pada usia 2-19 tahun mencapai 17%. Jika dilihat dari
kelompok umur, anak usia 2-5 tahun memiliki tingkat obesitas sebesar 8,9%, usia 6-11
tahun sebesar 17,5%, dan usia 12-19 tahun sebesar 20,5%. Di beberapa negara Asia
Tenggara, prevalensi obesitas juga cukup tinggi. Menurut United Nations Children's
Fund (UNICEF) 2012, Indonesia menempati peringkat kedua setelah Singapura dalam
jumlah remaja obesitas terbesar, yaitu 12,2%, diikuti oleh Thailand (8%), Malaysia (6%),
dan Vietnam (4,6%).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mengindikasikan peningkatan prevalensi
obesitas pada anak usia 16-18 tahun di Indonesia, dari 1,4% pada tahun 2010 menjadi
7,3% pada tahun 2013, dengan komposisi 5,7% gemuk dan 1,6% obesitas. Di Provinsi
Riau, prevalensi obesitas pada usia 16-18 tahun meningkat dari 1% pada tahun 2010
menjadi 2,4% pada tahun 2013.
Penelitian oleh Anisa M N pada siswa SMA Negeri 1 Pekanbaru tahun 2012
menunjukkan bahwa 26,2% siswa mengalami obesitas. Dari 10 siswi yang diteliti, 6 di
antaranya mengalami kegemukan, termasuk 1 siswi dengan obesitas, sedangkan 3 siswi
lainnya memiliki tubuh kurus.
Obesitas merupakan hasil dari berbagai faktor yang kompleks. Beberapa di antaranya
adalah faktor lingkungan, genetik, aspek psikologis, kesehatan, pengaruh obat-obatan,
perkembangan, serta tingkat aktivitas fisik. Faktor lingkungan, seperti gaya hidup dan
pola makan, memainkan peran penting dalam menyebabkan obesitas. Konsumsi makanan
berlebihan dapat menjadi pemicu obesitas, karena tubuh akan menyimpan kalori yang
melebihi jumlah yang dibakar. Meskipun tubuh memerlukan kalori untuk menjalankan
fungsi dan aktivitas, menjaga keseimbangan antara kalori yang masuk dan keluar sangat
penting untuk mengatur berat badan. Ketidakseimbangan energi ini bisa mengakibatkan
kelebihan berat badan dan akhirnya obesitas. Obesitas memiliki dampak serius, termasuk
risiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, dan berbagai masalah
kesehatan lainnya (Thasim, et al., 2013).
Penanganan obesitas bisa dilakukan melalui berbagai langkah yang sehat. Salah
satunya adalah dengan menjalani diet yang baik, termasuk mengurangi makanan ringan
dan mengurangi asupan karbohidrat tinggi. Penting juga untuk melakukan olahraga
secara teratur untuk membantu membakar kalori dan secara bertahap menurunkan berat
badan. Hindari makanan berlemak atau tinggi kolesterol, karena ini dapat menyebabkan
penumpukan lemak dalam tubuh. Makanan yang kaya serat memiliki kemampuan untuk
mengikat lemak, membantu membuang lemak yang tidak diperlukan oleh tubuh melalui
pencernaan, dan dapat membantu menggantikan beras putih dengan beras merah.
Menurut Bobak (2005), perilaku makan sehat adalah pola konsumsi makanan yang sesuai
dengan kebutuhan gizi individu untuk menjalani hidup sehat dan produktif. Prinsip
"empat sehat lima sempurna" mengharuskan setiap orang untuk mengonsumsi minimal
satu jenis bahan makanan dari setiap kelompok, seperti karbohidrat, protein hewani dan
nabati, sayuran, buah, dan susu. Penting juga untuk menghindari perilaku makan yang
tidak sehat, yang dapat memiliki dampak negatif pada kehidupan remaja. Konsumsi serat
tinggi dapat memberikan perasaan kenyang lebih lama, membantu mengontrol nafsu
makan, dan membantu dalam pengendalian berat badan (Thasim, et al., 2013).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan suatu masalah apakah ada hubungan pola
makan dengan kejadian obesitas ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Menganalisis hubungan antara pola makan dengan kejadian obesitas

2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi pola makan pada anak
b. Untuk mengidentifikasi kejadian obesitas pada anak
c. Menganalisis hubungan pola makan dengan kejadian obesitas pada anak.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan uraian mengenai pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja,
agar remaja dapat menjalankan tugas-tugas perkembangan tersebut dengan baik dan
siap menghadapi masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
Memberikan saran mengenai cara memberikan informasi kesehatan kepada siswi,
terutama berkaitan dengan pola makan yang berpengaruh pada risiko obesitas.

Anda mungkin juga menyukai