Anda di halaman 1dari 4

BOTANI TUMBUHAN TINGGI

YOLANDA TAUS (33220066)

MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERITAS TIMOR

Soal

1.Menjelaskan sejarah perkembangan klasifikasi Magnoliophyta

2.Menjelaskan perbedaan antara magnoliopsida lilopsida

3.Menjelaskan perbedaan antara klasifikasi system bessey dan angler

Jawab

1. Klasifikasi Magnoliophyta, yang juga dikenal sebagai angiospermae atau tumbuhan berbunga, adalah
salah satu kelompok tumbuhan yang paling beragam dan dominan di planet ini. Perkembangan klasifikasi
Magnoliophyta melibatkan kontribusi berbagai ilmuwan dan perubahan dalam pemahaman ilmiah selama
berabad-abad. Berikut adalah ikhtisar singkat tentang sejarah perkembangan klasifikasi Magnoliophyta:

1.Era Klasik (Aristoteles hingga Theophrastus):

Pada zaman klasik Yunani kuno, Aristoteles dan muridnya Theophrastus telah mencatat beberapa
karakteristik tumbuhan berbunga, tetapi tidak ada klasifikasi ilmiah yang sistematis pada saat itu.

2.Era Renaisans (Abad Pertengahan hingga Awal Abad Modern):

Selama Abad Pertengahan dan awal Abad Modern, beberapa ilmuwan seperti Andrea Cesalpino mulai
mengembangkan klasifikasi tumbuhan berdasarkan karakteristik morfologi. Namun, konsep spesies dan
klasifikasi belum terstandarisasi.

3. Era Linnaeus (Abad ke-18):

Carolus Linnaeus, seorang ahli botani asal Swedia, memainkan peran penting dalam pengembangan
klasifikasi tumbuhan. Ia memperkenalkan sistem binomial nomenclature yang masih digunakan hingga
hari ini, di mana setiap spesies diberi nama dengan dua kata: genus dan spesifiknya. Ini membantu dalam
mengidentifikasi dan mengklasifikasikan tumbuhan secara lebih terstruktur. Linnaeus juga
mengelompokkan tumbuhan berbunga ke dalam dua kelas utama: Monocotyledonae (tumbuhan
berkeping satu) dan Dicotyledonae (tumbuhan berkeping dua).

4.Abad ke-19:
Pada abad ke-19, penemuan dan pemahaman lebih lanjut tentang karakteristik tumbuhan berbunga
memungkinkan pengembangan klasifikasi yang lebih rinci. Sistem klasifikasi berdasarkan struktur bunga
dan biji menjadi lebih umum.

5.Abad ke-20:

Seiring dengan kemajuan dalam pemahaman genetika dan analisis molekuler, ilmuwan mulai
menggunakan data genetik untuk mengklasifikasikan tumbuhan berbunga. Ini membantu dalam
mengungkap hubungan evolusi antara berbagai kelompok tumbuhan.

6.Abad ke-21:

Perkembangan teknologi DNA baru seperti teknik sekuensing DNA dan analisis filogenetik semakin
memungkinkan penentuan hubungan evolusi yang lebih tepat antara kelompok tumbuhan. Ini telah
menghasilkan perubahan dalam klasifikasi Magnoliophyta berdasarkan bukti molekuler.

2. Magnoliopsida dan Liliopsida adalah dua kelas dalam klasifikasi ilmiah tumbuhan berbunga
(Magnoliophyta atau Angiospermae). Perbedaan antara kelas-kelas ini terutama berdasarkan karakteristik
morfologi dan struktural. Berikut adalah perbedaan utama antara Magnoliopsida (dicotyledons) dan
Liliopsida (monocotyledons):

1.Keberadaan Cotyledon (Daun Kejadian Pertama):

-Magnoliopsida (Dicotyledons): Tumbuhan dalam kelas Magnoliopsida memiliki dua cotyledon atau
daun kejadian pertama dalam embrio. Cotyledon-cotyledon ini biasanya berbentuk berbeda dan dapat
mengakumulasi makanan untuk embrio.

-Liliopsida (Monocotyledons): Tumbuhan dalam kelas Liliopsida hanya memiliki satu cotyledon dalam
embrio. Cotyledon ini biasanya berbentuk serupa dan tidak mengakumulasi makanan.

2.Jumlah Benang Sari dan Pelat Daun:

-Tumbuhan dicotyledon memiliki kelipatan empat atau lima benang sari, dan daun mereka biasanya
memiliki vena berbentuk retikuler atau jaringan yang rumit.

-Liliopsida: Tumbuhan monocotyledon memiliki benang sari dalam kelipatan tiga atau banyak, dan
daun mereka memiliki vena paralel atau jaringan yang sederhana.

3.Struktur Akar:

-Magnoliopsida: Tumbuhan dicotyledon sering memiliki akar bercabang yang berkembang dengan

-Liliopsida: Tumbuhan monocotyledon memiliki akar serabut yang tidak bercabang. Mereka memiliki
sistem akar yang lebih sederhana.

4.Penyebaran Pembuluh Angkut:

-Magnoliopsida: Pembuluh angkut (pembuluh xylem dan floem) dalam batang tumbuhan dicotyledon
biasanya tersusun dalam lingkaran atau berbentuk melingkar.
-Liliopsida: Pembuluh angkut dalam batang tumbuhan monocotyledon biasanya tersebar secara acak
dalam jaringan batang.

5.Bunga:

-Magnoliopsida: Bunga dicotyledon sering memiliki kelipatan kelima (misalnya, lima kelopak, lima
mahkota) atau kelipatan empat. Bagian-bagian bunga mereka sering tersusun dalam siklus berbentuk
spiraling (verticil berbentuk spiral).

-Liliopsida: Bunga monocotyledon sering memiliki kelipatan tiga (misalnya, tiga kelopak, tiga mahkota)
atau kelipatan enam. Bagian-bagian bunga mereka tersusun dalam siklus berbentuk lingkaran (verticil
berbentuk lingkaran).

3. Klasifikasi sistem Bessey dan sistem Engler adalah dua sistem klasifikasi tumbuhan yang berbeda yang
telah digunakan dalam sejarah botani. Masing-masing sistem ini memiliki pendekatan dan karakteristik
klasifikasi yang berbeda. Berikut adalah perbedaan utama antara kedua sistem tersebut:

Sistem Bessey:

1.Pendekatan Morfologi: Sistem Bessey didasarkan pada karakteristik morfologi eksternal tumbuhan. Ini
berarti bahwa klasifikasi didasarkan pada penampilan umum tumbuhan, seperti bentuk daun, struktur
bunga, dan sifat fisik lainnya.

2.Klasifikasi Utama: Sistem Bessey mengklasifikasikan tumbuhan berbunga menjadi dua kelas utama:

 Gymnospermae: Tumbuhan berbiji terbuka, yang berarti biji-bijinya tidak terlindungi oleh
buah.
 Angiospermae: Tumbuhan berbunga yang biji-bijinya terlindungi oleh buah.

3.Klasifikasi Tambahan: Dalam sistem Bessey, Angiospermae dibagi menjadi beberapa subkelas, seperti
Monocotyledonae (tumbuhan berkeping satu) dan Dicotyledonae (tumbuhan berkeping dua), berdasarkan
jumlah kotiledon dalam embrio dan karakteristik lainnya.

4.Dasar Morfologis: Sistem Bessey lebih mengandalkan karakteristik morfologi makroskopis dan tidak
mempertimbangkan faktor molekuler atau evolusi dalam klasifikasinya.

Sistem Engler:

1.Pendekatan Filogenetik: Sistem Engler, yang juga dikenal sebagai "Sistem Filogenetik," berusaha untuk
mengklasifikasikan tumbuhan berdasarkan hubungan evolusi mereka. Ini berarti bahwa klasifikasi
didasarkan pada sejarah evolusi dan hubungan kekerabatan antara kelompok tumbuhan.

2.Klasifikasi Lebih Rinci: Sistem Engler membagi tumbuhan berbunga menjadi beberapa ordo, famili,
genus, dan spesies berdasarkan bukti filogenetik. Ini mencoba mencerminkan sejarah evolusi yang lebih
baik daripada hanya berdasarkan karakteristik morfologi.

3.Inklusi Faktor Molekuler: Sistem Engler mempertimbangkan bukti molekuler seperti sekuensi DNA
dan data genetika lainnya untuk mengidentifikasi hubungan kekerabatan antara tumbuhan.
4.Perubahan yang Lebih Dinamis: Klasifikasi dalam sistem Engler dapat berubah seiring dengan
penemuan baru dalam penelitian genetika dan evolusi. Ini memungkinkan sistem ini untuk lebih dinamis
dan dapat diubah seiring berjalannya waktu.

Anda mungkin juga menyukai