Anda di halaman 1dari 12

PT.

DWIPAPURI ABADI
Jl. Raya Rancaekek Km 24.5, Sumedang - Jawa Barat
Jl. Raya Kertajati Km 5, Pakubeureum, Kertajati, Majalengka - Jawa Barat
Telp : +6222 7796090 | Fax : +6222 7780011
Email : info@dwipapuri-abadi.com | www.dwipapuri-abadi.com
marketing@kiem.co.id | www.kiem.co.id

STANDAR 0PERASIONAL PROSEDUR


Nomor : R/SOP/ /V/2023

tentang

PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN


DI KAWASAN INDUSTRI PT DWIPAPURI ABADI

I. PENDAHULUAN

1. Umum.

a. PT Dwipapuri Abadi merupakan kawasan industri yang terletak di jalan raya


bandung garut km 24,5 Rancaekek kab Bandung Jawa barat

b. Manajemen resiko dalam sebuah kawasan indutrialisasi adalah suatu ketidak


pastian mengingat banyaknya perusahaan yang ada diarea kawasan tersebut
sehingga perlu adanya suatu langkah antisipasi yang dapat mengancam adanya hal
hal yang tidak kita inginkan.Adapun ancaman yang mungkin timbul tidak hanya
ancaman dari pihak luar, akan tetapi dapat juga timbul dari bentuk bahaya bencana
alam, kecerobohan dan kelalaian manusia yang mengakibatkan terjadinya musibah.

c. Untuk itu guna mencegah terjadinya bencana khususnya bahaya kebakaran


atau suatu musibah yang tidak diduga sebelumnya dan datang tiba-tiba, oleh karena
itu perlu adanya standar operasional prosedur dalam menyiapkan segala
sesuatunya agar dapat mengantisipasi apabila terjadi kebakaran. Untuk
mengantisipasi dan menjaga timbulnya bahaya kebakaran sehingga tidak terjadi
kecelakaan fatal berupa korban manusia dan harta benda di kawasan industri PT
Dwipapuri abadi

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Untuk mengatur serta memberikan petunjuk tentang cara


penanggulangan bahaya kebakaran dilingkungan kawasan industri PT Dwipapuri
Abadi
.
b. Tujuan. Sebagai pedoman agar setiap karyawan dan karyawati mengerti
dan dapat menanggulangi bahaya kebakaran dengan bertindak cepat dan tepat.
2
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Meliputi pengorganisasian tugas tanggung jawab
dan kegiatan yang harus dilaksanakan serta Komando pengendalian di susun dengan tata
urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.
b. Struktur Organisasi dan Tanggung jawab.
c. Pelaksanaan.
d. Komando dan Pengendalian.
e. Penutup.

4. Dasar.

a. Undang Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia
b. Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
c. Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
d. Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2020
tentang Pengamanan Swakarsa.
e. Peerimbangan kebijakan pimpinan perusahaan PT. Dwipapuri Abadi.

II. STRUKTUR ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB

5. Struktur Organisasi. Di dalam Organisasi penanggulangan bahaya kebakaran


PT Dwipapuri Abadi terdiri dari 4 (empat) kelompok yaitu :

a. Kelompok Komando.

1) Dirut.
2) Dirut.
3) Para Manajer.

b. Kelompok Pengamanan.

1) Chift security .
2) Anggota.satpam organik

c. Kelompok Pemadam Kebakaran.

1) Dinas pemadam kebakaran


2) Pemadam PT/perusahaan hasil koordinasi

d. Kelompok Penyingkir.
3
1) Supervisor (Dantim)
2) Staf PT DPA
3) Anggota satpam KCA
4) anggota kebersihan
5) Para supir DPA
6) Tim teknis DPA
7) Tenant tenant terdekat

f. Kelompok pengatur lalulintas.


1) Danru Satpam KCA.
2) Anggota.

6. Tanggung jawab.

a. Kelompok satuan pemadam kebakaran.

1) Dalam pelaksanaannya dijabat oleh Manajer Umum bertanggung


jawab atas pelaksanaan tugas kepada Direktur.

2) Selalu memperhatikan tindakan-tindakan preventif guna mencegah


timbulnya kebakaran.

3) Menyelenggarakan penataran dan latihan bagi anggota guna mencapai


kemampuan optimal dalam penanggulangan bahaya kebakaran.

4) Memelihara alat-alat perlengkapan penanggulangan bahaya kebakaran


untuk tetap dalam kondisi siap pakai.

5) Mengkoordinir, mengerahkan dan mengendalikan kelompok


penanggulangan pemadam kebakaran dilingkungan kawasan PT Dwipauri
Abadi untuk dapat melaksanakan tugas secara maksimal.

6) Bila perkembangan bahaya kebakaran tidak mungkin dapat diatasi


oleh anggota kita sendiri segera minta bantuan kepada dinas pemadam
kebakaran setempat.

b. Komandan tim penanggulangan pemadam kebakaran.

1) Dijabat oleh chift security PT DPA yang ditunjuk dengan bertanggung


jawab atas pelaksanaan tugas pokok kepada satuan pemadam kebakaran
kepada komandan kelompok satuan pemadam kebakaran.

2) Selalu memperhatikan tindakan-tindakan preventif guna mencegah


timbulnya bahaya kebakaran.

3) Menyelenggarakan penataran dan pelatihan bagi anggota guna


mencapai kemampuan yang maksimal dalam penanggulangan bahaya
kebakaran.

4) Memelihara alat-alat perlengkapan penanggulangan bahaya kebakaran


untuk tetap dalam kondisi siap pakai.
4
5) Mengkoordinir, mengerahkan dan mengadakan kelompok-kelompok
untuk melaksanakan tugas secara maksimal.

c. Tugas komandan kelompok pemadam kebakaran. Setiap ada tanda-tanda


bahaya kebakaran komandan kelompok segera memerintahkan anggota tim
pemadam kebakaran kemudian segera berkumpul dan menempati posisi masing-
masing sesuai dengan komposisi tugas yang telah ditentukan.

1) Pengaturan komposisi tugas pokok pemadam kebakaran sebagai


berikut :

a) Unit penyemprot pemadam kebakaran.


b) Unit meruntuhkan bangunan dengan alat pengait/jangkar.
c) Unit memadamkan api dengan karung pakai tangkai/galah.
d) Unit menyiram air/pasir.

2) Melokalisir api guna mencegah jangan sampai menjalar dengan


menggunakan alat pengait/jangkar dan alat perlengkapan lain yang tersedia.

3) Bila api bersumber dari aliran listrik dengan cara mematikan/


memutuskan aliran listrik.

4) Terhadap api yang berasal dari minyak/bensin, menggunakan pasir,


batang pisang dan daun-daun basah.

5) Cara lain yang lebih mudah adalah penggunaan tabung pemadam


kebakaran.

6) Dalam pelaksanaannya bertanggung jawab kepada Dan tim


penaggulangan pemadam kebakaran.

d. Dan Pok Penyingkir.

1) Menyelamatkan korban kebakaran antara lain manusia, barang


materiil, senjata, munisi serta dokumen berharga.

2) Orang yang sakit/luka segera diserahkan kepada petugas kesehatan


untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

3) Mengumpulkan semua barang-barang dokumen dan perlengkapan


lainnya diserahkan kepada kelompok pengamanan.

4) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada komandan tim


penanggulangan pemadam kebakaran.

e. Komandan kelompok Pengaman.

1) Mengatur komposisi anggota pengamanan guna mencegah orang


yang tidak berkepentingan masuk ke lokasi kebakaran.

2) Menangkap dan menahan orang-orang yang dicurigai selama


penanggulangan bahaya kebakaran.
5
3) Mengamankan barang-barang, senjata, munisi, dokumen serta
peralatan lainnya yang telah diserahkan oleh kelompok Penyingkir.

4) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada komandan tim


penanggulangan pemadam kebakaran.

7. Sektor Daerah Rawan Kebakaran. Daerah yang rawan untuk timbul kebakaran
yaitu daerah :

a. Kantor DPA.
b. Gudang DPA.
c. Kantin.

III. PELAKSANAAN.

8. Konsep Pelaksanaan.

a. Dalam penanggulangan bahaya kebakaran tindakan-tindakan yang di ambil


oleh Karyawan/karyawati PT DPA mulai dari perorangan maupun dalam hubungan
kelompok penanggulangan kebakaran terdiri dari :

1) Tindakan preventif.
2) Tindakan pengusutan/penindakan.

b. Tindakan penanggulangan pemadam kebakaran yang dilakukan harus sesuai


dengan situasi dan kondisi sebagai berikut :

1) Waktu kejadian kebakaran.

a) Masih dalam jam kerja.


b) Di luar jam kerja.

2) Tempat kejadian kebakaran.


3) Tingkatan besarnya kebakaran.

9. Tindakan Preventif.

a. Tindakan preventif adalah suatu usaha pekerjaan dan kegiatan yang


berhubungan dengan tindakan untuk mencegah timbulnya bahaya kebakaran yang
di bagi dalam dua tindakan yaitu :

1) Tindakan preventif fisik.


2) Tindakan preventif non fisik.

b. Tindakan preventif fisik.


6
1) Alat-alat pemadam kebakaran yang ada harus tersedia di tempat-
tempat yang disiapkan dan strategis atau tempat-tempat yang sudah pernah
terjadi kebakaran perlu disiapkan alat yang selalu siap dan mudah untuk
digunakan sehingga apabila terjadi kebakaran segera dapat di ambil dan
cepat untuk dipakai diantaranya :

a) Ember.
b) Pasir.
c) Sekop.
d) Galah berkait.
e) Alat penyembur api.
f) Tabung pemadam kebakaran.
g) Karung-karung goni.
h) Air dan lain-lain.

2) Tindakan preventif untuk mencegah apabila terjadi sabotase yang


harus diperhatikan adalah :

a) Ruang kantor, gudang-gudang, gardu listrik dan lain-lain harus


selalu terkunci dan diawasi.

b) Anggota-anggota yang tidak berkepentingan di larang masuk.

c) Pengawasan yang teliti terhadap semua tamu terutama yang


tidak dikenal.

d) Peningkatan kewaspadaan, meningkatkan naluri intelijen, temu


cepat dan lapor cepat harus disosialisasikan kepada seluruh personel
Pusdikjas.

c. Tindakan preventif non fisik. Pencegahan terhadap hal-hal yang dapat


menimbulkan kebakaran.

1) Konslet aliran listrik.

a) Periksa selalu kabel-kabel/saluran listrik secara teliti, bila


terdapat kabel yang terluka/rusak, perbaiki segera kalau perlu di ganti.

b) Periksa kabel-kabel listrik yang dipergunakan untuk keperluan


listrik, kompor, setrika, mesin cuci dan lain-lain, bila kabel yang dipakai
telah panas supaya segera dilepaskan.

c) Periksa sambungan-sambungan kabel listrik apakah telah


dibungkus isolasi dengan baik.

d) Periksa pohon-pohon yang melampaui batas/dekat dengan


kabel listrik agar di tebang.
7
2) Kompor (minyak tanah, gas).

a) Tempatkan agak jauh dari bahan-bahan yang mudah terbakar


seperti bensin, minyak tanah dan lain-lain.

b) Perhatikan agar kompor tidak kehabisan minyak/gas waktu


pakai, karena dapat meledak dan menimbulkan kebakaran.

c) Jangan meninggalkan kompor menyala dalam waktu yang lama,


sekali-kali diperiksa.

3) Puntung rokok.

a) Jangan biasakan membuang puntung rokok di sembarang


tempat.

b) Buang puntung rokok di tempat yang sudah ditentukan dengan


terlebih dahulu dimatikan.

c) Di larang merokok pada tempat rawan api.

4) Bahan yang bisa meledak.

a) Menyimpan bahan yang bisa meledak diusahakan di tempat


yang memenuhi syarat antara lain pada ruangan dan tempat yang
mempunyai udara dingin temperatur yang rendah.

b) Bahan yang bisa meledak yang satu dengan yang lainnya


jangan sampai bergesekan, di susun dan diletakkan sesuai peraturan
penyimpanan.

c) Tempat penyimpanan harus mempunyai lubang udara dan jauh


dari bangunan lainnya.

d) Di larang merokok dan menyalakan api di tempat dan di sekitar


tempat penyimpanan yang bisa meledak.

5) Tempat Sampah. Pada waktu membakar sampah harus diawasi/


ditunggu agar tidak menjalar ke tempat lainnya.

a) Tempatkan agak jauh dari bahan-bahan yang mudah terbakar


seperti bensin, minyak tanah, spirtus dan lain-lain.

b) Tempat pembakaran sampah harus benar-benar aman.

c) Yakinkan tidak ada yang bisa meledak.

6) Kantin/Dapur.

a) Apabila menggunakan listrik diperiksa sambungan-sambungan


kabel, stop kontak yang terkelupas atau putus dan selalu mematikan
aliran listrik bila tidak digunakan.
8

b) Apabila menggunakan minyak/solar periksa selalu saluran-


saluran minyak, bila ada yang bocor perbaiki segera dan bila tidak
digunakan api harus dipadamkan dan saluran/pipanya di tutup rapat.

7) Ruang istirahat/tidur.

a) Tidak ada saluran/sambungan listrik yang telanjang, bila ada


kabel yang sudah tua harus secepatnya di ganti.

b) Buang sampah pada tempatnya.

c) Di larang merokok sambil tiduran.

9) Ruang kantor.

a) Periksa saluran listrik dengan teratur.

b) Buang sampah, kertas, puntung rokok dan lain-lain pada tempat


yang sudah disediakan.

10. Tindakan Represif Penanggulangan Bahaya Kebakaran.

a. Tindakan represif adalah segala usaha pekerjaan dan kegiatan untuk


mengatasi bahaya kebakaran dengan menggunakan unsur-unsur tim pemadam
kebakaran karyawan/karyawati PT DPA yang telah disiapkan/di bentuk serta
pengusutan/ pemindahan terhadap penyebab terjadinya kebakaran.

g. Bila terjadi kebakaran dalam jam kerja dan karyawan/karyawati masih berada
di kantor untuk mengatasinya maka kelompok penanggulangan pemadam
kebakaran segera mengadakan aksi yaitu :

1) Piket satpam .

a) Membunyikan tanda alarm kebakaran.

b) Menyiapkan dan membagikan alat perlengkapan pemadam


kebakaran.

c) Memutuskan aliran listrik agar tidak terjadi konsletting/


hubungan pendek di tempat kebakaran yang bisa mengakibatkan
meluasnya kebakaran.

d) Mengatur komposisi pok pengaman dan mengarahkan serta


mengendalikan pok penyingkir dan pok pemadam kebakaran dalam
melaksanakan tugas menanggulangi kebakaran.

e) Laporan kepada Manajer umum PT DPA.

2) Kelompok pemadam Kebakaran.


9
a) Segera para personel berlari mengambil alat perlengkapan
pemadam kebakaran seperti tabung penyemprot, ember berisi air,
pasir, galah dan karung sesuai dengan pembagian tugas yang telah
ditentukan.

b) Mengerahkan kelompok pemadam secara efektif menggunakan


alat perlengkapan masing-masing untuk memadamkan kebakaran dan
mencegah meluasnya kebakaran ke bangunan lain.

c) Setiap perkembangan segera dilaporkan kepada komandan tim


pemadam kebakaran.

3) Kelompok Penyingkir.

a) Segera para anggota kelompok penyingkir karyawan/karyawati


yang terkurung/korban, materiil yang berharga sesuai dengan
pembagian tugas masing-masing.

b) Menyerahkan dokumen dan materiil berharga untuk di jaga di


pok pengamanan.

c) Memberikan pertolongan pertama pada korban akibat


kebakaran dan segera menyerahkan kepada tim kesehatan untuk
pertolongan lebih lanjut.

d) Melaporkan setiap perkembangan situasi kepada Komandan tim


penanggulangan pemadam kebakaran.

4) Kelompok Pengamanan.

a) Menjaga keamanan dan ketertiban di daerah kebakaran.

b) Mencegah orang-orang yang tidak berkepentingan masuk ke


lokasi kebakaran.

c) Menangkap orang-orang yang dicurigai dan orang-orang yang


ke luar/masuk tempat kejadian.

d) Segera di catat dan diinventarisir semua barang-barang/


dokumen yang telah diselamatkan oleh kelompok Penyingkir.

5) Kelompok pengatur lalulintas bertugas Mengatur kelancaran lalulintas.

c. Bila situasi kebakaran tidak bisa diatasi oleh tim penanggulangan pemadam
kebakaran maka komandan kelompok Penanggulangan Pemadam Kebakaran
segera melakukan kegiatan sebagai berikut :

1) Menghubungi dinas pemadam kebakaran terdekat.

2) Menghubungi pusat listrik/gardu untuk mematikan aliran listrik.


10
3) Mengerahkan semua kekuatan tim penanggulangan pemadam
kebakaran yang ada.

4) Laporan perkembangan situasi kepada Manajer umum/Direktur.

d. Bila terjadi di luar jam kerja untuk mengatasinya segera di bentuk tim
pemadam kebakaran secara khusus sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi
pada saat itu. Dari jumlah personil yang ada langsung di bentuk tim penanggulangan
pemadam kebakaran sementara, penanggung jawab dalam penanggulangan
sementara Danru Piket satpam di samping melaporkan kepada Manajer
umum/Direktur segera :

1) Memerintahkan untuk membunyikan alarm/tanda-tanda bahaya


kebakaran.

2) Mengerahkan semua anggota satpam yang ada di kantor terdekat


maupun di Pos jaga depan.

3) Sambil menunggu Satpam/karyawan yang lain tetap terus


melaksanakan mengatasi kebakarannya.

e. PT/Tenant terdekat terus – menerus memberikan bantuan baik berupa sarana


pemadam kebakaran, angkutan dan pengerahan satpam PT/Tenant untuk tugas
pengamanan.

11. Tindakan Pengusutan.

a. Pada saat terjadi kebakaran kelompok pengaman bertugas untuk menangkap


dan menahan orang-orang yang dicurigai di sekitar lokasi kebakaran.

h. Danru satpam segera mengadakan pemeriksaan terhadap orang-orang yang


dicurigai dan tersangka sebagai pelaku/penyebab kebakaran.

c. Supervisor KCA mengkoordinir semua penyelidikan, pengusutan, membuat


risalah kajadian dan laporan khusus kepada manajer umum/Direktur serta
memberikan saran tindakan/perlakuan hukum terhadap pelaku penyebab timbulnya
kebakaran.

12. Instruksi Koordinasi.

a. Tanda-tanda bahaya kebakaran diberikan berupa pukulan lonceng, sirine


klakson mobil dan sepeda motor.

1) Tanda terjadinya bahaya kebakaran dengan lonceng, sesuai SOP


Teng tiga kali berturut-turut.

- ooo……………….ooo…………….ooo……………ooo
11
2) Tanda aman (kebakaran telah diatasi) dengan pukulan lonceng Teng
sekali berturut-turut selama dua menit.

- o…………………..o……………….o………………o

b. Adakan koordinasi yang sebaik-baiknya dengan masing-masing kelompok.

c. Utamakan tindakan preventif untuk mencegah timbulnya bahaya kebakaran


dengan cara meningkatkan kesadaran anggota untuk mematuhi ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan dan pengawasan secara tertentu maupun insidentil.

d. Segera laporan tentang kerugian personel dan materiil akibat kebakaran


setelah penanggulangan bahaya kebakaran.

e. Adakan pengusutan sampai tuntas sebab-sebab terjadinya kebakaran.

IV. KOMANDO DAN PENGENDALIAN.

13. Perhubungan.

a. Perhubungan dengan menggunakan telepon Nomor (022) 7796090 dan


dengan menggunakan HP. 081283744424.

b. Dengan menggunakan caraka/anggota satpam untuk mempercepat apabila


tidak ada sarana perhubungan.

14. Komando.

a. Posko pengamanan di kantor PT DPA rancaekek bandung


b. Posko mobil akan ditentukan oleh masing-masing tim menurut situasi yang
berkembang.

V. PENUTUP

15. Penutup. Demikian Prosedur Tetap ini dibuat untuk dijadikan pedoman dan
pegangan bagi karyawan dan karyawati PT Dwipapuri Abadi dalam menanggulangi akibat
bahaya kebakaran dan berlaku sejak tanggal dikeluarkan.

16. Ha-hal yang belum tercantum dalam Protap ini akan diatur dan disampaikan
kemudian secara tertulis maupun lisan sesuai perkembangan situasi dan kondisi yang
berkembang.

Dikeluarkan di Rancaekek
pada tanggal Mei 2023

Direktur, Manajer umum,

Toni Sukadil Joko Mulyono


12

Mengetahui,
Direktur Utama PT Dwipapuri Abadi,

Suyang Hartoto

Anda mungkin juga menyukai