Lulie 1995 ITB Thesis
Lulie 1995 ITB Thesis
TESIS
oleh : L U L I E
25092029
Pembimbing
KARAKTERISTIK DAN ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS PEJALAN KAKI STUDI KASUS DI JALAN
MALIOBORO, YOGYAKARTA. Lulie, 1995, Bidang Studi Rekayasa Transportasi, Program Magister Teknik
Sipil, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.
Pola aliran pejalan kaki memperlihatkan adanya beberapa kesamaan terhadap karakteristik arus lalu lintas
kendaraan. Terdapat hubungan erat antara kecepatan, tingkat aliran dan kepadatan. Pada tahap tertentu
aliran pejalan kaki akan mengurangi kapasitas jalan raya yang ada. Untuk itu, perlu adanya studi secara
saksama mengenai pergerakan pola aliran dan karakteristik pejalan kaki, agar konflik antara pejalan kaki
dengan kendaraan dapat dihindari.
Studi pejalan kaki di Yogyakarta yang berlokasi di trotoar jalan Malioboro dipilih karena kawasan Malioboro
merupakan salah satu pusat pertokoan dan pedagang kaki lima yang paling ramai dikunjungi oleh pejalan
kaki, yang memberi andil cukup besar bagi pertumbuhan jumlah pejalan kaki di Yogyakarta.
Penelitian karakteristik pejalan kaki yang sudah dilakukan di Singapura, Amerika dan Inggris menunjukkan
adanya perbedaan dalam hubungan antara kecepatan, aliran dan kepadatan. Kecepatan aliran bebas
pejalan kaki di Singapura 73,9 m/menit, di Amerika 81,4 m/menit dan di Inggris 78,6 m/menit. Sedangkan,
jumlah aliran maksimum pejalan kaki di Singapura 89 ped/m/menit, di Amerika 81 ped/m/menit dan di
Inggris 78 ped/m/menit.
Dari hasil studi di trotoar jalan Malioboro ini diperoleh kecepatan aliran bebas pejalan kaki 52,0 m/menit
dan jumlah aliran maksimum pejalan kaki 63 ped/m/menit. Lebar efektif trotoar yang dibutuhkan pada
tingkat pelayanan "B" selebar 1,50 meter untuk sisi trotoar di depan bangunan Perpustakaan Wilayah (sisi
barat), dan selebar 1,10 meter untuk sisi trotoar di depan Hotel Mutiara (sisi timur).
Kesimpulan yang dapat ditarik dari studi ini adalah bahwa setiap daerah mempunyai karakteristik pejalan
kaki yang berbeda. Mobilitas pejalan kaki di trotoar jalan Malioboro lebih rendah dari pada di negara lain
yang menjadi obyek studi. Perlu usaha penanganan gangguan samping yang disebabkan oleh pedagang
kaki lima yang merupakan sumber penyempitan lebar efektif trotoar.