Kelompok 5 Pemda 1
Kelompok 5 Pemda 1
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JAMNI
2023
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas limpahan berkat dan rahmat Nya dari Tuhan Yang Maha
Esa atas selesainya penyusunan makalah mengenai
Masalah tata Kelola pemerintahan di sorong selatan papua barat daya. Makalah ini disusun
berdasarkan sumber
dari jurnal dan web yang berhubungan dengan pemerintahan daerah. Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memberikan
maka tulisan ini masih banyak kekurangan. Untuk itu dengan segala kerendahan
hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya tentang makalah masalah tata Kelola
pemerintahan di sorong selatan papua barat daya.
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
Tata kelola buruk terlihat dari lemahnya manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) dan
minimnya peran pengawas internal Pemda. Hal ini berdampak pada rentannya praktek
tindak pidana korupsi.
Tata kelola pemerintahan yang buruk juga berdampak pada pembangunan. Seperti yang
saat ini terjadi di Sorong Selatan.Jalanan dan infrastruktur publik dalam kondisi tidak layak.
Bangunan pemerintah ada yang mangkrak. Secara sosial, indeks kemiskinan dan jumlah anak
putus sekolah juga tinggi di Sorsel.
Tata kelola pemerintah yang baik (good governance) untuk masyarakat, dalam
perwujudannya harus mengikuti prinsip-prinsip dasar good governance. Pertama,
keterbukaan. Keterbukaan diperlukan untuk meyakinkan bahwa stakeholder meiliki
keyakinan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang tepat dalam instansi
pemerintah. Kedua, Integritas. Integritas mencakup dua hal pokok, yaitu kejujuran dan
kelengkapan informasi yang disampaikan kepada masyarakat terkait pengelolaan
sumber
daya dan dana. Ketiga adalah sistem akuntabilitas instansi pemerintahan (SAKIP) yang
merupakan pertanggungjawaban setiap individu ataupun organisatoris pada instansi
pemerintah kepada pihak-pihak luar yang berkepentingan atas sumber daya, dana dan seluruh
unsur kinerja yang di amanatkan kepada mereka.
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Di Indonesia, tata kelola pemerintahan telah menjadi isu penting sejak reformasi tahun
1998. Reformasi ini menyaksikan perubahan signifikan dalam sistem pemerintahan, yang
bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan efisiensi dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Salah satu tonggak penting dalam reformasi pemerintahan
adalah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah yang memperkuat peran dan kewenangan pemerintah daerah.
3.2. SARAN
a. Sikap kurang disiplin bagi setiap pegawai, staf maupun pejabat dalam menjalankan segala
tanggung jawab maupun sistem merupakan kendala utama dalam melaksanakan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) ini, Pemerintah Daerah sebaiknya memberikan
tindakan tegas ataupun sangsi bagi pegawai, staff maupun pejabat sehingga lebih
meningkatkan tanggung jawab terhadap amanah yang diberikan masyarakat.
b. kurangnya teknologi yang memadai merupakan kendala utama yang dihadapi pemerintah
dalam komunikasi antar staff dan pejabat, lebih meningkatkan kualitas teknologi dalam
pemerintahan daerah seperti internet dapat mempercepat komunikasi dari satu bagian ke
bagian lainya.
c. Lemahnya kepercayaan masyarakat terhadap aparatur negara, Sekertariat Daerah dapat
menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap aparatur negara dengan menindak lanjuti
hasil audit secara tepat, tepat dan komprehensif yang dilakukan sesuai dengan
rekomendasi yang telah ditetapkan.
d. Pemerintah Daerah dapat menerapkan kebijakan yang lebih efektif lagi dalam pemberian
insentif kepada SATGAS SPIP maupun staff yang memiliki wewenang mengurusi lakip
DAFTAR PUSTAKA