12a Gito-Unsoed 10a DinamikaTeknikSipilUMS2008
12a Gito-Unsoed 10a DinamikaTeknikSipilUMS2008
net/publication/277820928
CITATIONS READS
0 1,509
1 author:
Gito Sugiyanto
Universitas Jenderal Soedirman
57 PUBLICATIONS 468 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Gito Sugiyanto on 26 January 2017.
Gito Sugiyanto
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknik UNSOED; Mahasiswa S3 Teknik Sipil UGM.
Jl. Kampus No. 1, Grendeng, Purwokerto Utara, Purwokerto, Jawa Tengah 53122
E-mail : gito_98@yahoo.com.
ABSTRACT
The aim of this research is to analysis the elasticity and sensitivity of individual respond in mode choice between
private cars and city bus along the corridor of Malioboro, Yogyakarta City and to develop mode choice models. The
mode choice model between private cars and public transport (city bus) was developed based on users preferences of
service as indicated by travel attributes. This research considers five travel attributes assumed to have high influences
toward mode choice behavior, i.e : travel cost, congestion charge, travel time, headway of city bus and walking time to
the bus stop. The logit binomial model was used to formulate the individual behavior based on stated preference data
from private car users in the Malioboro corridor. The model predicts the probability of choosing a particular mode of
transportation. The mode choice model between private cars and city bus was developed based on 520 options from 65
respondents who use private cars to go to Malioboro or as a through traffic. The model of the utility difference between
private cars and city bus is: UMP-UBK = 32.44482 - 0.01625 X1 - 0.00760 X2 - 1.08020 X3 - 0.60588 X4 - 1.02960 X5 (R2
= 0.90). Based on direct elasticity and cross elasticity, the travel cost attribute has the highest value of elasticity.
Meanwhile from the sensitivity analysis, travel cost is the most sensitive attribute which influences the election
probability of private cars and city bus.
PENDAHULUAN
Kota Yogyakarta merupakan salah satu daerah transportasi umum yang semakin menurun serta
pengembangan transportasi di Indonesia dengan meningkatnya pemakaian sepeda motor. Penurunan
keistimewaan yang tidak dijumpai di wilayah lainnya pengguna jasa angkutan umum berdampak pada
yang menjadikan Kota Yogyakarta menjadi tujuan semakin berkurangnya kuantitas dan kualitas armada
perjalanan bagi pariwisata, pendidikan, dan sektor angkutan umum.
lainnya. Karakteristik lalulintas di Kota Yogyakarta Upaya-upaya peningkatan pelayanan angkutan
bersifat lalulintas tercampur (mix traffic) dan umum salah satunya adalah dengan melakukan
melampaui kapasitas pada beberapa ruas jalan serta reformasi transportasi. Prinsip yang dikembangkan
82,15% dari total volume lalulintas terdiri dari dalam reformasi transportasi adalah memperbaiki
sepeda motor (Anonim, 2006). sistem manajemen transportasi umum dan
Pertumbuhan rata-rata mobil pribadi sebesar meningkatkan penggunaan angkutan umum.
4,04% per tahun, sementara jumlah penumpang yang Pendekatan yang dilakukan dalam mewujudkan
menggunakan transportasi umum turun sebesar 3% reformasi transportasi adalah melalui uji coba
per tahun dan load factor rata-rata per kendaraan pengoperasian Bus Rapid Transit (BRT). Pende-
pada tahun 2003 sebesar 41% dan 27,22% pada katan yang kedua yaitu integrasi transportasi umum
tahun 2004 (Dinas Perhubungan, 2006). yang beroperasi saat ini sebagai feeder Bus Rapid
Fakta di lapangan mencerminkan rendahnya Transit, dan pendekatan yang ketiga berupa
kualitas pelayanan dan tidak tersedianya aksesibilitas pembebanan finansial bagi pengguna kendaraan
transportasi umum dari daerah asal ke tujuan pribadi yang melalui zona berbayar di Kota
perjalanan menyebabkan daya tarik pengguna Yogyakarta (PUSTRAL, 2003).
dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 189 – 199 189
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini dengan :
adalah sebagai berikut: PMP = Probabilitas pemilihan moda mobil pribadi
a) Merumuskan model pemilihan moda antara PBK = Probabilitas pemilihan moda angkutan
mobil pribadi dan angkutan umum bus kota. umum bus kota
b) Mengestimasi elastisitas dan sensitivitas respon UMP= Utilitas moda mobil pribadi
individu dalam memilih moda antara mobil UBK = Utilitas moda bus kota.
pribadi dan angkutan umum bus kota.
Sedangkan model utilitas yang digunakan pada
persamaan (1) dan (2) di atas adalah:
KAJIAN PUSTAKA
Ui = a0 + a1x1 + ... + anxn (3)
Teknik Stated Preference dengan :
Dalam survai preferensi, dikenal dua metode Ui = utilitas pilihan i
pendekatan. Pendekatan pertama adalah Revealed x1, ..., xn = nilai atribut
Preference (RP). Teknik Revealed Preference a0 = konstanta model
menganalisis pilihan masyarakat berdasarkan laporan a1, ..., an = koefisien model
yang sudah ada. Dengan menggunakan teknik
statistik diidentifikasi faktor-faktor yang Analisis Elastisitas
mempengaruhi pemilihan. Teknik Revealed Elastisitas didefinisikan sebagai besarnya
Preference memiliki kelemahan antara lain dalam hal pengaruh persentase perubahan dari variabel tidak
memperkirakan respon individu terhadap suatu bebas terhadap persentase perubahan variabel bebas
keadaan pelayanan yang pada saat sekarang belum (Ortuzar and Willumsen, 2001). Elastisitas juga
ada dan bisa jadi keadaan tersebut jauh berbeda dari merupakan ukuran yang sering digunakan untuk
keadaan yang ada sekarang (Ortuzar and Willumsen, menyatakan perubahan reaksi permintaan
2001). (responsive of demand) terhadap faktor-faktor yang
Kelemahan pada pendekatan pertama ini mempengaruhi permintaan. Pada pemodelan pemi-
dicoba diatasi dengan pendekatan kedua yang disebut lihan moda, elastisitas dapat digunakan untuk
teknik Stated Preference (SP). Teknik SP merupakan mendapatkan informasi sejauh mana pengaruh
pendekatan terhadap responden untuk mengetahui perubahan atribut perjalanan sebagai variabel bebas
respon mereka terhadap situasi yang berbeda. Pada terhadap probabilitas pemilihan suatu moda.
teknik ini peneliti dapat mengontrol secara penuh Elastisitas dibagi menjadi dua, yaitu :
faktor-faktor yang ada pada situasi yang dihipotesis. 1. Elastisitas langsung (direct elasticity)
Masing-masing individu ditanya tentang responnya Elastisitas langsung mengukur persentase
jika mereka dihadapkan kepada situasi yang perubahan di dalam probabilitas memilih moda,
diberikan dalam keadaan yang sebenarnya sebagai hasil perubahan persentase yang
(bagaimana preferensinya terhadap pilihan yang diberikan pada satu atribut di dalam fungsi utilitas
ditawarkan). Kebanyakan Stated Preference moda yang ditentukan.
menggunakan perancangan eksperimen untuk 2. Elastisitas silang (cross elasticity)
menyusun alternatif-alternatif yang disajikan kepada Elastisitas silang mengukur persentase perubahan
responden. Rancangan ini biasanya dibuat di dalam probabilitas memilih moda, sebagai hasil
orthogonal, artinya kombinasi antara atribut yang perubahan persentase yang diberikan pada satu
disajikan bervariasi secara bebas satu sama lain. atribut di dalam fungsi utilitas alternatif moda
Keuntungannya adalah bahwa efek dari setiap atribut yang ditentukan.
yang direspon lebih mudah diidentifikasi (Pearmain Elastisitas suatu peubah tidak bebas Y
et al., 1991). terhadap peubah bebas Xi pada fungsi Y = f (X)
dinyatakan sebagai :
Model Logit Binomial
Persamaan model logit binomial dapat disusun E (Y, Xi) = Y Xi (4)
sebagai berikut : Xi Y
- Probabilitas pemilihan moda angkutan pribadi dengan :
mobil pribadi adalah: E (Y, Xi) = elastisitas Y terhadap perubahan Xi
Y = variabel tak bebas
exp U MP exp (U MP U BK )
PMP = (1) Xi = variabel bebas ke-i
exp exp
U MP U BK
1 exp (U MP U BK ) Y = perubahan Y
- Probabilitas pemilihan moda angkutan umum Xi = perubahan Xi
bus kota adalah :
Pemilihan moda mobil pribadi elastisitas dapat
PBK = 1 – PMP = 1 (2) dinyatakan sebagai :
1 exp (U MP U BK )
dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 189 – 199 191
Tabel 2. Kombinasi perlakuan faktorial 25 dalam 8 unit
Kombinasi Perbedaan level atribut
Pilihan
perlakuan Travel Cost Congestion charging Travel time Headway Walking time
1 (-) - - - - -
2 ab + + - - -
3 cd - - + + -
4 ace + - + - +
5 bce - + + - +
6 ade + - - + +
7 bde - + - + +
8 abcd + + + + -
dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 8, Nomor 2, Juli 2008 : 189 – 199 193