Anda di halaman 1dari 16

Bina Darma Conference on Engineering Science

http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

ANALISIS PENGGUNAAN SEMEN PCC SEBAGAI FILLER


TAMBAHAN PADA ASPAL AC-WC
Alan Kurniawan², Farlin Rosyad²
Fakultas Teknik Sipil, Universitas Bina Darma
Email : Alankurniawan804@Gmail.Com.

ABSTRAK

Road damage that often occurs the surface layer is a rough looking surface caused
by water and vehicle whell friction. To handle it, it is necessary to add additional
PCC cement to strengthen the bond between aggregate and asphalt. The addition
of the us dose is only 1%, 1,5% dan 2% of the weight of the asphalt. This study aims
to determine the effect of PCC cement additives using the marshall method on the
asphalt concrete-wearing course (AC-WC) surface layer. In making the AC-WC
surface worn asphalt mixture which is a new specification issued by the directorate
general of bina marga. Marshall testing is carried to determine the optimum
asphalt content in accordance with the specifications of the mixture from bina
marga. The manufacture of marshall specimens was made with variations in
asphalt content, namely, 5,0%, 5,5%, 6,0%, 6,5% and 7,0% each as many as 3
pieces. The weight of the mixed marshall test object is approximately 1150 grams.
The process of compaction of the results of the study obtained an optimum asphalt
content of 6,1% on the AC-WC surface layer using 60/70 penetration asphalt.
Although the level of use is only small, the results from the marshall test can
increase the stability, density, and VFB values.
Keyword: Potrland Cement Composite (PCC) Filler Material, Marshall
Method, Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC)
ABSTRAK
Kerusakan jalan yang sering terjadi pada lapis permukaan yaitu permukaan tampak
kasar yang diakibatkan oleh air dan gesekan roda kendaraan. Untuk menanganinya
perlu penambahan bahan tambahan semen PCC agar memprkuat ikatan antara
agregat dan aspal. Penambahan dosis pemakaian hanya 1%, 1,5%, dan 2% dari
berat aspal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan tambahan
semen PCC menggunakan metode marshall pada lapis permukaan asphalt concrete-
wearing course (AC-WC). Dalam membuat campuran aspal lapis aus permukaan
AC-WC yang merupakan spesifikasi baru yang dikeluarkan oleh direktorat jendral
bina marga. Pengujian marshall dilakukan untuk menentukan kadar aspal optimum
yang sesuai dengan spesifikasi campuran dari bina marga. Pembuatan benda uji
marshall dibuat variasi kadar aspal yaitu, 5,0%, 5,5%, 6,0%, 6,5% dan 7,0%
masing- masing sebanyak 3 buah. Berat benda uji marshall campuran kira-kira 1150
gram. Proses pemadatan benda uji marshall dilakukan pemadatan 75 kali bolak
balik hasil penelitian di dapatkan kadar aspal optimum sebesar 6,1% pada lapis

Alan Kurniawan| 523


Bina Darma Conference on Engineering Science

http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

permukaan AC-WC menggunakan aspal penetrasi 60/70. Meskipun kadar


pemakaiannya hanya sedikit tapi hasil dari pengujian marshall dapat meningkatka n
nilai stabilitas, kepadatan, dan VFB.
Kata kunci: Bahan Filler Potrland Cement Composit (PCC), Metode Marshall,
Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC)

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jalan raya mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu pergerakan
itulah maka pembangunan jalan raya di utamakan. Seiring dengan semakin
pesatnya pembangunan jalan raya, maka dibutuhkan bahan-bahan untuk
pembangunan jalan raya yang semakin komplek. Bahan-bahan yang digunakan
dalam pembangunan jalan raya antara lain agregat kasar dan agregat halus dan
semen PCC sebagai filler atau bahan pengisi. Keberadaan semen sebagai filler
membuat banyak orang berfikir untuk mencari alternative lain sebagai pengganti
filler salah satunya adalah dengan penggunaan limbah karbit, abu batu bata, dan
lain-lain. Dalam penulisan penulis melakukan percobaan kekuatan aspal AC-WC
dengan menggunakan semen PCC sebagai filler dalam campuran aspal jenis
AC-WC. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
semen PCC terhadap kekuatan campuran AC-WC. AC-WC memiliki fungs i
penggunaan sebagai pendukung beban lalu lintas, perlindung konstruksi
dibawahnya, menyediakan permukaan jalan yang rata dan tidak licin.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilaksanakan dalam upaya mencari
stabilitas dan kepadatan aspal menggunakan filler tambahan semen PCC.

Bagaimana pengaruh filler tambahan semen PCC terhadap stabilitas dan kepadatan
aspal AC-WC.

Tujuan Peneliti
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meneliti pengaruh penggunaan bahan tambahan semen PCC dalam lapis aus
permukaan AC-WC menggunakan metode marshall.
2. Mengetahui kinerja campuran semen PCC untuk kadar optimum aspal.

524 | Analisis Penggunaan Semen Pcc Sebagai Filler Tambahan Pada Aspal Ac-Wc
Bina Darma Conference on Engineering Science

http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

TINJAUAN PUSTAKA

Portland Cement Composit (PCC)


Portland composit cement (PCC) merupakan jenis semen baru yang telah
diproduksi oleh beberapa pabrik semen (produsen) dengan cara memberi bahan
tambahan (inert) dari semen Portland tipe I dengan bahan tambahan lain yang
mengurangi mutu semen yang dihasilkan. Bahan tambahan ini tidak melalui proses
pembakaran seperti halnya dalam pembentukan klinker semen, tetapi hanya
memerlukan penggilingan sampai ke halusan tertentu sehingga selain dapat
mengurangi energy serta biaya produksi dari semen.

Aspal
Aspal Aspal adalah bahan berwarna kecoklatan sampai hitam sebagian
besar terdiri dari gugusan hidrokarbon. Terbuatnya aspal yaitu:
1. Dari alam: Aspal alam (asbuton, Trinidad lake Aspal TLA, gilsonit)
2. Buatan: Dari residu pengilangan minyak bumi.
Jenis-jenis aspal berdasarkan kelas dan mutu aspal dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Aspal alam
Aspal alam yaitu aspal yang didapat di suatu tempat di alam, dan dapat
dipergunakan sebagai mana diperolehnya atau dengan sedikit pengelolahan. Aspal
alam ada yang diperoleh dari gunung-gunung ataupun danau.
2. Aspal buatan (minyak)
Aspal buatan atau aspal buatan yaitu aspal yang merupakan residu pengila nga n
minyak bumi aspal minyak atau aspal buatan dengan bahan dasar minyak dapat
dibedakan atas:
a. Aspal keras/panas (asphalt cement) adalah aspal yang digunakan dalam ke
adaan cair dan panas. Aspal ini berbentuk padat pada keadaan penyimpa na n
(temperature ruang).
b. Aspal dingin/cair (cut back asphalt) adalah aspal yang digunakan dalam ke
adaan cair dan dingin
c. Aspal emulsi (emulsion asphalt) adalah aspal yang disediakan dalam bentuk
emulsi. Dapat digunakan dalam keadaan dingin ataupun panas, aspal emulsi dan
Alan Kurniawan| 525
Bina Darma Conference on Engineering Science

http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

aspal cair umumnya digunakan pada campuran dingin atau pada penyemprotan
dingin.

METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini akan di bahas mengenai penggunaan filler semen
Portland komposit. Property marshall yang akan di tinjau kali ini adalah setabilitas
dan kepadatan. Setelah dilakukan pengujian agregat, aspal dan matrial filler yang
akan digunakan, dilanjutkan dengan membuat benda uji dengan kadar aspal rencana
yang telah di tentukan. Setelah didapatkan kadar aspal optimum untuk masing-
masing variasi filler, dilakukan tes marshall untuk mendapatkan nilai stabilitas dan
kepadatan. Metode yang akan di gunakan pada penelitian ini adalah metode
marshall dengan 2x75 tumbukan. Seluruh sifat marshall yang didapatkan sudah
pada pengujian memenuhi persyaratan yang di tetapkan oleh daparteman pekerjaan
umum.

Jumlah sampel dan benda uji


Table 3.1 Benda Uji KAO Dengan Semen PCC

Bahan uji Benda uji Total benda uji


Normal 3
PCC 1% 3 12
PCC 1,5% 3
PCC 2% 3

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan di lakukan di laboratorium balai besar
pelaksanaan jalan nasional Sumatra selatan yang beralamat di JL. Kol. H Noerdin
pandji RT/RW 03/01 No.78 KM 7 Kel. Karya baru Kec. Alang-alang lebar
Palembang.

526 | Analisis Penggunaan Semen Pcc Sebagai Filler Tambahan Pada Aspal Ac-Wc
Bina Darma Conference on Engineering Science

http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

Bagan Alir

MULAI

PERSIAPAN ALAT & BAHAN

PENGUJIAN PENGUJIAN
ASPAL AGREGAT

SESUAI SPESIFIKASI

BINA MARGA

PENGUJIAN MARSHALL

KEPADATAN, VIM, VMA, VFB, FLOW, DAN


STABILITAS.

PENGUJIAN BENDA UJI


MARSHALL DENGAN KA
OPTIMUM

TIDAK MEMAKAI MEMAKAI BAHAN


BAHAN SEMEN PCC SEMEN PCC

PENGUJIAN MARSHALL
PERBANDINGAN
NON/PAKAI SEMEN PCC

HASIL
PERBANDINGAN

SELESAI

Alan Kurniawan| 527


Bina Darma Conference on Engineering Science

http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Penelitian ini dilakukan 5 jenis pengujian aspal yaitu pengujian penetrasi,
dektalitas, titik lembek aspal, titik nyala, dan berat jenis aspal. Pengujian ini
dilakukan di laboratorium balai besar pelaksanaan jalan nasional Sumatra selatan.
Acuan pengujian yang digunakan pada penelitian ini adalah SNI. Berikut adalah
data hasil analisa pengujian aspal

Table 1. Pengujian Aspal

No. Jenis pengujian Persyaratan Hasil Satuan


Min. Maks.
1. Penetrasi 60 70 60,8 Mm/gr/detik
2. Dektalitas 100 - >140 Cm
3. Titik lembek 48 - 49,2-49,4 °C
4. Titik nyala 232 - 307 °C
5. Berat jenis 1,0 - 1,033 Gr/cc

Table 2. Hasil Pengujian Filler Portland Cement Composit (PCC)

No. Jenis pengujian Hasil Satuan


1. Berat jenis bulk 3,0145 Gram
2. Berat jenis SSD 3,051 Gram
3. Berat jenis semu 3,1275 Gram

Pada table menunjukan hasil dari pengujian Portland cement composit


(PCC) yang telah di lakukan. Diperoleh data yaitu sesuai sepesifikasi pabrik dan
nilai yang di peroleh adalah berat jenis bulk sebesar 3,0145 gr, berat jenis SSD
3,051 gr dan berat jenis semu 3,1275 gr.

Perencanaan Gradasi Campuran AC-WC filler semen 0%

528 | Analisis Penggunaan Semen Pcc Sebagai Filler Tambahan Pada Aspal Ac-Wc
Bina Darma Conference on Engineering Science

http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

Uraian Ukuran saringan


Inci 3/4" 1/2" 3/8" #4 #8 #16 #30 #30 #100 #200
Mm 19 12,5 9,5 4,75 2,36 1,8 0,600 0,300 0,150 0,075

Data gradasi
Batu 1/2 ex. Merak 100,0 27,3 10,1 3.7 3,4 3,2 3,0 2,8 2,5 2,2
Batu 1/1 ex. Merak 100,0 100,0 100,0 39,7 5,5 4,4 4,2 4,0 3,7 3,3
Abu batu ex. Merak 100,0 100,0 100,0 99,9 92,1 67,1 45,2 32,8 21,9 14,8
Pasir ex. Tanjung raja 100,0 100,0 100,0 99,2 99,2 86,6 53,7 15,1 6,6 3,2
Fillern semen 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Kombinasi agregat
Batu 1/2 13% 13,0 3,5 1,3 0,5 0,4 0,4 0,4 0,4 0,3 0,3
Batu 1/1 47% 47,0 47,0 47,0 18,7 2,6 2,1 2,0 1,9 1,7 1,6
Abu batu 37% 35,0 35,0 35,0 35,0 32,2 23,5 15,8 11,5 7,7 5,2
Pasir 5% 5,0 5,0 5,0 5,0 4,8 4,3 2,7 0,8 0,3 0,2
Filler semen 0% 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Total campuran 100% 100,0 90,5 88,3 59,1 40,1 30,3 20,9 20,9 10,1 7,2

Spec gradasi
Max 100,0 100,0 90,0 69,0 53,0 40,0 30,0 22,0 15,0 9,0
Min 100,0 90,0 77,0 53,0 33,0 21,0 14,0 9,0 6,0 4,0

Ideal 100,0 95,0 83,5 61,0 43,0 30,5 22,0 15,5 10,5 6,5

100
90
80
70
Persen lolos (%)

60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.10 1.00 10.00 100.00

Ukuran saringan (mm)


Grad. batas atas Grad. batas bawah Gradasi rancangan

Gambar 1 Gradasi Campuran AC-WC Filler Semen 0%

Perencanaan Gradasi Campuran AC-WC filler semen 1 %


Alan Kurniawan| 529
Bina Darma Conference on Engineering Science

http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

Uraian Ukuran saringan


Inci 3/4" 1/2" 3/8" #4 #8 #16 #30 #30 #100 #200
Mm 19 12,5 9,5 4,75 2,36 1,8 0,600 0,300 0,150 0,075

Data gradasi
Batu 1/2 ex. Merak 100,0 27,3 10,1 3,7 3,4 3,2 3,0 2,8 2,5 2,2
Batu 1/1 ex. Merak 100,0 100,0 100,0 39,7 5,5 4,4 4,2 4,0 3,7 5,3
Abu batu ex. Merak 100,0 100,0 100,0 99,9 92,1 67,1 45,2 32,8 21,9 14,8
Pasir ex. Tanjung raja 100,0 100,0 100,0 99,2 96,7 86,8 53,7 15,1 6,6 3,2
Fillern semen 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 98,0

Kombinasi agregat
Batu 1/2 13% 13,0 3,5 1,3 0,5 0,4 0,4 0,4 0,4 0,3 0,3
Batu 1/1 47% 47,0 47,0 47,0 18,7 2,6 2,1 2,0 1,9 1,7 1,6
Abu batu 34% 34,0 34,0 34,0 34,0 31,3 22,8 15,4 11,1 7,5 5,0
Pasir 5% 5,0 5,0 5,0 5,0 4,8 4,3 2,7 0,8 0,3 0,2
Filler semen 1% 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
Total campuran 100% 100,0 90,5 88,3 59,1 40,2 30,6 21,4 15,1 10,8 8,0

Spec gradasi
Max 100,0 100,0 90,0 69,0 53,0 40,0 30,0 22,0 15,0 9,0
Min 100,0 90,0 77,0 53,0 33,0 21,0 14,0 9,0 6,0 4,0

Ideal 100,0 95,0 83,5 61,0 43,0 30,5 22,0 15,5 10,0 6,5

100
90
80
70
Persen lolos (%)

60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.10 1.00 10.00 100.00

Ukuran saringan (mm)

Grad. batas atas Grad. batas bawah Gradasi rancangan

Gambar 2 Gradasi Campuran AC-WC Filler Semen 1%

Perencanaan Gradasi Campuran AC-WC filler semen 1,5 %

530 | Analisis Penggunaan Semen Pcc Sebagai Filler Tambahan Pada Aspal Ac-Wc
Bina Darma Conference on Engineering Science

http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

Uraian Ukuran saringan


Inci 3/4" 1/2" 3/8" #4 #8 #16 #30 #30 #100 #200
Mm 19 12,5 9,5 4,75 2,36 1,8 0,600 0,300 0,150 0,075

Data gradasi
Batu 1/2 ex. Merak 100,0 27,3 10,1 3,7 3,4 3,2 3,0 2,8 2,5 2,2
Batu 1/1 ex. Merak 100.0 100,0 100,0 39,7 5,5 4,4 4,2 4,0 3,7 3,3
Abu batu ex. Merak 100,0 100,0 100,0 99,9 92,1 67,1 45,2 32,8 21,9 14,8
Pasir ex. Tanjung raja 100,0 100,0 100,0 99,2 96,7 86,6 53,7 15,1 6,6 3,2
Fillern semen 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 98,0

Kombinasi agregat
Batu 1/ 13,0% 13,0 3,5 1,3 0,5 0,4 0,4 0,4 0,4 0,3 0,3
Batu 1/1 47,0% 47,0 47,0 47,0 18,7 2,6 0,1 2,0 1,9 1,7 1,6
Abu batu 33,5% 33,5 33,5 33,5 33,5 30,9 22,5 15,1 11,0 7,3 5,0
Pasir 5,0% 5,0 5,0 5,0 5,0 4,8 4,3 2,7 0,8 0,3 0,2
Filler semen 1,5% 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Total campuran 100% 100,0 90,5 88,3 59,1 40,2 30,8 21,7 15,5 11,2 8,4

Spec gradasi
Max 100,0 100,0 90,0 69,0 53,0 40,0 30,0 22,0 15,0 9,0
Min 100,0 90,0 77,0 53,0 33,0 21,0 14,0 9,0 6,0 4,0

Ideal 100,0 95,0 83,5 61,0 43,0 30,5 22,0 15,5 10,5 6,5

100
90
80
70
Persen lolos (%)

60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.10 1.00 10.00 100.00

Ukuran saringan (mm)

Grad. batas atas Grad. batas bawah Gradasi rancangan

Gambar 3 Gradasi Campuran AC-WC Filler Semen 1,5%

Perencanaan Gradasi Campuran AC-WC filler semen 2 %

Alan Kurniawan| 531


Bina Darma Conference on Engineering Science

http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

Uraian Ukuran saringan


Inci 3/4" 1/2" 3/8" #4 #8 #16 #30 #30 #100 #200
Mm 19 12,5 9,5 4,75 2,36 1,8 0,600 0,300 0,150 0,075

Data gradasi
Batu 1/2 ex. Merak 100,0 27,3 10,1 3,7 3,4 3,2 3,0 2,8 2,5 2,2
Batu 1/1 ex. Merak 100,0 100,0 100,0 39,7 5,5 4,4 4,2 4,0 3,7 3,3
Abu batu ex. Merak 100,0 100,0 100,0 99,9 92,1 67,1 45,2 32,8 21,9 14,8
Pasir ex. Tanjung raja 100,0 100,0 100,0 99,2 96,7 86,6 53,7 15,1 6,6 3,2
Fillern semen 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 98,0

Kombinasi agregat
Batu 1/ 13% 13,0 3,5 1,3 0,5 0,4 0,4 0,4 0,4 0,3 0,3
Batu 1/1 47% 37,0 47,0 47,0 18,7 2,6 2,1 2,0 1,9 1,7 1,6
Abu batu 33% 33,0 33,0 33,0 33,0 30,4 22,2 14,9 10,8 7,2 4,9
Pasir 5% 5,0 5,0 5,0 5,0 4,8 4,3 2,7 0,8 0,3 0,2
Filler semen 2% 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Total campuran 100% 100,0 90,5 88,3 59,1 40,3 31,0 22,0 15,8 11,6 8,8

Spec gradasi
Max 100,0 100,0 90,0 69,0 53,0 40,0 30,0 22,0 15,0 9,0
Min 100,0 90,0 77,0 53,0 33,0 21,0 14,0 9,0 6,0 4,0

Ideal 100,0 95,0 83,5 61,0 43,0 30,5 22,0 15,5 10,5 6,5

100
90
80
70
Persen lolos (%)

60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.10 1.00 10.00 100.00

Ukuran saringan (mm)

Grad. batas atas Grad. batas bawah Gradasi rancangan

Gambar 4Gradasi Campuran AC-WC Filler Semen 2%

PEMBAHASAN

532 | Analisis Penggunaan Semen Pcc Sebagai Filler Tambahan Pada Aspal Ac-Wc
Bina Darma Conference on Engineering Science

http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

Pengujian karakteristik marshall

a. Kepadatan

2.35

2.33
Kepadatan, gr/cc

2.31

2.29
Kepadatan
2.27

2.25

2.23
0 0.5 1 1.5 2
Kadar Filler Semen, %

Gambar 5 Kepadatan (Density)

Dari gambar 5 menunjukan bahwa terdapat kenaikan nilai kepadatan seiring


bertambahnya persentase penambahan kadar filler semen PCC dari benda uji 0%
dengan nilai 2,278 gr/cc, nilai kepadatan meningkat pada setiap benda uji berturut-
turut. Disimpulkan filler semen PCC berpengaruh pada kepadatan campuran aspal,
semakin tinggi persentase penambahan filler serbuk semen PCC maka semakin
meningkat nilai kepadatan campuran aspal. Hal ini terjadi karena semakin tinggi
kadar filler semen PCC yang di tambahkan maka semakin banyak rongga yang
terisi oleh aspal dan semakin sedikit pori dalam campuran, sehingga campuran
dengan semen PCC menjadi lebih padat dari pada yang tanpa semen PCC.

b. VIM ( void in the mix )

Gambar 6 dapat diketahui nilai VIM pada campuran aspal dengan kadar filler 0%,
1%, 1,5%, dan 2% hasilnya semua memenuhi persyaratan karna tidak melebihi
batas maksimal yang di syaratkan oleh bina marga 2018. Hal ini disebabkan karena
kadar filler semen PCC yang ditambahkan memperbaiki aspal untuk mengis i
rongga dalam campuran. Semakin banyak kadar filler semen PCC yang digunakan,
maka rongga yang terbentuk semakin kecil. Nilai VIM dipengaruhi oleh beberapa

Alan Kurniawan| 533


Bina Darma Conference on Engineering Science

http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

faktor, diantaranya bentuk butiran, tekstur permukaan, gradasi, kadar aspal, suhu
dan factor pemadatan. Nilai VIM pada kadar semen PCC 0%,1%, 1,5%, dan 2%
memenuhi syarat karena tidak melebihi batas maksimum yang sudah di tetapkan
oleh bina marga 2018.

12

10

8
VIM
VIM %

6
Batas Maks
4
Batas Min
2

0
0 0.5 1 1.5 2

Gambar 6 VIM ( void in the mix )

c. VMA (Void In Matrial Agregate)

22

20

18
VMA %

16 VMA
Batas Min
14

12

10
0 0.5 1 1.5 2
Kadar Filler Semen, %

Gambar 7 VMA (void in matrial agregate)

Gambar 7 dapat dikerahui nilai VMA dalam campuran aspal dengan kadar filler
semen PCC 0%, 1%, 1,5%, dan 2% hasilnya semua memenuhi persyaratan karena
melebihi batas minimum yang di syaratkan oleh bina marga 2018. Nilai VMA yang
kecil menyebabkan aspal menyelimuti agregat terbatas, sehingga menyebabkan
lapisan perkerasan tidak kedap air mudah terjadinya kerusakan. Fakto-faktor yang

534 | Analisis Penggunaan Semen Pcc Sebagai Filler Tambahan Pada Aspal Ac-Wc
Bina Darma Conference on Engineering Science

http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

mempengaruhi VMA antara lain kadar aspal, gradasi agregat, penyerapan agregat,
jumlah temperature pemadatan

d. Vfb (Void Filled With Bitumen)


100

90

80
VFB
VFB %

70
Batas Min
60

50

40
0 0.5 1 1.5 2
Kadar Filler Semen, %

Gambar 8 VFB (void filled with bitumen)

Gambar 8 menunjukan nilai VFB tertinggi pada campuran aspal dengan


kadar filler semen PCC 1,5% dengan nila VFB sebesar 77,45% telah mencapai atas
minimum VFB yakni 65%. Seiring penambahan kadar filler semen PCC, nilai VFB
akan semakin meningkat. Nilai VFB pada kadar filler semen PCC 0%, 1%, 1,5%
dan 2% telah memenuhi syarat karena telah mencapai batas minimum yang sudah
ditetapkan oleh bina marga 2018.

e. Pelelehan (flow)

Gambar 9 menunjukan nilai flow pada kadar filler semen PCC 0%, 1%,
1,5% dan 2% telah memenuhi persyaratan antara 2-4mm, karena tidak melebih
batas maksimal persyaratan. Nilai flow yang terlalu tinggi tinggi mengindikas ika n
campuran yang bersifat plastis dan lebih mampu mengikuti depormasi akibat beban.
Sedang nilai flow yang berada dibawah batas minimum mampu menyebabkan retak
dini dan durabilitas rendah. Nilai flow dipengaruhi banyak factor, diantaranya kadar
dan viskositas aspal, suhu, gradasi dan jumlah pemadatan. Dari hasil tersebut,
makan nilai flow yang memenuhi persyaratan bina marga 2018. Adalah pada
campuran aspal dengan semua kadar filler PCC 0%, 1%, 1,5% dan 2%

Alan Kurniawan| 535


Bina Darma Conference on Engineering Science

http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

6
Pelelehan
5

Pelelehan, mm
4 Batas Maks

3
Batas Min
2

0
0 0.5 1 1.5 2
Kadar Filler Semen, %

Gambar 9 Pelelehan (flow)

f. Stabilitas (stability)

1200
1150
1100
Stabilitas Marshall, kg

1050
1000
950 Stabilitas
900 Batas Min
850
800
750
700
0 0.5 1 1.5 2
Kadar Filler Semen, %

Gambar 10 stabilitas

Gambar 10 menunjukan nilai stabilitas tertinggi pada kadar filler semen


PCC 2%, sedangkan semakin banyak kadar filler semen PCC maka nilai stabilitas
akan semakin tinggi. Semakin tinggi nilai stabilitas maka akan cenderung dapar
menerima beban lalu lintas tanpa terjadi perubahan bentuk. Nilai stabilitas pada
kadar filler semen PCC 0%, 1%, 1,5% dan 2% memenuhi syarat karena memenuhi
batas minimum yang sudah ditetapkan oleh bina marga 2018. Nilai stabilitas
dipengaruhi oleh penetrasi aspal, kadar aspal, sifat saling mengunci partikel-
partikel agregat, bentuk dan tekstur permukaan, serta gradasi agregat.

536 | Analisis Penggunaan Semen Pcc Sebagai Filler Tambahan Pada Aspal Ac-Wc
Bina Darma Conference on Engineering Science

http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil-hasil pengujian yang dilakukan pengujian di laboraturium balai


besar pelaksanaan jalan nasional Sumatra selatan tentang pemakaian bahan filler
semen PCC sebagai bahan tambahan yang digunakan pada lapis permukaan
AC-WC dengan metode marshall diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Kadar aspal optimum pada lapis permukaan AC-WC menggunakan aspal


penetrasi 60/70 didapatkan kadar aspal 6,1%
2. Untuk perbandingan hasil pengujian marshall yang tidak memakai bahan filler
semen PCC dan memakai bahan filler semen PCC dengan kadar aspal optimum
6,1% didapatkan dengan hasil nilai kepadatan filler 0% sebesar 2,278, filler 1%
sebesar 2,286, filler 1,5% sebesar 2,296, filler 2% sebesar 2,309. Hasil untuk
nilai stabilitas filler 0% sebesar 917, filler 1% sebesar 1007, filler 1,5% sebesar
1084, filler 2% sebesar 1114.
3. Pemakaian bahan filler semen PCC kadar pemakaiannya 1%,1,5%, dan 2%.
Meskipun kadar pemakaiannya hanya sedikit tapi hasil dari pengujian marshall
dapat meningkatkan nilai stabilitas, kepadatan, dan VFB.

Saran

Dari beberapa analisis dan kesimpulan di atas, penulis memberika n


beberapa saran sebagai berikut :

Lakukanlah pengujian aspal AC-WC (asphalt conceret – wearing course) dengan


menggunakan filler lain.

DAFTAR PUSTAKA

Arafuru. (2025). Dipetik Juli 1, 2021 dari


http://arafuru.com/m/sipil/pengertian-sloof-kelebihan-dan-
kekurangannya.html.

Alan Kurniawan| 537


Bina Darma Conference on Engineering Science

http://conference.binadarma.ac.id/index.php/BDCES e-ISSN: 2686-5785

Dipetik Juli 1, 2021, dari


Data Dalam Skripsi. Analisi penggunaan semen PCC sebagai filler tambahan pada
aspal AC-WC.
Gunawa, Rudi. (2000) Pengantar Teknik Sipil . Yogyakarta: VC. Pioner Jaya.
Dipetik Juli 1, 2021, dari
http://fahrulrozi10fr.blogs.uny.ac.id/category/fondasi-kaki- gabungan/
Sedayu Agung. Dipetik April 1, 2021, dari
https://core.ac.uk/download/pdf/84785042.pdf.
Tambah Aceng Subagja, MT 2012. Teknik Laboraturium Beton Dan Aspal.
Penerbit Buku Rekayasa
Sains : Bandung.

Daparteman pekerjaan umum 2010.” Spesifikasi umum bidang jalan dan


jembatan”. Direktorat jendral bina marga.
Haryant, 2010. “polymer thermoplastic dan thermosetting”. (online)
(http://www.chem- is-try.org. diakses 29 november 2011).
1994. panduan praktikum pemeriksaan bahan jalan.
Laboraturium teknik jalan raya fakultas teknik, jurusan teknik sipil, univers itas
tanjungpura. Pontianak
Ditjen bina marga, spesifikasi umum, 2018 (revisi 3) daparteman pekerjaan umum

Dipetik Juli 1, 2021, dari


http://manfaat.co.id/manfaat-aspal

Aspal Panas AC-WC Dengan Campuran Limbah Karbit , Pengantar Teknik Sipil.
Dipetik Juli 1, 2021, dari
http://fahrulrozi10fr.blogs.uny.ac.id/aspal dengan filler Limbah karbit.

538 | Analisis Penggunaan Semen Pcc Sebagai Filler Tambahan Pada Aspal Ac-Wc

Anda mungkin juga menyukai