Anda di halaman 1dari 3

08/10/23, 21.

53 Mengenal Kampung Adat Cikondang, tempat menjaga kearifan lokal - ANTARA News

Bandung (ANTARA) -
Mengunjungi kampung yang masih memegang tradisi leluhur dan melestarikan kearifan lokal,
melalui sebuah bangunan fisik, menjadi pengalaman tersendiri bagi setiap wisatawan.

Bukti sejarah peninggalan leluhur tersebut berada di sebuah rumah adat yang disebut Bumi
Adat (Bumi dalam bahasa Sunda artinya rumah). Melalui bangunan bersejarah itu nilai-nilai
kearifan hidup peninggalan leluhur terlihat terus dirawat dan masih diterapkan sehari-hari.

Keunikan bangunan tersebut menjadikan sejumlah wisatawan dalam negeri maupun


mancanegara berdatangan ke Kampung Adat Cikondang.

Oleh karena itu tidak mengherankan jika Kampung Adat Cikondang ini cocok dijadikan sebagai
lokasi wisata edukasi.

Kampung Adat Cikondang terletak di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten


Bandung, Jawa Barat. Tepatnya berada di sebuah desa terpencil yang berada di kaki Gunung
Tilu Pangalengan.

Pada abad ke-17, terdapat 61 rumah adat yang didirikan, namun saat ini hanya tersisa satu
rumah adat.

Sebagian besar rumah adat tersebut musnah karena pada abad19 terbakar dan hanya
menyisakan satu rumah yang kini masih tetap dilestarikan.

Kampung Adat Cikondang ini merupakan permukiman dengan arsitektur rumah tradisional yang
berdiri di atas tanah seluas 3 hektare.

Untuk mencapai ke lokasi rumah adat tersebut bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih 1,5
jam perjalanan dengan kendaraan bermotor. Jaraknya sekitar 38 kilometer dari Kota Bandung
via Kecamatan Banjaran.

Selama perjalanan ke sana, wisatawan akan melewati wilayah Pangalengan yang asri dengan
pemandangan pohon yang rimbun di sepanjang jalan.

Sebelum sampai di Kampung Adat Cikondang, wisatawan harus memasuki gang sempit dan
beberapa rumah warga untuk sampai di sana.

Di setiap jalan juga ada petunjuk dengan tulisan rumah adat dalam bahasa Indonesia dan
aksara Sunda.

Di kampung itu terdapat pula rumah warga. Saat mengunjungi kampung itu terlihat sekumpulan
ibu yang asyik bercanda ria. Momen ini langsung menjadi objek pertama yang bisa dilihat
setelah sampai di sana.

Sebelum tiba di rumah adat, pengunjung diminta singgah terlebih dahulu di salah satu rumah
warga dengan disambut oleh beberapa pemuda yang memakai kain yang diikat di kepala
mereka.

Lalu salah seorang warga bernama Ibu Nonok mempersilakan setiap pengunjung atau
wisatawan mengisi buku tamu terlebih dahulu.

Di buku tamu tersebut terlihat ada beberapa nama pengunjung dari berbagai perguruan tinggi di
Jawa Barat.

https://www.antaranews.com/berita/3392379/mengenal-kampung-adat-cikondang-tempat-menjaga-kearifan-lokal 1/3
08/10/23, 21.53 Mengenal Kampung Adat Cikondang, tempat menjaga kearifan lokal - ANTARA News

Ibu Nonok mengatakan para pengunjung harus menunggu terlebih dahulu karena sebelumnya
ada kunjungan 30 orang dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.

Selama menunggu, pengunjung disuguhi minuman dan makanan oleh warga setempat. Setelah
kenyang menyantap hidangan yang sudah disuguhkan akhirnya para wisatawan diperbolehkan
menuju ke Bumi Adat yang tidak jauh di belakang rumah warga.

Terlihat dari luar rumah adat tersebut memiliki konstruksi di bagian bawah rumah berupa kayu-
kayu penyangga. Jika dilihat, kayu tersebut masih sangat kokoh dengan dinding dan atap yang
terbuat dari bambu.

Selama mengunjungi rumah adat, pengunjung didampingi oleh juru kunci bernama Anom
Juhana (76 tahun) .

Sebelum memasuki Bumi Adat, Ki Anom menjelaskan terlebih dahulu asal-usul Bumi Adat serta
ciri khas Kampung Cikondang.

Selagi mendengarkan Ki Anom, pengunjung disuguhi embusan udara sejuk, menikmati hijau
pepohonan yang memanjakan mata, dan mendengarkan suara ayam berkokok yang saling
bersautan.

Ki Anom menjelaskan Bumi Adat atau Rumah Adat di Kampung Cikondang sudah berusia 370
tahun dan hanya ada tersisa satu rumah saja sehingga rumah ini menjadi peninggalan yang
begitu berharga.

Ki Anom mengatakan ciri khas Kampung Asat Cikondang ialah tetap melestarikan nilai-nilai
kearifan lokal. Salah satunya kuliner, seperti nasi tumpeng dan rujak curo.

Selain itu, setiap tanggal 1 Muharam ada kegiatan para ibu yang menumbuk padi untuk
persiapan acara tahunan yaitu Wuku Taun, yang diadakan setiap tanggal 15 Muharam. Dahulu,
pekerjaan utama warga Cikondang bertani, namun seiring zaman kini banyak warga yang
memiliki beragam profesi.

Selesai mendengarkan penjelasan Ki Anom, para pengunjung dipersilahkan masuk ke dalam


Rumah Adat.

Setelah melewati pintu masuk, terdapat keris kecil yang menempel di tengah-tengah pintu.
Kemudian saat masuk ke dalam, terasa suasana tradisional yang terlihat dari banyaknya
perkakas terbuat dari anyaman dan peranti dapur yang masih sangat tradisional.

Di dalam Bumi Adat tersebut terdapat dua kamar. Pertama, yaitu kamar larangan yang memiliki
fungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda keramat. Kamar kedua, yaitu goah. Kamar
tersebut berfungsi untuk menyimpan beras.

Di dinding rumah tergantung pigura yang terbuat dari anyaman. Di dalam pigura-pigura tersebut
terdapat nama-nama silsilah Kampung Adat Cikondang dan silsilah tetua Kampung Adat
Cikondang.

Hutan Larangan

Selain Bumi Adat, di Kampung Adat Cikondang juga terdapat Hutan Larangan yang letaknya
tepat di belakang Rumah Adat.

https://www.antaranews.com/berita/3392379/mengenal-kampung-adat-cikondang-tempat-menjaga-kearifan-lokal 2/3
08/10/23, 21.53 Mengenal Kampung Adat Cikondang, tempat menjaga kearifan lokal - ANTARA News

Ada pantangan ketika ingin memasuki Hutan Larangan. Ki Anom menjelaskan pengunjung tidak
boleh memasuki Rumah Adat dan Hutan Larangan pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.

Kemudian saat memasuki Hutan Larangan, pengunjung diwajibkan membuka alas kaki dan
masuk kaki kanan terlebih dahulu kemudian ketika keluar dengan kaki kiri. Bagi wanita yang
sedang haid dilarang masuk.

Hutan Larangan dulu digunakan untuk menyimpan benda-benda pusaka peninggalan para wali
dan tempat para warga bersembunyi dari zaman penjajahan.

Namun pada saat ini benda-benda pusaka tersebut disimpan di salah satu kamar yang ada di
Rumah Adat. Tidak sembarang orang bisa melihatnya.

Setelah diajak berkeliling ke Rumah Adat dan Hutan Larangan, masih ada satu tempat lagi yang
wajib dikunjungi, yaitu makam dari salah satu buyut para wali dan makam juru kunci yang
pertama. Tempatnya di samping hutan larangan, masuk sejauh sekitar 300 meter.

Banyak kearifan dan wawasan yang didapat selama berkelana di Kampung Adat Cikondang. Ki
Anom berpesan untuk selalu melestarikan kebudayaan dan tempat bersejarah di Indonesia.

https://www.antaranews.com/berita/3392379/mengenal-kampung-adat-cikondang-tempat-menjaga-kearifan-lokal 3/3

Anda mungkin juga menyukai