Anda di halaman 1dari 10

Contoh Kalimat Konotasi

1. Fadlan tak ingin sombong, meski berada di kursi empuk di kantornya. (kursi empuk: jabatan
yang bagus)
2. Mukhlis hidup sebatang kara. (sebatang kara: sendirian/tanpa keluarga)
3. Rumah Paijo hangus di lalap si jago merah. (jago merah: Api)
4. Para pedagang tersebut gulung tikar. (gulung tikar: bangkrut)
5. Benny orang yang pandai bersilat lidah. (bersilat lidah: pandai berbicara/pandai mencari
alasan)
6. Dian hanya sebagai sapi perah bagi bosnya. (sapi perah: dimanfaatkan saja)
7. Irfan merupakan keturunan darah biru. (darah biru: bangsawan/terhormat)
8. Anisa menjadi buah bibir semenjak sukses mendirikan toko kue (buah bibir: pembicaraan
orang banyak)
9. Ahmad angkat kaki dari kosnya. (Angkat kaki: pindah/keluar)
10. Kenaikan BBM bukan hanya kabar angin. (kabar angin: isu/tidak pasti kebenarannya)
11. Ternyata dia adalah maling kelas kakap yang sudah insyaf (kelas kakap: hebat/berkuasa)
12. Didin sudah tahu akal bulus Bejo. (akal bulus: licik/ penipu)
13. Dian bisa kerja di kantor tersebut karena ada orang dalam. (orang dalam: kerabat atau kenalan
yang berwenang )
14. Rossi sangat lihai menunggangi kuda besinya. (kuda besi = motor balap)
15. Pengalaman pahit yang aku rasakan, menjadi penyemangat kesuksesanku. (pahit: tidak
menyenangkan hati)
Contoh Kalimat Denotasi
1. Alibaba menyeduh kopi dengan air panas. (panas: suhu air yang tinggi)
2. Kaca itu jatuh dan hancur berkeping-keping. (hancur: rusak menjadi pecahan-pecahan kecil)
3. Padi di sawah bu Yusda masih hijau. (hijau: muda)
4. Sungai yang berada di belakang rumah Anggi meluap akibat hujan tadi malam. (meluap:
melimpah dengan banyak )
5. Adik kecilku sangat suka menggigit jari. (menggigit jari: memasukkan jari ke mulut dan di
gigit)
6. Zakiyan memiliki seekor sapi perah. (sapi perah: sapi yang diambil air susunya)
7. Ibu Andi pergi dini hari tadi ke rumah nenek. (dini: pagi sekali)
8. Tangan Reno terbakar ketika bermain api. (bermain api: melakukan permainan dengan api)
9. Adik duduk di kursi empuk yang terbuat dari busa. (kursi empuk: kursi yang nyaman diduduki)
10. Suasana hari ini terasa sangat panas. (panas: keadaan pada suhu tinggi)
11. Neny sedang menggulung tikar. (tikar: anyaman yang biasanya digunakan untuk tempat
duduk)
12. Warga Jamruj berhasil menangkap pencuri kambing bandot milik Andi. (menangkap:
memegang pencuri dan tidak melepaskan)
13. Ayam itu tenggelam di sungai. (tenggelam: masuk terbenam ke dalam air)
14. Makanan ini terasa pahit di mulut. (pahit: rasa tidak sedap seperti rasa empedu)
15. Anakku Ahmad, jangan banting tulang ayamnya ya! (banting tulang: kegiatan membanting
tulang)
I. MAJAS PERBANDINGAN
A. Majas Simile
Kalimat yang menggunakan majas simile sendiri dapat dilihat dari ciri-cirinya, di antaranya:

 Memiliki kata penghubung


Pada majas simile terdapat kata penghubung: seperti, laksana, sebagai, layaknya, dan
lain sebagainya.

 Kalimat terdengar berlebihan Pada kalimat yang menggunakan majas simile akan
terdengar seperti berlebihan atau tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
 Banyak kata-kata kiasan Majas simile memiliki ciri-ciri berupa banyak terdapat kata-kata
kiasan dalam kalimatnya.

Berikut ini adalah beberapa contoh majas simile:


1. Aku merasa lelah memberinya terlalu banyak saran. Dia sangat keras kepala,
sehingga percuma memberikan saran kepadanya sebab sama saja dengan
menumpahkan air ke daun talas.
2. Tingkah lakunya sangat konyol seperti aksi badut yang sedang melucu di depan
penonton.
3. Tommy sedang berjalan dengan sangat lambat, seperti kura-kura.
4. Wajah Rina sangatlah cantik sekali seperti bunga.
5. Wajahmu terlihat sangat berseri-seri serta berkilau seperti berlian.
6. Ibuku tidak pernah merasa lelah untuk menasehatiku agar tumbuh menjadi anak
yang baik seakan besok beliau akan meninggalkan dunia.
7. Wajahmu tampan sekali seperti wajah artis-artis Korea.
8. Tubuh penari itu sangat gemulai seperti karet saja.
9. Senyumanmu seperti bulan sabit yang hadir di malam-malam dingin
menghampiriku.
10. Aku berjalan terpingkal seperti kucing yang terinjak kakinya.
11. Putri seperti melayang bebas di angkasa ketika mendengar pengumuman
kelulusannya.
12. Pak RT rasa-rasanya seperti tertimpa durian runtuh saat dia mendapatkan
hadiah undian televisi.
13. Sifatku dan dia sangat bertolak belakang bagaikan langit dan bumi.
14. Sikapmu dingin sekali seperti es.
15. Tayangan pada acara rapat wakil rakyat hari ini sangat lucu sekali tak ubahnya
atraksi badut.

B. Majas Metafora

Majas metafora adalah gaya bahasa yang menggambarkan suatu objek dengan perbandingan
langsung dan tepat atas dasar sifat yang hampir sama atau bahkan sama.

Contoh Majas Metafora beserta Penjelasannya


1. Bagus merupakan bintang kelas di kelasnya.

Penjelasan: "Bintang kelas" adalah murid pintar.

2. Kita harus lapang dada dengan adanya musibah ini.

Penjelasan: "lapang dada" adalah sabar.

3. Si jago merah melahap habis puluhan toko di pasar baru.

Penjelasan: "Si jago merah" adalah api.


4. Andre merupakan anak mas Pak Jamil, seorang lurah di desa Kuto.

Penjelasan: "Anak mas" adalah anak kesayangan.

5. Tikus kantor masih banyak di negeri ini.

Penjelasan: "Tikus kantor" adalah koruptor.

6. Sepulang dari Jakarta, kakakku membawa buah tangan.


Penjelasan: "Buah tangan" adalah oleh-oleh.
7. Demi mencukupi kebutuhan keluarga, Dedi rela membanting tulang setiap hari.
Penjelasan: "Membanting tulang" adalah bekerja keras.
8. Candra selalu cari muka di hadapan guru.
Penjelasan: "Cari muka" adalah berbuat baik hanya ingin dinilai baik demi mendapatkan sesuatu.
9. Ibu tersebut murung karena si buah hati belum pulang.
Penjelasan: "Buah hati" adalah anak.
10. Dewi malam telah keluar dari balik awan.
Penjelasan: "Dewi malam" adalah bulan.
11. Banyak lelaki memperebutkan mawar desa itu untuk dipersunting.
Penjelasan: "Mawar desa" bisa berarti gadis, cantik, wanita yang belum menikah.
12. Dia dikenal sebagai kutu buku di kelas kami.
Penjelasan: "Kutu buku" bisa diartikan gemar membaca.
13. Menjadi anak yatim adalah ujian berat bagi saya.
Penjelasan: "Ujian" bisa diartikan cobaan.
14. Rumahnya habis dilalap si jago merah.
Penjelasan: "Si jago merah" bisa diartikan api.
15. Dia itu kepala batu, susah menasehatinya.
Penjelasan: "Kepala batu" bisa diartikan susah dinasihati.

16. Cinta ibu kepada buah hatinya tak pernah berhenti.

Penjelasan: "Buah hati" bisa diartikan anak.

17. Akhirnya dia menikah dengan pujaan hatinya.

Penjelasan: "Pujaan hati" bisa diartikan kekasih.

18. Dia keras kepala, tidak mempan dilarang.

Penjelasan: "Keras kepala" bisa diartikan teguh pendirian.

19. Dia berasal dari kota gudeg.

Penjelasan: "Kota gudeg" bisa diartikan Yogyakarta.

20. Ani baru saja pulang dari negeri sakura.

Penjelasan: "Negeri sakura" bisa diartikan negara Jepang

C. Majas Hiperbola
Ciri-ciri majas hiperbola
Beberapa ciri-ciri majas hiperbola, sebagai berikut:

 Tidak masuk akal Majas hiperbola menggunakan bahasa yang tidak masuk akal. Ketika
kamu menemukan kata, frasa, atau kalimat yang terasa berlebihan atau bahkan susah
dinalar, bisa dipastikan itu adalah majas hiperbola.
 Melebih-lebihkan Majas yang satu ini seringkali melebih-lebihkan sesuatu sehingga
terkesan lebih besar dari kenyataannya.
 Dramatis Majas hiperbola sering disampaikan secara dramatis. Dan ini berkaitan erat
dengan karakteristik sebelumnya. Dan jika diperhatikan dengan baik, majas hiperbola
banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Mampu memengaruhi pembaca atau
pendengar
 Ciri-ciri yang terakhir dari majas hiperbola adalah mampu memberikan pengaruh yang
besar kepada pembaca atau pendengar. Biasanya, pengaruh ini akan diikuti dengan
efek-efek tertentu. Seperti sedih, marah, kesal, atau yang lainnya. Baca juga: Mengenal
Majas Litotes: Pengertian,
 Ciri-Ciri, Fungsi, dan Contohnya Fungsi majas hiperbola Dari pengertian di atas, maka
fungsi majas hiperbola adalah: Untuk memberikan kesan dramatis Majas hiperbola
umumnya dipakai dalam sebuah karya sastra untuk memberikan kesan dramatis.
 Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan perhatian dari orang lain serta
mewujudkan kepentingan si pembuat karya sastra. Memperindah kalimat Penulis,
penyair, atau pembicara kerap memanfaatkan majas hiperbola dalam karyanya untuk
memperindah kalimat. Cara ini dianggap efektif dalam memberikan kesan yang baik
pada para penikmat karya sastra. Memberikan penekanan emosi Fungsi yang terakhir
adalah untuk memberikan penekanan emosi pada suatu kalimat. Faktanya, pembaca
atau pendengar cenderung lebih mudah merasakan kalimat yang mempunyai emosi.
Mungkin, bisa juga menampilkan imajinasi dan kesan tertentu. Baca juga: Pengertian
Majas Sarkasme, Ciri, Bentuk dan
 Contohnya Contoh majas hiperbola Agar lebih mudah memahaminya, simak contoh
majas hiperbola, berikut ini!
1. Seribu kota akan kulalui untuk mencari kekasih hati
2. Rambutnya terurai halus seperti sutra
3. Kejutan ulang tahun kali ini hampir membuatku terkena serangan jantung
4. Ayah memeras keringat demi memberi nafkah kami sekeluarga
5. Kakak membanting tulang demi menyekolahkan adik-adiknya
6. Dia membacakan pidato sambil berapi-api
7. Pujian ibu guru membuat diriku melayang-layang di udara
8. Sinar matahari membakar kulitku
9. Pencuri itu berlari secepat kilat saat kepergok warga
10. Olahragawan itu memiliki tangan sekuat besi
11. Pesawat itu melaju lebih cepat dari kecepatan cahaya
12. Kamu berjalan lebih lambat dari siput
13. Makanan ini lebih panas dari lava pijar
14. Surat itu butuh waktu ribuan tahun untuk tiba
15. Kecantikan Miss Indonesia mampu mengalihkan dunia

D. Majas Litotes

Beberapa contoh majas litotes, antara lain:

1. Saya hanyalah anak kemarin sore di bidang marketing ini, belum sepadan jika
dibandingkan dengan para senior.

2. Meskipun gajiku hanya cukup untuk makan, tetapi aku bahagia menjalani profesi ini.

3. Aku membelinya di salah satu toko pusat perbelanjaan kota, semoga kamu suka hadiah
murah dariku ini.
4. Saya hanyalah orang biasa dan berasal dari kampung, apakah pantas bersanding dengan
anda?

5. Aku ini hanyalah buruk pabrik miskin dengan pendapatan dibawah rata-rata.

6. Janganlah kau sebut aku ini sebagai peternak sukses, aku hanya seorang tukang kambing
dari kampung.

7. Kalau ada waktu, mampirlah ke gubuk milik kami di seberang jalan itu.

8. Saya hanya pekerja intelektual yang makan garam dan nasi putih setiap hari.

9. Hanya televisi tua ini yang menjadi hiburan harian kita.

10. Tolong terima tanda cinta saya yang sedikit.

11. Kami sudah terbiasa hidup sederhana dan makan seadanya.

12. Mobil ini adalah hasil dari bisnis kecil-kecilan kami.

13. Mungkin Anda tidak akan merasa betah di rumah saya yang hanya beralaskan tikar ini.

14. Orang hebat seperti dia tidak akan mau berteman dengan saya yang biasa-biasa saja.

15. Seperti surga dan bumi, saya tidak pantas dipasangkan dengan yang sempurna Anda.

E. Majas personifikasi

adalah gaya bahasa perbandingan yang mengubah benda mati seolah-olah memiliki sifat atau
bertingkah laku layaknya manusia."
contoh kalimat majas personifikasi adalah:

1. Alam ikut bersorak gembira Suara nyanyian burung mengalun dengan indah
2. Asap menyelinap di balik tirai rumah Ketegangan kembali menyapa semua orang
3. Langit ikut merasakan kemarahannya
4. Angin berembus mengayunkan dedaunan
5. Semburat jingga mulai mengintip sore ini
6. Debur ombak menyahuti kegelisahannya
7. Pelangi melukis indah di balik awan
8. Burung-burung bersahutan pada dinginnya malam
9. Air laut mulai menyapu pasir pantai
10. Layang-layang mulai terbang tanpa meninggalkan jejak
11. Tumpukan batu melihat begitu durhakanya dia kepada ibunya
12. Rumput-rumput bergoyang sore ini
13. Duri menggores membuat ia terluka
14. Hati berbisik berharap semua orang bisa mendengar
15. Uang-uang bersembunyi seperti sedang bermain petak umpet
16. Biarkan hati yang berbicara
17. Sepatu melayang ke arahnya
18. Alam pun mengikhlaskan kepergiannya.
19.
II. MAJAS SINDIRAN
a) Contoh Majas Ironi
1. Sopan sekali pakaian yang kamu kenakan hingga aku merasa malu melihatnya.
2. Wangi sekali bau badanmu. Tak ada satu orang pun yang tahan berada di dekatmu.

3. Dia orang yang sangat tepat waktu. Dia hadir saat acara sudah usai dan semua tamu
undangan telah bubar.

4. Diah adalah anak yang paling cantik di kelasnya hingga tak ada satu pun anak laki-laki
meliriknya.

5. Cahaya lampu itu sangat terang hingga aku tak bisa melihat wajah orang yang ada di
dekatku.

6. Dini seorang kakak yang sangat bertanggung jawab dan penyayang. Sekian lama
adiknya menangis, ia biarkan saja.

7. Kue yang dijual di toko itu sangat murah hingga tak ada satu pun yang laku terjual.

8. Kau benar-benar anak yang sangat berbakti kepada kedua orang tuamu. Tidak ada satu
pun nasihat dan perintah orang tuamu yang kamu patuhi.

9. Air minum isi ulang ini sangat steril dan higienis sehingga membuat tenggorokanku gatal
setelah meminumnya.

10. Suaramu sangat merdu saat bernyanyi, akan tetapi akan jauh lebih baik lagi jika kamu
diam.

11. Kita benar-benar pasangan yang sangat cocok. Tiada hari kita lewati tanpa pertengkaran.

12. Yudi adalah siswa paling teladan di sekolah. Hampir setiap hari orang tuanya mendapat
pengaduan dari pihak sekolah tentang perilaku Yudi.

13. Kejadian itu sungguh membuatku sangat senang hingga aku tak ingin hal itu terulang kembali.

14. Ricky adalah anak yang paling putih di antara teman-temannya hingga ia diberi julukan "si
hitam".

15. Harga handphone itu sangat terjangkau oleh semua kalangan masyarakat hingga aku tidak
sanggup membelinya.

16. Sepatu yang kamu belikan sangat cocok untukku hingga kakiku tidak muat memakainya.

17. Adit sangat pandai dalam pelajaran matematika. Nilai ulangan matematikanya tidak pernah
melebihi angka 5.

18. Kamu sangat menjaga perasaan ibumu. Sering kali ibumu menangis karena ucapanmu yang
menyakiti hatinya.

19. Motor itu memiliki desain yang sangat bagus hingga semua orang melihatnya dengan tatapan
aneh.

20. Kamarmu benar-benar tertata rapi. Keadaannya hampir sama seperti kapal pecah.

b) "Majas sinisme
adalah sindiran yang dinyatakan secara terang-terangan." Sebenarnya makna dari
majas sinisme sendiri mengandung sebuah kekecewaan yang dilakukan oleh sang
obyek.
Berikut merupakan contoh dari majas sinisme:

1. Kamu cantik tapi membosankan


2. Sudahi ucapanmu yang penuh kebohongan itu
3. Jangan buang waktumu untuk melakukan hal bodoh
4. Suaramu begitu merdu, sampai rasanya gendang telingaku pecah
5. Badanmu besar, namun mengapa nyalimu begitu ciut
6. Zaman sekarang gampang buat cari uang, tinggal bikin sensasi seperti dia
7. Jangan banyak makan, nanti badanmu semakin lebar
8. Bekerjalah seperti dia yang tiap hari hanya rebahan dan makan terus.

III. MAJAS PENEGASAN


 majas pleonasme adalah gaya bahasa yang memakai kata tertentu sebagai bentuk
penegasan kalimat

Contoh:

1. Semua penghuni rusun bergegas turun ke bawah untuk menyelamatkan diri dari gempa
bumi.
Kata "ke bawah" sebenarnya tidak diperlukan dalam kalimat tersebut. Sebab, kata "turun"
sudah pasti ke arah bawah.
2. Mundur ke belakang bukanlah pilihan yang tepat.
Kata "ke belakang" merupakan contoh majas pleonasme. Karena tanpa kata tersebut,
sebenarnya kalimat itu sudah jelas.
3. Hanya perwakilan demonstran saja yang diperkenankan masuk ke dalam.
Sama seperti dua kalimat sebelumnya, kata "ke dalam" merupakan bentuk majas
pleonasme. Karena kata "masuk" sudah pasti ke dalam.
4. Kucing itu naik ke atas meja.
Kata "ke atas" digunakan untuk menegaskan bahwa kucing itu telah naik ke meja.
5. Serentak masyarakat mendongak ke atas untuk melihat gerhana bulan.
Sebenarnya kata "mendongak" sudah mengisyaratkan gerakan kepala ke atas. Namun,
dipertegas lagi dengan kata "ke atas".

 Majas Repetisi
Majas repetisi merupakan gaya bahasa yang menunjukkan pengulangan pada kata, frasa,
atau klausa yang sama. Pengulangan tersebut untuk menegaskan makna dari kalimat.
Contoh Majas Repetisi
1. Wajahmu cantik dan sangat, sangat, sangat manis.

2. Di dalam diri yang bersih ada jiwa yang beriman, di dalam diri orang yang beriman ada
jiwa yang tulus.

3. Semua orang tidak akan menyukai sifat arogan dan sifat yang selalu berbohong.

4. Dalam keluhannya ia selalu memanggil nama ibunya, ibu dan ibu.

5. Pemerintah membuat peraturan ini semata-mata untuk menanggapi saran warga.

6. Bingung, bingung, dan bingung. Isi hatiku saat ini bisa diwakili dengan kata itu. Masalah
hati memang benar-benar di luar logika.

7. Waspadalah, waspadalah, waspadalah. Maling selalu mengincar harta Anda.


8. Di tengah malam adik berteriak, "Ibu! Ibu! Ibu!". Aku terbangun karena teriakan itu dan
segera membangunkan Ibu di kamar sebelah.

9. Terbentur, terbentur, dan terbentur. Akhirnya, kamu akan terbentuk juga suatu saat
nanti.

10. Ibu pernah bilang, "Menabung, menabung, dan menabung, Nak. Kamu tidak tahu kapan
susah datang".
11. Engkau adalah belahan jiwaku, engkau adalah cinta pertamaku dan engkau adalah cinta
terakhirku.

12. Sekilas matamu membuat hatiku meleleh, melelehkan matamu.

13. Hilangnya budaya, hilangnya kebiasaan, hilangnya kebiasaan di masyarakat adalah efek
dari globalisasi.

14. Rajin, rajin dan rajin belajar, itulah yang seharusnya menjadi aktivitas Anda menjelang
ujian nanti.

15. Makanan Anda lezat, manta, dan lezat.

16. Aku adalah kau, kau adalah aku, aku dan kau adalah sama.

17. Pekerjaanku adalah penulis, pekerjaanmu adalah penulis, aku dan kamu sama-sama
penulis.

18. Kau memukulku, aku memukulmu, kau dan aku berseteru.

19. Bajuku baru, baju adik baru, bajuku dan baju adik baru.

20. Aku memelukmu, kau memelukku, aku dan kau berpelukan.

IV. MAJAS PERTENTANGAN


 Majas paradoks adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlawanan atau
bertentangan
contoh majas paradoks berikut:
1) Kaya harta, miskin ahlak.
2) Gus Dur buta, tetapi dapat melihat kesengsaraan rakyat.
3) Aku merasa sendiri di tengah keramaian ibu kota ini.
4) Si bodoh tukang tidur di kelas itu, selalu juara satu dalam olimpiade matematika.
5) Hatiku sejuk tiap bertemu dengannya meski cuaca sepanas ini.
6) Perjuangannya menyuarakan krisis iklim dicaci netizen, namun juga mendapat pujian
dari berbagai belahan dunia.
7) Meski nenek sudah tua, semangatnya membara seperti masih muda.
8) Wajah cantik, tetapi tenggang rasanya jelek sekali.
9) Buruk rupa, namun baik budi.
10) Kemajuan teknologi menyebabkan kemunduran interaksi sosial.
11) Kamarnya memang bersih, tetapi pikirannya kotor.
12) Ingat nada, lupa lirik.
13) Korban pelecehan seksual sangat ketakutan, tetapi keberaniannya untuk bicara
dikagumi semua orang.
14) Perwakilan rakyat mendengar, tetapi pura-pura tuli.
15) Indonesia kalah dalam satu pertandingan tunggal putra cabang badminton, tapi
menang dalam olimpiade ini.
16) Kejujuran dalam persidangan menjadi kebohongan bila tidak ada bukti.
17) Sifat ibu melembutkan sifat ayah yang kaku.
18) Pengunjung sebanyak ini pendapatan masih saja sedikit.
19) Kesudahan dari segala sesuatu di dunia, merupakan awal dari kehidupan yang lain.
20) Hatinya baik dan penuh kasih sayang di balik mulut jahatnya.
21) Ida membeli sepatu termahal di kota ini, tetapi ia bilang itu murah.
22) Instingnya tajam, nuraninya tumpul.
23) Bicaranya halus, tetapi prilakunya kasar.
24) Buah mangga ini luarnya bagus, dalamnya busuk.

 Majas oksimoron menggunakan kata yang berlawanan dalam satu kata yang sama.

Contoh Majas Oksimoron :

1. Mereka semua berjanji akan melewati semua ini dalam keadaan suka maupun duka.
2. Setelah hampir satu tahun menjalani tugas Negara di luar negeri, pertemuan semua tentara
dengan keluarganya dipenuhi dengan isak tangis bahagia.
3. Demi keluarganya sang Ayah harus selalu tersenyum di atas kepedihannya sendiri.
4. Berdoalah pada Tuhan supaya kamu diberi kemudahan dalam semua kesulitan yang sedang
menimpamu.
5. Pasti akan ada jalan keluar dari semua masalah mu, jika kamu mau berusaha lebih keras lagi.
6. Tetaplah bersyukur kepada-Nya, baik saat senang ataupun sedih.
7. Hal yang paling dibenci Andi adalah ketika ada orang yang tertawa di atas penderitaan orang
lain.
8. Para prajurit itu sudah mengucapkan sumpah bahwa hidup matinya akan mereka korbankan
untuk membela negara yang mereka cintai ini.
9. Hubungan mereka unik tidak pernah terlihat akur tapi selalu saling tolong, seperti saling
membenci tapi cinta.
10. Tuhan pasti akan selalu memberikan solusi dari semua masalah yang kamu hadapi, asalkan
kamu mau berdoa dan terus berusaha.
11. Sejak kedua orangtuanya meninggal dunia, kakak – adik itu menjalani susah senang
kehidupan bersama – sama.
12. Setelah berlatih dan berjuang dengan keras pada akhiranya Aldi gagal dalam pertandingan
kemarin, tapi dia yakin kegagalan adalah sukses yang tertunda.
13. Semua koruptor itu pantas diberi hukuman berat, karena mereka bersenang – senang diatas
penderitaan orang lain.
14. Sampai dengan saat ini Korea selatan dan Korea utara masih terlibat perang saudara.
15. Dengan usianya yang hampir lima puluh tahun dia sudah banyak merasakan pahit manisnya
kehidupan.
16. Sejak beberapa tahun belakangan ini karirnya di dunia hiburan mulai naik tenggelam.
17. Ibu dan Ayah sudah menikah lebih dari tiga puluh tahun, susah dan senang selalu mereka
lewati bersama.
18. Semua solusi dari masalah yang kita hadapi akan muncul jika kita terus mencoba dan
berusaha.
19. Semua kesulitan pasti ada kemudahan, jangan menyerah.
20. Setelah kegagalan kemarin, pilihan Ilham hanyalah bangkit atau menyerah.
21. Orang tua pasti tahu apa yang baik dan buruk untuk anaknya.
22. Dia mendedikasikan hidup matinya demi meraih cita – cita yang dia impikan sejak lama.
23. Saking lamanya mereka berteman, Anto sudah hapal semua sifat baik dan buruk dari Sandi.
24. Kami sudah tidak tahu, kanan apa kiri jalan yang harus kami lalui.
25. Tak peduli besar atau kecil, yang penting hasil yang dapatkan itu halal.

Anda mungkin juga menyukai