Anda di halaman 1dari 7

1. Apa itu smart thinking? Dan mengapa smart thinking itu penting?

(Itsna)

Smart thinking adalah cara untuk mengetahui dan mengungkapkan ide, mengkomunikasikan
ide sehingga dapat dipahami dari lebih awal, dan mengetahui apakah semua topik
penting sudah terbahas.

Sumber:

M. Allen. (2004) Smart Thinking Skills For Critical Understanding and Writing

2. Bagaimana cara menumbuhkan potensi smart thinking? (Ajeng)

yaitu dengan menggunakan sebab, bertanya tanya tentang alasan bisa terjadinya suatu hal. Se-
bab merupakan dasar dari segala pemikiran. Digambarkan sebagai proses memikirkan dan memgko-
munikasikan suatu sebab mengapa kita memiliki pandangan atau kesimpulan terhadap suatu hal.

Sumber:

M. Allen. (2004) Smart Thinking Skills For Critical Understanding and Writing

3. Apa pengertian critical thinking?

As’ari, dkk. (2017) berpikir kritis merupakan berpikir logis atau masuk akal yang berfokus
pada pengambilan keputusan tentang yang dipercaya dan dilakukan seseorang.

Sumber:

Suryo Widodo, Ika Santia, dan Jatmiko. (2019). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pen-
didikan Matematika pada Pemecahan Masalah Analisis Real. JPMR 4 (2)

4. Bagaimana cara kita untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis atau critical
thinking? (Shaniya)

Wahidin (2008) menyarankan beberapa hal berikut untuk mengembangkan kemampuan


berpikir kritis siswa.

1. Kuasai terlebih dahulu kemampuan-kemampuan berpikir dasar.(induktif, deduktif dan re-


flektif).

2. Selalu bersikap skeptis tentang segala sesuatu!, benar/tidak ?, cocok/tidak dan lainnya.

3. Tanamkan dalam diri kita bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak selain yang datang dari
Allah.

4. Latihlah hal-hal berikut.

a. Mengenali inti sebuah pernyataan.

b. Mengulang pernyataan dalam kalimat sendiri.

c. Mencari contoh untuk mengilustrasikan pernyataan.

d. Mengenali maksud di balik pernyataan.

e. Mencari kemungkinan penafsiran lain dari pernyataan.

f. Membedakan antara inti pernyataan dengan alasannya.

g. Memeriksa antara pernyataan denggan alasannya.


h. Merumuskan pertanyaan dengan jelas dan benar.

i. Membedakan antara fakta dengan opini atau penafsiran.

5. Yakini bahwa selalu ada kemungkinan kekeliruan atau kesalahan dari suatu pernyataan.

6. Yakini bahwa tidak ada larangan untuk berpikir kritis dan berpendapat lain.

7. Yakini bahwa pendapat orang banyak belum tentu benar.

8. Yakini bahwa berpikir kritis adalah juga kunci untuk maju.

9. Selalu dahului keputusan yang kita ambil sekecil apapun dengan berpikir nalar (menggu-
nakan logika).

Sumber:

Wahidin, D. 2008. Berpikir Kritis dan Pengembangannya.http://didinuninus.


blogspot.com/2008/03/berpikir-kritis-dan-pengembangannya.html. Diakses 9 Januari 2010.

5. Apa saja karakteristik dari berpikir kritis? (Amara)

Ennis (1989) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis maka
akan memenuhi enam karakteristik dasar berpikir kritis yang dikenal dengan FRISCO (Focus,
Reason, Inference, Situation, Clarity, and Overview), meliputi:

1) focus yang dimaksudkan adalah mahasiswa mampu menentukan konsep yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah;

2) reason adalah mahasiswa mampu memberikan alasan tentang jawaban yang diberikan;

3) inference adalah mahasiswa mampu membuat kesimpulan dari informasi yang tersedia
dengan cara membuat langkah-langkah penyelesaian;

4) situation adalah mahasiswa mampu menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat
mengungkapkan peristiwa atau permasalahan dengan bahasa matematika serta dapat
menyelesaikan soal aplikasi matematika;

5) clarity adalah mahasiswa dapat memberikan kejelasan lebih lanjut baik dari segi definisi
maupun keterkaitan konsep; dan

6) overview adalah mahasiswa mampu mengecek apa yang telah ditemukan, diputuskan,
dipertimbangkan, dipelajari dan disimpulkan.

Sumber:

Suryo Widodo, Ika Santia, dan Jatmiko. (2019). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pen-
didikan Matematika pada Pemecahan Masalah Analisis Real. JPMR 4 (2)

6. Apa saja metode yang bisa digunakan untuk berpikir kritis? (Afin)

Twelve Essential Critical Thinking Skills (12 keterampilan esensial dalam berpikir kritis), berikut.

1. Mengenali masalah (defining and clarifying problem)

a. Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok.

b. Membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan.


c. Memilih informasi yang relevan.

d. Merumuskan/memformulasi masalah.

2. Menilai informasi yang relevan

a. Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar/judgment.

b. Mengecek konsistensi.

c. Mengidentifikasi asumsi.

d. Mengenali kemungkinan faktor stereotip.

e. Mengenali kemungkinan bias, emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat (semantic slanting).

f. Mengenali kemungkinan perbedaan orientasi nilai dan ideologi.

3. Pemecahan Masalah/ Penarikan kesimpulan

a. Mengenali data-data yang diperlukan dan cukup tidaknya data.

b. Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan/pemecahan masalah/kesimpulan


yang diambil.

Sumber:

Zubaidah, S. (2010, January). Berpikir Kritis: kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat dikem-
bangkan melalui pembelajaran sains. In Makalah Seminar Nasional Sains dengan Tema Optimalisasi
Sains untuk memberdayakan Manusia. Pascasarjana Unesa (Vol. 16, No. 1, pp. 1-14).
7. Apa manfaat dan hambatan pada critical thinking?

Manfaat

- berpikir kritis berguna dalam melakukan kegiatan membaca, menulis, berbicara, mendengarkan,
berdiskusi, dan sebagainya, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

- Analisis yang kritis dapat meningkatkan pemahaman tentang suatu masalah.


- membantu memilih alternatif solusi yang berguna dan menyingkirkan solusi yang tak berguna.
- berguna untuk mengekspresikan ide-ide.
Hambatan

Kaniati (2018, hlm. 107)

-kurangnya motivasi pada siswa, siswa malas berpikir, pelajaran yang monoton

Komalasari (2021, hlm. 31)

- pembelajaran dengan menggunakan metode tradisional atau hanya ceramah saja, karena siswa hanya
mendengarkan tanpa berpartisipasi dalam menemukan pengetahuan selama pembelajaran

Sumber :

Dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD – Institute for Health Economic and Policy Studies (IHEPS)/ 1
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret

Repository unpas

8. Apa definisi dari silogisme, opini, asumsi, fakta, dan argument? (Shaniya) (Andika)
Silogisme, dimaknai sebagau susunan pikiran yang logis. Secara luas, silogisme adlah proses
penalaran yang menghubungkan dua proposisi yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan.

Asumsi, merupakan gambaran sangkaan, perkiraan, satu pendapat atau kesimpulan sementara,
atau suatu teori sementara yang belum dibuktikan.

Fakta, menurut Suyono (2004) adalah peristiwa yang benar-benar terjadi

Opini, adalah suatu pernyataan yang dipercaya sebagai sesuatu yang benar namun tidak
berdasar kenyataan maupun bukti yang substantial. Opini bersifat subjektif berdasarkan pemikiran
pribadi yang kebenarannya kadang tidak dapat dibuktikan karena berasal dari pengalaman subjektif
seseorang.

Argumen, Department of Communication University of Pittsburgh, argument adalah


serangkaian tuntutan (claim) yang didukung oleh bukti. Claim atau tuntutan merupakan opini yang
disampaikan atau kesimpulan yang ingin diterima.

Sumber:

S. Amin.(2016). Filsafat Ilmu dan Logika. Repository Unimal

Buku Praktikum LBM 3 Modul Krikom

9. Bagaimana hubungan silogisme dan argumen? (Ibrahim)

Silogisme adalah argumen yang mempunyai dua premis dan satu kesimpulan. Jadi argumen adalah
hasil dari silogisme atau kesimpulan dari dua pernyataan yang bersifat valid dan dapat diterima oleh
akal.

Sumber:

https://translate.google.com/translate?u=https://bookdown.org/rlridenour/ct-text/categorical-
logic.html&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search

10. Apa itu logical fallacy dan berikan contohnya? (Amara)

Logical fallacy adalah kesesatan logika berpikir yang timbul karena terjadi ketidaksesuaian
antara apa yang dipikirkan dan bahasa yang digunakan untuk merumuskan pokok pikiran. Pe-
nalaran yang sesat ini dapat terjadi apabila susunan premis yang ada tidak menghasilkan suatu
kesimpulan yang benar. Dalam artian kesesatan atau fallacy muncul ketika suatu argumen ter-
bentuk dari premis-premis yang tidak berkaitan dengan argumen yang ada(LaBoissiere,
2010:1).

Contoh:

a. ad hominem

isi argumennya adalah menyerang karakter lawan bicara dengan tujuan untuk menyangkal
atau mempertahankan diri.

b. false cause

suatu hal yang bukan menjadi penyebab suatu kesimpulan namun seolah olah menjadi penye-
bab utama.

c. black or white
argument yang memposisikan lawan bicara pada posisi hitam atau putih yang dapat membuat
lawan bicara bimbang.

d. the straw man

argument disusun dengan membuat susunan lemah dan menghubungkan dengan lawan bicara
sehingga terlihat kuat dengan tujuan untuk menjatuhkan lawan bicara.

e. appeal to authority

berargumen dengan merujuk suatu tokoh atau seseorang yang dianggap terpandang, dengan
menggunakan pernyataan tokoh tersebut sebagai konklusi tanpa mencari alasan rasional.

f. complex question

dengan mengajukan serangkaian pertanyaan kompleks untuk membuktikan kesimpulan yang


diyakini, pertanyaan cenderung retoris dan punya nilai tertentu utnuk mencapai kesimpulan
penanya.

Sumber:

Gitayuda, M. B. S. (2021). IMPLEMENTASI EDUKASI MENGHINDARI KESALAHAN


BERPIKIR PADA MAHASISWA MANAJEMEN. Science Contribution to Society Jour-
nal, 1(1), 22-30. https://doi.org/10.35457/scs.v1i1.1745

11. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya logical fallacy? (Itsna)

- pengetahuan tentang sesuatu yang dibahas

- keterbatasan memori

- konsistensi dengan keyakinan

Sumber:

Lutfiyah, Nur Ulfi (2018) Logical fallacy dan cyberbullying pada media sosial facebook:
Studi Analisa wacana pada kasus Demonstrasi 212. Undergraduate thesis, Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim.

12. Apa yang dimaksud dengan ad hominem dan mengapa seseorang cenderung melakukan
hal tersebut dalam berargumen? (Andika)

ad hominem digambarkan sebagai kekeliruan argumentasi ketika isu karakter lawan tidak rel-
evan dengan isu yang sedang dibicarakan.

Faktor:

- pengetahuan tentang sesuatu yang dibahas

- keterbatasan memori

- konsistensi dengan keyakinan

Sumber :

Engel SM. Dengan Alasan yang Baik . edisi ke -6 Boston: Bedford/St. milik Martin; 2000. [ Google Cen-
dekia ]
Walton D. Argumen ad hominem . Tuscaloosa: Pers Universitas Alabama; 1998. [ Google Cendekia ]

Walton D, Reed C, Macagno F. Skema Argumentasi . New York: Pers Universitas


Cambridge; 2008. [ Google Cendekia ]

Lutfiyah, Nur Ulfi (2018) Logical fallacy dan cyberbullying pada media sosial facebook: Studi Anal-
isa wacana pada kasus Demonstrasi 212. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim.

13. Apa itu creative thinking? (Aji)

Ketrampilan bepikir kreatif ini akan melibatkan imajinasi, kecerdasan, wawasan, dan ide - ide
ketika menghadapi situasi tertentu (Birgili, 2015).
Sumber:
Meitiyani, M., Nadhiro, N., & Syaban, A. (2019). Membangun Kemampuan Berpikir Kreatif untuk
Mengatasi Masalah Lingkungan dengan Menggunakan Pembelajaran Otentik. EDUSAINS, 11(2),
297-302.
14. Bagaimana cara menyusun sebuah argument dalam mengkritisi sesuatu? (Jihan)

1. Overall argument – Keseluruhan Argumen

Menunjukkan posisi anda ketika memberikan suatu argument dengan alasan yang

menyertainya. Dalam overall argument ini memiliki alasan penyerta yang terdiri dari

serangkaian penalaran yang digunakan untuk mendukung argument yang disampaikan

2. Contributing Argument

Terdiri dari alasan-alasan seseorang dalam membentuk suatu argument

3. Posisi/ sudut pandang seseorang dalam menyampaikan argumen

4. Usaha untuk meyakinkan orang lain untuk menerima sudut pandang yang diajukan

5. Alasan yang diberikan untuk mendukung sudut pandang yang diajukan

Sumber:

Cottrell Stella. Critical thinking skills : developing effective analysis and argument. Palgrave Macmil-
lan; 2005. 250.

15. Apa perbedaan antara berpikir kreatif dan berpikir kritis, dan jika saling
berhubungan, apa hubungannya?

Ketrampilan bepikir kreatif ini akan melibatkan imajinasi, kecerdasan, wawasan, dan ide -
ide ketika menghadapi situasi tertentu (Birgili, 2015).
As’ari, dkk. (2017) berpikir kritis merupakan berpikir logis atau masuk akal yang berfokus
pada pengambilan keputusan tentang yang dipercaya dan dilakukan seseorang.
Berpikir kreatif merupakan komponen berpikir kritis, dalam berpikir kita memerlukan untuk
berpikir kreatif, dengan berpikir kreatif kita dapat mengaitkan imajinasi, kecerdasan, wawasan, dan
ide ide dalam memahami suatu hal, agar pemikiran kita lebih kritis dalam menganalisis hal tersebut.

Sumber:
Meitiyani, M., Nadhiro, N., & Syaban, A. (2019). Membangun Kemampuan Berpikir Kreatif untuk
Mengatasi Masalah Lingkungan dengan Menggunakan Pembelajaran Otentik. EDUSAINS, 11(2),
297-302.
Suryo Widodo, Ika Santia, dan Jatmiko. (2019). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pen-
didikan Matematika pada Pemecahan Masalah Analisis Real. JPMR 4 (2)

Opini

Anda mungkin juga menyukai