Anda di halaman 1dari 52

PENGARUH PEMBERIANEKSTRAK BENGKUANG

(Pachyrhizus erosus) SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP


KADAR KOLESTEROLTINGGI PADA MENCIT(Mus
musculus)

Proposal Karya Tulis Ilmiyah


Disusun untuk memenuhi ketentuan dalam melakukan
kegiatan penyusunan Karya Tulis Ilmiyah

Disusun oleh :

Eka Fitria
NIM :B20001

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLITEKNIKMEDICA FARMA HUSADAMATARAM
2023

i
Karya Tulis Ilmiah

PENGARUH PEMBERIANEKSTRAK BENGKUANG


(Pachyrhizus erosus) SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP
KADAR KOLESTEROLTINGGI PADA MENCIT

Diajukan oleh :

Eka Fitria
NIM : B20001

Komisi Pembimbing Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Roushandy Asri Fadani, S.Si, M.Pd


NIK : 36.085.2012.008

Pembimbing II Ika Nurfajri Mentari,S.ST.,M.Kes


NIK : 36.085.2014.020

Telah dinyatakan memenuhi syarat


Ketua Program Studi D-III Teknologi Laboratorium Medis
Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Ika Nurfajri Mentari,S.ST.,M.Kes


NIK : 36.085.2014.020

ii
Halaman Pengesahan Penguji Karya Tulis Ilmiyah

PENGARUH PEMBERIANEKSTRAK BENGKUANG


(Pachyrhizus erosus) SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP
KADAR KOLESTEROLTINGGI PADA MENCIT

Oleh :

Eka Fitria
NIM : B20001

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Roushandy Asri Fadani, S.Si, M.Pd


NIK : 36.085.2012.008
Anggota Penguji
Ika Nurfajri Mentari,S.ST.,M.Kes
NIK : 36.085.2014.020

Penguji Independen Dr. Alfisahrin, M.Si.


NIP : 36.085.2021.075

Mengetahui :
Ketuan Program Studi D-III
Teknologi Laboratorium Medis

Ika Nurfajri Mentari,S.ST.,M.Kes


NIK : 36.085.2014.020

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Bengkuang (Pachyrhizus Erosus) Sebagai
Antioksidan Terhadap Kadar Kolesterol Tinggi PadaMencit”. Karya Tulis Ilmiah
ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan
pendidikan program studi D-III Teknologi Laboratorium Medis di Politeknik
Medica Farma Husada Mataram.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,
pembimbing serta dorongan dari pihak keluarga, pihak-pihak tertentu serta dari
rekan-rekan seperjuangan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih banyak
untuk kedua orang tua tercinta, ayahanda Moh. Rais dan ibunda Haryati yang
tidak pernah lelah memberikan doa, dukungan moril dan materi, cinta, kasih
sayang, semangat dan motivasi kepada penulis dari kecil hingga saat ini sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada :
1. Bapak Dr. Syamsuriansyah, M.M.,M.Kes selaku direktur Politeknik Medica
Farma Husada Mataram.
2. Ibu apt. Ajeng Diang Pertiwi, M Farm., selaku wakil direktur I Politeknik
Medica Farma Husada Mataram.
3. Ibu Ika Nurfajri Mentari,S.ST.,M.Kesselaku Ketua Program Studi D-III
Teknologi Laboratorium Medissekaligusdosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ibu Roushandy Asri Fardani S.Si, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan dan arahan dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Segenap dosen, staf dan tata usaha Politeknik Medica Farma Husada Mataram
yang memberikan motivasi dan semangat.

iii
6. Teman-teman program studi Teknologi Laboratorium Medis angkatan 2020
atas kebersamaan, serta suka duka selama perkuliahan.
Demikian Karya Tulis Ilmiah ini penulisbuat dan menyadari bahwa tugas ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun susunannya dikarenakan
keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis. Oleh sebab itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan penulisan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan berguna bagi
pembaca dan semua pihak yang membutuhkan peningkatan wawasan.

Mataram, 24 Juli 2023

Eka Fitria
B20001

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB IPENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................3
D. Ruang Lingkup..............................................................................................4
E. Manfaat Penelitian........................................................................................4
BAB IITINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5
A. Landasan Teori..............................................................................................5
1. Kelostrol..................................................................................................5
2. Antioksidan..............................................................................................9
3. Bengkuang.............................................................................................11
4. Hewan percobaan..................................................................................15
B. Kerangka Konsep........................................................................................18
C. Hipotesis......................................................................................................20
BAB IIIMETODE PENELITIAN......................................................................21
A. Desain Penelitian..........................................................................................21
B. Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................................21
C. Variabel Penelitian.......................................................................................21
D. Definisi Operasional.....................................................................................22
E. Populasi dan Sampel.....................................................................................23
1. Populasi Penelitian...................................................................................23
2. Sampel Penelitian....................................................................................23
F. Intrument Penelitian.....................................................................................23
1. Alat dan Bahan.........................................................................................23
2. Cara kerja.................................................................................................24
G. Teknik pengumpulan data............................................................................28
H. Alur Kerja.....................................................................................................28
I. Analisis Data.................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................43

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kolesterol adalah salah satu bagian darilemak atau lipid, akan tetapi
keduanyamerupakan subtansi yang berbeda. Kolesterol merupakan senyawa
lemak kompleks, sebagian besar kolesterol dalam tubuh diproduksi oleh tubuh
itu sendiri, dan organ hati merupakan penyumbang kolesterol terbesar dalam
tubuh. Kolesterol juga dapat diperoleh dari luar tubuh yaitu melalui makanan
hewani seperti daging, unggas, ikan, susu, dan margarin. Kolesterol sangat
penting bagi manusia, dalam jumlah tertentu kolesterol dibutuhkan oleh tubuh
untuk melakukan proses metabolisme dalam tubuh sebagai bahan pembentuk
diding sel, pembuatan asam empedu untuk mengemulsikan lemak. Namun
dalam keadaan berlebihan, kolesterol berubah menjadi berbahaya dan sumber
penyakit. Penyakit yang disebabkan kolesterol dapat menimpa siapa saja dari
berbagai kalangan(Muqowwiyah & Dewi, 2021).
Tingginya kadar kolesterol di dalam darah merupakan permasalahan
yang serius karena merupakan salah satu faktor risiko dari berbagai macam
penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, dan diabetes mellitus.
Bedasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan risiko terjadinya
ateroklerosis yang merupakan penyebab penyakit jantung koroner(PJK) akan
meningkat apabila kadar kolesterol total di dalam darah melebihi batas
normal.Prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia menurutSurvei Kesehatan
Rumah Tangga(SKRT) tahun 2004 pada kelompok usia 25-34 tahun adalah
9,3% dan meningkat seiring betambahnya usia pada kelompok usia 53-64
tahun sebe- sar 15,5%.Untuk prevalensi hiperkolesterolemiadi Indonesia
sebesar 1,5% pada laki-laki dan 2,2% pada perempuan. Hasil Riskesdas tahun
2013 proporsi penduduk Indonesia dengan kadar kolesterol di atas normal
lebih tinggi pada perempuan yaitu sebesar 39,6% jika dibandingkan dengan
laki-laki sebesar 30%. Beberapa faktor yang memengaruhi kadar kolesterol
total adalah pola makan tinggi serat, pola makan tinggi lemak, kebiasaan

1
merokok, jenis kelamin, obesitas dan aktifitas fisik(Yoeantafara & Martini,
2017).
Ada bergaram upaya yang dapat dilakukan untuk merurunkan
kolesterol, diantaranya adalah mengubah gaya hidup dan pola makan serta
tidak jarang masyarakat mengekonsumsi obat penurun kolesterol. Saat ini
banyak beredar dipasaran obat-obatan untuk penurunan kolesterol baik obat
alami maupun sintetis. Namun penggunaan obat sintetis mempunyai efek
samping seperti gangguan gastrointestinal, retensi urine dengan hipnatremi,
sehingga kecenderungan masyarakat saat ini lebih memilih obat alami
disebabkan karena obat alami dipercaya lebih aman, murah, dan mudah
ditemukan bahan bakunya di sekitar lingkungan masyarakat (Krentz A, 2005).
Di Indonesia terdapat kurang lebih 30.000 jenis tanaman, baru ditemukan 940
jenis diantaranya merupakan tanaman berkhasiat obat yang diyakini oleh
masyarakat dapat menyembuhkan penyakit (Nugroho, I.A 2010).
Penelitian sebelumnya mengenai upaya penurunan kadar kolesterol
dengan menggunakan antioksidan alami buah salak dengan konsentrasi 10%,
20%, 40% dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Didukung dengan
penelitian Brigita T. Tamon literature reviewtentang efek antioksidan pada teh
hijau terhadap kolesterol darah menunuukan adanya hasil penurunan kadar
kolesterol yang signifikan setelahdiberikan teh hijau. Salah satu bahan alam
yang dapat digunakan sebagai antioksidan dan sebagai obat adalah bengkuang.
Bengkuang(Pachyrhizus erosus) merupakan tanaman asli dariAmerika
Tengah dan ditanam menggunakan benih. Bengkuang merupakan buah yang
kaya akan berbagai zat gizi yang sangat penting untuk kesehatan terutama
vitamin dan mineral. Pada penelitian yang dilakukan oleh Endang
Lukitaningsih,disebutkan bahwabengkuang mengandung vitamin
C,flavonoid,dan saponin yang merupakantabirsurya alami untukmencegah
kulit rusak oleh radikal bebas(Hadi et al., 2015).
Secara empiris kandungan metabolik sekunder dari bengkuang seperti
saponin & flavonoid memiliki khasiat masing-masing. Saponin berfungsi
mengikat kolesterol dengan asam empedu sehingga dapat menurunkan kadar

2
kolesterol (Michael W. D. 2000). Flavonoid berfungsi meningkatkan aktivitas
Vitamin C sebagai antioksidan mencegah oksidasi LDL(Low Density
Lipoprotein) kolesterol yang dapat mengakibatkan kerusakan dinding
pembuluh arteridan menghambatpenggumpalan keping – keping darah
(Barung et al., 2003).
Berdasarkan kandungan metabolit sekunderyang terkandung dari buah
bengkuang, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
pengaruh pemberian ekstrak bengkuang sebagai antioksidan terhadap kadar
kolesterol tinggi pada mencit.

B. Rumusan Masalah
Apakah pemberianekstrak bengkuang (Pachyrhizus erosus) sebagai
antioksidan dapat mempengaruhi kadar kolesteroldarah pada mencit?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak bengkuang
(Pachyrhizus erosus)sebagaiantioksidan terhadap kadarkolesteroltinggi darah
pada mencit.
2. Tujuan Khusus
a. Mengukur kadar kolesterol mencit sebelum diberikan eksrtak
bengkuang(Pachyrhizus erosus).
b. Menentukan aktivitas antioksidan ekstrak bengkuang (Pachyrhizus
erosus).
c. Mengukur kadar kolesterol mencit setelah diberikan eksrtak
bengkuang (Pachyrhizus erosus).
d. Menganalisa pengaruh pemberian ekstrak bengkuang (Pachyrhizus
erosus) sebagai antioksidan terhadap kadar kolesteroltinggi darah pada
mencit.

3
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah salah satu wujud nyata dalam
mendukung bidang Teknologi Laboratorium Medis khususnya keilmuan
Analisa Biolimia Makanan dan Kimia Klinik tentang pengaruh pemberian
antioksidan ekstrak bengkuang(Pachyrhizus erosus)terhadap kadar
kolesteroltinggi darah pada mencit.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat untuk Institusi
Sebagai bentuk sumbangsih keilmuan ilmiah yang diberikan untuk
dipergunakan sebagai sumber referensi, informasi dan wawasan khususnya
di kampus Politeknik Medica Farma Husada Mataram.
2. Manfaat untuk Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran secara jelas mengenai
pengaruh pemberian ekstrak bengkuang (Pachyrhizus erosus) sebagai
antioksidan terhadap kadar kolesterol tinggi darah pada mencit (Mus
musculus).
3. Manfaat untuk peneliti
Menambah ilmu pengetahuan,wawasan serta pengalaman dalam
mengaplikasikan ilmu dalam bidang Teknologi Laboratorium Medis yang
diperoleh khususnya di bidang Analisa Kimia Makanan dan Kimia Klinik.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kelostrol
a. Pengertian
Kolesterol adalah salah satu komponen dalam membentuk lemak.
Didalam lemak terdapat berbagai macam komponen yaitu seperti zat
trigliserida, fosfolipid, asam lemak bebas, dan juga kolesterol. Secara
umum, kolesterol berfungsi untuk membangun dinding didalam sel
(membran sel) dalam tubuh. Bukan hanya itu saja, kolesterol juga
berperan penting dalam memproduksi hormon seks, vitamin D, serta
berperan penting dalam menjalankan fungsi saraf dan otak.
Kolesterol adalah suatu zat lemak yangdibuat didalam hati dan lemak
jenuh dalam makanan. Jika terlalu tinggi kadar kolesterol dalam darah
maka akan semakin meningkatkan faktor resiko terjadinya penyakit arteri
koroner. Kolesterol sendiri memiliki beberapa komponen, yang dibagi
menjadi 2 klasifikasi yaitu berdasarkan jenis dan kadar kolesterolnya.
b. Klasifikasi
Klasifikasi Kolesterol dibagi menjadi 2 yaitu jenis kolesterol dan
kadarkolesterol.
1. Jenis Kolesterol
a) Low Density Lipoprotein(LDL)
LDL atau sering juga disebut sebagai kolesterol jahat, LDL
lipoprotein deposito kolesterol bersama didalam dinding arteri,
yang menyebabkan terjadinya pembentukan zat yang keras, tebal,
atau sering disebut juga sebagai plakat kolesterol, dan
denganseiring berjalannya waktu dapat menempel didalam dinding
arteri dan terjadinya penyempitan arteri
b) High Density Lipoprotein (HDL)

5
HDL adalah kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh manusia, fungsi
dari HDL yaitu mengangkut LDL didalam jaringan perifer ke hepar
akan membersihkan lemak-lemak yang menempel di pembuluh
darah yang kemudian akan dikeluarkan melalui saluran empedu
dalam bentuk lemak empedu.
2. Kadar kolesterol
tabel 2. 1 tabel kategori kolesterol

Kadar kolesterol total Kategori kolesterol total


Kurang dari 200mg/dl Bagus
200-239 mg/dl Ambang batas atas
240mg/dl dan lebih Tinggi

Kadar kolesterol LDL Kategori kolesterol LDL


Kurang dari 100mg/dl Optimal
100-129mg/dl Hampir optimal/di atas optimal
130-159mgdl Ambang batas atas
160-189mg/dl Tinggi
190mg/dl dan lebih Sangat tinggi

Kolesterol HDL Kategori kolesterol HDL


Kurang dari 40mg/dl Rendah
60mg/dl tinggi

c. Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol
dalamdarah yaitu sebagai berikut:
1. Makanan
Kolesterol pada umumnya berasal dari lemak hewani seperti daging
kambing, meskipun tidak sedikit pula yang berasal dari lemak nabati
seperti santan dan minyak kelapa. Telur juga termasuk makanan yang
mengandung kolesterol yang tinggi. Makanan yang banyak
mengandung lemak jenuh menyebabkan peningkatan kadar
kolesterol,seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan mentega
juga juga memiliki lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar
kolesterol.
2. Kurang aktifitas fisik

6
Faktor pemicu yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah
yaitu kurangnya aktivitas fisik ataupun olahraga, hal tersebut telah
dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Tunggul, Rimbawan
dan Nuri (2013) bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
tingkat aktivitas fisik terhadap kadar kolesterol dalam darah dengan
nilai p<0.05.
3. Kurang pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kadar kolesterol, hal tersebut dibuktikan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Winda, Rooije & Tinny (2016) bahwa
pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kadar
kolesterol seseorang dan mempengaruhi tindakan pencegahan yang
dapat dilakukan dalam mengendalikan kadar kolesterol.
4. Keparuhan
Kepatuhan berpengaruh besar terhadap kadar kolesterol dalam darah,
hal tersebut telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Din
(2015) yang didapatkan hasil bahwa faktor-faktor yang dapat
mengakibatkan terjadinya peningkatan kolesterol yaitu seperti diet
kaya lemak, kurangnya olahraga, stress serta faktor ketidakpatuhan
pasien dalam mengontrol kolesterolnya. Dan hal tersebut didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh Putri (2016) bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara kepatuhan diet dengan kadar
kolesterol dalam darah. Faktor-faktor tersebut
mempengaruhikolesterol dalam darah, yang mengalami suatu proses
dalam tubuh manusia.
d. Proses kolesterol dalam tubuh
Lemak yang terkandung didalam darah terdiri atas
kolesterol,trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Kolesterol yang
terkandung didalam darah hanya seperempat yang berasal dari sari
makanan yang diserap oleh saluran pncernaan, kemudian sisanya akan
diproduksi oleh tubuh melalui sel-sel hati. Ketika dicerna didalam usus,

7
lemak yang terdapat dalam makanan akan diuraikan menjadi kolesterol,
trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Usus akan menyerap
keempat unsur lemak tersebut dan masuk ke dalam darah, sementara
untuk kolesterol dan unsure lemak yang lainnya tidak larut dalam darah.
Agar dapat diangkut semua ke dalam aliran darah, kolesterol dan lemak-
lemak lain (trigliserida dan fosfolipid) harus berikan dengan protein
sebagai syarat untuk membentuk senyawa yang larut, atau sering disebut
juga sebagai lipoprotein.
Lipoprotein yang mengangkut lemak menuju hati atau sering
disebutjuga dengan kilomikron. Di dalam hati, ikatan lemak tersebut
akan diuraikan sehingga akan membentuk kembali keempat unsur lemak.
Kemudian, asam lemak yang yang telah terbentuk akan digunakan
sebagai sumber energi dan bila jumlahnya berlebih maka akan disimpan
dalam jaringan lemak. Bila asupan kolesterol tidak dapat mecukupi,
maka sel hati yang akan memproduksinya. Di mulai dari hati, kolesterol
akan diangkut oleh lipoprotein. Jika terjadi kelebihan kolesterol maka
akan diangkut kembali oleh lipoproteinyang sering disebut juga sebagai
HDL untuk kemudian akan dibawa ke hati, yang akan diuraikan dan
dibuang ke dalam kandung empedu . LDL yang mengadung banyak
lemak dibandingkan dengan HDL, akan mengmbang di dalam darah.
Protein utama yang membentuk LDL adalah apolipoprotein B, dan
apolipoprotein Amerupakan protein utama yang membentuk HDL. HDL
memliki kandungan lemak yang lebih sedikit dibandingkan dengan LDL
dan mempunyai kepadatan tinggi atau lebih berat (Sutanto, 2010).Dalam
proses kolesterol dalam tubuh, kolesterol memiliki beberapa tanda dan
gejala yang harus diperhatikan oleh pasien.
e. Manifestasi kolesterol
Kadar kolesterol yang tinggi biasanya tidak memunculkan
gejalaapapun. Akan tetapi kadang-kadang jika kadar kolesterol sudah
sangat tinggi maka endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan
yang sering disebut juga sebagai xantoma di dalam tendon (urat daging)

8
dan di dalam kulit. Kadar trigliserida yang cukup tinggi (sampai dengan
800 mg/dl atau lebih) dapat menyebabkan pembesaran pada hati dan
limpa serta timbulnya gejala-gejala dari pakreatitis (misalnya nyeri perut
yang hebat). Untuk memantau tanda dan gejala yang muncul, maka
diperlukan pengukuran kadar kolesterol agar dapat mengontrol kadar
kolesterol dalam tubuh.
f. Cara mengukur kolesterol
Cara mengukur kadar kolesterol dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan di laboratorium ataupun dengan cara mengukur kolesterol
secara mandiri menggunakan cholesterol meter (alat ukur kolesterol).
Jika menggunakan pengukuran cholesterol meter hasil yang didapatkan
dari pengukuran dapat di klasifikasikan apakah kadar kolesterol total
pasien yang dilakukan pemeriksaan dalam rentang bagus, batas ambang
atas, ataupun tinggi (Mumpuni & Wulandari, 2011). Ketika akan
dilakukan pemeriksaan kolesterol, pasien biasanya diminta untuk
melakukan puasa 10 jam sebelum, namun menurut studi yang dimuat
dalam Archives of Internal Medicine menyatakan bahwa puasa
sebenarnya tidak diperlukankarena orang yang melakukan puasa dengan
orang yang tidak melakukan hasilnya tidak jauh berbeda

2. Antioksidan
Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menyerap
atau menetralisir radikal bebas sehingga mampu mencegah penyakit-
penyakit degeneratif seperti kardiovaskuler, karsinogenesis, dan
penyakit lainnya. Senyawa antioksidan merupakan substansi yang
diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah
kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal,
protein, dan lemak. Senyawa ini memiliki struktur molekul yang dapat
memberikan elektronnya kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu
sama sekali fungsinya dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal
bebas.

9
Dalam melawan bahaya radikal bebas baik radikal bebas
eksogen maupun endogen, tubuh manusia telah mempersiapkan
penangkal berupa sistem antioksidan yang terdiri dari 3 golongan yaitu :
1. Antioksidan Primer yaitu antioksidan yang berfungsi mencegah
pembentukan radikal bebas selanjutnya (propagasi), antioksidan
tersebut adalah transferin, feritin, albumin.
2. Antioksidan Sekunder yaitu antioksidan yang berfungsi menangkap
radikal bebas dan menghentikan pembentukan radikal bebas,
antioksidan tersebut adalah Superoxide Dismutase (SOD), Glutathion
Peroxidase (GPx) dan katalase.
3. Antioksidan Tersier atau repair enzyme yaitu antioksidan yang
berfungsi memperbaiki jaringan tubuh yang rusak oleh radikal bebas,
antioksidan tersebut adalah Metionin sulfosida reduktase, Metionin
sulfosida reduktase, DNA repair enzymes, protease, and transferase
dan lipase.
Berdasarkan sumbernya antioksidan yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1. Antioksidan yang sudah diproduksi di dalam tubuh manusia yang
dikenal dengan antioksidan endogen atau enzim antioksidan (enzim
Superoksida Dismutase (SOD), Glutation Peroksidase (GPx), dan
Katalase (CAT).
2. Antioksidan sintetis yang banyak digunakan pada produk pangan
seperti Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT),
propil galat dan Tert-Butil Hidroksi Quinon (TBHQ).
3. Antioksidan alami yang diperoleh dari bagian-bagian tanaman seperti
kayu, kulit kayu, akar, daun, buah, bunga, biji dan serbuk sari seperti
vitamin A, vitamin C, vitamin E dan senyawa fenolik (flavonoid).
Antioksidan sintetis sudah banyak digunakan di masyarakat
baik pada minuman maupun makanan kemasan yang dijual di pasaran
seperti Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT),
Propil Galat (PG) dan Tert-Butil Hidrosi Quinon (TBHQ). Menurut

10
hasil penelitian Amarowicz et al. (2000) menyatakan bahwa
penggunaan bahan sintetis ini dapat meningkatkan risiko penyakit
kanker. Studi epidemiologi menunjukkan bahwa adanya peningkatan
konsumsi antioksidan alami yang terdapat dalam buah, sayur, bunga dan
bagianbagain lain dari tumbuhan dapat mencegah penyakit-penyakit
akibat stress oksidatif seperti kanker, jantung, peradangan ginjal dan
hati.
Mikronutrien yang terkandung dalam tumbuhan seperti
vitamin A, C, E, asam folat, karotenoid, antosianin, dan polifenol
memiliki kemampuan menangkap radikal bebas sehingga dapat
dijadikan pengganti konsumsi antioksidan sintetis). Vitamin E yang
diberikan pada mencit secara oral dapat mencegah terjadinya penyakit
periodontal. Ekstrak bunga kamboja cendana dapat meningkatkan
aktivitas enzim SOD, GPx dan Katalase. Lebih dari 40 herbal tanaman
obat di Cina mempunyai aktivitas antioksidan yang cukup tinggi dan
dari 40 herbal tersebut mengandung senyawa fenol yang tinggi termasuk
diantaranya kandungan flavonoidnya yang tinggi. Kandungan senyawa
fenol dan aktivitas antioksidan 40 species tanaman obat di Cina dapat
dipergunakan untuk mencegah dan terapi penyakit cardiovasular dan
cerebrovascular. Adanya gugus –OH pada tokoferol (Vit.E) dan
senyawa fenol lainnya serta ikatan rangkap (>C=C<) pada β-karoten
dapat menghambat dan menetralisir reaksi radikal bebas.

3. Bengkuang
Bengkuang (Pachyrhizus erosusL.) adalah tanaman polong yang
berasal dari Amerika tropis dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai
tanaman pangan sumber karbohidrat sekaligus protein nabati
(Kurniawan dan Wicaksana, 2006). Bengkuang memiliki kulit berwarna
coklat muda dan daging buah yang warnanya mendekati putih tumbuh
baik di daerah tropis, dan juga akan tumbuh di daerah tanah yang tidak
berawa. Tanaman ini dapat merambat di atas tanah atau dapat merambat

11
ke atas ajir. Tingginya mencapai 2 sampai 6 meter dan diameter akar
tunggang sekitar 5-30 cm, serta memiliki batang berbulu. Bengkuang
berdaun majemuk, dengan 3 anak daun dan bertulang daun menyirip.
Tanaman ini juga menghasilkan bunga dengan kelopak berwarna biru
atau putih serta buah legum yang berbulu ketika muda. Tanaman ini
juga menghasilkan bunga dengan kelopak berwarna biru atau putih serta
buah legum yang berbulu ketika muda (Sorensen, 1996).
Klasifikasi tanaman bengkuang menurut Van Stenis, (2005)
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae (polong-polongan)
Genus : Pachyrhizus
Spesies : Pachyrhizus erosusL.
Tanaman bengkuang tumbuh dengan baik di daerah panas pada
lingkungan yang lembab serta sinar matahari penuh. Tanaman ini
biasanya diperbanyak dengan biji. Perbanyakan dengan biji membantu
mencegah akar yang berbonggol dari pertumbuhan jamur. Bengkuang
tumbuh optimum pada pH 4,8 – 7,3. Benih bengkuang ditanam 2,5 cm
dari permukaan tanah dengan jarak tanam 15-30 cm. Perkecambahan
terjadi dalam waktu 6-12 hst (hari setelah tanam).
Bengkuang merupakan tanaman tahunan yang dapat mencapai
panjang 45m, sedangkan akarnya dapat mencapai 2 m. Batangnya
menjalar dan membelit, dengan rambut-rambut halus yang mengarah ke
bawah. Daun majemuk menyirip beranak daun 3, bertangkai 8,5-16 cm,
anak daun bundar telur melebar, dengan ujung runcing dan bergigi
besar, berambut di kedua belah sisinya; anak daun ujung paling besar,
bentuk belah ketupat, 7-21 × 6-20 cm.

12
Gambar 2. 1umbi bengkuang Sumber : Jovee Media, 2019

Bunga berkumpul dalam tandan di ujung atau di ketiak daun,


sendiri atau berkelompok 2-4 tandan, panjang hingga 60 cm, berambut
coklat. Tabung kelopak bentuk lonceng, kecoklatan, panjang sekitar 0,5
cm, bertaju hingga 0,5 cm. Mahkota putih ungu kebiru-biruan dan
gundul. Tangkai sari pipih, dengan ujung sedikit menggulung; kepala
putik bentuk bola, di bawah ujung tangkai putik, tangkai putik di bawah
kepala putik berjanggut. Buah polong bentuk garis, pipih, panjang 8-13
cm, berambut, berbiji 4-9 butir. Bentuk dari bunga bengkuang dapat
dilihat pada gambar

Gambar 2. 2 bunga tanaman bengkuangSumber : Wikimedia Commons, 2018

Tumbuhan ini membentuk umbi akar (cormus) berbentuk bulat


atau membulat seperti gasing dengan berat dapat mencapai 5kg. Kulit
umbinya tipis berwarna kuning pucat dan bagian dalamnya berwarna

13
putih dengan cairan segar agak manis. Umbinya mengandung gula dan
pati serta fosfor dan kalsium. Umbi ini juga memiliki efek pendingin
karena mengandung kadar air 86-90%. Rasa manis berasal dari suatu
oligosakarida yang disebut inulin, yang tidak bisa dicerna tubuh
manusia. Sifat ini berguna bagi penderita diabetes atau orang yang
berdiet rendah kalori. Umbi bengkuang biasa dijual orang untuk
dijadikan bahan rujak, asinan, manisan, atau dicampurkan dalam
masakan tradisional seperti tekwan.
Bila diperhatikan bentuk umbinya, ternyata ada dua macam yaitu
bulat pipih dan bulat panjang. Umbi yang berbentuk bulat pipih lebih
baik dari pada yang berbentuk bulat panjang. Kelebihan umbi yang
bentuknya bulat pipih antara lain : kulitnya tipis, mudah dikupas,
berwarna putih, berair banyak, serat sedikit, mudah dipecah dan rasanya
manis. Sedang umbi yang berbentuk bulat panjang kulitnya lebih tebal,
sulit dikupas, berwarna sedikit kekuningan, berkadar air rendah,
berserat, sulit dipecah dan rasanya tawar.
Bengkuang (Pachyrhizus erosus L.) merupakan jenis tanaman
polongpolongan yang umbinya kaya akan kandungan air (sekitar 80-
90%) serta zat gizi seperti karbohidrat, vitamin C, B1, mineral Ca, P, K
dan inulin yang merupakan golongan fruktan dengan sifat serat pangan
larut. Bengkuang memiliki komposisi yang bervariasi sesuai dengan
jenis kultivar dan kematangan bagian tanaman. Pada bentuk umbi siap
panen, bengkuang mengandung 80 – 90% air, 10 – 17% karbohidrat, 1 –
2,5% protein, 0,5 – 1% serat, 0,1 – 0,2% lemak dan vitamin C. Pada
buah muda bengkuang mengandung 86% air, 10% karbohidrat, 2,6%
protein, 0,9% serat, 0,3% lemak dan vitamin C. Pada bentuk benih yang
sudah matang, mengandung 30% minyak/lemak, pachyrrizon, asam
pachyrrizon, 0,5 – 1% rotenon dan 0,5 – 1% rotenoid. Pada bagian daun
bengkuang mengandung kurang dari 0,01% rotenon dan rotenoid, tetapi
pada bagian umbi tidak memiliki senyawa ini

14
Komposisi zat gizi umbi bengkuang (Kadar per 100 gram)
Tabel 2. 2 komposisi zat gizi bengkuang
Zat Gizi Kadar per 100 g
 Energi (kkal)  59
 Protein (g)  1,4
 Lemak (g)  0,2
 Karbohidrat (g)  12,8
 Kalsium (mg)  15
 Fosfor (mg)  18
 Besi (mg)  0,6
 Vitamin C (mg)  20
 Vitamin B1 (mg)  0,04
Sumber:Badan Ketahanan Pagan Kementrian Pertanian RI (2012)

4. Hewan percobaan
a) Klasifikasi Mencit (Mus musculus L.) (Soewolo, 2010)
Kingdom : Animalia
Phylum : Vertebrata
Sub Phylum : Mammalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus
Species : Mus musculus
b) Karakteristik
Mencit (Mus musculusL.) termasuk mamalia pengerat
(rodensia) yang cepat berkembang biak, mudah dipelihara dalam
jumlah banyak, variasi genetiknya cukup besar serta sifat
anatomisnya dan fisiologisnya terkarakteristik dengan baik. Mencit
yang sering digunakan dalam penelitian di laboratorium merupakan
hasil perkawinan tikus putih “inbreed” maupun “outbreed”. Dari
hasil perkawinan sampai generasi 20 akan dihasilkan strain-strain
murni dari mencit.
c) Morfologi
Mencit atau mouse Mus musculus adalah hewan pengerat
yang cepat berbiak, mudah dipelihara dalam jumlah banyak, variasi

15
genetiknya cukup besar serta sifat anatomis dan fisiologisnya
terkarakteristik dengan baik.
Tabel 2. 3 tabel nilai fisiologi mencit

Kriteria Nilai
Berat Badan :
 Jantan 20-40 g
 Betina 25-40 g
Berat Lahir 0,5-1,5
Luas Permukaan Tubuh 20 g: 36 cm2
Temperatur Tubuh 36,5-38,0ºC
Jumlah Diploid 40
Harapan Hidup 1,5-3,0 Tahun
Konsumsi Makanan 15 g/100 g/hari
Konsumsi Air Minum 15 ml/100 g/hari
Mulai Dikawinkan:
 Jantan 50 hari
 Betina 50-60 hari
Siklus Birahi 4-5 hari
Lama Kehamilan 19-21 hari
Estrus Postpartum Fertil
Jumlah Anak Perkelahiran 21-28 hari
Umur Sapih 21-28 hari
Waktu Pemeliharaan 7-9 bulan/6-10 liter
Produksi Anak 8/bulan
Komposisi Air Susu Lemak 12,1%
Protein 9,0%
Laktosa 3,2%
Tidal Volume 0,09-0,23
Penggunaan Oksigen 1,63-2,17 ml/g/jam
Detak Jantung 325-780/menit
Volume Darah 76-80 mg/kg
Tekanan Darah 113-147/81-106 mmHg
Butir Darah Merah 7,0-112,5 x 106
Hematokrit 39-49%
Hemoglobin 10,2-16,6 mg/dl
Butir Darah Putih 6-15 x 103/mm3
 Neutrofil 10-40%
 Lymphosit 55-95%
 Eosinophil 0-4%
 Monosit 0,1-3,5%
 Basophil 0-0,3%
Platelet 160-140 x 103/mm3
Protein Serum 3,5-7,2 g/dl
Albumin 2,5-4,8 g/dl
Globulin 0,6 g/dl
Nitrogen dalam Urea Darah 17-28 g/dl
Kreatinin 0,3-10 mg/dl

16
Total Bilirubin 0,1-0,9 mg/dl
Kolesterol 26-82 mg/dl
Kalsium dalam Serum 3,2-9,2 mg/dl
Phospat dalam Serum 2,3-9,2 mg/dl
Sumber: nilai fisiologi mencit (Malole, 1989)

d) Karakteristik Hewan Uji


Mencit (Mus musculusL) memiliki ciri-ciri berupa bentuk
tubuh kecil, berwarna putih, memiliki siklus estrus teratur yitu 4-5
hari. Kondisi ruang untuk pemeliharaan mencit (Mus musculusL)
harus senantiasa bersih, kering dan jauh dari kebisingan. Suhu ruang
pemeliharaan juga harus dijaga kisarannya antara 18-19ºC serta
kelembaban udara antara 30-70%. Mencit betina dewasa dengan
umur 35-60 hari memiliki berat badan 18-35 g. lama hidupnya 1-2
tahun, dapat mencapai 3 tahun. Masa reproduksi mencit betina
berlangsung 1,5 tahun. Mencit betina ataupun jantan dapat
dikawinkan pada umur 8 minggu. Lama kebuntingan 19-20 hari.
Jumlah anak mencit rata-rata 6-15 ekor dengan berat lahir antara 0,5-
1,5 g.
Mencit sering digunakan dalam penelitian dengan
pertimbangan hewan tersebut memiliki beberapa keuntungan yaitu
daur ertrusnya teratur dan dapat dideteksi, periode kebuntingannya
relative singkat, dan mempunyai anak yang banyak serta terdapat
keselarasan pertumbuhan dengan kondisi manusia

17
B. Kerangka Konsep

Kolesterol

Antioksidan

Antioksidan sintetis Antioksidan alami Flavonoid

Vitamin C
Bengkuang
Saponin
Ekstrak Bengkuang Isoflavon

Mencit

Dosis

100 mg/g BB 200 mg/g BB 300 mg/g BB

Kadar kolesterol darah mencit

Gambar 2. 3 Kerangka Konsep

18
C. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho : Pemberian ektsrak bengkuang (Pachyrhizus erosus) tidak menurunkan
kadar kolesterol mencit
Ha : Pemberian ektsrak bengkuang (Pachyrhizus erosus) menurunkan kadar
kolesterol mencit.

20
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan
rancangan pretest and postest randomized control group. Rancangan ini
digunakan untuk mengukur pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen
dengan cara membandingkan kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol
(Arasj et al., 2006).

B. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu Penelitian
Penelitian in akan dilakukan pada bulan Februari 2023
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Politektenik Medica
Farma Husada Mataram

C. Variabel Penelitian
1. Variabel penelitian adalah faktor yang memiliki variasi dalam
pengukurannya, variabel merupakan satu gejala, fenomena, objek tertentu,
kondisi atau keadaan, peristiwa atau hal-hal apabila diukur memiliki
variasi (Setyosary, 2015). Penelitian ini ditentukan oleh beberapa variabel,
yaitu :
a) Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang dapat menyebabkan atau
mempengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, atau dipilih oleh
peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diamati.
Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah ekstrak
bengkuang (Pachyrhizus erosus).

21
b) Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Adalah faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan
adanya pengaruh variable bebas, fator yang muncul atau tidak muncul,
atau berubah. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah
kadar kelestrol darah mencit.

D. Definisi Operasional

1. Bengkuang (Pachyrhizus erosus) : Umbi bengkuang yang dibutuhkan,


dengan usia panen 4-6 bulan yang diambil dari Kediri Lombok Barat
karena kondisi geografi kota Kediri yang terletak di dataran rendah dan
merupakan tempat yang cocok bagi budidaya bengkuang. Umbi
bengkuang harus dalam keadaan yang baik dan tidak mengalami
kerusakan fisik, sehingga menunjang tahapan penelitian.
2. Ekstrak bengkuang : Sediaan pekat yang diperoleh dari hasil proses
ektraksi umbi bengkuang dengan menggunakan metode maserasi.
3. Kolesterol : Kolesterol adalah suatu zat yang dibuat di dalam lemak jenuh
dalam makanan. Jika terlalu tinggi kadar kolsterol dalam darah maka
semakin meningkatkan faktor resiko berbagai penyakit. Apabila kadar
kolesterol total kurang dari 200 mg/dL, maka masih di batas normal.
Namun, jika sudah mencapai 200-239 mg/dL termasuk batas tinggi. Dan
diaktegorikan kolesterol tinggi jika lebih dari 240 mg/dL.
4. Mencit (Mus musculus) : Mencit (Mus musculus) yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu mencit (Mus musculus) yang sehat dengan bobot 20-40
gram.
5. Antioksidan : suatu senyawa yang dapat menyerap atau menetralisir
radikal bebas sehingga mampu mencegah penyakit-penyakit degeneratif
seperti kardiovaskuler, karsinogenesis, dan penyakit lainnya

22
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperukan dalam
waktu penelitian (Saryono, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah
tanaman bengkuang (Pachyrhizus erosus).
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan krakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Saryono, 2012). Sampel dalam penelitian iniumbi bengkuang
(Pachyrhizus erosus).
Jumlah Replikasi
Rumus Feeder :
(t-1)(n-1)≥15
Keterangan :
t = kelompok perlakuan
n = jumah replikasi
Rumus Feeder = (t-1)(n-1)≥ 15
= (5-1)(n-1)≥15
= 4n - 4≥15
= 4n≥19
= n≥4,75
=5
Jadi, nilai (n) yang diperoleh dari rumus adalah 5 kelompok perlakuan
dengan jumlah replikasi 5 kali(5x5) = 25 mencit

F. Intrument Penelitian
Intrumen penelitian adalah suatu alat yang diukur untuk
mengumpulkan data dan mengukur fenomena yang diamati (Sugiyono, 2013).
Instrument pengamatan data pada penelitian adalah :
1. Alat dan Bahan
a) Alat yang digunakan : blender, saringan, pisau/cutter, rotary
evaporator, timbangan, neraca analitik, labu ukur, tples kaca,

23
aluminium foil ,waterbath, bejana maserasi (wadah), kandang mencit,
labu ukur, spektofotometer, Easy TouchGCU.
b) Bahan yang digunakan : bengkuang, alkohol 90%, etanol 70%, telur
puyuh, pakan ayam broiler, PTU, simvastatin, aquades.
2. Cara kerja
a. Persiapan Bahan
Menyiapkan umbi bengkuang yang dibutuhkan, dengan usia
panen 4-6 bulan. Umbi bengkuang harus dalam keadaan yang baik
dan tidak mengalami kerusakan fisik, sehingga menunjang tahapan
penelitian.
b. Persiapan Alat
Semua alat yang akan digunakan pada penelitian ini
dipersiapkan dan dipastikan dalam keadaan bersih dan kering.
c. Pembuatan Ekstrak
Proses ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. disiapkan
umbi bengkuang yang telah di panen. ditimbang 4 kg berat awal umbi
bengkuang. Dicuci bersih sisa tanah pada kulit bengkuang. dikupas
kulit bengkuang. Dipotong hingga berukuran kecil. Direndam dalam
bejana maserasi dengan alkohol 96% (dengan perbandingan 3:1)
selama 5 hari serta diaduk setiap hari untuk mendapatkan konsentrasi
jenuh. Disaring cairan maserat kemudian untuk memperoleh maserat.
Diputar menggunakan rotary evaporator untuk diuapkan dan
dilanjutkan dengan waterbath dengan suhu 60ºC dan dicatat hasil
ekstrak yang diperoleh (Lister, 2021).
d. Uji Aktivitas Antioksidan
1. Pembuatan larutan DPPH (1,1- Difenil – 2 Phikrihidrazil
DPPH ditimbang sebanyak 15,7 mg dan dilarutkan dengan
methanol absolute hingga 100 ml dalam labu ukur. Larutankan
dengan methanol absolute hingga tanda batas, larutan ini kemudian
dihomogenkan dan dibiarkan selama 30 menit dalam keadan
gelap. Selanjutnya diukur denganspektofotometer UV-Vis dengan

24
panjang gelobang 520 nm. Sehingga diperoleh hasil larutan DPPH
dengan konsentrasi 0,4 m M
2. Pengukuran antivitas antioksidan
Ekstrak bengkuang ditimbang lebih kurang 5 mg, dilarutkan
dalam metanol pro analisis hingga 5,0 mL sehingga diperoleh larutan
uji dengan konsentrasi 1000 bpj sebagai larutan induk. Dipipet
sebanyak 6, 13, dan 20 µL, dimasukkan ke dalam labu ukur 5,0 mL,
kedalam masing-masing labu ukur ditambahkan 1,0 mL larutan DPPH
0,4 mM, ditambahkan metanol pro analisis hingga tanda,
dihomogenkan sehingga diperoleh konsentrasi 10, 20, dan 30
ppmSerapan dibacapada panjang gelombang 515 nm. Dilakukan
kontrol negatif (blanko) dengan memipet 1 mL larutan DPPH 0,4 mM
dalam pelarut metanol. Data nilai serapan yang diperoleh dari uji
aktivitas antioksidan digunakan untuk menentukan persentase inhibisi
dengan rumus:
persen inhibisi % =serapan blanko − serapan ujix 100%
serapan blanko
Nilai IC50 adalah konsentrasi antioksidan (µg/mL) yang
mampu menghambat aktivitas radikal bebas sebanyak 50%. (Farida et
al., 2021).
e. Pemilihan dan Penyediaan Hewan Uji
1. Hewan uji yang digunakan yaitu 25 ekor mencit putih (Mus
musculus) yang berumur lebih kurang 3 bulan dengan berat badan
20-30 gram.
2. Hewan uji dibagi dalam 5 kelompok, yaitu 3 kelompok perlakuan
(P1, P2, P3), dan dua kelompok kontrol (K+ dan K-). Masing-
masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Sebelum diberikan
perlakuan, semua hewan uji diaklimatisasi Selama 3 hari untuk
mengadaptasikan mencit pada kondisi lingkungan(Umami et al.,
2016).
f. Pengukuran Kadar Kolesterol Sebelum Perlakuan

25
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Easy Touch
GCU. Sebelum dilakukan pengecekan kadar kolesterol, mencit
dipuasakan selama 10-12 jam.Nyalakan alat dan test strip diselipkan
pada tempat khususpada alat tersebut, kemudian pada layar akan
muncul gambar “tetesan darah” menandakan alat siap untuk
digunakan. Setelah ekor mencit didesinfektan dengan etanol 70%,
ujung ekor digunting, tetesan darah pertama dibuang, tetesan
berikutnya diteteskan pada test strip yang terselip pada alat. Sejumlah
tertentu darah akan terserap sesuai dengan kapasitas serap test strip
sampai terdengar bunyi bip, setelah itu pendarahan mencit dihentikan.
Hasil akan terlihat pada layar(Umami et al., 2016).
g. Peningkatan Kadar Kolesterol
Pemberian pakan hiperkolesterol dilakukanselama 25 hari,
pembuatan pakan hiperkolesterol yaitu dengan cara PTU 100 mg
dilarutkan ke dalam 1000 mL aquades, 30 gr telur puyuh dilarutkan
dengan larutan PTU yang sudah dibuat. Selama 15 hari pakan ini
diberikan kepada mencit dengan masing-masing volume 0,5ml per
mencit dengan cara disondekan. Dilakukan pengecekan seluruh mencit
(25 ekor) untuk diketahui kolesterol mencit setelah pemberian pakan
hiperkolesterol.
h. Perencanaan Dosis
Dosis ekstrak umbi bengkuang yangdigunakan adalah pada
kelompok P1 digunakan 100 mg/gBB, P2 dengan dosis 200 mg/gBB,
P3 dengan dosis 300 mg/gBB, kontrol positif (K+) dengan dosis
simvastatin 0,026 mg/gBB (faktor konversi 0,0026) dan untuk kontrol
negatif (K-) diberikan aquades. Dosis diberikan selama 12 hari
perlakuan.
i. UjiPenurunan Kadar Kolesterol Pada Mencit
1. Disiapkan sebanyak 25 ekor mencit, lalu dibagi dalam 5 kelompok
masing masing terdisi dari 5 ekor mencit
2. Kelompok K- (kontrol negatif) hanya diberikan aquades.

26
3. Kelompok K+ (kontrol positif) diberikan simvastatin
0,026mg/gBB
4. Kelompok pelakuan P1diberikan dosis ekstrak bengkuang 100mg /
20gr BB diberikan disondekan, dengan volume pemberian 0,1ml.
5. Kelompok pelakuan P2 diberikan dosis ekstrak bengkuang 200mg /
20gr BB diberikan disondekan, dengan volume pemberian 0,1ml.
6. Kelompok pelakuan P3 diberikandosis ekstrak bengkuang 300mg /
20gr BB diberikan disondekan, dengan volume pemberian 0,1ml.
j. Pengukuran Kadar Setelah Perlakuan
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Easy Touch
GCU. Sebelum dilakukan pengecekan kadar kolesterol, mencit
dipuasakan selama 10-12 jam.Nyalakan alat dan test strip diselipkan
pada tempat khususpada alat tersebut, kemudian pada layar akan
muncul gambar “tetesan darah” menandakan alat siap untuk
digunakan. Setelah ekor mencit didesinfektan dengan etanol 70%,
ujung ekor digunting, tetesan darah pertama dibuang, tetesan
berikutnya diteteskan pada test strip yang terselip pada alat. Sejumlah
tertentu darah akan terserap sesuai dengan kapasitas serap test strip
sampai terdengar bunyi bip, setelah itu pendarahan mencit dihentikan.
Hasil akan terlihat pada layar.

27
G. Teknik pengumpulan data
Tabel 3. 1 Tabel Hasil Pengecekan Kadar Kolesterol

No Kadar kolesterol setelah pemeberian Kadar kolesterol setelah pemberian


pakan hiperkolesterol dosis

R P1 P2 P3 K+ K- P1 P2 P3 K+ K-

Rata-
rata
Ket R : pengulangan
P1 : kelompok perlakuanekstrak bengkuang 100mg/20grrBB
P2 : kelompok perlakuanekstrak bengkuang 200mg/20grrBB
P3 : kelompok perlakuanekstrak bengkuang 300mg/20grrBB
K+ : kontrol positif pemberian simvastatis
K- : kontrol negatif pemberian aquades

28
Tabel 3. 2 Tabel Hasil Uji Aktivitas Antioksidan

Sampel Konsentrasi Inhibisi IC50


(mg/mL) % (mg/mL)

Ekstrak bengkuang

Vitamin C

H. Alur Kerja

Ditimbang 2 kg berat awal umbi bengkuang

Dicuci dan dikupas

Dipotong hingga berukuran kecil

Direndam dengan alkohol 96% selama 5 hari serta diaduk

Disaring maserat

Diputar menggunakan di-rotary evaporaor

Diuapkan dengan waterbath 60ºC

Diperoleh ekstrak

Gambar 3. 1 Alur Kerja Pembuatan Ekstrak Bengkuang

29
Dilarutkan Propiltiurasil (PTU) 100mg dengan 200ml aquades

Dilarutkan telur puyuh dengan larutan PTU

Diberikan pada mencit masing-masing 0,5 selama 7 hari

Dicek kadar kolesterol mencit

Gambar 3. 3 Alur Kerja Peningkatan Kadar Kolesterol

Dinyalakan alat

Diselipkan strip di tempat khusus pada alat

Didesinfektan ekor mencit dengan etanol 70%

Digunting ujung ekor mencit

Dibuang tetesan darah pertama

Diteteskan darah berikutnya

Dicatat hasil yang keluar di monitor alat

Tabel 3. 4 Pengukuran Kadar Kolesterol Sebelum Perlakuan

30
Persiapan hewan uji

Kelompok kontrol negatif diberi aquades

Kelompok kontrol positif diberi sisvastatin sebanyak 0,026mg/20grrBB

Kelompok pelakuan P3 diberi ekstrak bengkuang 100mg / 20gr BB


disondekan sebanyak 0,1ml.

Kelompok pelakuan P3 diberi ekstrak bengkuang 200mg / 20g BB


disodekan sebanyak 0,1ml.

Kelompok pelakuan P3 diberi ekstrak bengkuang 300mg / 20g BB


disondekan sebanyak 0,1ml.

Gambar 3. 5 Alur Kerja Pemberian Perlakuan

Dinyalakan alat

Diselipkan strip di tempat khusus pada alat

Didesinfektan ekor mencit dengan etanol 70%

Digunting ujung ekor mencit

Dibuang tetesan darah pertama

Diteteskan darah berikutnya

Dicatat hasil yang keluar di monitor alat

Gambar 3. 6Alur Kerja Pengukuran Kadar Kolesterol Setelah Perlakuan

35
I. Analisis Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Independent T
Test yang merupakan uji parametrik yang digunakan umtuk mengetahui
adakah perbedaan mean antara dua kelompok bebas atau dua kelompok yang
tidak berpasangan dengan maksud bahwa kedua kelompok data berasal dari
subjek yang berdeda.

36
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Politeknik Medica


Farma Husada Mataram dan Laboratorium Kimia Analitik Universtas
Mataram pada bulan Juni hingga Juli 2023 dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian ekstrak bengkuang sebagai antioksidan
terhadap kadar kolesterol tinggi pada mencit.

1. Uji Aktivitas Antioksidan


Tabel 4. 1 hasil uji antioksidan bengkuang

Sampel Konsentrasi Inhibisi IC50


(mg/mL) % (mg/mL)
10.00 4.55
115.20
Ekstrak 20.00 12.69
bengkuang
30.00 20.14

10.00 9.10

Vitamin C 20.00 24.69 35.22

30.00 44.14

Berdasarkan tabel 4.1 nilai % inhibisi ekstrak bengkuang untuk


konsentrasi 10.00 mg/mL yaitu 4.55%, untuk konsentrasi 20.00 mg/mL
yaitu 12.69%, untuk konsentrasi 30.00 mg/mL yaitu 20.14%. Sementara
nilai % inhibisi vitamin C untuk konsentrasi 10.00 mg/mL yaitu 9.10%,
untuk konsentrasi 20.00 mg/mL yaitu 24.69%, untuk konsentrasi 30.00
mg/mL yaitu 44.14%. Untuk nilai IC50 ekstrak bengkuang yaitu 115.20
mg/mL yang menandakan aktivitas antioksidan ekstrak bengkuang
tergolong antioksidan sedang. Suatu senyawa dikakatan sebaga
antioksidan kuat jika nilai IC50 kurang dari 50 mg/mL, antioksidan aktif
jika nilai IC50 diantara 50-100 mg/mL, antioksidan sedang jika nilai IC50

37
diantara 100-250 mg/mL, antioksidan lemah jika nilai IC50 250-500
mg/mL, dan tidak aktif jika nlai IC50 lebih dari 500 mg/mL.

2. Pemberian Perlakuan Terhadap Mencit


Tabel 4. 2 Kadar kolesterol mencit setelah pemberian pakan hiperkolesterol dan
pemberian perlakuan

No Kadar kolesterol setelah pemeberian Kadar kolesterol setelah pemberian


pakan hiperkolesterol dosis

P1 P2 P3 K+ K- P1 P2 P3 K+ K-

1 111 123 141 136 113 108 115 119 102 113

2 117 126 126 128 115 115 120 116 101 115

3 110 115 115 142 120 105 107 107 105 120

4 127 112 124 152 131 126 102 102 128 130

5 115 116 120 135 135 113 110 110 106 135

Rata- 116.0 118.4 125.2 138.6 122.8 113.4 110.8 110.6 108.4 122.6
rata
Ket : R : pengulangan

P1 : kelompok perlakuanekstrak bengkuang 100mg/20grrBB

P2 : kelompok perlakuanekstrak bengkuang 200mg/20grrBB

P3 : kelompok perlakuanekstrak bengkuang 300mg/20grrBB

K+ : kontrol positif pemberian simvastatis

K- : kontrol negatif pemberian aquades

38
160
138.6
140
125.2 122.8122.6
118.4
120 116113.4
110.6 108.4
100.8
100
80 sebelum
60 sesudah

40
20
0
p1 p2 p3 k+ k-

Gambar 4. 1 Penurunan kadar kolesterol sebelum dan sesudah


pemberian ekstrak bengkuang

Berdasarkan gambar 4.2 menunjukan bahwa adanya penurunan


kadar kolesterol setelah pemberian perlakuan ekstrak bengkuang di setiap
kelompok, terlihat pada perlakuan 1 (P1) sebesar 113.4 dengan selisih 2.6
dari kolesterol sebelum pemberian, perlakuan 2 (P2) sebesar 110.8 dengan
selisih 4.6 dari kolesterol sebelum pemberian, perlakuan 3 (P3) sebesar
110.6 dengan selisih 7.6 dari kolesterol sebelum pemberian pelakuan
ekstrak bengkuang, kontrol positif (K+) sebesar 108.4 dengan selisih 30.2
dari kolesterol sebelum pemberian, kontrol negatif (K-) sebesar 122.6
dengan selisih 0.2

B. Pembahasan
Antioksidan merupakan senyawa subtansi yang diperlukan tubuh
untuk dapat menyerap atau menetralisir radikal bebas dan mencagah
kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal,
protein, dan lemak sehingga mampu mencegah berbagai penyakiit
degeneratif seperti kardiovaskuler, karsinogenesis, dan penyakit lainnya.
Kolesterol adalah salah satu komponen dalam pembentukan lemak,
umumnya kolesteol berfungsi untuk membangun dinding sel dalam tubuh.
Bukan hanya itu, kolesterol juga berperan penting dalam memproduksi
hormon seks, vitamin D, serta berperan dalam menjalankan fungsi saraf
dan otak. Kolesterol adalah zat lemak yang dibuat di dalam hati dan lemak

39
jenuh dalam makanan, jika terlalu tinggi, kadar kolesterol bdpat
meningkatkan faktor resiko terjadinya penyakit arteri koroner.
Upaya penurunan kolesterol dlakukan dengan berbgai cara
diantaranya seperti mengubah pola hidup sehat, mengkonsumsi obat
penurun kolesterol baik sentetis maupun alami. Akan tetapi penggunan
obat sintetis memiliki efek samping yang tidak baik bagi tubuh, maka dari
tidak sedikit yang memilih penggunaan obat alami.
Bengkuang merupakan tanaman yang dipercaya kaya akan
berbagai zat gizi yang begitu penting untuk kesehatan terutama vitamin
dan mineral, kandungan metabolik sekunder dari begngkuang seperti
saponin dan flavonoid memiliki khasiat masing-masing. Saponin berfungsi
mengikat kolesterol dengan asam empedu sehingga menurunkan
kolesterol, flavonoid berfungsi meningkatkan aktivitas vitamin C sebagai
antioksidan mencegah oksidasi LDL (Low Density Lppoprotein) yang
sering disebut kolesterol jahat (Barung et al., 2003)
Pemberian ekstrak bengkuang terhadap mencit dilakukan dengan
memakai 5 kelompok, yaitu 3 kelompok dosis perlakuan dan 2 kelompok
kontrol. Dosis pemberian ekstrak bengkuang P1 sebanyak 100mg/gBB,
Dosis pemeberian ekstrak bengkuang P2 sebanyak 200mg/gBB, Dosis
pemberian ekstrak bengkuang P3 sebanyak 300mg/gBB. pelakuan ekstrak
bengkuang. Berdasarkan gambar 4.2 mengindikasikan bahwa pemberian
ekstrak bengkuang dapat menurunkan kadar kolesterol pada setiap
pemberian perlakuan dan mengalami penurunan paling tinggi pada
perlakuan 3 (P3) yang diberikan selama 7 hari.
Penurunan yang tidak terlalu jauh antara kadar kolesterol pada
kelompok perlakuan akibat pemberian ekstrak bengkuang disebabkan
kandungan antioksidan yang terdapat pada bengkuang tergolong
antioksidan sedang. Ektrak bengkuang dengan dosis paling tinggi yaitu
300 mg/gBB menyebabkan penurunan paling tinggi, terlihat dari
penurunan kadar kolesterol cukup signifikan dari 2 dosis di bawahnya

40
meski pemberian dosis perlakuan belum termasuk ke dalam golongan
kadar kolesterol normal, karna masa perlakuang yang masih hanya 7 hari.

Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan paired T-test


dinyatakan bahwa nilai p_value pada perlakuan pemberian ektsrak
bengkuang 200mg/20grrBB (P1) dengan nilai 0,019, nilai tersebut lebih
kecil dari eror 5% sehingga keputusan yang diambil terima H1, yang
berarti bahwa pemberian ektsrak bengkuang 100mg/20grrBB menurunkan
kadar kolesterol mencit. Begitu juga dengan perlakuan pemberian ektsrak
bengkuang 200mg/20grrBB (P2), dengan nilai p_value 0,001 yang lebih
kecil dari eror 5% sehingga keputusan yang diambil pemberian ektsrak
bengkuang 200mg/20grrBB menurunkan kadar kolesterol mencit. Untuk
perlakuan pemberian ektsrak bengkuang 300mg/20grrBB (P3) memiliki
hasil yang sama dengan pelakuan P1 dan P2 yaitu dengan nilai p_value
0,002 yang lebih kecil dari eror 5% sehingga keputusan yang diambil
pemberian ektsrak bengkuang 300mg/20grrBB menurunkan kadar
kolesterol mencit. Untuk perlakuan pemberian Simvastatin (K+) seperti
yang diharapkan pasti akan menurunkan kadar kolesterol mencit (dengan
nilai p_value 0,000). Begitu juga dengan perlakuan pemberian Aquades
(K-) yang tidak dapat menurunkan kadar kolesterol mencit karena nilai
p_value 0,374 yang lebih besar dari eror 5%.
Dari kelima perlakuan yang diberikan kepada mencit, hanya
perlakuan pemberian Aquades saja yang tidak menurunkan kadar
kolesterol mencit. Perlakuan lain, pemberian ekstrak bengkuang dengan
besaran 100mg/20grrBB, 200mg/20grrBB, 300mg/20grrBB dan
Simvastatin dapat menurunkan kadar kolesterol mencit. Selanjutnya akan
diuji dengan uji One Way Anova untuk melihat dari keempat perlakuan
yang memiliki pengaruh, perlakuan ekstrak bengkuang mana yang dapat
menurunkan kadar kolesterol yang sama dengan Simvastatin (K+).

41
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapa disimpulkan


bahwa ekstrak bengkuang (Pachyrhizus erosus) dapat digunakan sebagai
antioksidan sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol tinggi pada mencit.

B. Saran

Untuk melihat hasil yang sama dengan kontrol positif perlu dilakukan
peningkatan dosis pemberian terhadap mencit.

42
DAFTAR PUSTAKA

Arasj, D. F., Nurhamidah, & Oenzil, F. (2006). Pengaruh Pemberian Pati


Bengkuang Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih Diabetes.
1–6.
Attazqiah, R. N., Siti, N., Ambarwati, S., Studi, P., Tiga, D., Rias, T., Teknik, F.,
& Jakarta, U. N. (2019). Studi Literatur : Pemanfaatan Ekstrak Kulit Buah
Manggis ( Garcinia Mangostana L .) Untuk Perawatan Kulit. 1–10.
Barung, E. N., Schaduw, J., & Rintjap, D. S. (2003). Uji Aktivitas Antioksidan
Dan Efek Penurunan Kolesterol Darah Dari Β-Karoten Buah Salak (Salacca
Zalacca (Gaertner) Voss) Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus L.)
Elisabeth.
Farida, Y., Qodriah, R., Widyana, A. P., & Ifani, Z. (2021). Uji Aktivitas
Antioksidan, Uji Antikolesterol, Dan Toksisitas Dari Ekstrak Etanol Daun
Kemuning (Murraya Paniculata L.Jack). 6(Suppl 1), 24–31.
Gunawan, A. (2020). Pengaruh Kombinasi Ekstrak Kulit Buah Pisang Ambon
(Musa Paradisiaca L. ) Dan Bengkoang ( Pachyrhizus Erosus (L.)Urb.)
Terhadap Kadar Gula Darah Mencit Putih Jantan (Mus Musculus L) Karya.
Hadi, R., Juswono, U. P., & Widodo, C. S. (2015). Pengaruh Bengkuang
(Pachyrhizus Erosus L. Urban) Dan Lidah Buaya (Aloe Vera) Terhadap
Kandungan Radikal Bebas Pada Daging Ayam Yang Diradiasi Dengan
Sinar Ultraviolet. 1–4.
Lister, I. N. E. (2021). Perbandingan Uji Efektivitas Ekstrak Bengkuang
Terhadap Bakteri Propionibacterium Acnes. 4(1), 60–68.
Muqowwiyah, L. Z., & Dewi, R. K. (2021). Potensi Ekstrak Daun Alpukat
Sebagai Anti Kolesterol. 1(3), 403–412.
Umami, S. R., Hapizah, S. S., Fitri, R., & Hakim, A. (2016). Uji Penurunan
Kolesterol Pada Mencit Putih (Mus Musculus) Secara In-Vivo
Menggunakan Ekstrak Metanol Umbi Talas (Colocasia Esculenta L)
Sebagai Upaya Pencegahan Cardiovascular Disease. Xi(2), 121–124.
Yoeantafara, A., & Martini, S. (2017). Pengaruh Pola Makan Terhadap Kadar
Kolesterol. 13, 304–309.

43
LAMPIRAN I
DOKUMENTASI PENELITIAN

1. Pembuatan Ekstrak

2. Pembuatan Pakan Hiperkolesterol

44
3. Pemberian pakan Hiperkolesterol

4. Pengecekan Kadar Kolesterol Setelah Pemberian Pakan Hiperkolesterol

5. Pemberian Ekstrak Bengkuang

45
6. Pengecekan Kolesterol Setelah Pemberian Ekstrak Bengkuang

46
LAMPIRAN II

1. Nilai IC50 Ekstrak Bengkuang


Sampel Konsentrasi Inhibisi IC50
(mg/mL) % (mg/mL)
10.00 4.55
115.20
Ekstrak bengkuang 20.00 12.69

30.00 20.14

10.00 9.10

Vitamin C 20.00 24.69 35.22

30.00 44.14

2. Kadar Kolesterol Setelah dan Sebelum Pemberian Ekstrak Bengkuang

No Kadar kolesterol setelah pemeberian Kadar kolesterol setelah pemberian


pakan hiperkolesterol dosis

P1 P2 P3 K+ K- P1 P2 P3 K+ K-

1 111 123 141 136 113 108 115 119 102 113

2 117 126 126 128 115 115 120 116 101 115

3 110 115 115 142 120 105 107 107 105 120

4 127 112 124 152 131 126 102 102 128 130

5 115 116 120 135 135 113 110 110 106 135

Rata- 116.0 118.4 125.2 138.6 122.8 113.4 110.8 110.6 108.4 122.6
rata

47
3. Perhitungan Dosis
Dosis 100 mg/gBB
100 mg = 1000 gr
X = 20 gr
2000 = 1000 X
X = 2 gr (dalam 1ml)

Dosis 200 mg/gBB


200 mg = 1000 gr
X = 20 gr
4000 = 1000 X
X = 4 gr (dalam 1ml)

Dosis 300 mg/gBB


300 mg = 1000 gr
X = 20 gr
6000 = 1000 X
X = 6 gr (dalam 1ml)

LAMPIRAN III

ANALISI DATA

Lampiran Hasil Uji Normalitas Data

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

48
Statistic df Sig. Statistic df Sig.

P1_Pre 0.241 5 0.200* 0.883 5 0.324

P1_Post 0.222 5 0.200* 0.937 5 0.647

P2_Pre 0.259 5 0.200* 0.920 5 0.531

P2_Post 0.146 5 0.200* 0.991 5 0.983

P3_Pre 0.267 5 0.200* 0.916 5 0.506

P3_Post 0.192 5 0.200* 0.959 5 0.802

K_positif_Pre 0.214 5 0.200* 0.963 5 0.828

K_positif_Post 0.385 5 0.200 0.719 5 0.051

K_negatif_Pre 0.213 5 0.200* 0.897 5 0.395

K_negatif_Post 0.207 5 0.200* 0.911 5 0.475

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

49
Lampiran Uji t Independen Sampel

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error


Mean

P1_Pre 116.00 5 6.782 3.033


Pair 1
P1_Post 113.40 5 8.081 3.614

P2_Pre 118.40 5 5.857 2.619


Pair 2
P2_Post 110.80 5 6.979 3.121

P3_Pre 125.20 5 9.783 4.375


Pair 3
P3_Post 110.60 5 6.877 3.076

K_positif_Pre 138.60 5 8.989 4.020


Pair 4
K_positif_Post 108.40 5 11.149 4.986

K_negatif_Pre 122.80 5 9.757 4.363


Pair 5
K_negatif_Post 122.60 5 9.555 4.273

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-


tailed)
Mean Std. Std. Error 95% Confidence Interval
Deviation Mean of the Difference

Lower Upper

Pair 1 P1_Pre - P1_Post 2.600 1.517 0.678 0.717 4.483 3.833 4 0.019

Pair 2 P2_Pre - P2_Post 7.600 1.673 0.748 5.522 9.678 10.156 4 0.001

Pair 3 P3_Pre - P3_Post 14.600 4.506 2.015 9.006 20.194 7.246 4 0.002

K_positif_Pre -
Pair 4 30.200 5.263 2.354 23.665 36.735 12.831 4 0.000
K_positif_Post

K_negatif_Pre -
Pair 5 0.200 0.447 0.200 -0.355 0.755 1.000 4 0.374
K_negatif_Post

50
Lampiran Hasil Uji ANOVA 1 Arah dan Uji Lanjut Tukey

Oneway

ANOVA

Kolesterol

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2167.350 3 722.450 54.422 0.000

Within Groups 212.400 16 13.275

Total 2379.750 19

Homogeneous Subsets

Kolesterol

Tukey HSDa

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2 3

K+ 5 -30.20

P3 5 -14.60

P2 5 -7.60

P1 5 -2.60

Sig. 1.000 1.000 .174

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

51

Anda mungkin juga menyukai