Anda di halaman 1dari 1

IDU

Adalah cairan mulut yang lebih komplit pengertiannya dari pada liur atau ludah, liur berarti masih ada di
dalam atau sekitar mulut tapi kalau ludah berarti sudah diluar mulut makanya istilah yang lazim dipakai adalah
meludah bukan meliur. Namun kalau idu baik di dalam maupun diluar mulut tetap saja namanya idu dan ngidu.

Idu jarang kita perhatikan keberadaan, kegunaan dan jasanya bahkan terkadang kita buang sesuka hati
tanpa mengenal tempat dan keadaan. Seakan idu dengan mudah dan enak untuk dibuang begitu saja setelah
seakan akan tidak diperlukan lagi bagi mulut. Bisa jadi orang ngidu hanya sebatas terasa tidak nyaman
dalam rongga mulut dan lebih parah dan tragis lagi kalau orang tersebut ngidu hanya sebagai action atau simbul
dari menghina atau melecehkan orang lain, seperti kita ketahui dalam budaya kita ngidu di depan orang
berarti penghinaan.

Idu merupakan alat tubuh kita pertama yang berjasa dalam proses pencernaan, sebab idu di dalam mulut
sebenarnya mengandung berjuta bakteri yang berfungsi mensukseskan proses pencernaan yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Namun mengapa banyak orang suka ngidu sembarangan seakan tidak lagi
membutuhkan. Padahal kalau mulut dan tenggorokan kering (contoh saat puasa) tentu kita membutuhkan dan
mencari keberadaan sang idu.

Apa korelasinya dengan keseharian kita..?? Sering kita menjumpai baik di masyarakat, instansi
pemerintah maupun perusahaan para pemegang keputusan memutuskan untuk memutasi bawahannya ke
tempat atau bagian tertentu dengan berbagai alasan. Ada yang beralasan penyegaran, rolling, dibutuhkan
ditempat yang baru, agar karir bisa lebih berkembang, agar punya wawasan lebih lebih luas, karena
kelebihan head count, agar terhindar dari comfort zone, to strengthen the organization capabilities dan
masih banyak alasan yang lain. Pancen sak dowo dowone alas Kalimantan isih dowo alasan sampean mas..!!
Padahal dengan keputusan mutasi tersebut belum tentu membuat kinerja lebih baik. Bisa jadi decision maker
ngidu hanya karena mulutnya terasa kurang nyaman sehingga beliau ngidu sembarangan. Padahal kalau beliau
bisa melihat secara arif dan bijaksana beberapa orang yang dipindah di bagian lain itu punya jasa yang cukup
besar dan kontribusinya lebih tampak saat dia berada ditempat sebelumnya. Tapi sayang jarang orang
yang mau ndilat idune dewe

Idu bila berada di dalam mulut jelas bermanfaat dan berjasa tapi kalau sudah diluar mulut sudah tidak
tampak manfaat maupun jasanya, bahkan bisa dikatakan nggilani. Bukankah semua orang tahu kondisi ideal
adalah The right man on the right place…??? Kalau kita menyerahkan suatu urusan kepada yang tidak
berkompeten tentu kita akan menuai buah kepahitan.

Wahai decision maker, janganlah engkau ngidu sembarangan mengertilah akan jasa dan potensi yang
ada pada bawahanmu. Wahai saudaraku sesama idu, walaupun keberadaan kita sudah tidak berada didalam
mulut lagi marilah tetap berkarya, tetap berikan yang terbaik buat semuanya, jadikanlah diri kita
dibutuhkan oleh yang lain. Minimal buatlah para lalat dan semut datang untuk berebut.

Nggilaniii…!!!!!!
Salam inspirasi

Anda mungkin juga menyukai