Anda di halaman 1dari 4

MODUL 3

Pendahluan
Pada modul 1 kita sudah membahas mengenai konsep dasar pembelajaran
matematika, yaitu bahwa untuk pembelajaran matematika tingkat Sekolah Dasar
harus dilakukan dengan pendekatan konkrit. Pada modul 2 kita sudah mempelajari
bagaimana melaksanakan pembelajaran berbasis proyek pada matematika dengan
tujuan agar matematika menjadi semakin riil bagi siswa karena dikaitkan dengan
kehidupan keseharian mereka. Dengan pemahaman konsep yang sudah kita pelajari
pada modul 1 dan modul 2, maka pada modul 3 ini kita akan belajar mengenai topik-
topik lanjutan pada Matematika Sekolah Dasar dengan tetap menggunakan
pendekatan konkrit yang sudah kita pelajari sebelumnya
Sekedar untuk mengingatkan, pada modul 1 kita sudah mempelajari beberapa hal
penting mengenai matematika Beberapa poin penting yang sudah kita pelajari pada
modul 1 adalah sebagai berikut:
 Matematika adalah pembelajaran berpikir logis (bernalar)
 Cara berpikir siswa SD adalah konkrit. Oleh karena itu maka pendekatan yang
harus digunakan dalam proses pembelajaran adalah pendekatan konkrit

Tujuan:
Setelah mempelajari modul ini, guru diharapkan mampu menjelaskan:
1. Pendekatan konkrit pada perkalian
2. Pendekatan konkrit pada pembagian
3. Pendekatan konkrit pada pecahan

Unit 1 Pendekatan Konkrit Pada Perkalian


Sebelum kita membahas mengenai pendekatan konkrit pada perkalian, kita harus
memahami terlebih dahulu mengenai definisi perkalian. Perkalian adalah
penjumlahan berulang
Pembelajaran konsep dasar perkalian sebagai penjumlahan berulang harus dilakukan
dengan menggunakan pendekatan konkrit seperti contoh di bawah ini. Perhatikan
bahwa banyaknya benda dalam setiap kelompok harus sama. Berikut ini adalah salah
satu contoh penjumlahan berulang yang merupakan konsep dasar dari perkalian.

1
4 apel + 4 apel + 4 apel = ………….. apel

+ +
Gambar 1.1
Perkalian Sebagai Penjumlahan Berulang

Pendekatan konkrit dilakukan dengan menggunakan apel dimana ada 3 kelompok


apel yang masing-masing kelompoknya terdiri dari 4 apel. Siswa, yang sudah terlebih
dahulu memahami konsep penjumlahan (dengan pendekatan konkrit) sebagai
menggabungkan semua benda menjadi 1 kelompok, akan dengan mudah memahami
bahwa keseluruhan apel ini harus digabungkan menjadi 1 kelompok dan banyaknya
keseluruhannya adalah 12 apel. Secara simbol matematika dalam bentuk
penjumlahan dapat dituliskan sebagai

4 + 4 + 4 = 12

Dan secara simbol matematika dalam bentuk perkalian dapat dituliskan sebagai:

4 + 4 + 4 = 3 x 4 = 12

Definisi: perkalian adalah penjumlahan berulang


4 + 4 + 4 = 12
4 + 4 + 4 adalah penjumlahan bilangan 4 yang diulang sebanyak 3 kali
Secara simbol matematika dituliskan sebagai
4 + 4 + 4 = 3 x 4 = 12

Pembelajaran dengan pendekatan konkrit yang sama dapat dilakukan untuk bilangan
yang lebih besar dengan menggunakan piringan bilangan. Berikut ini adalah contoh
perkalian dengan menggunakan piringan bilangan.

2
100 100

100
100 + 100
100

300 + 300 = 2 x 300 = 600

Gambar 1.2.
Perkalian Sebagai Penjumlahan Berulang dengan Menggunakan Piringan Bilangan

Kita sudah memahami bahwa perkalian adalah penjumlahan berulang. Ada satu
konsep lagi yang harus dipahami oleh siswa, yaitu bahwa perkalian dapat
digambarkan dalam bentuk susunan. Hal ini berkaitan dengan kenyataan di lapangan
dimana kadang kita perlu menghitung banyaknya kursi yang berderet di dalam kelas
atau di sebuah acara dan lain-lainnya. Setiap deret merupakan suatu kelompok yang
terdiri dari benda (kursi misalnya) yang sama banyaknya. Konsep di mana ada
penyajian bentuk yang berbeda dari perkalian sebagai penjumlahan berulang inilah
yang harus diajarkan kepada siswa.

dapat disusun
menjadi

3+3=2x3=6 3+3=2x3=6

Gambar 1.3.
Mengubah Menjadi Susunan

Anda mungkin juga menyukai