Draf Panduan Etik Operasional
Draf Panduan Etik Operasional
NOMOR : PER-DIR/RSI.SK/VIII/2023
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN ETIKA RUMAH
SAKIT ISLAM SUNAN KUDUS
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan:
1. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Islam Sunan Kudus;
2. Rumah Sakit Islam Sunan Kudus adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat
3. Kode Etik Rumah Sakit Seluruh Indonesia (KODERSI) adalah
rangkaian nilai-nilai dan norma-norma moral perumahsakitan
Indonesia untuk dijadikan pedoman dan pegangan bagi setiap insan
perumahsakitan yang terlibat dalam penyelenggaraan dan
pengelolaan rumah sakit di Indonesia;
4. Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku
benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan
perilaku
5. Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral
kedalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep
yang membimbing manusia berpikir dan bertindak dalam
kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya.
6. Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang
penghargaan terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah
pada sikap/perilaku seseorang. Sistem nilai dalam suatu organisasi
adalah rentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering diartikan
sebagai perilaku personal.
Pasal 2
Pedoman ini menjadi acuan dalam tata kelola etik di Rumah Sakit Islam
Sunan Kudus.
Pasal 3
Rumah sakit harus menjamin agar pimpinan, staf, dan karyawannya
senantiasa mematuhi etika profesi masing-masing.
Pasal 4
Kebijakan Etik Rumah Sakit adalah sebagai berikut:
1. Direktur bertanggungjawab secara profesional dan hukum dalam
menciptakan dan mendukung lingkungan dan budaya kerja yang
berpedoman pada code of conduct.
2. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menyusun rencana dan penetapan
pedoman tertulis yang berisi norma atau etika yang mengatur
perilaku maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan,
dilarang, atau tidak patut dilakukan oleh karyawan dalam rangka
pelaksanaan tugas, fungsi, wewenang, kewajiban, dan tanggung
jawab maupun dalam hubungan kerja sehari-hari.
3. Penerapan etika pada kegiatan bisnis/ manajemen maupun kegiatan
klinis/ pelayanan rumah sakit memiliki bobot yang sama.
4. Pedoman etik ini digunakan sebagai salah satu acuan kinerja dan
sikap organisasi Rumah Sakit.
5. Pedoman etik digunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan dilema
etis tenaga kesehatan, staf, serta pasien dan keluarga dalam
pemberian asuhan pasien.
6. Pedoman etik disusun dengan mengacu dan mempertimbangkan
norma-norma nasional dan internasional terkait hak asasi manusia
serta etika profesional.
7. Pimpinan RS perlu membentuk Komite Etik yang bertugas
melakukan penegakan pelaksanaan dan menyelesaikan pelanggaran
kode etik yang dilakukan oleh Karyawan di lingkungan Rumah Sakit
Islam Sunan Kudus
8. Pimpinan RS menetapkan area sasaran dari Komite Etik Rumah
Sakit
9. Program Komite Etik Rumah Sakit dilaksanakan oleh semua unit
pelayanan dan terkoordinasi dengan baik serta dilaksanakan secara
sistematik.
10.Seluruh Karyawan Rumah Sakit Islam Sunan Kudus wajib menjaga
nama baik Rumah Sakit dalam pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab maupun dalam pergaulan sehari-hari.
11.Seluruh Karyawan Rumah Sakit Islam Sunan Kudus wajib menjaga
dirinya dan perbuatan atau perilaku yang melanggar etika dan
hukum.
12.Seluruh Karyawan Rumah Sakit Kudus wajib melaporkan perbuatan
atau perilaku yang melanggar etika dan hukum.
13.Seluruh Karyawan Rumah Sakit Islam Sunan Kudus harus memiliki
integritas menjunjung tinggi prinsip-prinsip pelaksanaan tugas sesuai
standar yang berlaku
Pasal 5
Rumah Sakit dalam menjalankan kegiatan secara etika harus:
1. Mengungkapkan kepemilikan dan konflik kepentingan;
2. Menjelaskan pelayananannya kepada pasien secara jujur;
3. Melindungi kerahasiaan informasi pasien;
4. Menyediakan regulasi yang jelas mengenai pendaftaran pasien,
transfer dan pemulangan pasien;
5. Menagih biaya untuk pelayanan yang diberikan secara akurat dan
memastikan bahwa insentif finansial dan pengaturan pembayaran
tidak mengganggu pelayanan pasien;
6. Mendukung transparansi dalam melaporkan pengukuran kinerja
klinis dan kinerja organisasi;
7. Menetapkan regulasi yang mengatur mekanisme pelaporan jika
terjadi kesalahanan klinis dan perilaku staf yang merugikan tanpa
menimbulkan kekhawatiran etis dengan bebas dari hukuman;
8. Mendukung lingkungan yang memperkenankan diskusi secara bebas
mengenai masalah etis tanpa ada ketakutan atau sanksi;
9. Menyediakan resolusi yang efektif dan tepat waktu untuk masalah
etis yang ada;
10.Memastikan praktik nondiskriminasi dalam hubungan kerja dan
ketentuan atas asuhan pasien dengan mengingat norma hukum serta
budaya negara Indonesia;
11.Mengurangi kesenjangan dalam akses untuk pelayanan kesehatan
dan hasil klinis
Pasal 6
1. Dokumen Pedoman Etik Rumah Sakit Islam Sunan Kudus yang
tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur ini dijadikan acuan
dalam tata laksana etis di Rumah Sakit yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari Peraturan Direktur ini
2. Peraturan Direktur Rumah Sakit ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Etik merupakan morma-norma, nilai-nilai atau pola tingkah laku kelompok profesi
terentu dalam memberikan pelayanan jasa kepada rnasyarakat. Hukum adalah peraturan
perundang-undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan, dalam mengatur pergaulan hidup
masyarakat.Etik dan hukum memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengatur tertib dan
tentramnya pergaulan hidup dalam masyarakat.
Etika rumah sakit adalah etika terapan (applied ethics) atau etika praktis (practical
ethics), yaitu moralitas atau etika umum yang diterapkan pada isu-isu praktis, seperti
perlakuan terhadap etnik-etnik minoritas, keadilan untuk kaum perempuan, penggunaan
hewan untuk bahan makanan atau penelitian, pelestarian lingkungan hidup, aborsi,
etanasia, kewajiban bagi yang mampu untuk membantu yang tidak mampu, dan
sebagainya. Jadi, etika rumah sakit adalah etika umum yang diterapkan pada
(pengoperasian) rumah sakit. Bagi eksekutif puncak rumah sakit, etika seharusnya berarti
kewajiban dan tanggung jawab khusus terhadap pasien dan klien lain, terhadap organisasi
dan staff, terhadap din sendiri dan profesi, terhadap pemenintah dan pada tingkat akhir
walaupun tidak langsung terhadap masyarakat. Kriteria wajar, jujur, adil, profesional dan
terhormat tentu berlaku juga untuk eksekutif lain di rumah sakit.
Dalam rangka memberikan kepastian dan perlindungan hukum, baik bagi pemberi
jasa pelayanan kesehatan maupun bagi penerima jasa pelayanan kesehatan, untuk
meningkatkan, mengarahkan dan memberikan dasar bagi pembangunan di bidang
kesehatan diperlukan adanya perangkat hukurn kesehatan yang dinamis. Banyak terjadi
perubahan terhadap kaidah-kaidah kesehatan, ter mengenai hak dan kewajiban para pihak
yang terkait di dalam upaya kesehatan serta perlindungan hukum bagi para pihak yang
terkait.
Rumah Sakit menghadapi banyak tantangan dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang aman dan berkualitas. kemajuan dalam bidang teknologi kedokteran, dana/ anggaran
Rumah Sakit yang terbatas, dan harapan pasien yang terus meningkat sejalan dengan
semakin meningkatnya pendidikan di masyarakat serta dilemaetis dan kontroversi yang
sering terjadi telah menjadi hal sering dihadapi oleh Rumah Sakit.
Berdasarkan hal tersebut maka Rumah Sakit Sakit Islam Sunan Kudus menyusun
kerangka etika (pedoman etik) yang menjamin bahwa asuhan pasien diberikan di dalam
norma-norma bisnis, finansial etis, serta hukum yang melindungi pasien dan hak pasien,
serta staf Rumah Sakit.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum tata laksana kerja Komite Etik Rumah Sakit adalah terciptanya
rumah sakit yang memiliki tanggung jawab profesional dan hukum dalam
menciptakan dan mendukung lingkungan serta budaya kerja yang berpedoman pada
etika dan perilaku etis termasuk etika karyawan (code of conduct).
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya perilaku yang terpuji dalam memberikan pelayanan kepada pasien atau
keluarganya dengan tingkat atau mutu profesionalisme yang tinggi;
b. Tercapainya peningkatan tanggung jawab profesional pada dasarnya mengandung 2
unsur pengertian yang saling berkaitan, yaitu tanggung jawab dalam unsur etika dan
tanggung jawab dalam unsur kemampuan profesi;
c. Terlaksananya prosedur penanganan penyelesaian konfrontasi etik dalam pelayanan
medis dan non medis di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus;
d. Terlaksananya tanggung jawab etik dan hukum terhadap pasien dan masyarakat;
e. Terlaksananya pembinaan dan pengendalian penanganan penyelesaian konfrontasi
etik dalam pelayanan medis dan non medis di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus;
f. Terwujudnya koordinasi penanganan penyelesaian konfrontasi etik dalam pelayanan
medis dan non medis di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus.
BAB II
RUANG LINGKUP
Rumah sakit Islam SUNAN KUDUS terdiri atas beragam disiplin ilmu. Masing-masing disiplin ilmu
umumnya memiliki etika profesi yang harus diamalkan anggotanya. Begitu pun dengan Rumah Sakit
Islam SUNAN KUDUS, sebagai suatu institusi dalam memberikan pelayanan kesehatan juga
mempunyai etik, sehingga setiap petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan, harus berpedoman
pada etika profesi masing-masing, etika profesi lainnya dan etik rumah sakit agar tidak saling
berbenturan.
Lingkup Etik Pelayanan Rumah Sakit Islam SUNAN KUDUS sebagai berikut
BAB III
TATA LAKSANA
Setiap Sumber Daya Insani Rumah Sakit Islam SUNAN KUDUS yang mengetahui terjadinya
pelanggaran Etika Pelayanan wajib melaporkan kepada Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit Islam
SUNAN KUDUS , komite lain yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan etika profesi, dan/atau
atasan langsung. Komite Etik dan Hukum atau komite yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
etika Rumah Sakit harus melindungi identitas pengadu atau pelapor sepanjang pengaduan atau
pelaporannya dapat dipertanggungjawabkan . Pengaduan dan pelaporan terhadap persoalan etik dan
hukum Rumah Sakit Islam SUNAN KUDUS dapat disampaikan secara langsung melalui tatap muka
atau secara tertulis/surat kepada unit pelayanan pengaduan (CASTUMER SERVICE TERPADU)yang
terdapat di Rumah Sakit Islam SUNAN KUDUS.
PENANGANAN DUGAAN PELANGGARAN
secara eksternal
dapat dilakukan
mediasai oleh
PENGADUAN BPRS prop
TIDAK PELANGGARAN YA
Komite Etik dan Hukum harus melaporkan kegiatanya secara berkala kepada Direktur Rumah
Sakit Islam SUNAN KUDUS paling sedikit setiap 6(enam )bulan atau sewaktu–waktu bila
diperlukan.Setiap sumber daya Insani Rumah Sakit Islam SUNAN KUDUS yang mengetahui
terjadinya pelanggaran Panduan Etik dan Perilaku (code of conduct)dan Pedoman Etika
pelayanan wajib melaporkan kepada Komite Etik dan Hukum,komite lain yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan etika profesi,dan/atau atasan langsung.Komie Etik dan Hukum atau
komite yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan etika rumah sakit harus melindungi
identitas pengadu atau pelapor sepanjang pengaduan atau pelaporannya dapat
dipertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2018 Tentang Komite
Etik Dan Hukum Rumah Sakit
2. Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI)
3. https://galihendradita.wordpress.com/tag/etik-rumah-sakit