Anda di halaman 1dari 4

PROGRAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

Disusun oleh

Mohamad Rizal Aqil. W (362141311097)


M. sholehuddin (362141311107)
Moh. Kifly Danil Mustofa (362141311110)
Qois Salsabila (362141311115)
Anisa Elya Sabrina (362141311117)
3D

Dosen Pengampu

Astir Iga Siska, S.Pi., M.P

PROGRAM STUDI DIPLOMA – IV AGRIBISNIS

POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI

2023
BAB 1

PENDAHULUAN

Petani dapat didefinisikan sebagai pekerja pemanfaat sumber daya hayati


yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industry,
sumber daya energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya guna memenuhi
kebutuhan hidup dengan menggunakan peralatan yang bersifat tedisional dan
modern (Diglib Unila). Pekerjaan sebagai petani biasa dijumpai di sebagian besar
wilayah pedesaan Indonesia. Banyak Masyarakat desa bekerja sebagai petani
untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya, mereka cenderung menggunakan cara
tradisional dalam Bertani.

Pembangunan pertanian pada dasarnya ditujukan pada peningkatan


kesejahteraan Masyarakat terutama petani. Setiap tahapan Pembangunan pertanian
kesejahteraan petani adalah salah satu tujuannya. Peningkata kesejahteraan petani
merupakan salah satu dari visi dan misi Pembangunan pertanian guna mencapai
swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Saat ini
kesejahteraan petani mengalami peningkatan daripada tahun seblumnya, hal ini
terjadi akibat terjadinya peningkatan harga yang diterirma petani lebih besar
daripada yang harus dibayar data CNBC Indonesia (2022). Dalam peningkatan
kesejahteraan perlu diperhatikan masalah-masalah yang banyak dihadapi oleh
petani seperti masalah dalam bidang pemasaran, keterampilan, pengetahuan,
sumberdaya dan motifasi. Pengendalian masalah dapat dilakukan dengan
mendirikan gabungan petani atau sebuah kelompok tani agar petani dapat
mendapatkan dukungan dari segi pengetahuan dan pengalaman.

Kelompok tani adalah kelembagaan yang dibentuk secra langsung oleh


para petani secara terorganisir dalam melakukan usaha tani. Menurut permentan
nomor 67 tahun 2016, kelompok tani yang selanjutnya disebut poktan adalah
Kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk oleh para petani atas dasar
kesamaan kepentingan, kesamaan lingkungan social, ekonomi, dan sumberdaya,
kesamaan komoditas, dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan
usaha anggota.
Program Pembangunan kesejahteraan petani memerlukan keterlibatan
kelompok tani dan anggota dari pemerintahan untuk membentuk sistem pertanian
yang lebih unggul agar dapat mensejahterakan petani Indonesia.

Di tingkat pemerintah daerah upaya penanggulangan kemiskinan telah


dilakukan. Anti Poverty Program (APP) adalah merupakan salah satu kebijakan
percepatan penanganan kemiskinan di Jawa Timur. Konsep dasar Anti Poverty
Program (APP) adalah pemberdayaan usaha ekonomi produktif kelompok
masyarakat miskin yang difasilitasi pendampingan dan mitra usaha sebagai
penampung / pembeli hasil produksi Kelompok Masyarakat (Pokmas). Tujuan
umum adalah penanganan penduduk miskin agar memiliki pendapatan dan daya
beli, melalui pemberdayaan usaha kelompok masyarakat miskin dengan pola
kemitraan yang berbasis cluster (Pedoman Umum Anti Poverty Program 2015).

Anti Poverty Program (APP) Jawa Timur terdiri dari lima bidang yaitu
bidang pertanian, bidang perikanan, bidang perindustrian, bidang perkebunan,
dan bidang kehutanaan.

Pada tahun 2013 Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga telah menggulirkan
satu program pengentasan Kemiskinan yang bernama Jalan Lain menuju
Masyarakat Sejahtera (JALINKESRA). Pada program ini Badan Pemberdayaan
Masyarakat (Bappemas) sebagai leading sector berkolaborasi dengan Satuan
Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) lain yang sesuai dengan bidang
usaha/kapasitas/Kapabilitas Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) penerima
manfaat. Bantuan yang diberikan kepada RTSM berupa Natura (tangible asset)
faktor produksi atau bantuan usaha produktif, serta fasilitasi RTSM. Program ini
bertujuan untuk meningkatkan motivasi berusaha (need for achievement) dari
RTSM penerima bantuan, sehingga diharapkan akan meningkatkan kualitas
Sumberdaya Manusia RTSM tersebut. Implementasi program JALINKESRA
dapat dikelompokkan menjadi 4 sektor, antara lain Dinas peternakan, Dinas
perikanan, Dinas Koperasi dan UMKM serta Dinas Perindustrian dan
Perdagangan.

Anda mungkin juga menyukai