Anda di halaman 1dari 14

1 | Page

AWIG-AWIG

PECALANG TRIJAGA MANDALA (PTM)

Br. Pekambingan

Br. Catur Panca

Br. Pelita Sari

2 | Page

halaman Daftar isi 1 KATA PENGANTAR 3 PROFILE PECALANG TRIJAGA MANDALA 4 VISI DAN MISI 5 BAB I
Organisasi dan Wilayah 5 1.1. Nama organisasi (pasal 1) . 5 1.2. Pendiri organisasi (pasal 2) 5 1.3. Batas-
batas wilayah (pasal 3) 5 BAB II Dasar dan Tujuan 6 2.1. Dasar dan Tujuan (pasal 4) 6 BAB III Keanggotaan
6 3.1. Syarat menjadi Anggota (pasal 5) 6 3.2. Hak dan Kewajiban Anggota(pasal 6) 7 3.3. Berakhirnya
Keanggotaan (pasal 7) 7 BAB IV Badan Pengelola 7 4.1. Struktur Organisasi (pasal 8) 7 4.2. Syarat-syarat
menjadi Prajuru (pasal 9) 8 4.3. Tugas-tugas Prajuru (pasal 10) 8 4.4. Pemilihan dan Masa Jabatan Prajuru
(pasal 11) 9 4.5. Berakhirnya sebagai Prajuru (pasal 12) 9 BAB V Disiplin Organisasi 9 5.1. Disiplin
Organisasi (pasal 13) 9 BAB VI Sanksi 10 6.1. Sanksi Organisasi (pasal 14) 10 BAB VII Rapat Organisasi 10
7.1. Rapat Organisasi (pasal 15) 10 BAB VIII Pengambilan Keputusan 11 8.1. Pengambilan Keputusan
(pasal 16) 11 BAB IX Keuangan dan Kekayaan Organisasi 11 9.1. Keuangan dan Kekayaan Organisasi (pasal
17) 11

3 | Page

BAB X Suka Duka 12 10.1. Suka Duka (pasal 18) 12 BAB XI Mekanisme Penggunaan Anggota Pecalang 12
11.1. Mekanisme penggunaan Pecalang (pasal 19) 12 BAB XII Peraturan Peralihan 13 12.1. Peraturan
Peralihan (pasal 20) 13 BAB XIII Perubahan Awig-awig 13 13.1. Perubahan awig-awig (pasal 21) 13 BAB
XIV Penutup 13 14.1. Nama Awig-awig (pasal 22) 13 14.2. Tanda tangan pengesahan (pasal 23) 13
LAMPIRAN 15
4 | Page

KATA PENGANTAR Om, Swastiastu Atas asung kertha wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa kami
dapat melaksanakan penyempurnaan Awig-awig Pecalang Trijaga Mandala (PTM) tahun 2010 yang sudah
ditulis dan dilaksanakan sebagai pedoman didalam menjalankan tugas-tugas sebagai Prajuru dan
Anggota Organisasi Pecalang Trijaga Mandala (PTM) di wilayah Lingkungan Pekambingan.
Penyempurnaan awig-awig tahun 2016 dilakukan mengingat perkembangan situasi dan kondisi di
Lingkungan Pekambingan menyangkut masalah keamanan dan ketertiban yang terus menerus
mengalami perubahan, sudah tentu revisi terhadap awig-awig ini belum dapat dikatakan sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari masyarakat Pekambingan sangat diharapkan demi penyempurnaan
selanjutnya. Semoga awig-awig ini dapat mengayomi seluruh masyarakat Lingkungan Pekambingan
didalam melaksanakan aktivitas adat dan Agama Hindu khususnya berpedoman kepada ajaran Tri Hita
Karana. Akhirnya kami menghaturkan ucapan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah meluangkan
waktunya untuk berperan serta dalam tim penyusunan revisi naskah Awig-awig Pecalang Trijaga Mandala
ini. Om, santih, santih, santih, Om Denpasar, 03 Juni 2018 Tim Penyusun Revisi Awig-Awig PTM

5 | Page

PROFILE ORGANISASI PECALANG TRIJAGA MANDALA PEKAMBINGAN Organisasi Pecalang Trijaga


Mandala (PTM) Pekambingan ini merupakan organisasi di bawah naungan Banjar Pekambingan, Banjar
Catur Panca dan Banjar Pelita Sari.Terbentuknya organisasi ini di permulaan tahun 2000 oleh
penggagasnya bertujuan untuk mengajak warga masyarakat Pekambingan sadar akan keamanan dan
ketertiban wilayahnya dari gangguan orang luar atau mereka yang suka mabuk dibawah pengaruh
minuman keras. Adapun wilayah operasi organisasi pecalang ini adalah di lingkungan Pekambingan, yang
merupakan daerah kekuasaan /wewengkon dari 3 (tiga) Banjar yaitu; Br. Pekambingan, Br. Catur Panca
dan Br. Pelita Sari. Dengan demikian, secara hukum bahwa seluruh kegiatan organisasi ini wajib
dilaporkan kepada ke 3 (tiga) Prajuru Banjar ini. Dalam perjalanannya, organisasi ini pada awal tahun
2002 sempat dibubarkan atas permintaan Bendesa Adat Denpasar saat itu karena adanya laporan yang
isinya mendiskreditkan kegiatan organisasi ini, dan setelah beberapa bulan dibubarkan akhirnya dibentuk
lagi dikarenakan Organisasi ini masih dibutuhkan oleh Masyarakat Pekambingan. Setelah dibentuk
kembali maka ruang lingkup kerjanya ditambah dan diperluas lagi yang tadinya hanya sebatas menjaga
keamanan dan ketertiban lingkungan menjadi membantu mengatur pelaksanaan kegiatan dibidang adat
dan agama yang dilakukan oleh masyarakat di lingkungan wilayah adat Pekambingan, seperti
pelaksanaan Upakara Dewa Yadnya di Pura Jlih lambih,pelaksanaan upakara manusa yadnya perkawinan
dan kematian serta diperbantukan dalam pemunggutan dana Pemahayu Jagat kepada Pengusaha, Toko-
toko, Pedagang Kaki Lima (PKL) dan pemunggutan Retribusi Parkir serta lainnya yang berada
dilingkungan wilayah Pekambingan. Demikian sekilas profile Organisasi Pecalang Trijaga Mandala
Pekambingan kami sampaikan semoga keberadaannya dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi
kita semua khususnya masyarakat yang berada di Lingkungan Wilayah Pekambingan. Denpasar, 03 Juni
2018

6 | Page

AWIG

AWIG PECALANG TRIJAGA MANDALA WEWIDANGAN PEKAMBINGAN VISI DAN MISI

Visi :Terwujudnya Keajegan Budaya Bali berbasis Tri Hita Karana Misi : 1. Mewujudkan Keajegan Budaya
dan Keamanan Parhyangan 2. Mewujudkan Keajegan Budaya dan Keamanan Pawongan 3. Mewujudkan
Keajegan Budaya dan Keamanan Palemahan

BAB I ORGANISASI DAN WILAYAH Pasal 1

Organisasi ini bernama

Pecalang Trijaga Mandala

(PTM) yang terletak di wewidangan Pekambingan, Kelurahan Dauh Puri

Pasal 2

1. Organisasi ini didirikan oleh tiga Banjar adat yaitu Banjar Adat Pekambingan Banjar Adat Catur Panca
dan Banjar Adat Pelita Sari 2. Organisasi Pecalang Tri Jaga Mandala tunduk dan taat terhadap segala awig

awig yang telah ditetapkan oleh ke 3 (tiga) Banjar.

Pasal 3

Batas-batas wilayahnya terdiri dari : 1. Utara : Tukad Betenan 2. Timur : Jl.Sutoyo-Jl.MT.Haryono-Jl.Yos


Sudarso 3. Selatan : Jl.Maluku II/Gg V, Maluku III/Gg V, Depan Pure Puseh. 4. Barat : Tukad Nyampuh /
Tukad Badung
Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau gangguan!

Mulai Coba Gratis

Batalkan Kapan Saja.

7 | Page

BAB II DASAR DAN TUJUAN Pasal 4

A. Dasar Pengelolaan dan pelaksanaan Pecalang Trijaga Mandala (PTM) berdasarkan pada: 1. Pancasila
2. Undang-Undang Dasar (UUD) 45 dan Hak Asasi Manusia 3. Agama Hindu khususnya berpedoman
kepada ajaran Tri Hita Karana 4.

Gotong Royong “

Pasuka- Dukaan

dan tidak bernaung dibawah organisasi Politik B. Tujuan Pengelolaan dan pelaksanaan Pecalang Trijaga
Mandala (PTM) mempunyai tujuan: 1. Menggalang persatuan dan kesatuan antar warga Banjar
Pekambingan, warga Banjar Catur Panca dan warga Banjar Pelita Sari 2. Membantu anggota Banjar
terutama didalam melaksanakan upacara Adat dan Agama sepanjang dilaksanakan di wewidangan
Pekambingan, Kelurahan Dauh Puri 3. Mengayomi anggota Banjar agar tercapai
ketenangan/ketentraman lahir dan bathin didalam kehidupan bermasyarakat 4. Membantu pemerintah
didalam melaksanakan tugas-tugas pengamanan di tingkat banjar dan kelurahan 5. Menjalin kerja sama
antar pecalang dan antar umat beragama di wewidangan Pekambingan, Kelurahan Dauh Puri

BAB III K E A N G G O T A A N Pasal 5

Anggota Pecalang Trjaga Mandala (PTM) terdiri dari krama adat ke 3 (tiga) Banjar 1. Setiap warga yang
ingin menjadi anggota PTM, wajib mengemukakan kesediaannya secara tertulis di atas materai Rp.6.000
kepada pengurus PTM. setelah mendapatkan rekomendasi dari masing-masing Prajuru Adat dengan
umur minimal 17 Tahun dan maksimal 60 tahun. 2. Kepada setiap anggota PTM, diberikan Kartu Tanda
Anggota yang ditanda tangani oleh Ketua Pecalang Tri Jaga Mandala. 3. Prajuru PTM wajib mendaftarkan
anggotanya dalam buku keanggotaan 4. Penerimaan menjadi Anggota tetap PTM, melalui masa orientasi
selama 3 (tiga) bulan.
8 | Page

Hak dan kewajiban anggota Pasal 6

A. Setiap anggota Pecalang Trijaga Mandala (PTM), berhak : 1. Mendapat perlakuan yang sama dari
Prajuru PTM. 2. Menyampaikan pendapat dan keinginan kepada Prajuru PTM, baik secara tertulis
maupun lisan. 3. Berhak dipilih sebagai Prajuru PTM. 4. Mendapat imbalan berupa honor sesuai dengan
keputusan Rapat ke 3 (tiga) Prajuru Banjar 5. Mendapatkan fasilitas pakaian kerja setiap 2 (dua) tahun
sekali 6. Mendapatkan fasilitas kesehatan dengan diikut sertakan dalam BPJS kesehatan kelas 3 (tiga) B.
Kewajiban Anggota dan Prajuru PTM. 1. Menjaga nama baik Organisasi Pecalang Trijaga Mandala (PTM).
2. Menghadiri rapat-rapat prajuru PTM, sesuai dengan awig-awig PTM, yang berlaku. 3. Melaksanakan
tujuan, kebijakan pokok dan fungsi PTM. 4. Mentaati peraturan dan keputusan Organisasi. 5.
Menjalankan tugas-tugas yang diberikan oleh Prajuru PTM, dengan penuh tanggung jawab.

Berakhirnya Keanggotaan Pasal 7

Keanggotan Pecalang Trijaga Mandala (PTM), berakhir karena : 1. Memasuki masa pension, maximum
usia 60 Tahun 2. Permintaan sendiri secara tertulis 3. Diberhentikan dengan tidak hormat 4. Pindah
tempat tinggal dan telah menetap di Desa lain 5. Sakit, sehingga tidak dapat menjalankan tugas
sebagaimana mestinya

6. Meninggal dunia

BAB IV BADAN PENGELOLA Pasal 8

Struktur Organisasi Badan Pengelola Pecalang Trijaga Mandala : 1. Pembina (Kepala Kelurahan Dauh Puri,
Polmas, Babinsa, Kepala Lingkungan Pekambingan, Catur Panca dan Pelita Sari ) 2. Penanggung Jawab :
Prajuru Adat ke 3 (tiga) Banjar (Br.Pekambingan,Br.Catur Panca dan Br.Pelita Sari )

9 | Page

3. Susunan Prajuru Pecalang Tri Jaga Mandala (PTM) terdiri dari : a. Ketua 1 (satu) orang b. Wakil Ketua 1
(satu) orang c. Sekretaris 2 (dua) orang d. Bendahara 2 (dua) orang e. Korlap 3 (tiga) orang / wakil
masing-masing Banjar f. Danru masing-masing 1 (satu) orang

Syarat-syarat menjadi Prajuru Pasal 9

Syarat-syarat menjadi Prajuru Pecalang Trijaga Mandala (PTM) adalah : a. Sehat Jasmani dan Rohani b.
Umur minimal 17 tahun, maximum usia 60 tahun c. Mempunyai Loyalitas dan berdedikasi tinggi d.
Beragama Hindu e. Tercatat sebagai anggota adat 3 (tiga) Banjar
Tugas-Tugas Prajuru Pasal10

Tugas-tugas prajuru Pecalang Trijaga Mandala (PTM) meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Ketua
bertanggung jawab atas seluruh aktivitas Pecalang Trijaga Mandala (PTM) baik kegiatan Intern maupun
Extern. 2. Wakil ketua membantu dan bertugas mewakili ketua bilamana ketua berhalangan hadir 3.
Sekretaris bertugas membantu ketua membuat surat-surat,agenda rapat, daftar hadir ,mengarsipkan
surat-surat masuk/keluar dan membuat laporan kegiatan pecalang bulanan,semesteran (satu periode
Galungan) untuk keperluan laporan kepada ke 3 (tiga) Prajuru Banjar 4. Bendahara bertugas membantu
ketua dalam menyiapkan Laporan Keuangan baik bulanan maupun semesteran (satu periode Galungan)
membayar honor pecalang, pah-pahan ke 3 (tiga) Banjar serta operasional kegiatan pecalang 5.
Korlap(Kordinator Lapangan) bertugas membantu ketua dalam menjalankan tugas mengontrol pekerjaan
Danru (komandan Regu) 6. Danru (Komandan Regu) bertanggung jawab dalam mengatur pekerjaan
anggota pecalang di lapangan dan memberikan laporan kepada Korlap

10 | Page

Pemilihan dan masa jabatan Prajuru Pasal 11

Tata cara pemilihan : 1. Nama calonPrajuru Pecalang Trijaga Mandala dipilih berdasarkan aturan
mekanisme masing - masing Banjar 2. Prajuru Banjar membawa 2 (dua) nama calon Prajuru PTM untuk
menduduki jabatan sebagai Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris 1, Sekretaris 2, Bendahara 1 dan Bendahara 2
3. Penentuan Jabatan tersebut berdasarkan hasil musyawarah mufakat Pembina dan 3 (tiga) Prajuru
Banjar. 4. Apabila tidak terjadi musyawarah mufakat maka akan dilakukan Voting dari Pembina dan 3
(tiga) Prajuru Banjar ( Ketua, Sekretaris dan Bendahara ) 5. Suara tertinggi akan menjadi Ketua,
selanjutnya sampai Bendahara 2 Masa Jabatan Prajuru : 1. Masa Jabatan Prajuru Pecalang Trijaga
Mandala (PTM) adalah 6 (enam) periode Galungan atau 42 bulan kalender masehi 2. Setelah itu dapat
dipilih kembali sepanjang tidak menjabat 2 (dua) kali berturut-turut melalui rapat penanggung jawab 3.
Apabila sebelum masa jabatan berakhir ada Prajuru PTM harus berhenti sebagai Prajuru PTM, maka
harus ditunjuk Plt (Pelaksana Tugas Harian) dari salah satu Prajuru PTM 4. Pemilihan akan dilaksanakan
kembali setelah masa jabatan prajuru PTM berakhir.

Berakhirnya sebagai Prajuru Pasal12

1. Sakit, sehingga tidak dapat menjalankan tugas sebagaimana mestinya

2. Meninggal dunia

3. Berhenti atas permintaan sendiri dan disetujui berdasarkan rapat ke 3 (tiga) Prajuru Banjar
4. Diberhentikan atas keputusan Rapat ke 3 (tiga) Prajuru Banjar karena dianggap melanggar awig-awig.

5. Pindah tempat tinggal dan telah menetap di Desa lain

6. Karena masa bhaktinya berakhir

11 | Page

BAB V DISIPLIN ORGANISASI Pasal 13

1. Setiap anggota organisasi PTM, wajib mentaati disiplin Organisasi sesuai dengan awig-awig yang
berlaku. 2. Disiplin organisasi yang bersifat larangan : a. Setiap anggota PTM, dilarang melakukan
kegiatan yang merugikan nama baik dan kepentingan organisasiPTM. b. Anggota PTM, dilarang
membuka rahasia Organisasi. c. Anggota PTM, dilarang memakai narkoba. d. Anggota PTM,dilarang
minim-minuman berhalkohol saat bertugas. 3. Disiplin organisasi yang bersifat keharusan adalah : a.
Anggota PTM, yang hendak melakukan kegiatan atas nama organisasi yang tidak menjadi tugasnya harus
memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Prajuru PTM. b. Anggota PTM, harus taat terhadap semua
awig-awig PTM. c. Anggota PTM, tidak diperbolehkan melakukan dan atau menggunakan kekerasan fisik
dan intimidasi dengan mengatas namakan Organisasi.

BAB VI SANKS I Pasal 14

Sangsi yang dapat dijatuhkan organisasi terhadap pelanggaran disiplin organisasi terdiri dari : 1. Teguran
a. Teguran dilakukan oleh orang yang satu tingkat level diatasnya. b. Teguran diberikan bila terlambat
datang, pulang mendahului, tidur ketika bertugas, bertugas di luar area yang telah ditetapkan tanpa ijin.
2. Peringatan secara tertulis a. Peringatan ke I diberikan bila tidak hadir berturut-turut sebanyak 3 kali
tanpa keterangan.Peringatan ini berlaku selama 3 (tiga) bulan. b. Peringatan Ke II bila mengulangi
kesalahan yang sama sehingga berakibat munculnya peringatan Ke III 3. Pemberhentian dengan tidak
hormat. a. Peringatan ke III diberikan bila mengulangi perbuatan yang samaseperti pada peringatan ke II
dan berakibat diberhentikan dengan tidak hormat. b. Melakukan tindakan pidana atau perbuatan
melawan hukum.
12 | Page

BAB VII RAPAT ORGANISASI Pasal 15

1. Rapat organisasi Prajuru PTM, dengan anggota dilakukan setiap bulan bertepatan dengan penggajian
anggota 2. Prajuru PTM, melaporkan hasil-hasil rapat secara tertulis kepada Penanggung jawab setiap
bulan. 3. Prajuru PTM, wajib melaksanakan rapat pertanggung jawaban kepada penanggung jawab
14hari sebelum rapat rutin Paripurna ke 3 (tiga) Banjar

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 16

1. Semua keputusan diambil atas dasar musyawarah mufakat. 2. Apabila hal tersebut tidak dapat
dilakukan dengan musyawarah mufakat, maka dilakukan dengan pemunggutan suara (voting) dengan
ketentuan sebagai berikut : a. Yang berhak melakukan pemungutan suara (voting) adalah Pembina dan 3
(tiga) Prajuru Banjar (Ketua, Sekretaris, Bendahara). b. Keputusan diambil dengan suara terbanyak (lebih
dari seperdua) dari jumlah yang hadir. c. Pemunggutan suara mengenai orang, harus dilakukan secara
tertulis, kecuali kalau rapat organisasi / musyawarah rapat menentukan lain. d. Apabila pada
pemunggutan suara, jumlah suara yang setuju dan yang tidak setuju sama banyaknya, diadakan
pengulangan sebanyak

banyaknya tiga kali e. Apabila hasil pemunggutan suara ulang sama jumlahnya yang setuju dan yang
tidak setuju, hal yang bersangutan ditolak.

BAB IX KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI Pasal 17

Keuangan organisasi Pecalang Trijaga Mandala (PTM) diperoleh dari : 1. Pengusaha, Usaha Mikro,
Instansi baik Pemerintah maupun Swasta, jasa parkir dan Individu yang berada di ke 3 (tiga) wilayah adat
Bajar Pekambingan, Banjar Catur Panca dan Pelita Sari 2. Semua Pemunggutan harus mendapat
persetujuan ke 3 (tiga) Banjar Adat 3. Alokasi penerimaan seperti pasal 17 ayat 1 sebagian dikelola oleh
ke tiga Banjar Adat dan sebagian lagi dikelola oleh Organisasi PTM,sesuai dengan kesepakatan ke 3 (tiga)
Banjar Adat dan Organisasi PTM.

13 | Page

4. Pembagian dari Alokasi ke 3 (tiga) Banjar Adat yang mengacu Pasal 17 Ayat 1 setelah dikurangi biaya
upakara sehari-hari di Pura Jlih Lambih dan biaya Operasional Pecalang adalah sebagai berikut : a. Banjar
Adat Pekambingan 50% b. Banjar Adat Catur Panca 30% c. Banjar Adat Pelita Sari 20% 5. Keuangan
Organisasi PTM, disusun dalam bentuk anggaran pendapatan dan belanja organiasasi per periode
Galungan. 6. Pertanggung jawaban pengelolaan keuangan dan kekayaan organisasi disampaikan
setiapakhir jabatan dalam bentuk surat berita acara serah terima jabatan. Kekayaan Organisasi meliputi :
1. Uang Kas/Bank 2. Barang-Barang tak bergerak seperti Bangunan Kantor Sekretariat Bersama, alat-alat
komunikasi, alat kelengkapan pecalang dan yang lainnya 3. Kekayaan dalam bentuk barang tak bergerak
dilarang untuk dibagi-bagikan, digadaikan, dijual tanpa seijin ke 3 (tiga) Prajuru Banjar
BAB X SUKA DUKA Pasal 18

Yang dimaksud dengan “suka” adalah kegiatan yang berkaitan dengan perkawinan, sedangkan yang
dimaksud dengan “duka” adalah kematian :

1. Bila yang menikah adalah Prajuru dan anggota PTM, yang bersangkutan maka wajib diberikan
sumbangan yang besarnya ditentukan melalui rapat bersama ke 3 (tiga) Prajuru Banjar dan pernikahan
tersebut adalah untuk yang pertama kalinya. 2. Bila yang meninggal adalah Prajuru atau Anggota
PTM,Bapak/Ibu,Istri pertama dan Anak Kandung yang bersangkutan maka wajib diberikan sumbangan
yang besarnya ditentukan melalui rapat bersama ke 3 (tiga) Prajuru Banjar

BAB XI MEKANISME PENGGUNAAN ANGGOTA PECALANG Pasal 19

1. Setiap Krama Banjar Adat yang bermaksud menggunakan tenaga Pecalang maka yang bersangkutan
cukup memberitahukan secara lisan kepada salah satu Prajuru adat untuk dikordinasikan kepada ketua
pecalang sekurang-kurangnya satu hari sebelum acara.

14 | Page

2. Warga dinas atau badan usaha ataupun Instansi lainnya, yang berada di lingkungan ketiga Banjar Adat
yang bermaksud menggunakan tenaga pecalang Tri Jaga Mandala wajib mengajukan permohonan secara
tertulis kepada salah satu Prajuru Adat dari ke tiga Banjar Adat sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelum
acara. 3. Anggota Pecalang Tri Jaga Mandala pada saat bertugas wajib menggunakan pakaian seragam
dan atributnya yang sudah ditetapkan oleh Prajuru pecalang dan ke 3 (tiga) Prajuru Banjar.

BAB XII PERATURAN PERALIHAN Pasal 20

1. Dalam keadaan darurat Prajuru PTM dapat mengambil keputusan tanpa menunggu Prajuru 3 (tiga)
Banjar 2. Bilamana terjadi suatu kejadian dan belum diatur dalam awig-awig ini maka Prajuru PTM dapat
mengambil keputusan dan keputusan tersebut nantinya dilaporkan pada ke3 (tiga) Prajuru Banjar pada
saat rapat bersama.

BAB XIII PERUBAHAN AWIG-AWIG Pasal 21

1. Perubahan awig-awig Pecalang Trijaga Mandala (PTM) dilaksanakan oleh ke 3 (tiga) Prajuru Banjar. 2.
Hal-hal yang belum diatur dalam awig-awig Pecalang Trijaga Mandala (PTM) dilaksanakan dan
disesuaikan dengan tata cara yang berlaku pada umumnya.

BAB XIV P E N U T U P Pasal 22

1. Awig-awig ini dinamakan


Awig-awig Pecalang Trijaga Mandala Wewidangan

Pekambingan “

2. Awig-awig ini dilaksanakan mulai saat ditetapkan.

15 | Page

Pasal 23

a. Awig-awig ini merupakanhasil penyempurnaan dari awig-awig yang telah ditetapkan tanggal 27
Januari 2010 b. Awig-awig ini ditanda tangani oleh ke 3 (tiga) Prajuru Adat dan Dinas Banjar
Pekambingan, Banjar Catur Panca, Banjar Pelita Sari dan diketahui oleh Kepala Kelurahan Dauh Puri
Ditetapkan : di-Denpasar Pada hari : Minggu Tanggal : 03 Juni 2018 Ketua Suka Duka Prajuru Adat Prajuru
Adat Br.Pekambingan Br. Catur Panca Br. Pelita Sari

I Made Bawa Antaranda I Ketut Wisnawa I Made Ascana

Kepala Lingkungan Kepala Lingkungan Kepala Lingkungan Pekambingan Catur Panca Pelita Sari

I Wayan Parjiwa

I Ketut Alit Astawa

Komang Alit Haryanto,SH

Mengetahui, .Kepala Kelurahan Dauh Puri

A.A. Ayu Dian Wahyuni.D, SSTP.MM

Pembina NIP.19790124 199803 2 002


16 | Page

Lampiran TIM PENYUSUN REVISI NASKAH

“AWIG

AWIG “ PECALANG TRIJAGA MANDALA

1. I Wayan Maryana, S.Sos 2. Ir. I Nyoman Gde Iriawan 3. I Made Ascana 4. I Ketut Arsana 5. Drs. I Kadek
Mekel Suratnaya 6. I Nyoman Sudika 7. I Ketut Gede Astawa 8. I Nyoman Budhi Wirayadnya 9. I Nyoman
Suwitha 10. I Ketut Wisnawa 11. I Wayan Parjiwa 12. I Ketut Alit Astawa 13. I Komang Alit Haryanto,SH

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau gangguan!

Mulai Coba Gratis

Batalkan Kapan Saja.


17 | Page

PROFILE ORGANISASI PECALANG TRIJAGA MANDALA PEKAMBINGAN Organisasi Pecalang Trijaga


Mandala (PTM) Pekambingan ini merupakan organisasi di bawah naungan BanjarPekambingan, Banjar
Catur Panca dan Banjar Pelita Sari.Terbentuknya organisasi ini oleh penggagasnya bertujuan untuk
mengajak warga masyarakat Pekambingan sadar akan keamanan dan ketertiban wilayahnya dari
gangguan orang luar atau mereka yang suka mabuk dibawah pengaruh minuman keras. Adapun wilayah
operasi organisasi pecalang ini adalah di lingkungan Pekambingan, yang merupakan daerah
kekuasaan /wewengkon dari 3 (tiga) Banjar yaitu; Br. Pekambingan, Br. Catur Panca dan Br. Pelita Sari.
Dengan demikian, secara hukum bahwa seluruh kegiatan organisasi ini wajib dilaporkan kepada ke- tiga
Prajuru Banjar ini. Dalam perjalanannya, organisasi ini mengubah tujuan dari hanya sekedar mengajak
dan menghimbau warga untuk peduli keamanan lingkungan, tapi telah berubah menjadi organisasi yang
komersial, business oriented atau profit oriented. Membuka kesempatan kerja, orang-orang yang terlibat
semuanya digaji (professional). Hanya saja organisasi ini belum mengikuti atau menjalankan asas pokok
organisasi yaitu; tertib management, tertib administrasi ( memiliki AD/ART ), tertib pembukuan sesuai
prisip-prinsip akuntansi, serta transparansi kepada masyarakat ke 3 (tiga) banjar. Hal inilah yang menjadi
pangkal perdebatan di masyarakat Pekambingan antara yang menginginkan organisasi ini tertib, dengan
mereka yang menginginkan organisasi ini berjalan apa adanya. Karena adanya laporan kepada Bendasa
Adat Denpasar yang isinya mendiskreditkan kegiatan organisasi ini (komersial/ business, dan tidak
tertib), sehingga oleh Ketua Bendesa Adat Denpasar, organisasi ini diminta untuk di bubarkan. Setelah
pertemuan tersebut, prajuru Kelian Banjar Catur Panca menyatakan bahwa Banjar Catur Panca
mengundurkan diri dari keikut sertaan Banjarnya didalam organisasi Pecalang ini. Jika ada anggota
Banjar Catur Panca yang masih berkeinginan untuk menjadi anggota atau Pengurus Pecalang Tri Jaga
Mandala Pekambingan, itu adalah menjadi tanggung jawabnya secara pribadi.Maka pada awal tahun
2002 akhirnya organisasi ini dibubarkan. Setelah beberapa bulan organisasi ini bubar, seluruh anggota
pecalang berkumpul dan berkeinginan untuk menghidupkan kembali organisasi ini karena takut
kehilangan pekerjaan dan mendaulat Pengurus sebelumnya sebagai Pengurus selanjutnya. Pada saat ini
Pengurus Pecalang Tri Jaga Mandala meminta pengakuan dari ke 2 (dua) prajuru Banjar untuk
mengayomi organisasi ini, dan meminta Prajuru Banjar juga ikut aktif untuk mengontrol, mengawasi,
mendatangi pengusaha

pengusaha yang lainnya yang belum didatangi. Bagi Prajuru Banjar yang mau ikut terlibat pada kegiatan
Pecalang ini, akan diberikan imbalan / honorarium. Tetapi ajakan ini tidak mendapat sambutan yang
memadai dari pihak Prajuru Banjar. Belakangan ada salah seorang anggota prajuru dari Banjar
Pekambingan yang mau ikut dalam kegiatan ini, seperti I Wayan Puja (kelian adat pada periode th. 2006

th. 2009) yang duduk sebagai Koordinator Lapangan (KORLAP) dan dia diberikan honorarium sesuai
kedudukannya. Demikian organisasi ini berjalan tanpa didasari pengakuan yang sempurna dari pihak ke-
dua Banjar, karena dianggap proses kelahiran organisasi ini cacat prosedure. Organisasi berjalan
18 | Page

tanpa memiliki Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), sehingga tidak taat asas sebagai
organisasi.Dengan demikian pembagian tugas dari Kepengurusannya juga menjadi tidak jelas.Hal ini
terus berlanjut sampai adanya pergantian pengurus Prajuru Banjar Pekambingan. Ketua Prajuru Banjar
Pekambingan yang baru saat itu dijabat oleh I Gede Sukantara ( periode th. 2003

th. 2006 ), mengundang semua organisasi dibawah naungan Banjar Pekambingan untuk membuat
laporan pertanggungjawaban kepada Prajuru Banjar. Dan khusus untuk organisasi Pecalang Tri Jaga
Mandala diberikan himbauan dan pengarahan agar organisasi ini disempurnakan dengan; 1. Membentuk
Perangkat Kepengurusan yang Jelas dan diresmikan dengan Surat Keputusan dari Organisasi. (tertib
managemen), khusus untuk Bendahara untuk menjalankan tugas bendahara yang sesungguhnya, dan
uang kas ditaruh di Bank. 2. Membuat Anggaran Dasar /Anggaran Rumah Tangga (AD/ART ). (tertib
administrasi) 3. Membuat system pelaporan keuangan yang accountable (dapat dipertanggungjawabkan)
dan acceptable (dapat diterima). Tertib keuangan sesuai prinsip-prinsip akuntansi. 4. Mengelola system
keuangan yang transparan, untuk mencegah adanya kebocoran. 5. Membuat daftar inventaris. Sepanjang
perjalanan organisasi ini, himbauan tersebut di atas tidak dapat dipenuhi, dan organisasi ini berjalan apa
adanya sampai akhir April 2010. Pada awal bulan Mei 2010 Ketua Prajuru banjar Pekambingan dan
Banjar Pelita Sari yang saat itu dijabat oleh I Wayan Maryana dan I Made Ascana mengundang rapat
Pengurus dan anggota Pecalang Trijaga Mandala bertempat di Kantor Lurah Dauh Puri.Tujuan diadakan
rapat adalah dalam rangka sosialisasi awig-awig yang telah dipersiapkan sejak Bulan Januari 2010 oleh ke
2 (dua) Prajuru Banjar. Setelah dilakukannya sosialisasi Pengurus Pecalang Trijaga Mandala saat itu
menyatakan tidak sanggup menjalankan organisasi sesuai yang diamanatkan oleh awig-awig.maka saat
itu juga diakan serah terima kepengurusan Organisasi Pecalang Trijaga Mandala kepada ke 2 (dua)
Prajuru Banjar. Selanjutnya setelah dilakukan serah terima akhirnya Prajuru Banjar Catur Panca yang
dijabat oleh I Nyoman Gde Iriawan secara resmi menyatakan keikut sertaannya kembali bergabung
dalam Organisasi Pecalang Trijaga Mandala, pada saat itu juga langsung dibentuk susunan pengurus baru
yang berisikan anggota ke 3 (tiga) Banjar, sehingga Organisasi Pecalang Trijaga Mandala kembali menjadi
dibawah naungan ke 3 (tiga) Banjar Adat seperti sejak awal berdirinya, dan sejak itu hingga sekarang
Prajuru Pecalang Trijaga Mandala membuat laporan Keuangan yang akuntable dan transparan sesuai
yang diinginkan oleh masyarakat Pekambingan serta dilaporkan secara berkala setiap bulan melalui rapat
ke 3 (tiga) prajuru Banjar dan setiap periode Galungan dilaporkan dalam Laporan Rekapitulasi dan
disampaikan dalam rapat rutin Paripurna.

19 | Page
DESA PAKRAMAN DENPASAR BANJAR ADAT CATUR PANCA KEC. DENPASAR BARAT, KOTA DENPASAR

Denpasar,

……………………………..

Nomor : Yth.: Lampiran : di

Perihal :

Revisi Awig-awig PTM

Denpasar

“Om Swastiastu”

Berdasarkan hasil Rapat Banjar Catur Panca, tanggal

20 Mei 2018

, kami memohon diadakan Rapat untuk merevisi Awig-awig PTM, mengingat pergantian posisi Ketua
PTM tidak menghasilkan titik temu pada saat Rapat 3 (tiga) Prajuru Banjar tertanggal

19 Mei 2018

, dikarenakan ada penafsiran yang berbeda masing-masing Prajuru Banjar terhadap Awig-awig PTM.
Demikian untuk ditindak lanjuti dan atas kerjasamanya kami ucapkan terima kasih

“Om Santhi, Santhi, Santhi Om”

Prajuru Banjar Adat Catur Panca Ketua Sekretaris

I Ketut Wisnawa

I Nyoman Arsana

Anda mungkin juga menyukai