Anda di halaman 1dari 15

KEKAR (JOINT)

GEOLOGI STRUKTUR

Oleh :
EMI ULFIANA 31.15.0011
GEOFISIKA VI

PROGRAM STUDI GEOFISIKA


SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI
DAN GEOFISIKA
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyusun makalah yang berjudul :

KEKAR – STRUKTUR GEOLOGI

Makalah ini kami susun atas dasar pemenuhan tugas mata kuliah Geologi Struktur
Geofisika semester VI. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Kami
mohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan karena kurangnya pengetahuan
kami. Oleh karenanya, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari
pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Tangerang Selatan, 12 Juli 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1

1.3 Tujuan..............................................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Karakteristik Kekar.....................................................................................2

2.2 Klasifikasi Kekar.............................................................................................................3

2.3 Kekar yang Berhubungan dengan Struktur....................................................................8

2.4 Pengukuran Kekar...........................................................................................................9

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Makalah ini dibuat dalam rangka pemenuhan tugas kelompok mata kuliah geologi
struktur, dan sebagai penambahan wawasan terkait struktur geologi, utamanya kekar.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa definisi kekar?
1.2.2. Apa saja jenis-jenis kekar?
1.2.3. Bagaimana cara mengukur kekar?

1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui definisi kekar dengan baik.
1.3.2. Mengetahii klasifikasi kekar.
1.3.3. Mengetahui cara mengukur kekar di lapangan.

1
BAB II
PEMBAHASA
N

2.1 DEFINISI DAN KARAKTERISTIK KEKAR

Salah satu struktur geologi yang dijumpai pada batuan sebagai hasil dari gaya-
gaya yang bekerja pada batuan adalah kekar. Kekar adalah struktur yang dihasilkan
dari batuan yang brittle (Hobbs, 1976), dimana batuan relatif belum mengalami
dislokasi/pergeseran, hanya peregangan (extension). Kekar terbentuk akibat deformasi
yang bersifat rapuh (brittle) dan banyak ditemui di berbagai jenis batuan
(Montgomery, 1987). Sistem kekar terbentuk dari kumpulan beberapa set kekar yang
memiliki orientasi berbeda (Goldstein and Marshak, 1988). Kekar ialah berupa bidang
retak tanpa pergeseran pada tubuh batuan dan dapat hadir secara sistematis karena
terbentuk oleh gaya tektonik dan dapat dianalisis sebagai interpretasi gaya tektonik
pembentuknya dari data sistematisnya. (McClay, 1987).

Kekar terbentuk akibat dari gagalnya sebuah batuan untuk menahan


elastisitasnya dari stress yang mengenai suatu batuan. Karakteristik umum yang
ditemui pada kekar, ialah:

1. Pemotongan bidang perlapisan batuan


2. Biasanya terisi mineral lain/mineralisasi seperti kalsit, kuarsa, dan sebagainya.
Oleh karena sifatnya sebagai bidang retak, ia seringkali menjadi jalur perpindahan
fluida. Kekar yang diisi mineral disebut urat (vein), sedangkan yang tidak terisi
mineral disebut joint.
3. Dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan, serta arah
gaya yang bekerja pada batuan tersebut.

Kekar memiliki berbagai ukuran, mulai dari ukuran milimiter (kekar mikro)
hingga ratusan kilometer (kekar mayor). Kekar dapat dijumpai pada semua batuan
beku dalam, sebagian besar batuan lelehan, sedimen yang tidak mengalami gangguan
tektonik dan masih lepas, lapisan batubara yang sedikit terangkat, serta pegunungan
lipatan dan batuan kristalin berumur pratersier (pola kekar rumit).

2
2.2 KLASIFIKASI KEKAR
Klasifikasi kekar dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk, ukuran, proses
terjadinya, keaktifan gaya yang membentuknya, serta kerapatannya.
1. Berdasarkan bentuknya :
a. Kekar sistematik, ialah bentuknya berpasangan dan arahnya sejajar satu sama
lain. Kekar sistematis dapat dikenali dengan melihat bidang permukaan yang
halus, terpisah dalam jarak teratur dengan bidang kekar didekatnya, dan
memanjang mengikuti satu arah tertentu. Data kekar sistematik bersifat
konsisten dalam suatu wilayah yang relatif luas, sehingga biasa digunakan
untuk interpretasi tektonik suatu daerah. Kekar jenis ini biasanya terjadi akibat
dari proses tektonik.
b. Kekar nonsistematik, ialah kekar dengan bentuk tidak teratur, biasanya
melengkung, bertemu atau bersilangan, bahkan tidak memotong kekar lainnya.

Gambar 1. Joint sistematis dan nonsistematis


Sumber : http://www.webpages.uidaho.edu/~simkat/geol345_files/2014lecture6.html

2. Berdasarkan ukuran/dimensinya :
a. Master joint, yakni memotong melalui sejumlah lapisan batuan atau bahkan
satuan batuan dan mmepunyai ukuran hingga ratusan meter
b. Mayor joint, yakni ukuran yang lebih kecil dari master joint dan masih bisa
untuk analisis struktur.

3
c. Minor joint, yakni dengan ukuran beberapa meter hingga satu inchi. Kekar
jenis ini tidak dapat digunakan untuk analisis tektonik.
d. Mikro joint, yakni dengan ukuran dari 1 inchi hingga 0.5 mm.
3. Berdasarkan proses terjadinya :
Proses terjadiya kekar dapat diakibatkan oleh proses tektoik maupun nontektonik.
a. Proses tektonik ialah kekar terjadi akibat gaya-gaya tektonik. Beberapa
contoh jenis kekar dari klasifikasi ini adalah :
1) Shear Joint (Kekar Gerus). Kekar yang pada umuya bersifat tertutup ini
mmebentuk pola saling berpotongan membentuk sudut lancip searah gaya
utama. Kekar ini terjadi akibat stress yang cenderung mengelincir bidang
satu sama lainnya yang berdekatan. Ciri-ciri jenis kekar ini jika dilihat di
lapangan adalah sebagai berikut :
- Biasanya bidangnya licin
- Memotong seluruh batuan
- Memotong komponen batuan
- Bidang rekahnya relatif kecil
- Adanya joint set berpola belah ketupat

Gambar 2. Contoh dari sheeting joint


Sumber : https://www.geografi.org/2011/11/struktur-geologi.html

4
2) Tensional Joint (Kekar Tarikan). Kekar ini terbentuk dengan arah tegak
lurus dari arah gaya tarikannya (gaya tension). Tubuh batuan yang
didapati kekar jenis ini akan saling menjauhi akibat stress pada arah yang
berlawanan. Ciri ciri yang dapat ditemui di lapangan, sebagai berikut :
- Bidang kekar tidak rata
- Selalu terbuka, sehingga dapat mengalami mineralisasi (vein)
- Polanya sering tidak teratur, atau teratur namun dengan pola kotak-
kotak

Gambar 3. Contoh 1 tensional joint


Sumber : http://penambang007.blogspot.com/2011/05/v-
behaviorurldefaultvmlo.html

Kekar tarikan dapat dibedakan pula berdasarkan :

- Tension fracture, kekar tarikan yang bidang rekahannya searah dengan


tegasan.
- Release fracture, kekar tarikan yang terbentuk akibat hilangnya atau
berkurangnya tekanan. Orientasi rekahan ini tegak lurus terhadap arah
utama dan struktur ini dapat disebut juga dengan Stylolite.

5
Gambar 4. Contoh 2 Tensional Joint.
Sumber : https://www.geografi.org/2011/11/struktur-geologi.html

b. Proses nontektonik ialah kekar terbentuk bukan karena gaya-gaya tektonik,


melainkan dapat terbentuk dari pendinginan magma/batuan beku pun akibat
pembebanan. Contoh dari proses ini adalah : mudcrack, columnar joint dan
sheeting joint.
1) Kekar lembar (Sheet Joint), yakni sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar
dengan permukaan tanah, terutama pada batuan beku. Kekar ini terbentuk
akibat penghilangan beban batuan yang tererosi. Penghilangan beban ini
terjadi akibat :
- batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh
- terjadinya erosi yang dipercepat secara tiba-tiba di atas batuan
- sering terjadi pada sebuah intrusi konkordan (sill) dangkal

6
Gambar 5. Contoh Sheeting Joint.
Sumber:https://calphotos.berkeley.edu/cgi/img_query?enlarge=0000+0000+0710+2698

2) Kekar pengerutan (Srinkage Joint), yakni disebabkan karena pendinginan


(pada batuan beku) atau pengeringan (pada batuan sedimen) yang
biasanya berbentuk polygonal yang memanjang. Pada batuan beku, kekar
ini dapat berupa seperti tiang/kolom. Pada umunya kekar kolom terjadi
akibat intrusi dangkal dengan bentuknya yang seperti pilar-pilar berbentuk
segi empat atau enam. Contoh dari jenis ini adalah Columnar Joint.

Gambar 6. Columnar Joint


Sumber : http://penambang007.blogspot.com/2011/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html

7
4. Berdasarkan keaktifan gaya yang membentuknya :
a. Kekar orde pertama, yakni sebagai hasil langsung dari gaya pemebentuk
kekar. Pada umunya, jenis kekar ini mempunyai bentuk dan pola teratur
dengan ukuran yang relatif besar.
a. Kekar orde kedua, yakni sebagai hasil pengaruh gaya lanjutan untuk mencapai
kesetimbangan massa batuan.
5. Berdasarkan kerapatan :
Kekar dengan kalsifikasi ini dinyatakan dengan jumlah/satuan jarak lintasan
pengamatan yang dibuat tegak lurus pada arah kekar. Kerapatan kekar juga tidak
merata, yakni berbeda-beda menuruti jenis batuannya. Untuk setiap batuan
ditentukan oleh ukuran batuan tersebut. Kerapatan kekar ditentukan oleh derajat
pelenturan/deformasi. Sebagai berikut adalah aspek kerapatan kekar :
- Kerapatan kekar beberapa ratus ribu kali lipat daripada sesar
- Kerapatan tidak merata tetapi berbeda-beda berdasarkan jenis batuan
- Kerapatan untuk setiap jenis batuan tergantung dari ukuran atau
ketebalan batuan
- Kerapatan dioengaruhi oleh derajat pelenturan

2.3 KEKAR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRUKTUR


Kekar yang berhubungan dengan struktur dapat terbentuk pada lingkungan
geologi regional yang berbeda-beda, seperti pada lapisan yang mendatar, daerah yang
terdeformasi laut, batuan plutonik dan vulkanik, serta pada batuan metamorfik.
Beberapa jenis kekar yang berhubungan dengan struktur adalah sebagai berikut :
1. Vein/kekar urat, yakni tempat terjadinya mineralisasi
2. Striated surface/gores-garis, yakni sebagai pncerminan atau jejak pergeseran
3. Stylolitik joint, yakni sebagai pencerminan tegasan utama yang dapat ditentukan
gerak relatifnya.
4. Kekar akibat perlipatan

8
b

b b
b
c
a
b
a c c
a
a c
D.
c
a E.
A.
c B. c
C.c a
a b
b
ab
c

a c
b
a
b

Gambar 7. Kekar yang terbentuk akibat perlipatan (Twiss dan Moore, 1992)

2.4 PENGUKURAN KEKAR


Pendeteksian kekar di lapangan biasanya berupa rekahan-rekahan yang ada di
batuan. Kenampakan kekar biasanya berupa rekahan lurus atau tidak lurus, bidangnya
rata ataupun tidak rata, dan dapat berpasangan atau tunggal, serta dapat memotong
fragmen batuan. Kekar dapat pula dijumpai sebagai bentukan lelehan magma berupa
intrusi basa sampai intermediet dengan ciri membentuk kolom-kolom. Pengukuran
kekar guna untuk perolehan data lapangan sama seperti pengukuran bidang sesar dan
bidang perlapisan. Berikut adalah komponen data dari pengukuran kekar :
1. Strike atau jurus, ialah arah garis dari perpotongan bidang planar dengan bidang
horizontal ditinjau dari arah utara. Bidang planar ialah bidang yang relatif lurus,
dalam hal ini adalah bidang kekar.
2. Dip, ialah sudut antara bidang planar dan bidang horizontal yang arahnya tegak
lurus dari arah strike.
3. Dip direction sebagai pelengkap
4. Spasi, yakni jarak antar kekar yang satu dengan kekar yang lain yang sejajar.
Semakin jauh spasi antar kekar, maka kekar akan semakin kuat ketahanan
batuannya, dan berlaku sebaliknya.
5. Bukaan, yakni besarnya lubang kekar yang terbentuk. Kekar yang memiliki
bukaan, batuannya lebih lemah dibandingkan kekar yang tidak memiliki bukaan.
6. Panjang kekar, ialah panjang yang terjadi pada permukaan batuan. Pengukuran ini
dilakukan untuk mendapat besar gaya yang pernah terjadi pada suatu tubuh batuan

9
7. Isi kekar, yakni berupa hasil mineralisasi yang dapat membedakan kualitas batuan.
Kualitas batuan yang termineralisasi lebih kuat dibanding yang tidak
termineralisasi.
8. Kekuatan kekar, dilakukan dengan menguji kekuatan bidang atau dinding kekar.
9. Blok kekar, yakni tergantung pada kerapatan kekar.
10. Keterdapatan air, yakni dilihat dari kering, lembab, menetes, dan mengalir
11. Set kekar, yakni pasangan kekar.
12. Kekasaran, kedaan permukaan dari kekar yang dapat mempengaruhi kualitas
batuan. Semakin kasar, semakin berkualitas
13. Litologi, sebagai interpretasi kandungan mineral yang dijumpai pada batuan
ketika pengukuran
14. Tingkat pelapukan batuan, kadar atau keterdapatan air yang berguna untuk
interpretasi vegetasi suatu daerah. Tingkat pelapukan berbanding lurus dengan
vegetasi.

Gambar 8. Komponen Pengukuran Kekar

Sumber : Textbook Teknik Geologi, FIKTM – ITB

1
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Kekar adalah struktur yang dihasilkan dari batuan yang brittle dimana
batuan relatif belum mengalami dislokasi/pergeseran, hanya peregangan
(extension). Kekar banyak ditemui di berbagai jenis batuan. Sistem kekar
terbentuk dari kumpulan beberapa set kekar yang memiliki orientasi berbeda.
Kalsifikasi kekar dapat dibedakan berdasarkan bentuk, ukuran, proses
terbentuknya, kerapatan, dan gaya keaktifan dalam pembentukannya. Kekar
juga dapat dilihat langsung di lapangan dan dapat diukur strike, dip, dip
direction, dan lain sebagainya yang menunjang fisik dari kekar.

1
DAFTAR PUSTAKA

Alfiansyahrin, A. (Retrieved : Juli 2018). Manfaat Pengukuran Data Struktur Kekar


Di Lapangan. Academia edu.

Goldstein A., and S. Marshak, S. And G. Mitra (eds.) Basic Methods of Structural
Geology, Prentice Hall, New Jersey, pp. 249-267

Husein, Salahuddin & Marliyani, Gayatri. (2008). Genesa Sistem Kekar di Semen,
Bayat, Jawa Tengah dan Implikasinya terhadap Sejarah Deformasi
Pegunungan Selatan. 10.13140/RG.2.1.1252.1682.

Hobbs, B.E., W.D. Means, and P.E. Williams (1976) An Outline of Structural
Geology.
John Wiley & Sons, New York, 571 p

McClay, K.R. (1987) The Mapping of Geologycal Structures. Open University Press,
Milton Keynes, 161 p

Montgomery, S.L. (1987) Structural Geology. International Human Resources


Development Corporation, Boston, 274 p

Alen, A. (2011). Kekar (Joint). Retrieved from :


http://penambang007.blogspot.com/2011/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Riza, W. (2012). Jenis-Jenis Struktur Geologi. Retrieved from :


http://wellygeologist.blogspot.com/2012/06/jenis-jenis-struktur-geologi-2.html

Anda mungkin juga menyukai