BAB II Kajian Kebijakan
BAB II Kajian Kebijakan
BAB II
KAJIAN KEBIJAKAN
PERMUKIMAN LAYAK HUNI DAN
KARAKTERISTIK KAWASAN SERTA PSU
Di Kabupaten Pinrang, isu startegis pada suatu pembangunan meliputi tiga aspek
utama di antaranya isu Infrastruktur, Sosial dan Ekonimi yang di di jelaskan di Kajian
Kebijakan Tata Ruang (Spatial Plan) yaitu Struktur ryang, Pola ruang, dan tata Guna lahan,
Kajian kebijakan sektoral dan Kajian kebijakan Mitigasi bencana san penanganan dampak
lingkunagan dan dampak sosial.
2.1.1 INFRASTRUKTUR
suatu perumahan dan permukiman yang baik seharusnya terdapat infrastruktur
dasar yang baik agar tercipta lingkungan yang sehat sebagai penunjang dalam
aktivitas sosial dan ekonomi. Infrastruktur yang dimaksud antara lain air bersih, sanitasi,
jalan, drainase, proteksi kebakaran dan kelayakan kondisi rumah dan lingkungan
permukimannya. Berdasarkan isu infrastruktur permukiman, diurai berdasarkan aspek:
a. Bangunan Gedung
Di tinjau dari bangunan gedung yang mencakup:
1) Ketidakteraturan bangunan:
Masih terdapat bangunan yang tidak teratur seperti:
Tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dalam Rencana Detil Tata Ruang
(RDTR), yang meliputi pengaturan bentuk, besaran, perletakan, dan tampilan
bangunan
Tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dan tata kualitas lingkungan
dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), yang meliputi
pengaturan blok lingkungan, kapling, bangunan, ketinggian dan elevasi lantai,
konsep identitas lingkungan, konsep orientasi lingkungan, dan wajah jalan.
2) Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai sesuai dengan ketentuan
recana tata ruang
Masih terdapat bangunan dan gedung pada perumahan dan permukiman yang tidak
sesuai dengan rencana tata bangunan seperti:
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang melebihi ketentuan RDTR, dan/atau RTBL
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang melebihi ketentuan dalam RDTR, dan/atau
RTBL.
3) Ketidaksesuaian terhadap persyaratan teknis bangunan gedung:
Terdapat bengunan gedung pada perumahan dan permukiman yang bertentangan
dengan persyaratan teknis bangunan gedung:
Pembangunan bangunan gedung di atas tanah ilegal, di atas dan/atau di tepi
air/sempadan sungai dan di atas prasarana/sarana umum
Keselamatan bangunan gedung diabaikan akibat konstruksi yang kurang kuat
Kesehatan bangunan gedung kurang diperhatikan
Kenyamanan bangunan gedung di tiadakan
b. Prasarana Jalan
Kriteria jalan berdasarkan Permenpera Nomor 22 Tahun 2008, sebagai berikut:
1) Jalan akses dan jalan poros
Jalan lokal sekunder I (satu jalur), jalan lokal sekunder I (dua jalur), jalan lokal
sekunder II, dan jalan lokal sekunder III
Dapat diakses mobil pemadam kebakaran
Konstruksi trotoar tidak berbahaya bagi pejalan kaki dan penyandang cacat
Jembatan harus memiliki pagar pengaman
2) Jalan lingkungan
Jalan lingkungan I dan jalan lingkungan II
Akses kesemua lingkungan permukiman
Kecepatan rata-rata 5 sampai 10 km/jam
Dapat diakses mobil pemadam kebakaran
Konstruksi trotoar tidak berbahaya bagi pejalan kaki dan penyandang cacat
Jembatan harus memiliki pagar pengaman
3) Jalan setapak
Akses kesemua persil rumah sesuai perencanaan
Lebar 0,8 sampai 2 meter
c. Prasarana Drainase
ketentuan untuk drainase dan pengendalian banjir sesuai Perpempera Nomor 22 Tahun
2008, yaitu:
1) Tinggi genangan rata-rata kurang dari 30 cm
2) Lama genangan kurang dari 1 jam
3) Setiap lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan sistem drainase yang
mempunyai kapasitas tampung yang cukup sehingga lingkungan perumahan bebas
dari genangan air
DINAS PEKERJAAN UMUM & PERUMAHAN RAKYAT
KABUPATEN PINRANG
II - 3
LAPORAN AKHIR
Rasio Permukiman Layak Huni dan Karakteristik Kawasan serta PSU
Kabupaten Pinrang
4) Sistem drainase harus dihubungkan dengan badan penerima (saluran kota, sungai,
danau, laut atau kolam yang mempunyai daya tampung cukup) yang dapat
menyalurkan atau menampung air buangan sedemikian rupa sehingga maksud
pengeringan daerah dapat terpenuhi
5) Prasarana drainase tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit
f. Prasarana Persampahan
Prinsip dan pertimbangan pengelolaan persampahan:
g. Prasarana Listrik
Beberapa persyaratan, kriteria, dan kebutuhan yang harus dipeuhi, yaitu:
1) Penyediaan Kebutuhan Daya Listrik
Setiap lingkungan Perumahan harus mendapatkan daya listrik dari PLN atau
dari sumber lain
Setiap unit rumah tangga harus dapat dilayani daya listrik minimum 450 VA
per jiwa dan untuk sarana lingkungan sebesar 40% dari total kebutuhan
rumah tangga
6) Bentuk tipologi ruang terbuka hijau berupa ruang terbuka hijau taman lingkungan
dan taman kota, jalur hijau, jalur hijau sempadan sungai, jalur hijau sempadan rel
kereta api, jalur hijau tegangan tinggi, RTH Pemakaman, dan RTH pekarangan
7) Kriteria penyediaan ruang terbuka hijau adalah pemilihan vegetasi ketentuan
penanaman dan pemeliharaan ruang terbuka hijau
8) ruang terbuka hijau perlu dilakukan pengelolaan secara rutin oleh pemerintah
daerah, dalam pengelolaan RTH ini diperlukan peran serta masyarakat, swasta,
dan organisasi non pemerintah
2.1.2 SOSIAL
Salah satu isu strategis di bidang sosial di Kabupaten Pinrang adalah kondisi sosial
budaya masyarakat di kawasan kumuh perkotaan yang homogen, pola perilaku warga yang
cenderung mengabaikan perilaku hidup bersih dan sehat, norma-norma/adat istiadat lokal
mulai terkikis oleh budaya modern namun sebagian adat istiadat masih terpelihara, jumlah
penduduk yang semakin berkembang, kepadatan penduduk di pusat perkotaan tinggi,
tingkat pendidikan rendah khususnya dikawasan kumuh serta menurunnya kondisi
2.1.3. EKONOMI
Isu Strategis terkait ekonomi perkotaan terkait kondisi sumber penghidupan yang rata-
rata bersumber dari pertanian, perkebunan, usaha formal dan informal, juga terdapat
potensi kegiatan usaha seperti pedagang rumahan, rumah kontrakan, warung dan industri
rumah tangga namun kegiatan usaha yang ada masih minim sistem pengelolaan yang
berdampak pada jumlah produksi rumah tangga, sistem pemasaran/pendistribusian barang
produksi yang lamban dan strategi pemasaran yang kurang up to date.
b. Modal Sosial, dengan Menguatkan kerukunan dan hubungan baik kemasyarakatan, rasa
saling percaya, gotong royong, persamaan sosial, dll
c. Modal Infrastruktur, dengan Menyediakan dan mengembangkan infrastruktur dasar (7
Aspek), Jaringan Komunikasi, peralatan untuk usaha/produksi, teknologi dll
d. Modal Finansial, dengan bermitra dengan lembaga keuangan (Koperasi, UPK, Bank, dan
lembaga lainnya) serta Menguatkan potensi keuangan seperti tabungan/simpanan , dana
pensiun, keuntungan usaha, Upah/Gaji, dll
e. Modal Alam, dengan Mengembangkan potensi alam sekitar seperti tanah, air dan sumber
daya air di dalamnya (ikan), pohon dan hasil Hutan, Keanekaragaman hayati, dll
Kajian Perencanaan Sektoral meliputi tinjauan RPIJM, Master Plan Drainase, Master Plan Persampahan, Rispam, SSK dan RKPKP tertuang
dalam tabel berikut: