Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Kebijakan

Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat
diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu.
Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau
melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang mengharuskan pembayaran pajak
penghasilan), kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh
hasil yang diinginkan.

Sedangkan dalam bahasa Inggris kebijakan adalah noun: policy; plural noun: policies ; a
course or principle of action adopted or proposed by a government, party, business, or
individual.

Menurut Carl Friedrich, Kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan
seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya
hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau
mewujudkan sasaran yang diinginkan”

Menurut Anderson (1979) menyatakan bahwa kebijakan merupakan arah tindakan yang
mempunyai maksud yang ditetapkan oleh suatu actor atau sejumlah actor dalam mengatasi
suatu masalah atau persoalan.
Konsep kebijakan ini mempunyai implikasi yaitu :
(1) titik perhatian dalam membicarakan kebijakan berorientasi pada maksud dan tujuan,
bukan sesuatu yang terjadi begitu saja melainkan sudah direncanakan oleh aktor aktor yang
terlibat dalam sistem politik,
(2) suatu kebijakan tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan berbagai kebijakan lainnya
dalam masyarakat,
(3) kebijakan adalah apa yang sebenarnya dilakukan oleh pemerintah dan bukan apa yang
diinginkan oleh pemerintah,
(4) kebijakan dapat bersifat positif dan negative, dan
(5) kebijakan harus berdasarkan hukum sehingga memiliki kewenangan masyarakat untuk
mematuhinya.
Tahapan Pembuatan Kebijakan

Berikut ini merupakan tahapan-tahapan umum untuk membuat suatu kebijakan, yaitu :

Tahapan pembuatan kebijakan :


1. Penyusunan agenda : sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam realitas kebijakan
publik. Dalam proses inilah ada ruang untuk memaknai apa yang disebut sebagai masalah
publik dan agenda publik perlu diperhitungkan.
2. Formulasi kebijakan : Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian
dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian
dicari pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai
alternatif atau pilihan kebijakan yang ada.
3. Legimitasi kebijakan : memberikan otorisasi pada proses dasar pemerintahan. Jika
tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur oleh kedaulatan rakyat, warga negara akan
mengikuti arahan pemerintah.

4. Evaluasi : kegiatan yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup
substansi, implementasi dan dampak.

Ringkasan

Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat
diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu.
Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau
melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang mengharuskan pembayaran pajak
penghasilan), kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh
hasil yang diinginkan.

Ciri Riset Kebijakan

Ciri riset kebijakan:

• Merespon masalah publik

• Menyederhanakan masalah

• Hasilnya dikaitkan dengan rumusan kebijakan

• Pragmatis

• Digunakan untuk mempengaruhi pengambil kebijakan

• Riset yang cepat


• Rekomendasi merupakan hal-hal yang dapat dilaksanakan

• Jembatan antara dunia teori dan praktis

Tugas analis kebijakan: menyederhanakan masalah

Teknik-teknik untuk penyederhanaan masalah kebijakan (Dunn, 2003):

1. Analisis pembatasan masalah

2. Analisis klasifikasi

3. Analisis hirarkis

4. Sinektika

5. Brainstorming

6. Analsis perspektif berganda

7. Analisis asumsi

8. Pemetaan argumentasi

Kesimpulan

Riset kebijakan adalah kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh analis

kebijakan.

• Riset kebijakan harus dilakukan berdasarkan metode ilmiah dengan

pendekatan, disain, dan metode yang sesuai dengan kebutuhan

kebijakan.

• Riset kebijakan dapat diterapkan dalam setiap siklus kebijakan.

• Riset kebijakan dapat diterapkan dalam setiap siklus kebijakan. • Dalam menganalisis
kebijakan, penting untuk melakukan pemetaan aktor

(berkaitan dengan Modul 3).

• Analis kebijakan harus mampu mengidentifikasi berbagai data termasuk

dokumen yang dapat menunjang proses riset kebijakan (berkaitan

dengan Modul 4).

• Penggunaan data dan rumusan masalah yang tepat sangat penting untuk

menghasilkan berbagai alternatif kebijakan (berkaitan dengan Modul 5).


• Penting untuk memastikan bahwa hasil riset kebijakan mudah dipahami

dan dapat digunakan (berkaitan dengan Modul 6).

Pemahaman Kriteria dan Teknik dalam Analisis Kebijakan

Deskripsi
Dalam menetapkan kriteria evaluasi suatu kebijakan ada beberapa cara yang dapat digunakan,
yaitu
1) rumusan sasaran dan tujuan harus jelas dan spesifi (tidak ambigu), dan
2) karena tidak ada rumus baku dalam merumuskan dan menetapkan kriteria, maka kriteria
dapat dipelajari sambil kita melakukannya.
Sebelum menetapkan kriteria dalam pengambilan keputusan, maka diperlukan pendefinisian
permasalahan yang sangat jelas, dan perumusan sasaran yang lebih spesifik serta tujuan yang
terukur dari apa yang akan dicapai dari kegiatan memecahkan masalah publik. Keberadaan
kriteria dalam analisis kebijakan menggambarkan adanya aturan main yang jelas dan harus
diikuti oleh analis kebijakan. Bardach (2012) membagi kriteria tersebut menjadi 4 kriteria
yaitu technical feasibility, Economic and financial possibility. Political viability,
dan Administrative operatibility. Sedangkan, Dunn membaginy dalam 6 kriteria yaitu
efektivitas, efisiensi, kecukupan (adequacy), kesamaan (equity),
Responsivitas (responsiveness), dan kelayakan (appropriateness).
Dalam modul ini dilengkapi pembahasan terkait teknik evaluasi dalam analisis suatu
kebijakan. Metode dan teknik tersebut dapat disesuaikan dengan 3 pendekatan, yaitu Evaluasi
semu, Evaluasi Formal dan Evaluasi keputusan teoritis (Dunn, 2003).
Sebelum mengikuti pelatihan ini mohon dapat membaca terlebih dulu modul yang telah
disediakan, dan sangat baik bila ditambah referensi lain.

Anda mungkin juga menyukai