Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR
“ PEMBUATAN MEDIA LACTOSE BROTH “

DOSEN PENGAMPU :
SITI MAIMUNAH, M.Si,S.Si
Disusun Oleh :
Kelompok 4

 Christian Effendi ( 220205010 )


 Devi Rahmayuni Br Harahap ( 220205453 )
 Rahmi Juliani ( 220205041 )
 Reisya Fadilah Putri ( 210205261 )
 Yunisa Septiani ( 220205053 )
 Salsabila Lestari ( 220205044 )
 Agnes Monika Simbolon ( 220205007 )
 Benedikta Arniati Halawa ( 220205008 )

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, atas Rahmat-Nya
dan karunianya sehingga Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar ini dengan judul “
Pembuatan Media Lactose Broth “ dapat terselesaikan dengan baik, meski jauh dari kata
sempurna. Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi
Dasar. Dengan terselesainya laporan ini tak lepas dari bantuan serta dukungan dari
berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Siti Maimunah, M.Si,S.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Mikrobiologi
Dasar
2. Teman-teman kelompok 4 kelas 22 A1 yang membantu dalam penulisan laporan ini
Penulis menyadari akan masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan laporan ini,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen pembimbing,
serta teman-teman sekalian. Terakhir, harapan penulis semoga Laporan Praktikum
Mikrobiologi Dasar ini dapat memberi manfaat kepada semua pembaca, khususnya
bagi penulis.

Medan, 3 Agustus 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................1

1.1.Latar belakang........................................................................................................1

1.2.Pengenalan alat laboraturium.................................................................................2

1.3.Prinsip kerja alat laboraturium...............................................................................2

BAB 2 TINJAUAN....................................................................................................3

2.1.Media.....................................................................................................................3

2.2.Macam-macam media...........................................................................................4

2.3.Pembuatan media..................................................................................................4

BAB 3 PEMBAHASAN...........................................................................................5

3.1.Sterilisasi...............................................................................................................5

3.2.Tujuan sterilisasi...................................................................................................6

3.3.Prosedur kerja.......................................................................................................6

3.4.Hasil pengamatan.................................................................................................7

BAB 4 PENUTUP ....................................................................................................7

4.1.Kesimpulan...........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Mikrobiologi adalah suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang


mikroorganisme dan interaksi mereka dengan organisme lain dan lingkungannya.
Mikrobiologi berkembang setelah ditemukannya mikroorganisme.
Mikroorganisme adalah organisme yang sangat kecil, kehidupannya yang secara
individu terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.
Sterilisasi alat dan bahan merupakan cara untuk mendapatkan mikroorganisme
yang diinginkan sehingga dapat diketahui atau dapat dijadikan bahan percobaan.
Strelisasi adalah suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan
alat ataupun bahan dari berbagai macam organisme. Suatu bahan bisa dikatakan
steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang pathogen maupun tidak baik
dalam bentuk vegetative maupun bentuk nonvegetative (spora).
Sterilasasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, jika
ditumbuhkan di dalam satu medium tidak ada jasad renik yang dapat berkembang
baik. Sterilasasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan panas yaitu spora
bakteri ( Fardiaz, 1992 ).
Media Lactose Broth digunakan sebagai medium untuk mendeteksi kehadiran
Coliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya
( preenrichment broth ) untuk Salmonela dan dalam mempelajari fermentasi
laktosa oleh bakteri pada umumnya ( Partic, 2008 ).
Pengunaan Media Lactose Broth juga metode untuk melihat bakteri dalam air
minum.
1.2. PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

Alat Laboratorium

1. Cawan Perti 2.Rak dan Tabung Reaksi

3..Labu Erlenmeyer. 4. Timbangan analitik

5. Beaker Glass (Gelas Beker). 6. Hotplate

7. Pipet Tetes. 8. Oven


.

9. Autoklaf
1.3.PRINSIP KERJA ALAT LABORATORIUM

1. Oven

Oven laboratorium adalah salah satu alat laboratorium yang digunakan untuk melakukan
proses sterilisasi, pemanasan, dan pengeringan alat atau media pada kondisi kering.

Kegunaan atau fungsi oven laboratorium, yakni untuk melakukan proses sterilisasi kering
atau pemanasan.peralatan yang dilakukan sterilisasi dapat bermacam-macam, seperti peralatan
gelas, pelarut organik, hingga media yang terdapat bakteri di dalamnya.

Prinsip kerja oven laboratorium adalah dengan memanfaatkan prinsip udara kering dengan
suhu tinggi. Ya, udara kering dalam oven ini berfungsi untuk melakukan sterilisasi alat, media,
hingga pelarut organik. Suhu panas yang dikeluarkan oleh oven ini akan dilakukan penyerapan
ke tiap permukaan alat yang sedang dilakukan sterilisasi atau pengeringan. Setelah terserap oleh
alat tersebut, kemudian panas akan merambat ke seluruh permukaan dengan suhu yang stabil
untuk melakukan sterilisasi. Dengan panas yang tinggi, oven laboratorium mampu membunuh
mikroorganisme yang terdapat pada alat, hal ini pun erat hubungannya dengan proses oksidasi
dari suhu panas yang dihasilkan.

2. Autoklaf

Prinsip Kerja Autoklaf

Autoklaf adalah sebuah alat yang paling banyak digunakan utamanya pada bidang mikrobiologi,
alat ini digunakan untuk mensterilisasikan alat atau bahan dengan menggunakan uap yang
bertekanan 2 atm pada suhu 121 derajat Celcius selama 15 menit.

Proses sterilisasi baru akan dimulai pada saat Autoklaf telah disambungkan pada arus listrik
dan air yang ada pada Autoklaf lama-kelamaan akan mendidih dan mendesak udara pada
Autoklaf sehingga akan berubah menjadi uap.Kondisi ini dipertahankan sampai tekanan
meningkat dengan cara katup Autoklaf ditutup untuk meningkatkan tekanan Autoklaf proses.

Proses sterilisasi ini dimulai pada saat suhu dan tekanan telah mencapai angka tertentu,
bersamaan dengan ini maka setelah itu timer akan mulai menghitung mundur.Setelah proses
sterilisasi selesai, sumber arus listrik dipadamkan dan tekanan ditunggu sampai mencapai titik
nol.Untuk mengetahui tekanan pada Autoklaf dapat diamati dengan melihat pada pressure gauge
yang terdapat pada kepala penutup Autoklaf. Selain itu ketika suhu terlalu tinggi maka uap dapat
dibuang dengan menggunakan Control valve yang juga berperan sebagai pengaman.
BAB II

2.1.Pengertian Media

Media adalah suatu kumpulan zat zat organik dan nonnorganik yang di butuhkan
untuk pertumbuhan bakteri, virus , jamur, parasit ( binatang bersel satu ) dan mikroba
dengan syarat- syarat tertentu , diantaranya derajat keasaman dan tingkat inkubasi
tertentu. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat zat makanan yang di perlukan untuk organisme tumbuh.
Mikroorganisme memanfaatka nutri media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit
untuk menyusun komponen sel , dengan media pertumbuhan dapat dilaukan isolat
mikroorganisme mejadi kultur murni dan juga manipulasi komposisi media
pertumbuhannya.

Pada dasarnya , pedia pertumbuhan dapat di kelompokan menjadi lima kelompok


besar , yaitu media cair , media kental , media yang di perkaya, media kering dan
media sinergik. Media cair yang sering digunakan diantaranya adalah peptone .
pepton merupkan protein yang terdapat dalam daging . air susu , kedelai, putih telur ,
media kental biasanya memiliki unsur agar-agar yang berfungsi untuk mengentalkan
tanpa mengubah kandungan nutri media tersebut.

Media Lactose Broth


Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform
dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment
broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada
umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk
memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat
difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas
adalah presumptive test untuk koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3%
ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.

2.2.Macam-Macam Media
3.1.Menurut bahan yang dipakai dalam pembuatannya, media dapat
digolongkan menjadi :
a. Media alami : Media yang komponen pembentuknya terdiri dari bahan-bahan
alam, seperti kentang, tauge, daging, nasi, dan lain sebagainya.
b. Media semi sintetik : Media yang bahan pembentuknya terdiri dari campuran
bahanbahan alami dan bahan sintetik. Contoh : Agar Tauge, Agar Kentang
Dextrosa, dll.
c. Media sintetik : Media yang bahan pembentuknya secara keseluruhan terbuat dari
bahan-bahan sintetik. Contoh : Agar Sabouraud, Endo Agar, Agar Czapex Dox,
dll.

3.2. Menurut bentuknya, media dapat digolongkan menjadi :


a. Media cair : Media yang tidak ditambahkan zat pemadat (agar), sehingga media
ini dalam keadaan encer (cair). Contoh : Lactose Broth, Nutrient Broth.
b. Media semi padat : Media yang mengandung bahan yang sama dengan media
cair, tetapi ditambah sedikit agar (setengah konsentrasi agar), sehingga menjadi
agak padat. Media ini dipakai untuk menumbuhkan mikroba yang banyak
memerlukan air dan hidup dalam lingkungan yang anaerob atau anaerob
fakultatif. Media ini juga dipakai untuk uji motilitas suatu bakteri.
c. Media padat : Media cair yang ditambahkan dengan agar-agar sehingga
menjadi padat. Contoh : Nutrient Agar (NA), Potato Dextrose Agar (PDA), dll.

3.3. Menurut kegunaanya, Media digolongkan menjadi:


a. Media umum: Media yang digunakan untuk menumbuhkan satu atau lebih
kelompok mikroba secara umum. Contoh : Nutrient Agar (media untuk
menumbuhkan kelompok bakteri, Potato Dextrose Agar (media yang dipakai
untuk menumbuhkan kelompok jamur, dll.
b. Media pengaya: Media yang dipakai untuk menyuburkan mikroba tertentu
sebelum ditumbuhkan pada media yang dipakai dalam penelitian. Contoh: Selenit
Broth (untuk menyuburkan pertumbuhan bakteri Salmonella.
c. Media selektif: Media yang dipakai untuk menumbuhkan species tertentu dari
mikroba, dengan menghambat pertumbuhan species lain yang tidak dikehendaki.
Contoh: Media SS Agar(Salmonella dan Shigella Agar) untuk bakteri Salmonella
dan Shigella.
d. Media penghitungan : Media yang dipakai untuk menghitung jumlah mikroba
suatu bahan. Media ini dapat berupa media media umum dan media selektif.

2.3.Pembuatan Media

Dalam praktikum ini, saudara akan membuat beberapa macam media, yaitu media
Nutrient Agar, Malt extract, Lactose Broth, Brilliant Green 2 % Bile Broth, dan
media Endo Agar. Semua media tersebut merupakan media sintetik yang banyak
dijual dalam bentuk instant, sehingga dalam pembuatannya, saudara cukup
memperhatikan petunjuk yang tertera pada setiap media.
1. Cara pembuatan Nutrient Agar.
Untuk membuat 1 liter medium ini, lakukanlah prosedur berikut ini :
a. Timbang sebanyak 23,5 gram medium instant.
b. Suspensikan dalam akuadest dan volume akhir dibuat 1000 ml.
c. Panaskan suspensi ini sampai agar-agar menjadi matang.
d. Masukkan ke dalam tabung reaksi ( 5ml untuk media miring, dan  10 ml
untuk media tegak).
e. Sterilkan dengan autoclave pada temperatur 121 oC dan tekanan 15 lbs.
Selama 15 menit.
f. Simpan pada tempat yang dingin dan kering (dalam kulkas).

2. Pembuatan Malt Extrak


Untuk membuat 1 liter medium ini, lakukan kangkah-langkah berikut :
a. Timbang sebanyak gram media instant.
b. Suspensikan dalam akuadest sampai volume akhir menjadi 1000 ml.
c. Masukkan ke dalam tabung reaksi (kurang lebih 7 ml tiap tabung)
d. sterilkan dengan autoclave pada suhu 121 oC dan tekanan 15 lbs, selama 15
menit.

3.Pembuatan medium Lactose Broth


Dalam praktikum ini akan dibuat medium lactose broth dengan dua konsentrasi
(single strength dan double strength). Untuk membuat satu liter single strength
lactose broth, lakukanlah prosedur berikut ini :
a. Timbang sebanyak 13 gram medium lactose broth instant.

b. Suspensikan dalam akuades sampai volume akhir mencapai 1000 ml.

c. Masukkan ke dalam tabung reaksi yang telah dilengkapi dengan tabung


Durham.
d. Sterilkan dengan autoclave pada suhu 121 oC pada tekanan 15 lbs selama 15
menit.
e. Simpan pada tempat yang sejuk dan kering (dalam kulkas).
f. Prosedur yang sama dikerjakan untuk membuat double strength lactose broth,
tapi konsentrasinya dilipat duakan.
4.Pembuatan medium BGBB (Brilliant Green Bile 2 % Broth)

Untuk membuat satu liter medium ini, lakukan prosedur berikut ini :
a. Timbang sebanyak gram medium instant.
b. Suspensikan dalam akuadest dan volume akhir dibuat menjadi 1000 ml.
c. Masukkan ke dalam tabung reaksi kecil yang telah dilengkapi dengan tabung
Durham.
d. Sterilkan dengan autoclave pada temperatur 121 oC pada tekanan 15 lbs, selama
15 menit.
e. Simpan di tempat yang sejuk dan kering.

5. Pembuatan medium Endo Agar


Untuk membuat 1 liter medium ini, lakukanlah prosedur berikut:
a. Timbang sebanyak gram medium instant.
b. Suspensikan dalam akuades dan buat volume akhir menjadi 1000 ml.
c. Panaskan sampai semua komponen larut.
d. Sterilkan dengan autoclave pada suhu 121 oC pada tekanan 15 lbs, selama 15
menit.
e. Simpan ditempat yang sejuk dan kering (dalam kulkas).

6. Pembuatan medium Palte Count Agar


Untuk membuat 1 liter medium ini, lakukanlah prosedur berikut:
a. Timbang sebanyak 23,5 gram medium instant PCA, Pronadisa).
Catatan : Merk yang berbeda mempunyai kompisisi yang berbeda sehingga berat
gram / lt mungkin berbeda. Sehingga, perhatikan panduan yang tertulis pada
kemasan/botol media yang diupergunakan.
b. Suspensikan dalam akuades dan buat volume akhir menjadi 1000 ml.
c. Panaskan sampai semua komponen larut (langkah ini bisa tdak dilakukan apabila
tidak mempersiapkan agar tega/agar mirin dalam tabung reaksi).
d. Sterilkan dengan autoclave pada suhu 121 oC pada tekanan 15 lbs, selama 15
menit.
e. Media bisa dituang ke dalam cawan petri yang sudah di autovlave (lihat gambar
di bawah). Untuk satu cawanpetri diameter 9,9mm, ketebalan 1,5 cm, maka volume
agar yang diperkukan sebanyak 17,5-20 ml untuk ketebalan media agar yang baik.
Agar di tulang ke dalam cawan petri pada kondisi suhu media + 65-75oC. Pada
suhu di bawah itu agar akan memberku.
f. Biarkan agar dalam cawan petri membeku, tutup cawan di buka sampai agar
memebrku (20-30 menit dalam laminar flow).
g. Simpan ditempat yang sejuk dan kering (dalam kulkas) dalam keadaan
dibungkus kantong plastik dan agar diletakkan terbalik (bagian tutup cawan petri di
bawah dan agar di atas).

Media umumnya dibuat dalam bentuk media agar (agar plate) yang mana media
dituangkan dalam cawan petri, media agar miring/agar tegak yang disiapkan dalam
tabung reaksi umunya digunakan untuk menyimpan kultur. Kultur aerob biasanya
disimpan dalam agar miring, semantara kultur anaerob umumnya disimpan dalam
agar tusuk (stab) pada media tegak.
BAB Ill

3.1.Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses pengelolaan alatatau bahan yang bertujuan untuk
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora yang
dilakukan dengan proses kimia atau fisika.
sterilisasi adalah suatu proses untuk membuat ruang atau benda menjadi steril atau
suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika
ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat
berkembang biak.
Prinsip dasar sterilisasi yaitu memperpanjang umur simpan bahan pangan dengan cara
membunuh mikroorganisme yang ada di dalamnya. Mikroorganisme yang tumbuh
pada produk pangan biasanya dapat mencemari produk pangan dan membuat
makanan lebih cepat basi.

3.2. Tujuan Sterilisasi


Maksud dan Tujuan Maksud dari Praktikum Mikrobiologi Dasar materi
Pengenalan Alat dan Sterilisasi adalah agar para praktikan dapat mengetahui alat -
alat besar dan alat kecil yang digunakan dalam Praktikum Mikrobiologi Dasar beserta
fungsinya dan agar praktikan dapat mengetahui cara sterilisasi basah.
Sterilisasi didefinisikan sebagai upaya untuk membunuh mikroorganisme termasuk
dalam bentuk spora. Desinfeksi merupakan proses untuk merusak organisme yang
bersifat patogen, namun tidak dapat mengeliminasi dalam bentuk spora

3.3. Prosedur Kerja:

1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0.22mikron atau 0.45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.
Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan
antibiotik
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
>pemanasan:
a).Sterilisasi dengan nyala api langsung
Alat-alat yang terbual dari besi dan logam dibakar langsung diatas api hingga berwarna
merah membara. Setelah itu tunggu hinggan dingin dan alat tersebut siap digunakan.
Alat-alat yang digunakan dengan pembakaran langsung diantaranya adalah kawat ose.
b).Sterilisasi dengan cara pembakaran sekejap
Alat-alat berupa kaca dilewatkan di atas api Bunsen, dengan tujuan agar bakteri yang ada
disekitar alat tersebut tidak tumbuh dan berkembang pada saat alat-alat tersebut
digunakan dalam proses pemindahan ataupun inokulasi. Alat-alat yang digunakan antara
lain cawan petri, tabung reaksi, Erlenmeyer, gelas ukur, dan ujung pipet ukur
c).Sterilisasi dengan udara panas
Alat-alat dari kaca yang tebal disterilkan didalam oven dengan suhu mulai dari 170-
200°C selama 1 jam. Bakteri dapat mati dalam suhu yang panas, oleh karena itu alat-alat
yang terbuat dari kaca setelah dicuci, dikeringkan, dimasukkan kedalam oven, dipastikan
bakteri yang ada pada alat tersebut sudah mati.
Sterilisasi menggunakan oven
Oven pertama kali dihidupkan, kemudian oven di setel suhunya menjadi 170°C. Setelah
itu biarkan suhu naik hingga sesuai setelan pada oven. Setelah suhu sudah sesuai dengan
setelan pertama, maka alat-alat dari kaca yang akan disterilkan dimasukkan ke dalam
oven.
d).Sterilisasi dengan Uap Basah
Alat dan bahan yang tidak tahan terhadap panas, disterilkan di dalam autoklaf. Prinsip
dari sterilisasi ini menggunakan uap air yang panas mampu membunuh bakteri yang ada
di dalam alat ataupun bahan (media agar) tersebut. Alat-alat atau bahan yang ingin
disterilkan dimasukkan dalam autoklaf yang berisi air, air di dalam autoklaf akan
mendidih dan mnghasilkan uap air. Sterilisasi di dalam autoklaf selama 15 menit pada
tekanan 1 atm dan suhu 121°C.
Proses pemusnahan dari bakteri yang sudah selesai digunakan dapat juga menggunakan
autoklaf sebagai alat untuk memusnahkan bakteri, dan proses pemusnahan sama seperti
pada proses sterilisasi.
Sterilisasi dengan Autoklaf
• Mengisi panci luar dengan air, kalau bisa dengan menggunakan aquadest untuk
menghindari pengendapan Ca yang bias terdapat pada air ledeng, sebanyak 1 liter untuk
autoklaf kecil dan 1,5 liter untuk autoklaf yang besar.
• Alat dan bahan yang akan disterilkan, dimasukkan ke dalam panci dalam,alat dan bahan
tersebut hingga mencapai permukaan panci.
•Atur posisi panci dengan memperhatikan alur tempat saluran uap yang terdapat dalam
panci dalam, serta tanda panah yang terdapat pada tutup dan lingkaran permukaan panci
luar
•Tutup dengan erat (kencangkan pengunci tanpa menggunakan alat)
•Tutup katup pengeluaran uap yang terletak pada tutup autoklaf
•Letakkan autoklaf di atas kompor gas atau tempat pembakar
•Panaskan sampai air di dalam autoklaf mendidih dan uap mulai keinu dari kalup
pengeluaran uap.
•Biarkan hingga mencapai suhu 121°C atau tekanan 17,5 Psi Pertahankan kondisi ini
selama 1 jam dan tunggu hingga terdengar bunyi gas pada autoklaf, hitung selama 15
menit kemudian matikan kompor.
•Selama sterilisasi, pengaturan besar kecilnya sumber pembakaran dilakukan secara
manual agar suhu tidak terlalu tinggi Jika menggunakan autoklaf programmable maka
dapat di setting timernya untuk waktu yang diperlukan.
• Setelah proses steriisasi, api di matikan dan tekanan di biarkan turun sehingga mencapai
0. Autoklaf tidak boleh di buka sebelum tekana mencapai 0, karena cairan dalam tabung
atau erlenmeyer dapat tumpah keluar di sebabkan penurunan suhu yang mendadak.
•Membuka tutup Autoklaf, kemudian mengambil erlenmeyer atau tabung dengan penjepit
Memmperhatikan bahwa peralatan dan cairan yang baru di keluarkan dari autolkaf
bersuhu tinggi schigga dapat menimbulkan luka bakar.
> Penyinaran dengan UV, Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses
sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior
Safety Cabinet dengan disinari lampu UV.
e).Sterilisasi dengan bahan kimia.
Alat-alat ataupun bahan yang tidak tahan terhadap suhu tinggi, bisa disterilkan dengan
cara direndam dalam bahan kimia seperti alkohol 70%.
Cara kerja: merendam benih (20 biji) perlakuan dalam alkohol, NaOCL, selama 5 menit
dan mencuci dengan air steril sebanyak 2 kali, masing-masing perlakuan seebanyak dua
kali. Meletakan benih pada permukaan medium dan di inkubasi selama 2 hari pada
temperatur 29°C. Mengamati adanya pertumbuhan mikroba dan mencatat hasil
pengamatan pada tabel yang telah di sediakan, kemudian menghitung presentasinya
dengan rumus: A/B X 100%.
Catatan: hasil praktikum
-Dibuat dalam bentuk tabel berisi gambar alat untuk sterilisasi dan cara sterilisasi.
-Dibuat dalam bentuk skematik.

3.4. Hasil Pengamatan


Hasil akhir dari proses sterilisasi yang kita dapatkan setelah menginkubasi
peralatan/bahan ke dalam autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit, serta alat yang
dipanaskan di dalam oven pada suhu 171°-200°C selama 60-90 menit tersebut akan
menjadi steril (matinya mikroorganisme yang terdapat pada alat dan bahan). Serta
pembuatan media LB (Lactose Broth) untuk biakan mikroorganisme.
(1) (2) (3)

(4) (5)

Gambar (1) : Cawan petri yang berupa alat yang terbuat dari kaca yang tahan terhadap
panas menggunakan sterilisasi kering dengan dipanaskan di dalam oven sedangkan
erlenmeyer alat yang tidak tahan panas karena dapat memuai menggunakan sterilisasi
basah dengan dipanaskan menggunakan uap air jenuh dalam autoklaf.
Gambar (2) : Di dalam 3 erlenmeyer masukkan Aquadest sebanyak 200 ml tutup rapat
dengan kapas yang sudah dilapisi aluminium foil lalu disterilkan di dalam autoklaf.
Gambar (3) : Di dalam beaker glass sampel untuk media LB (Lactose Broth) dibuat 13
gram dalam 1000 ml/1L aduk hingga larut dan homogen.
Gambar (4) : Di dalam 10 tabung reaksi steril ukur 9 ml LB (Lactose Broth) masukkan ke
masing-masing tabung reaksi tutup rapat dengan kapas agar tetap steril.
Gambar (5) : Di dalam beaker glass 10 tabung reaksi dimasukkan tutup dengan
aluminium foil dan ikat dengan benang wol lalu media LB (Lactose Broth) dapat
disterilkan di dalam autoklaf.

Link video Sterilisasi dan pembuatan media Lactose Broth :


https://vt.tiktok.com/ZSLXQ4T41/
BAB V

4.1.KESIMPULAN

1..Lactose Broth digunakan untuk mendeteksi terjadinya fermentasi oleh bakteri.


2.Lactose Broth sangat baik digunakan dalam uji fermentasi bakteri gram-negatif.
3.Ekstrak daging sapi dan peptone yang terkandung dalam Lactose Broth
merupakansumber karbon dan nitrogen untuk menunjang pertumbuhan bakteri.
4. Tabung Durham berfungsi untuk menangkap gas hasil fermentasi.
5.Penutupan tabung reaksi tidak boleh terlalu kuat, agar udara di dalam tabung dapat
bergerak keluar

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008, Pengujian Kadar Pengendalian, Online,


http://pengujiankadarpengendalian.blogspot.com/html, diakses tanggal 9 Desember 2012
Anonim, 2012, Laktosa_broth, Online,
http://www.wikipedia.org/wiki/laktosa_broth.co.id/html, diakses tanggal 9 Desember
2012
Anonim,2012, Media_reagen, Online,
http://www.wikipedia.org/wiki/media_reagen.co.id/html, diakses tanggal 9 Desember
2012
Fardiaz. 1992.
Mikrobiologi Pangan
. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama[Balivet] Balai Penelitian Veteriner. 1999. Teknik
Pembuatan Media KulturBakteri. Bogor [ID]: Balai Penelitian Veteriner
15
Seprianto, Naroeni A. 2017.
Penuntun Praktikum Instrumentasi Bioteknologi
Tim Kimia Dasar Jurusan PMIPA-FKIP. 2012.
Penuntun Praktikum Kimia Dasar Jurusan Pendidikan MIPA
. Jember : Jember University Press.Fauzi, Hikmah . 2013.
“Sterilisasi dan Macam
-macamnya
”. Lembaga Sumber
Daya Informasi, IPB, Bogor.Fitri Rahmayanti. 2013.
Prinsip Kerja Autoklaf
. http://www.scribd.com. Mulyaningsih, T. dan N. Aluh., 2009.
Sterilisasi Alat Media
, ANDI, Jakarta.Permatasi, dkk., 2013. Uji Pembuatan Marning Jagung dengan
MenggunakanAutoclave
. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. Vol. I. No.1
Laboratorium Kalibrasi. 2017.
Biosafety Cabinet.
PT. Famed Calibration[http://www.biosafetycabinet.co.id/biosafety-cabinet/] dilihat 17
april201
Anonim, 2008, Pengujian Kadar Pengendalian, Online,
http://pengujiankadarpengendalian.blogspot.com/html, diakses tanggal 9 Desember 2012
Anonim, 2012, Laktosa_broth, Online,
http://www.wikipedia.org/wiki/laktosa_broth.co.id/html, diakses tanggal 9 Desember
2012
Anonim,2012, Media_reagen, Online,
http://www.wikipedia.org/wiki/media_reagen.co.id/html, diakses tanggal 9 Desember
2012

Anda mungkin juga menyukai