Bab 3
Bab 3
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Pengujian Bahan
Memenuhi Tidak
Syarat?
Ya
26
A
Curing / Perawatan
Selesai
27
proyek konstruksi. Ukuran limbah bata ringan tidak selalu berbentuk utuh,
terkadang ukuran limbah tersebut berukuran acak.
28
a. Semen b. Pasir c. Air
29
4. Limbah bata ringan (Gambar 3.3d), digunakan sebagai bahan kombinasi
bersama pasir. Limbah bata ringan yang digunakan ialah limbah dari
proyek konstruksi yang sebelumnya sudah dihaluskan menjadi bentuk
butiran dengan cara ditumbuk dan lolos ayakan 4,80 mm.
30
Keringkan benda uji dalam oven dengan suhu 110˚C, sampai berat tetap.
Yang dimaksud berat tetap ialah keadaan benda uji selama 3 (tiga) kali
proses penimbangan dan pemanasan dalam oven dengan selang waktu 2
jam.
Kemudian didiamkan selama beberapa jam, selanjutnya pasir direndam
selama ± 24 jam.
Air redaman dibuang, kemudian pasir ditebarkan agar kering sampai
tercapai keadaan jenuh kering muka (SSD).
Setelah tercapai keadaan kering permukaan jenuh, masukkan 500 gram
benda uji ke dalam piknometer. Masukkan air suling 90%, putar sambil
diguncang sampai tidak terdapat gelembung udara.
Rendam piknometer dalam air dan ukur suhu air untuk menyesuaikan
perhitungan ke suhu standar 25˚C.
Tambahkan air sampai mencapai batas. Lalu timbang piknometer berisi
air dan benda uji sampai ketelitian 0,1 gram (Bt).
Keluarkan benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu [110±5]˚C
sampai berat tetap dan dinginkan benda uji. Setelah benda uji dingin,
kemudian timbang benda uji (Bk)
Tentukan berat piknometer berisi air penuh dan ukur suhu air guna
penyesuaian dengan suhu standar 25˚C (B).
D. Perhitungan
Menghitung berat jenis, berat jenis jenuh permukaan (SSD).
500
Berat jenis SSD = ............................................................. (3.1)
(𝐵+500−𝐵𝑡)
𝐵𝑘
Berat jenis semu = .............................................................. (3.2)
(𝐵+𝐵𝑘−𝐵𝑡)
500−𝐵𝑘
Penyerapan air = x 100%.......................................................... (3.3)
(𝐵𝑘)
Dimana,
Bk = Berat benda uji kering oven
Bt = Berat labu ukur + air
B = Berat labu ukur + air
31
500 = Berat benda uji dalam keadaan SSD
32
𝐵−𝐴
Berat volume = ................................................................................. (3.4)
𝑉
Dimana,
B = Berat silinder + bahan uji
A = Berat silinder
V = Volume silinder = 5 liter
33
3.5.4 Pengujian Analisa Gradasi Agregat
Pengujian analisa gradasi untuk agregat halus sebagai bahan penyusun
paving block mengacu pada ASTM C 13693. Bahan penyusun yang akan diuji
dalam pengujian analisis saringan adalah pasir dan limbah bata ringan. Tujuan
pengujian untuk menentukan ukuran-ukuran pasir. Apakah termasuk pasir layak
atau tidak layak yang terangkum dalam bentuk grafik zone,dari zone I, II, III, dan
IV. Hal-hal yang harus dipersiapkan sebagai berikut :
A. Peralatan
Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,1 dari benda uji
Satu set saringan : No. 4 ; No. 8 ; No. 16 ; No. 30 ; No. 40 ; No. 100 ;
No. 200
Oven, dengan ukuran yang mecukupi dan dapat mempertahankan suhu
[110±5]˚C.
B. Bahan
Agregat halus 1000 gram, diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara
perempat.
C. Prosedur
Sediakan agregat halus kemudian timbang dan catat (W1).
Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu [110 ± 5]˚C selama 1x24
jam.
Kemudian keluarkan benda uji, timbang dan catat benda uji (W2).
Saring benda uji lewat sususan saringan dengan susunan ukuran No. 4, 8,
16, 30, 40, 100, 200, pan. Kemudian saringan diguncang dengan tangan
selama 15 menit.
Timbang agregat halus yang tertahan disetiap saringan.
D. Perhitungan
Menghitung persentase berat uji yang tertahan pada setiap saringan terhadap
berat benda uji total. Lalu menghitung persentase berat benda uji lolos pada
tiap saringan terhadap benda uji total dan akumulasinya.
34
3.5.5 Pengujian Kebersihan Terhadap Bahan Organik
Pengujian kebersihan terhadap bahan organik dilakukan mengacu pada
ASTM C4092. Tujuan pengujian untuk menentukan bahan organik yang terdapat
pada agregat yang akan digunakan dalam penelitian. Hal-hal yang harus
dipersiapkan sebagai berikut :
A. Peralatan
Botol gelas tak berwarna 350cc.
B. Bahan
Agregat halus 500 gram, diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara
perempat.
Larutan NaOH 3% sebanyak 250 cc.
C. Prosedur
Sediakan agregat halus yang sudah kering.
Masukkan benda uji ke dalam botol gelas sampai 130cc.
Tambahkan larutan (3% NaOH + 97% air) dan dikocok sampai volume
mencapai 200cc.
Tutup botol, kemudian kocok dengan kuat dan diamkan selama 24 jam.
Bandingkan warna yang terjadi dengan warna standar
35
C. Prosedur
Masukkan agregat halus ke dalam gelas ukur kira-kira 6cm, kemudian
tambahkan air pada gelas ukur yang berguna melarutkan lumpur.
Tambahkan air hingga botol hampir penuh dan tutup rapat. Botol di
kocok-kocok dan diamkan selama 24 jam
Endapan lumpur yang terjadi di ukur tingginya (h). Demikian pula
agregat halus bersih diukur tingginya (H).
Untuk mengukur tinggi lumpur dan agregat halus gunakan alat bantu
senter sebagai penerangan untuk mempermudah membedakan kedua
bagian.
D. Perhitungan
Menghitung kebersihan terhadap kadar lumpur pada agregat halus.
ℎ
Kadar lumpur = x100%.................................................................... (3.6)
𝐻
Dimana,
H = Tinggi pasir
h = Tinggi lumpur
36
Agregat halus 1000 gram, diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara
perempat.
Air sebagai bahan pelarut
B. Prosedur
Siapkan agregat halus 500 gram kering oven (A), kemudian pasir di cuci
hingga bersih dari lumpur.
Kemudian saring air cucian dengan saringan 0,063mm lalu agregat yang
tertahan di atas saringan di kembalikan ke nampan.
Cuci agregat berulang kali hingga air terlihat jernih.
Agregat yang telah dicuci kemudian dipindahkan ke nampan dan dioven
dengan suhu [110±5]˚C selama 24 jam.
Keluarkan agregat dalam oven lalu timbang (B).
C. Prosedur
Menghitung kebersihan terhadap kadar lumpur pada agregat halus.
𝐴−𝐵
Kelembaban agregat = x100%................................................... (3.7)
𝐴
Dimana,
A = Berat agregat bersih kering
B = Berat agregat oven
37
Labu takar 250cc
Neraca timbangan dengan kepekaan 0,1 gram dan kapasitas 1 kg.
Cawan aluminium
Corong kaca
B. Bahan
Semen Portland
Minyak tanah
C. Prosedur
Timbang semen sebanyak 250 gram. (A)
Timbang labu takar yang telah di bersihkan.
Masukkan semen dengan menggunakan corong kedalam labu takar dan
timbang beratnya (untuk di cek). Kemudian labu diisi dengan minyak
tanah dan labu di puta-putar agar gelembung udara keluar. Tambahkan
minyak tanah hingga batas labu takar, lalu timbang beratnya (B).
Semen dan minyak tanah dikeluarkan, lalu labu takar dibersihkan.
Isi labu takar hanya dengan minyak hingga batas labu takar, lalu timbang
beratnya (C).
D. Perhitungan
Menghitung berat jenis semen portland
Catatan = 0,8 gr/cm³ = berat jenis minyak tanah
𝐴
Berat jenis semen = x100%........................................... (3.8)
𝐴−(𝐵−𝐶)
Dimana,
A = Berat semen portland
B = Berat semen portland + minyak tanah + labu takar
C = Berat labu + minyak tanah
38
A. Peralatan
Silinder dengan volume 5 liter
Neraca timbangan dengan kepekaan 0,1 gram dan kapasitas 1 kg.
Alat rojok besi berdiameter 16 mm dan panjangnya 60 cm.
B. Bahan
Semen Portland
C. Prosedur
Dengan rojokan
Timbang berat silinder dalam keadaan kering, kemudian catat. (A)
Silinder diisi 1/3 bagian kemudian dirojok 25 kali, lalu tambahkan 1/3
bagian dan dirojok lagi 25 kali, ulangi hingga silinder penuh.
Ratakan semen kemudian timbang beratnya dan catat. (B)
Tanpa rojokan
Timbang berat silinder dalam keadaan kering.
Isi silinder dengan semen sampai batas kapasitas dan ratakan permukaan
silinder. Lalu timbang berat silinder dan catat.
D. Perhitungan
Menghitung berat volume semen portland
Berat semen (W) =B–A
(B−A)
Berat volume semen = ............................................................. (3.9)
V
Dimana,
W = Berat semen
A = Berat silinder
B = Berat silinder + semen
V = Volume silinder = 5 liter
39
kebasahan pasta semen dalam keadaan tidak keras dan tidak encer. Hal-hal yang
harus dipersiapkan sebagai berikut :
A. Peralatan
Sarung tangan karet
Neraca timbangan dengan kepekaan 0,1 gram dan kapasitas 1 kg.
Alat vikat
Spatula
Gelas ukur dan cawan
Stopwatch
B. Bahan
Semen Portland
Air
C. Prosedur
Timbang semen sebanyak 250 gr dan dicampur dengan air suling 14 %
yaitu 70 cc lalu diaduk hingga rata selama 3 ( tiga ) menit.
Bila pasta semen telah tercampur rata, kemudian dibentuk menjadi bola
dengan cara dilempar dari tangan kiri ke tangan kanan atau sebaliknya
pada jarak 15 cm sebanyak 6 (enam) kali.
Kemudian bola pasta dimasukkan kedalam konikel dan permukaannya
diratakan.
Jarum vikat besar ditempelkan pada bidang muka semen tepat
ditengahnya dan lepaskan jarum dengan memutar pengikat E di jarum
vikat tersebut.
Ulangi percobaan ini dengan campuran baru dan pemakaian jumlah air
yang berbeda, minimum tiga kali percobaan dengan menambahkan air
kira-kira 5 cc.
Sebagai catatan,jumlah air dapat ditambah bila penurunannya kurang dari
10 mm atau dikurangi bila terjadi penurunan yang lebih besar dari 10
mm.
Tentukan kadar air normal pada penurunan 10 mm berdasarkan grafik
40
Perlu diperhatikan bahwa temperatur tempat bekerja berkisar antara 200
sampai dengan 27.50C dan temperatur air pencampur tidak berbeda dari
(23±1,7)˚C. Kelembaban relatif ruangan tidak lebih kecil dari 50%.
D. Perhitungan
Mengitung konsistensi normal semen dari hasil yang telah di uji.
𝑊𝑎
Konsistensi = x100%............................................................... (3.10)
𝑊𝑠
Dimana,
Wa = Kadar air
Ws = Berat semen = 250 gram
41
Perhitungan kebutuhan pasir dan semen dengan perbandingan 1:2, 1:3, dan
1:4
Dari hasil uji material diperoleh berat volume semen = 1,34 gram/cm³ dan berat
volume pasir = 1,59 gram/cm³.
1. Kebutuhan material untuk campuran 1 semen : 2 pasir
Kebutuhan 1 paving block = 1440 cm³
1
Kebutuhan semen = x 1440 cm³ = 480 cm³
3
2
Kebutuhan pasir = x 1440 cm³ = 960 cm³
3
42
Kebutuhan pasir dan semen untuk perbandingan 1: 4 ditentukan berdasarkan
berat, maka volume dikalikan dengan berat volumenya sebagai berikut :
dengan menggunakan berat volume volume pasir dan semen
Kebutuhan semen = 288 cm³ x 1,34 gram/cm³ = 385,92 gram
Kebutuhan pasir = 1152 cm³ x 1,59 gram/cm³ = 1831,68 gram
43
Tabel 3.3 Komposisi Campuran Paving Block Perbandingan 1PC : 4PS
Prosentase
Bata ringan
campuran limbah Semen (Gr/cm³) Pasir (Gr/cm³)
(Gr/cm³)
bata ringan
0% 385.92 1,831.68 0.00
3% 385.92 1,776.73 54.95
6% 385.92 1,721.78 109.90
44
Pada proses pemukulan pasti terjadi penurunan sehingga bisa ditambahkan
kembali adukan tersebut kemudian dipukul kembali sebanyak 3 kali
sampai padat. Pastikan saat proses pemukulan bagian paving block tidak
ada yang retak.
Kemudian keluarkan paving block dari cetakan secara perlahan.
Jemur paving block mentah di tempat yang cukup teduh hingga kering
sempurna dan memiliki permukaan yang rata.
45
Tabel 3.6 Benda Uji Campuran 1PC : 4PS
Benda Uji Penyerapan
Benda Uji Kuat Tekan
% Komposisi Air
(buah)
Bata Ringan (buah)
7 Hari 28 Hari 28 Hari
0% 3 3 3
3% 3 3 3
6% 3 3 3
Jumlah 27
Kebutuhan benda uji tiap campuran terdiri dari 3 buah benda uji. Total
benda uji yang akan digunakan dalam penelitian sebanyak 81 buah benda uji.
46
tinggi pula mutu beton yang dihasilkan. Kuat tekan paving block ialah besarnya
satuan beban persatuan yang menyebabkab benda uji beton hancur apabila
dibebani dengan gaya tekan yang dihasilkan oleh alat tekan (SNI 031974).
Kuat tekan paving block dianalogikan sama seperti kuat tekan silinder
beton, sehingga besarnya beban yang dapat ditahan oleh silinder beton persatuan
luas yang menyebabkan benda uji silinder beton hancur karena gaya yang
dihasilkan oleh mesin tekan dapat diartikan sebagai nilai kuat tekan paving block.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan tekan, fc’, dari benda uji
paving block.
Pengujian kuat tekan paving block menggunakan alat compression test.
Pengujian kuat tekan dihentikan setelah jarum pada pembacaan pada alat
compression test berhenti. Hal ini menunjukkan bahwa kuat tekan dari benda uji
tersebut sudah maksimal. Adapun perhitungan kuat tekan dari benda uji dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
𝑃
f’c’ = ........................................................................................................... (3.11)
𝐴
Keterangan:
f’c’ = Kuat tekan benda uji (MPa)
P = Beban Maksimum (N atau kN)
A = Luas penampang benda uji (mm²)
Langkah-langkah dalam pengujian kuat tekan paving block adalah sebagai
berikut:
a. Menempatkan benda uji dalam mesin kuat tekan tepat pada posisinya.
b. Menghidupkan mesin agar dapat membebani atau menekan benda uji
c. Uji sampai benda uji paving tidak kuat menahan beban yang ditunjukkan
dengan berhentinya jarum (hitam dan merah) petunjuk beban (dalam kN)
dan diikuti dengan retaknya benda uji. Mematikan mesin tepat pada saat
kedua jarum mulai tidak dapat naik lagi atau jarum hitam mulai turun.
d. Mengurangi beban sedikit demi sedikit agar jarum hitam tidak bergerak
turun dengan cepat karena hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada
mesin.
e. Membaca dan mencatat beban maksimum dari benda uji paving tersebut.
47
f. Mengeluarkan benda uji setelah mesin benar-benar tidak membenani
(unload maksimum).
Langkah – langkah dalam melakukan pengujian daya serap air paving block
ialah sebagai berikut :
a. Timbang berat basah benda uji paving block
b. Rendam benda uji ke dalam air selama 24 jam
c. Keringkan benda uji paving block dengan suhu 105°C, timbang berat kering
pada paving block
d. Hitung selisih antara berat basah dan berat kering dan hasilnya kurang dari
sama dengan 0,2%
48