Proposal Kerja Praktik
Proposal Kerja Praktik
KERJA PRAKTIK
“Mendeteksi Ground Water Menggunakan Seismik Refraksi
Sebagai Antisipasi Tanah Longsor”
Disusun oleh:
Pemohon 1 Pemohon 2
Menyetujui,
Mengetahui,
NIP. 197502151998021001
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal Kerja Praktik ini yang berjudul “Mendeteksi Ground
Water Menggunakan Seismik Refraksi Sebagai Antisipasi Tanah Longsor”.
Dengan demikian, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Widowati, M.Si. selaku Dekan Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Diponegoro Semarang.
2. Bapak Prof. Heri Sutanto, S.Si, M.Si. selaku Ketua Departemen Fisika
Universitas Diponegoro Semarang.
3. Ibu Evi Setiawati, S.Si, M.Si. selaku Koordinator Kerja Praktik Departemen
Fisika Universitas Diponegoro Semarang.
4. Bapak Dr. Udi Harmoko, S. Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing.
5. Keluarga dan teman-teman yang telah memberikan dukungan penuh kepada
penulis.
Penulis menyadari dalam penyusunan Proposal Kerja Praktik ini masih jauh dari
kesempurnaan dan diperlukannya pendalaman lebih lanjut kembali. Untuk itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan Proposal Kerja Praktik ini dan semoga bermanfaat bagi bidang
geofisika dan pendidikan khususnya bagi masyarakat dan lingkungan serta
pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1- Konsep Seismik Refraksi (Refrizon,2008) .................................................... 7
iv
DAFTAR TABEL
Table 3.1- Jadwal Kegiatan Kerja Praktik .......................................................................... 9
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
berasal dari kondisi alam itu sendiri, seperti curah hujan yang tinggi, kelemahan
ikatan tanah, kemiringan lereng yang curam, dan pengaruh air tanah.
Air tidak hanya ditemukan di permukaan bumi, tetapi juga terdapat di bawah
permukaan. Air permukaan meliputi sungai, laut, dan danau, sedangkan air yang
berada pada bawah permukaan bumi adalah air tanah. Air tanah merupakan air yang
terdistribusi di dalam pori-pori batuan dan tanah di bawah permukaan bumi. Air
tanah terletak di lapisan akuifer, yang dapat diketahui keberadaanya melalui metode
geofisika seperti geolistrik dan metode seismik refraksi. Oleh karena itu,
pelaksanaan Kerja Praktik ini dilakukan untuk mendeteksi ground water yang
berpotensi menyebabkan tanah longsor dengan metode seismik refraksi. Metode
seismik refraksi digunakan untuk mendapatkan nilai kecepatan gelombang seismik
yang dapat menentukan jenis lapisan batuan dan kedalaman lapisan batuan.
1.2 Nama Kegiatan
Kegiatan bernama Kerja Praktek dengan judul “Mendeteksi Ground Water
Menggunakan Seismik Refraksi Sebagai Antisipasi Tanah Longsor”.
1.3 Dasar Kegiatan
1.3.1 Tri Dharma Perguruan Tinggi.
1.3.2 Kurikulum Departemen Fisika Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Diponegoro sebagai mata kuliah pilihan.
1.4 Tujuan Kegiatan
1.4.1 Menentukan posisi ground water.
1.4.2 Mengukur kedalaman ground water.
1.4.3 Menghitung waktu gelombang yang tertangkap oleh geophone.
1.4.4 Menentukan daerah rawan tanah longsor.
1.5 Manfaat Kegiatan
1.5.1 Mengetahui letak ground water.
1.5.2 Memperoleh kedalaman ground water.
1.5.3 Mendapatkan nilai kecepatan gelombang P berdasarkan olahan
data waktu.
1.5.4 Mengetahui daerah rawan tanah longsor.
2
BAB II
DASAR TEORI
Pori merupakan ruang di dalam batuan yang selalu terisi oleh fluida, seperti air
3
tawar/asin, udara atau gas bumi. Porositas efektif yaitu apabila bagian rongga pori-
pori di dalam batuan berhubungan. Porositas efektif biasanya lebih kecil daripada
rongga pori-pori total yang biasanya berkisar dari 10% sampai 15%. Porositas
efektif dinyatakan sebagai berikut (Gueguen & Palciauskaus, 1994):
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑜𝑟𝑖− 𝑝𝑜𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑒 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
𝑥100 % (2.2)
4
sumber air bagi tanaman. Air akan hilang dari zona ini melalui transpirasi tanaman,
evaporasi, dan perkolasi saat zona tersebut menjadi terlalu jenuh. Kedalaman zona
air tanah berkisar antara 3 hingga 30 kaki (0,91 hingga 9,1 meter) tergantung pada
jenis tanah dan vegetasi yang ada. Pada zona ini, air terjadi karena gerakan molekul
air antara partikel-partikel tanah dan daya kapilaritas yang melawan gravitasi.
Gerakan molekul mengisi air tanah pada lapisan permukaan partikel-partikel tanah,
sedangkan daya kapilaritas mengisi air pada ruang-ruang kecil di antara partikel
tanah. Ketika kapasitas air tanah karena daya kapilaritas sudah terpenuhi, air mulai
mengalami perkolasi karena adanya gaya gravitasi (Driscoll, 1987).
Di bawah zona air tanah terdapat zona tengah atau intermediate vadose
zone. Meskipun sebagian besar air bergerak ke bawah di zona ini, ada juga air yang
terperangkap dan tidak dapat diambil. Pada daerah lembah atau daerah basah, zona
ini jarang atau bahkan tidak ada. Kemungkinan air mengalir melalui zona tengah
pada daerah yang kering sangat kecil, dan hanya sebagian kecil air yang mencapai
muka air tanah karena perkolasi dari air tanah (Driscoll, 1987).
Pipa kapiler terdapat di bagian bawah zona tengah, di mana air tanah naik
ke atas melalui daya kapilaritas. Besarnya pipa kapiler tergantung pada ukuran
butiran rata-rata material di zona ini. Kapilaritas tidak efektif pada sedimen kasar,
tetapi air masih dapat naik hingga 3 meter. Sedimen halus mencapai kejenuhan
hingga zona kapiler, dan gaya fisik air setara dengan muka air tanah di bawahnya
(Driscoll, 1987).
Muka air tanah (water table) adalah batas antara zona air tanah atau phreatic
water dengan pipa kapiler. Secara teoritis, muka air tanah merupakan perkiraan
elevasi permukaan air dalam sumur yang hanya merembes pada jarak pendek ke
zona jenuh air. Jika air tanah mengalir secara horizontal, elevasi muka air dalam
sumur sangat terkait dengan muka air tanah. Sumur-sumur dapat mempengaruhi
pola aliran dan elevasi muka air tanah (Davis & DeWiest, 1966).
2.4 Gelombang Seismik
Gelombang seismik merupakan gelombang yang dapat merambat secara
elastik di bawah permukaan. Gelombang seismik dapat mengidentifikasikan
lapisan-lapisan yang berada di bawah permukaan. Secara dasar gelombang seismik
merupakan gelombang yang dapat dihasilkan dari getaran yang dideteksi oleh
5
geophone, sumber getaran diperoleh secara alami maupun buatan manusia. Getaran
akan merambat hingga ke setiap lapisan bawah permukaan yang mempunyai sifat
fisis yang berbeda, karena sifat fisis setiap lapisan tidak kontinu, maka gelombang
seismik dapat merambat sebagian ke medium yang ada di bawahnya. Menurut
Saiful dan Udi (2014) umumnya gelombang seismik memiliki dua tipe, yaitu
gelombang badan dan gelombang permukaan. Gelombang badan merupakan
gelombang yang dapat merambat ke seluruh lapisan bumi atau lapisan di bawah
permukaan seperti gelombang P (longitudinal) dan gelombang S (transversal).
Gelombang permukaan merupakan gelombang yang hanya dapat merambat di
lapisan tertentu saja, sehingga kurang di gunakan untuk survei seismik yang lebih
dalam, contoh dari gelombang permukaan yaitu gelombang rayleigh dan
gelombang love.
Gelombang seismik dapat mengetahui tingkat kekerasan batuan dan
densitas batuan saat gelombang seismik menjalar, karena gelombang seismik
merambat dan mengisi batas antar lapisan. Beberapa gelombang ini dipantulkan dan
sebagian dibiaskan maka gejala fisik diamati dengan mendeteksi gelombang
tersebut melalui geophone (Syahrial dkk, 2020). Gelombang seismik adalah getaran
yang merambat melalui bumi. Getaran disebabkan oleh gempa bumi, letusan
gunung berapi, ledakan dan gangguan lainnya. Ada tiga jenis gelombang seismik
yakni gelombang P, gelombang S dan gelombang permukaan. Gelombang-P adalah
jenis gelombang seismik tercepat. Gelombang dapat melewati padatan, cairan, dan
gas. Gelombang-S hanya dapat merambat melalui benda padat. Gelombang
permukaan bergerak di sepanjang permukaan bumi. Struktur bagian dalam bumi
dapat dipelajari dengan bantuan gelombang seismik. Gelombang seismik dapat
digunakan untuk mencari gempa bumi dan mengukur intensitasnya. Gelombang
seismik yang merambat melalui insides bumi disebut sebagai bodywave, dan yang
merambat melalui permukaan bumi disebut surface wave. Sumber alami
gelombang seismik terjadi karena adanya gempa tektonik, gempa vulkanik, dan
runtuhan/longsoran, sedangkan gelombang seismik buatan menggunakan gangguan
yang disengaja.
2.5 Metode Seismik Refraksi
Metode seismik refraksi merupakan salah satu metode yang digunakan
6
untuk memperoleh gambaran bawah permukaan bumi. Menurut Listiyani dkk.
(2006) seismik refraksi atau seismik bias dapat memetakan bawah permukaan yang
memiliki kedalaman dangkal. Penjalaran gelombang seismik terbiaskan yang
memiliki sudut kritis akan merambat melalui bidang batas antara lapisan bawah
permukaan yang mempunyai kecepatan gelombang yang besar. Metode seismik
refraksi menghasilkan parameter waktu gelombang datang pada setiap geophone.
Hubungan linear antara waktu tiba gelombang dengan jarak offset geophone akan
menginterpretasikan bawah permukaan. Data waktu yang diperoleh dari seismik
refraksi diinterpretasi untuk memperoleh kecepatan gelombang P tiap lapisan yang
kemudian dapat memetakan bawah permukaan. Rentang lapisan batuan yang dapat
meloloskan air memiliki kecepatan gelombang P antara 656 - 8202 feet/s yang
terdiri dari lapisan batu pasir, kerikil, dan lempung. Menggunakan intercept time
dalam metode seismik refraksi dapat berguna untuk memberikan perkiraan
kedalaman air tanah dengan cukup baik dalam banyak kasus dan untuk konsepnya
dapat ditunjukan melalui gambar dibawah,
7
BAB III
METODOLOGI
Peserta 2
Nama : Dandy Alfayed
NIM : 24040120120030
Peminatan : Geofisika
Alamat : Jl. T. Chik Ditiro no 26 Kel. Hulu Kec. Tapaktuan Kab. Aceh
Selatan, Aceh
3.2 Tempat Kerja Praktik
Kerja praktik ini bertempat di Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas II Pasuruan.
3.3 Waktu Kegiatan
Kerja praktik ini dilaksanakan pada Bulan Juli 2023 atau dapat
menyesuaikan instansi.
8
Table 3.1- Jadwal Kegiatan Kerja Praktik
Pekan
No Jenis Kegiatan Output
1 2 3 4 5
1. Survei, penetapan
tujuan dan
Mahasiswa mengetahui
pengenalan Instansi
informasi mengenai profil
Kerja Praktik (KP)
dan regulasi Badan
sesuai dengan sistem
Meteorologi Klimatologi dan
yang ada pada
Geofisika (BMKG) Stasiun
Instansi.
Geofisika Kelas II Pasuruan.
9
3. Penyusunan Laporan Hasil Laporan Kerja Praktik
Tertulis Kerja (KP).
Praktik (KP).
10
BAB IV
PENUTUP
11
DAFTAR PUSTAKA
12
Suryolelono, K. B. (2002). Bencana Alam Tanah Longsor Perspektif Ilmu
Geoteknik, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar. Yogyakarta:
Fakultas Teknik UGM.
Syahrial,A., dkk. (2020). Aplikasi Metode Seismik Refraksi dalam Menentukan
Lapisan dan Tingkat Kekerasan Batuan di Bawah Permukaan Desa
Medana Lombok Utara. Kappa Journal, e-ISSN: 2549-2950.
13