Anda di halaman 1dari 15

1. Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak?

Jawab
yang memotivasi saya menjadi Guru Penggerak adalah mendorong para
guru untuk mampu merancang, melaksanakan, dan menilai pembelajaran
untuk menguatkan karakter peserta didik, Dalam setiap kegiatan
pembelajaran dalam membangun karakter peserta didik perlu dibekali
dengan keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah (critical
thinking and problem solving), bekerjasama (collaboration),
berkreativitas (creativities), dan berkomunikasi (communication).

Apa yang Anda lakukan dalam mewujudkan motivasi tersebut?


Jawab
yang saya lakukan dalam mewujudkan motivasi tersebut adalah dengan
mengajak para guru, kepala sekolah, pemerhati pendidikan, serta semua
komponen masyarakat yang memiliki kepedulian pada dunia pendidikan,
bersedia memperluas wawasan dan saling berbagi pengalaman untuk
bersama-sama memajukan dunia pendidikan Indonesia.

Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak?


Jawab
Kelebihan yang mendukung peran Saya sebagai Guru Penggerak adalah
saya didukung oleh kepala sekolah, guru teman sejawat karena saya
memiliki kemampuan di bidang IT, Seni Rupa dan Desain.
Saya juga miliki pengalaman pernah mengikuti pelatihan bimbingan
teknis guru mata pelajaran Seni Budaya, pelatihan instruktur
implementasi kurikulum 2013 tingkat kabupaten dan pelatihan akun
belajar. id, serta pelatihan Google Master Trainer.

Jelaskan alasannya dan berikan contohnya!


Jawab
Dimana saya mampu memberikan perubahan dinamika belajar dikelas
dengan metode pembelajaran digital memakai aplikasi berbasis Android
yang menyenangkan, dan berpusat pada aktivitas siswa secara individu
maupun kelompok, mememanfaatkan aplikasi pada akun belajar. id
seperti aplikasi google drive,google classroom, google doc, google slide,
google spread sheet, google form dan google meet.
Kemudian aplikasi ini mempermudah bagi guru dan siswa dalam proses
belajar mengajar karena dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan
dimana saja baik secara online maupun offline.
Contohnya guru bisa memakai aplikasi google classroom untuk membuat
kelas digital, dengan mengundang atau mengajak siswa bergabung ke
kelas dengan mengakses terlebih dahulu link yang dikirimkan oleh guru
mata pelajaran.
Sehingga antara pengajar, siswa, dan sekolah dapat terhubung dalam satu
akun belajar.id yang terkoneksi dengan aplikasi lain serta dilengkapi
dengan fitur di dalamnya seperti absensi siswa, materi pelajaran, dan
tugas siswa yang memudahkan guru, siswa, dan sekolah dalam
melaksanakan proses belajar mengajar di kelas.

Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang


memberikan dampak nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri ?
Jawab
perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang memberikan dampak
nyata berdasarkan inisiatif saya sendiri adalah diawali dengan mengubah mindset diri
sendiri karena tidak bisa dipungkiri mengubah pola pikir menjadi lebih positif
memang bukan perkara mudah, dan membutuhkan banyak waktu untuk bisa
memberikan hasil yang maksimal.
"You are what you think....!" Ungkapan ini pasti sudah akrab di telinga, mindset atau
pola pikir akan sangat mempengaruhi bagaimana perilaku dan tindakan saya yaitu
dengan mengubah mindset dari fixed mindset menjadi growth mindset adalah pola
pikir berkembang akan membuka kesempatan yang lebih besar untuk mencapai
kesuksesan contohnya mengembangkan sebuah media pembelajaran, tetapi ternyata
media pembelajaran tersebut kurang efektif. Bukannya patah semangat dengan
membuang media tersebut, saya berusaha mencari tahu apa yang salah dengan media
yang dibuat dan berusaha memperbaikinya.
Saya mencoba memadukan antara kreativitas dan inovasi dalam setiap pembelajaran
dengan memahami akan kebutuhan belajar siswa, bagi saya selalu melakukan inovatif
itu wajib karena belajar adalah dinamis maka perlu adanya inovatif-inovatif yang baik
dari seorang guru, saya harus membuat siswa saya menjadi kritis, kreatif dan problem
solver. Agar siswa menjadi kritis, saya harus bisa menumbuhkan budaya bertanya,
mengajari siswa agar tidak begitu saja menerima logika dan informasi dari orang lain.
Agar siswa kreatif, dan saya memberikan mereka kebebasan berpikir serta
memberikan mereka kesempatan berpendapat dan memberikan mereka suatu masalah
agar siswa saya terbiasa memecahkannya sehingga menjadi problem solver.
Pada inovasi tersebut saya temukan sejumlah perubahan penting yang bukan sekedar
perubahan teknologi tapi juga perubahan nilai, antara lain;
1) pembelajaran asynchronous telah mengubah pola jam belajar di sekolah yang
semula terbatas menjadi jam belajar yang tidak terbatas, 2) peran guru mengalami
perubahan bukan hanya terbatas sebagai pengajar di kelas, namun menjadi fasilitator,
motivator, bahkan kreator pembelajaran, 3) sebagai konsekuensi dari point 1 dan 2
tersebut, tugas layanan guru menjadi tidak terbatas dengan jam mengajar, tapi
menjadi guru sebagai penyedia layanan belajar 24 jam, 4) kerjasama antara guru
dengan orang tua siswa menjadi sangat jelas diperlukan, di mana orang tua siswa
harus kembali memegang peran utama dalam pendidikan anak, sedangkan guru
sebagai peran pendukung atau fasilitator saja.
Secara umum saya bersama rekan sesama guru di sekolah mencoba mengembangkan
inovasi pembelajaran dengan tetap memperhatikan kaidah ilmiah dengan langkah-
langkah sistematis sebagai berikut; 1) Melakukan analisis permasalahan, 2)
Mengidentifikasi solusi (penyelesaian) masalah, 3) Menyusun rancangan
pembelajaran, 3) Menyiapkan bahan dan sumberdaya, 4) Melaksanakan aktivitas
pembelajaran, 5) Melakukan evaluasi dan revisi.
Dapat dipahami, pembelajaran adalah seni, Seni para guru dalam berkreatifitas dan
berinovasi mengolah dan menata semua komponen pembelajaran sehingga terjadi
harmoni sesuai dengan ritme dan gaya belajar siswa, pembelajaran menjadi efektif
dan menyenangkan.

Apa yang mendorong Anda melakukan hal tersebut ?


jawab
Yang mendorong saya melakukan hal tersebut adalah karena Model pembelajaran dan
strategi atau langkah-langkah pembelajaran dalam setiap materi pembelajaran dengan
menerapkan beberapa model pembelajaran daring kombinasi dan daring yang
berorientasi pada keaktifan siswa seperti PJBL,Blended learning, Flipped Classroom
sehingga anak didik mendapatkan pembelajaran yang bermakna dan mendapatkan
tujuan belajarnya.
Platform yang digunakan untuk pembelajaran adalah Google Class Room. Materi
pembelajaran disajikan menggunakan sumber belajar digital dan non-digital.
Pembelajaran, penugasan dan penilaian dilakukan baik secara synchronous maupun
asynchronous. Agar pembelajaran dapat berlangsung dua arah maka beberapa guru
juga memanfaatkan dengan memanfaatkan fitur, aplikasi-aplikasi diskusi interaktif
virtual seperti Google meet, Google drive, Google Form, Google Slide, Google docs
dan Google spread sheet dll. Penggunaan aplikasi ini memungkinkan peserta didik
untuk menyalurkan ide, pendapat, masukan, umpan balik sehingga menjadi semacam
ruang diskusi bagi guru dan siswa.
Menghadapi kondisi yang bervariasi tersebut, para guru telah melakukan inovasi
pembelajaran secara bervariasi sesuai dengan kondisi siswa. Artinya, guru telah
memperhatikan kebutuhan belajar siswa secara individual.

2. Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana saja
yang Anda minta untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas!
Pada awal bulan februari 2021, saya disodorkan sebuah Surat Keputusan Kepala
Sekolah, dimana saya ditunjuk sebagai Sekretaris dalam kepanitiaan persiapan dan
pelaksanaan Ulangan Satuan Pendidikan (USP) tahun 2021. Namun saya merasa ada
yang janggal dalam Surat Keputusan tersebut. sebab saya belum cukup 1(satu) tahun
berada di sekolah ini karena baru saja di mutasi ke sekolah ini, sehingga saya fikir
masih banyak rekan guru senior yang lebih mampu dan kompeten.
Dari pada terus mengganjal di hati saya, saya berinisiatif menemui kepada wakil
kepala sekolah bidang kurikulum (selanjutnya disingkat wakasek kurikulum) dan
bertanya atas dasar dan pertimbangan apa beliau menunjuk saya sebagai Sekretaris
pada Panitia USP 2021, beliau menjawab kami butuh seseorang yang memiliki
kualifikasi dan kemampuan di bidang IT dan bisa on time kapan saja di butuhkan.
karena ini Ulangan Satuan Pendidikan (USP) pertama kali dilaksanakan di sekolah
dan pertama kali saya jadi panitia di tempat tugas yang baru, selain itu masih belum
mengenal sifat dan karakter rekan guru di sekolah ini yang sewaktu -waktu saya pun
minta bantuan dukungan bila nantinya menemukan kendala selama kegiatan.
sehingga saya mengusulkan kepada beliau untuk mengadakan rapat kecil Panitia yang
sudah dibentuk tersebut yang harus dihadiri oleh Kepala Sekolah sebagai Penanggung
Jawab kegiatan guna membicarakan langkah-langkah yang harus diambil, Usul saya
pun disambut baik oleh wakasek kurikulum.
Sampailah di hari H, Di hadapan semua peserta rapat saya menyampaikan semua
pemikiran, ide dan masukan untuk suksesnya kegiatan bahwa dengan keadaan
persiapan yang minimal untuk kegiatan Ulangan Satuan Pendidikan (USP) dengan
target Lulus 100% tidak cukup hanya ada panitia kecil, karena melibatkan banyak
kepentingan didalamnya, kemudian di usulkan membentuk Tim Sukses USP Sekolah
yang didalamnya terdiri dari Panitia Inti, koordinator mata pelajaran beserta
anggotanya, Operator Server Tim IT Sekolah untuk mempersiapkan ruang Komputer
yang akan digunakan Ujian Online. serta melibatkan seluruh komponen sekolah
seperti (siswa, guru mata pelajaran, wali kelas, wakil kepala sekolah, Tata Usaha,
Komite, dan lain-lain) guna mengsukseskan kegiatan Ulangan Satuan Pendidikan
(USP) ini.
Hasilnya, semua yang hadir dalam rapat Ulangan Satuan Pendidikan (USP),
menyetujui usul saya tersebut. Kemudian Kepala Sekolah saya diminta untuk
membuat Draft Surat Keputusan (SK) Tim Sukses USP Sekolah seperti yang saya
usulkan, Besoknya SK tersebut selesai saya buat dan ditandatangani oleh Kepala
Sekolah. Lagi, saat menyodorkan draft SK kepada Kepala Sekolah, saya mengusulkan
untuk diadakan sosialisasi tentang Ulangan Satuan Pendidikan (USP}, kepada semua
yang terlibat dalam tim. Kepala Sekolah langsung menerima usulan saya, dan beliau
berinisiatif untuk mengundang Pengawas Sekolah sebagai Narasumber.
Sampailah pada kegiatan sosialisasi oleh pengawas sekolah, dan dihadiri oleh hampir
semua yang terlibat dalam tim. Namun pada saat pemaparan oleh narasumber, tak
satupun peserta rapat yang serius memperhatikan. Pada saat sesi tanya jawab juga
tidak ada yang mengajukan pertanyaan. Saya jadi berfikir, apakah kawan-kawan
dalam tim mengerti dan faham akan apa yang sudah dipaparkan oleh narasumber?
Seketika muncul kekhawatiran saya dalam hati bagaimana pelaksanaan Ulangan
Satuan Pendidikan (USP} nantinya.
Akhirnya usai sudah kegiatan sosialisasi, dan narasumber meninggalkan ruangan.
Pada saat itu saya diberi waktu oleh Kepala Sekolah untuk memaparkan tentang
Uraian Tugas semua yang terlibat dalam tim. Kemudian saya memaparkan tugas
masing-masingnya. Dan ternyata kekhawatiran saya benar adanya, hampir semua
anggota tim tidak mengerti akan tugas yang dimaksud apalagi dalam mengakses
aplikasi digital yang di pakai saat Ulangan Satuan Pendidikan (USP} Online, Mereka
beralasan, sama sekali tidak punya pengalaman di bidang IT dan gagap teknologi
dalam mengoperasikan aplikasi digital.
Alhasil, saya harus menjelaskan dengan rinci apa saja yang harus disiapkan oleh
masing-masing koordinator mata pelajaran, solusi target penyelesaiannya, dan
darimana sumbernya. Seketika semuanya baik-baik saja, semua anggota tim
sepertinya mengerti apa yang saya sampaikan, dan sayapun merasa lega.

Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan ataupun
kegagalan yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon Anda dalam
situasi tersebut? Upaya apa yang Anda lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan
yang telah direncanakan?
Sampailah pada hari di mana dimulainya kegiatan persiapan pelaksanaan Ulangan
Satuan Pendidikan (USP} . Setiap tim mendownload Aplikasi Digital support dengan
Ulangan Satuan Pendidikan (USP}, serta aplikasi pendukung lainnya. Ada beberapa
anggota tim mempertanyakan kepada saya dimana cara mendownload aplikasi digital
yang harus mereka persiapkan tersebut, seperti apa aplikasi yang digunakan, Dengan
tenang saya menjelaskan dan sekaligus saya menyerahkan beberapa contoh aplikasi
digital yang support. Semua berjalan baik-baik saja pada saat ada yang meminta dan
saya pun memiliki contoh aplikasinya.
Terjadi masalah ketika ada anggota tim yang tidak peduli dengan tugasnya, dan itu
tidak 1 atau 2 orang. Pada saat saya konfirmasikan kepada yang bersangkutan, mereka
memiliki alasan masing-masing. Ada yang mengatakan tidak punya laptop, tidak
punya kuota data, tidak memiliki link aplikasi yang support, tidak ada sinyal provider,
serta alasan-alasan lainnya. Saya mencoba menyarankan solusi untuk alasan mereka
tersebut. Seperti laptop dan data internet bisa menggunakan fasilitas Wifi yang
disediakan sekolah, link aplikasi yang support bisa diminta pada koordinator mapel
bidang yang bersangkutan, atau jika perlu minta bantuan Operator Server Tim IT
Sekolah yang ada di setiap ruang Ulangan Satuan Pendidikan (USP). Ternyata, solusi
yang saya sarankan tetap tidak membuahkan hasil. Mereka tersebut tetap belum
mengerjakan tugasnya.
Dengan kerelaan hati, saya mencoba ambil alih satu persatu tugas mereka, namun
tetap saya berkoordinasi dengan mereka agar tidak terjadi kesenjangan. Dan tentunya
saya tetap bekerjasama dengan anggota tim lainnya, terutama yang ada hubungannya
dengan Aplikasi Digital support yang digunakan.
Lagi, terjadi masalah ketika fasilitas di sekolah tidak mendukung terkendala
pemadaman aliran listrik dari PLN , Genset yang tersedia hanya ada 2, 1 di antaranya
macet. Sehingga di hanya tersedia 1 unit, dan hanya bisa digunakan untuk mengaliri 5
(lima) server ruang ujian, alhasil komputer di ruang server yang lain tidak bisa secara
maksimal digunakan. Namun saya tidak patah semangat, saya tetap berupaya agar
kegiatan persiapan Ulangan Satuan Pendidikan (USP}, berjalan lancar, dan semua
aplikasi digital support tersedia pada saat kegiatan pelaksanaan Ulangan Satuan
Pendidikan (USP}. Saya dan rekan lainnya diminta kesediaannya untuk
meminjamkan laptopnya kepada tim pada saat masih di sekolah. Permasalah dan
kendala mulai terurai satu persatu.

Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak
untuk bekerja sama?
Pada saat dimulainya aktifitas persiapan pelaksanaan Ulangan Satuan Pendidikan
(USP} , tidak sedikit kendala, kesulitan, dan masalah yang dihadapi. Namun saya
tidak pernah patah semangat. Saya punya tim yang solid dan bisa bekerjasama dengan
baik. Bagi saya itu adalah nilai plus. Saya tidak akan mampu bekerja sendiri jika tidak
ada dukungan dari Kepala Sekolah dan kerjasama rekan-rekan lainnya.
Beberapa kendala dan kesulitan yang saya hadapi selalu saya bicarakan dengan kepala
sekolah dan panitia inti. Seperti kendala ketika pemadaman aliran listrik dari PLN.
Oleh kepala sekolah dibelilah tambahan 1 unit Genset untuk mengatasi kendala
pemadaman aliran listrik dari PLN, Kepada panitia inti dan koordinator mata
pelajaran saya selalu mengajak untuk terus menerus memantau kesiapan aplikasi
support yang akan dugunakan, dan membuat daftar ceklist.
Sedangkan saya sendiri sebagai sekretaris Tim selalu dan terus menerus menganalisis
dan mempersiapkan apa-apa saja yang diperlukan nantinya pada saat pelaksanaan
Ulangan Satuan Pendidikan (USP}, sambil terus menerus memantau kebutuhan dari
Operator Server Tim IT Sekolah yang ada di setiap ruang, dengan tetap menjunjung
tinggi etika mengajak bukan memberi perintah.
Kepada seluruh anggota tim, saya mengharapkan komitmennya untuk serius dan
bekerja keras dalam mempersiapkan pelaksanaan Ulangan Satuan Pendidikan (USP}
ini. Hal ini penting dan sangat berpengaruh terhada animo peserta didik baru yang
akan masuk, serta mutu lulusan, dan tentunya juga berpengaruh terhadap kemajuan
sekolah karena berhubungan dengan jenis dan jumlah bantuan fasilitas, sarana dan
prasarana dari pemerintah, dan secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap
kesejahteraan personil di sekolah.
Bagaimana hasilnya?
Dengan upaya dan usaha yang maksimal, kerjasama tim yang solid, dan fasilitas yang
mulai mendukung, tentu berpengaruh positif terhadap hasil kerja.
kegiatan pun dimulai. Upaya dan usaha terus dilakukan sebelum hari H nya dimana
pelaksanaan Ulangan Satuan Pendidikan (USP} telah berhasil dilaksanakan pada
Februari 2021.
Walaupun kegiatan pelaksanaan Ulangan Satuan Pendidikan (USP} telah selesai
dilaksanakan, kerjasama tim pun tetap solid dan berjalan dengan baik. Kita dalam tim
selalu saling berkoordinasi jika menemukan kesulitan, kendala, hambatan, dan
masalah. Dan secara bersama-sama pula menemukan solusinya. Alhamdulillah
pelaksanaan Ulangan Satuan Pendidikan (USP} berjalan dengan sukses,karena
dukungan dari seluruh elemen sekolah.

3. Kapan waktu kejadiannya? Permasalahan, tantangan, atau kompleksitas


apa yang Anda hadapi saat itu? Gambarkan secara jelas!
Pada awal bertugas di sekolah baru bulan Agustus 2020, saya di hadapkan dengan
permasalahan mendasak, karena pada saat itu Indonesia dalam keadaan darurat
pandemic Corona Virus Disease 19 (Covid-19), yang mengharuskan semua orang
tetap berada di rumah saja (stay at home), kecuali dalam keadaan-keadaan penting
dan dilakukan seperlunya. Kebijakan tersebut juga berimbas terhadap aktifitas belajar
mengajar di sekolah ini, dimana aktifitas pembelajaran juga harus dilakukan di rumah
saja dengan cara belajar dalam jaringan (Belajar dari rumah masing-masing). Kondisi
ini membuat semua guru dan siswa menerima kebijakan yang mau tak mau harus
dilakukan dan dilaksanakan guna memutuskan rantai penyebaran covid-19.
Bagaimana tidak, dengan sistem pembelajaran Dalam Jaringan (daring) tentunya
menuntut siswa dan guru harus memiliki fasilitas seperti telephon Genggam Pintar
(Smartphone berbasis android) atau Personal Computer (laptop) dan quota internet
untuk bisa terhubung antara peserta didik dan guru.
Kemudian Kepala Sekolah merapatkan kondisi yang sedang dihadapi dengan para
guru dan staf tata Usaha yang menghasilkan kesepakatan bersama untuk berkomitmen
melaksanakan pembelajaran daring menggunakan akun belajar.id. (memakai aplikasi
google classroom, dan WhatsApp Group/WAG)Semua guru wajib menyampaikan ke
peserta didik melalui WAG Mata Pelajaran akan kebijakan pembelajaran daring
tersebut, dan menyampaikan jadwal pembelajarannya masing-masing.
Kegiatan pembelajaran daring pun dimulai. Sebelum melaksanakan pembelajaran
daring, masing-masing guru membuat WhatsApp Group Mata Pelajaran (WAG
Mapel), agar mudah terhubung antara guru dan komunitas peserta didik dalam 1
rombel/kelas. Seketika muncul permasalahan-permasalahan yang cukup kompleks, di
antaranya:
1. Keluhan dari Orang Tua siswa dengan kegiatan belajar jarak jauh.
2. Beberapa siswa tidak memiliki gadget, gadget dibawa orang tua bekerja, 1 HP
digunakan bergantian dengan kakak/adik, dan kehabisan kuota internet.
3. Ada yang memilikismartphone, tapi tidak/kurang mampu untuk membeli quota
internet;
4.Posisi/lokasi yang sulit dari jangkauan internet;
5. Tidak semua siswa mahir menggunakan aplikasi yang mendukung untuk kegiatan
pembelajaran dismartphone, sepertizoom, google classroom,dll.
6.Setiap akhir pekan, guru diwajibkan membuat dan mengirim laporan keterlaksanaan
pembelajaran daring ke Dinas Pendidikan Provinsi melalui suatulinkyang harus
diakses oleh masing-masing guru. Namun tidak semua guru mahir dan mampu
mengakseslinktersebut.
7.Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Mendikbud RI), materi atau
tugas yang diberikan tidak wajib bertujuan pencapaian kompetensi peserta didik, tapi
cukup menghubungankan materi pelajaran dengan Covid-19. Akibatnya guru bingung
mencari ide kegiatan pembelajaran.
Saya menggunakan model pembelajaran flipped classroom dan blended learning(tatap
muka virtual dengan zoom dan google meet, penugasan di google classroom) Saya
memposting materi di forum tugas kelas pada malam hari.
Harapan saya keluarga dapat mendampingi belajar karena pada malam hari tersebut
semua anggota keluarga ada di rumah. Sehingga ketika besoknya HP dibawa bekerja,
anak sudah mendapatkan materi belajar dan sudah mempelajari bersama orang tua.
Berdasarkan permasalahan yang ditemui selama pembelajaran di masa pandemi
covid-19 ini, maka dilakukan perbaikan pembelajaran. Berbekal dengan keterampilan
dalam membuat media pembelajaran menggunakan aplikasi digital dan media sosial,
maka guru merancang media pembelajaran berbasis android yang dapat dipergunakan
secara offline (Smart Apps Creator) serta sistem online dan offline melalui
pemanfaatan akun belajar. id, Google Suite for Educacation, google Classroom dan
media sosial seperti whatsapp serta melalui link youtube dengan menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi salah satunya Google Classroom dan Project Based
Learning yang disesuaikan dengan karakteristik materi ajar.
Penyusunan media pembelajaran didasarkan pada konsep pembelajaran kontekstual
menggunakan aplikasi digital melalui pemanfaatan akun belajar. id, dan Google Suite
for Educacation,seperti google Classroom, google slide, google form, google meet,
dan lain-lain. serta media sosial seperti whatsapp dan Youtube dalam praktik mata
pelajaran seni budaya dengan materi seni rupa, mengggambar sketsa potret wajah
siswa, Siswa dapat melakukan percobaan teknik arsir hitam putih menggunakan alat
dan bahan yang tersedia di rumah dengan menerapkan komposisi struktur skala
anatomi wajah manusia melalui link youtube dan materi ajar yang telah disusun oleh
guru.

Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk memahami situasi tersebut secara
komprehensif? Peluang dan kesempatan apa saja yang Anda identifikasi
dalam situasi tersebut untuk membantu Anda menghadapinya?
Pada awal permulaan kegiatan Pembelajaran Daring, saya melakukan
perjanjian MOU bersama siswa dalam hal kesepakatan membangun
komunikasi melalui Whatsaap Grup Mapel seni budaya dan menggunakan
aplikasi digital melalui pemanfaatan akun belajar. id, dan Google Suite for
Educacation, seperti : google Classroom, google slide, google form, dan lain-
lain. dalam proses belajar mengajar Daring.
Saya memulai dengan tugas pertama, yaitu membuat presentasi tentang seni
rupa dan aliran atau gaya seni lukis modern, dimana pada tugas ini diberi
batasan waktu kepada siswa untuk menyelesaikan tugas tersebut, kemudian
mengirimkan kembali ke akun Google Classrom kelas masing-masing dalam
bentuk file google slide, foto/JPEG, dan video interaksi
Sepekan kemudian, saya melanjutkan ke pertemuan ke-2 pembelajaran
daring, dengan menugaskan siswa melakukan diskusi dan presentasi tentang
seni rupa dan aliran atau gaya seni lukis modern kepada siswa serta
membuat kesimpulan ringkasan materi pelajaran dan mengirimkannya
kembali ke akun Google Classrom kelas masing-masing secara pribadi saya
dalam bentuk file data google docs.
Dari permulaan pembelajaran daring dan kemudian dilanjutkan dengan
pembelajarn ke-dua, diwarnai berbagai masalah yang dapat saya simpulkan
sebagai berikut :
1.Siswa sulit memahami dan kurang mengerti dengan instruksi tugas;
2.Siswa terlambat dan bahkan tidak mengirimkan kembali foto tugasnya,
karena beberapa alasan, seperti : baru punya quota internet sehingga
terlambat mendapatkan informasi tugas; susahnya mencari jangkauan
internet, dan lain-lainnya.
3.Siswa ada yang berprilaku masa bodoh dan tidak peduli dengan kegiatan
pembelajaran, walaupun mereka memiliki quota internet. Keadaan ini dapat
dipantau dari keaktifannya di Whatsaap Grup.
4.Siswa ada yang mengirimkan file tugas siswa yang lain, dengan mengganti
identitas dan halaman cover tugas.
5.Siswa ada yang mulai protes dan memberanikan diri mengeluarkan keluhan
karena mulaibosandengan banyaknya tugas ringkasan dari guru mata
pelajaran lainnya.
Keadaan ini membuat saya mencari inspirasi dan inovasi untuk mencari
solusi yang tepat, agar pembelajaran tetap terlaksana dan siswa tidak
terbebani dengan tuntutan tugas dari guru. dan meminta pendapat serta
masukkan dari siswa akan solusi terbaik agar kegiatan pembelajaran daring
terlaksana dengan efektif dan menyenangkan.
Saya mengusulkan pembelajaran melalui video,Youtube, google meet,
danZoom. Hampir semua peserta didik menolak, dengan alasan terlalu
banyak menghabiskan quota internet, dan ada aplikasi yang tidak didukung
oleh smartphone yang mereka miliki.

Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang Anda hadirkan


dalam membuat keputusan? Informasi apa lagi yang Anda gunakan untuk
memperkuat keputusan Anda?
Saya mencoba beberapa solusi lain dan trik untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan yang cukup kompleks tersebut dengan berbagai
pertimbangan-pertimbangan, di antaranya :
1.Saya membuat alternative lain sebagai wadah pembelajaran daring,
Pembelajaran daring tidak saja dilakukan di Whatsapp Grup mata pelajaran
seni budaya, tetapi juga di Google Classroomdan melalui Aplikasi
Perpesanan seperti Instagram . Semua peserta didik boleh memilih salah
satu atau semua dari aplikasi tersebut. Hal ini saya lakukan untuk
mengantisipasi peserta didik yang tidak memiliki quota internet, karena
melaluiMasengerbisa tanpa quota internet.
2.3 (TIGA) hari sebelum pelaksanaan pembelajaran, saya mengirimkan
ringkasan materi pelajaran dalam format JPEG dan PDF, untuk dipelajari
siswa, Kemudian saya menginstruksikan untuk membuat dan mengajukan
pertanyaan di dalam Direct Massage (DM) Instagram pada saat jadwal mapel
seni budaya jika ada yang kurang jelas/sulit dimengerti dari materi yang saya
kirim. Hal ini saya lakukan agar siswa tidak terbebani dengan tugas membuat
ringkasan materi.
3.Teknik lain yang saya pilih, adalah diskusi tentang materi pelajaran di
dalamDirect Massage (DM) Instagram yang dilanjutkan dengan tanya jawab
yang dituliskan di dalamDirect Massage (DM) Instagram.
Yang mengajukan pertanyaan dan yang bisa memberikan tanggapan atas
pertanyaan kawan-kawannya akan mendapatkan point rewards.Kegiatan
diskusi dan tanya jawab tetap mengacu pada etika kegiatan
diskusinyata/tatap muka, yaitu dengan mengangkatkan tangannya ketika mau
bertanya atau menjawab pertanyaan dengan menggunakan icon angkat
tangan. Kegiatan diskusi ini bertujuan untuk memberi pemahamann kepada
siswa terhadap materi yang mereka peroleh di minggu sebelumnya
4. Membuat progress keterlaksanaan kegiatan pembelajaran daring berupa
urutan nama peserta didik yang menyelesaikan tugasnya. Kemudian
mengumumkan progress tersebut ke dalam Whatsapp Grup mata pelajaran
seni budaya dan Direct Massage (DM) Instagram. Hal ini dilakukan untuk
memotivasi siswa agar aktif di kegiatan pembelajaran daring.

Tindakan apa yang kemudian Anda ambil dan bagaimana hasilnya?


Kegiatan pembelajaraan daring yang saya laksanakan tidak selamanya berjalan
dengan baik dan sukses, dan banyak mengalami kendala dan masalah dalam proses
elajar dan mengajarnya, namun pembelajaran daring tetap harus tetap terlaksana
dengan efektif dan menyenangkan.
Ada beberapa hal yang harus saya lakukan, diantaranya :
1.Membuat pendekatan persuasif dan intens secara khusus kepada siswa yang selalu
aktif dalam media sosial whatsaap Grup mata pelajaran seni budaya dan Direct
Massage (DM) Instagram, Namun tidak pernah aktif dalam kegiatan pembelajaran
dan juga tidak pernah mengirim tugas di Akun Google Classroom, kemudian
menanyakan alasan mereka mengapa tidak pernah aktif dalam pembelajaran,
kemudian mencari solusi dan membuat kesepakatan. Dengan solusi dan kesepakatan
yang diperoleh akhirnya mereka aktif di pembelajaran.
2.Bagi siswa yang tidak pernah aktif sama sekali di whatsaap Grup mata pelajaran
seni budaya dan Direct Massage (DM) Instagram, dengan meminta siswa lain yang
berdekatan rumah dengan mereka untuk menyampaikan pesan saya, agar menemui
saya satu persatu pada saat jadwal piket di sekolah, Lalu menanyakan alasan mereka
mengapa tidak pernah aktif sama sekali di kegiatan pembelajaran daring.
3.Memberikan opsi khusus bagi siswa yang sama sekali tidak mampu untuk
mengikuti pembelajaran daring, seperti tidak memilikismartphone, tidak mampu
membeli quota internet, dan jauh dari jangkauan internet, Opsi tersebut berupa :
pemberian tugas langsung;secara Offline atau meminjamsmartphone teman dekat dan
orang Tua di rumah.
Setelah mengalami banyak masalah dan kendala, kemudian menerapkan berbagai
solusi dan tindakan, akhirnya kegiatan pembelajaran daring berjalan lebih lancar dari
biasanya, dan sedikit lebih menarik dari awal-awal pertemuan. Dari progress
keterlaksanaan juga terlihat pada setiap pertemuan terjadi kemajuan penambahan
jumlah peserta didik yang mengirimkan tugasnya, dan yang aktif dalam diskusi.

Kapan waktu kejadiannya? Masukan atau umpan balik apa yang secara
spesifik Anda dapatkan? Apa yang Anda rasakan saat menerima masukan
atau umpan balik tersebut?
pada awal tahun Ajaran Baru 2021-2022, oleh kepala sekolah melalui Waka.
Kurikulum saya diperintahkan mengikuti Google Master Trainer Level 1 Batch
5, karena menurut Waka. Kurikulum saya memenuhi kriteria untuk mengikuti
kegiatan tersebut karena memiliki kemampuan untuk berkompetisi. Awalnya
saya menolak tantangan tersebut, karena berbagai alasan. Bertepatan pada
saat itu saya sedang sibuk membina 2 orang siswa untuk dipersiapkan
mengikuti Lomba FL2SN bidang Seni tingkat Provinsi dan waktunya juga
mepet. Selain itu saya juga punya kesibukan membina ekskul Desain Grafis
yang selama ini terhenti dan baru kembali dibentuk yang dalam proses
pembinaan dan berkegiatan juga membutuhkan perrhatian ekstra.
Saya menyampaikan alasan-alasan tersebut kepada kepala sekolah. Namun
kepala sekolah meyakinkan saya bahwa saya mampu mempersiapkan
semuanya dan mampu mengatasai kendala-kendala yang ada. Karena
keyakinan dan motivasi dari kepala sekolah, akhirnya saya menerima
tantangan tersebut.
Berdasarkan E_mail dari@Refo Indonesia, melalui form Seleksi Google
Master Trainer Level 1 Batch 5, tanggal. 1 Juli 2021, yang diselenggarakan
atas kerja sama dengan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Google for Education, dan REFO Indonesia. serta Surat Informasi
Pengimbasan Peserta Pelatihan Google Master Trainer dari Dirjen GTK ,
Kegiatan pengimbasan ini akan diselenggarakan dalam rentang waktu antara
tanggal 11 Agustus - 30 November 2021 Itu artinya saya punya waktu sekitar
2 bulan untuk mempersiapkan segala dokumen yang mendukung kegiatan
tersebut.
Dengan mengucap bismilah, saya memulai dengan mempelajari Petunjuk
Teknis Seleksi Google Master Trainer Level 1 Batch 5 tahun 2021. Satu
persatu dokumen kelengkapan yang saya kumpulkan dikirim secara online ,
Namun karena banyaknya sesi pelatihan dan seminar online yang saya wajib
diikuti selama pembelajaran daring banyak menyita waktu, waktu 2 bulan
tidak memungkinkan saya menyelesaikan itu semua ditambah dengan kondisi
saya yang sedang sibuk membina 2 orang siswa untuk dipersiapkan
mengikuti Lomba FL2SN bidang Seni tingkat Provinsi dan waktunya juga
mepet. Selain itu saya juga punya kesibukan membina ekskul Desain Grafis
di sekolah

Bagaimana cara Anda menyikapi masukan dan umpan balik tersebut untuk
pengembangan diri Anda?
Saya mencoba memperhitungkan kemungkinan saya mampu menyelesaikan
semua dokumen keperluan seleksi, sekaligus mampu membina 2 orang siswa
untuk dipersiapkan mengikuti Lomba FL2SN bidang Seni tingkat Provinsi dan
waktunya juga mepet. Selain itu saya juga punya kesibukan membina ekskul
Desain Grafis di sekolah. Saya simpulkan tidak akan sanggup melewati dan
menyelesaikan semua dalam waktu 2 bulan tersisa dan terhenti pada
kegiatan pengimbasan.
Dengan sangat terpaksa dan berharap pengertian dari kepala sekolah, saya
menyatakan tidak siap untuk ikut mengikuti seleksi Google Master Trainer
Level 1 Batch 5 tahun 2021, dan terlihat kekecewaan di raut wajah kepala
sekolah. Namun pada saat itu, saya berjanji dan meyakinkan kepada kepala
sekolah bahwa tahun depan (2022) saya siap untuk ikut seleksi. Pernyataan
saya tersebut ternyata tidak mampu mengobati kekecewaan kepala sekolah.
Dalam hati saya berjanji dan bertekad bahwa tahun depan saya harus
mampu mengobati kekecewaannya. sekarang waktunya saya fokus
mempersiapkan kegiatan mengikuti Lomba FL2SN bidang Seni tingkat
Provinsi. Sesuai dengan janji dan tekad saya semula, saya mulai
mengumpulkan semua dokumen yang diperlukan dalam mempersiapkan
seleksi Google Master Trainer Level 1 sesuai Petunjuk Teknis tahun 2021
untuk tahun depan.

Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses


pengembangan diri Anda, Hal berbeda apa yang Anda lakukan untuk
mendukung proses pengembangan diri Anda? Adakah cara-cara di luar
kebiasaan yang Anda lakukan dimana hal tersebut membuat Anda kurang
nyaman namun mendukung proses pembelajaran Anda?
Ada banyak pembelajaran dan pengalaman yang saya dapatkan selama
persiapan seleksi lalu, Saya menjadi termotivasi untuk melakukan inovasi
pembelajaran bebasis android dengan pemanfaaran google for education dan
melakukan pengimbasan kepada siswa dan rekan guru sejawat di sekolah,
walaupun sebelumnya sudah pernah saya melakukan proses pengimbasan
kepada rekan guru senior yangkesulitan dalam penggunaan aplikasi digital
dan media sosial, dikarenakan tidak pernah membuat video pembelajaran,
menjadi mengerti bagaimana proses pembuatan modul dan video
pembelajaran, berkat bantuan teman-teman guru akhirnya persiapan
dokumen dapat diselesaikan. tinggal menunggu petunjuk juknis pelatihan
seleksi Google Master Trainer Level 1.
Awal tahun Ajaran baru 2022-2023 petunjuk juknis seleksi Google Master
Trainer Level 1, ternyata berbeda dengan juknis tahun lalu, namun tidak
terlalu rumit seperti tahun lalu, dikarenakan proses pembelajaran kembali
tatap muka di sekolah dan tidak lagi memakai sistim pembelajaran daring.
banyak metode pembelajaran dengan pemanfaatan google suite for
education yang bisa di pakai dalam pelatihan Google Master Trainer Level 1
tahun ini, saya senang karena inovasi media pembelajaran bisa dipakai dan
merasa puas karena telah mampu melakukan hal baru dan lebih memotivasi
dan melakukan pengimbasan pembelajaran digital bagi siswa dan rekan guru
teman sejawat di sekolah sesuai dengan tema yang diminta didalam juknis
2022.
Pada bulan Juni 2022, kepala sekolah menyampaikan kepada saya bahwa
ada Surat Edaran dari Dinas Pendidikan Provinsi tentang seleksi pelatihan
Google Master Trainer Level 1 Batch 6 Tahun 2022. Kepala sekolah menagih
janji saya. Dengan penuh percaya diri, saya menyatakan siap untuk ikut
berkompetisi. ini menjadi tantangan besar bagi saya. Saya harus mewujudkan
harapannya, terus bekerja keras mempersiapkan segala kebutuhan seleksi.
Dibantu oleh teman sejawat, serta dukungan dan bantuan keluarga, akhirnya
semuanya menjadi rampung sebelum hari H.
Kegiatan diawali dengan pengisian formulir seleksi dilaksanakan 4 Juni
sampai dengan 25 Juni 2022, Dengan penuh percaya diri, saya mengirimkan
data dokumen sesuai yang diminta sesuai juknis 2022, tanpa pernah bertanya
dan berkoordinasi dengan orang-orang yang pernah ikut seleksi sebelumnya.
Saya merasa ini lah kesalahan terbesar saya, terlalu percaya diri, sehingga
lupa bahwa saya sebenarnya butuh informasi dari orang yang bepengalaman
sebelum saya.
Waktu seleksi dimulai. Proses seleksi diawali dengan seleksi administrasi dan
kelengkapan-kelengkapan dokumen. Sampai pada giliran saya, satu persatu
dokumen saya dicek sampai selesai. Alhamdulillah, semua persyaratan dan
dokumen saya terpenuhi dan saya dinyatakan bisa melanjutkan ke seleksi
berikutnya. Kepercayaan dalam diri saya kembali pulih.
Selama proses seleksi, banyak pengalaman dan pelajaran yang saya
peroleh. Dan tentunya banyak tantangan yang harus saya lalui selama masa
pengimbasan kepada siswa dan rekan guru yang membuat kepercayaan diri
saya hilang timbul, Saya melihat peserta seleksi adalah orang-orang hebat,
guru-guru yang pengalamannya belum mampu saya tandingi. Saya
mendengar cerita-cerita mereka, pengalaman-pengalaman mereka,
sedangkan saya belum punya pengalaman seperti mereka. Tidak ada yang
bisa saya ceritakan tentang pengalaman saya pada mereka. Lagi-lagi nyali
saya kembali ciut, namun saya kuatkan hati saya, saya akan terus berjuang.
Tahap demi tahap seleksi dan tahapan pengimbasan sudah pun terlewati,
dukungan keluarga dari jarak jauh terus memotivasi, Walaupun proses seleksi
dan pengimbasan ini berat bagi saya tapi saya mampu melewatinya. Akhir
dari seleksi dan pengimbasanGoogle Master Trainer Level 1, kepercayaan
dalam diri saya mulai bangkit lagi, saya merasa bisa masuk ke dalam
nominasi. Namun pada saat itu Tanggal 25 Juni 2022, saya dihadapkan pada
sebuah dilema, Pengumuman hasil Google Master Trainer Level 1, ternyata
saya belum lolos menjadi master trainer google suite for education tahun
2022.

Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang Anda sebutkan di dalam


pekerjaan Anda?
Saya kembali ke sekolah, ucapan selamat saya terima dari kawan-kawan dan
juga dari kepala sekolah. Dan kembali kepala sekolah menyampaikan
keyakinannya bahwa saya memiliki kemampun berkompetisi. Kepala sekolah
kembali menyemangati saya, bahwa seleksi tahun ini merupakan batu
loncatan untuk masa yang akan datang dan merupakan kemenangan yang
tertunda, kata-kata kepala sekolah tersebut menjadi motivasi bagi saya untuk
selalu berinovasi menciptakan pembelajaran yang interaktif dan
menyenangkan bagi siswa di kelas
Ada beberapa teman sejawat yang bertanya tentang pengalaman saya
mengikuti seleksi Google Master Trainer Level 1, Saya tak segan bercerita
mulai dari persiapan sampai pada roses pengimbasan berlangsung, Tak lupa
saya ceritakan pembelajaran dan pengalaman-pengalaman baru yang saya
dapatkan selama proses tersebut. Namun sayang sekali tak satupun dari
mereka yang tertarik untuk mengikuti jejak saya. Mereka merasa pesimis, dan
merasa tidak ak mampu untuk mengikuti proses seleksi Google Master
Trainer Level 1 yang pernah saya ikuti.
Setelah mengalami banyak pembelajaran dan pengalaman baru selama
proses seleksi Google Master Trainer Level 1, membuat saya bertekad untuk
tidak pernah berhenti belajar dan berkarya. Pengalaman yang saya dapatkan
saya terapkan di kegiatan saya mengajar, dan tak berhenti saya memotivasi
siswa saya untuk terus belajar dan berkarya dan menumbuhkan jiwa
kompetisi dalam diri mereka. Kepada teman-teman sejawatpun terutama
pada guru junior selalu saya beri motivasi untuk terus belajar berinovasi dan
berkarya, karena suatu saat pasti berguna .
Kapan waktu kejadiannya? Siapa yang Anda kembangkan? Apa yang
memotivasi Anda melakukan pengembangan tersebut?
Pada bulan Mei tahun 2022 saya mengikuti Pendidikan dan Pelatihan
(diklat) Penulisan Artikel Karya Ilmiah SEAMEO SEQIL tahun 2022,
bertempat di SMA Plus Negeri 17 Palembang. Pelatihan dilaksanakan selama
3 hari kerja, Pelatihan tersebut dilaksanakan dalam rangka membekali para
guru SMA/SMK di Lingkungan Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Selatan
dalam Sistematika dan Langkah Penulisan Artikel Karya Ilmiah serta Kaidah
Bahasa Indonesia dalam Penulisan Artikel Karya Ilmiah.
Kegiatan pelatihan diklat Penulisan Artikel Karya Ilmiah SEAMEO SEQIL
tahun 2022 diselenggarakan oleh Bidang. Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Selatan berkerjasama
dengan SEAMEO SEQIL pada tanggal 12 sampai dengan 14 Mei tahun 2022,
dengan sasaran adalah para guru mata pelajaran BAHASA dan SENI
SMA/SMK di Lingkungan Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Selatan.
Guru sasaran berjumlah 54 orang dari 12 Kabupaten dan 4 Kota Se - Prov.
Sumatera Selatan, Peran saya dalam kegiatan pelatihan diklat Penulisan
Artikel Karya Ilmiah SEAMEO SEQIL tahun 2022 adalah sebagai Peserta,
Kegiatan diklat pelatihan diklat Penulisan Artikel Karya Ilmiah SEAMEO
SEQIL tahun 2022 didampingi oleh 2 orang Pemateri dan Instruktur dari
SEAMEO SEQIL serta 8 orang dari tim Widyaiswara dari Bidang. Pendidikan
dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Selatan.

Hal apa yang menjadi fokus pengembangan? Ceritakan pula cara Anda
membangun kesepakatan guna mencapai hasil pengembangan yang
diharapkan.

Kegiatan pelatihan diklat Penulisan Artikel Karya Ilmiah SEAMEO SEQIL


tahun 2022 bertujuan untuk memfasilitasi guru dalam rangka meningkatkan
standar kompetensinya meliputi: standar kompetensi pedagogic, kepribadian,
social, dan kompetensi professional para guru SMA/SMK di Lingkungan
Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Selatan, Melalui Pelatihan
(diklat) Penulisan Artikel Karya Ilmiah diharapkan terjadinya peningkatan
performa guru dalam melaksanakan tugasnya. Namun yang menjadi focus
utama kegiatan Pelatihan (diklat) Penulisan Artikel Karya Ilmiah adalah pada
keberhasilan peserta didik. Proses Penulisan Artikel Karya Ilmiah harus
dimulai dari guru sendiri hingga mencapai perubahan pada dirinya yang
tentunya nanti akan berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran pada
peserta didik.
Kepada peserta diminta komitmennya untuk serius mengikuti kegiatan diklat
Penulisan Artikel Karya Ilmiah SEAMEO SEQIL tahun 2022 sampai
berakhirnya assasment (penilaian/Uji Kompetensi Keahlian). Karena proses
penilaian sifatnya menyeluruh, yaitu penilaian sikap, penilaian pengetahuan
dan penilaian keterampilan. Untuk penilaian sikap, kepada peserta dijelaskan
bahwa pembentukan sikap guru (disiplin, tanggung jawab, teliti, kerjasama,
dll) akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan sikap peserta didik.
Karena itu sikap guru lah yang pertama kali dinilai. Untuk penilaian
pengetahuan, peserta terlebih dahulu dibekali dengan kegiatan pembelajaran
di kelas dengan cara mempelajari modul pembelajaran yang difasilitasi oleh
instruktur dan widyaiswara. Sedangkan penilaian keterampilan dibekali
dengan kegiatan praktik dan unjuk kerja sesuai dengan kompetensi.

Dukungan apa saja yang Anda berikan bagi orang tersebut? Hambatan apa
yang Anda temui dan bagaimana cara Anda mengatasinya? Upaya-upaya
apa saja yang Anda lakukan untuk mempertahankan motivasi orang tersebut?
Di awal kegiatan diklat Penulisan Artikel Karya Ilmiah SEAMEO SEQIL
tahun 2022, panitia dari tim Widyaiswara dari Bidang. Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Selatan.
menyampaikan peserta akan mendapatkan 2 (dua) jenis
sertifikat jika mengikuti sampai akhir. Pertama adalah sertifikat
telah mengikuti diklat Penulisan Artikel Karya Ilmiah yang
dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Prov. Sumatera Selatan, dan
Sertifikat Kompetensi yang dikeluarkan oleh Tim SEAMEO SEQIL.
Peserta dan instruktur dan juga widyaiswara, tidak saja focus pada
materi untuk pencapaian kompetensi, tetapi lebih banyak berbagi
(sharing) pengalaman dan permasalahan dalam menghadapi berbagai
karakter peserta didik di sekolah masing-masing. Bahkan ada yang
berbagi pengalaman dan permasalahan dalam berinteraksi dan
bekerjasama dengan teman sejawat, atasan, dan dengan tenaga
kependidikan di sekolahnya. Dari permasalahan-permasalahan tersebut,
maka bersama-sama antara instruktur, widyaiswara dan peserta
berdiskusi dan saling bertukar pendapat, sehingga menemukan
pengalaman unik masing-masing yang bisa diadopsi untuk dibawa ke
sekolah masing-masing pula. Dengan berbekal teori ilmu pedagogic dan
pengalaman, saya sebagai instruktur bersama dengan Widyaiswara juga
memfasilitasi peserta dengan menghubungkan pengalaman dan teori
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi peserta di sekolahnya.
Kegiatan diklat Penulisan Artikel Karya Ilmiah SEAMEO SEQIL tahun
2022 berjalan lebih seru dan tidak monoton.

Selama kegiatan diklat Penulisan Artikel Karya Ilmiah SEAMEO SEQIL


tahun 2022 tentu saja ada kendala yang dihadapi. Yang paling
dirasakan oleh saya adalah pada saat menghadapi satu orang peserta
(peserta pengganti) yang ternyata berlatar belakang ilmu Ekonomi,
bukan mata pelajaran BAHASA dan SENI. Saya dan widyaiswara sedikit
kewalahan, ketika peserta tersebut sama sekali tidak mengerti apa
yang kita bahas, dan juga tidak mengerti tentang materi yang
disampaikan, karena memang bukan bidang keilmuannya. Selain itu, yang
bersangkutan juga memiliki karakter yang tertutup dan pendiam,
sehingga sulit menemukan keunikannya. Untuk mengupayakan agar yang
bersangkutan tetap bertahan dan memegang komitmennya untuk
menyelesaikan diklat sampai akhir, maka saya dan widyaiswara lebih
banyak memberikan perhatian khusus kepadanya, agar dia benar-benar
memahami apa yang sedang kita bahas dan pelajari. Alhamdulillah yang
bersangkutan mampu beradaptasi dan berbaur dengan peserta lainnya,
sehingga mampu menyelesaikan semua rangkaian kegiatan diklat dengan
predikat Kompeten.

Bagaimana hasilnya?

Anda mungkin juga menyukai