Risiko Likuiditas
Risiko Likuiditas
MANAJEMEN RISIKO
Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
SEKOLAH Magister 05 Dr.Nuryaman,SE.,MSi.,Ak
PASCA Akuntansi Dr.Supardi,SE.,MM
SARJANA Dr.Islahuzzaman,SE.,MSi.,Ak
Abstract Kompetensi
1. .
Aset Likuid Primer + Aset Likuid Sekunder
Total Aset
Rasio ini mengukur besar aset likuid dibandingkan dengan total aset bank.
Aset likuid primer adalah aset sangat likuid yang terdiri dari kas, surat berharga Bank
Indonesia, obligasi pemerintah jangka pendek dan likuid.
2.
Aset Likuid Primer + Aset Likuid Sekunder
Pendanaan Jangka Pendek
Rasio ini mengukurjumlah aset likuid dibandingkan dengan sumber dana jangka pendek.
Rasio di atas 100% dinilai memadai. Pendanaanjangka pendekadalah DPKjangka waktu di
bawah setahun, giro, dan tabungan.
3.
Aset Likuid Primer + Aset Likuid Sekunder
Pendanaan Non Inti
Pendanaan non inti adalah pendanaan yang dinilai tidak stabil seperti: dana relatif besar di
atas Rp 2 miliar, transaksi antarbank, dan pinjaman dari bank lain.
Pendanaan non inti jangka pendek adalah yang mempunyai jangka waktu di bawah satu
tahun.
4.
Aset Likuid Primer
Pendanaan Non Inti Jangka Pendek
5.
Pendanaan Non Inti
Total Pendanaan
Total pendanaan adalah seluruh dana pihak ketiga dan pinjaman dari pihak lain.
6.
Pendanaan Non Inti – Aset Liquid
Total Aset Peroduktif – Aset Liquid
Digunakan untuk menilai ketergantungan bank dari dana non-inti.
Maturity buckets 0-3 bln 3-6 bulan 6-9 bulan 9-12 bulan >1 tahun Total
Kas dan setara 50 50
Penempatan 200
200
antarbank
Kredit Komersial 200 200 200 200 200 1.000
Kredit Konsumer 200 200 200 200 200 1.000
SBI/SUN 1.000 400 1.000
Aktiva tetap
Total Aset 1.650 400 4000 4000 1.150 750
Maturity buckets 0 -3 bulan 3-6 bulan 6-9 bulan 9-12 bulan >1 tahun Total
Tabungan 800 800
Giro 500 500
Deposito 1500
1200 300
Berjangka
Pinjaman 300
300
antarbank
Obligasi yang 300
diterbitkan
Modal 600
Total Kewajiban 2800 300 0 0 900 4.000
Gap (1150) 100 400 400 250
Gap Kumulatif (1150) (1050) (650) (250) 0
2. Dana deposito besar dari korporasi dengan jangka pendek dinilai sebagai:
a. Dana stabil
b. Dana tidak stabil
c. Sumber dana yang baik untuk keperluan perkreditan
d. Dana murah
3. Pada suatu periode, apabila jumlah aset lebih besar dari posisi pasiva maka dari sisi
pengukuran risiko likuiditas, kondisi ini disebut dengan:
a. Liquidity gap positif
b. Liquidity gap negatif
c. Gap kumulatif positif
Likuiditas bank menunjukkan kemampuan bank untuk menyediakan uang kas untuk
memenuhi kewajiban dengan biaya wajar. Bank perlu menyediakan likuiditas dalam jumlah
cukup untuk dapat melayani nasabah dan beroperasi secara efisien. Bank yang memiliki
likuiditas dalam jumlah memadai dapat membayar kewajiban pada kreditur yang sudah jatuh
tempo, dapat membayar apabila tiba-tiba terjadi penarikan dana nasabah dalam jumlah besar,
dan memenuhi penarikan kredit nasabah yang di luar kebiasaan sesuai pengalaman bank. Bank
dengan likuiditas dengan jumlah yang kurang memadai akan menghadapi kesulitan untuk
memenuhi kondisi seperti diuraikan di atas, dan dalarn kondisi ekstrem, kondisi ini dapat
menyebabkan bank gagal beroperasi sehingga izin bank dicabut.
Kebutuhan dana bank dapat berubah secara tiba-tiba sebagai respons dari kondisi ekonomi
dan kondisi lainnya. Selain itu, kondisi likuiditas bank sangat cepat berubah. Suatu saat bank
mempunyai likuiditas yang berlimpah, tapi dengan cepat kondisi ini dapat berubah. Akibatnya,
apabila pada satu saat kondisi likuiditas dinilai mencukupi, maka pada kondisi lain bank tiba-
tiba dapat mengalami tidak mampu memenuhi kebutuhan pendanaan yang dibutuhkan.
Untuk menilai kecukupan likuiditas, bank membandingkan tingkat likuiditas saat ini,
ditambah dengan likuiditas yang dapat diperoleh dari sumber lain, dengan kebutuhan
pendanaan. Hal ini untuk menentukan apakah manajemen pendanaan bank sudah cukup
memadai. Manajemen perlu mengelola perubahan sumber dana yang dapat terjadi tibatiba dan
mampu bereaksi pada kondisi pasar yang dapat memengaruhi kemampuan bank untuk
melakukan likuidasi aset dengan kerugian minimal.
Pengelolaan dana yang baik harus memastikan bahwa bank tidak memelihara likuiditas
dengan biaya yangterlalu tinggi atau mengandalkan pada sumber dana wholesale yang relatif
Dari tabel sebelumnya dapat dilihat besar kebutuhan likuiditas bank dari waktu ke waktu.
Aset likuid sekunder adalah sejumlah aset likuid dengan kualitas lebih rendah untuk
memenuhi kebutuhan likuiditas atas penarikan dana pihak ketiga dan kewajibanjatuh
tempo, yang terdiri atas:
- Surat berharga pemerintah kategori trading dan AFS dengan kualitas baik,
diperdagangkan pada pasar aktif dan memiliki sisa jatuh waktu lebih dari 1 tahun tapi
kurang dari 5 tahun.
- Surat berharga pemerintah kategori HTM dan memiliki sisa jatuh waktu sampai
dengan 1 tahun.
- Surat berharga pemerintah kategori trading dan AFS dan memiliki sisa jatuh waktu
lebih dari 5 tahun, dengan nilai haircut 25%. Total aset adalah total aset dalam laporan
posisi keuangan bank.
b) Total aset likuid adalah total aset likuid primer dan aset likuid sekunder.
Total Aset Likuid .
PendanaanJangka Pendek
Pendanaan jangka pendek adalah seluruh dana pihak ketiga yang tidak memiliki jatuh
tempo dan/atau dana pihak ketiga yang memiliki jatuh tempo maksimal 1 (satu) tahun.
c) Aktiva jangka pendek adalah aktiva likuid kurang dari 3 bulan selain kas, penempatan pada
BI (SBI).
Aktiva Jangka Pendek .
Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban likuid kurang dari 3 bulan selain kas,
penempatan pada BI (SBI).
d) Total aset likuid adalah total aset likuid primer dan aset likuid sekunder.
Total Aset Gikuid
Pendanaan Non Inti
e)
Aset Likuid Primer .
Pendanaan Non Inti Jangka Pendek
Aset Likuid Primer adalah aset yang sangat likuid untuk memenuhi kebutuhan likuiditas
atas penarikan dana pihak ketiga dan kewajiban jatuh tempo, yang terdiri atas:
- Kas
- Penempatan pada Bank Indonesia
- Penempatan pada bank lain
- Surat berharga kategori tersedia untuk dijual (Available forSalel AFS) atau trading.
- Seluruh surat berharga pemerintah kategori trading dan AFS yang memiliki kualitas
tinggi, diperdagangkan pada pasar aktif, dan memiliki sisa jatuh waktu 1 tahun atau
kurang.
f)
Pendanaan non-inti
Total pendanaan
Pendanaan non-inti (non-core funding) adalah pendanaan yang menurut bank relatif tidak
stabil atau cenderung tidak mengendap di bank baik dalam situasi normal maupun krisis,
meliputi:
- dana pihak ketiga yangjumlahnya di atas Rp 2 miliar.
- seluruh transaksi antar-bank.
- seluruh pinjaman (borrowing) tetapi tidak termasuk pinjaman subordinasi yang
termasuk komponen modal dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun.
Total pendanaan adalah seluruh sumber dana yang diperoleh oleh bank baik berupa dana
pihak ketiga maupun pinjaman yang diterima.
Pendanaan non-inti (non -corefunding) adalah pendanaan yang menurut bank relatif tidak
stabil atau cenderung tidak mengendap di bank baik dalam situasi normal maupun krisis,
meliputi:
- dana pihak ketiga yangjumlahnya di atas Rp 2 miliar.
- seluruh transaksi antar-bank.
- seluruh pinjaman (borrowing) tetapi tidak termasuk pinjaman subordinasi yang
termasuk komponen modal dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun.
Total aset likuid adalah total aset likuid primer dan aset likuid sekunder.
Total aset adalah total aset dalam laporan posisi keuangan bank. Rasio ini digunakan untuk
menilai ketergantungan bank pada pendanaan non-inti.
h)
DPK yang dijamin LPS
DPK
DPK yang dijamin LPS adalah dana pihak ketiga yang nominalnya kurang dari Rp 2 miliar
dan dijamin oleh LPS. DPK adalah seluruh dana pihak Ketiga.