Anda di halaman 1dari 157

PENGAWASAN NORMA

PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

MODUL PELATIHAN
Kepmennaker No186/Men/1999

Tk. Ahli
Tk. Ahli Madya
Pratama
Tk. Dasar II
Tk. Dasar I

PET. PERAN REGU PENANGG. KOORD. UNIT PEN. JAWAB


KEBAKARAN KEBAKARAN PENANGG. TEKNIK K3
KEBAKARAN PENANGG.
KEBAKARAN
Ref. Kepmennaker No 186/1999

(Lini I)
PET. PERAN KEBAKARAN (KLAS D)
Tugas pokok sesuai jabatan utamanya

Merupakan tugas tambahan selain tugas pokoknya


pada waktu jam kerja

• Melaporkan kondisi bahaya dan keadaan sarana prot. kebakaran


• Melakukan tindakan pemadaman awal bila terjadi kebakaran dan
memandu evakuasi
• Bertanggung jawab di unit kerja tertentu.

Psl 7
PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)

DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN


……………….. K3 ………………..

DEVISI FIRE
1/300
FIRE MENS
Koordinator
SUB UNIT ………..
1/100

PERAN
KEBAKARAN
……….2/25

Ref. Kepmennaker No 186/1999


PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)

DEPARTEMEN K3

PENANGGUNG JAWAB
UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PETUGAS REGU
KOORDINATOR SUB UNIT PENANGGULANGAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN KEBAKARAN

PETUGAS
PERAN KEBAKARAN

Ref. Kepmennaker No 186/1999


API : GAS PIJAR YANG MENGELUARKAN PANAS. BILA PANAS
YANG DIKELUARKAN ITU MELEBIHI BATAS MAKSIMAL,
MAKA DAPAT MENIMBULKAN KEBAKARAN

PERBEDAAN API DENGAN KEBAKARAN

API : KEBAKARAN :
A. DIBUTUHKAN A. TIDAK DIBUTUHKAN
B. MUDAH DIKENDALIKAN B. SULIT DIKENDALIKAN
C. MENGUNTUNGKAN C. MERUGIKAN
KEBAKARAN :
SUATU PERISTIWA YANG DISEBABKAN
DARI API YANG TIDAK DAPAT
DIKENDALIKAN ATAU DIKUASAI BAIK
BESAR MAUPUN KECIL, DISENGAJA ATAU
TIDAK DAN MENIMBULKAN KERUGIAN
HARTA BENDA, CACAT BAHKAN KORBAN
JIWA MANUSIA
BAHAN BAKAR

OKSIGEN PANAS
Konduksi adalah suatu proses pemindahan panas dari satu benda ke benda
lain yang terjadi karena suatu hubungan langsung / bersinggungan secara
langsung, atau dengan suatu perantaraan benda-benda padat pengantar
panas.

Electrical iron / Setrika listrik

Clothing / Kain

Setrika dapat menghantar panas ke kain


dengan cara Konduksi.
PERPINDAHAN PANAS DENGAN KONVEKSI HEAT IS
TRANSMITTED BY CONVECTION

Convection is the distribution of heat through air currents.

Konveksi adalah suatu proses pemindahan panas melalui arus udara.

Panas api dapat berpindah kedalam Api yang berasal dari lantai bawah bisa
tabung dengan cara konveksi menjalar ke lantai atas adalah dengan
cara konveksi
PERPINDAHAN PANAS DENGAN RADIASI

RADIASI
adalah suatu proses pemindahan panas seperti matahari memanasi
bumi – suatu energi menyerang benda dan menghangatkannya.

Panas dari listrik berpindah ke


seluruh arah melalui atmosphir

Kardus bisa terbakar jika sangat


dekat dengan sumber radiasi
BELUM MENGERTI TERHADAP BAHAYA
KEBAKARAN

FAKTOR MANUSIA KELALAIAN

DISENGAJA

KONSLETING LISTRIK

PENYALAAN SENDIRI REAKSI KIMIA

GESEKAN

GUNUNG MELETUS

GERAKAN ALAM

PETIR
! Pembebanan lebih
! Sambungan tidak sempurna
! Perlengkapan tidak standar
! Pembatas arus tidak sesuai
! Kebocoran isolasi
! Listrik statik
! Sambaran petir
PENGGUNAAN MEDIA PEMADAM KEBAKARAN

KAYU, KERTAS, TEXTIL, AIR


KELAS A PLASTIK, DLL

-FOAM PADA BEJANA TERBUKA


BENSIN, SOLAR, ASPAL, -DRY CHEMICAL POWDER
KELAS B TERPENTIN, CAT, MINYAK
PELUMAS, GAS -CO2 (CARBONDIOXIDE)
- AF 11.E / AF 31

- DRY CHEMICAL POWDER


PERALATAN LISTRIK, KABEL
KELAS C - CO2 (CARBONDIOXIDE)
LISTRIK
-AF 11.E / AF 31

MAGNESIUM, NATRIUM, DRY POWDER (KHUSUS)


KELAS D TITANIUM, DLL

D
JENIS ALAT PEMADAM KEBAKARAN

Pemadaman Tradisional
1. MOBIL PEMADAM KEBAKARAN
KEGUNAANNYA :
UNTUK MEMADAMKAN KEBAKARAN BESAR

2. ALAT PEMADAM API RINGAN


(FIRE EXTINGUISHER)
- FOAM
- DRY CHEMICAL POWDER
- CO2 ( CARBONDIOXIDE )
- AF.11 E / AF31

KEGUNAANNYA :
UNTUK MEMADAMKAN KEBAKARAN YANG BARU TIMBUL.

3. ALAT PEMADAM TRADISIONAL


- AIR
- PASIR
- KARUNG BASAH
KEGUNAANNYA :
UNTUK MEMADAMKAN KEBAKARAN KECIL
FIRE RATING
TAHAP 1

FIRE PROTECTION EQUIPMENT


NFPA 10 TAHUN 2013
URAIAN HUNIAN BAHAYA HUNIAN BAHAYA HUNIAN BAHAYA
RINGAN SEDANG BERAT

APAR tunggal rating minimal 2A 2A 2A

Luas lantai maksimum per unit 300 m2 150 m2 100 m2


APAR

Luas lantai maks per unit APAR 1050 m2 1050 m2 1050 m2

Jarak tempuh maks ke APAR 22,5 m 22,5 m 22,5 m


RATING KLAS A BAHAYA RINGAN BAHAYA SEDANG BAHAYA BERAT

1A 300 150 100

2A 600 300 200

3A 900 450 300

4A 1050 550 400

6A 1050 900 550

10A 1050 1050 1000

20A 1050 1050 1050

30A 1050 1050 1050

40A 1050 1050 1050


JENIS BAHAYA RATING PEMADAM MIN JARAK TEMPUH MAX KE
SBG DASAR APAR

RINGAN 5B 9,15 m
10B 15,25 m
SEDANG 10B 9,15 m
20B 15,25 m
BERAT 40B 9,15 m
80B 15,25 m
1. Suatu ruangan berukuran 6271 m2 (67.500 ft2) Dinding
penutupnya berukuran 45,7 x 137,2 m (150 x 450 ft).
Tentukan jumlah minimal APAR yang harus dipasang utk
bahaya kebakaran Klas A

Jawab : Menurut Tabel-1 luas lantai maks per unit APAR adalah
1050 m2. Maka luas lantai total : luas lantai maks per APAR =
6271 / 1050 = 6 APAR.

Mengacu ke Tabel-2 , maka diperlukan min rating 4A untuk


bahaya ringan, rating 10A untuk bahaya sedang dan rating 20A
untuk bahaya berat.

Namun penempatan pada dinding ku-rang pas karena jarak


jangkau ada yg melebihi 22,5 m à hrs ditambah
2. Dengan ukuran ruangan tersebut tentukan jumlah minimum
APAR Klas A apabila APAR dengan luas jangkauan 550 m2 yang
digunakan.

Jawab : Jml APAR = luas total lantai /luas jangkau per unit APAR =
6271 / 550 = 12 unit APAR.

Dari Tabel-2 maka jangkauan 550 m2 dipenuhi oleh minimal


APAR rating 2A untuk baha-ya ringan, rating 4A untuk bahaya
sedang dan rating 6A untuk bahaya berat.

Penempatan pd dinding memenuhi distribusi & jarak jangkau


PENEMPATAN APAR Konfigurasi soal no-1

Konfigurasi soal no-2


KLASIFIKASI RESIKO BAHAYA WAKTU EVAKUASI PANJANG JARAK
KEBAKARAN TEMPUH

RESIKO RINGAN 3 menit

RESIKO SEDANG 2.5 menit X 12 meter

RESIKO BERAT 2 menit


Setiap tempat kerja harus tersedia jalan selain pintu keluar-masuk utama untuk
menyelamatkan diri bila terjadi kebakaran. Pintu tersebut harus membuka keluar dan tidak

boleh dikunci

Petunjuk arah evakuasi harus terlihat jelas pada waktu keadaan gelap
Berapa unit exit yang dibutuhkan untuk mengevakuasi orang sebanyak 350 orang dalam waktu 2 ½

menit.

oJumlah orang dibagi 40 kali 2 ½ menit


o350/40 x 2 ½ = 3 ½ unit exit
oBila hasilnyapecahan harus dibulatkan ke atas, seperti pada contoh diatas harus

dibulatkan menjadi 4 unit exit

Untuk menjamin keamanan minimal 1 jam maka konstruksinya harus dirancang tahan api dan dilengkapi

sarana pengendalian asap dengan tekanan udara positif ( pressurized fan )


BELL EMERGENCY ALARMS SYSTIM
MUSTER
CHECKER

STAND ON YELLOW
COLOR SQUARE MARKING
1. Fire Extinguisher
2. Enclosure Fire Extinguishers
3. Sprinkler Systems
4. Fire Detection System
5. Fire Alarm System
6. Fire Hydrants, Monitors and Standpipe
® MEANS OF ESCAPE
PASSIF

® KOMPARTEMEN
® SMOKE CONTROL
® FIRE DAMPER References
® FIRE RETARDANT/TREATMENT
KEGIATAN UNIT PENGOLAHAN MIGAS
1. Processing Crude
H2S DUST

2. Desulfurization / pembersihan gas untuk


memisahkan sulfur dioksida (SO2) dari emisi
gas buang
3.Primary Destilation

1. H2S
2. Olefinic HC
3. Aromatic Hydrocarbon

4.Vacum Flushing

1. H2S
2. Olefinic HC
3. Aromatic Hydrocarbon
BLEEVE
BLEEVE
REAKSI KIMIA API DENGAN BAHAN BAKAR GAS,
BAHAN PADAT

NON THERMAL
PANAS (ASAP & GAS) PANAS

BAHAN GAS OKSIGEN HASIL REAKSI + PANAS + NYALA

PANAS
BAHAN PADAT & CAIR BAHAN GAS

NON THERMAL
PANAS (ASAP & GAS) PANAS

BAHAN PADAT OKSIGEN HASIL REAKSI + PANAS + BARA


BAHAN BAKAR

I
RANTA
OKSIG I
EN REAKS
Tetrahedron of Fire yaitu rantai- KIMIA
reaksi. Teori ini ditemukan
berdasarkan penelitian dan
pengembangan bahan pemadam
tepung kimia (dry cemical )dan
Halon (halogeneted
hydrocarbon).
FLAMMABLE LIMIT – UEL DAN LEL
14
13
12 Daerah Kaya (Too Rich)
11
10
9
8
7 Flammable Range
Daerah Kurang
6 Daerah Bisa
Oksigen
5 Terbakar
4
UEL LEL
3
2
1
Daerah Miskin (Too Lean)
21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

Oksigen %
STUDI KASUS DAERAH BISA TERBAKAR
(FLAMMBLE RANGE )
Tidak terbakar , mengapa?

Daerah miskin

Daerah bisa terbakar

Daerah kaya
gasoline
STUDI KASUS DAERAH BISA TERBAKAR
(FLAMMBLE RANGE )
Gasoline/bensin pada suhu
DALAM SUHU NORMAL Ruangan sudah mengeluarkan
Uap yang cukup untuk terbakar

Minyak tanah Bensin


Di panasi sampai menguap

Flash point : Suhu terendah dimana


suatu zat (bahan bakar), cukup
Minyak tanah mengeluarkan uap & menyala
(terbakar sekejab) bila diberi sumber
panas yang cukup
Fire Point Suhu terendah dimana
kerosine suatu zat (bahan bakar) cukup untuk
mengeluarkan uap dan terbakar
(menyala terus menerus) bila diberi
sumber panas
TITIK NYALA (FLASH POINT)
Suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar), cukup mengeluarkan uap & menyala
(terbakar sekejab) bila diberi sumber panas yang cukup
Bensin = -43° F Minyak tanah = 130 °F

TITIK BAKAR (FIRE POINT)


Suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar) cukup untuk mengeluarkan uap dan
terbakar (menyala terus menerus) bila diberi sumber panas.

SUHU PENYALAAN SENDIRI (AUTO IGNITION TEMPERATURE)


Suhu dimana suatu zat dapat menyala dengan sendirinya tanpa adanya sumber panas
dari luar. Pengertian ini adalah dimana zat tersebut mendapat suhu yang tertinggi
sehingga dia akan menyala dengan sendirinya. Contoh
Gasoline = 235° C
Kerosine =228,9° C
Parafin = 316° C
DAERAH BISA TERBAKAR (FLAMMBLE RANGE )

< 1% 1%- 7% > 7%

UDARA UDARA UDARA


UAP BENSIN

Daerah bisa terbakar adalah batas konsentrasi campuran antara uap bahan
bakar dengan udara yang dapat terbakar/menyala bila dikenai atau diberi
sumber api
Hydrogen 4% - 75 % Bensin 1% - 7 %
Propane (LPG) 2% - 8% Minyak Tanah 1% - 5%
Studi Kasus 01
Uap gasoline diukur 60 % LEL ?
Dapatkah terbakar gas oline dan buatkan Flammable range nya ?

Jawaban
UEL = 7,5%
Gasoline FR nya adalah
LEL = 1,4 %
UEL = 7,5%

LEL = 60 %= 60/100 X 1,4


= 84 / 100
LEL = 1,4 %
= 0,84
60 %
Ubah ke PPM x10.000
0,84% x 1.000. 000 = 8400 ppm
Tidak terbakar
02 = 20,9 % 02 = 16 %
Studi Kasus
Uap Propana diukur 70 % LEL ?
Dapatkah terbakar propana dan buatkan Flammable rang
LEL = 2 %
UEL = 8%
API REAKSI
LISTRIK PENGELASAN MEROKOK ARSON ALAM
TERBUKA KIMIA
TEKNIK PEMADAMAN KEBAKARAN

- Cooling
- Smothering
- Starvation
- Breaking Chain Reaction
BAHAN BAKAR

I
COOLING/PENDINGINAN
RANTA
OKSIG I
EN REAKS
KIMIA

Memadamkan api dengan air


SMOTHERING/ MENGISOLASI OKSIGEN

Menutup drum yang terbakar


BAHAN BAKAR

I
OKSI RANTA
I
GEN REAKS
KIMIA
STARVATION/
MENSTOP SUPLAY BAHAN BAKAR
BAHAN BAKAR

I
OKSI RANTA
I
GEN REAKS
KIMIA

Menutup kerangan pada


Tangki yang terbakar
BREAKING CHAIN REACTION
MEMECAHKAN RANTAI REAKSI
BAHAN BAKAR
KIMIA

A N TAI
R
OKSI
GEN E A K SI
R
KIMIA

Memadamkan API dengan APAR


Masuknya oksigen secara tiba-tiba pada suatu ruangan tertutup pada tahap kebakaran mulai
surut dengan kondisi gas CO yang belum terbakar cukup banyak dan oksigen kurang,
sehingga mengakibatkan kebakaran dan ledakan dari arah sumber masuknya oksigen
tersebut

TANDA TANDA BACKDRAFT


1. Panas Pintu dan
pegangannya
2. Asap dari bukaan
3. Asap masuk kembali melalui
bukaan
4. Suara mendesis atau
raungan
POTENSI BACKDRAFT
BACKDRAFT
SISTEMATIKA PEMADAM KEBAKARAN

PENYE-
LAMATAN
JIWA
MANUSIA
A DAN
S HARTA AKAN
A TERJADI
P BREATHING BACK
APPARATUS HINDAR- DRAFT
MELOKA- KAN (LEDAK-
BANGUNAN
USAHA LISIR HUBUNGAN AN DI
GEDUNG
PEMADAMAN AREAL DENGAN KARENA
TERBAKAR
KEBAKAR- UDARA KAN PE-
ALAT AN LUAR NAMBAH
P PEMADAM AN
A
UNSUR
N
UDARA
A
S KETEPATAN MENEKAN
PEMADAMAN KERUGIAN
INTENSITAS Phenomena kebakaran

er
ov
s h
Fla
3 - 10 menit

TH
OW
STEDY

DE
GR
Fully development fires

CA
Initiation (600-1000 o C)

Y
TIME
Source Energi
Petro 2
BI

Petro1

Kerusakan

Adanya
Penyimpangan
Standar K3 Korban Jiwa
Dampak Lingkungan
PRODUK-PRODUK PEMBAKARAN
DI TEMPAT KERJA ANDA

– Apakah ada peluang utk terjadi kebakaran


– Apa konsekuensinya bila terjadi kebakaran
– Upaya apa yang telah dilakukan
Pasal 3 ayat (1).
Undang-undang No 1 Th 1970
Dengan peraturan PENGENDALIAN
perundangan ditetapkan syarat syarat
keselamatan kerjaENERGI
untuk :

• mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran,


• mencegah, mengurangi peledakan
Keselamatan Kerja

• SARANA
memberikan kesempatan jalan menyelamatkan diri
PROTEKSI
dalam bahaya kebakaran
KEBAKARAN
• pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu
tentang

MANAJEMEN
Pasal 9 ayat (3). K3

Pengurus wajib membina K3 penanggulangan kebakaran


Pasal 3 ayat (1).
PENGENDALIAN ENERGI
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat keselamatan
Undang-undang No 1 Th
kerja untuk :
• mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran,
Keselamatan Kerja
• mencegah, mengurangi peledakan
SARANA
• memberikan kesempatan PROTEKSI
jalan menyelamatkan diri dalam bahaya
kebakaran KEBAKARAN
1970 tentang

• pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu

Pasal 9 ayat (3).


Pengurus wajib membina K3 penanggulangan
MANAJEMEN K3 kebakaran
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
•KEPMENAKER 75/2002 K3 LISTRIK
•PERMENAKER 02/89 Proteksi Petir
Pengendalian Energi •KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3)
•PER. KHUSUS “EE” (BH. MUDAH TERBAKAR)
•PER. KHUSUS “K” (BH. MUDAH MELEDAK)

•PERMENAKER 04/80 APAR


Sarana Proteksi Kebakaran •PERMENAKER 02/83 ALARM
•INST. MENAKER INS. 11/MEN/1997

• PERMENAKER 04/87 P2K3


• PERMENAKER 05/96 SMK3
Manajemen K3 • KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999
UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA
FIRE PREVENTION

PRE FIRE POST FIRE


IN CASE FIRE CONTROL
CONTROL CONTROL

FIRE SAFETY MANAGEMENT


PRE FIRE CONTROL

Identifikasi potensi bahaya kebakaran


Identifikasi tingkat ancaman bahaya kebakaran
Identifikasi skenario kebakaran
Perencanaan system proteksi kebakaran (Aktif/Pasif)
Perencanaan tanggap darurat (FEP)
Pembentukan organisasi
Pelatihan/Sertifikasi

Psl. 2 (1) (2) & (3)


IN CASE
FIRE CONTROL

Deteksi
Alarm FIRE EMERGENCY PLAN
Padamkan-Lokalisir
Evakuasi
Rescue & P3K
Amankan
POST
FIRE CONTROL

ü INVESTIGASI

ü ANALISIS

ü REKOMENDASI

ü REHABILITASI
FIRE EMERGENCY PLAN

Lapis II
Fire Men

Lapis IV
Dinas Pemadam
Lapis III Bantuan
dari lingkungan

Lapis I
Pet. Peran
Kebakaran
POSKO
Outcome
Effect of Fire on People, Ü Rate of heat release
Property and Ü Flame spread
Environment Ü Smoke obscuration
Ü Toxicity
Ü Ignitibility by heat transfer

Fire Hazard volume


(Flammability & Quantity Materials)
Persyaratan K3 Proteksi Kebakaran di
Gedung atau tempat kerja

A. Kesesuaian standar bangunan dengan jenis hunian

B. Sistem proteksi kebakaran


C. Kesiapan personel
D. Akses bantuan
E. Manajemen
PEMADAMAN DENGAN CARA
TRADISIONAL
PEMADAMAN MENGGUNAKAN
ALAT PEMADAM API RINGAN
1. Fire Extinguisher
2. Enclosure Fire Extinguishers
3. Sprinkler Systems
4. Fire Detection System
5. Fire Alarm System
6. Fire Hydrants, Monitors and Standpipe

® MEANS OF ESCAPE
PASSIF

® KOMPARTEMEN
® SMOKE CONTROL
® FIRE DAMPER
® FIRE RETARDANT/TREATMENT
PENGERTIAN
Adalah alat pemadam api berbentuk tabung berisi
bahan kimia yang ringan di jinjing atau mudah di
bawa dan mudah di operasikan oleh satu orang ber
ukuran 0,5 – 16 kg.
ALAT PEMADAM API RINGAN

• DAPAT DIOPERASIKAN SATU ORANG

• UNTUK PEMADAMAN MULA KEBAKARAN

• SEBATAS VOLUME API KECIL


Fire Extinguisher Anatomy
Discharge lever
Gagang pengangkat Pressure gauge (Not found on CO2
Extinguishers)
Petunjuk tekanan
Safety seal
(Tidak ada pada CO2)
Plastik pengaman

Safety pin
Pin pengaman
Carrying handle Handel
pengangkat
Discharge hose
Selang penyemprot

Body
Discharge nozzle
Pemyemprot
Tipe Konstruksi

STORED

CO2
PRESSURE
( N2 )
CARTRIDGE
JENIS MEDIA PEMADAM

JENIS BASAH JENIS KERING


- AIR - DRY POWDER
- CO2
- BUSA
- CLEANT AGENT
WATER
FOAM

HALON

POWDER
APAR ISI AIR
Adalah tabung apar yang di isi air tawar

Sebanyak kapasitas tabung kemudian di beri pendorong N2


atau Cartridge atau dengan di pompa secara manual.

Kemampuan pemadaman untuk api kelas A.

Sifatnya mendinginkan/ mempunyai daya serap panas yang


besar.

Air beratnya relatif stabil mudah disimpan,dan mudah


didapat
ALAT PEMADAM JENIS TEPUNG KIMIA

► Hanya untuk kebakaran kelas “A”,”B”, or


A
A
Trash Wood Paper
Trash Wood Paper
“C”

Isi 1.5 - 9 kg dry chemical (ammonium


phosphate) mempunyai tekanan 14 - 20 bar.
(lama penggunaan sekitar 8 - 25 detik)
B Liquids Grease
B Liquids Grease
► Mempunyai alat penunjuk tekanan.
► Jarak semprotan maksimum 1.5 - 6 meter.

C Electrical Equipment
► Pemadaman secara smothering/pemisahan
C Electrical Equipment
benda - benda yang terbakar.
APAR ISI POWDER
ADALAH TABUNG APAR YANG DI ISI POWDER
KEMUDIAN DITEKAN N2 ATAU CARTRIDGE

1. Powder kimia REGULER adalah tepung kimia yang efektif untuk


memadamkan kebakaran kelas B dan C.

2. Powder kimia MULTI PURPHOSE adalah tepung kimia yang efektif


untuk memadamkan kebakaran kelas A,B dan C.

3. Powder kimia SPECIAL DRY POWDER adalah tepung kimia yang


efektif untuk memadamkan kebakaran khusus kelas D.
BAHAN BAKU POWDER
Bahan Baku Powder Reguler:
Sodium bikarbonat
Potasium bikarbonat
Potasium karbonat
Potasium klorida
Bahan Baku Powder Multi Purphose:
Kalium Sulfat
Mono Ammunium Phospat
Bahan Baku Powder Khusus:
Campuran kalium klorida
barium klorida
magnesium klorida
natrium klorida
kalsium klorida
Dry Chemical Powder
Prinsip Pemadaman
Isolasi : powder kimia secara fisik
Menutup api dan memutuskan oksigen
ALAT PEMADAM JENIS BUSA

► Hanya untuk kebakaran kelas “A” dan ”B


A Trash Wood Paper
A Trash Wood Paper

Mempunyai alat penunjuk tekanan

► Jarak semprotan maksimum 9 - 12 meter.


B Liquids Grease
B Liquids Grease

► Pemadaman secara memisahkan dan


mendinginkan pada kebakaran minyak.

C Electrical Equipment
Alat pemadam jenis busa tidak boleh
C Electrical Equipment

digunakan untuk kebakaran kelas “C”


APAR ISI BUSA / FOAM
Adalah tabung apar berisi larutan kimia yang
diberi tekanan N2 atau system pencampuran 2
kimia yang membetuk gelembung2 busa
didalamnya bermuatan
F
O
CO2 sebagai pendorong.
A
m
Kemampuan pemadaman kelas api A B
Foam menutup benda dan mendinginkan
1. BUSA KIMIA
Busa yang terjadi karena adanya proses kimia.
- Tepung tunggal.
- Tepung ganda.

2. BUSA MEKANIK
Busa yang terjadi karena adanya proses mekanis, yaitu berupa
campuran dari bahan pembuat busa yaitu :
- cairan busa.
- air.
- udara.
JENIS BUSA/FOAM

STORED
B

A
PRESSURE
( N2 )
Foam
Liquid

FOAM
Mechanical Foam Chemical Foam
(A) + (B)
ALAT PEMADAM JENIS CO2

► Hanya untuk kebakaran kelas “B”, or “C”.


A Trash Wood Paper
A Trash Wood Paper Isi 2.3 - 9 kg mempunyai tekanan 10 - 14 bar.
(lama penggunaan sekitar 8 - 30 detik).

Tidak mempunyai penunjuk tekanan, kapasitas


tabung ditentukan melalui beratnya.
B Liquids Grease
B Liquids Grease

► Jarak semprotan maksimum 1 - 2.5 meter.

► Pemadaman secara smothering /pemisahan benda -


benda yang terbakar.
C Electrical Equipment
C Electrical Equipment

Sangat effektif mengurangi temperatur panas benda


yang terbakar.
APAR ISI CO2

CO2 dipakai untuk memadamkan


kebakaran karena mempunyai keuntungan
sbb :

1. Mudah menyebar keseluruh areal kebakaran.


2. Tidak menghantarkan listrik.
3. Tidak meninggalkan residu.
4. Berat jenis CO2 1 1/5 kali berat udara.
5. Efektif untuk kebakaran kelas B dan C.
Cairan Kimia
(Halogeneted Hydrocarbon)

STORED

HALON
PRESSURE
( N2 )
APAR MEDIA HALLON

Hallon mempunyai kelebihan sbb :


ü Tidak meninggalkan residu.

ü Berat jenis hallon 5 x berat udara .

ü Tidak menghantarkan listrik.

ü Dapat memadamkan kebakaran kelas B,C


} Lapisan Ozon adalah lapisan yang terdapat pada stratosphere
bumi (lapisan udara yang berada antara 10 – 60 km dari
permukaan bumi) yang berfungsi melindungi bumi dari sinar
ultraviolet matahari yang membahayakan makhluk hidup.

} Dampak :
ØBahaya kanker kulit
ØMenurunnya sistem daya tahan tubuh
ØMenyebabkan katarak
ØTerganggunya panen pertanian
ALAT PEMADAM JENIS
TEPUNG METAL

o Alat pemadam Kelas “D” sangat ideal


digunakan untuk kebakaran metal yang
mudah terbakar. Tersedia dalam bentuk
portable atau trolly.
COMBUSTIBLE
o Isinya adalah campuran khusus sodium
chloride.
D o Kebakaran metal meliputi magnesium,
METALS sodium, potassium, uranium dan tepung
alumunium dapat mengontrol dan
memadamkan.
Penempatan tepat
Perencanaan
Petugas kompeten
Pengadaan
Sertifikat

Kebijakan

Fire risk
Assessment •Efektif
Jenis dan •Aman
Pemeliharaan ukuran •Tidak Merusak
teratur tepat
Alat Pemadam Api Ringan

2Designing
2Listing
2Selecting
2Purchasing
2Installing
2Approving 2Inspecting
2Recharging
2Maintaining
2Testing
2Operating
ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref : PerMenaker No Per-04/Men/1980

HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA

• JENIS DAN UKURANNYA SESUAI


• MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL
• KONDISI BAIK
• SETIAP ORANG DAPAT MENGOPERASIKAN DENGAN
BENAR, TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA.
Pemasangan dan Penempatan APAR
Ø Pada posisi yang mudah dilihat,
dicapai/diambil dan dilengkapi dengan tanda
pemasangan

Ø Sesuai dengan jenis dan kelas kebakaran


benda yg dilindungi

Ø Harus menggantung pada dinding / dalam


lemari kaca

Ø Ketinggian 15 – 120 cm dari lantai

Ø Pada suhu antara 40 C – 490 C


PERSYARATAN TEKHNIS APAR
1. Tabung harus dalam keadaan baik ( tidak berkarat)
2. Etiket harus dapat dibaca dan dimengerti dengan jelas
3. Segel harus dalam keadaan utuh
4. Selang harus tahan tekanan tinggi dan dalam keadaan baik
5. Tutup harus dalam keadaan baik dan terpasang dengan erat
6. Untuk storage pressure tekanan tidak boleh kurang dari batas yang telah
ditentukan antara 13 s/d 15 bar
7. Untuk type cartridge tidak ada kebocoran pada membran tabung gas
8. Belum lewat masa efektifnya
9. Jika sudah dipakai atau drop pada pressure segera di isi.
PRINSIP
PEMADAMAN Dilution
Udara

Smothering

Starving Cooling

API
Bahan bakar Heat
KEGAGALAN APAR

WATER

POWDER
HALON
2

FOAM
Jenis tidak sesuai

Ukuran tidak sesuai Tidak bertekanan


- bocor
Macet/tidak berfungsi
Menggumpal
Salah penempatan - tunda refill
• belum ditunjuk
Petugas
• tidak trampil
KEGAGALAN APAR

Jenis media tidak sesuai


WATER

Klasifikasi api/kebakaran
HALON

POWDER

FOAM

Setiap jenis media pemadam masing-masing


memiliki keunggulan dan kekurangan, bahkan dapat
membahayakan bagi petugas atau justru
memperbesar api
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA

Jenis media pemadam

i
as
ifi
k Jenis kebakaran Tipe basah Tipe kering
as
Clean
Air Busa Powder
Kl

Agent
Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb. VVV V VV V*)
Klas A
Bahan berharga XX XX VV**) VVV
Bahan cair XXX VVV VV V*)
Klas B
Bahan gas X X VV V *)

Klas C Panel listrik, XXX XXX VV VVV

Klas D Kalium, litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX

Keterangan :

VVV : Sangat efektif X : Tidak tepat


VV : Dapat digunakan XX : Merusak
V : Kurang tepat / tidak dianjurkan XXX : Berbahaya
*) : Tidak efisien **) : Kotor / korosif
Refilling & Testing
Ref. : Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. Per 04/Men/1980

Jenis Refilling Testing

Water 5 th 5 th
Mechanical Foam 3 th 5 th
Chemical Foam 2 th 5 th
Dry powder 5 th 5 th
Halogen 5 th 5 th
CO2 5-10 th 10-5-5 th
Ø Mengenal sifat benda yang terbakar
Ø Petugas mampu mengoperasikannya
Ø Harus mengenal ke efektipan Apar
Ø Memperhatikan kondisi, temperatur, arah angin uap-uap
yang terjadi
Ø Disesuaikan dengan lingkungan
Ø Jangan sampai terjadi kerugian-kerugian yang diakibatkan
oleh obat pemadam, terhadap benda yang terbakar atau
lingkunganya
Ø Keamanan pertugas harus diperhatikan
PENEMPATAN APAR
Ref : NFPA KLASIFIKASI HUNIAN
RINGAN SEDANG BERAT
JARAK LUAS LUAS LUAS
RATING
ft sq ft sq ft sq ft
1A 75 3000 X X
2A 75 6000 3000 X
3A 75 11250 4500 3000
4A 75 11250 6000 4500
6A 75 11250 9000 6000
10A 75 11250 11250 9000
20A 75 11250 11250 11250
40A 75 11250 11250 11250
Bursting Test
STANDAR
APAR
APAR
Dirancang dengan tekanan > 14kg/cm² dapat
mendorong seluruh medianya (sisa mak 15%)
dalam waktu min.8 detik

Syarat :
- Angka keamanan min 4,13 x WP (65˚ C)
- Test Pressure 1,5 x WP (65˚ C)
- Pengujian ulang tiap 5 tahun

APAR
sebagai sarana K3 (Safety Equipment) Pengandung Potensi
Bahaya
TANDA PEMASANGAN
HIDRAN KEBAKARAN

Pengertian

Sistem Hidran kebakaran Gedung adalah :


Suatu sistem istalasi yang dipasang di dalam
suatu bangunan gedung yang dimaksudkan
untuk memadamkan kebakaran yang terjadi
di dalam bangunan gedung.
} HIDRAN KOTA
Hidran yang terletak ditepi jalan dibuat dan dimiliki oleh Pemerintah hanya untuk
keperluan pemadaman kebakaran .

} HIDRAN HALAMAN
Hidran yang terletak di halaman suatu bangunan yang dibuat dan dimiliki oleh
bangunan tersebut untuk keperluan pemadaman kebakaran

} HIDRAN GEDUNG
Hidran yang terletak di dinding pada lantai-lantai bangunan untuk keperluan
pemadaman kebakaran.
1. Tempat persediaan air (Reservoir)
2. Pompa-pompa, (Pompa Jockey, Pompa Utama Electric,
dan Pompa Utama Diesel)
3. Gate Valve (Kran Induk)
4. Cek Valve (Kran Penahan Balik)
5. Pipa Tegak (Riser)
6. Box hidran Dengan Perlengkapannya
7. Hidran Halaman (Pillar Hydrant)
8. Kopling sambungan Pengeluaran (Landing Valve)
9. Sambungan Pemadam Kebakaran (Siamese Connetion)
} Jumlah persedian air harus mencukupi dan memadai untuk
kebutuhan pompa pemadam kebakaran dengan tingkat Klasifikasi
Hunian Bahaya Kebakaran yang telah ditentukan.

} Bak Resevoir harus mempunyai sistim pengisian air secara


otomatis, dan dapat termonitor terus menerus kondisi dan
keberadaannya. Pada kondisi tertentu diperlukan peralatan
sensor untuk memberikan peringatan apabila kondisi atau
volumenya berada pada posisi yang kritis.
} Apabila tempat penyimpanan air digabung dengan
penyimpanan air untuk kebutuhan lain, maka bagian pipa
pengisapan dan penyaluran outlet untuk itu haruslah dibuat
sedemikian rupa, sehingga pada level tertentu, dimana
pengisapan yang lain-lain tidak akan dapat lagi
mempergunakan sisa air cadangan khusus untuk pemadam
kebakaran dalam volume yang telah ditetapkan.
POMPA KEBAKARAN
NEGATIF
POMPA PLUMBING

KEDALAM PIPA ISAP


POMPA PENGGUNA LAIN

BAGIAN AIR UNTUK


POMPA KEBAKARAN POMPA KEBAKARAN
KAPASITAS SESUAI POSITIF
KEBUTUHAN
KEDALAM PIPA ISAP
POMPA KEBAKARAN
Kebutuhan Air Cadangan Khusus untuk Fire Hydrant
(Tidak termasuk kebutuhan untuk Fire Sprinkler System)
KLASIFIKASI HUNIAN BAHAYA KEBAKARAN TOTAL ACCUMULATED MINIMAL
LITER DALAM 60 MENIT OPERATION

1 BH RISER 2 BH RISER LEBIH 2 RISER

LIGHT HAZARD OCCUPANCIES 114.000 114.000 114.000

ORDINARY HAZARD GROUP-1 114.000 114.000 114.000

ORDINARY HAZARD GROUP-2 114.000 170.000 170.000

ORDINARY HAZARD GROUP-3 114.000 170.000 228.000

HIGH HAZARD MINIMAL 250.000 Liter


KLASIFIKASI HUNIAN BAHAYA TOTAL ACCUMULATED MINIMAL
KEBUTUHAN UNTUK FIRE SPRINKLER
KEBAKARAN RESIDUAL FLOW DURASI DALAM
PRESSURE Us GPM MENIT
LIGHT HAZARD OCCUPANCIES Min- 15 Psi 500 – 750 30 – 60

ORDINARY HAZARD Min – 20 Psi 750 – 1500 60 – 90

EXTRA HAZARD Min – 20 Psi 2000 60 – 90


Pompa Pemadam kebakaran Seperangkat alat yang berfungsi untuk
memindahkan air dari resevoir ke ujung pengeluaran .

- Pompa Picu (untuk mempertahankan tekanan statis)


- Pompa Utama (sebagai penggerak utama)
- Pompa Cadangan (sebagai penggerak cadangan)

Jenis pompa yang digunakan adalah pompa yang mampu untuk


mensuplai air dalam kapasitas besar dengan daya dorong ( total head
) yang cukup tinggi.
Penempatan dan tata letak
pemasangan pompa akan
mempengaruhi sistim operasi pompa.
Pompa yang terpasang diatas
permukaan atau dibawah permukaan
air, serta metoda pemasangan Pipa
Isap yang tidak memenuhi persyaratan
yang semestinya, akan mempengaruhi
kinerja pompa.
Indoor Fire Hydrant cabinet
adalah suatu sarana untuk penempatan dan
penyimpanan peralatan fire hose beserta
perlengkapannya [Hydrant Valve / kran, 1(satu) rol
atau lebih selang pemadam api (fire hose), pemancar
air (Fire Nozzle)].

Apabila dikehendaki, Indoor Fire Hydrant Cabinet ini


juga dilengkapi dengan peralatan Fire Extinguisher,
peralatan Fire Alarm System dan sarana perlengkapan
yang dibutuhkan lainnya.
Indoor Fire Hydrant dengan type Class-I Service adalah Fire Hose Station yang
hanya akan dioperasikan oleh Petugas atau oleh Regu Pemadam Kebakaran yang
telah terlatih.

Perlengkapan Indoor Fire Hydrant Class-I Service adalah :


1 rol atau lebih Fire Hose ukr. 65mm ( 2 ½ inch ) panjang 20m atau 30m

1 buah Hydrant Valve ukr. 65mm ( 2 ½ inch )


1 buah Fire Nozzle ukr. 65mm ( 2 ½ inch )
1 buah Fire Hose Rack ( untuk gantungan Fire Hose )
Indoor Fire Hydrant dengan type Class-II Service adalah Fire Hose Station yang
dapat dioperasikan oleh petugas yang kurang berpengalaman sekalipun, karena
tekanan balik (Nozzle Reaction) yang timbul sewaktu peralatan ini dioperasikan
tidaklah terlalu besar.

Perlengkapan Indoor Fire Hydrant Class-II Service adalah :

1 rol atau lebih Fire Hose ukr. 40mm ( 1 ½ inch ) panjang 20m atau 30m
1 buah Hydrant Valve ukr. 40mm ( 1 ½ inch )
1 buah Fire Nozzle ukr. 40mm ( 1 ½ inch )
1 buah Fire Hose Rack ( untuk gantungan Fire Hose )
Indoor Fire Hydrant dengan type Class-III Service adalah Fire Hose Station yang
menyediakan 2(dua) buah Hydrant Outlet. Hydrant valve outlet dengan ukr.
40mm ( 1 ½ inch ) untuk dioperasikan oleh penghuni yang kurang
berpengalaman, sedang kan untuk Hydrant Landing Valve ukr. 65mm ( 2 ½ inch
) seharusnya hanya dipergunakan oleh petugas yang terlatih , atau oleh petugas
Dinas Pemadam kebakaran.

Hal ini disebabkan karena akan terjadi efek tekanan balik (Nozzle Reaction)
yang relatif besar disaat peralatan Hydrant Landing Valve ukr. 65mm (2 ½ inch)
ini dipergunakan.

Nozzle Reaction, adalah suatu efek tekanan balik dari gaya kinetik yang timbul
disaat Fire Nozzle dari Hose Station menyemburkan air.
OUTDOOR FIRE HYDRANT CABINET ( OHC )
Adalah Box untuk penyimpanan Slang Pemadam (Fire Hose)
yang biasanya mempunyai ukr. 65mm (2 ½ inch), yang
diperlengkapi pula dengan sebuah Fire Nozzle (Straight Jet
atau Spray) yg biasanya mempunyai ukr. 65mm ( 2 ½ inch ).
Hydrant pillar mempunyai bermacam type dan
ukuran. Pada umumnya, pada penggunaan ditingkat
klasifikasi ringan dan ordinary hazard (sedang), type
yang dipergunakan dalam ukr. 65mm (2 ½ inch),
connector outletnya.

Tersedia dalam komposisi 1 (satu) buah outlet (Single


Way atau One Way), dan komposisi 2 (dua) buah
outlet (Two Way). Juga terdapat dari komposisi 3
atau 4 outlet seperti yang terpasang pada sistim
hidran kebakaran di dermaga kapal, instalasi
penyulingan minyak, dll.
} Perda DKI Jakarta No 8 Tahun 2008, tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Bahaya Kebakaran

} PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA RI


NO. PER-02/MEN/1983

} INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK,Kepmen PU No


10/KPTS/2000, Tentang Ketentuan teknis Pengamanan Terhadap
bahaya kebakaran pada bangunan

} International Fire Service Training Association(IFSTA)


Sistem Evakuasi Kebakaran

PT. SARANA INSPIRASI MAJU BERSAUDARA


Pertokoan Bukit Tiban Indah Permai Blok E No.1 Tiban Baru, Sekupang, Batam.
Kepulauan Riau - Indonesia. Tlp. +62 778 8015821 ; HP. +62 812 7005 3009
Email : admin@ppibatam.com : Website : www.ppibatam.com
PENGERTIAN
} SISTEM adalah perpaduan dari sesuatu yang terdiri dari bagian-
bagian yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang
mempunyai tujuan tertentu
} EVAKUASI adalah upaya pemindahan penghuni dari suatu tempat /
ruangan yang terancam bahaya ketempat yang aman

} SISTEM EVAKUASI KEBAKARAN adalah upaya pemindahan dari


tempat berbahaya ke tempat yang aman dengan mentaati
ketentuan atau prosedur yang berlaku dari suatu tempat atau
bangunan
} Mengetahui dan memahami tugas yang harus dilakukan oleh
team peran kebakaran pada saat terjadi kebakaran atau
keadaan darurat.

SIADI DEMEN BABI


(Siapa – Apa - Dimana – Dengan apa – Mengapa - Bagaimana –
Bilamana)

} Mengimplementasikan prosedur yang telah dibuat secara


efektif.
STANDARD MINIMAL :
STRUKTUR ORGANISASI
KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG (K2G)

KEPALA /
WAKIL K2G

POSKO
- Operator
- Teknisi

KA. PERAN SATPAM PMK


P3K
LANTAI AREA SETEMPAT

R.PEMADAM R. P3K R. EVAKUASI

R. RESCUE R. SALVAGE
} Pastikan bahwa Dinas Pemadam Kebakaran sudah dihubungi
} Menuju ke Posko kebakaran untuk memimpin operasional

} Pastikan bahwa pemberitahuan kewaspadaan tingkat pertama telah


dilaksanakan
} Pastikan bahwa peran kebakaran lantai telah melaksanakan tugasnya

} Tetap siaga untuk menerima status laporan dan memperkirakan harus


evakuasi bertahap atau evakuasi total
TUGAS OPERATOR
} Secepatnya menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran dan
Instansi terkait.
} Jangan memutuskan hubungan telepon sampai Dinas
Pemadam Kebakaran mengulangi berita.
} Mengendalikan sistem pemberitahuan umum.

TUGAS TEKNISI
}Mengatur dan mengontrol peralatan mekanik maupun
elektrik (lift, alarm, pompa kebakaran, hidran, lampu
darurat, peralatan evakuasi, dll).
} Membantu kelancaran tugas bantuan yang datang di TKP.
PADA SAAT MENDENGAR ALARM .

} Memeriksa sub-sub panel alarm kebakaran untuk menentukan sumber


alarm tersebut.
} Apabila kebakaran tidak berada pada lantainya yakinkan bahwa
lantainya siap untuk evakuasi.
} Apabila kebakaran di lantainya segera laporkan ke Posko Kebakaran :
- Namanya
- Jenis yang terbakar
- Lokasinya
- Situasi terakhir
} Memimpin pelaksanaan operasional di lantainya.
} Periksa semua ruangan dan perhatikan setiap penghuni di lantainya untuk
melaksanakan evakuasi.
} Pada saat evakuasi berikan perhatian khusus pada orang cacat, hamil,
anak-anak, dll.
} Pastikan bahwa seluruh penghuni lantainya sudah melaksanakan
perintahnya.
} Pada saat tiba di tempat berhimpun laksanakan infentarisasi terhadap
penghuni lantainya.
} Laporkan tentang situasi terakhir dan status evakuasi kepada K3G.
} Mengamankan area gedung yang terbakar.
} Mengatur lalu lintas disekitar gedung.
} Mengatur perpindahan kendaraan di tempat parkir ketempat lain
yang aman.
} Mengatur tersedianya jalan masuk bagi bantuan luar yang datang.
} Menjaga dokumen / barang yang telah diselamatkan.
} Sebagai penunjuk jalan bagi bantuan luar yang datang.
} Selalu berkoordinasi dengan regu / pihak lain.
PADA SAAT MENDENGAR ALARM
- Berusaha mengetahui dengan pasti lokasi terjadinya alarm kebakaran
- Menuju ke Posko Kebakaran untuk memantau situasi
- Seorang anggota regu mengatur lift kebakaran dan menunggu
kedatangan petugas pemadam.

PADA SAAT TERJADI KEBAKARAN


- Melaksanakan pemadaman / melokalisir kebakaran sebelum Petugas
Pemadam datang
- Memberi informasi yang diperlukan oleh Petugas bantuan yang
datang
- Selalu berkoordinasi dengan regu / pihak lain
} Selalu berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit terdekat.
} Melakukan pertolongan dengan cepat dan tepat apabila ada
korban yang mengalami gangguan kesehatan.
} Membawa korban ke Rumah Sakit apabila ada korban yang
perlu mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
} Memadamkan dan melokalisir kebakaran serta
menekan kerugian sekecil-kecilnya.
} Memadamkan kebakaran dengan menggunakan
peralatan (Apar dan Hidran) secara efektif dan
efesien.
} Melaporkan terjadinya kebakaran, perkembangan
dan hasil pemadaman.
} Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain.
} Melaksanakan pertolongan pertama
seperlunya dengan cepat dan tepat apabila
ditemukan korban yang mengalami gangguan
kesehatan.

} Mentransportasikan korban ketempat lain


yang aman.

} Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak


lain.
} Mengevakuasikan penghuni ketempat berhimpun yang telah
ditentukan.
} Memberi petunjuk, mengarahkan, dan mencarikan jalan
keluar kepada penghuni.
} Selalu mengingatkan penghuni agar tidak menggunakan lift
sekaligus mengarahkan agar menuju tangga darurat
terdekat.
} Selalu mengingatkan kepada ibu-ibu yang memakai sepatu
berhak tinggi harap dilepas.
} Menginformasikan ke regu P3K apabila ditemukan penghuni
yang perlu mendapatkan pertolongan.
} Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain.
} Menyelamatkan barang berharga atau dokumen penting
ketempat lain yang aman yang telah ditentukan.

} Menyerahkan barang atau dokumen tersebut ke bagian


pengamanan.
} Selalu memonitor situasi terakhir kebakaran.

} Selalu berprinsip bahwa keselamatan jiwa lebih penting dari


harta benda.

} Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain.


PADA SAAT MENEMUKAN KOBARAN API,
AKTIFKAN ALARM KEBAKARAN
ATAU HUBUNGI OPERATOR
JIKA MAMPU, PADAMKAN DENGAN
PERALATAN YANG TERSEDIA
(APAR DAN HIDRAN KEBAKARAN)
Ø Hentikan kegiatan atau hubungan telepon.

Ø Jangan panik, tunggu pengumuman


selanjutnya.

Ø Jangan melakukan tindakan yang membuat


orang lain panik (lari, saling mendorong,
berteriak).

Ø Jika bukan regu Peran kebakaran, carilah


exit terdekat; Jangan sekali-kali gunakan
lift.

Ø Jika sudah berada di luar bangunan, jangan


masuk kembali untuk alasan apapun.
Ø Segera tinggalkan ruangan
Ø Jangan pikirkan barang
Ø Keselamatan jiwa anda lebih penting
INGAT !!! PADA SAAT MENUJU KELUAR, JANGAN SEKALI-KALI
MENGGUNAKAN LIFT
TUTUPLAH SEMUA PINTU YANG TELAH ANDA LEWATI,
UNTUK MENGHAMBAT PENJALARAN API.
JIKA TERPERANGKAP DI DALAM RUANGAN, BERITAHU
KEBERADAAN ANDA KEPADA ORANG DI LUAR.
TUTUPLAH CELAH DI BAWAH PINTU DENGAN KAIN BASAH, UNTUK
MENGHINDARI MASUKNYA ASAP ATAU KOBARAN API
JIKA TERPERANGKAP DALAM RUANGAN BERASAP, SELAMATKAN
DIRI DENGAN CARA MERANGKAK. UDARA DIBAGIAN BAWAH
RELATIF LEBIH BERSIH DARI PENGARUH ASAP
J JANGAN MELOMPAT SEPERTI INI,
TUNGGU BANTUAN PETUGAS
RESCUE.

Anda mungkin juga menyukai