Anda di halaman 1dari 8

Psyche 165 Journal

https://jpsy165.org/ojs
2021 Vol. 14 No. 1 Hal: 1-8 p-ISSN: 2088-5326, e-ISSN: 2502-8766

Hubungan antara Perilaku Prososial dengan Kepatuhan terhadap


Protokol Kesehatan Covid-19 pada Masyarakat di Kejorongan
Tanjung Pangka Pasaman Barat

Arma Meldayanti1, Harry Theozard Fikri2, Irdam3


Fakultas Psikologi, Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang , Indonesia
email: 1)armamelda06@gmail.com 2)harrytheozard@yahoo.com 3)irdam.habibie1612@gmail.com

Abstract
The research aims to find out The relationship between Prosocial Behavior and Obedience with the Covid-19 Health
Protocol in the community in Kejorongan Tanjung Pangka Pasaman Barat. The independent variables in this study are
Prosocial Behavior and the dependent variable is Obedience. The measuring instrument used in this study is the scale
Prosocial Behavior and scale Obedience. Determination of the number of samples in this studyusing the sampling method
developed by Isaac and Michael is a way to determine the number of samples that meet the following conditions: the
population size is known; at the level of error (significance level) 1%, 5% and 10%; and this method is specifically used for
normally distributed samples (Sugiyono, 2011). Therefore, the community used as the research sample is 255 people with a
significant level of 10% in the at Kejorongan Tanjung Pangka Pasaman Barat. Test the validity and reliability in this study
using the Cronbach Alpha technique. The results of the validity coefficient on the scale Prosocial Behavior with the corrected
item-total correlation value ranging from 0.335 to 0.849 while the reliability coefficient is 0.931. Results coefficient of
validity on the scale Obedience with the corrected item-total correlation value ranging from 0.319 to 0.831 while the
reliability coefficient is 0.915. Based on data analysis, a correlation value of 0.717 with a significance level of 0.000 was
obtained, which means the hypothesis is accepted. This shows that there is a significant positive relationship with a strong
category between Prosocial Behavior with Obedience with the Community in Kejorongan, Tanjung Pangka, Pasaman Barat.
The effective contribution of the variable Prosocial Behavioron variable Obedience by 51%..

Keywords : Prosocial Behavior, Obedience, Public, Health Protocol, Covid-19

Abstrak
Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Perilaku Prososial dengan Kepatuhan Terhadap Protokol
Kesehatan Covid-19 pada masyarakat di Kejorongan Tanjung Pangka Pasaman Barat. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah Perilaku Prososial dan variabel terikatnya adalah Kepatuhan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala Perilaku Prososial dan skala Kepatuhan. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sampling
yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael adalah cara untuk menentukan jumlah sampel yang memenuhi syarat berikut:
diketahui jumlah populasinya; pada taraf kesalahan (significance level) 1%, 5% dan 10%; dan cara ini khusus digunakan
untuk sampel yang berdistribusi normal (Sugiyono, 2011). Oleh karena itu masyrakat yang digunakan sebagai sampel
penelitian adalah 255 orang dengan taraf signifikan 10% di di Kejorongan Tanjung Pangka Pasaman Barat. Uji validitas dan
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha. Hasil koefisien validitas pada skala Perilaku Prososial
dengan nilai corrected item-total correlation berkisar antara 0,335 sampai dengan 0,849 sedangkan koefisien reliabilitasnya
sebesar 0,931. Hasil koefisien validitas pada skala Kepatuhan dengan nilai corrected item-total correlation berkisar antara
0,319 sampai dengan 0,831 sedangkan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,915. Berdasarkan analisis data, nilai korelasi 0,717
dengan tingkat signifikansi 0,000 diperoleh, yang berarti hipotesis diterima. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif
yang signifikan dengan kategori kuat antara Perilaku Prososial dengan Kepatuhan pada masyarakat di Kejorongan Tanjung
Pangka Pasaman Barat. Kontribusi efektif dari variabel Perilaku Prososial pada variabel Kepatuhan sebesar 51%.

Kata Kunci : Perilaku Prososial, Kepatuhan, Masyarakat, Protokol Kesehatan, Covid-19


© 2021 PSY165 Journal

Diterima: 01-04-2021 | Revisi: 10-05-2021 | Diterbitkan: 30-06-2021 | DOI: 10.35134/jpsy165.v1i1.1


1
Arma Meldayanti, Harry Theozard Fikri, Irdam
1. Pendahuluan
Centre for Research on the Epidemiology of Disasters Protokol Kesehatan Masyarakat merupakan peraturan
(CRED) mendefinisikan bencana sebagai situasi atau baru yang dikeluarkan pemerintah untuk mencegah
kejadian yang membutuhkan kemampuan pemerintah penyebaran penyakit COVID-19 yang disebabkan
lokal secara luar biasa, membutuhkan bantuan secara oleh virus corona di masyarakat, beberapa kota di
nasional dan internasional atau minimal dua lembaga Indonesia saat ini tengah menghadapi The New
internasional atau kelompok bantuan serta media Normal atau fase kehidupan baru setelah pandemi
nasional, regional dan internasional dengan kata lain virus corona menghantam dunia. Dalam periode new
Bencana merupakan kondisi yang sulit bahkan tidak normal, masyarakat dituntut untuk bisa beradaptasi
dapat diprediksi, namun beberapa langkah penting dengan kebiasaan baru yaitu mereka harus
dapat dilakukan untuk meminimalisir kerusakan serta menerapkan protokol pencegahan penularan virus di
mengoptimalkan proses pembangunan dan perbaikan setiap kegiatan yang melibatkan orang banyak.
kembali (dalam Heryana, 2020).[1] Pandemi COVID-19 di tahun 2020 berdampak luar
biasa, melumpuhkan hampir semua aspek kehidupan.
Wabah penyakit yang melanda Indonesia telah Semua orang diwajibkan menerapkan protokol
menjadi ancaman nyata bagi keamanan negara. kesehatan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan
Sebagai salah satu ancaman faktual, wabah ini dengan sabun, dan menjaga jarak fisik dengan orang
termasuk dalam potensi bencana, yang dijelaskan lain. Penerapan aturan ini harus terus dilaksanakan
dalam UU No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan dalam setiap kegiatan, baik di dalam maupun di luar
bencana. Seperti penyebaran virus corona (Covid-19) rumah untuk menghentikan lonjakan kasus (dalam
berpotensi menimbulkan ancaman bencana bagi Sianipar, 2020.[4]
kepentingan dan kondisi tatanan nasional, dalam hal
ini dapat berupa bencana alam, bencana akibat ulah Dinas Kesehatan Pemerintah menyebutkan, bahwa
manusia, atau kombinasi keduanya. Seperti dilansir jumlah kasus aktif naik sebanyak 441 kasus, sehingga
juru bicara Kelompok Kerja Percepatan Covid-19, jumlah kasus aktif sebanyak 8444 (orang yang masih
pemerintah Indonesia mengklaim bahwa Covid-19 dirawat atau isolasi). Sedangkan jumlah kasus
masih menyebar, sehingga jumlah kasus di Indonesia konfirmasi secara total di Jakarta sebanyak 125.822
masih meningkat (Samudro et al., 2020). Covid-19 kasus. Penambahan kasus dari hari per hari
atau penyakit corona virus adalah sekelompok virus menggambarkan bahwa kepatuhan terhadap protokol
yang berbahaya bagi infeksi saluran pernapasan kesehatan masih belum optimal dilaksanakan oleh
manusia. Pada 14 Februari 2020, virus ini pertama masyarakat (Kemenkes RI dalam Sari, 2021)[5].
kali menyebar di Indonesia. Orang pertama yang Pemerintah kesulitan memperoleh kepatuhan
terjangkit virus covid-19 di Indonesia adalah WNA masyarakat untuk mentaati kebijakannya terkait
Jepang di Indonesia. Pandemi Covid-19 mulai penanganan wabah tersebut. Berbagai kebijakan
berkembang merupakan virus baru yang ditemukan di ataupun himbauan pemerintah terkesan diabaikan atau
Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China yang memberikan tidak dipatuhi masyarakat. Mulai dari himbauan
dampak besar bagi negara-negara di dunia (Russiadi, menjaga jarak, tetap di rumah, sampai dengan
Aprilia, Adianti dan Verawati, 2020). [2] penggunaan masker seperti tak dihiraukan. Terbukti
masyarakat tetap banyak beraktifitas di luar rumah.
Bencana pandemik Corona Virus Disease 2019 (Covid- Kerumunan warga juga masih tampak dimana-mana.
19) yang berdampak pada kondisi kehidupan Bahkan menjelang lebaran, masyarakat beraktifitas
masyarakat di hampir 207 negara di dunia, juga secara “normal”, berhimpitan di mal, di pasar, di
dirasakan dampaknya di Indonesia. Bencana yang stasiun dan terminal. Masyarakan pun masih tetap
berasal dari kota Wuhan, Cina dan di kenal sebagai nekad melakukan mudik meski pemerintah
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) tersebut mengeluarkan larangan mudik. Untuk mengamankan
mengganggu kondisi setor bisnis, ekonomi, sosial dan kebijakannya, pemerintah terpaksa mengerahkan aparat
ketenagakerjaan Negara Republik Indonesia sehingga keamanan (polisi, TNI, Satpol PP, dan instansi lain)
melalui pengumuman pemerintah yang disampaikan secara besar-besaran (Tuwu dalam Harjudin, 2020).[6]
oleh Presiden RI Joko Widodo, pemerintah menyatakan
kondisi tersebut melalui Keputusan Presiden Nomor 12 Berbagai pelanggaran terhadap penerapan protokol
Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam kesehatan memang masih terjadi di berbagai wilayah,
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) walaupun razia sering dilakukan petugas. Sanksi yang
sebagai Bencana Nasional dalam Setyowati, 2021).[3] diberikan belum mampu membangkitkan kesadaran
Pemerintah Indonesia lebih waspada terhadap warga untuk mematuhi aturan. Ketidakpatuhan ini yang
penyebaran Covid-19 dengan mengeluarkan kebijakan membuat penularan virus semakin cepat meluas, tidak
penguncian (lock-in) terhadap PSBB (pembatasan hanya meningkatkan jumlah pasien positif yang
sosial berskala besar) dan penerapan protokol memenuhi ruangan rumah sakit, namun juga
kesehatan bagi seluruh warga Indonesia (Russiadi, menambah jumlah korban yang wafat. Ketidakpatuhan
Aprilia, Adianti dan Verawati, 2020). [2] warga seolah menjadi pemandangan keseharian, yang

Psyche 165 Journal Vol. 14 No. 1 (2021) 1-7


2
Arma Meldayanti, Harry Theozard Fikri, Irdam
dianggap hal biasa terjadi di lingkungan masyarakat Pangka, Nagari Lingkuang Aua, Kecamatan Pasaman,
(Adisasmito dalam Sianipar, 2020).[4] Kabupaten Pasaman Barat.

Kepatuhan didefiniskan sebagai perubahan sikap dan Di Kejorongan Tanjung Pangka, Nagari Lingkuang
tingkah laku seseorang untuk mengikuti permintaan Aua, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat
atau perintah orang lain (Feldman dalam Ramdani, dikarenakan daerah tersebut termasuk yang
2016.[7] Menurut Kozier dalam Kurniati, 2018). [7] mengalami lonjakan. Sebaran covid-19 di Pasaman
kepatuhan adalah perilaku individu (misalnya: minum Barat mencapai 496 orang pada tanggal 29 Juni 2020.
obat, mematuhi ketetapan, atau melakukan perubahan Naiknya persebaran covid-19 tersebut membuat
gaya hidup) sesuai anjuran dan kesehatan, Tingkat pemerintah Pasaman Barat merekomendasikan agar
kepatuhan dapat dimulai dari tindak mengindahkan seseorang menggunakan masker untuk mencegah
setiap aspek anjuran hingga mematuhi rencana. Di persebaran covid-19. (Dinkes Pasaman Barat, 2020).
dalam konteks psikologi kesehatan, kepatuhan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang
mengacu kepada situasi ketika perilaku seorang peneliti lakukan pada rabu 29 Juni 2021 di Kejorongan
individu sepadan dengan tindakan yang dianjurkan atau Tanjung Pangka, Nagari Lingkuang Aua, Kecamatan
nasehat yang diusulkan oleh seorang praktisi kesehatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat pada satgas
atau informasi yang diperoleh dari suatu sumber covid-19 salah satu petugas satgas yang menyebutkan
informasi lainnya seperti nasehat yang diberikan dalam bahwa masih sangat banyak dilihat masyarakat di
suatu brosur promosi kesehatan melalui suatu Kejorongan Tanjung Pangka, Nagari Lingkuang Aua,
kampanye media massa (Ian & Marcus dalam Kurniati, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat
2018).[7] melanggar protokol kesehatan yang sudah ada dengan
tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak antara
Tingkah laku atau perilaku prososial (prosocial satu sama lain di tempat umum, di saat satgas covid itu
behavior) adalah segala tindakan apapun yang bertanya kepada beberapa pelanggar, banyak dari
menguntungkan orang lain, secara umum istilah ini pelanggar mengatakan bahwasanya pelanggar tersebut
diaplikasikan pada tindakan yang tidak menyediakan tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak satu
keuntungan langsung pada orang yang melakukan sama lain dikarenakan pelanggar tersebut melihat
tindakan tersebut, dan bahkan mungkin mengandung orang-orang di sekitar lingkungannya juga banyak tidak
derajat risiko tertentu (Baron dan Byrne dalam Hilmy memakai masker dan menjaga jarak disaat keluar
et al, 2019).[8] Selaras dengan hal tersebut Baron dan rumah, mereka masih sehat dan beraktifitas seperti
Branscombe (dalam Tiarani, 2020) mendefinisikan biasa dengan tidak mematuhi peraturan protokol
perilaku prososial sebagai sebuah tindakan menolong kesehatan dan mereka mengatakan itu hak mereka dan
orang lain yang tidak memberikan manfaat bagi si tidak peduli dengan orang lain. Tak sedikit warga yang
penolong contohnya tetap patuh menggunakan masker kedapatan tidak memakai masker diberi sanksi
dan menjalankan protokol kesehatan sesuai anjuran pelanggaran seperti membersihkan jalan maupun push
pemerintah. up terutama pada kalangan remaja, namun mereka
masih tidak peduli.
Eisenberg dan Wang (dalam Masela, 2019) [9]
mengemukakan bahwa seseorang memiliki perilaku Ketidakpatuhan warga terhadap penerapan protokol
prososial bila dirinya memiliki kepedulian terhadap kesehatan diperjelas dengan pengakuan 10 orang warga
keadaan dan hak orang lain, perhatian dan empati pada yang mengakui bahwa kegiatan yang dilakukan oleh
orang lain serta berbuat sesuatu yang memberikan warga yang tidak menggunakan masker dan tidak
manfaat bagi orang lain. Pendapat yang berbeda menjaga jarak saat keluar rumah maupun saat berada di
ditemukan dari penjelasan William dalam Daeli & warung hanya sekedar duduk nongkrong, main
Pribowo, 2020)[10] yang menyatakan bahwa bila handphone, serta merokok dan mereka semua yakin
pengorbanan yang dikeluarkan terlalu banyak, maka kalau di lingkungan mereka tidak ada yang positif jadi
kecil kemungkinan seseorang untuk bertindak aman saja jika tanpa protokol covid-19 walaupun
prososial. Pendapat Brigham dalam Daeli & Probowo, mereka sudah diberikan sanksi pelanggaran bagi yang
2020)[10] menyatakan bahwa semakin jelas stimulus kedapatan melanggar protokol kesehatan. Selanjutnya,
dalam keadaan darurat akan meningkatkan tindakan wawancara dengan warga yang sedang duduk di masjid
prososial seseorang, sebaliknya keadaan darurat yang saat jam beribadah, warga tersebut mengatakan, mereka
samar-samar akan membuat seseorang ragu-ragu dalam ke mesjid saat jam beribadah dengan alasan wajib,
bertindak prososial. Hal ini juga lah yang warga tersebut meninggalkan rumah tanpa masker
mengakibatkan perilaku prososial masyarakat untuk karena takut tidak khusuk saat beribadah, warga yang
mematuhi protokol covid-19 di Kejorongan Tanjung hadirpun sudah pasti sehat karena mereka sanggup
Pangka, Nagari Lingkuang Aua, Kecamatan Pasaman, melangkah ke masjid, saat di masjid anjuran agama
Kabupaten Pasaman Barat kurang sehingga ditemui tidak ada yang namanya meluangkan saff saat sholat
fenomena pelanggaran protokol covid-19 secara sehingga tidak mungkin untuk menjalankan protokol
terang-terangan oleh masyarakat Kejorongan Tanjung covid-19, dan mereka menerangkan dengan iman serta

Psyche 165 Journal Vol. 14 No. 1 (2021) 1-7


3
Arma Meldayanti, Harry Theozard Fikri, Irdam
kepatuhan kepada agama yang kuat adalah penghalang Bar-Tal (Desmita, 2009)[12] mengemukakan bahwa
terbaik dari segala sumber penyakit, dengan keterangan proses pertimbangan dalam melakukan tingkah laku
yang demikian diketahui warga tidak menyadari bahwa prososial didasari oleh empat tipe variabel, yaitu:
dengan menjalakan protokol covid-19 adalah bagian Aspek personal Karakteristik kepribadian yang relatif
dari menolong masyarakat yang ada di lingkungannya, menetap maupun suasana hati dan psikologis yang
tetapi dengan sedikitnya kasus covid-19 yang tampak lebih mudah berubah, orang yang mempunyai tingkat
dan bahkan bisa dibilang mereka hanya melihat laporan kebutuhan tinggi untuk diterima secara sosial, lebih
positif covid dari dokter dan bukannya keadaan jelas cenderung menyumbang uang untuk kepentingan amal
sang penderita covid sehingga bagi mereka mengikuti dari pada orang yang mempunyai tingkat kebutuhan
protokol covid hanyalah mengubah kebiasaan dan tidak rendah untuk diterima secara sosial, Keadaan
begitu penting. psikologis yang mempunyai relevansi khusus dengan
1.1. Perilaku Prososial aspek personal adalah rasa bersalah Perasaan gelisah
Penner et al., dalam Imam & Tasman, 2020) [11] akan timbul bila seseorang merasa melakukan sesuatu
mencatat bahwa istilah prososial mewakili suatu yang dianggap salah, Aspek situasional kehadiran
tindakan yang luas yang didefinisikan oleh suatu orang lain yang begitu banyak mungkin menjadi suatu
segmen signifikan masyarakat dan/atau kelompok alasan bagi tiadanya usaha untuk memberikan suatu
sosial seseorang sebagai tindakan yang secara umum pertolongan. Pada kesempatan lain, mereka merancang
bermanfaat bagi orang lain. Menurut Baron & Byrne penelitian laboratorium untuk menguji gagasan bahwa
dalam Masela, 2019)[9] mengatakan bahwa perilaku jumlah saksi memengaruhi pemberian bantuan, Kondisi
prososial adalah suatu tindakan menolong yang lingkungan yang berarti orang lebih cenderung
menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan membantu bila cerah dan suhu udara cukup
suatu keuntungan langsung pada orang lain yang menyenangkan. Aspek karakteristik orang yang
melakukan tindakan tersebut. Eisenberg dan Fabes membutuhkan pertolongan Menolong orang yang kita
(Desmita, 2009)[12], misalnya, secara sederhana sukai. Indikator yang termasuk menolong orang yang
mendefinisikan tingkah laku prososial sebagai kita sukai antara lain adalah daya tarik fisik, tingkat
"voluntary behavior intended to benefit another" Bartal kesamaan antara penolong dan orang yang
Dalam Imam & Tasman, 2020) [11] mengartikan bahwa membutuhkan pertolongan, membantu orang yang
tingkah laku prososial atau tingkah laku yang berasal dari daerah yang sama, membantu orang yang
menimbulkan konsekuensi positif bagi kesejahteraan mempunyai sikap yang, jenis hubungan antara
fisik maupun psikis orang lain. Dayakisni [13] bahwa penolong dengan calon yang ditolong, Menolong orang
perilaku prososial adalah bentuk perilaku yang yang pantas ditolong. Dalam kaitan tersebut, orang
memberikan keuntungan bagi penerima pertolongan yang akan menolong mungkin juga menarik
yang berupa materi, fisik, ataupun psikologis, kesimpulan tentang sebab akibat timbulnya kebutuhan
namun keutungannya belum jelas bagi pemberi tersebut, dengan mengikuti prinsip hubungan sebab-
tindakan pertolongan. Menurut Baron & Byrne dalam akibat (atribusi kausal), dan Aspek cultural Norma
Masela, 2019) (dalam Masela, 2019)[9] mengatakan tanggung jawab sosial (social responsibility norm),
bahwa perilaku prososial adalah suatu tindakan yaitu norma sosial yang menentukan seseorang dalam
menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menolong orang lain karena merasa bertanggung jawab
menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang terhadap penderitaan yang dialami oleh orang lain,
lain yang melakukan tindakan tersebut. Dayakisni dan Norma resiprositas (resiprocity norm), yaitu merupakan
Hudaniah (2012) bahwa perilaku prososial adalah norma timbal balik yang menentukan apakah seseorang
bentuk perilaku yang memberikan keuntungan bagi akan membantu dan berkewajiban membantu orang
penerima pertolongan yang berupa materi, fisik, yang telah membantunya atau mengharapkan orang lain
ataupun psikologis, namun keutungannya belum kelak akan membantunya, Norma keadilan (equity
jelas bagi pemberi tindakan pertolongan. Menurut norm socialjustice), yaitu suatu tingkah laku menolong
Sears, Friedman, dan Pepro (dalam Hasna & Fahmi, yang dilakukan didasari oleh norma keadilan, yaitu
2019)[14], perilaku prososial adalah tindakan yang keseimbangan antara memberi dan menerima.
dilakukan oleh individu untuk membantu orang lain,
terlepas dari motivasi mereka. Berdasarkan uraian di 1.3. Kepatuhan
atas dapat disimpulkan bahwa tingkah laku prososial Kepatuhan sebagai sebuah perilaku taat atau sikap
sebagai tingkah laku yang punya konsekuensi sosial disiplin terhadap suatu perintah ataupun aturan yang
positif yaitu menambah kondisi fisik dan psikis orang telah ditetapkan dengan penuh kesadaran (dalam Tri &
lain menjadi lebih baik. Berdasarkan uraian di atas Dewi, 2020)[15]. Pada saat ini kepatuhan adalah sejauh
dapat disimpulkan bahwa tingkah laku prososial mana perilaku seseorang dan atau pemberi asuhan
sebagai tingkah laku yang punya konsekuensi sosial sejalan dengan rencana promosi kesehatan atau rencana
positif yaitu menambah kondisi fisik dan psikis orang terapeutik yang disetujui antara orang tersebut (atau
lain menjadi lebih baik. pemberi asuhan) dan profesional layanan kesehatan
(salam Sari & Atiqah, 2020).[16] Taylor dalam (dalam
1.2. Dimensi Perilaku Prososial Maghfiroh & Hanurawan, 2021)[17] menyatakan bahwa

Psyche 165 Journal Vol. 14 No. 1 (2021) 1-7


4
Arma Meldayanti, Harry Theozard Fikri, Irdam
kepatuhan adalah perilaku memenuhi permintaan orang dalam item favourable dan unfavourable. Skala
lain atau tindakan yang dilakukan berdasarkan penelitian akan melewati berbagai tahap analisis yaitu
keinginan orang lain. Milgram (dalam Sarbaini, 2019) dilakukan uji validitas, untuk melihat sejauh mana
[18]
kepatuhan adalah elemen dasar dari struktur ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
kehidupan sosial sebagai satu unsur esensial yang melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2014). Penentuan
diperlukan untuk kehidupan bersama. Neufelt dalam item yang daya diskriminasinya tinggi atau rendah
Kusumadewi et al., 2018)[19] menjelaskan arti menggunakan kriteria rXY ≥ 0,30 Sugiono, 2011)[20].
kepatuhan sebagai kemauan menjelaskan arti kepatuhan Suatu data skala dikatakan valid jika daya diskriminasi
sebagai kemauan mematuhi sesuatu dengan takluk item lebih besar atau sama dengan 0,30 (r XY ≥ 0,30) dan
tunduk Sarbaini (2012)[18] menerangkan bahwa sebaliknya data skala dikatakan gugur jika daya
Kepatuhan adalah mekanisme psikologis yang diskriminasi item lebih kecil dari 0,30 (rXY < 0,30). Uji
cenderung menghubungkan tindakan individu dan reliabilitas, Reliabilitas diterjemahkan dari kata
mempererat ikatan-ikatan manusia dengan sistem- reliability. Reliabilitas berkenaan dengan taraf
sistem otoritas. Milgram dalam Magrifoh & keterpercayaan atau taraf konsistensi hasil ukur
Hanurawan, 2021)[17] mendeskripsikan kepatuhan (Sugiono, 2011)[20]. Uji reliabilitas dalam penelitian ini
sebagai tingkah laku yang dilakukan atas dasar perintah menggunakan belahan dua yaitu menggunakan alpha
orang lain meskipun tingkah laku tersebut dapat cronbach dengan menggunakan bantuan program IBM
membahayakan diri orang lain. Berdasarkan definisi- SPSS 21.0 untuk mengetahui konsistensi setiap item
definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa atau pernyataan. Uji normalitas digunakan untuk
kepatuhan adalah derajat dimana seseorang telah mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal
menjalankan setiap perintah atau keputusan yang dibuat atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini
oleh pihak yang memiliki otoritas. menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Data yang
dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi (p)
1.4. Aspek Kepatuhan lebih besar dari 0,05. Priyatno (2018) [21] menyatakan
Sarbini (2012) [18]
menjelaskan bahwa ada 3 aspek bahwa data dinyatakan berdistribusi normal jika
pokok yang mendasari kepatuhan yaitu, Pemegang signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05.
Otoritas yaitu Kepatuhan adalah persoalan terhadap
pengendalian secara sah atau kontrol berupa 3. Hasil dan Pembahasan
ketundukan dari sekelompok orang yang berada di Pengolahan data penelitian tentang hubungan antara
bawah suatu otoritas berupa perilaku yang diharapkan Perilaku Prososial dengan Kepatuhan, kepada 255
menyenangkan para pemegang otoritas. Kondisi Yang masyarakat di Kejorongan Tanjung Pangka Pasaman
Terjadi adalah Kepatuhan tidak hanya dipandang Barat yang didalamnya sudah berisi pernyataan
berguna dalam interaksi sosial, tetapi juga dipandang kesediaan dan cara pengisian skala secara singkat dan
lebih aman karena menghindari konflik. Orang Yang jelas.
Mematuhi Kepatuhan dalam perilaku manusia, adalah 3.1. Hasil
kualitas dari keadaan patuh, yang mengambarkan Koefisien validitas skala Perilaku Prososial dengan
tindakan yang menerima perintah-perintah yang sudah nilai corrected item-total correlation berkisar antara
dikeluarkan, atau yang sedang dijalankan. Aspek-aspek 0,335 sampai dengan 0,849 dengan reabilitas 0,931,
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepatuhan validitas skala Kepatuhan dengan nilai corrected item-
dalam realitasnya ditentukan oleh tiga aspek, pemegang total correlation berkisar antara 0,319 sampai dengan
otoritas, kondisi yang terjadi dan khususnya orang yang 0,831, dengan reabilitas 0,915. Uji normalitas dalam
mematuhi. penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Priyatno (2016)[21] menyatakan bahwa data yang
2. Metodologi Penelitian dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi (p)
lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil pengolahan
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif korelasional data dengan menggunakan program IBM SPSS 21.0,
dengan variabel independen adalah Perilaku Prososial
Maka diperoleh hasil sebagai berikut:
dan variabel dependen adalah Kepatuhan. Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh Masyarakat di Tabel 1. Uji Normalitas Skala Perilaku Prososial dan Skala
Kejorongan Tanjung Pangka Pasaman Barat. Dalam Kepatuhan
menentukan ukuran sampel peneliti menggunakan Variabel N KSZ P Sebaran
teknik simple random sampling dikembangkan oleh Perilaku Prososial 255 1,083 0,192 Normal
Issac dan Michael dengan taraf kesalahan 10% oleh Kepatuhan 255 1,054 0,216 Normal
karena itu didapati 255 Masyarakat di Kejorongan Berdasarkan tabel 4.5 di atas, maka diperoleh nilai
Tanjung Pangka Pasaman Barat. signifikansi pada skala Perilaku Prososial sebesar p =
Skala yang digunakan pada Perilaku Prososial dengan 0,192 dengan KSZ = 1,083 hasil tersebut menunjukan
Kepatuhan adalah model likert dengan memberikan bahwa nilai p > 0,05, artinya sebaran skala Perilaku
empat alternatif jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S Prososial terdistribusi secara normal, sedangkan untuk
(Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak skala Kepatuhan diperoleh nilai signifikansi sebesar p =
Setuju). Aitem-aitem dalam skala ini dikelompokkan 0,216 dengan KSZ = 1,054 hasil tersebut menunjukan

Psyche 165 Journal Vol. 14 No. 1 (2021) 1-7


5
Arma Meldayanti, Harry Theozard Fikri, Irdam
bahwa nilai p > 0,05, artinya sebaran terdistribusi Berdasarkan tabel 5 di atas dapat digambarkan 38
secara normal (14,90%) masyarakat di Kejorongan Tanjung Pangka
Tabel 2. Uji Linearitas Skala Perilaku Prososial dan Skala Kepatuhan Pasaman Barat memiliki Perilaku Prososial yang
N Df Mean Square F Sig rendah, 179 (70,19%) masyarakat di Kejorongan
225 1 9173,899 333,884 0,000
Tanjung Pangka Pasaman Barat memiliki Perilaku
Prososial yang sedang dan 38 (14,90%) masyarakat di
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diperoleh nilai F =
Kejorongan Tanjung Pangka Pasaman Barat memiliki
333,884 dengan signifikansi sebesar p = 0,000 (p <
Perilaku Prososial yang tinggi. Sementara itu ada 35
0,05), artinya varians pada Skala Perilaku Prososial dan
(13,72%) masyarakat di Kejorongan Tanjung Pangka
Skala Kepatuhan dinyatakan linier.
Pasaman Barat memperoleh Kepatuhan rendah, 174
(68,23%) masyarakat di Kejorongan Tanjung Pangka
Tabel 3. Hasil Uji Korelasi Antara Perilaku Prososial dengan Skala Pasaman Barat memperoleh Kepatuhan sedang dan 46
Kepatuhan (18,03%) masyarakat di Kejorongan Tanjung Pangka
Nilai
N p (α) Korelasi
R
Kesimpulan Pasaman Barat memperoleh Kepatuhan tinggi
Squared
(r)
Sig (2-tailed) 3.2. Pembahasan
0,000 < 0,01 level Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungkan
222 0,000 0,01 0,717 0,515 of significant (α),
berarti hipotesis antara Perilaku Prososial dengan kepatuhan terhadap
diterima. protocol kesehatan Covid-19 Pada Masyarakat di
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, maka diperoleh koefisien Kejorongan Tanjung Pangkapasaman Barat. Dalam
korelasi antara variabel Perilaku Prososial dengan penelitian ini digambarkan bahwa 38 (14,90%)
Kepatuhan yaitu sebesar r = 0,717 dengan taraf masyarakat di Kejorongan Tanjung Pangka Pasaman
signifikansi p = 0,000 Hal ini menunjukkan adanya Barat memiliki Perilaku Prososial yang rendah, 179
korelasi yang berarah Positif dengan taraf Kuat, yang (70,19%) masyarakat di Kejorongan Tanjung Pangka
artinya jika Perilaku Prososial tinggi, maka Kepatuhan Pasaman Barat memiliki Perilaku Prososial yang
pada masyarakat di Kejorongan Tanjung Pangka sedang dan 38 (14,90%) masyarakat di Kejorongan
Pasaman Barat akan tinggi, dan sebaliknya jika Tanjung Pangka Pasaman Barat memiliki Perilaku
Perilaku Prososial rendah, maka Kepatuhan pada Prososial yang tinggi. Sementara itu ada 35 (13,72%)
masyarakat di Kejorongan Tanjung Pangka Pasaman masyarakat di Kejorongan Tanjung Pangka Pasaman
Barat akan rendah. Hal ini diperkuat dengan hasil uji Barat memperoleh Kepatuhan rendah, 174 (68,23%)
signifikansi dengan bantuan IBM SPSS versi 21, masyarakat di Kejorongan Tanjung Pangka Pasaman
didapatkan p = 0,000 < 0,01 level of significant (α), Barat memperoleh Kepatuhan sedang dan 46 (18,03%)
sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2011) hipotesis masyarakat di Kejorongan Tanjung Pangka Pasaman
diterima, bahwa terdapat hubungan antara Perilaku Barat memperoleh Kepatuhan tinggi.
Prososial dengan Kepatuhan Terhadap Protokol Berdasarkan hasil uji korelasi Product Moment
Kesehatan Covid-19 pada masyarakat di Kejorongan (Pearson) yang dilakukan dengan bantuan IBM SPSS
Tanjung Pangka Pasaman Barat. versi 21.0, dimana level of significant (α) 0,01
diperoleh koefisien korelasi antara variabel Perilaku
Tabel 4. Descriptive Statistics Prososial dengan Kepatuhan yaitu sebesar r = 0,717
Variabel N Mean Std. Dvt Min Max dengan taraf signifikansi p = 0,000 Hal ini
Perilaku
Prososial
255 68,44 16,081 35 114 menunjukkan adanya korelasi yang berarah Positif
Kepatuhan 255 77,03 8,378 55 107 dengan taraf Kuat, yang artinya jika Perilaku Prososial
tinggi, maka Kepatuhan pada masyarakat di
Berdasarkan nilai mean empirik tersebut, maka dapat Kejorongan Tanjung Pangka Pasaman Barat akan
dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria tinggi, dan sebaliknya jika Perilaku Prososial rendah,
pengkategorisasian dengan tujuan menempatkan maka Kepatuhan pada masyarakat di Kejorongan
individu kedalam kelompok-kelompok yang terpisah Tanjung Pangka Pasaman Barat akan rendah. Hal ini
secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan diperkuat dengan hasil uji signifikansi dengan bantuan
atribut yang diukur (Sugiyono, 2011), dengan IBM SPSS versi 21, didapatkan p = 0,000 < 0,01 level
ketentuan sebagai berikut: of significant (α), sesuai dengan pernyataan Sugiyono
(2011) hipotesis diterima, bahwa terdapat hubungan
Tabel 5. Kategori Perilaku Prososial dengan Kepatuhan
Persenta
antara Perilaku Prososial dengan Kepatuhan Terhadap
Variabel Skor Jumlah Kategori Protokol Kesehatan Covid-19 pada masyarakat di
se (%)
35-51 38 14,90% Rendah Kejorongan Tanjung Pangka Pasaman Barat.
Perilaku
52-85 179 70,19% Sedang
Prososial
86-114 38 14,90% Tinggi Dalam penelitian ini juga didapati besarnya sumbangan
55-68 35 13,72% Rendah
Kepatuhan 69-84 174 68,23% Sedang
variabel Perilaku Prososial terhadap variabel
85-107 46 18,03% Tinggi Kepatuhan adalah sebesar 51% dan 49% lagi
dipengaruhi oleh faktor lain. Kozier (dalam Afrianti &

Psyche 165 Journal Vol. 14 No. 1 (2021) 1-7


6
Arma Meldayanti, Harry Theozard Fikri, Irdam
Rahmiati, 2021)[22] menyatakan bahwa kepatuhan [6] Harjudin, “Dilema Penanganan Covid-19: Antara
Legitimasi Pemerintah Dan Kepatuhan Masyarakat,” J.
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu motivasi, Kesejaht. dan Pelayanan Sos., vol. 1, no. 1, hal. 90–97,
tingkat perubahan gaya yang dibutuhkan, persepsi 2020, doi: 10.52423/jkps.v1i1.13249.
keparahan masalah kesehatan, pengetahuan, dampak [7] Ramdani, “Hubungan antara kontrol diri dan kepatuhan
dari perunahan, budaya, perasaan untuk mementingkan terhadap aturan sekolah dengan perilaku merokok siswa
SMK Negeri 3 Tanah Grogot,” Psikoborneo, vol. 4, no. 3,
kepentingan bersama, kualitas solusi dan perintah yang hal. 356–362, 2016.
diterima. [8] Hilmy, S. Stanislaus, dan M. I. Mabruri, “Perilaku
Hasil uji hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang Prososial Masyarakat Arab yang Berelasi dengan
dilakukan oleh Ervia Toga, (2007)[23] dengan judul Masyarakat Jawa,” Intuisi J. Psikol. Ilm., vol. 11, no. 1,
hal. 64–68, 2019, doi: 10.15294/intuisi.v11i1.20119.
Hubungan Antara perilaku Prososial Dokter Dengan [9] Masela, “Pengaruh Antara Konsep Diri Dan Kecerdasan
kepatuhan pasien Dalam Menjalani Pengobatan yang Emosi Terhadap Perilaku Prososial Pada Remaja,”
menunjukkan hasil bahwa ada hubungan positif dan Psikovidya, vol. 23, no. 2, hal. 214–224, 2019, doi:
sangat signifikan antara perilaku prososial dokter 10.37303/psikovidya.v23i2.149.
[10] Daeli dan Pribowo, “Perilaku Prososial Masyarakat
dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan. Terhadap Lanjut,” PEKSOS J. Ilm. Pekerj. Sos., vol. 19, no.
Selanjutnya dapat diartikan bahwa semakin baik 1, hal. 70–86, 2020.
perilaku prososial yang dokter berikan maka semakin [11] Iman dan Tasman, “Peran Penyuluh Agama Dalam
tinggi kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan. Meningkatkan Perilaku Prososial Masyarakat Organik
Kebayoran Lama Jakarta Selatan,” Dakwah J. Kaji.
Sebaliknya, jika perilaku prososial dokter negatif maka Dakwah dan Kemasyarakatan, vol. 24, no. 2, hal. 158–184,
semakin rendah kepatuhan pasien dalam menjalani 2020.
pengobatan [12] Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik. PT
Remaja Rosdakarya, 2009.
[13] Dayaksini, T., Psikologi sosial. Malang, 2012.
4. Kesimpulan [14] Hasna, W., & Fahmi, “Hubungan Kebersyukuran dengan
Perilaku Prososial pada Mahasiswa.,” J. Psikol. Islam.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka EISSN 2686-326X, ISSN 2085-8647., vol. 10, no. 2, hal.
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 179–188, 2019.
Terdapat hubungan yang signifikan antara Perilaku [15] Tri, D., & Dewi, “he Relationship of Self-Regulation with
Prososial dengan Kepatuhan Terhadap Protokol Obedience to School Regulations,” J. Neo Konseling, vol.
2, no. 4, 2020.
Kesehatan Covid-19 pada masyarakat di Kejorongan [16] Devi Pramita Sari dan Nabila Sholihah ‘Atiqoh,
Tanjung Pangka Pasaman Barat, dengan koefisien “Hubungan Antara Pengetahuan Masyarakat Dengan
korelasi r = 0,717 berarah Positif dengan taraf Kuat, Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan
yang artinya jika Perilaku Prososial tinggi, maka Penyakit Covid-19 Di Ngronggah,” Infokes J. Ilm. Rekam
Medis dan Inform. Kesehat., vol. 10, no. 1, hal. 52–55,
Kepatuhan pada masyarakat di Kejorongan Tanjung 2020, doi: 10.47701/infokes.v10i1.850.
Pangka Pasaman Barat akan tinggi, dan sebaliknya jika [17] Maghfiroh dan F. Hanurawan, “Kepatuhan Santri Ndalem
Perilaku Prososial rendah, maka Kepatuhan pada Pesantren Salaf Mamba ’ ul Hikam Kabupaten Blitar,”
masyarakat di Kejorongan Tanjung Pangka Pasaman Buku Abstr. Semin. Nas. “Memperkuat Kontribusi Kesehat.
Ment. dalam Penyelesaian Pandemi Covid 19 Tinj.
Barat akan rendah. Adapun sumbangan efektif variabel Multidisipliner,” vol. 1, no. 1, hal. 297–303, 2021.
Perilaku Prososial terhadap variabel Kepatuhan adalah [18] Sarbaini, Pembinaan Nilai, Moral Dan Karakter
sebesar 51% dan 49% lagi dipengaruhi oleh faktor Kepatuhan Peserta Didik Terhadap Norma Ketertiban di
lain. Sekolah. Yogyakarta: Aswaja Pressindo Yogyakarta, 2012.
[19] Kusumadewi, T. Hardjajani, dan A. N. Priyatama,
“Hubungan antara Dukungan Sosial Peer Group dan
Daftar Rujukan Kontrol Diri dengan Kepatuhan terhadap Peraturan pada
Remaja Putri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalam
[1] Heryana, “Pengertian Dan Jenis Bencana,” Sukoharjo,” J. Ilm. Psikol. Candrajiwa, vol. 1, no. 2, hal.
Researchgate.Net, vol. 1, no. 1, hal. 1–4, 2020. 1–10, 2018.
[2] Rusiadi, R., Aprilia, A., Adianti, V., & Verawati, Dampak [20] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Covid-19 Terhadap Stabilitas Ekonomi Dunia (Studi 14 R&D. Bandung: Alfabeta, 2011.
Negara Berdampak Paling Parah). 2020. [21] Priyatno, SPSS, Panduan Mudah Olah Data bagi
[3] PSetyowati, “Akibat Hukum Pandemi Covid-19 sebagai Mahasiswa dan Umum. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET,
Bencana Non Alam Medis dalam Menetapkan Force 2018.
Majeure di Indonesia,” Kosmik Huk., vol. 21, no. 1, hal. 1– [22] Afrianti dan C. Rahmiati, “Faktor-Faktor Yang
9, 2021, doi: 10.30595/kosmikhukum.v21i1.9407. Mempengaruhi Kepatuhan Masyarakat Terhadap Protokol
[4] Sianipar, “Persepsi Masyarakat Tntang Covid-19 yang Kesehatan Covid-19,” J. Ilm. STIKES Kendal, vol. 11, no.
Sering Membuat Melanggar Protokol Kesehatan,” Psikol. 1, hal. 113–124, 2021.
Sos., vol. 1, no. 1, 2020. [23] Toga, “Hubungan antara persepsi pasienpenyakit dalam
[5] Sari, “Identifikasi Penyebab Ketidakpatuhan Warga terhadapperilaku prososial dokter dengan kepatuhan dalam
Terhadap Penerapan Protokol Kesehatan 3M Di Masa menjalani pengobatan,” hal. 49–50, 2007.
Pandemi Covid-19,” J. AKRAB JUARA, vol. 6, no. 1, hal.
84–94, 2021.

Psyche 165 Journal Vol. 14 No. 1 (2021) 1-7


7
Arma Meldayanti, Harry Theozard Fikri, Irdam

Psyche 165 Journal Vol. 14 No. 1 (2021) 1-7


8

Anda mungkin juga menyukai