PSI 17101157510008 Arma - Meldayanti
PSI 17101157510008 Arma - Meldayanti
https://jpsy165.org/ojs
2021 Vol. 14 No. 1 Hal: 1-8 p-ISSN: 2088-5326, e-ISSN: 2502-8766
Abstract
The research aims to find out The relationship between Prosocial Behavior and Obedience with the Covid-19 Health
Protocol in the community in Kejorongan Tanjung Pangka Pasaman Barat. The independent variables in this study are
Prosocial Behavior and the dependent variable is Obedience. The measuring instrument used in this study is the scale
Prosocial Behavior and scale Obedience. Determination of the number of samples in this studyusing the sampling method
developed by Isaac and Michael is a way to determine the number of samples that meet the following conditions: the
population size is known; at the level of error (significance level) 1%, 5% and 10%; and this method is specifically used for
normally distributed samples (Sugiyono, 2011). Therefore, the community used as the research sample is 255 people with a
significant level of 10% in the at Kejorongan Tanjung Pangka Pasaman Barat. Test the validity and reliability in this study
using the Cronbach Alpha technique. The results of the validity coefficient on the scale Prosocial Behavior with the corrected
item-total correlation value ranging from 0.335 to 0.849 while the reliability coefficient is 0.931. Results coefficient of
validity on the scale Obedience with the corrected item-total correlation value ranging from 0.319 to 0.831 while the
reliability coefficient is 0.915. Based on data analysis, a correlation value of 0.717 with a significance level of 0.000 was
obtained, which means the hypothesis is accepted. This shows that there is a significant positive relationship with a strong
category between Prosocial Behavior with Obedience with the Community in Kejorongan, Tanjung Pangka, Pasaman Barat.
The effective contribution of the variable Prosocial Behavioron variable Obedience by 51%..
Abstrak
Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Perilaku Prososial dengan Kepatuhan Terhadap Protokol
Kesehatan Covid-19 pada masyarakat di Kejorongan Tanjung Pangka Pasaman Barat. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah Perilaku Prososial dan variabel terikatnya adalah Kepatuhan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala Perilaku Prososial dan skala Kepatuhan. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sampling
yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael adalah cara untuk menentukan jumlah sampel yang memenuhi syarat berikut:
diketahui jumlah populasinya; pada taraf kesalahan (significance level) 1%, 5% dan 10%; dan cara ini khusus digunakan
untuk sampel yang berdistribusi normal (Sugiyono, 2011). Oleh karena itu masyrakat yang digunakan sebagai sampel
penelitian adalah 255 orang dengan taraf signifikan 10% di di Kejorongan Tanjung Pangka Pasaman Barat. Uji validitas dan
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha. Hasil koefisien validitas pada skala Perilaku Prososial
dengan nilai corrected item-total correlation berkisar antara 0,335 sampai dengan 0,849 sedangkan koefisien reliabilitasnya
sebesar 0,931. Hasil koefisien validitas pada skala Kepatuhan dengan nilai corrected item-total correlation berkisar antara
0,319 sampai dengan 0,831 sedangkan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,915. Berdasarkan analisis data, nilai korelasi 0,717
dengan tingkat signifikansi 0,000 diperoleh, yang berarti hipotesis diterima. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif
yang signifikan dengan kategori kuat antara Perilaku Prososial dengan Kepatuhan pada masyarakat di Kejorongan Tanjung
Pangka Pasaman Barat. Kontribusi efektif dari variabel Perilaku Prososial pada variabel Kepatuhan sebesar 51%.
Kepatuhan didefiniskan sebagai perubahan sikap dan Di Kejorongan Tanjung Pangka, Nagari Lingkuang
tingkah laku seseorang untuk mengikuti permintaan Aua, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat
atau perintah orang lain (Feldman dalam Ramdani, dikarenakan daerah tersebut termasuk yang
2016.[7] Menurut Kozier dalam Kurniati, 2018). [7] mengalami lonjakan. Sebaran covid-19 di Pasaman
kepatuhan adalah perilaku individu (misalnya: minum Barat mencapai 496 orang pada tanggal 29 Juni 2020.
obat, mematuhi ketetapan, atau melakukan perubahan Naiknya persebaran covid-19 tersebut membuat
gaya hidup) sesuai anjuran dan kesehatan, Tingkat pemerintah Pasaman Barat merekomendasikan agar
kepatuhan dapat dimulai dari tindak mengindahkan seseorang menggunakan masker untuk mencegah
setiap aspek anjuran hingga mematuhi rencana. Di persebaran covid-19. (Dinkes Pasaman Barat, 2020).
dalam konteks psikologi kesehatan, kepatuhan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang
mengacu kepada situasi ketika perilaku seorang peneliti lakukan pada rabu 29 Juni 2021 di Kejorongan
individu sepadan dengan tindakan yang dianjurkan atau Tanjung Pangka, Nagari Lingkuang Aua, Kecamatan
nasehat yang diusulkan oleh seorang praktisi kesehatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat pada satgas
atau informasi yang diperoleh dari suatu sumber covid-19 salah satu petugas satgas yang menyebutkan
informasi lainnya seperti nasehat yang diberikan dalam bahwa masih sangat banyak dilihat masyarakat di
suatu brosur promosi kesehatan melalui suatu Kejorongan Tanjung Pangka, Nagari Lingkuang Aua,
kampanye media massa (Ian & Marcus dalam Kurniati, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat
2018).[7] melanggar protokol kesehatan yang sudah ada dengan
tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak antara
Tingkah laku atau perilaku prososial (prosocial satu sama lain di tempat umum, di saat satgas covid itu
behavior) adalah segala tindakan apapun yang bertanya kepada beberapa pelanggar, banyak dari
menguntungkan orang lain, secara umum istilah ini pelanggar mengatakan bahwasanya pelanggar tersebut
diaplikasikan pada tindakan yang tidak menyediakan tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak satu
keuntungan langsung pada orang yang melakukan sama lain dikarenakan pelanggar tersebut melihat
tindakan tersebut, dan bahkan mungkin mengandung orang-orang di sekitar lingkungannya juga banyak tidak
derajat risiko tertentu (Baron dan Byrne dalam Hilmy memakai masker dan menjaga jarak disaat keluar
et al, 2019).[8] Selaras dengan hal tersebut Baron dan rumah, mereka masih sehat dan beraktifitas seperti
Branscombe (dalam Tiarani, 2020) mendefinisikan biasa dengan tidak mematuhi peraturan protokol
perilaku prososial sebagai sebuah tindakan menolong kesehatan dan mereka mengatakan itu hak mereka dan
orang lain yang tidak memberikan manfaat bagi si tidak peduli dengan orang lain. Tak sedikit warga yang
penolong contohnya tetap patuh menggunakan masker kedapatan tidak memakai masker diberi sanksi
dan menjalankan protokol kesehatan sesuai anjuran pelanggaran seperti membersihkan jalan maupun push
pemerintah. up terutama pada kalangan remaja, namun mereka
masih tidak peduli.
Eisenberg dan Wang (dalam Masela, 2019) [9]
mengemukakan bahwa seseorang memiliki perilaku Ketidakpatuhan warga terhadap penerapan protokol
prososial bila dirinya memiliki kepedulian terhadap kesehatan diperjelas dengan pengakuan 10 orang warga
keadaan dan hak orang lain, perhatian dan empati pada yang mengakui bahwa kegiatan yang dilakukan oleh
orang lain serta berbuat sesuatu yang memberikan warga yang tidak menggunakan masker dan tidak
manfaat bagi orang lain. Pendapat yang berbeda menjaga jarak saat keluar rumah maupun saat berada di
ditemukan dari penjelasan William dalam Daeli & warung hanya sekedar duduk nongkrong, main
Pribowo, 2020)[10] yang menyatakan bahwa bila handphone, serta merokok dan mereka semua yakin
pengorbanan yang dikeluarkan terlalu banyak, maka kalau di lingkungan mereka tidak ada yang positif jadi
kecil kemungkinan seseorang untuk bertindak aman saja jika tanpa protokol covid-19 walaupun
prososial. Pendapat Brigham dalam Daeli & Probowo, mereka sudah diberikan sanksi pelanggaran bagi yang
2020)[10] menyatakan bahwa semakin jelas stimulus kedapatan melanggar protokol kesehatan. Selanjutnya,
dalam keadaan darurat akan meningkatkan tindakan wawancara dengan warga yang sedang duduk di masjid
prososial seseorang, sebaliknya keadaan darurat yang saat jam beribadah, warga tersebut mengatakan, mereka
samar-samar akan membuat seseorang ragu-ragu dalam ke mesjid saat jam beribadah dengan alasan wajib,
bertindak prososial. Hal ini juga lah yang warga tersebut meninggalkan rumah tanpa masker
mengakibatkan perilaku prososial masyarakat untuk karena takut tidak khusuk saat beribadah, warga yang
mematuhi protokol covid-19 di Kejorongan Tanjung hadirpun sudah pasti sehat karena mereka sanggup
Pangka, Nagari Lingkuang Aua, Kecamatan Pasaman, melangkah ke masjid, saat di masjid anjuran agama
Kabupaten Pasaman Barat kurang sehingga ditemui tidak ada yang namanya meluangkan saff saat sholat
fenomena pelanggaran protokol covid-19 secara sehingga tidak mungkin untuk menjalankan protokol
terang-terangan oleh masyarakat Kejorongan Tanjung covid-19, dan mereka menerangkan dengan iman serta