Anda di halaman 1dari 5

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA MUSYARAKAH MUDHARABAH

PT. PEJUANG MERANTAU INVESTAMA

PEMBERANGKATAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA KE JEPANG

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Lengkap : ENDRIA ANTORI

No. KTP : 331.317.630.498.0001

Alamat : Kp. Tempukrejo RT/RW 002/004 Desa Jenawi

Kec. Jenawi Kab. Karanganyar Jawa Tengah

Pekerjaan : Karyawan

Selaku investor, yang selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama

Nama Lengkap : GILAR BUDI RAHARJA

No. KTP : 320.306.191.083.0001

Alamat : Kp. Babakansoka RT/RW 01/07 Desa Neglasari

Kec. Bojongpicung Kab. Cianjur

Pekerjaan : Wiraswasta

Selaku CEO dan atas nama PT. Pejuang Merantau Investama, yang selanjutnya disebut
sebagai Pihak Kedua

Disepakati konsep dasar perjanjian sebagai berikut :

1. Pihak Pertama bertindak sebagai investor atau sahibul maal


2. Pihak Kedua bertindak sebagai pengelola usaha atau mudharib
3. Pembagian hasil usaha berdasarkan asas musyarakah mudharabah

Secara bersama-sama kedua pihak bersepakat untuk mengadakan perjanjian


kerjasama usaha dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam pasal-pasal sebagai
berikut:
Pasal 1 - Ketentuan Umum

1. Pihak Pertama selaku pemilik modal menyerahkan sejumlah uang kepada Pihak
Kedua untuk dipergunakan sebagai modal tambahan PT. Pejuang Merantau
Investama, yang akan dialokasikan pada usaha pemberangkatan Pekerja Migran
Indonesia (PMI) ke Jepang
2. Pihak Pertama tidak berhak mencampuri jalan dan kebijakan usaha yang
dijalankan Pihak Kedua, melainkan diharapkan meyakini kesuksesan,
mempercayakan kinerja serta mendo’akan
3. Pihak Kedua selaku pengelola modal dari Pihak Pertama bertanggung jawab
untuk mengelola usaha sesuai dengan rencana untuk meraih keuntungan
bersama
4. Pihak Pertama dan Pihak Kedua akan mendapatkan bagi hasil usaha menurut
persentase keuntungan yang telah disepakati bersama sebagaimana diatur
dalam Pasal 4

Pasal 2 - Modal Usaha

1. Besar uang modal usaha, sebagaimana disebut pada Pasal 1 Ayat 1 adalah
sebesar Rp. 10.000.000,- (terbilang: sepuluh juta rupiah)
2. Modal diserahkan kepada Pihak Kedua selambatnya 3 hari setelah surat ini
ditandatangani kedua pihak
3. Modal usaha bersifat sebagai tambahan modal bagi usaha yang sedang berjalan
yaitu pemberangkatan PMI ke Jepang sejumlah 1 kandidat pekerja

Pasal 3 - Pengelolaan Usaha

1. Pihak Kedua dalam menyelenggarakan usaha bekerjasama dengan pihak ketiga


dalam hal ini badan usaha berbentuk Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang
melakukan pelatihan/pendidikan dan pendampingan pemberangkatan pekerja
migran Indonesia
2. Pihak Kedua juga bertindak sebagai asesor finansial dari setiap biaya
pemberangkatan pekerja migran serta menjadi penghimpun dana kembali
(tagihan) di luar negeri
3. Pihak Kedua mengalokasikan dana investasi kepada kandidat yang paling cepat
jadwal pemberangkatannya, dalam hal ini untuk proyeksi berangkat 2-3 bulan
setelah penerimaan modal
4. Pihak Kedua memberlakukan sistem pengamanan finansial dari PMI yang
diberangkatkan oleh LPK berupa surat berharga seperti sertifikat tanah, bukti
pemilikan kendaraan bermotor, sertifikat rumah dan surat berharga lainnya
yang bernilai jual dalam rupiah minimal 150% dari harga paket pemberangkatan
Pasal 4 - Bagi Keuntungan

1. Keuntungan usaha adalah keuntungan bersih (Nett Profit), berupa keuntungan


yang diperoleh dari kegiatan usaha (Cash Profit) setelah dikurangi biaya
operasional dan pajak usaha
2. Cash Profit diperoleh dari selisih antara total pengeluaran paket biaya
pendampingan pemberangkatan PMI dengan nilai jual jasa paket kepada PMI
yang akan dibayarkan secara dicicil selama 7 bulan semenjak mendapat gaji
pertama (bulan ke-2 bekerja)
3. Nilai Cash Profit bervariasi untuk setiap PMI dan tujuan negaranya, tergantung
beberapa faktor utamanya harga tiket pesawat, dengan perkiraan mulai dari
minimal 10 juta rupiah per kandidat pekerja
4. Nisbah keuntungan usaha untuk Pihak Pertama disepakati sesuai slot investasi
(2 slot) sebesar 2/5 dari 40% dari nett profit
5. Nisbah keuntungan usaha untuk Pihak Kedua disepakati sebesar 60% dari nett
profit, yang dibagi kepada pihak lain yang terlibat dalam usaha
6. Pembagian keuntungan dilakukan setiap bulan atau setiap ada setoran masuk
dari penghimpunan cicilan pembayaran dari pekerja migran yang sudah mulai
bekerja hingga penghimpunan selesai.

Pasal 5 - Kerugian

1. Semua kerugian usaha sebagaimana tercantum pada Pasal 1 ditanggung


bersama oleh para pihak sesuai dengan proporsinya sesuai dengan syariah
musyarakah mudharabah, dengan rincian dijelaskan pada pasal 2, 3 dan 4
2. Kerugian finansial yang disebabkan oleh force majeur, maka kerugian modal
usaha ditanggung sepenuhnya oleh Pihak Pertama
3. Kerugian finansial yang disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan dari Pihak
Kedua, ditanggung oleh Pihak Kedua
4. Kerugian waktu, tenaga, pikiran dan mental yang terjadi sepanjang usaha
berjalan ditanggung oleh Pihak Kedua.

Pasal 6 - Laporan Usaha

1. Tutup buku akhir usaha dilakukan ketika cicilan pembayaran dari PMI selesai
2. Laporan akhir usaha secara rinci mengenai seluruh kegiatan usaha dikirimkan
paling lambat 30 hari semenjak tutup buku akhir usaha dalam bentuk digital

Pasal 7 - Jangka Waktu Bersyarat

1. Jangka waktu kerjasama yang tersebut pada Pasal 1 adalah terhitung sejak
perjanjian ini disepakati dan ditandatangani hingga selesainya akhir usaha
2. Akad syarikat ini akan ditinjau kembali setiap akhir periode untuk diperbarui
dan/atau dimusyawarahkan kembali oleh kedua belah pihak
Pasal 8 - Hak dan Kewajiban

1. Pihak Pertama berkewajiban untuk:


○ Meyakini keberhasilan, berprasangka baik terhadap Allah dan kinerja Pihak
Kedua dan mendo’akan yang terbaik untuk usaha yang dijalankan
○ Tidak melakukan pemaksaan kepada Pihak Kedua untuk menjalankan usul,
saran, ataupun keinginannya kepada kegiatan usaha
○ Tidak menuntut atau mengambil sejumlah modal usaha sebelum masa
kontrak selesai
2. Pihak Pertama berhak untuk:
○ Melakukan pengawasan terhadap kebijakan usaha yang sedang dijalankan
oleh Pihak Kedua melalui tanggapan laporan usaha
○ Membatalkan perjanjian dan/atau mengambil kembali sebagian modal usaha
dari Pihak Kedua jika terbukti Pihak Kedua melakukan penyelewengan
dan/atau mengkhianati isi akad ini
○ Menunjuk ahli waris yang akan menerima keuntungan bagi hasil usaha bila
berhalangan, yang dibuktikan dengan surat kuasa bertanda tangan di atas
materai
3. Pihak Kedua berkewajiban untuk:
○ Mengelola modal usaha yang telah diterima dari Pihak Pertama untuk suatu
kegiatan usaha yang telah ditetapkan, sesegera mungkin
○ Melaporkan hal-hal yang bersifat luar biasa yang terjadi ketika kegiatan
usaha sedang berjalan kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya 3 hari
setelah kejadian
○ Menyerahkan keuntungan bagi hasil kepada pewaris Pihak Pertama bila
berhalangan dan menunjuk seorang ahli warisnya untuk menerima
keuntungan tersebut.
4. Pihak Kedua berhak untuk:
○ Mengelola dan menentukan kebijakan-kebijakan dalam kegiatan usaha
secara penuh
○ Membatalkan perjanjian dan/atau mengembalikan kembali sebagian
modal usaha dari Pihak Pertama, jika terbukti Pihak Pertama melakukan
penyelewengan dan/atau mengkhianati isi akad ini.

Pasal 9 - Perselisihan

1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak sehubungan dengan akad
kerjasama ini, kedua belah pihak bersepakat menyelesaikannya secara
musyawarah
2. Segala sesuatu yang merupakan hasil penyelesaian perselisihan akan
dituangkan dalam suatu berita acara.
Pasal 10 - Penutup

1. Surat akad ini mengikat secara hukum kepada kedua belah pihak
2. Hal-hal lain yang mungkin kelak akan muncul di kemudian hari dan belum diatur
dalam surat akad ini akan dimusyawarahkan kedua belah pihak dan akan
dituangkan dalam bentuk addendum.
3. Surat akad ini dibuat rangkap 2, seluruhnya ditandatangani oleh kedua belah
pihak pada hari dan tanggal dimuka setelah dibubuhi e-materai

Seoul, 10 September 2023

Pihak Pertama, Pihak Kedua,

Endria Antori Gilar Budi Raharja

Anda mungkin juga menyukai